SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL QUR’AN TLOGOANYAR LAMONGAN TAHUN 1975-2015.

(1)

SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL QUR’AN TLOGOANYAR LAMONGAN

TAHUN 1975-2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh:

MOHAMMAH MIFTAH ABDULLAH NIM: A72211098

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan Tahun 1975-2015. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren Roudlotul Qur’an Kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan? 2) Mengapa pondok pesantren Roudlotul Qur’an Kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan mengalami perkembangan dari pondok salaf menuju modern? 3) Apa dampak keberadaan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an dalam bidang sosial, agama, pendidikan bagi masyarakat Tlogoanyar dan sekitarnya.

Penulis menggunakan metode sejarah dengan beberapa tahapan diantaranya 1) mencari data dengan cara mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Sumber yang bisa digunakan oleh penulis diantaranya sumber primer dan sumber sekunder. Data- data tersebut dianalisis dan dipaparkan menggunakan teori modernisasi karena Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an mengalami perkembangan menuju modern baik dalam hal sistem pendidikan maupun sosial keagamaan. Penulis menggunakan teori modernisasi oleh Talcot Parsons. 2) melakukan kritik Ekstern dan Intern untuk menilai kredibilitas dan keautentikan sumber. 3) menafsirkan dan menginterpretasi atau menguraikan sumber-sumber yang ada. 4) menyusun dalam bentuk tertulis yang diaktualisasikan pada penulisan skripsi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait sejarah perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an, disimpulkan bahwa 1) Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an didirikan pada tahun 1975, merupakan inisiatif dari K.H Mansyur Aminuddin Ridho. Diberi nama Roudlotul Qur’an karena atas saran dari kiai beliau yang bernama K.H Arwani Kudus. K.H Mansur Aminuddin sangat berjasa dalam mengayomi masyarakat muslim dan meramaikan syiar Islam di Lamongan. 2) Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an mengalami perkembangan dari salaf menuju modern. Dibuktikan dengan adanya lembaga pendidikan formal yakni MTs Terpadu dan MA Sains 3) Pondok Roudlotul Qur’an berperan aktif dalam kehidupan dibidang sosial, keagamaan dan pendidikan masyarakat Kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan.


(7)

ABSTRACT

This thesis discusses the History of Qur'an village boarding school Roudlotul Tlogoanyar Lamongan District Lamongan Year 1975-2015. The problems discussed in this study include: 1) How does the history of the Qur'an Roudlotul village boarding school districts Tlogoanyar Lamongan Lamongan? 2) Why boarding school districts Roudlotul Qur'an village Tlogoanyar Lamongan Lamongan have progress toward modern salafi cottage? 3) What is the impact boarding school Roudlotul Qur'an in the fields of Social, Religion, Education for Tlogoanyar and surrounding communities.

The author uses the historical method with several steps including 1) search for data by collecting historical sources. Sources that can be used by the authors include primary sources and secondary sources. These data are analyzed and presented using the theory of modernization because the boarding school Roudlotul Qur'an progressing towards the modern both in terms of social and religious education system. 2) make criticisms Ekstrn and Intern to assess the credibility and authenticity of the source. 3) interpret and interpret or elaborate on existing sources. 4) formulate in written form which is actualized in the thesis.

Based on research conducted related to the historical development of the boarding school Roudlotul Qur'an, concluded that 1) Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an was established in 1975, is an initiative of K.H Mansyur Aminuddin Ridho. Roudlotul Qur'an is named because on the advice of his kiai named K.H Holy Arwani. Mansur K.H Aminuddin very instrumental in protecting Muslim communities and enliven the symbols of Islam in Lamongan. 2) Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an have progress toward modern salafi. Evidenced by the formal educational institutions that MTs and MA Integrated Science 3) Pondok Roudlotul Qur'an play an active role in the life of social, religious and community education administrative districts Tlogoanyar Lamongan Lamongan.


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Pendekatan dan Kerangka Teori ... 7

F. Penelitian Terdahulu ... 11

G. Metode Penelitian ... 12

H. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL QUR’AN TLOGOANYAR LAMONGAN A. Letak Geografis ... 17

B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar ... 23

1. Pesantren Salafi ... 48

2. Pesantren Khalafi ... 50

3. Pesantren Kilat ... 51

4. Pesantren Terintegrasi ... 51

C. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar ... 26

D. Tujuan dan Visi, Misi Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar ... 26


(9)

BAB III PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

ROUDLOTUL QUR’AN TLOGOANYAR LAMONGAN A. Madrasah Tsanawiyah Terpadu Tahun 2006 ... 29 B. Madrasah Aliyah Sains Tahun 2015 ... 32 C. Integrasi Sistem Pendidikan Sekolah dalam Pesantren 34 BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN

ROUDLOTUL QUR’AN

A. Dampak dalam bidang Sosial ... 54 B. Dampak dalam bidang Agama ... 62 C. Dampak dalam bidang Pendidikan ... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 66 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pondok pesantren dapat kita artikan sebagai sebuah tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam berbagai masa memegang peranan yang amatpenting sekaligus menjadi salah satu tempat untuk menjaga tradisi keilmuan Islam. Pondok pesantren mempunyai arti asrama, atau tempat mengaji.1 Sedangkan secara etimologi kata pesantren berasal dari kata “santri”, yaitu istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di Lembaga Pendidikan Islam Tradisional di Jawa. Kata

santri” mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti tempat para

santri menuntut ilmu.2

Banyak sejarawan berpendapat tentang istilah pondok pesantren, di antaranya Zamakhsyari Dhafier yang mengatakan bahwa Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam dan para siswanya tinggal dan belajar bersama di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan pada umumnya lembaga pendidikan tersebut bersifat tradisional.3

Pondok pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat

1 Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), 764.

2 Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren Asal-Usul Perkembangan Pesantren di Jawa (Jakarta: Departemen Agama RI, 2004), 30.


(11)

2

dari bambu. Di samping itu, kata pondok berasal dari Bahasa Arab “Funduq” yang berarti asrama atau hotel. Di Jawa termasuk Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren, sedang di Aceh dikenal dengan Istilah dayah atau rangkang atau menuasa, sedangkan di Minangkabau disebut surau.4 Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan

pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.

Pondok pesantren merupakan pendidikan informal yang keberadaannya tidak asing lagi bagi umat Indonesia. Pondok pesantren telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai sebuah sarana pengembangan islam. Suksesnya lembaga tersebut dengan menghasilkan ulama-ulama yang berkualitas tinggi yang dijiwai oleh semangat untuk menyebarkan Islam dan menetapkan keimanan orang-orang Islam. Pada masa awal penyebaran Islam belum ditemukan pesantren. Ini disebabkan oleh tingkat keagamaan komunitas Muslim Jawa yang masih rendah, sehingga masyarakat mengorganisasikan pendidikan dalam lembaga pendidikan yang sederhana, seperti di rumah-rumah, Masjid atau langgar. Seiring dengan perkembangan sosial-budaya, masyarakat muslim pendidikan dalam pesantren dari tahun ke tahun mulai berkembang terus sampai pada saat ini.

4 Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan (Jakarta: Paramadina,1997), 5.


(12)

3

Pondok pesantren di indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan islam itu sendiri maupun bagi bangsa indonesia secara keseluruhan. Sebuah pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan islam tradisional dimana para siswanya tinggal bersama dibawah bimbingan seseorang atau lebih dikenal dengan istilah kiai.5

Di Lamongan terdapat beberapa pondok pesantren salah satunya yakni Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Kelurahan Tlogoanyar Lamongan. Pondok pesantren ini bermuatan salaf seperti pondok-pondok lainya yang ada di Lamongan. Akan tetapi seiringnya berjalanya waktu pondok pesantren Roudlotul Qur’an ini mengalami perkembangan pada sistem pendidikan menuju modern, namun pengajaran yang bermuatan salaf seperti metode

weton dan sorongan tetap di lestarikan.

Pondok salaf lebih dimaknai dengan pesantren tradisional yang menganut sistem pendidikan kuno yakni weton dan sorogan. Pengertian ini kemudian berkembang dengan makna pesantren yang mengajarkan ilmu Islam murni dengan sistem tradisional maupun klasikal yang umumnya disebut madrasah diniyah. Hal ini sangat unik jika melihat dan menelaah tentang pondok pesantren Roudlotu Qur'an Tlogoanyar. Disamping menggunakan sistem pengajaran tradisional weton dan sorogan serta adanya madrasah diniyah, namun pondok ini juga mengajarkan ilmu umum dalam lembaga formal.


(13)

4

Pondok pesantren Roudlotul Qur’an merupakan pondok pesantren yang bertempat di jantung Kota Lamongan, lebih tepatnya di daerah Kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan. Pendiri pondok pesantren ialah KH. Mansur Aminuddin Ridlo. Didirikan pada tahun 1975 dengan lokasi yang cukup strategis, tidak terlalu jauh dari sekolah-sekolah umum karena memang sebagian besar santri adalah siswa atau siswi masyarakat sekitar tersebut dan nyaman karena dekat dengan sebuah telaga yang cukup mensuplai kebutuhan air. Beliau adalah seorang kiai dari Kota Kudus yang berdedikasi tinggi, mengabdikan seluruh hidupnya untuk perjuangan menegakkan kalimat Allah. Perjuangan beliau yang sempat berpindah-pindah akhirnya membawa beliau dan keluarga menetap di Tlogoanyar Lamongan dan mendirikan pondok pesantren Roudlotul Qur’an.

Untuk menghindari penyimpangan dan intrepretasi yang salah dalam kajian pembahasan skripsi ini, maka penulis memandang perlu adanya penegasan judul agar kajian skripsi yang akan dibahas dapat terfokus sesuai lingkup bahasannya dan tidak melebar kearah pembahasan yang tidak seharusnya dibahas.

Untuk itu penulis mencantumkan beberapa pengertian diantaranya sebaga berikut:

Perkembangan adalah perihal berkembang. Adapun kata berkembang memiliki arti mekar, terbuka menjadi besar, luas dan banyak serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan dan


(14)

5

sebagainya. Dengan demikian perkembangan berarti tidak hanya meliputi aspek yang abstrak saja, namun juga mencakup hal-hal yang konkrit.6

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Nusantara yang eksistensinya masih tetap bertahan hingga sekarang di tengah-tengah kontestasi dengan pendidikan modern yang berkiblat pada dunia pendidikan model Barat yang di bawa oleh Pemerintah Hindia Belanda sejak abad ke-19 M.7 Penulis mengambil rentan waktu antara tahun 1975-2015 dengan alasan

pada tahun 1975 Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an mulai berdiri dan mulai berkembang dari tahun ke tahun.

