SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN ANAK-ANAK MUHYIDDIN GEBANG PUTIH SUKOLILO SURABAYA 1994-2015.

SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN ANAKANAK MUHYIDDIN GEBANG PUTIH SUKOLILO
SURABAYA 1994-2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1)
pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh
Muhammad Nadhif Sanani
NIM : A0.22.12.008

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2016

ABSTRAK
Skripsi ini berjudul ”Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Anakanak Muhyiddin Gebang Putih Sukolilo Surabaya 1994-2015”. Adapun fokus
penelitian yang dibahas dalam skripsi ini meliputi: 1) Bagaimana sejarah
berdirinya pondok pesantren anak-anak Muhyiddin? 2) Apa saja aktivitas di
dalam pondok pesantren anak-anak Muhyiddin? 3) Bagaimana perkembangan

pondok pesantren anak-anak Muhyiddin pada tahun 1994-2015?
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, dengan
menggunakan beberapa langkah yaitu, heuristik mengumpulkan sumber-sumber
sejarah dengan cara wawancara dan arsip-arsip berupa akta pendirian pondok
pesantren, verifikasi (kritik terhadap data), penafsiran dan historiografi. Adapun
pendekatan dalam skripsi ini menggunakan pendekatan historis dan menggunakan
teori continuity and change.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Pondok pesantren anak-anak
Muhyiddin dirintis pada tahun 1970 oleh KH. Achmad Thobib dan berdiri
menjadi pondok pesantren pada 11 Rabi’ul Akhir 1415 H atau 16 September
1994. Pondok pesantren anak-anak Muhyiddin merupakan salah satu pondok
pesantren yang secara khusus memiliki program pendidikan Tarbiyatut Tilawatul
Qur’an bin Nadhor wal Ghoibi (Pendidikan al-Qur’an dengan membaca dan
menghafal). Penekanan hafalan al-Qur’an adalah sebuah prioritas utama yang
dijalankan di pondok pesantren anak-anak Muhyiddin sebagai ciri khas dari
pondok pesantren ini. 2) Adapun bentuk aktivitas yang terdapat di pondok
pesantren anak-anak Muhyiddin meliputi, bidang keagamaan, kesenian, ekonomi
dan sosial. 3) Pada perkembangan selanjutnya aktivitas yang dilakukan santri
tidak hanya terbatas pada membaca dan menghafalkan al-Qur’an saja tetapi juga
mengkaji kitab-kitab kuning seperti yang dilakukan di pesantren-pesantren besar

lainnya. Hal tersebut dilakukan agar semakin menguatkan dasar pemahaman
Islam atau al-Qur’an pada khususnya. Semakin lama pondok pesantren anak-anak
Muhyiddin yang selalu menjunjung tinggi kajian al-Qur’an tersebut mengikuti
perkembangan zaman dengan mengadakan sekolah formal tingkat dasar untuk
memajukan intelektual santri di bidang pelajaran umum. Seiring berjalannya
waktu santri yang menetap semakin bertambah. Maka pondok pesantren mulai
membangun asrama khusus mahasiswa. Mengingat lokasi pondok yang
berdekatan dengan kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRACT
The title of this thesis is The History of Developement Children’s
Boarding School Muhyiddin Gebang Putih Surabaya 1994-2015. The focus of the
research that discussed in this thesis includes: 1) How is the history of children’s
boarding school Muhyiddin? What are the activities in children’s boarding school
muhyiddin? How is the history of development children’s boarding school
muhyiddin Gebang Putih Surabaya 1994-2015?

This study uses historical research, using several steps, ie, heuristic
collecting historical sources through interviews and archival form of the deed
boarding schools, verification (criticism of the data), interpretation and
historiography. The approach in this paper takes a historical approach and using
the theory of continuity and change.
The results of this study concluded: 1) that children’s boarding school
muhyiddin was pioneered by KH. Achmad Thobib on 11 Robiul Akhir 1415 or 16
September 1994. This boarding school is one of boarding which in particular have
education program by reading and memorizing Quran (Tarbiyatut Tilawatul
Qur’an bin Nadhor wal Ghoibi). Emphasis memorizing the Quran is a top priority
that is run in children’s boarding school muhyiddin as the one of characteristic. 2)
The activities of children’s boarding school muhyiddin are the religious field, the
art, economic and social. 3) In the next development, the activities for students do
not just limited to read and memorize the quran, but also reviewing the “yellow
book” as is done in large boarding school in general. The objectivities of this
education are to strengthen the basic understanding of Islam religion or the Quran
in particular. The longer, chlidren’s boarding school muhyiddin always upholds
the quran and holds a formal school in basic level to develop intellectual students
in general studies. Over time, students who settled increased, so the boarding
school began to build student dormitory because the location which adjacents with

Institute Technology of Ten November.

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................... iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................................... v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN............................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik ................................................ 9
F. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 11
G. Metode Penelitian ........................................................................... 11
H. Sistematika pembahasan ................................................................. 16

BAB II PONDOK PESANTREN ANAK-ANAK MUHYIDDIN
A. Letak Geografis Pondok Pesantren Anak-Anak Muhyidin ............. 17
B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Anak-Anak Muhyiddin ...... 21
C. Tujuan dan Visi Misi Pondok Pesantren Anak-Anak Muhyiddin .. 30

xiii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


BAB III AKTIVITAS PONDOK PESANTREN ANAK-ANAK
MUHYIDDIN
A. Bidang Keagamaan ........................................................................ 33
B. Bidang Kesenian ............................................................................. 42
C. Bidang Ekonomi ............................................................................. 43
D. Bidang Sosial .................................................................................. 45
BAB IV PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN ANAK-ANAK
MUHYIDDIN
A. Periode Awal tahun 1994-2005 ..................................................... 47
B. Periode Kedua tahun 2005-2015 ................................................... 67
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 73
B. Saran .............................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


xiv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sejarah pendidikan di Indonesia mencatat, bahwa pondok pesantren
adalah bentuk lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Pondok pesantren
sudah dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka, bahkan sejak Islam masuk ke
Indonesia ini terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan dunia pendidikan
pada umumnya.
Pondok pesantren mempunyai arti asrama, atau tempat mengaji,1
sedangkan secara etimologi kata pesantren berasal dari kata “santri”, yaitu
istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di
lembaga pendidikan Islam tradisional di Jawa. Kata “santri” mendapat awalan
“pe” dan akhiran “an”, yang berarti tempat tinggal para santri menuntut ilmu.2
Santri merupakan gabungan dari kata “sant” (manusia baik) dengan kata “tra”
(suka menolong). Jadi pondok pesantren adalah tempat tinggal orang-orang

baik (santri) yang suka menolong.3 Adapun CC Berg berpendapat bahwa istilah
tersebut berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India adalah orang-orang
yang mengetahui buku-buku suci agama Hindu.4 Di luar pulau Jawa lembaga

