Ppt Materi IPS XI gasal utk siswa

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Kelas XI semester Gasal

SMKN 1 PURWOKERTO

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Standar Kompetensi :

1. Menjelaskan proses perkembangan
kolonialisme dan imperialisme Barat serta
pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah
2. Memahami proses terbentuknya kesadaran
nasional dan identitas nasional

SK 1 : MEMAHAMI PROSES
PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME SERTA PENGARUH YANG
DITIMBULKANNYA DI BERBAGAI DAERAH
Kompetensi Dasar :
Memahami proses perkembangan

kolonialisme dan imperialisme serta
pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai
daerah

LATAR BELAKANG KEDATANGAN ORANGORANG EROPA KE TIMUR
1. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa
Turki
2. Keinginan memperoleh rempah-rempah dari
daerah asalnya
3. Terjadinya perkembangan iptek terutama di
bidang navigasi setelah ditemukannya kompas
4. Adanya teori Galileo (heliocentris) dan
Copernicus (bumi bulat)
5. Terjadinya Perang Salib 1070 – 1291, yang
didorong oleh reqonquesta
6. Kegemaran orang Eropa melakukan
petualangan

LATAR BELAKANG KEDATANGAN ORANG-ORANG
EROPA KE TIMUR


Gold (Kekayaan)

3G

Gospel (Agama)

Glory (Kejayaan)

Kolonialisme
Imperialisme

LATAR BELAKANG KEDATANGAN ORANG-ORANG
EROPA KE TIMUR

Kolonialisme : Colone = daerah baru
Imperialisme : Imperium = kejayaan
A. Imperialisme Kuno
1. Gold : mencari kekayaan sebanyak-banyaknya
2. Glory : mencari kejayaan agar disegani oleh

lain
3. Gospel : menyebarkan agama Nasrani

B.
1.
2.
3.
4.

Imperialisme Modern
Sebagai sumber penyedia bahan baku
Sebagai daerah pemasaran hasil industri
Sebagai tempat penanaman modal
Sebagai penyedia tenaga kerja yang murah

bangsa

PROSES MASUKNYA KEKUATAN ASING KE
NUSANTARA & PERLUASAN KOLONIALISME DAN
IMPERIALIME


Spanyol
1521

Portugal
Malaka
1511

Maluku
1512

Malaka

Jayakarta
1598
Banten
Mataram
1596

Belanda


Maluku
Makasar

MASUKNYA KEKUATAN ASING KE NUSANTARA MELALUI KONGSI DAGANG

Portugal : Compagnie Des Indhies
Inggris : East Indishce Compagnie
Belanda : Vereenigde Oost Indhisce
Compagnie

1602

VOC :
(VEREENIGDE OOST INDHISCE COMPAGNIE

Tujuan :
1. Menghindari persaingan yang tidak sehat
diantara sesama pedagang Belanda.
Sehingga mendapat keuntungan maksimal

2. Memperkuat posisi Belanda dalam bersaing
dengan bangsa Eropa lainnya terutama
Portugal maupun dengan bangsa Asia
lainnya
3. Membantu dana pemerintah Belanda dalam
menghadapi Spanyol

VOC :
VEREENIGDE OOST INDISHCE COMPAGNIE

Hak Octroi :
1. Memonopoli perdagangan rempahrempah
2. Mencetak dan mengedarkan uang
3. Mengangkat dan memberhentikan
pegawai
4. Membuat perjanjian dengan raja-raja
5. Memiliki tentara untuk
mempertahankan diri
6. Mendirikan benteng


VOC :
VEREENIGDE OOST INDISHCE COMPAGNIE

Penyebab VOC bangkrut (31 Desember 1799)
1. Banyak pegawai yang korupsi
2. Anggaran untuk pegawai terlalu besar karena perluasan wilayah
3. Biaya perang untuk menghadapi perlawanan rakyat sangat
besar
4. Persaingan dengan kongsi dagang Portugis (Compagnie des
Indies) dan Inggris (East Indian Company)
5. Utang VOC yang sangat besar
6. Berkembangnya paham lineralisme sehingga politik dagangnya
tidak sesuai lagi
7. Pendudukan Perancis terhadap Belanda (1795)
8. Seluruh kekayaan dan wilayah kekuasaan VOC kemudian
diambil alih oleh pemerintah Belanda