Adapun alasan penulis memilih judul Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan Tahun 1976-2015 dikarenakan pondok pesantren ini memiliki keunikan. Pada awalnya pondok ini berdiri di tengah-tengah pusat Kota Lamongan, juga pondok ini dahulunya bermuatan salaf, seiring berjalanya perkembangan pada sistem pendidikan menuju modern sekarang dibuktikan dengan adanya lembaga formal dibawah naungan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an seperti Madrasah Tsanawiyah Terpadu berdiri pada tahun 2006 dan Madrasah Aliyah Sains berdiri pada tahun 2015.

Perkembangan pondok pesantren Roudlotul Qur’an sendiri dahulu hanyalah pendidikan non formal hingga sampai saat ini sudah ada lembaga-lembaga baik non formal maupun formal. Ada madrasah tsanawiyah dan

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991 dalam http://nieesaha.blogspot.co.id/2009/01/definisi-perkembangan.html (19 September 2015)

7 Jajat Burhanuddin, Mencetak Muslim Modern: Peta Pendidikan Islam Indonesia ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 ), 2.


(15)

6

madrasah aliyah. Beliau dalam dakwahnya di dukung oleh masyarakat sebagian ada yang mendukung ada yang bertentangan terhadap pondok pesantren Roudlotul Qur’an sendiri. Namun segala rintangan tantangan yang dihadapi oleh KH. Mansur Aminuddin dengan semangat dan kegigihannya beliau tidak putus harapan. Beliau juga di bantu oleh masyarakat sekitar, pengurus, santri yang taat dan tidak lupa dukungan dari keluarga KH. Mansur Aminuddin sendiri yang senantiasa memberi dukungan dakwah islamiyah sehingga pondok pesantren Roudlotul Qur’an berjalan hingga sekarang.

Pondok pesantren Roudlotul Qur'an juga mengadakan ekstrakulikuler sebagai penunjang untuk mengasah bakat dan minat para santri. Kegiatan ekstrakulikuler yang disediakan diantaranya qiraah, rebana, selawat, dan lain-lain. Dalam pengajarannya, pondok pesantren Roudlotul Qur'an menggunakan metode weton dan sorogan. Metode weton atau bandongan merupakan model pengajaran dimana sang guru baik kiai maupun ustadz membacakan dan menjelaskan isi kandungan kitab kuning sedangkan para santrinya mendengarkan dengan seksama sambil memaknai kitab yang diajarkan. Metode lain yakni sorogan, merupakan model pengajian dimana para santri membaca kitab pelajaran sedangkan sang kiai mendengarkan sambil membenarkan jika terdapat kesalahan. Kedua metode ini memiliki nilai yang sama pentingnya pada sebuah disiplin ilmu. Antara metode sorogan dan weton saling melengkapi satu dengan lainnya.

Pendidikan formal pada dunia pesantren memiliki beberapa kelebihan diantaranya; pertama, pesantren tidak hanya mendidik kecerdasan intelektual


(16)

7

tetapi juga mendidik kecerdasan spiritual dan emosional, sehingga ketika santri lulus dari pesantren dan membaur dengan masyarakat, maka santri tersebut dapat menempatkan dirinya pada posisi dan situasi yang ada. Santri akan dibekali ilmu dan budi pekerti sehingga jika menjadi orang hebat, santri akan rentan melakukan perbuatan-perbuatan hal buruk karna sudah di bentangi ilmu-ilmu islam.

Kedua, pesantren mengajarkan persaudaraan dan kebersamaan tidak hanya sebatas teori tapi juga cara bagaimana mempraktikanya. Murid yang belajar di sekolah formal pada umumnya hanya bertemu di jam-jam sekolah. Setelah selesai pelajaran kemudian pulang kerumah masing-masing sehingga rasa persaudaraan dan kebersamaan tidak sekuat para santri yang belajar di sekolah formal naungan pondok pesantren. Meskipun jam sekolah telah selesai, namun para santri tetap melakukan aktivitas bersama ketika berada di pondok pesantren. Hal inilah yang dapat memupuk rasa persaudaraan dan kebersamaan para santri.

Ketiga, sekolah di pondok pesantren dapat melindungi anak-anak dari dampak buruk globalisasi. Ketika para murid belajar di sekolah formal maka akan menaati tata tertib yang ada di sekolah dan ketika pulang ke pondok pesantren para murid juga akan menaati tata tertib yang ada di pondok pesantren. Berbeda dengan murid yang belajar di sekolah lain, peraturan berlaku hanya di sekolah saja dan ketika murid pulang maka sering rentan melakukan hal hal yang buruk. Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa belajar di lingkungan pesantren banyak memberikan manfaat dan kelebihan


(17)

8

sehingga pada umumnya orang tua lebih memilih lembaga formal naungan pondok pesantren sebagai tempat untuk menimba ilmu bagi anak-anaknya.

Untuk membahas lebih dalam mengenai tahapan, bagaimana berdirinya dan perkembanganya pondok pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar. Maka perlu kajian yang lebih dalam dengan kemasan penelitian. Oleh karena itu, penulis ingin mengungkap Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan.

B. Rumusan masalah

Permasalahan pokok yang di bahas dalam penelitian yang berjudul Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogo Anyar Lamongan 1975-2015, maka penulis menetapkan rumusan maslah sebagai berikut :

1. Bagaimana Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan?

2. Bagaimana Perkembangan Pendidikan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan tahun 1975-2015?

3. Apa dampak keberadaan Pondok Pesantren dalam bidang Sosial, Agama dan Pendidikan bagi Masyarakat Tlogoanyar Lamongan dan sekitarnya ?

C. Tujuan penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin penulis capai berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut :


(18)

9

1. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan.

2. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan.

3. Dapat memahami dampak keberadaan Pondok Pesantren dalam bidang Sosial, Agama dan Pendidikan bagi Masyarakat Tlogoanyar Lamongan dan sekitarnya

D. Kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna dimasa mendatang, adapun kegunaantersebut antara lain:

1. Dapat memberikan konstribusi terhadap pengembangan dalam penulisan, baik di bidang sejarah, social, maupun budaya.

2. Sebagai bahan masukkan atau gambaran untuk dijadikan tambahan referensi dalam perpustakaan.

3. Bermanfaat bagi pengembangan dunia keilmuan di fakultas adab dan humaniora universitas islam negeri (UIN)Sunan ampel Surabaya khususnya jurusan sejarah dan kebudayaan islam.

4. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini sebagai gambaran atau informasi tentang Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan.


(19)

10

E. Pendekatan dan kerangka teoritik

Untuk dapat memperjelas dan mempermudah dalam proses pembuatan skripsi yang berjudul “Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan tahun 1975-2015”. Penulis akan menggunakan pendekatan yang bertujuan untuk mendiskripsikan apa apa yang terjadi di masa lampau berupa arsip atau dokumen- dokumen dan sebagainya. Dengan metode sumber dokumen diharapkan bisa mengungkapkan secara kronologis latar belakang sejarah perkembangan pondok pesantren Roudlotul Qur’an. Penulisan ini menggunakan pendekatan historis, sosiologis dan teori modernisasi. Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, dimana, apa sebabnya, dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.8

Melalui pendekatan sejarah seseorang akan diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis. Pendekatan kesejahteraan ini amat dibutuhkan dalam memahami agama. Begitu juga dengan islam karena agama itu sendiri turun dalam situasi yang kongkrit bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.


(20)

11

Sejarah hanya sebagai metode analisis atas dasar pemikiran bahwa sejarah dapat meyajikan gambaran tentang unsur-unsur yang mendukung timbulnya suatu lembaga. Pendekatan sejarah bertujuan untuk menentukan inti karakter agama dengan meneliti sumber klasik sebelum dicampuri yang lain. Dalam menggunakan data historis maka akan dapat menyajikan secara detail dari situasi sejarah tentang sebab akibat dari suatu persoalan agama.9

Pendekatan historis ini di harapkan bisa mengetahui secara menyeluruh tentang Sejarah dan Perkembanganya Pondok Pesantren Roudlotul Qura’an. Sedangkan pendekatan sosiologis digunakan sebagai alat bantu penggunaan, pendekatan sosiologis tersebut akan dapat meneropong segi-segi sosial peristiwa yang di kaji, yang mencakup tentang perkembangan, dampak keberadaan pondok pesantren dalam bidang social, agama dan pendidikan bagi masyarakat Tlogoanyar dan sekitarnya.

Dalam penelitian ini, terjadi pada perkembangan pendidikan yakni pondok pesantren Roudlotul Qur’an. Fokusnya dari perkembangan salaf menuju modern. Dari pemaparan tadi, teori yang dianggap penulis penulis sesuai dengan penelitian ini yakni teori modernisasi. Lahirnya teori modernisasi dilatarbelakangi oleh teori evolusi dan fungsionalisme. Teori evolusi menggambarkan masyarakat dalam dua hal yakni menganggap bahwa perubahan sosial merupakan gerakan searah dan membaurkan antara pandangan subyektifnya tentang nilai dan tujuan akhir perubahan sosial. Contohnya masyarakat berkembang dari masyarakat primitive menjadi


(21)

12

masyarakat maju dari yang awalnya tidak tahu menjai tahu. Perkembangan menuju masyarakat modern merupakan sesuatu yang tidak dapat di hindari.

Teori fungsionalisme tidak lepas dari pemikiran Talcott Parsons, yang memandang masyarakat seperti organ tubuh manusia. Pertama, struktur tubuh manusia memiliki bagian tubuh yang saling terhubung sama lain. Oleh karna itu masyarakat memiliki lembaga yang sangat terkait antara satu dengan yang lain. Kedua, setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang jelas dan khas, demikian pula setiap kelembagaan dalam masyarakat.10

Modernitas berarti upaya terus menerus perbaikan kehidupan dan upaya mencapai kemajuan. Para pendukung teori modernitas memandang bahwa masyarakat akan mengalami perubahan secara linier yakni selaras, serasi dan seimbang dari unsur masyarakat yang paling kecil sampai pada perubahan keseluruhan dari tradisional menuju modern.

Dalam hal ini teori modernisasi dianggap sesuai dengan penelitian dengan judul Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan Tahun 1975-2015. Teori ini memandang bahwa masyarakat akan mengalami perubahan secara linier. Modernisasi termasuk bentuk perubahan sosial yang terarah dan berdasarkan pada suatu perencanaan.