1

Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), 764.
Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren Asal-Usul Perkembangan Pesantren di Jawa (Jakarta:
Departemen Agama RI, 2004), 30.
3
Samsul Nizar, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara (Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup, 2013), 87.
4
Haidar Putra Daulah, Sejarah Pertumbuhan dan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta:
Kencana, 2012), 60.

2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


2

pendidikan Islam pesantren disebut dengan nama lain seperti surau di Sumatra
Barat dan Rangkah di Aceh.
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dan
berkembang di kalangan masyarakat serta berperan dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dan negara, tidak hanya dari segi moral tapi juga ikut
memberikan sumbangsih yang cukup signifikan dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Sistem pembelajaran dan tatacara berkehidupan di pondok pesantren
menekankan

nilai-nilai

kesederhanaan,

keikhlasan,

kemandirian


dan

pengendalian diri agar dapat meningkatkan jiwa kemandirian, mendekatkan
diri serta selalu meningkatkan cinta dan keimanan kepada Allah Swt.
Sebagai pusat pengajaran ilmu-ilmu agama Islam, pondok pesantren
telah banyak melahirkan ulama, tokoh masyarakat, mubaligh dan guru agama
yang dibutuhkan masyarakat. Sebelum Indonesia merdeka, model pendidikan
pondok pesantren atau surau-surau telah membuktikan kiprahnya di pentas
nasional dengan melahirkan para pejuang-pejuang kemerdekaan seperti KH.
Hasyim Asy’ari, KH. Mas Mansur, dan pejuang-pejuang lainnya.
Dalam kancah keilmuan Internasional, sebagai lembaga pendidikan
pesantren telah melahirkan ulama-ulama besar dan berpengaruh seperti Shaikh
Nawawi Al-Bantani, Shaikh Yusuf Al Makassari dan ulama lainnya. Di era
kemerdekaan, terdapat banyak tokoh nasional yang juga menimba keilmuan di
pesantren selain menimba keilmuan di lembaga pendidikan formal seperti KH.
Idham Kholid, KH. Abdurrahman Wahid, KH. Hasyim Muzadi dan tokoh-

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3


tokoh lainnya. Pondok pesantren sampai saat ini tetap konsisten melaksanakan
fungsinya dengan baik, bahkan sebagian telah mengembangkan fungsi dan
perannya sebagai pusat pengembangan dakwah Islam dalam mewujudkan
masyarakat madani di Indonesia yang bermacam-macam suku, ras, bahasa,
budaya serta keyakinan dan mewujudkan perdamaian dunia pada umumnya.
Adapun tujuan umum pesantren adalah membina masyarakat Islam
Indonesia agar berjiwa dan memiliki kepribadian muslim sesuai ajaran Islam.
Dalam bukunya Dr Mujamil Qomar disimpulkan bahwa tujuan pesantren
adalah membentuk kepribadian muslim yang menguasai ajaran-ajaran Islam
dan mengamalkannya sehingga bermanfaat bagi agama, masyarakat dan
negara.5
Dalam sistem pesantren, ada tiga unsur yang saling terkait: pertama
adalah kiai, faktor utama yang olehnya sistem pesantren dibangun. Ia adalah
orang yang memberi landasan sistem pada sebuah pondok pesantren. Unsur
kedua adalah santri, yakni para murid yang belajar pengetahuan keislaman dari
kiai. Sedangkan unsur ketiga adalah pondok sebuah sistem asrama yang
disediakan oleh kiai untuk mengakomodasi para muridnya.6
Secara garis besar, lembaga-lembaga pesantren dewasa ini dapat
dikelompokkan sebagai berikut:7
1. Pesantren Salaf yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam
klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Sistem madrasah diterapkan
5

Mujamil Qomar, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi (PT Gelora
Aksara Pratama), 7.
6
Endang Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan (Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara,
2004), 35.
7
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantrenn (Yogyakarta: LP3ES, 1996), 41-42.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

untuk memudahkan sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga
pengajian

bentuk

lama,

tanpa

mengenalkan

pengajaran-pengajaran

pengetahuan umum.
2. Pesantren Khalaf yang memasukkan pelajaran-pelajaran umum dalam
madrasah-madrasah yang dikembangkannya, atau membuka pendidikan
formal seperti sekolah-sekolah umum dalam lingkungan pesantren.
Adapun tipologi pesantren berdasarkan model pendekatan pendidikan
yang dilakukan, apakah tradisional atau modern, juga ada tipologi berdasarkan
konsentrasi ilmu-ilmu agama yang diajarkan. Di sini dikenal pesantren alQur’an, yang lebih berkonsentrasi pada pendidikan al-Qur’an, mulai qira’ah
sampai tahfizh. Ada pesantren hadits, yang lebih berkonsentrasi pada
pembelajaran hadits. Terdapat pula pesantren fiqih, pesantren tasawuf, dan lain
sebagainya.8 Dalam hal ini pondok pesantren anak-anak Muhyiddin termasuk
pondok pesantren al-Qur’an yang lebih berkonsentrasi pada pendidikan alQur’an.
Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam
pengetahuan tentang al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Pada umunya pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama yang awalnya hanya mengajarkan alQur’an sebelum selanjutnya juga mempelajari kitab-kitab Islam klasik. Segala
tingkah laku umat muslim harus selalu berdasarkan al-Qur’an, karena alQur’an merupakan sumber pokok ajaran Islam. Setiap muslim memiliki
kewajiban untuk mempelajari dan mengajarkan al-Qur’an. Oleh karena itu,
8

Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan
Perkembangannya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), 31.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

pendidikan al-Qur’an harus dikenalkan dan diajarkan kepada anak sedini
mungkin. Hal ini dimaksudkan agar anak kelak nanti menjadi muslim yang
sempurna dan mampu mengaktualisasikan ajaran-ajaran yang terkandung
dalam al-Qur’an untuk kehidupan sehari-hari di tengah pekembangan zaman
yang semakin maju.
Pada umumnya pondok pesantren lebih memfokuskan pada kajian
kitab-kitab klasik dari pada memperhatikan secara khusus terhadap kajian alQur’an dari cara membaca dengan baik dan benar hingga mendalaminya,
sedikit sekali pondok pesantren yang memberikan pengajaran secara khusus
dalam mendalami al-Qur’an secara menyeluruh tanpa meninggalkan kajiankajian kontemporer didalamnya.
Salah satu pondok pesantren yang kompeten dalam upaya tersebut
adalah pondok pesantren anak-anak Muhyiddin yang berdiri di tengah
glamournya kota metropolitan Surabaya tepatnya berada di kelurahan Gebang
Putih, kecamatan Sukolilo Surabaya. Kecamatan Sukolilo merupakan salah
satu kecamatan dari kota Surabaya yang mayoritas penduduknya bekerja
sebagai pegawai swasta atau pegawai negeri. Selain itu Sukolilo merupakan
kecamatan yang memiliki lingkungan padat penduduk yang jarang terdapat
pondok pesantren yang secara khusus mengkaji terhadap al-Qur’an dan mampu
bertahan dalam arus modernisasi hingga saat ini.
Pada awal rintisannya sekitar tahun 1970, pendiri pondok yaitu KH.
Achmad Thobib Husnaini tidak serta merta langsung dapat membangun
pondok sebagai sarana belajar al-Qur’an, pada mulanya pengajian sederhana

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

diadakan di rumah-rumah penduduk dengan cara bergiliran dari rumah satu ke
rumah lainnya serta dilakukan di beberapa musala. Pengajian ini berjalan rutin,
kondusif dan mendapat respon positif dari masyarakat sekitar. Pada akhirnya
atas berbagai saran dan pertimbangan dari para sesepuh dan tokoh masyarakat
setempat meminta KH. Achmad Thobib Husnaini agar segera membangun
pondok pesantren. Berkat dukungan dari masyarakat tersebut pada tahun 1994
KH. Achmad Thobib mendirikan pondok pesantren anak-anak Muhyiddin yang
secara khusus memiliki program pendidikan Tarbiyatut Tilawatul Qur’an bin
Nadhor wal Ghoibi (Pendidikan al-Qur’an dengan membaca dan menghafal).9
Pada perkembangan selanjutnya, aktivitas yang dilakukan santri tidak
hanya terbatas membaca dan menghafalkan al-Qur’an saja tetapi juga mengkaji
kitab-kitab klasik seperti yang dilakukan di pesantren-pesantren besar lainnya.
Hal ini dilakukan agar semakin menguatkan dasar pemahaman Islam atau alQur’an pada khususnya. Pondok pesantren anak-anak Muhyiddin juga
mengadakan ekstrakulikuler sebagai penunjang untuk mengasah bakat dan
minat para santri. Kegiatan ekstrakulikuler yang disediakan diantaranya qiraah,
hadrah al-banjari, selawat, komputer dan lain-lain.
Semakin lama pondok pesantren anak-anak Muhyiddin yang selalu
menjunjung tinggi kajian al-Qur’an tersebut mengikuti perkembagan zaman
dengan mengadakan sekolah formal tingkat dasar madrasah Ibtidaiyah dan non
formal madrasah diniyah.

9

Ali Sirojuddin, Wawancara, Surabaya, 5 April 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Salah satu keunikan dari pondok pesantren anak-anak Muhyiddin
adalah di samping secara khusus memperhatikan kajian al-Qur’an dari mulai
belajar membaca, menghafal, memahami, dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu pondok pesantren anak-anak Muhyiddin juga
tidak meninggalkan kajian kitab-kitab Islam klasik dan kebudayaan Islam
dalam kegiatan pondok sehari-hari. Berangkat dari sinilah, penulis mulai
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul “Sejarah
Perkembangan Pondok Pesantren Anak-anak Muhyiddin Gebang Putih
Sukolilo Surabaya 1994-2015.”
Penulis akan menjelaskan sejarah, perkembangan dan aktifitas yang
diselenggarakan di pondok pesantren anak-anak Muhyiddin tersebut sekaligus
perubahan dan perkembangan yang terjadi di pesantren tersebut dalam kurun
waktu dari awal tahun berdirinya hingga tahun 2015

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka
penulis akan menguraikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren anak-anak Muhyiddin
Gebang Putih Surabaya?
2. Apa saja aktivitas di dalam pondok pesantren anak-anak Muhyiddin?
3. Bagaimana perkembangan pondok pesantren anak-anak Muyiddin Gebang
Putih Surabaya pada tahun 1994-2015?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

C. Tujuan Penelitian
Melihat dari rumusan masalah yang telah di sebutkan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah awal berdirinya pondok pesantren anak-anak
Muhyiddin Gebang Putih Surabaya.
2. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan
pondok pesantren anak-anak Muhyiddin Gebang Putih dan berbagai aktfitas
yang dilakukan di dalamnya.
3. Untuk mengetahui perkembangan pondok pesantren anak-anak Muhyiddin
Gebang Putih Surabaya.

D. Kegunaan Penelitian
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi peneliti pada khususnya dan bagi semua pihak yang terkait maupun
pembaca pada umumnya. Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Aspek Akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
bagi

masyarakat tentang keberadaan

pondok

pesantren

anak-anak

Muhyiddin Gebang Putih Surabaya yang mana terkait dengan sejarah dan
aktivitasnya.
2. Aspek Praktis, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menambah dan
memperluas khazanah keilmuan Islam, khususnya tentang Sejarah Islam di
Indonesia.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

3. Untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Strata Satu (S1) dibidang Sejarah
Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Sunan Ampel
Surabaya.