VOC :
VEREENIGDE OOST INDISHCE COMPAGNIE


Politik VOC :
1. Contingenten, wajib menjual hasil bumi kepada
VOC dengan harga yang telah
ditentukan
2. Verplichte Leverantie, kewajiban membayar pajak
berupa hasil bumi
3. Ekstirpasi, hak VOC untuk menebang tanaman
rempah-rempah agar tidak terjadi
kelebihan produksi sehingga harga
tidak
merosot
4. Pelayaran Hongi, pelayaran dengan perahu korakora (perahu perang) untuk mengawasi
monopoli rempah-rempah

TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN
HINDIA BELANDA
1. Masa peralihan 1800 - 1808
Komisaris Nedenburg (konservatif) dan Dirk Van
Hogendorf (liberal) kebijakannya sama
dengan VOC

2. Dibawah kekuasaan Perancis
Belanda dikuasai Perancis 1806, Louis
Napoleon/ adik Napoleon Bonaparte diangkat menjadi
raja Belanda, Herman William Daendels ( 18081811 ) diangkat menjadi Gubernur Jenderal yang
bertugas mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris

TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN
HINDIA BELANDA
3. Pemerintahan Inggris
18 September 1811 perjanjian Tuntang yang ditanda tangani S.
Auchmuty (dari pihak Inggris) dan Janssens menandai
peralihan kekuasaan dari Belanda (Perancis) ke tangan
Inggris. Raja muda Lord Minto yang berkedudukan di India,
mengangkat Thomas Stamford Raffles (1811-1816) sebagai
wakil Gubernur di Jawa. berusaha menerapkan sistem liberal
di Indonesia

4. Pemerintahan Belanda
Inggris kalah dalam perang Koalisi, sehingga wilayah
Indonesia dikembalikan pada Belanda tahun 1816 (kecuali

Bangka, Belitung dan Bengkulu). Pemerintahan Raffles

PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA
a. Masa kekuasaan Jenderal Elout, Van der
Capellen dan Buyskes ( 1816-1828 )
b. Van Den Bosch menerapkan Cultuure Stelsel atau Tanam
Paksa (1830)
c. Politik Pintu Terbuka / Opendeur Politiek dimulai tahun 1870 setelah
semua aturan Tanam Paksa dihapus. Masa ini disebut juga sistem
ekonomi liberal. Sehingga pola imperialisme Belanda disebut
imperialisme modern.
d. Politik Etis dijalankan berdasarkan trilogi Van Deventer tahun 1899
dan pidato pertama Ratu Wilhelmina tahun
190

MASA PERALIHAN 1800 - 1808
KOMISARIS NEDENBURG (KONSERVATIF) DAN
DIRK VAN HOGENDORF (LIBERAL)

Sejak VOC dibubarkan, pemerintah Kolonial

Belanda mengambil alih pemerintahan Hindia
Belanda. Komisaris Nedenburg dan
Hogendorf melanjutkan politik tradisional
VOC. Mereka menarik upeti dari rakyat
berupa pajak hasil bumi dengan sistem
feodal.

DIBAWAH KEKUASAAN PERANCIS (1806)
HERMAN WILLIAM DAENDELS

1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Membentuk Dewan Penasihat
b. Membagi pulau Jawa menjadi 9 prefektuur dan 31
kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai Residen
(Prefek) yang membawahi beberapa bupati.
c. Bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan
diberi pangkat sesuai dengan ketentuan
kepegawaian Belanda. Mereka juga mendapat
penghasilan dari tanah dan tenaga sesuai hukum
adat.