10 Wikipedia bahasa Indonesia, “Teori modernisasi”, dalam


(22)

13

Pondok pesantren Roudlotul Qur’an juga mengalami perkembangan dalam perjalanan waktu. Pada awalnya pondok pesantren Roudlotul Qur’an menggunakan sistem sorongan- weton dan klasikal madrasah, namun seiring berjalanya waktu pondok pesantren Roudlotul Qur’an juga mendirikan lembaga pendidikan formal seperti Sekolah Menegah Pertama, Sekolah Menengah Kejuruan dan lain-lain. Adanya lembaga ini bertujuan untuk menambah wawasan dan menjawab tantangan dunia. Karna tidak hanya ilmu agama saja yang dibutuhkan tetapi ilmu pengetahuan umum juga diperlukan agar dapat bersaing dengan yang lain.

F. Penelitian terdahulu

Pada dasarnya penelitian tentang pondok cukup banyak, namun penelitian tentang pondok pesantren Roudlotul Qur’an belum pernah ada yang meneliti baik dari segi peran, sistem pengajaran, maupun peran kiai yang lainya. Peneliti perlu adanya penelitian tentang pondok Roudlotul Qur’an sehingga peneliti memutuskan untuk mengambil dengan judul Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan Tahun 1975-2015. Akan tetapi peneliti memerlukan peneliti terdahulu sebagai pedoman dalam penulisan skripsi, diantaranya:

1. Peranan KH. Abdurrahman Syamsuri dalam Mengembangkan Pondok Pesantren Muhammadiah Karangasem Paciran Lamongan (1948-1997 M). oleh Hamam Nasiruddin lulusan tahun 2014.


(23)

14

2. Aktivitas Dakwah di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan Oleh Badrul Ibad lulusan tahun 2014.

3. Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Al Futuh Dusun Sekargeneng Desa Bakalanpule Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Tahun 1991-2014 oleh Mar’atus Sholihah.

G. Metode penelitian

Dalam melakukan penelitian ilmiah, metode mempunyai peran yang sangat penting. Secara umum sejarah merupakan proses penyajian dan analisis sumber atau laporan dari masa lampau secara kritis. Hasil rekonstruksi masa lampau berdasarkan atas dua fakta yang diperoleh, bentuk proses ini disebut historiografi, adapun langkah-langkah yang dlakukan dalam penelitia ini adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan topik

Dalam proses penulisan skripsi ini penulis memilih topik yang berjudul “ Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan tahun 1975-2015 ”.

2. Heuristic

Heuristic berasal dari kata yunani heurishen, artinya memperoleh.11

Sebagai langkah awal adalah apa yang disebut heuristic (heuristic atau dalam bahasa jerman quellenkunde, sebuah kegiatan mencari


(24)

15

sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah.12 Maksudnya kegiatan menghimpun data jejak-jejak masa lampau dengan cara mencari dan menemukan sejumlah dokumen penting sesuai dengan pembahasan judul skripsi ini.13 Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengunakan dua

langkah untuk mencari dan menemukan sumber sejarah yaitu: a. Sumber Primer

1. Observasi

Yaitu pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung ke lapangan, yaitu ke Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Kecamata Lamongan Kabupaten Lamongan.

2. Interview

Wawancara terhadap para informan, seperti pengasuh, santri, alumni dan tokoh terkait karena kajian skripsi ini adalah sosial historis. Wawancara dilakukan dengan saksi sejarah yang masih hidup seperti (Syaifuddin), pengasuh sekaligus Kiai dan Bu Nyai (KH. Muhaimin dan Masykurotin Azizah), (Romli) Pengurus pondok, Syaifuddin (Ustadz), para tokoh dan masyarakat (Sodikin dan Syaikhu) yang ada di sekitar pondok.

12 Helius Sjamsuddin, Metodelogi Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007), 86.

13 Hasan Usman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Direkture Jendral Kelembagaan Agama Islam, 1986), 64-65.


(25)

16

b. Sumber Sekunder

Untuk mendukung penulisan skripsi ini penulis juga menggunakan sumber sekunder yang bisa penulis dapatkan dari buku-buku literatur yang berkaitan dengan tema yang penulis bahas dalam skripsi ini. Literatur yang didapat adalah skripsi atau sumber literatur dari buku.

3. Kritik

Setelah sumber sejarah dalam berbagai kategorinya itu terkumpul, tahap yang berikutnya ialah verifikasi atau lazim disebut juga kritik untuk memperoleh keabsahan sumber. Dalam hal ini yang harus diuji adalah keabsahan tentang keaslian sumber (otensitas) yang di lakukan melalui kritik ekstren, dan keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas) yang ditelusuri melalui kritik intern.14 Penulis menggunakan dua langkah dalam

mencari keabsahan sumber sejarah yaitu;

a. Kritik ekstern, yaitu kegiatan sejarawan untuk melihat apakah sumber yang didapatkan autentik atau tidak.

b. Kritik intern, yaitu menyangkut tentang isi, dokumen atau manuskrip yang diperoleh penulis cukup kredibel atau tidak. Dalam tahap ini penulis melakukan kritik intern, yang dalam pelaksanaannya lebih menitik beratkan pada kebenaran dan keaslian data dengan mencari korelasi sumber-sumber yang ada di Pondok Pesantren


(26)

17

Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan. Sehingga dapat ditarik fakta untuk penulisan sejarah, Di samping itu, peneliti juga menggunakan kritik ekstern yang dalam pelaksanaanya menitik beratkan kredibilitas dari sumber yang ada.

4. Interpretasi atau penafsiran

Interpetasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut juga dengan analisis sejarah. Analisis sejarah sendiri berarti menguraikan, dan secara terminologis berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan. Didalam proses interpretasi sejarah, seoang peneliti harus berusaha mencapai pengertian faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa. Data sejarah kadang mengandung beberapa sebab yang membantu mencapai hasil dalam berbagai bentuknya. Walaupun suatu sebab kadangkala dapat mengantarkan pada hasil yang belawanan dalam linkunagan lain.15

Dalam hal ini data yang terkumpul dibandingkan lalu disimpulkan agar bisa dibuat suatu penafsiran terhadap data tersebut, sehingga dapat diketahui hubungan kausalitas dan kesesuaian dengan masalah yang di teliti. Dalam penulisan ini mengenai “Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan tahun 1975-2015”. Penulis menganalisa secara mendalam terhadap sumber-sumber yang sudah diperoleh baik primer maupun sekunder, kemudian penulis

15 Ibid., 65.


(27)

18

menafsirkan sumber-sumber tersebut yang berhubungan dengan kajian yang di teliti.

5. Historiografi

Sebagai fase terakhir dalam metode sejarah, historiografi di sini merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang dilakukan. Layaknya laporan ilmiah, penulisan hasil penelitian sejarah itu hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian, sejak dari awal (fase perencanaan) sampai dengan akhirnya (penarikan kesimpulan).16

Dalam buku lain historiografi merupakan tahap akhir metode sejarah, yang mana historiografi itu sendiri adalah menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah yang dipaparkan secara sistematis dan terperinci dengan menggunakan bahasa yang baik.17 Dalam

hal ini penulis mencoba menuangkan laporan penelitian ke dalam suatu karya yang berupa skripsi. Penulisan karya ilmiah ini diharapkan memberikan gambaran yang jelas pada objek agar dapat diberikan makna secara maksimal mengenai proses penelitian dari awal hingga akhir. Pada laporan ini ditulis tentang “ Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Quran Tlogoanyar Lamongan Tahun 1975-2015 ”. Jadi penulis akan menguraikan bagaimana perkembangan pondok pesantren tersebut.

16 Ibid., 67.


(28)

19

H. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini, diperlukan sebuah sistematika pembahasan terhadap isi dengan membagi dalam beberapa bab, dan masing-masing bab akan dibagi menjadi beberapa bagian yang akan membahas tentang “Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan Tahun 1975-2015 ”.

Penulisan penelitian ini terbagi dalam lima bab, dan didalam setiap bab terbagi manjadi beberapa sub-bab. Pembagian ini didasarkan atas pertimbangan adanya permasalahan-permasalahan yang perlu diklasifikasikan dalam bagian-bagian yang berbeda.

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I : Pada bagian bab ini akan diisi pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teoritik, penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika bahasan.

Bab II : Dalam bab ini akan di jelaskan tentang bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan.

Bab III : Dalam bab ini akan dijelaskan tentang perkembangan pendidikan pondok pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan tahun 1975-2015.


(29)

20

Bab IV : Dalam bab ini akan dibahas tentang keberadaan pondok pesantren dalam bidang sosial, agama dan pendidikan bagi masyarakat Tlogoanyar dan sekitarnya.

Bab V : Merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian


(30)

BAB II

SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN

ROUDLOTUL QUR’AN TLOGOANYAR

A. Letak Geografis Kelurahan Tlogoanyar Lamongan

Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari posisi daerah pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis juga ditentukan oleh letak astronomis, geologis, fisiografis dan sosial budaya.1 Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten yang berlambang ikan lele-bandeng ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Gresik sebelah timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Jombang serta Kabupaten Bojonegoro dan Tuban berada di sebelah barat. Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak antara 6º 51' 54" sampai dengan 7º 23' 6" lintang selatan dan antara 112º 4' 41" sampai dengan 112º 33' 12" bujur timur.2

Secara administratif, Kabupaten Lamongan terdiri dari 27 kecamatan dengan Kecamatan Lamongan sebagai pusat pemerintahan. Setiap kecamatan di Kabupaten Lamongan memiliki perbedaan tinggi dari permukaan air laut yang berbeda-beda. kawasan Lamongan selatan ketinggian dari permukaan air laut lebih tinggi dibanding kawasan Lamongan utara. Wilayah yang

1 Geoku indo, “Arti dan Pengertian Letak Geografis Indonesia”,

dalamhttp://indo-geografi.blogspot.co.id/2011/11/arti-dan-pengertian letak-geografis.html (6 November2015)

2 Lutfin Fana, “Statistik Daerah Kabupaten Lamongan”, (Lamongan: BPS Kabupaten Lamongan,


(31)

22

tercatat memiliki. ketinggian tertinggi di Kabupaten Lamongan adalah Kecamatan Ngimbang dengan 81,79 m.3

Tlogoanyar merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Lamongan yang menurut data statistik daerah Kabupaten Lamongan. dihuni oleh 545 kepala keluarga dengan jumlah penduduk keseluruhan 2.424 jiwa yang terdiri dari 1.188 laki-laki dan 1.236 perempuan. Penduduk Tlogoanyar bermata pencaharian sebagai petani, wiraswasta, TNI/Polri, pegawai negeri sipil, guru/dosen, dan pegawai swasta. Wilayah Tlogoanyar juga dilengkapi dengan prasarana berupa 4 koperasi, 21 kios, 33 warung, dan 22 toko Di kelurahan ini juga terdapat beberapa industri rumah tangga yang bergerak dalam pembuatan jamu, tas, dan mie.4