E. Pendekatan dan Kerangka Teori
Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini, yaitu memakai
pendekatan historis. Melalui pendekatan historis ini penulis berusaha
menguraikan dan mendeskripsikan sejarah berdirinya pondok pesantren
Muhyiddin Gebang Putih Sukolilo Surabaya, mulai dari latar belakang, tujuan
berdirinya serta visi dan misinya.
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
continuity and change yang menguraikan secara rinci masalah-masalah
kesinambungan ditengah perubahan yang terjadi lingkungan pondok pesantren
anak-anak Muhyiddin. Suatu perubahan akan terjadi di dalam pondok
pesantren anak-anak Muhyiddin, ketika tradisi baru yang datang mepunyai
kekuatan dan dorongan yang kuat yang telah ada dan baik sebelumnya. Jika
tradisi baru yang datang mempunyai kekuatan dan daya dorong yang kuat
maka akan terjadi perubahan, perubahan yang terjadi tidak akan serta merta
menggeser dan menghilangkan tradisi serta keilmuaan yang lama dan telah ada
pada sebelumnya. Masih ada kesinambungan yang berkelanjutan dengan tradisi
keilmuan yang lama, meskipun telah muncul paradigma baru.10 Dengan
demikian proses kesinambungan dan perubahan masih tetap terlihat dalam

10

Zamakhsyari, Tradisi Pesantren, 177.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

ilmu-ilmu agama, pola-pola perbedaan yang ada antar satu periode ke periode
berikutnya.
Adapun perubahan yang terjadi di pondok pesantren anak-anak
Muhyiddin terlihat pada periode pertama dan periode kedua yang mempunyai
persamaan dan perbedaan dalam memimpin dan aktivitas pondok. Dari sinilah
elemen-elemen lama dibuang kemudian diganti dengan elemen baru mulai
diperkenalkan. Bentuk persamaan antara periode yang pertama dengan yang
kedua yaitu tentang menjaga keutuhan pengajaran al-Qur’an sebagai salah satu
ciri pondok pesantren anak-anak Muhyiddin.
Sedangkan perbedaan yang terjadi antara periode pertama dan kedua
mengenai pendidikan, jika pada periode pertama pengajaran al-Qur’an masih
menggunakan metode baca tulis al-Qur’an metode tradisional atau metode
turutan al-Baghdadi yang hanya diajarkan kepada santri yang menetap di
pesantren, maka periode kedua sangat berbeda jauh mengenai pendidikan
dengan banyak terobosan-terobosan baru yang menjadikan pondok pesantren
Anak-anak Muhyiddin semakin maju. Pada periode ini pengajaran al-Qur’an
sudah menggunakan metode Qiro’ati yang tidak hanya diajarkan kepada santri
yang menetap di pesantren tetapi juga kepada santri non mukim atau tidak
menetap di pesantren. Selain itu pesantren juga membuka asrama mahasiswa
bagi mahasiswa yang ingin menetap dan menghafalkan al-Qur’an di pesantren.
Dengan menggunakan teori continuity and change diharapkan dapat
mengungkap perubahan yang terjadi di dalam pondok terutama di bidang
pendidikan al-Qur’an.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

F. Penelitian Terdahulu
Sebelum

peneliti

memilih

judul

tersebut,

terlebih

dahulu

memperhatikan beberapa karya penelitian dari beberapa peneliti sebelumnya,
diantaranya yaitu:
1. Lhatifah, Hubungan antara Kegiatan Pondok Pesantren Muhyiddin dengan
Prestasi Belajar al-Qur’an Hadits Siswa-siswi di Madrasah Ibthidaiyah
Muhyiddin Surabaya, 2013. Skripsi ini lebih menitik beratkan pada
hubungan antara kegiatan Pondok Pesantren Muhyiddin dengan peningkatan
hasil prestasi belajar al-Qur’an Hadits Siswa-siswi di Madrasah Ibthidaiyah
Muhyiddin Surabaya.
Sedangkan dalam penelitian ini penulis memfokuskan pembahasannya
pada sejarah perkembangan pondok pesantren Anak-anak Muhyiddin Gebang
Putih Surabaya. Pembahasan tersebut adalah seputar perkembangan yang
terjadi didalamnya serta segala aktivitas yang dilakukan pondok pesantren
anak-anak Muhyiddin baik dari sisi kelembagaan, maupun dalam pendidikan
al-Qur’an.

G. Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan bersifat studi historis. Oleh karena itu
metode yang dianggap relevan untuk membahas penelitian ini adalah metode
sejarah, maka penelitian yang dilakukan melalui empat tahap yaitu:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

1. Heuristik
Heuristik adalah pengumpulan sumber-sumber, data-data, atau
jejak sejarah yang diperoleh dengan melalui proses yang dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan sumber dalam penulisan sejarah.11 Sumber yang
digunakan penulis diantaranya terdiri dari sumber tulisan dan sumber lisan.
Adapun dalam pengumpulan sumber ini penulis memperolehnya
melalui:
a. Sumber Tulisan
Sumber tulisan yaitu data-data yang diperoleh melalui studi
kepustakaan dengan berbagai macam buku, majalah, dokumen dan
cetakan-cetakan yang ada hubungannya dengan skripsi ini. Sumber
tulisan berbentuk dokumen-dokumen yang didapat penulis diantaranya
sebagaimana terlampir yang terdiri dari fotokopi piagam Pendirian
Madrasah oleh Departemen Agama Kota Surabaya, piagam Izin
Operasional Madrasah Ibtidaiyah (MI) oleh Kementerian Agama, Surat
Keputusan Pendirian Badan Hukum Yayasan Pondok Pesantren AnakAnak Muhyiddin oleh Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia.
Selain

sumber

tulisan

berupa

dokumen,

penulis

juga

menggunakan sumber kepustakaan berupa buku-buku literatur yang
mendukung dalam melakukan penelitian terkait sejarah perkembangan
pondok pesantren Anak-anak Muhyiddin diantaranya buku Tradisi
Pesantren karya Zamakhsyari Dhofier, Pesantren dari Transformasi