DIBAWAH KEKUASAAN PERANCIS (1806)
HERMAN WILLIAM DAENDELS

3. Bidang Ekonomi dan Keuangan :
a.
b.
c.
d.

Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara
Mengeluarkan uang kertas
Memperbaiki gaji karyawan
Pajak in natura (contingenten) dan penyerahan
wajib (verlichte leverantie)yang berlaku pada masa
VOC, ditingkatkan
e.Monopoli perdagangan beras
f. Prenger Stelsel, mewajibkan masyarakat Priangan
untuk menanam tanaman ekspor yaitu kopi

DIBAWAH KEKUASAAN PERANCIS (1806)
HERMAN WILLIAM DAENDELS

4. Bidang Sosial :
a. Rakyat dipaksa kerja rodi membangun jalan
Anyer-Panarukan
b. Perbudakan bertambah
c. Mengembangkan pos distrik dengan kuda
pos

PEMERINTAHAN INGGRIS (1811-1816)
GUBERNUR JENDRAL THOMAS STAMFORD RAFFLES

1. Bidang Pemerintahan
a. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
yang terdiri dari beberapa distrik, setiap distrik
terdiri dari beberapa divisi (Kecamatan) yang
merupakan kumpulan dari beberapa desa.
b. Semua sistem pemerintahan oleh penguasa
pribumi, diubah menjadi pemerintahan yang
bercorak barat.
c. Bupati atau penguasa yang semula turun
temurun diganti menjadi pegawai yang berada
dibawah kekuasaaan pemerintah pusat.

PEMERINTAHAN INGGRIS (1811-1816)
GUBERNUR JENDRAL THOMAS STAMFORD RAFFLES

2. Bidang Ekonomi dan Keuangan
a. Petani diberi kebebasan menanam tanaman eksport
dan pemerintan berkewajiban membuat pasar untuk
memotivasi petani
b. Penghapusan pajak bumi (contingenten) dan sistem
penyerahan wajib (Verplichte leverantie)
c. Menerapkan sewa tanah ((land rent) dengan
pemerintah sebagai pemilik dan petani sebagai
penyewa
d. Pemungutan pajak yang semula perorangan menjadi
perdesa

PEMERINTAHAN INGGRIS (1811-1816)
GUBERNUR JENDRAL THOMAS STAMFORD RAFFLES

3. Bidang Hukum
Lebih baik dari pada masa Deandels yang rasis.
Hukuman ditentukan berdasarkan tingkat kesalahan
4. Bidang Sosial
a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
b. Penghapusan perbudakan. Namun dalam prakteknya
Raffles mengirim kuli dari Jawa ke Banjarmasin untuk
membantu perusahaan temannya. Orang jawa juga ada
yang dibawa ke Suriname untuk kepentingan politik dan
ekonomi

PEMERINTAHAN INGGRIS (1811-1816)
GUBERNUR JENDRAL THOMAS STAMFORD RAFFLES

5. Bidang Ilmu pengetahuan
a. Menulis buku “History of Java” dibantu oleh juru bahasa
Raden Ario Notodiningrat dan Bupati Sumenep
Notokusumo II
b. Membantu John Crawfurd (residen Yogyakarta)
mengadakan penelitian yang menghasilkan buku History
of the east Indian Archipelago yang diterbitkan tiga jilid di
Edinburg 1820.
c. Mendukung Bataviach Genoostshap, perkumpulan ilmu
pengetahuan
d. Menemukan bunga yang diberi nama Rafflesia Arnoldi
e. Merintis Kebun Raya Bogor

MASA KEKUASAAN JENDERAL ELOUT, VAN DER CAPELLEN DAN BUYSKES ( 1816-1828 )

Pada masa ini kerajaan Belanda mengalami
depresi ekonomi akibat perang. Sehingga
dikeluarkan RR ( Regering Reglement) :
kewajiban pemerintah kolonial di Hindia
Belanda untuk menyusun anggaran yang
disesuaikan dengan anggaran pemerintah
kerajaan Belanda.

VAN DEN BOSCH :
CULTUURE STELSEL ATAU TANAM PAKSA(1830)

Latar belakang :
a. Di Eropa, Belanda terlibat peperangan pada masa
Napoleon, sehingga menghabiskan biaya yang besar.
b. Perang kemerdekaan Belgia, sehingga Belgia
memisahkan diri dari Belanda (1830).
c. Perang
Diponegoro
(1825-1830)
merupakan
perlawanan rakyat jajahan termahal bagi Belanda.
d. Kas Belanda kosong dan menanggung utang yang
banyak.
e. Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak.
f. Kegagalan usaha mempraktekan eksploitasi tanah.