Tidak susah mencapai kelurahan ini karna berjarak tidak sampai seratus meter dari Alun-alun Kota Lamongan. Untuk sampai ke wilayah ini dapat di jangkau menggunakan sarana transportasi berupa kendaraan roda empat (mobil-bus) atau roda dua (sepeda motor-sepeda angin)

Tabel 2.1

Batas Wilayah Kelurahan Tlogoanyar

Batas Sisi Nama Desa

Desa/Kelurahan Sebelah Selatan Kelurahan Sidoharjo Desa/Kelurahan Sebelah Timur Kecamatan Tikung Desa/Kelurahan Sebelah Barat Kelurahan Sidoharjo Desa/Kelurahan Sebelah Utara Kelurahan Jetis

Sumber: Data Monografi Kelurahan Tlogoanyar

3 Ibid., 1

4 Tlogoanyar, Lamongan”, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Tlogoanyar,_Lamongan. (4 April


(32)

23

Batas lokasi pondok pesantren di Kelurahan Tlogoanyar dengan Kecamatan sekitar adalah:

Tabel 2.2

Batas Wilayah Kecamatan Tlogoanyar

Batas Sisi Nama Desa

Kecamatan Sebelah Selatan Kecamatan Tikung Kecamatan Sebelah Timur Kecamatan Deket Kecamatan Sebelah Barat Kecamatan Sukodadi Kecamatan Sebelah Utara Kecamatan Turi

Sumber: Data Monografi Kelurahan Tlogoanyar

Kemudahan akses transportasi ke Kelurahan Tlogoanyar itu secara tidak langsung berpengaruh besar terhadap kedatangan para pelajar (santri-murid) baik dari dalam daerah maupun luar daerah untuk melakukan proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an

B. Asal-usul Munculnya Pendidikan Islam di Indonesia

Pada abad ke 13 Islam mulai berkembang dan membentuk komunitas muslim diJawa, dengan banyaknya kaum Islam maka proses pendidikan dan pengajaran mulai dilakukan di tempat-tempat khusus untuk mefasilitasi proses pengajaran. Model pendidikan yang muncul diantaranya pendidikan langgar dan pesantren. Langgar merupakan bangunan sederhana sebagai tempat ibadah dan pengajaran agama Islam yang ada di perkampungan muslim. Pengajaran agama yang dilaksanakan di langgar merupakan pengajaran permulaan dan bersifat elementer. Materi yang diajarkan biasanya berupa pengenalan abjad dalam huruf Arab atau membaca Alquran yang


(33)

24

dilakukan dengan cara mengikuti dan menirukan bacaan guru.5

Setelah selesai pengajian Alquran, barulah diajarkan beberapa kitab dari berbagai disiplin ilmu keislaman. Langgar merupakan sarana kegiatan keagamaan yang dianggap strategis dalam upaya perluasan pendidikan Islam. Adapun model pendidikan lain yakni pesantren. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang rata-rata tumbuh di daerah Kelurahanan sebagai kelanjutan pengajaran di langgar. Murid-murid yang belajar di pesantren diasramakan dalam satu tempat yang dikenal dengan nama pondok sehingga lembaga ini biasa disebut pondok pesantren. Dalam buku Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, disinyalir bahwa sistem pondok pesantren merupakan tindak lanjut dari sistem asrama yang digunakan oleh umat Hindu zaman dulu. Dalam sistem ini, para Brahmana dan siswanya tinggal dalam satu atap.

Brahmana tersebut tidak mendapat upah, tetapi ia mendapatkan penghormatan yang tinggi serta ketaataan dari para muridnya. Hal ini juga terjadi pada Kiai yang tidak mendapatkan upah dan beliau tinggal bersama santri-santrinya dalam satu asrama. Pendapat lain mengatakan bahwa sistem pendidikan pesantren dipengaruhi oleh model pendidikan agama Jawa (Abad 8-9 M) yang merupakan perpaduan antara kepercayaan Animisme, Hinduisme dan Budhisme. Model pendidikan agama Jawa itu disebut pawiyatan

berbentuk asrama dengan rumah guru yang disebut Ki-ajar di


(34)

25

tengahnya sedang muridnya disebut cantrik. 6 Mereka tinggal bersama layaknya hubungan keluarga yang erat dan harmonis.

Munculnya pesantren di Jawa bersamaan dengan kedatangan wali sanga yang menyebarkan Islam di daerah tersebut. Menurut catatan sejarah, tokoh yang pertama kali mendirikan pesantren adalah Syaikh Maulana Malik Ibrahim. Pola tersebut kemudian dikembangkan dan dilanjutkan oleh para wali yang lain. 7 Penjabaran diatas dapat dikatakan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Jawa.

Wali sanga adalah tokoh-tokoh penyebar Islam di Jawa abad XVI yang telah berhasil menyebarkan agama Islam pada masyarakat. Mereka secara berturut-turut adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati. Wali dalam bahasa Inggris pada umumnya diartikan dengan saint, sementara sanga dalam bahasa Jawa berarti sembilan.8

Syaikh Maulana Malik Ibrahim merupakan penyebar dan pembuka jalan masuknya Islam di tanah Jawa, hal ini berbeda dengan putranya Raden Rahmat (Sunan Ampel) yang tinggal melanjutkan misi suci perjuangan ayahnya kendati tantangan yang dihadapinya tidak kecil. Ketika Raden Rahmat berjuang, kondisi religio-sosial masyarakat Jawa lebih terbuka dan toleran untuk menerima ajaran baru yang dikumandangkan dari tanah Arab. Ia memanfaatkan momentum tersebut dengan memainkan peran yang

6 Ibid., 142

7 Abd A’la, Pembaruan Pesantren (Yogyakarta: PT LkiS, 2006), 16-17.

8 Abdurrahman Mas’ud, Dari Haramain ke Nusantara: Jejak Intelektual Arsitek Pesantren


(35)

26

menentukan proses Islamisasi, termasuk mendirikan pusat pendidikan dan pengajaran, yang kemudian dikenal dengan pesantren Kembang Kuning Surabaya.9

Pendiri pesantren pertama di Jawa menjadi teka-teki tersendiri dalam menganalisis hal tersebut. Lembaga Research Islam (Pesantren Luhur) mengatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim merupakan adanya dasar pertama berdirinya pesantren. Adapun Raden Rahmatullah merupakan wali pembina pertama di Jawa Timur. Pondok ini diilhami oleh bentuk dan sistem pendidikan yang ada dalam agama Hindu (padepokan/mandalap-mandala) dengan fungsi utama untuk menggembleng/mendidik para santri untuk menyiarkan agama Islam.10

Pesantren berjuang melawan perbuatan maksiat seperti perkelahian, perampokkan, pelacuran, perjudian dan sebagainya. Akhirnya pesantren berhasil membasmi maksiat itu, kemudian mengubahnya menjadi masyarakat yang aman, tentram dan rajin beribadah. 11 Pesantren mengalami perkembangan secara terus menerus dan menghadapi beberapa rintangan hingga dapat diterima oleh kalangan masyarakat sebagai media dalam mencerdaskan, menciptakan kedamaian dan membantu keadaan sosial serta psikis masyarakat Indonesia.

Pada masa penjajahan Belanda, pihak imperialis tidak hanya menguasai Indonesia dalam segi politik, ekonomi dan militer tetapi juga ingin

9 Qomar, Pesantren, 9.

10 Tim Penyusun, “Dinamika Pendidikan Islam di Jawa Timur”, (Badan Perpustakaan dan

Kearsipan Provinsi Jawa Timur,2011), 1.


(36)

27

mewujudkan keinginannya dalam menyebarkan agama Kristen. Pada 1932 keluar aturan yang berupaya memberantas serta menutup madrasah dan sekolah yang tidak ada izinnya atau memberi pelajaran yang tidak disukai oleh pemerintah.12 Pada masa penjajahan Jepang, pesantren berselisih faham dengan imperialis. Hal ini dkarenakan adanya penolakan Kiai Hasyim Asy’ari dalam melakukan Saikere yakni penghormatan terhadap kaisar Jepang Tenno Haika yang dianggap sebagai keturunan dewa Amaterasu. Pada peristiwa tersebut, Kiai Hasyim ditangkap dan dipenjarakan. Para santri tidak terimma atas perlakuan tentara Jepang, kemudian ribuan santri melakukan demontrasi dan menentang keras pemerintahan Jepang di Indonesia.

Dari kejadian tersebut, pihak Jepang merasa tidak mendapatkan keuntungan bahkan dapat menghambat misinya dalam merekrut rakyat Indonesia untuk melawan sekutu. Jepang memandang bahwa Kiai sangat berpengaruh di mata warga Indonesia oleh karena itu Jepang akhirnya membebaskan Kiai Hasyim Asy’ari. Menurut Selo Sumarjan, sebagai upaya menjaring simpati kaum Muslimin Indonesia, preferensi diberikan kepada pemimpin Islam (Kiai pesantren).13

Pesantren mengalami masa penyegaran di era kemerdekaan. Pesantren merasakan suasana baru tanpa adanya pembatasan-pembatasan. Kemerdekaan merupakan masa dimana semua sistem pendidikan dapat berkembang secara bebas, terbuka dan demokratis. Masyarakat Indonesia memiliki semangat untuk belajar dan menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Pemerintah

12 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 149-150. 13 Selo Sumarjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Jakarta: YIIS, 1986), 287.


(37)

28

membuka saluran-saluran pendidikan yang sebelumnya tersumbat oleh kaum penjajah ketika menguasai Indonesia. Eksistensi pesantren di Indonesia telah melewati beberapa pengalaman berliku-liku. Tantangan- tantangan besar telah dihadapi dengan strategi-strategi yang handal sehingga sampai sekarang pesantren diakui sebagai aset Indonesia dalam hal potensi pembangunan lingkup dunia pendidikan. Menurut Sumarsono hal ini disebabkan telah melembaganya pesantren di dalam masyarakat.14

Sejak tahun 1853 eksistensi pondok pesantren cukup terkenal di Nusantara. Jumlah santri dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 1981 telah terdaftar 5.661 pondok pesantren dengan 938.597 santri.15 Lembaga pendidikan pondok pesantren banyak didapati dikalangan peKelurahanan daripada perkotaan. Namun dengan eksistensi dan semangatnya dalam menyebarkan Islam, pondok pesantren mulai bergema di kota-kota. Bahkan anak-anak yang tinggal di kota terkadang menimba ilmu atau mondok kilat pada saat liburan.