11

Dudung Abdurrohman, Metode Penulisan Sejarah (Surabaya: Logos Wacana Ilmu, 1996), 67.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Metodogi Menuju Demokrasi Institusi karya Mujammil Qomar,
Pelembagaan Pesantren: Asal-Usul dan Perkembangan Pesantren di Jawa
karya Harun Asrohah dan lain-lain
b. Sumber Lisan
Sumber lisan yang diperoleh dengan cara interview atau
wawancara yaitu teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat
untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu yang
sesuai dengan data.
Sumber lisan di bagi menjadi dua yaitu pertama, sumber lisan
sampai warisan dari tradisi lisan yang di sampaikan secara turun temurun
dan generasi kegenerasi. Kedua, sumber lisan yang berasal dari orang
sezaman, pelaku peristiwa atau saksi mata.
Adapun sumber lisan yang di gunakan penulis dalam penelitian
ini adalah sumber lisan yang berasal dari orang sezaman, pelaku atau
saksi mata. Maka merupakan sumber yang sangat berharga yang
objektifitasnya lebih bisa di pertanggung jawabkan. Sumber lisan
tersebut di peroleh melalui hasil wawancara langsung kerena sumber
lisan yang di gunakan oleh penulis adalah wawancara dengan orang
sezaman Wawancara dapat diartikan teknik pengumpulan data melalui
proses tanya jawab, dan dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara
fisik. Wawancara dilakukan dengan saksi sejarah yang masih hidup,
seperti wawancara kepada K.H. Ali Sirojuddin Thobib, Ustadz H.
Muhammad Hasan Badri (ketua pengurus pondok), Ustadz Munir

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

(Sekretaris pondok), para ustadz, dan alumni. Penulis juga menggunakan
sumber visual yang merupakan benda-benda peninggalan atau sesuatu
yang berbentuk dan berwujud yang dapat membantu sejarawan dalam
menjelaskan peristiwa pada masa lampau. Sumber visual yang dapat
digunakan penulis diantaranya prasasti peresmian pondok pesantren
Anak-anak

Muhyiddin,

bangunan

pondok

pesantren

anak-anak

Muhyiddin, musala dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhyiddin.
2. Kritik sumber
Setelah data diperoleh peneliti berusaha melakukan kritik sumber.
Kritik sumber adalah suatu kegiatan untuk meneliti sumber-sumber yang
diperoleh guna mengetahui kejelasan tentang kredibilitasnya. Dalam
meneliti dan menilai data yang diperoleh dengan melalui dua cara, yaitu:
a. Kritik Intern
Kritik intern adalah upaya yang dilakukan untuk melihat apakah
isi sumber tersebut cukup layak untuk dipercaya kebenarannya.12 Kritik
intern dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan keabsahan sumber.
Informasi yang didapat penulis bersifat kredibel, salah satunya yakni
perolehan hasil wawancara dengan pelaku sejarah yakni K.H. Ali
Sirojuddin Thobib.
b. Kritik Ekstern
Kritik Ekstern adalah kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
mendapatkan sumber yang autentik dengan melihat siapa yang

12

Lilik Zulaicha, Metodologi Sejarah I (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2003), 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

mengatakan atau menulis sumber tersebut.13 Adapun sumber yang
didapat

penulis

dari

hasil

wawancara

juga

dapat

dibuktikan

keauntetikannya karena termasuk orang yang sezaman dan ikut terlibat
dalam peristiwa tersebut. Dalam penetian ini penulis melakukan
wawancara dengan putra K.H. Achmad Thobib yakni K.H. Ali
Sirojuddin Thobib.
3. Interpretasi
Interpretasi atau penafsiran adalah suatu upaya sejarawan untuk
melihat kembali tentang sumber-sumber yang didapatkan, apakah sumbersumber yang didapatkan dan yang telah diuji autentisitasnya terdapat
hubungan yang satu dengan yang lainnya.
Berkaitan dengan itu dalam penelitian ini peneliti bisa memperoleh
kredibilitas data yang diperlukan dengan melakukan interpretasi atau
penafsiran dari hasil wawancara yang didapatkan dengan responden tentang
pondok pesantren anak-anak Muhyiddin untuk kepentingan keabsahan
kredibilitas data.
4. Historiografi
Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan
hasil penelitian yang telah dilakukan. Penulis berusaha menulis atau
merekonstruksi fakta-fakta yang telah tersusun yang didapatkan dari
penafsiran terhadap sumber-sumber sejarah dalam bentuk tertulis. Hal ini
diaktualisasikan dengan penulisan skripsi.

13

Nugroho Noto Susanto, Masalah Penelitian Kontemporer (Jakarta: Yayasan Dayu, 1972), 11.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

H. Sistematika Pembahasan
Sistematika yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, yaitu
tentang cara runtut yang terdiri dari lima bab yang dijabarkan dalam garis
besarnya sebagai berikut:
Bab pertama berisi bab pendahuluan. bab ini terdiri dari beberapa sub
bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teori,
penelitian terdahulu, metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab kedua berisi tentang pondok pesantren anak-anak Muhyiddin.
Bab ini menguraikan letak geografis pondok pesantren anak-anak Muhyiddin
Gebang Putih Sukolilo Surabaya, sejarah berdirinya pondok pesantren anakanak Muhyiddin, tujuan, visi dan misi pondok pesantren anak-anak Muhyiddin.
Bab ketiga berisi tentang aktivitas di pondok pesantren anak-anak
Muhyiddin yaitu dalam bidang keagamaan, kesenian, ekonomi dan sosial.
Bab keempat berisi tentang perkembangan pondok pesantren anakanak Muhyiddin berisi tentang perkembangan pada periode awal tahun 19942005, perkembangan pada periode kedua tahun 2005-2015.
Bab kelima merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran
yang berkenaan dengan penelitian.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