VAN DEN BOSCH :
CULTUURE STELSEL ATAU TANAM PAKSA (1830)

Aturan Tanam Paksa :
a. Persetujuan-persetujuan akan diadakan
dengan
penduduk
agar
mereka
menyediakan sebagian dari tanah untuk
ditanami tanaman ekspor.
b. Tanah pertanian yang disediakan penduduk
tidak boleh melebihi seperlima dari tanah
milik penduduk.
c. Pekerjaan yang digunakan untuk menanam
tersebut tidak melebihi pekerjaan menanam
padi.

VAN DEN BOSCH :
CULTUURE STELSEL ATAU TANAM PAKSA (1830)

d. Tanah yang disediakan penduduk tersebut bebas dari
pajak tanah.
e. Hasil tanaman tersebut diserahkan kepada pemerintah
Hindia Belanda. Jika hasil yang diserahkan ditaksir
melebihi pajak yang harus dibayar rakyat, maka
kelebihannya diserahkan kepada penduduk.
f. Kegagalan panen yang bukan akibat kesalahan petani
akan ditanggung pemerintah.
g. Bagi yang tidak mempunyai tanah akan dipekerjakan
pada pabrik pemerintah selama 65 hari dalam setaun.
h. Pelaksanaan Tanam Paksa diserahkan kepada
pemimpin pribumi secara langsung. Pegawai Eropa
hanya sebagai pengawas.

VAN DEN BOSCH :
CULTUURE STELSEL ATAU TANAM PAKSA (1830)

Penyimpangan :
a. Perjanjian tersebut seharusnya dilakukan dengan
sukarela, tetapi dilakukan dngan paksaan.
b. Luas tanah yang disediakan penduduk melebihi
seperlima tanah pertanian.
c. Pengerjaan sering jauh melebihi pengerjaan menanam
padi.
d. Pajak tanah masih dipaksa untuk membayar.
e. Kelebihan panen tidak dikembalikan pada petani.
f. Kegagalan panen ditanggung petani.
g. Buruh yang seharusnya dibayar pemerintah dijadikan
tenaga paksaan.

VAN DEN BOSCH :
CULTUURE STELSEL ATAU TANAM PAKSA (1830)

Mengapa terjadi penyimpangan Sistem Tanam
Paksa ?
Karena Belanda menerapkan system cultuur
procenten, yaitu persen atau hadiah bagi para
pelaksana
tanam
paksa
yang
dapat
menyerahkan hasil panen melebihi ketentuan
yang telah ditetapkan dengan tepat waktu.
Kesempatan ini dimanfaatkan para pelaksana
tanam paksa untuk memaksa rakyat bekerja
ekstra keras, agar hasil panen meningkat demi
keuntungan pribadinya.

VAN DEN BOSCH :
CULTUURE STELSEL ATAU TANAM PAKSA (1830)

Dampak Tanam Paksa :
a. Rakyat mengetahui teknik menanam dan jenis
tanaman ekspor.
b. Kemiskinan, penderitaan fisik dan mental yang
berkepanjangan.
c. Pertanian lain, khususnya padi banyak mengalami
kegagalan panen.
d. Kematian dan Kelaparan banyak terjadi terutama
di Cirebon, Demak dan Grobogan karena pajak
tanah disertai tambahan dalam bentuk pungutan
beras.
e. Jumlah penduduk Indonesia menurun.

VAN DEN BOSCH :
CULTUURE STELSEL ATAU TANAM PAKSA (1830)

Reaksi terhadap Tanam Paksa :
a. Max Havelar karya Douwes Dekker (Multatuli)
Dalam bukunya yang diterbitkan di Eropa, dijelaskan
bagaimana penderitaan penduduk Pulau Jawa
khususnya daerah Banten dan Priangan.
b.Suiker Contracten (Kontrak Gula) karya Frans van der
Putte
Mengkritisi aturan Sistem Tanam Paksa yang tidak
semanis pelaksanaannya. Pelaksanaannya sangat
menyimpang dari nilai-nilai kemanusiaan.
c.Baron Van Hovel, memprotes lewat Parlemen Belanda.