Terdapat penggolongan pesantren berdasarkan besar kecilnya jumlah santri dan sistem pengajaran atau materi pengajaran. Madrasah sangat erat kaitannya dengan pondok pesantren namun tidak semua madrasah dapat digolongkan pesantren. Pesantren merupakan sarana pendidikan untuk mendalami ilmu agama melalui sekolah atau madrasah berasrama. Kharisma Kiai juga berperan penting dalam kemajuan jumlah santri. Ditinjau dari segi

14 Sumarsono Mestoko, Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke Jaman (Jakarta: Balai Pustaka,

1986), 232.

15 M Yacub, Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Kelurahan (Bandung:


(38)

29

sistem pengajaran atau materi pengajaran, pondok pesantren dibagi menjadi empat diantaranya:

1. Pesantren Salafi merupakan sistem pesantren yang menggunakan metode pengajaran dengan bersumber pada kitab-kitab Klasik Islam atau Kitab Kuning dengan huruf Arab gundul. Pendidikan madrasah dengan menggunakan sistem sorogan juga dipraktikkan dan menjadi sendi utama yang perlu diterapkan. Pengetahuan non agama atau ilmu pengetahuan umum tidak diajarkan di pondok pesantren Salafi.

2. Pesantren Khalafi merupakan sistem pesantren dengan mempraktikkan sistem madrasah pengajaran secara klasikal, yakni memasukkan ilmu umum dan beberapa ketrampilan dalam kurikulum pendidikan. Pondok pesantren Khalafi biasanya menaungi sekolah-sekolah umum namun masih menggunakan kitab-kitab klasik untuk dijadikan rujukan.

3. Pesantren Kilat merupakan suatu pelatihan yang merupakan program dari pondok pesantren bagi para remaja atau kaum muda untuk memperdalam ilmu agama dalam batas waktu yang ditentukan. Pada umumnya para santri pesantren kilat merupakan pelajar sekolah yang non pesantren. Mereka mengisi masa liburan terutama liburan puasa Ramadan untuk menimba ilmu di pondok pesantren. Pesantren ini bertujan untuk melatih sikap kemandirian dan mendekatkan diri kepada Allah.


(39)

30

4. Pesantren Terintegrasi: model ini biasanya seperti latihan-latihan yang ditujukan untuk peningkatan vokasional yang biasanya dikembangkan oleh Balai Latihan Kerja Depnaker, Balai Pengembanagan Belajar Pendidikan Masyarakat dan lain-lain. program itu diintegrasikan begitu rupa dengan inti latihan kepesantrenan. Peserta dalam model ini biasanya mereka yang drop out atau para pencari kerja.16

Perkembangan pondok pesantren dari tahun ke tahun semakin bertambah. Hal ini juga terjadi di Kabupaten Lamongan. Pada awalnya Sunan Drajat yang merupakan putra kedua dari Sunan Ampel menimba ilmu dan belajar agama kepada ayahnya kemudian hijrah ke Kelurahan Drajat Lamongan dan mendirikan pesantren di sana. Beliau menekankan sikap dermawan, menyantuni anak yatim dan fakir miskin serta mengajarkan banyak ilmu Islam di Kelurahan tersebut. Keberhasilan pesantren dalam mendidik masyarakat muslim, menjadikan dunia pesantren tumbuh dan berkembang. Kabupaten Lamongan mulai memunculkan pesantren-pesantren salah satunya yakni pondok pesantren Roudlotul Qur'an.

C. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan

1. Fase pertama (1975-1985)

Pondok pesantren Roudlotul Qur'an didirikan pada tahun 1975 oleh KH. Mansur Aminuddin Ridlo. Pondok pesantren Roudlotul Qur'an bertempat di Kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan. Pada


(40)

31

tanggal 24 April pondok pesantren Roudlotul Qur’an telah terdaftar pada Departemen Agama Republik Indonesia.17

Pada awal pertumbuhannya sekitar tahun 1970-an pondok pesantren Roudlotul Qur'an hanya difungsikan sebagai tempat mengaji Al qur'an sebagaimana langgar atau musholah pada umumnya, yang dihadiri oleh masyarakat sekitar Demangan dan Tlogoanyar, dengan metode pembelajaran sorongan. Kegiatan pengajian Al qur'an ini diasuh langsung oleh KH. Mansur Aminuddin Ridho dan istrinya bu Nyai Ummi Sholihah. Pengajian Al qur'an dilakukan pada waktu ba'da maghrib.18

Pada tahun 1975 KH Aminuddin mampu membeli sebidang tanah rawa di kelurahan Tlogoanyar. Tanah yang beliau beli saat itu masih berbentuk telaga, lahan kosong yang tidak terpakai sehingga dengan semangat dan ridho Allah KH. Aminuddin bertekat untuk membersihkan rawa-rawa untuk dijadikan tempat beribadah atau langgar. Awalnya tidak sedikit orang tua merasa tergerak untuk menitipkan anaknya untuk mengaji/mondok di rumah beliau. Sehingga dibuatkanlah kamar sederhana untuk dihuni oleh santri/murid beliau. Yang sekarang menjadi kantor pondok pesantren.

Beberapa tahun kemudian berkembang ibu-ibu jama'ah pengajian, yang mulanya telah mengaji dalam bimbingan KH Aminuddin di Demangan

nututi minta ikutmengaji kepada KH Aminuddin yang telah berpindah ngaji

di Tlogoanyar. Agar tidak tercampur dengan santri laki-laki Maka dibuatlah

17 Departemen Agama Republik Indonesia, Piagam Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an,

Nomor :Kw,13.5/02/PP.00.7/167/2006


(41)

32

Roudloh tempat pengajian dan jama'ah yang sekarang dinamakan Roudlotul

Qodim. Ada juga santri perempuan, kemudian dibuatlah kamar disisi selatan yang sekarang menjadi koperasi, sampai berkembang menjadi 3 lantai. KH. Mansur Aminuddin Ridlo memberi nama pondok ini dengan mana pemberian dari kiai beliau yaitu KH. Arwani Kudus yaitu Roudlotul Qur'an.

Pada perkembangan selanjutnya tidak hanya mengajar Al qur'an tetapi juga ditambah dengan mengaji kitab seperti kitab gundul, buluggul maram, tafsir jalalain dan kitab-kitab kuning lainya. Pengajian al qur'an pada saat itu dilaksanakan setiap selesai sholat Subuh dan Magrib, sedangkan ngaji kitab seperti tafsir jalalain dan kitab lainya dilaksanakan tiap sore menjelang Maghrib.19Seiring jalannya waktu akibat semakin banyaknya masyarakat yang tidak hanya dari tlogoanyar yang datang mengaji bahkan tidak sedikit berasal dari luar kelurahan dan bahkan diluar daerah maka Pada tahun 1980 KH. Aminuddin mendapatkan sebidang tanah waqof dari tokoh masyarakat setempat. Kemudian membuat kamar sederhana sebagai tempat menginap bagi para santri laki-laki, yang sekarang menjadi komplek Rijal.

2. Fase kedua (1985-2000)

Jumlah santri perempuan bertambah dan bertambah pada tahun 1985, kemudian KH. Mansur Aminuddin Ridlo membeli sebidang tanah lagi dan di buatlah komplek jadid dengan 3 kamar hanya 1 lantai dan Aula. Jumlah santriwan dan santriwati semakin bertambah pesat pada tahun 1985-1990.


(42)

33

Jumlah santri mencapai 300 lebih.20

KH. Mansur Aminuddin Ridlo merupakan pendiri Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an Tlogoanyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan. Beliau lahir di Kudus Jawa Tengah pada bulan Agustus tahun 1935. 21 Saat beliau masih muda, di kenal sebagai orang yang taat pada agama, rajin dalam beribadah, selain mengajar mengaji, beliau juga menyebarkan agama Islam di Kelurahan Pedurungan Glagah dan di dampingi seorang wanita yang bernama Ummi Sholihah. Wanita tersebut berasal dari Betoyo, Manyar Gresik. KH. Aminuddin Ridlo dan Ummi Sholihah ini sama-sama menimbah ilmu di Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang, kurang lebih selama 6 tahunan. Setelah itu beliau pulang dan menikah dengan Ummi Sholihah sekaligus mendapatkan tugas serupa di Lamongan, tepatnya di MI Madrasah Ibtidaiyah Sunan Drajat Demangan, sekarang di kenal MI murni oleh Ustadz H. Zarkasyi (Allahumaghfir lahu) pengurus Madrasah. Madrasah Ibtidaiyah yang semula hampir mati karna di tinggal siswanya, di tahun 1975 mengalami kejayaan dengan jumlah siswa yang melimpah. 22

Pada tahun 1960 KH. Aminuddin menikah saat berusia 25 tahun sedangkan istrinya Ummi Sholihah berusia 23 tahun. KH Mansur Aminuddin Ridlo selain mengajar dan berdakwah di masyarakat Tlogoanyar sebagai pengasuh pesantren beliau juga bertugas sebagai guru agama yang di tugaskan di Pucung Tikung Lamongan.

Dalam rangka merintis pondok pesantren, tentu tidak semudah yang

20 Masykurotin Azizah, Wawancara, Lamongan, 30 April 2016. 21 KH. Muhaimin, Wawancara, Lamongan, 30 April 2016. 22 Masykurotin Azizah, Wawancara, Lamongan, 30 April 2016.


(43)

34

dibayangkan. Banyak sekali halangan dan rintangan yang harus dihadapi oleh KH. Mansur Aminuddin Ridlo. Sebagian masyarakat Kelurahan Tlogoanyar ada yang mendukung dan ada juga yang menentang saat KH. Mansur Aminuddin dalam mendirikan pondok pesantren di Tlogoanyar Lamongan. Akan tetapi dengan semangat dan kerja keras tetap dijalankan oleh KH. Mansur Aminuddin Ridlo, beliau memegang teguh kesabaran dan tawakal karena dengan niat dan sikap yang baik akan melahirkan hasil yang baik. Beliu tidak pernah menghiraukan cercaan dan hinaan dari warga yang kontra dengan pemikiran KH. Mansur Aminuddin Ridlo. Meski ada sebagian warga Kelurahan Tlogoanyar yang tidak suka dengan kedatangan beliau dalam berdakwah dan mendirikan pondok pesantren, namun beliau tetap menjalin hubungan baik dengan semua orang. Beliau juga menjalin silaturahmi dengan masyarakat.23

Sebelum wafat, KH. Aminuddin sering berkunjung dan menyambung silaturahmi dengan KH. Arwani Kudus. Bahkan nama Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an itu sendiri merupakan pemberian dari Almarhum KH. Arwani Kudus.

