PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL PEKERJAAN PETANI KE PEKERJAAN NON SKILL TERHADAP PENINGKATAN PENGHASILAN MASYARAKAT DI DESA KARANGLO KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN : TINJAUAN TEORI PEMBAGIAN KERJA EMILE DURKHEIM.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

SEPTIANA WILDA NIM. B95212078

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


(2)

(3)

(4)

(5)

Septiana Wilda, 2016, Pengaruh Perubahan Sosial: Pekerjaan Petani Ke Pekerjaan Non Skill terhadap Peningkatan Penghasilan Masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Perubahan Sosial, Petani, Pekerja Non Skill dan Penghasilan

Permasalahan yang dikaji di dalam penelitian ini ada dua, yakni bagaimana kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban dan apakah perubahan sosial pekerjaan petani ke pekerja non skill berpengaruh terhadap peningkatan penghasilan pada masyarakat Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban

Metode yang digunakan adalah metode mixed method dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, kuisioner dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam melihat fenomena yang terjadi pada Pekerja Non Skill di desa Karanglo kecamatan Kerek kabupaten Tuban ini adalah teori Perubahan Sosial Emile Durkheim: Pembagian Kerja dan Solidaritas Sosial.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa: (1) kondisi sosial ekonomi masyarakat di karanglo masih tergolong ekonomi menengah ke bawah, karena yang mengalami peningkatan penghasilan adalah masyarakat yang bekerja sebagai pekerja non skill di pabrik dan yang diinginkan masyarakat terkait adanya pabrik adalah kesejahteraan masyarakat, terutama dalam hal pembagian kerja. Namun untuk mendapatkan pekerjaan seseorang juga harus mempunyai skill dan mempunyai latar pendidikan yang tinggi. (2) setelah diuji dengan analisis product moment dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh 0,62% dalam kategori kuat yang signifikan antara perubahan sosial petani ke pekerja (non skill) terhadap peningkatan penghasilan masyarakat di desa Karanglo kecamatan Kerek kabupaten Tuban. Kemudian diuji dengan menggunakan analisis regresi, diperoleh hasil 0,38 sehingga dapat disimpulkan bahwasannya pengaruh perubahan sosial petani ke pekerja (non skill) menyumbang 38% terhadap peningkatan penghasilan masyarakat di desa Karanglo kecamatan Kerek kabupaten Tuban. Jika dianalisis dengan menggunakan teori Emile Durkheim tentang Pembagian Kerja dari hasil prosentase dan wawancara dapat disimpulkan bahwa di desa karanglo telah terjadi perubahan sosial, Karena dalam menurut Durkheim, Pembagian kerja pada masyarakat tradisional masih sangat sedikit, berbeda dengan masyarakat industri, yang pembagian kerjanya sangat kompleks.


(6)

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Penelitian Terdahulu ... 7

F. Definisi Operasional ... 14

G. Hipotesis ... 17

H. Metode Penelitian ... 19

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 19

2. Populasi, Sampel dam Teknik Sampling ... 25

3. Variabel dan Indikator ... 28

4. Teknik Pengumpulan Data ... 30

5. Teknik Analisis Data... 32

I. Sistematika Pembahasan ... 37

J. Jadwal Penelitian ... 39

BAB II : PERUBAHAN SOSIAL: PEKERJAAN PETANI KE PEKERJAAN NON SKILL DAN PENINGKATAN PENGHASILAN MASYARAKAT ... 40

A. Kajian Pustaka ... 40

1. Pengertian Perubahan Sosial ... 40

2. Pengertian Petani ... 51

3. Pengertian Buruh ... 54

4. Pengertian Penghasilan ... 55

5. Pengertian Masyarakat ... 57

B. Emile Durkheim: Pembagian Kerja dan Solidaritas Sosial ... 58

BAB III : PERUBAHAN SOSIAL PETANI KE PEKERJA NON SKILL ... 62

A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian ... 62

1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 62

2. Keadaan Pendidikan Desa Karanglo ... 65

3. Keadaan Sosial Budaya Desa Karanglo ... 66

4. Keadaan Keagamaan Desa Karanglo ... 68


(7)

BAB IV : PERUBAHAN SOSIAL PEKERJAAN PETANI KE PEKERJAAN NON SKILL DALAM ANALISIS TEORI PERUBAHAN SOSIAL MENURUT EMILE

DURKHEIM: PEMBAGIAN KERJA DAN SOLIDARITAS SOSIAL ... 86

A. Analisis Deskriptif ... 86

B. Analisis Statistik ... 94

1. Product Moment... 94

2. Regresi ... 95

3. Teori Perubahan Sosial Menurut Emile Durkheim: Pembagian Kerja dan Solidaritas Sosial ... 100

BAB V : PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pedoman Kuisioner

2. Pedoman Wawancara

3. Dokumen lain yang relevan

4. Jadwal Penelitian

5. Surat Keterangan (bukti melakukan penelitian) 6. Biodata Peneliti


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karanglo merupakan sebuah desa yang termasuk dalam kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Secara geografis sebagian besar wilayahnya berupa lahan dan mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, seiring perkembangan zaman pemuda-pemuda yang dahulunya bekerja sebagai petani kini mereka lebih memilih untuk bekerja di pabrik yang berada di utara desa Karanglo, yaitu di pabrik Semen Indonesia.