VAN DEN BOSCH :
CULTUURE STELSEL ATAU TANAM PAKSA (1830)

Berakhirnya Tanam Paksa :
Setelah banyak kritikan dan reaksi Sistem
Tanam Paksa, akhirnya Belanda
menghapuskan secara bertahap. Lada
dihapus tahun 1860, Nila tahun 1865, Teh
tahun 1865. Keseluruhan tanam paksa
dihapus 1870.

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL
Sistem politik pintu terbuka dikenal juga sebagai
politik liberal atau Sistem Usaha Swasta, karena
pada masa ini terbuka kesempatan bagi swasta
asing untuk membuka usaha di Indonesia
khususnya di bidang perkebunan, antara lain :
a. Perkebunan kina di Bandung
b. Perkebunan tembakau di Deli Serdang
c. Perkebunan tebu di Jawa Tengah dan Jawa Timur
d. Perkebunan karet di Serdang
Selain itu mulai banyak penanaman modal di
bidang pertambangan, seperti timah di Bangka dan
batubara di Umbilin.

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL
Latar belakang :
a. Pelaksanaan sistem tanam paksa menimbulkan
penderitaan rakyat pribumi walaupun keuntungannya
sangat besar bagi Belanda.
b. Berkembangnya paham liberalisme sehingga tanam
paksa banyak yang memprotes.
c. Kemenangan partai liberal di Belanda, sehingga
mendesak pemerintah untuk menerapkan sistem
liberal.
d. Traktat Sumatera (1871), Inggris memberi kebebasan
Belanda untuk meluaskan kekuasaanya di Aceh,
sebagai imbalannya para pengusaha Inggris dapat
menanamkan modal di Indonesia.

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL

Peraturan sistem ekonomi liberal :
1. Reglement op het belied der regeriag in
Nederlandsch-Indie (RR) (1854)
2. Indische Comptabiliteit Wet (1871)
3. Suiker Wet
4. Agrarische Wet/Undang-undang Agraria
(1870)
5. Agrarische Besluit (1870)

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL
Dengan dikeluarkannya Undang-undang
Agraria tahun 1870, Indonesia memasuki zaman
penjajahan baru. Sebelum tahun 1870 Indonesia
dijajah dengan model imperialisme kuno, yaitu
hanya dikeruk saja kekayaannya. Setelah 1870
di Indonesia ditetapkan Imperialisme Modern.
Sejak tahun 1870 di Indonesia telah di tetapkan
opendeur politiek atau politik pintu terbuka, yaitu
politik yang dijalankan pemerintah untuk
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada pengusaha swasta asing guna
menanamkan modalnya di Indonesia.

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL
Selain modal swasta Belanda sendiri, modal swasta asing
lain juga masuk ke Indonesia, antara lain modal dari
Inggris, Amerika, Jepang dan Belgia. Modal-modal swasta
asing tersebut tertanam pada sektor-sektor pertanian dan
pertambangan, antara lain karet, teh, kopi, tembakau, tebu,
timah, dan minyak. Akibatnya perkebunan-perkebunan
dibangun secara luas dan meningkat pesat. Misalnya,
perkebunan tebu sejak tahun 1870 mengalami perluasan
dan kenaikan produksi yang pesat, khususnya di Jawa.
Demikian pula perkebunan teh dan tembakau mengalami
perkembangan yang pesat. Sejak semula tembakau telah
ditanam didaerah Yogyakarta dan Surakarta. Sejak tahun
1870 perkebunan itu diperluas sampai kedaerah Besuki
(Jawa Timur) dan ke daerah Deli (Sumatera).