Pada tahun 1993 KH. Mansur Aminuddin Ridlo wafat, tepatnya 18 September 1993 M/ 27 Jumadil Akhir 1338 H. Setelah dirawat 13 hari di RSUD Bunder Gresik. Beliau di makamkan di Kudus tempat lahir beliau. Pondok pesantren Roudlotul Qur'an di pegang bersama putra/putri beliau yang berjumlah 6 orang;


(44)

35

1) Ah. Syaifuddin 2) Ah. Ali Arifin 3) Ah. Faishol 4) Durrotun Nafisah 5) Masykurotin Azizah 6) Hidayatul Mashfiyyah 24

KH. Mansur Aminuddin Ridlo dikenal memiliki hati yang lembut, sopan santun serta solidaritas yang tinggi pada semua orang. Beliau lebih dikenal dengan nama KH. Aminuddin Ridlo. Selain itu, KH. Aminuddin memiliki sikap loyalitas yang tinggi terhadap sesama bahkan banyak tetangga merasa senang dengan kedatangan KH. Aminuddin Ridlo di Tlogoanyar untuk menyebarkan ilmu dan berjuang di jalan Allah.25

3. Fase ketiga (2000-2015)

Setelah pondok pesantren berdiri dan mulai berkembang, kemudian muncullah lembaga non formal yakni Madrasah Tsanawiyah Terpadu berdiri pada tahun 2006. Kemudian berdirilah Madrasah Aliyah Sains tahun 2015. Adanya lembaga-lembaga formal serta non formal yang ada di pondok pesantren Roudlotul Qur'an, menjadikan banyak masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya untuk belajar di pondok pesantren sekaligus di sekolah formal Roudlotul Qur'an.

24 KH. Muhaimin, Wawancara, Lamongan, 30 April 2016. 25 Syaifuddin, Wawancara, Lamongan, 30 April 2016.


(45)

36

Kesederhanaan pesantren zaman dulu terlihat dalam segi bangunan, metode, bahan kajian, perangkat belajar dan lainnya. Hal tersebut dilatar belakangi oleh kondisi masyarakat dan perekonomian pada saat itu. Pesantren zaman dulu hubungan yang terjalin antara kiai dan santri sangat erat layaknya anak kandung dengan orang tuanya. Akan tetapi pesantren zaman sekarang agak berbeda. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi dan ekonomi. Pesantren zaman sekarang, kiai dan santri-santrinya jarang bertemu dikarenakan jadwal yang padat serta banyaknya jumlah santri sehingga tidak tersedia waktu untuk bercakap-cakap atau musyawarah dengan kiai secara langsung, hanya sebatas pengurus dan pengasuh pondok saja yang dapat bertatap muka.

Para santri yang menimba ilmu di pesantren zaman dulu tidak dipungut biaya administrasi karena santri dan kiai sama-sama hidup dalam kesederhanaan dengan bertani dan berdagang sehingga hasil yang didapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, perubahan terjadi dikarenakan kebutuhan ekonomi yang terus meningkat dan kondisi masyarakat zaman dulu berbeda dengan sekarang. Rata-rata mata pencaharian di Lamongan dulunya hanya bertani, berdagang di pasar dan nelayan namun sekarang banyak warga Lamongan yang bekerja di pabrik, pegawai negeri dan lain-lain. Kebutuhan zaman sekarang dan dulu sangat berbeda.

Pondok pesantren dulu cukup menggunakan lampu ublik sebagai media penerangan, namun di era sekarang membutuhkan listrik untuk menyalakan lampu sebagai sarana penenrangan. Hal ini juga yang


(46)

37

menjadikan pondok pesantren sekarang memungut biaya administrasi bagi para santri. Bangunan pondok pesantren Roudlotul Qur'an Kelurahan Tlogoanyar Lamongan sudah memenuhi persyaratan menjadi lembaga pendidikan karena memiliki beberapa bangunan dengan fungsinya. Bangunan-bangunan tersebut diantaranya mushola, madrasah, dalem (rumah kiai), asrama dan lain-lain.

D. Tujuan dan Visi Misi Berdirinya Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an

Tlogoanyar

Pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan mempunyai visi, misi, dan tujuan yang dirumuskan dengan jelas sebagai acuan program-program pendidikan yang diselenggarakan. Tujuan utama pesantren adalah mencapai hikmah atau kebijaksanaan berdasarkan pada ajaran Islam yang dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang arti kehidupan serta realisasi dari peran dan tanggung jawab. Setiap santri diharapkan menjadi orang yang bijaksana dalam menyikapi kehidupan ini.

Tujuan institusional pesantren yang lebih luas dengan tetap mempertahankan hakikatnya dan diharapkan menjadi tujuan pesantren secara nasional pernah diputuskan dalam musyawaroh Intensifikasi Pengembangan Pondok Pesantren di Jakarta yang berlangsung pada 2 s/d 6 Mei 1978 bahwa tujuan umum pesantren adalah membina warga Negara berkepribadian Muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa


(47)

38

keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan Negara.26

Begitu juga dengan pondok pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar akan dinilai masyarakat. Pesantren perlu mempunyai cara pandang yang ideal dengan penilaian masyarakat, sebab pendirian pesantren harus sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga membuat dampak yang positif dan baik pada masyarakat atau warga disekitar pesantren. Berikut Tujuan, Visi dan Misi pondok pesantren Roudlotul Qur’an:27

1. Tujuan berdirinya pondok pesantren Roudlotul Qur’an yaitu:

a. Mencetak anak fasih membaca Al Qur’an dengan tajwid yang benar. b. Mencetak santri yang berpengetahuan yang luas, tauhid, fiqih dan

akhlaq.

c. Mencetak santri yang berkualitas dan bertaqwa.

d. Mencetak santri yang mampu menyebarkan ilmu dan agama di masyarakat.

Adapun Visi dan Misi Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an Tlogoanyar 2. Visi

Beriman, bertaqwa dan bermanfaat

26 Ibid., 6.


(48)

39

3. Misi

a. Memberikan wawasan dan kegiatan kepada santri yang secara istiqomah mampu memperkuat akidah, memperluas ilmu syariat Islam. b. Mendidik santri berperan positif dalam masyarakat .

c. Menjadi lembaga yang berkarakter Islam, terbuka dan istiqomah mensyiarkan dakwah Islam.


(49)

40

BAB III

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL QUR'AN TLOGOANYAR LAMONGAN

Pesantren memiliki banyak pengertian sesuai dengan pandangan masing-masing pihak. Menurut Masjkur Anhari pesantren dalam arti sebagai lembaga pendidikan non formal yang hanya mempelajari ilmu agama yang bersumber pada kitab kuning atau kitab kitab klasik, maka materi kurikulumnya mencakup ilmu Tauhīd, Tafsīr, ilmu Tafsīr, HadIth, ilmu fiqh, ushūl al-Fiqh, ilmu Tasawuf, ilmu Akhlaq, Bahasa Arab yang mencakup Nahwu, Sharaf, Balāghah, Badi’, Bayān, Mantīq dan Tajwīd.1 Hal ini juga berlaku bagi pondok pesantren Roudlotul Qur’an karena didalamnya juga diajarkan ilmu-ilmu agama seperti nahwu, sharaf dan lain-lain.

Untuk menjawab fenomena di era globalisasi, maka pondok pesantren Roudlotul Qur’an muncul dengan pembaruan dalam hal pendidikan. Selain mengajarkan ilmu-ilmu agama, pesantren Roudlotul Qur’an juga menaungi lembaga-lembaga formal sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan masyarakat. Pendidikan dan pengajaran berbagai disiplin ilmu perlu untuk diterapkan. Pengembangan ilmu-ilmu umum tidak hanya bersifat sebagai pelengkap, melainkan akan diaktualisasikan penuh dengan ilmu syariah sehingga dapat mengokohkan keberadaan pondok pesantren dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Pesantren merupakan sarana untuk mengembangkan Islam dan

1 Masjkur Anhari, Integrasi Sekolah Ke dalam Sistem Pendidikan Pesantren: Tinjauan Filososfis dalam Prespektif Islam (Surabaya: Diantama, 2006), 24.


(50)

41

berfungsi sebagai pusat penyebaran Islam dan mencetak kader-kader pemimpin Islam pada masa yang akan datang sehingga pengetahuan tentang Islam sangat diperhatikan dan disiapkan pada lembaga pendidikan Islam yakni pondok pesantren. Dalam metode pembelajaran di pesantren terkenal dengan metode sorogan dan bandongan atau wetonan. Metode sorogan yakni model pengajian dimana para santri membaca kitab pelajaran sedangkan sang kiai mendengarkan sambil membenarkan jika terdapat kesalahan. Metode ini dianggap metode pengajaran yang sulit karena dibutuhkan kesabaran, ketelitian dan kemahiran disiplin ilmu pada setiap santri.

Metode bandongan atau weton merupakan metode pengajaran dimana sang kiai membacakan dan menjelaskan isi kitab. Para santri mengelilingi guru dengan mendengarkan, memaknai dan mencatat keterangan pada kitab maupun buku catatan lain. Dalam sistem ini sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan dan

menerangkan dan seringkali mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab.2

Adapun karakterisrik pendidikan pesantren secara keseluruhan terdiri dari beberaa poin dantaranya materi pelajaran dan metode pengajaran yang umumnya pesantren mengajarkan kajian-kajian kitab kuning dengan metode pengajaran sorogan dan weton atau bandongan. Poin berikutnya yakni jenjang pendidikan. Dalam dunia pesantren jenjang pendidikan tidak dibatasi, namun kenaikan tingkat santri berdasarkan pada pengajaran mata pelajaran tertentu yang ditandai dengan tamatnya kitab yang dikaji.

2 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES), 28.


(51)

42

Seiring berjalannya waktu, fungsi pesantren berjalan secara dinamis. Pada awalnya, pesantren berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyebaran agama Islam. Namun dalam buku yang berjudul Manajemen Pondok Pesantren didalamnya terdapat pendapat Azyumardi Azra yang menawarkan tiga fungsi pesantren yaitu (1) transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam (2) pemeliharaan tradisi Islam dan (3) reproduksi ulama’.3 Untuk mencapai manajemen sistem pendidikan yang baik dan benar, seperti halnya Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an Tlogoanyar ini melakukan berbagai pembaruan-pembaharuan pendidikan dengan mengikuti Ilmu pengetahuan umum dan teknologi dalam memenuhi tuntutan atau kebutuhan masyarakat.

Untuk menjawab fenomena di era globalisasi, maka pondok pesantren Roudlotul Qur’an muncul dengan pembaruan dalam hal pendidikan. Selain mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam, pondok pesantren Roudlotul Qur’an juga menaungi lembaga-lembaga formal sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan masyarakat. Pendidikan dan pengajaran berbagai disiplin ilmu perlu untuk diterapkan. Pengembangan ilmu-ilmu umum tidak hanya bersifat sebagai pelengkap, melainkan akan diaktualisasikan penuh dengan ilmu syariah sehingga dapat mengokohkan keberadaan pondok pesantren dalam menghadapi tantangan-tantangan di era globalisasi.