BAB II
PONDOK PESANTREN ANAK-ANAK MUHYIDDIN GEBANG
PUTIH SURABAYA

A. Letak Geografis Pondok Pesantren Anak-anak Muhyiddin Gebang Putih
Sukolilo Surabaya
Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari posisi daerah
pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis juga
ditentukan oleh letak astronomis, geologis, fisiografis dan sosial budaya.1 Kota
Surabaya merupakan ibu kota provinsi Jawa Timur sekaligus menjadi kota
metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya terletak di tepi pantai utara
provinsi Jawa Timur. Surabaya berbatasan dengan Selat Madura di sebelah
utara dan timur, Kabupaten Sidoarjo di sebelah selatan, serta Kabupaten
Gresik di sebelah barat.2
Surabaya secara geografis berada pada 07˚09`00“ – 07˚21`00“ Lintang
Selatan dan 112˚36`- 112˚54` Bujur Timur. Luas wilayah Surabaya meliputi
daratan dengan luas 333,063 km² dan lautan seluas 190,39 km². Kota Surabaya
terdiri atas 31 kecamatan dan 163 kelurahan. Kecamatan di Surabaya yang
dibagi dalam 5 wilayah Surabaya pusat, Surabaya barat, Surabaya timur,
Surabaya utara, dan Surabaya selatan.3

1

Geoku indo, “Arti dan Pengertian Letak Geografis Indonesia”, dalamhttp://indo
geografi.blogspot.co.id/2011/11/arti-dan-pengertian-letak-geografis.html (25 April 2016)
2
http://www.surabaya.go.id/berita/8224-profil-surabaya (25 April 2016)
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota Surabaya (25 April 2016)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Kecamatan Sukolilo terletak di Wilayah Surabaya bagian Timur.
Kecamatan Sukolilo memiliki luas wilayah 23,71 km² dengan jumlah
penduduk sebanyak 111.268 jiwa. Adapun letak geografis kecamatan Sukolilo
yakni sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mulyorejo, sebelah Timur
berbatasan dengan Selat Madura, sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Rungkut, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gubeng.
Kecamatan Sukolilo terbagi menjadi tujuh kelurahan, yaitu Kelurahan Nginden
Jangkungan, Semolowaru, Medokan Semampir, Keputih, Gebang Putih,
Klampis Ngasem, dan Menur Pumpungan.4
Penduduk Kecamatan Sukolilo sebagian besar beragama Islam yaitu
sebanyak 79.929 orang, selainnya beragama prostestan sebanyak 12.270 orang,
yang beragama katolik sebanyak 8.898 orang, yang beragama Hindu sebanyak
3.314 orang, yang beragama Budha 3.563 orang, dan yang beragama selain
lima agama tersebut yaitu sebanyak 15 orang.5
Kelurahan Gebang Putih merupakan salah satu kelurahan yang berada
di kecamatan Sukolilo yang memiliki luas wilayah 1,33 km² dengan jumlah
penduduk 7.712. Sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk menuju
kelurahan Gebang Putih menggunakan transportasi kendaraan roda empat dan
sepeda motor atau ojek. Penduduk kelurahan Gebang Putih kebanyakan
pendatang dari luar daerah yang mayoritas bekerja di perusahaan swasta.

4
5

Statistik Daerah Kecamatan Sukolilo”, (Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, 2013), 5
”Statistik Daerah Kecamatan Sukolilo”, 7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Dibawah ini merupakan tabel mata pencaharian penduduk kelurahan Gebang
Putih:6
Tabel 2.1 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Kelurahan Gebang
Putih Sukolilo Surabaya
Mata Pencaharian Pokok
No

Jenis Pekerjaan

Jumlah Jiwa

1.

Pegawai Negeri Sipil (PNS)

70

2.

TNI

4

3.

Polri

2

4.

Swasta

2003

5

Guru/ Tenaga Pengajar

47

6.

Pensiunan/Purnawirawan

56

7.

Wiraswasta

565

8.

Pedagang

101

9.

Buruh Tani

18

9.

Ibu Rumah Tangga

300

JUMLAH

6

3166

”Statistik Daerah Kecamatan Sukolilo”, 23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Di kecamatan Sukolilo tercatat ada empat buah pondok pesantren
yang masing-masing terletak di kelurahan Nginden Jangkungan terdapat
pondok pesantren Mahasiswa Khoirul Huda, di kelurahan Keputih terdapat
yayasan pondok pesantren Hidayatullah, pondok pesantren Darussalam, dan di
kelurahan Gebang Putih terdapat pondok pesantren anak-anak Muhyiddin.
Selain mendapatkan pelajaran agama di bangku sekolah, penduduk di
Kecamatan Sukolilo maupun luar Sukolilo, dapat memperdalam ilmu agama
melalui kegiatan di pesantren.
Pondok pesantren anak-anak Muhyiddin terletak di Jalan Gebang
Kidul No. 66-67 kelurahan Gebang Putih kecamatan Sukolilo kota Surabaya
dengan batas utara kecamatan Mulyorejo, selatan berbatasan dengan kelurahan
Keputih, sebelah barat kelurahan Manyar dan sebelah timur berbatasan dengan
kampus ITS yang masuk wilayah kelurahan Keputih.
Untuk mempermudah menemukan lokasi menuju pondok pesantren
Anak-anak Muhyiddin, maka penulis menyajikan denah lokasi. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara teoritis denah adalah gambar yang
menunjukkan letak kota, jalan, rumah, bangunan dan lain-lain. maka fungsi
denah adalah membantu seseorang menemukan suatu tempat, lokasi atau
bangunan yang dituju. Berikut denah lokasi pondok pesantren anak-anak
Muhyiddin Gebang Putih Sukolilo Surabaya:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Gambar 2.2 Peta Lokasi Pondok Pesantren Anak-anak Muhyiddin7

B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren anak-anak Muhyiddin Gebang
Putih Surabaya
KH. Achmad Thobib Husaini merupakan pendiri pondok pesantren
anak-anak Muhyiddin kelurahan Gebang Putih kecamatan Sukolilo Kota
Surabaya. Nama kecil beliau adalah Husaini yang lahir di desa Tanjung Anom
Jombang pada tanggal 8 Mei 1936. Beliau merupakan putra dari KH. Abdul
Hamid dan Ibu Nyai Siti Fathimah. Ayah beliau merupakan ulama dan tokoh
agama di desa Tanjung Anom Jombang. Sejak kecil Husaini hidup di
lingkungan keluarga yang taat beragama. Husaini dididik langsung oleh

