Serba Serbi Rakernas
Ketua MA : Independensi Bukan Hak Istimewa Hakim |
Jakarta | portal rakernas
Independensi bukan hak istimewa hakim tetapi hak dari pencari keadilan. Oleh karena itu
ketika independensi terancam, maka yang terancam bukan hakim tetapi publik, para pencari
keadilan. Demikian disampaikan Ketua Mahkamah Agung, Dr. Harfin A. Tumpa, pada saat
membuka Rakernas IKAHI
di Hotel Mercure Jakarta, Minggu malam (18/9).
Ketua MA “merasakan” bahwa kini independensi hakim dalam ujian sehingga ia meminta para
hakim untuk waspada. Cara mewaspadainya, menurut ketua MA, adalah melalui peningkatan
profesionalisme.Ia melihat ancaman independensi dipicu oleh sebagian hakim yang tidak
profesional. Ketua MA mengungkapkan data bahwa sebagian besar pengaduan yang diterima
oleh MA mengenai kualitas putusan. “ ini berarti persoalan profesionalisme”, ungkap Ketua
MA.
Untuk meningkatkan profesionalisme para hakim, Ketua MA menilai pilihan tema Rakernas
2011 meningkatkan peran tingkat banding sebagai kawal depan Mahkamah Agung adalah
sangat relevan. Meski label kawal depan (voorpost) telah lama dilekatkan pada pengadilan
tinggi, Ketua MA memberikan kritik bahwa label tersebut kini perlu benar-benar diaktualkan. “
Pengadilan banding hanya diberi label tapi kurang diberi senjata”, sindirnya.
Oleh karena itu sesuai thema rakernas, Ketua MA berharap agar pengadilan tingkat banding
benar-benar berperan sebagai kawal depan mahkamah agung dalam meningkatkan
profesionalitas hakim. Jika peran ini diaktualkan, Ketua MA yakin jumlah pengaduan yang
dipicu faktor ketidakprofesionalan akan berkurang. Semoga [an]
Jakarta | portal rakernas
Independensi bukan hak istimewa hakim tetapi hak dari pencari keadilan. Oleh karena itu
ketika independensi terancam, maka yang terancam bukan hakim tetapi publik, para pencari
keadilan. Demikian disampaikan Ketua Mahkamah Agung, Dr. Harfin A. Tumpa, pada saat
membuka Rakernas IKAHI
di Hotel Mercure Jakarta, Minggu malam (18/9).
Ketua MA “merasakan” bahwa kini independensi hakim dalam ujian sehingga ia meminta para
hakim untuk waspada. Cara mewaspadainya, menurut ketua MA, adalah melalui peningkatan
profesionalisme.Ia melihat ancaman independensi dipicu oleh sebagian hakim yang tidak
profesional. Ketua MA mengungkapkan data bahwa sebagian besar pengaduan yang diterima
oleh MA mengenai kualitas putusan. “ ini berarti persoalan profesionalisme”, ungkap Ketua
MA.
Untuk meningkatkan profesionalisme para hakim, Ketua MA menilai pilihan tema Rakernas
2011 meningkatkan peran tingkat banding sebagai kawal depan Mahkamah Agung adalah
sangat relevan. Meski label kawal depan (voorpost) telah lama dilekatkan pada pengadilan
tinggi, Ketua MA memberikan kritik bahwa label tersebut kini perlu benar-benar diaktualkan. “
Pengadilan banding hanya diberi label tapi kurang diberi senjata”, sindirnya.
Oleh karena itu sesuai thema rakernas, Ketua MA berharap agar pengadilan tingkat banding
benar-benar berperan sebagai kawal depan mahkamah agung dalam meningkatkan
profesionalitas hakim. Jika peran ini diaktualkan, Ketua MA yakin jumlah pengaduan yang
dipicu faktor ketidakprofesionalan akan berkurang. Semoga [an]