Serba Serbi Rakernas

Berdasarkan Survey, Pelaksanaan RB Jilid II Menggembirakan
Jakarta | Portal Rakernas (20/9)
MA telah berhasil melaksanakan Reformasi Birokrasi
Jilid I yang diindikasikan dengan tercapainya 5 quick
win. Kini MA berada pada perjalanan reformasi
birokrasi jiid II. Kalau RB I bersifat intensional maka
RB II selain bersifat intansional juga bersifat nasional.
Kalau RB I tuntutan area perubahan hanya 5, maka di
RB II areanya berjumlah 8. Meski sistem RB II lebih
“pelik”, namun berdasarkan survey, hasilnya cukup
menggembirakan.
Ketua Muda Pembinaan Mahkamah Agung, Widayatno Sastrohardjono mengemukakan hal
tersebut pada sesi ke 4 Rakernas Mahkamah Agung, Senin malam (19/9). Tuada yang juga
wakil ketua pelaksana Tim RB Mahkamah Agung membawakan materi Reformasi Birokrasi
Mahkamah Agung dan Peradilan di Bawahnya.
Jangan Puas
Dalam paparannya, Tuada Pembinaan menjelaskan bahwa untuk mendapatkan gambaran
progress reformasi birokrasi jilid II ini, MA telah mengadakan survey terhadap implementasi
reformasi birokrasi di 8 area. Hasil dari survey tersebut, menurut Tuada, cukup
menggembirakan. Sebagai contoh, untuk sosialisasi reformasi birokrasi ke seluruh aparatur
peradilan, 64 % responden menjawab dilaksanakan kurang dari 1 bulan. Kepemilikan SOP yang

menjadi indikator keberhasilan untuk area tatalaksana, 96 % responden menjawab telah
memiliki. “ini hasil yang menggembirakan”, tegas penanggung jawab Rakernas 2011 ini.
Meskipun potret pelaksanaan reformasi birokrasi jilid dua yang diperoleh dari hasil survey cukup
menggembirakan, namun Tuada Pembinaan meminta supaya tidak puas dengan capaian itu.
“Bagi peserta rakernas yang merasa menjawab capaian reformasi birokrasi dengan nilai yang
negatif, harus berusaha untuk meningkatkannya menjadi positif’, ujarnya memberi motivasi.
Ia juga mengingatkan bahwa capaian reformasi birokrasi jilid dua ini akan segera mendapat
evaluasi dari Tim Independen dan Quality Assurance. “Akhir September atau Oktober
mendatang akan ada Tim QA yang menilai keberhasilan reformasi birokrasi kita”, jelasnya.
“Para pimpinan pengadilan diharapkan mensosialisasikan program reformasi birokrasi ini ke
seluruh jajarannya, jangan sampai ada staf yang tidak tahu menahu tentang reformasi birokrasi”,
pungkasnya.