7

Arsip Pondok Pesantren Anak-Anak Muhyiddin

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

ayahnya dengan disiplin yang tinggi agar kelak menjadi orang yang agamis dan
berakhlakul karimah. Kiai Hamid memberikan pengajaran ilmu agama seperti
akhlak, al-Qur’an, Tajwid dan fasholatan kepada Husaini. Setelah dirasa cukup
menimba ilmu agama kepada ayahnya sendiri Husaini dikirim oleh Kiai Hamid
untuk melanjutkan menuntut ilmu agama di pondok pesantren Tebuireng
Jombang yang diasuh langsung oleh Hadhrotus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari.
Pada saat mondok Husaini tinggal satu kamar dengan Gus Dur cucu dari KH.
Hasyim Asy’ari.8
Pada tahun 1957 beliau pergi ke kota Surabaya untuk berdakwah dan
mencari pengalaman selama di kota Surabaya. Aktivitas dakwah beliau di
mulai dari Departemen Agama Jawa Timur dengan diangkat sebagai pengawas
di sekolah-sekolah di wilayah kecamatan Sukolilo. Pada tahun 1961 Kiai
Husaini menikahi seorang wanita cantik, santun dan sholihah yang berasal dari
Gebang Putih yang bernama Achdad Zubaidah putri dari H. Syamsuddin
Bunari dan Nyai Hj. Sukarsih. Pada saat itu beliau berusia 25 tahun sedangkan
istrinya berusia 19 tahun. Kiai Husain menunaikan ibadah haji bersama istrinya
pada tahun 1975 dan mengganti namanya menjadi K.H. Achmad Thobib
Husaini. Pada tahun 1968 Kiai Husain mendirikan sebuah Madrasah di
kelurahan Gebang Putih yang bernama Madrasah Ibtidaiyah Mabadiul Ulum,
beliau juga menjadi pengajar di madrasah tersebut. Kemudian pada tahun 1970

8

Ali Sirojuddin, Wawancara, Surabaya, 5 April 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Kiai Husain bersama Kiai Ibrahim mendirikan sebuah sekolah yang bernama
Yayasan Pendidikan Islam Tarbiyatul Aulad (YAPITA) di kelurahan Keputih.9
K.H. Achmad Thobib Husaini dikaruniai 9 anak yakni 4 anak putra
dan 5 anak putri yang diantaranya Hj. Zakiyah binti Sulthonah, Hj. Muallifah,
H. Ali Sirojuddin, H. Muhammad Saifur Rijal, Tholiatul Izzah, H. Agus
Achmad Tajuddin, Hj. Hijjatul Mabruroh, Hj. Badrotus Saidah, dan H.
Muhammad Hasan Badri. K.H. Achmad Thobib dikenal memiliki hati yang
lembut, sopan santun serta solidaritas yang tinggi pada semua orang. Selain itu,
KH. Achmad Thobib memiliki sikap loyalitas yang tinggi terhadap sesama
bahkan banyak tetangga merasa senang dengan kedatangan K.H. Achmad
Thobib di Gebang Putih guna menyebarkan ilmu dan berjuang di jalan Allah.
Rintisan pondok pesantren pada tahun 1970 yang awalnya merupakan
rumah tinggal Kiai Achmad Thobib beserta keluarga dan hanya ada musala
sebagai tempat sholat dan mengaji al-Qur’an dan berbagai kitab-kitab klasik,
sama seperti halnya musala pada umumnya. Kiai Achmad Thobib mengadakan
pengajian di musala yang berada di sebelah rumah beliau setiap hari Jum’at
setelah sholat subuh dan hari Ahad setelah maghrib. Pelajaran mengaji
disampaikan pada malam hari setelah sholat Maghrib berjama’ah yaitu belajar
ubudiyah (tata cara beribadah) dan do’a-do’a pendek yang sering digunakan
dan diamalkan sehari-hari, seperti: do’a berwudhu, do’a sholat lima waktu dan
lain sebagainya. Beliau juga mengkaji kitab-kitab kuning yang berkaitan
dengan masalah ilmu dasar agama dan ibadah seperti kitab Safinat an-Najah,

9

Ali Sirojuddin, Wawancara, Surabaya, 5 April 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Mabadiul Fiqhiyyah, dan Sullam at-Taufiq. Kiai Achmad Thobib juga
mengajarkan al-Qur’an kepada anak-anak kecil di sekitar Gebang Putih setiap
sore setelah sholat Ashar di musala.
Pada awal perintisan pesantren, santri yang menuntut ilmu di sini
masih berupa “santri kalong/jama’ah” yakni santri yang tidak tinggal menetap
di pondok pesantren atau asrama, mereka bolak-balik (nglajor) dari rumah
sendiri.10 Para santri berasal dari masyarakat sekitar Gebang Putih seperti
Keputih, Mulyorejo dan Klampis Ngasem. Pada tahun 1980 sudah ada puluhan
santri kalong/jama’ah yang mengaji secara rutin pada Kiai Achmad Thobib.
Kiai Achmad Thobib juga mengadakan Manaqib setiap tanggal 11
bulan hijriyah di musala. Lambat laun jumlah jamaah yang mengikuti manaqib
semakin bertambah banyak bahkan ada jamaah yang berasal dari luar kota
seperti Gresik, Sidoarjo dan Lamongan. Sudah ada jama’ah sebanyak puluhan
orang akan tetapi masih belum menetap atau mukim untuk tinggal di rumah
Kiai Achmad Thobib.
Seiring berjalannya waktu pada tahun 1988 para jamaah dan tokoh
masyarakat sekitar ada yang mengusulkan kepada kiai Thobib untuk
mendirikan sebuah pondok pesantren. Pada saat itu ada jama’ah pengajian dari
kalangan akademisi yang bernama Dr. Elly dan Dr. Murad yang datang ke
rumah beliau memberikan saran untuk mendirikan sebuah kampus atau
universitas Islam yang pada saat itu di Gebang Putih masih belum ada lembaga
pendidikan Islam. Kiai Achmad Thobib berfikir sejenak dan melakukan sholat