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL

Perkebunan-perkebunan swasta asing di
Indonesia antara lain :
a. Perkebunan tembakau di Deli (Sumatera
Timur)
b. Perkebunan tebu di Jawa Tengah dan Jawa
Timur
c. Perkebunan karet di daerah Serdang
(Sumatera Timur)
d. Perkebunan kina di Jawa Barat
e. Perkebunan teh di Jawa Barat
f. Perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL

Bidang pertambangan dan perindustrian :
a. Pertambangan batu bara di Ombilin
(Sumatera Barat)
b. Pertambangan timah di Bangka, Belitung
dan Singkep
c. Pertambangan minyak di Plaju dan Sungai
Gerong (Sumatera Selatan) serta pulau
Bunyu dan Tarakan ( Kalimantan Timur)
d. Pabrik-pabrik gula,cokelat,teh di berbagai
tempat di Jawa.

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL
Penerapan sistem ekonomi liberal di Indonesia pada tahun
1870 hampir bersamaan waktunya dengan pembentukan
terusan Suez, pada tahun 1869. Pembukaan terusan Suez
turut memperlancar hubungan perdagangan Asia-Eropa.
Guna menunjang perkebunan-perkebunan swasta di tanah
jajahan di Nusantara, pemerintah kolonial melakukan impor
mesin-mesin dan perlengkapan modern sehingga produksi
perkebunan dan pabrik gula meningkat. Di samping itu juga
dilakukan impor barang-barang jadi untuk keperluan seharihari dari industri-industri yang sedang berkembang di
negeri Belanda misalnya impor bahan-bahan tekstil yang
mengakibatkan matinya usaha-usaha tenun penduduk
Jawa.

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL
Perluasan produksi tanaman ekspor dan impor barangbarang konsumsi dari negeri Eropa mengakibatkan
perdagangan Internasional semakin ramai di Nusantara.
Perkembangan
perdagangan
Internasional
juga
mendorong perkembangan perdagangan perantara di
daerah pedalaman pulau Jawa.
Perdagangan perantara itu pada umumnya terdiri dari
perdagangan distribusi dan koleksi. Perdagangan
distribusi berperan dalam menyebarkan barang-barang
konsumsi yang diimpor dari luar negeri kepada penduduk
di daerah pedesaan. Sementara itu, perdagangan koleksi
berperan dalam mengumpulkan tanaman-tanaman
dagang dari petani dan meneruskannya kepada
pedagang-pedagang besar.

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL
Kesempatan-kesempatan ekonomi yang baru terbuka
itu pada umumnya tidak dimanfaatkan oleh penduduk
pribumi. Akan tetapi, kesempatan tersebut dimanfaatkan
dengan baik oleh penduduk timur asing, khususnya China.
Sebagai pendatang, golongan ini tidak begitu terikat oleh
tradisi-tradisi yang dianut penduduk pribumi sehingga
mereka berada dalam posisi yang lebih baik dalam
menjalankan fungsinya sebagai pedagang perantara.
Pada umumnya penduduk pribumi bersifat pasif
terhadap meluasnya ekonomi uang. Mereka tidak secara
aktif memanfaatkan kesempatan ekonomi baru untu
memperoleh keuntungan dan meningkatkan taraf hidup.
Mereka hanya berusaha memperoleh sekedar tambahan
pendapatan
untuk
memenuhi
kebutuhan
hidup

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL

Akibat bagi Belanda :
1. Memberikan keuntungan yang sangat
besar kepada kaum swasta Belanda
dan pemerintah kolonial Belanda.
2. Hasil-hasil produksi perkebunan dan
pertambangan mengalir ke negeri
Belanda.
3. Negeri Belanda menjadi pusat
perdagangan hasil tanah jajahan.

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL
Akibat bagi rakyat Indonesia :
1. Tingkat kesejahteraan penduduk hilang.
2. Krisis perkebunan karena jatuhnya harga kopi
dan gula 1885 berakibat sangat buruk bagi rakyat
Indonesia.
3. Hilangnya bahan makanan terutama beras
menyengsarakan rakyat yang waktu itu
perkembangannya cukup pesat.
4. Menurunnya usaha kerajinan rakyat karena
kalah bersaing dengan barang-barang produksi
Eropa yang diimpor.

