Serba Serbi Rakernas

1 Oktober 2011, MA Mulai Terapkan Sistem Kamar

Jakarta | Portal Rakernas (19/9)
Memenuhi “janjinya” yang dikemukakan pada Rapat Pleno beberapa bulan yang lalu, mulai 1 Oktober
2011 MA akan mulai memberlakukan sistem kamar.
Dasar pemberlakuan sistem kamar ini tertuang dalam SK Ketua Mahkamah Agung nomor
142/KMA/SK/IX/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan sistem kamar pada Mahkamah Agung RI
tertanggal 19 September 2011.
Demikian disampaikan Ketua Mahkamah Agung, Dr. H. Harifin A. Tumpa, SH, MH, dalam pidato
pembukaan Rakernas di Jakarta, Senin (19/9).
Menurut Ketua MA, dalam SK yang ditandatangani pada hari pertama Rakernas ini (19/9), diatur tata
cara dan detail implementasi sistem kamar tersebut.
Selain itu, lanjut Ketua MA, Surat Keputusan ini dilengkapi dengan dua instrumen hukum lain, yaitu
surat keputusan ketua MA tentang penunjukan Ketua Kamar, dan surat keputusan ketua MA tentang
Penunjukan Hakim Agung Sebagai Anggota Kamar Perkara dalam Sistem Kamar Pada Mahkamah
Agung Republik Indonesia.
Lebih lanjut Ketua MA menegaskan bahwa dengan berlakunya SK 142/KMA/SK/IX/2011, maka semua
tata cara pembagian perkara, dan prosedur-prosedur lain yang mendukung pelaksanaan sistem kamar
sudah akan efektif mulai 1 Oktober 2011.
Sementara itu dalam masa-masa awal pemberlakuan SK KMA tersebut akan ada masa transisi dari
sistem Tim ke sistem kamar.

“Penyesuaian selama satu tahun bagi sistem administrasi pendukung untuk melakukan perubahanperubahan yang diperlukan, seperti masalah register, pelaporan, koordinasi, dan lainnya”, papar Ketua
MA.
Tujuan

Mengenai tujuan diterapkannya sistem kamar ini, Ketua MA menjelaskan tiga hal. Pertama
Mengembangkan kepakaran dan keahlian Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.
Kedua, meningkatkan produktivitas dalam pemeriksaan perkara. Ketiga, memudahkan pengawasan
putusan dalam rangka menjaga kesatuan hukum karena putusan telah terklasifikasi sesuai dengan
keahlian dalam kamar.
Meski MA menaruh harapan yang tinggi terhadap pemberlakuan sistem kamar dalam meningkatkan
kinerja penyelesaian perkara, Ketua MA menggarisbawahi bahwa sistem kamar hanyalah satu diantara
beberapa agenda penting dalam pembaruan bidang pelaksanaan fungsi teknis peradilan yang
diamanatkan oleh cetak biru. [an]