10

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, 52.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Istikhoroh. Kiai Achmad Thobib bermimpi yang dalam mimpinya beliau
melihat anak-anak kecil mengaji al-Qur’an. Melihat tanda-tanda demikian kiai
Achmad Thobib memantapkan hati untuk mendirikan sebuah pondok pesantren
anak-anak dengan niat ikhlas dan semata-mata untuk mencari ridho Allah
SWT.11 Setelah melewati musyawarah dengan para ulama, tokoh masyarakat,
dan keluarga akhirnya mereka bersepakat untuk mendirikan pondok pesantren
yang bernama pondok pesantren anak-anak Muhyiddin dan memilih KH.
Achmad Thobib Husaini sebagai pengasuhnya.
Akhirnya pada tanggal 19 Dzulhijjah 1410 H/ 12 Juni 1990 M KH.
Achmad Thobib meletakkan batu pertama untuk mendirikan sebuah pondok
pesantren anak-anak Muhyidin Gebang Putih Sukolilo Surabaya. Sebagai
perwujudan cita-cita luhur dari KH. Achmad Thobib, pada mulanya anganangan untuk mendirikan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam belum
terwujud, namun setelah ada dorongan dan dukungan dari para tokoh
masyarakat sekitar dan para kiai diantaranya Kiai Muchith Jangkungan, Kiai
Ibrahim dan Kiai Hasyim Keputih, agar segera didirikan sebuah lembaga
pendidikan Islam.
Pondok pesantren anak-anak Muhyiddin diresmikan pada tanggal 11
Rabi’ul Akhir 1415 H/ 16 September 1994 oleh KH. Zainuddin Jazuli dari
pondok pesantren Al-Falah Ploso Kediri yang disaksikan oleh pendiri atau

11

Ali Sirojuddin, Wawancara, Surabaya, 5 April 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

pengasuh pondok pesantren anak-anak Muhyiddin yaitu K.H. Achmad Thobib
dan Istri Nyai Hj. Achdad Zubaidah beserta sembilan putra-putri beliau.12
Pondok pesantren ini diberi nama pondok pesantren anak-anak
Muhyiddin oleh KH. Achmad Thobib. Arti dari kata Muhyiddin sendiri adalah
menghidup-hidupkan agama Islam. Harapannya dengan adanya pondok
pesantren ini nantinya dapat menghidup-hidupkan atau mensyiarkan agama
Islam dengan cara berdakwah melalui al-Qur’an yang menjadi ciri khas dari
pondok pesantren anak-anak Muhyiddin Gebang Putih Sukolilo Surabaya.13
Keadaan pondok pesantren anak-anak Muhyiddin pada awal
berdirinya masih cukup memprihatinkan, terutama dalam bidang sarana dan
prasarana yang ada yaitu belum memiliki gedung sendiri dan dana serta segala
fasilitas untuk hidupnya pondok pesantren anak-anak Muhyiddin belum dapat
terpenuhi. Sehingga dari tempat yang satu ketempat yang lain senantiasa terjadi
perpindahan, hal tersebut dapat dimaklumi karena disamping usianya yang
masih bayi juga saat itu belum ada dana yang dapat menunjangnya.
Lambat laun keadaan yang demikian dapat diatasi dengan sedikit demi
sedikit. Dorongan untuk meneruskan dan mempercepat bangunan pesantren
semakin kuat. Meski dengan tantangan dan godaan tidak kecil. Hanya dengan
modal kepasrahan dan berikhtiyar kepada Allah Swt segala sesuatunya
diserahkan-Nya. Tirakat dan riyadhah sudah dijalani dengan tiap malam berdoa
dan kerja keras di siang harinya.

12

Buku Dasar Pedoman Kepemimpinan dan Pengelolaan Pondok Pesantren Anak-anak
Muhyiddin, 10.
13
Ali Sirojuddin, Wawancara, Surabaya, 5 April 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Kiai Thobib mulai membeli tanah di sekitar rumahnya sedikit demi
sedikit. Melihat kondisi yang demikian ada seorang jamaah pengajian yang
bernama H. Mukhtar yang merupakan tetangga dari Kiai Thobib dengan rela
mewakafkan tanahnya untuk dijadikan pondok pesantren. Dengan modal tanah
wakaf tersebut, pondok pesantren anak-anak Muyiddin bisa membeli dan
memperluas tanah disekitarnya dengan cara gotong royong diantara para
pengurus, jamaah pengajian dan para donatur/dermawan.
Pada tahun 1990 dibangunlah pondok pesantren yang didanai oleh
para dermawan, sumbangan masyarakat dan para jamaah pengajian. Tahap
pertama pembangunan pondok pesantren ini hanya terdiri 9 kamar asrama
putra dan 4 kamar di ndalem pengasuh serta musala untuk pengajaran alQur’an. Pembangunan ini berkat dorongan masyarakat sekitar dan saran para
tokoh masyarakat yang ikut serta membantu tenaga dan pikiran demi
kelancaran pembangunan pondok pesantren anak-anak Muhyiddin. Bangunan
pondok dapat diselesaikan dan diresmikan pada tahun 1994. Pondok pesantren
anak-anak Muhyiddin dapat berkembang dengan baik hingga saat ini sudah
memiliki gedung sendiri yang termasuk kategori sudah memenuhi persyaratan
pendidikan yaitu: gedung berlantai tiga dan juga perlengkapan-perlengkapan
lainnya. Adapun denah pondok pesantren anak-anak Muhyiddin Gebang Putih
Sukolilo Surabaya sebagai berikut:14

14

Arsip Pondok Pesantren Anak-Anak Muhyiddin

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Gambar 2.3 Denah Pondok Pesantren Anak-anak Muhyiddin
Jalan Gebang Kidul No. 66-67
Komplek 1
Musalah

Koperasi

Rumah
Ndalem
Pengasuh

Komplek 3
Komplek 2

Dapur &
Kantin

Komplek 4

Rumah
H. Agus
Saifurrijal

Lapangan

Komplek 7

Komplek 5

Komplek 6

Gudang

Keterangan:
1. Komplek 1 adalah musala yang digunakan sebagai tempat untuk para santri
beribadah, mengaji, dan belajar kitab-kitab yang diajarkan di pondok pesantren
anak-anak Muhyiddin.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.