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL
5. Angkutan rakyat merosot penghasilannya, karena
adanya kereta api.
6. Rakyat menderita karena kerja rodi dan
hukumannya yang sangat berat.
7. Pekerja yang melanggar dikenai hukuman Poenale
sanctie, yaitu pemberian hukuman bagi para buruh
yang melarikan diri dan tertangkap
dengan
menempelkan stempel pada anggota badan.
8. Pekerja perkebunan diikat kontrak, mereka mau
tidak mau harus menerima semua yang telah
ditetapkan perusahaan.

POLITIK PINTU TERBUKA/ POLITIK LIBERAL

9.

Timbulnya urbanisasi, rakyat yang sudah
tidak mempunyai tanah pergi ke kota
untuk mencari penghidupan.
10. Penduduk kota semakin padat.
11. Timbulnya kaum buruh.
12. Rakyat mulai mengenal uang atau yang
disebut deng masa Sistem Ekonomi
Uang.
13. Tanah perkebunan semakin luas.

POLITIK ETIS
Munculnya kaum Etis yang di pelopori oleh Pieter
Brooshooft (wartawan Koran De Locomotief ) dan C.Th. Van
Deventer (politikus) ternyata membuka mata pemerintah
kolonial untuk lebih memperhatikan nasib para pribumi yang
terbelakang.
Pada 17 September 1901, Ratu Wilhelmina yang baru
naik tahta menegaskan dalam pidato pembukaan Parlemen
Belanda menanggapi situasi yang berkembang saat itu, Ratu
Belanda dalam pidatonya tahun 1901 menyatakan ; Negeri
Belanda mempunyai kewajiban untuk mengusahakan
kemakmuran serta perkembangan sosial dan ekonomi bagi
penduduk Hindia. Oleh karena itu Belanda melakukan politik
balas budi (Politik Etis) kepada rakyat Indonesia. Dimulai
dengan memberikan bantuan sebesar 40 juta guldeen .

POLITIK ETIS
Latar belakang :
a. Pelaksanaan sistem Tanam Paksa yang
mendatangkan keuntungan berlimpah bagi
belanda, tetapi menimbulkan penderitaan bagi
rakyat Indonesia. Kondisi ini telah menggugah
sebagian orang Belanda.
b. Eksploitasi tanah dan penduduk Indonesia dengan
sistem ekonomi liberal tidak mengubah nasib
buruk rakyat Indonesia. Sementara itu, kaum
kapitalis Belanda, Inggris, Amerika, Belgia, Cina
dan Jepang menikmati keuntungan berlimpah.

POLITIK ETIS
c. Upaya untuk memperkokoh pertahanan
negeri jajahan dilakukan dengan cara
menekan dan menindas rakyat jajahan.
d. Rakyat kehilangan hak milik yang utama
yaitu tanah. Bahkan industri rakyat pun
terdesak. Timbul golongan yang sama
sekali tidak mempunyai tanah. Mereka
buruh
yang
bekerja
di
pabrik,
perkebunan dan pertambangan.

POLITIK ETIS
e. Kritik dari kaum intelektual (Kaum Etis) Belanda
terhadap praktik liberal kolonial, van Deventer, van
Kol, de Waal, Baron van Hoevell dan van den Berg.
Van Koll
Terjadi politik drainage (penghisapan) kekayaan
oleh pemerintah Belanda dan tidak dibelanjakan di
Indonesia.
De Waal
Memperhitungkan bahwa sejak VOC (1602)
888whingga zaman ekonomi liberal (1884), rakyat
Indonesia berhak mendapatkan 528 juta gulden
dari Belanda. Bahkan apabila dihitung dengan
bunganya menjadi 1585 juta gulden.