Pondok pesantren Roudlotul Qur’an merupakan salah satu pondok pesantren yang ada di Lamongan Jawa Timur yang ikut berpartisipasi dalam penyebaran Islam di era modern. Manajemen pendidikan pesantren

3 Sulthon Masyhud dan Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren (Jakarta: Diva Pustaka, 2005), 90.


(52)

43

merupakan icon penting dalam mengembangkan eksistensi pesantren. Tanpa adanya hal tersebut, maka orientasi ke depan menjadi kurang jelas dan pesantren tidak akan memiliki visi misi sehingga kebijakan-kebijakan pesantren akan bersifat sesaat. Pondok Roudlotul Qur’an merupakan pondok pesantren yang dapat menyeimbangi berbagai permasalahan-permasalahan di

era modern. Pondok ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama seperti Akidah

Akhlaq, Fiqih dan lainya. Sebagaimana yang diintegrasikan dalam madrasah diniyah, melainkan menaungi lembaga pendidikan umum diantaranya MTs Terpadu dan MA Sains Roudlotul Qur’an.

A. Madrasah Tsanawiyah Terpadu Roudlotul Qur’an

Madrasah Tsanawiyah Terpadu Roudlotul Qur’an Tlogoanyar

memiliki visi dan misi yang jelas dan praktis diantaranya visi Madrasah Tsanawiyah Tlogoanyar adalah Teguh dalam iman unggul dalam keilmuan. Adapun misi Madrasah Tsanawiyah Terpadu diantaranya:

1. Membentuk kader muslim yang berkualitas dalam iman dan ketaqwaan.

2. Menghasilkan lulusan yang menguasai IPTEK.

3. Mencetak sumberdaya manusia yang menguasai bahasa arab-inggris aktif. 4. Menjadi lembaga pendidikan islam yang berbasis bahasa arab-inggris. 5. Menjadi MTs Teladan.

Madrasah Tsanawiyah Terpadu terletak di Kelurahan Tlogoanyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan dengan kode pos 62218. No. Statistik sekolah yakni 212352411377. Bertempat di Jl. Andanwangi Lamongan. Kepala sekolah Mts Terpadu bernama Kamal Mustafa, M. Pd


(53)

44

lahir di Madiun dan bertempat tinggal di Jl. Kombespol M.Duryat 26 Lamongan. Jumlah guru di Madrasah Tsanawiyah Terpadu sebanyak 28 orang dan 3 karyawan.

Madrasah Tsanawiyah Terpadu mendapat piagam ijin operasional Madrasah Tsanawiyah dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten Lamongan. Adapun Nomor Statistik Madrasah yakni 121235240005. yang di tandatangani oleh Drs H. Kusaiyin Wardani, MSi.4

MTs Terpadu Roudlotul Qur’an berdiri pada 16 Mei 2006. Madrasah

ini menganut kurikulum KTSP oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan. Dengan persiapan 3 bulan bersama Tim pendiri,

mendirikan Madrasah Tsanawiyah Terpadu Roudlotul Qur’an. Nama tersebut

di sepakati dalam rapat Tim pendiri.5

Diberi nama Terpadu karena Paduan antara Madrasah dengan Pondok. Dengan jumlah siswa-siswi pertama menerima 17 0rang. Seiring berkembangnya Madrasah Tsanawiyah Terpadu Jumlah santri sekarang mengalami peningkatan sangat pesat dengan jumlah 230 santri, meliputi siswa tingkat Tsanawiyah/SMP/Awwaliyah (154 siswa-siswi), SMA/Wustho (82 siswa-siswi), Kuliyah/Ulya (20 siswa-siswi). Adapun fasilitas sarana-prasarana Madrasah akan sangat menunjang kualitas daripada sebuah lembaga pendidikan.

4 Kementrian Agama Kabupaten Lamongan, Piagam ijin operasional MTs, Nomor : Kd.13.24/4/PP.00.5/702.a/2010.


(54)

45

Tabel 3.1

Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan

No Tempat Kondisi

1 Gedung Milik Sendiri Baik

2 Lap Bahasa Baik

3 Media Pembelajaran LCD Baik

4 Wifi Area Baik

5 Peralatan Lap IPA Baik

6 Perpustakaan Baik

8 Lap Komputer Baik

Sumber: Data diolah dari dokumen MTs Terpadu (5 Mei 2016).

Seiring perkembangan zaman, pondok pesantren yang dulunya hanya melaksanakan pendidikan agama tradisional sekarang banyak pondok pesantren yang menaungi lembaga-lembaga formal tidak lain Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar. Madrasah Tsanawiyah Terpadu Roudlotul Quran ini termasuk pendidikan formal yang diselenggarakan dalam bentuk madrasah atau sekolah umum pada umumnya dengan harapan dapat mengembangkan dan membina para santri agar mendapatkan ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum baik berupa ketrampilan praktis maupun pengetahuan akademis yang bermanfaat bagi masyarakat, orang tua terutama bermanfaat bagi dirinya sendiri.

Sistem pendidikan di sekolah-sekolah pada dasarnya merupakan komponen pendidikan yang saling terkait dalam mencapai tujuan pendidikan.


(55)

46

Dalam hal ini akan dibahas sedikit tentang komponen-komponen sistem pendidikan diantaranya:

a. Pelaku pendidikan yang terdiri dari kepala sekolah, guru, pegawai administrasi dan murid.

b. Sarana perangkat kelas seperti gedung sekolah, lapangan olahraga, asrama, ruang laboratorium dan lain-lain.

c. Sarana perangkat lunak: kurikulum, buku perpustakaan, pusat

dokumentasi, metode, tujuan, evaluasi dan sebagainya yang merupakan alat-alat pendidikan.

Tabel 3.2

Daftar Nama-nama Guru Madrasah Tsanawiyah Terpadu Roudlotul Qur’an Tlogoanyar

No Nama Pendidikan Jabatan Tugas Utama

1 Kamal Mustofa M.pd S2 Guru TIK

2 Masykurotin A S.Ag S2 Guru B.INGG

3 Drs. KH Muhaimin S1 Guru B.INDO

4 Sri Wahyuni S.pd S1 Guru IPS

5 Heru Setya B S.pd S1 Guru BK

6 Waris S.pd S1 Guru IPA

7 Sun’an Wahyudi S.pd S1 Guru IPA

8 Sandrina Rossi S.pd S1 Guru TIK

9 Lilik Puji A S.pd S1 Guru B.INGG

10 Sri Yuliati S.pd S1 Guru IPS

11 Eva Dina R S.pd S1 Guru B.INDO

12 Astri Eka A S.pd S1 Guru PENJASKES

13 Misbahul Fanani S.kom S1 Guru MTK

14 Siti Mutmainah S.pd S1 Guru B.ARAB

15 Arinil Haq S.pd S1 Guru PAI

16 Roziq Fathul H. S.pd S1 Guru B.ARAB

17 M Febrianto P. A.Ma D2 Guru PAI

18 Dwi Rohmi S S.pd S1 Guru B.INGG

19 Ahmad Muzaffin S.pdi S1 Guru B.ARAB


(56)

47

21 Faidatul Ilmiyah S.pd S1 Karyawan IPA

22 Lathoifun Nikmah M.pdi S1 Guru B.INGG

23 Nur Ita S.pd S1 Guru B.INGG

24 Yusuf Rodli S.pd S1 Guru B,ARAB

25 Mahfudz Ali S.pd S1 Guru IPS

26 Nuryatul F S.pd S1 Guru B.INDO

27 Siti Zumaroh S.pdi S1 Guru KESENIAN

28 Maratus Sulistyo S1 Guru TIK

29 Umi Fitriyah S.pd S1 Guru B.INGG

30 Wahyu Eko S.pd S1 Guru IPS

31 Aulia Assunibyo A.Ma D2 Karyawan IPA

Sumber: Data diolah dari dokumen MTs Terpadu (5 Mei 2016).

Tabel 3.3

Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Terpadu Roudlotul Qur’an Tlogoanyar

Sumber: Data diolah dari dokumen Madrasah Tsanawiyah Terpadu (5 Mei2016) KETUA YAYASAN

Drs A ALI ARIFIN MM

KEPALA SEKOLAH AHMAD LATIF,SPd

WAKA

SARPRAS KURIKULUM WAKA HUMAS WAKA WAKA UMUM

MUZAFFIN,S KEPALA BIDANG AKADEMIS

Drs.KH.SLAMET MUHAIMIN

TATA USAHA

(TU) BIMBINGAN KONSELING

WAKA KESISWAA


(57)

48

B. Madrasah Aliyah Sains Roudlotul Qur’an

Madrasah Aliyah/SLTA/SMK/sederajat ialah sebagai penunjang pendidikan selanjutnya setelah siswa atau siswi yang sudah mengenyam Madrasah Tsanawiyah. Seiring berkembangnya lembaga-lembaga formal saat ini, pada tahun 2015 telah disiapkan tahun pertama masa penerimaan siswa-siswi baru Madrasah Aliyah Sains yang saat itu juga sudah mempunyai siswa-siswi sebanyak 29 anak. Madrasah Aliyah Sains Roudlotul Qur’an memiliki Visi dan Misi yang jelas dan praktis. Diantaranya Visi Madrasah Aliyah Sains ialah Berilmu, bertaqwa, beramal sholih, bermasyarakat. Adapun Misi Madrasah Aliyah Sains ialah:

1. Menumbuhkan sikap kompetitif siswa yang unggul dalam

berprestasi tinggi.

2. Meningkatkan wawasan pengetahuan keagamaan yang didasari

keimanan dan ketakwaan teradap Tuhan Yang Maha Esa. 3. Menjadikan siswa sebagai penerus perjuangan di masyarakat.

4. Meningkatkan kualitas kegiatan ilmiah dan sosial

kemasyarakatan.

5. Menumbuhkan rasa cinta kepada nabi Muhammad dengan

bersalawat.6


(58)

49

Gambar 03.4 Struktur Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konsiling Madrasah Aliyah Sains Roudlotul Qur’an

Sumber: Data di ambil dari dokumen Sekolahan MA Sains

Gambar 3.1: Madrasah Tsanawiyah Terpadu dan Madrasah Aliyah Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan.