POLITIK ETIS
Van Deventer
Tahun 1899 menulis artikel dalam
majalah De Gids berjudul Een
Eereschuuld (utang kehormatan)
menuliskan bahwa jutaan gulden yang
diperoleh dari Indonesia sebagai utang
kehormatan. Pembayaran utang
tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan tiga hal yang dikenal
dengan sebutan Trilogi Van Deventer
yaitu : irigasi (pengairan), emigrasi

POLITIK ETIS
Sejak tahun 1901 pemerintah kolonial
mulai mencari bentuk pemerintah yang
memadukan Barat dan Timur. Perubahan
yang dicapai dengan politik etis, antara lain :
a. Desentralisasi pemerintah ( 1903) tentang
pembentukan Dewan lokal yang mengatur
pajak dan pembangunan sarana umum.
Pembentukan Dewan Rakyat ( Volksraad)
pada tahun 1916.
b. Pembangunan irigasi untuk menunjang
pertanian.
Tahun
1914
pemerintah
membangun irigasi seluas 93.000 bau

POLITIK ETIS
c. Bidang edukasi dengan mendirikan
bermacam-macam sekolah bagi semua
golongan :
 Kelas I (khusus untuk anak-anak
pegawai negeri, orang berkedudukan
dan orang berharta).
 Sekolah Kelas II (untuk anak-anak
pribumi/rakyat jelata).
 OSVIA (sekolah untuk Pamong Praja).
 STOVIA (sekolah dokter jawa).

POLITIK ETIS










SD untuk bangsawan (Hollandsch
Inlandsche School/HIS).
SD untuk rakyat (Volkschool).
Sekolah Sambungan ( Vervolghschool).
SMP (Meer Uitgreit Lager ondewijs /
MULO).
SMA (Algemen Middlebare School/
AMS).
Sekolah Guru ( Kweekschool).

POLITIK ETIS
d. Perbaikan kesehatan dan penanggulangan
penyakit. Pada tahun 1920 Indonesia
sudah terbebas dari epidemi cacar dan
pada tahun 1928 sudah terbebas dari
wabah kolera.
e. Emigrasi penduduk
semakin padat.

pulau

jawa

yang

POLITIK ETIS
Politik etis dilaksanakan untuk kepentingan
pemerintah kolonial Belanda, bukan untuk
kepentingan rakyat Indonesia. Walaupun
diupayakan terjadi perbaikan diberbagai
bidang, hasil dari politik etis ini tidak
dirasakan oleh rakyat banyak.
Tingkat kesejahteraan rakyat masih sangat
rendah. Kesenjangan ekonomi, politik dan
sosial antara bangsa asing dengan penduduk
pribumi sangat besar, bahkan diskriminasi
bertambah kuat.

DAMPAK SOSIAL, EKONOMI, POLITIK, DAN BUDAYA AKIBAT KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

Dampak sosial bagi rakyat Indonesia :
1. Kehilangan hak asasi sebagai manusia yang
merdeka
2. Kehilangan hak milik yang sangat berarti
(tanah,harta,dll)
3. Kelaparan dan kemiskinan
4. Penderitaan karena kerja rodi (sebagai budak)
5. Politik etis (mempertajam kesenjangan rakyat
pribumi dengan orang asing).

DAMPAK SOSIAL, EKONOMI, POLITIK, DAN BUDAYA AKIBAT KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

Dampak ekonomi bagi rakyat Indonesia :
1. Monopoli perdagangan, tanah dan segala hak milik
rakyat dirampas
2. Tanam paksa, yang menghabiskan modal sangat banyak
3. Sistem ekonomi liberal pada masa politik etis yang
memposisikan rakyat tidak berperan dalam
perekonomian.
Sejak bangsa-bangsa Barat tiba di Indonesia, kondisi
ekonomi semakin lama semakin terpuruk. Rakyat
Indonesia di paksa menjadi saksi bagaimana kekayaan
negerinya diangkut dan dikeruk untuk kesenangan dan
kejayaan penjajahnya.

DAMPAK SOSIAL, EKONOMI, POLITIK, DAN BUDAYA AKIBAT KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

Dampak politik bagi rakyat Indonesia :
1. Monopoli perdagangan
2. Kejayaan kerajaan-kerajaan islam terancam
3. Kedatangan kolonialisme dan imperialisme
mengusik peradaban kerajaan Hindu,Budha dan
Islam.

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Status sosial ekonomi orang tua dan hasil belajar matematika siswa si MI Lanatusshibyan 01 Waru Jaya Parung bogor

7 133 76

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar pendidikan agama islam siswa kelas V di sdn kedaung kaliangke 12 pagi

6 106 71

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89