KOMITE SEKOLAH TENAGA AHLI INSTANSI

WALI KELAS

SISWA KEPALA SEKOLAH

GURU PEMBIMBING

BIMBINGAN KONSELING

GURU BIDANG STUDY


(59)

50

C. Integrasi Sistem Pendidikan Sekolah Dalam Pesantren

Pada abad ke 19 lembaga pendidikan di Indonesia yang merupakan lanjutan dari mengaji Alquran adalah pesantren. Pada akhir abad ke 19 mulai terjadi pemisahan antara sistem pendidikan umum dan Islam sehingga berpengaruh pada munculnya beberapa madrasah di luar ranah pesantren. Pertumbuhan madrasah di Indonesia tidak lepas dari keterlibatan pesantren, bahkan dapat dikatakan pesantren merupakan awal mula berdirinya madrasah, sehingga keduanya termasuk dalam ikatan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan pendidikan Islam. Pada awal perkembangannya, madrasah berada dalam pesantren dan belum merupakan lembaga pendidikan yang berdiri sendiri dan baru setelah Indonesia merdeka ada madrasah yang mandiri di luar pesanteren.7 fenomena yang terjadi diantaranya: pertama, pesantren yang akomodatif terhadap perubahan, yang kedua pesantren menolak keras terhadap perubahan dan yang ketiga pesantren sangat selektif dalam menerima perubahan.

Di era modern, ternyata dunia pondok pesantren mulai terdesak dengan pendididkan-pendidikan umum atau sekolah-sekolah umum. Untuk menjawab situasi tersebut maka beberapa pondok pesantren memilih mengintegrasikan sekolah kedalam sistem pendididikan pesantren dengan tujuan agar pondok pesantren tetap eksis dalam dunia modern. Perubahan dan pembaruan yang dilakukan diantaranya dalam aspek materi dan kurikulum

7 (Rusli L. Karim, Muhammadiyah: Pola engembangan Pendidikan Muhammadiyah Setelah Orde Baru (Jakarta:Rajawali Press, 1990), 157.


(60)

51

yang diajarkan. Kenyataan ini juga dialami oleh pondok pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan.

Pada awalnya pondok pesantren Roudlotul Qur’an hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam murni namun pada saat ini untuk menjawab tantangan dunia dan tuntutan berbagai masyarakat maka pondok pesantren Roudlotul

Qur’an memilih untuk melakukan pembaruan dalam sistem pendidikan. Hal

ini dibuktikan dengan perkembangan pendidikan yang awalnya menggunakan sistem pengajaran tradisional yakni sorogan dan weton namun seiring

berjalannya waktu pondok pesantren Roudlotul Qur’an mulai

mengintegrasikan pendidikan sekolah kedalam sistem pendididikan pesantren dengan dibangunnya beberapa lembaga pendidikan diantarannya Madrasah Tsanawiyah Terpadu dan Madrasah Aliyah Sains, yang berada pada naugan pondok pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan.


(1)

61

pesantren dan membaur dengan masyarakat, maka santri tersebut dapat menempatkan dirinya pada posisi dan situasi yang ada. Santri akan dibekali ilmu dan budi pekerti sehingga menjadi orang hebat kelak.10

Adanya lembaga pendidikan MTs Terpadu dan MA Sains juga sangat membantu bagi guru Agama di sekolah untuk membimbing para santri belajar mengajar di luar aktifitas pondok pesantren. Guna memberikan wawasan ilmu pengetahuan baik agama maupun ilmu pengetahuan umum terhadap siswa-siswi pondok pesantren Roudlotul Qur'an. Harapan besar bagi masyarakat sekitar terutama Kelurahan Tlogoanyar, dengan adanya lembaga pendidikan formal ini semoga bisa mencetak kader muslim yang beriman dan bertakwa.


(2)

62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah memperhatikan dan meneliti pondok pesantren Roudlotul Qur’an kelurahan Tlogoanyar kecamatan Lamongan kabupaten Lamongan yang berkenaan dengan sejarah dan perkembangannya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pondok pesantren Roudlotul Qur’an Tlogoanyar Lamongan didirikan oleh KH. Mansur Aminuddin Ridho. Pondok ini mulai dibangun tahun 1975 namun baru diresmikan pada 1991. Awalnya, Beliau adalah seorang Kiai dari Kota Kudus yang berdedikasi tinggi, mengabdikan seluruh hidupnya untuk perjuangan menegakkan kalimat Allah. Perjuangan beliau yang sempat berpindah-pindah akhirnya membawa beliau dan keluarga menetap di Tlogoanyar Lamongan dan mendirikan pondok pesantren. KH. Aminuddin memberi nama pondok pesantren dengan nama pemberian dari kiai beliau yaitu Allhumaghfurlah KH. Arwani Kudus dengan nama Roudotul Qur’an.

2. Pondok pesantren Roudlotul Qur’an merupakan salah satu pondok pesantren yang ada di Lamongan yang ikut berpartisipasi dalam penyebaran agama Islam di era globalisasi. Pondok Roudlotul Qur’an bertahan dengan muatan salaf, sore ngaji weton, ba’da maghrib ngaji Al Qur’an, ba’da Isya’ Diniyyah, ba’da Shubuh ngaji Weton. Pondok ini


(3)

63

mengalami perkembangan dari salaf menuju modern. dikarenakan untuk menjawab tuntutan serta kebutuhan masyarakat di zaman sekarang. Oleh sebab itu, pondok pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama melainkan ilmu umum juga diajarkan dengan diaktualisasikan pada pendirian beberapa lembaga formal diantaranya pada tahun 2006 didirikanlah Madrasah Tsanawiyah Terpadu. Tahun 2014 didirikan Pondok Pesantren Tahfidul Qur’an. Dan di tahun 2015 Madrasah Aliyah Sains Roudlotul Qur’an.

3. Dampak keberadaan pondok pesantren Roudlotul Qur'an dalam bidang sosial, agama dan pendidikan bagi masyarakat Kelurahan Tlogoanyar tentu ada beberapa dampak, pengaruh baik secara langsung atau tidak langsung. Dalam bidang sosial, hubungan pondok pesantren dengan masyarakat sosial merupakan salah satu sarana untuk mengamalkan ajaran agama Islam. Dengan cara mengadakan kegiatan kemasyarakatan, tentunya akan memupuk rasa kerukunan dan ketertiban antara pondok pesantren dengan masyarakat dalam pergaulan sosial. Dalam bidang Agama, keterbelakangan masyarakat tentang pengetahuan ilmu agama bukan menjadi penghalang komunikasi antara pondok pesantren dengan masyarakat namun justru menjadi pengikat di hati mereka karena adanya kebutuhan akan pengetahuan ilmu agama. Pondok pesantren Roudlotul Qur'an ini menjadi kebutuhan di lingkungan sekitar kelurahan Tlogoanyar karena sangat membantu. Dalam bidang pendidikan, dengan adanya MTs Terpadu dan MA Sain Roudlotul Qur'an itu sudah


(4)

64

membuktikan bahwa pondok pesantren mampu menjawab tantangan di era globalisasi dan juga serta

B. Saran

Hal-hal yang penulis paparkan dalam skripsi ini, sebagian kecil merupakan Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an Tlogoanyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan yang termasuk bagian dari kegiatan perkembangan dakwah Islamiyah di Lamongan. Skripsi yang penulis susun tentu masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapakan masukan dan kritikan yang bersifat membangun dan memperbaiki dari berbagai pihak sebagai upaya untuk melakukan penyempurnaan skripsi sebagai karya tulis ilmiah yang layak untuk dibaca dan dikaji banyak orang.

Penulis juga menaruh harapan besar terhadap pesantren-pesantren yang ada di Indonesia khususnya pondok pesantren Roudlotul Qur’an, agar di masa depan pesantren dapat tetap eksis dan tersebar ke segala Nusantara. Pesantren mempunyai kesan keagamaan dengan tradisi pendidikan Islam yang tradisional, namun kedepannya pesantren tidak hanya mengajarkan agama tapi juga dapat menyeimbangkan dengan kebutuhan masyarakat dalam mengenyam pendidikan umum.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. Sejarah dan Masyarakat. Jakarta : Pustaka Firdaus, 1987. A’la, Add. Pembaruan Pesantren (Yogyakarta: PT LkiS, 2006), 16-17.

Aceh, Abubakar. Sejarah Hidup K.H.A. Wahid Hasyim dan Karangan Islam (Jakarta, 1957), 77.

Asrohah, Hanun. Pelembagaan Pesantren Asal-Usul Perkembangan Pesantren di Jawa. Jakarta: Departemen Agama RI, 2004.

Anhari, Masjkur. Integrasi Sekolah Ke dalam Sistem Pendidikan Pesantren: Tinjauan Filososfis dalam Prespektif Islam (Surabaya: Diantama, 2006), 24.

Burhanuddin, Jajat. Mencetak Muslim Modern: Peta Pendidikan Islam Indonesia

( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 ), 2.

Departemen Agama Republik Indonesia, Piagam Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an, Nomor :Kw,13.5/02/PP.00.7/167/2006.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES, 1994.

Dudung, Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Fana, Lutfin. “Statistik Daerah Kabupaten Lamongan”, (Lamongan: BPS Kabupaten Lamongan, 2014; 1.

Gottshalk, Louis. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press, 1981.

Hakim, Atang Abdul . Metodologi Studi Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000.

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 42. Karim, Rusli L. Muhammadiyah: Pola engembangan Pendidikan Muhammadiyah

Setelah Orde Baru (Jakarta:Rajawali Press, 1990), 157.

Kementrian Agama Kabupaten Lamongan, Piagam ijin operasional MTs, Nomor : Kd.13.24/4/PP.00.5/702.a/2010.

Khusnurdilo, Sulthon Masyhud. Manajemen Pondok Pesantren (Jakarta: Diva Pustaka, 2005), 90.

Mas’ud, Abdurrahman. Dari Haramain ke Nusantara: Jejak Intelektual Arsitek Pesantren (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), 57.


(6)

63

Mestoko, Sumarsono. Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke Jaman (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), 232.

Usman, Hasan. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Direkture Jendral Kelembagaan Agama Islam, 1986.

Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1976. Sjamsuddin, Helius. Metodelogi Sejara.Yogyakarta: Ombak, 2007.

Siti Zubaidah, Iskandar Engku. Sejarah Pendidikan Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 43-44.

Tim Penyusun, “Dinamika Pendidikan Islam di Jawa Timur”, (Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur,2011), 1.

Wikipedia bahasa Indonesia, “Teori modernisasi”, dalam

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_modernisasi (2 September 2015).

Geoku indo, “Arti dan Pengertian Letak Geografis

Indonesia”,dalamhttp://indo-geografi.

blogspot.co.id/2011/11/arti-dan-pengertian letak- geografis.html (6 November2015).

Yacub, M. Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Kelurahan (Bandung: ANGKASA, 1993), 62.