Guna memaksimalkan kinerja PT Semen Indonesia Tbk meresmikan gedung baru yang berada di kawasan pabrik PT Semen Gresik, Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Bangunan gedung yang memiliki tinggi tujuh lantai tersebut akan difungsikan sebagai kantor pusat PT Semen Gresik di pabrik Tuban. Peresmian gedung itu langsung dilakukan oleh Bupati Tuban, Fatkhul Huda bersama dengan Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Semen Indonesia.1

Desa Karanglo Kecamatan Kerek termasuk dalam wilayah ring 1 Pabrik Semen Indonesia karena bersebelahan dengan desa Sumberarum yang merupakan tempat berdirinya pabrik Semen Indonesia. Dulu warga desa Karanglo mayoritas bekerja sebagai petani, namun beberapa tahun terakhir banyak yang bekerja di pabrik Semen Indonesia terutama pemuda-pemudanya. Para pemuda yang

1 “Semen Indonesia Resmikan Kantor Pusat di Pabrik Tuban”, diakses 18 opember 2015,http://m.beritajatim.com/ekonomi/214514/semen_indonesia_resmikan_kantor_pusat_di_pabr ik_tuban.html


(9)

tidak melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi akan bekerja sebagai pekerja non skill di pabrik Semen Indonesia.2

Dengan adanya pabrik Semen Indonesia, banyak pemuda Desa Karanglo yang bekerja di pabrik. Kebanyakan dari mereka adalah yang tidak melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi. Dahulu pemuda yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi akan membantu orang tuanya bekerja di sawah, bagi mereka yang tidak mempunyai lahan atau sawah bekerja sebagai buruh tani. Namun berbeda dengan beberapa tahun terakhir ini, banyak pemuda yang lebih memilih bekerja di pabrik daripada menjadi petani.

Setiap masyarakat pasti mengalami dengan yang namanya perubahan, kalau boleh diibaratkan kehidupan masyarakat dengan perubahan itu seperti dua sisi mata uang, karena perubahan itu selalu menyertai seluruh aspek dari kehidupan yang ada di dunia ini. Itulah sebabnya dalam setiap masyarakat sedikit banyak dan cepat atau lambat pasti akan mengalami perubahan.

Setidaknya ada tiga gagasan konsep dasar terkait dengan perubahan sosial, yaitu sebagai berikut:

1. Perbedaan

2. Pada waktu berbeda

3. Diantara keadaan sistem sosial yang sama3

Dari ketiga item yang ada di atas bila dikaitkan dengan kehidupan yang ada di masyarakat khusunya, maka bisa dikatakan perkembangan atau dinamika dari masyarakat itu sendiri. Dan perubahan itu biasanya selalu

2

Hasil wawancara dengan saudara Ahmad Hadits Fardlo Pada hari minggu, 01 Nopember 2015 pukul 19.20.

3


(10)

berkaitan dengan soal waktu, artinya ada masa-masa dalam proses perubahan itu, berarti masyarakat memerlukan waktu yang berbeda-beda dalam mengalami suatu perubahan.

Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomis, teknologis, geografis, atau biologis pada aspek-aspek kehidupan sosial masyakarakat.4

Menurut Agus Salim, pembangunan merupakan suatu proses perencanaan sosial yang dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk memunculkan perubahan sosial pada masyarakat sehingga dapat mendatangkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Di sisi lain, menurut Agus Salim, perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat mencakup tiga struktur. Perubahan tersebut diawali dengan perubahan pada struktur ekonomi, kemudian diikuti dengan perubahan pada struktur sosial dan yang terakhir perubahan dalam struktur kultural/ struktur ideologi.5

Pembangunan merupakan salah satu cara/proses yang dilakukan oleh pemerintah untuk memunculkan perubahan sosial, karena dari pembangunan masyarakat bisa menjadi lebih sejahtera dan juga meningkatkan penghasilan. Pembangunan itu sendiri bisa dari sektor industri, jasa, dan lain-lain. Banyaknya industri yang ada di masa sekarang seharusnya dapat mengentaskan kemiskinan. Perubahan sosial yang ada di dalam masyarakat mencakup tiga struktur, yakni struktur ekonomi, struktur sosial dan struktrul kultural/ideologi.

Perkembangan struktur ketenagakerjaan di Indonesia ditandai oleh terus berkembangnya kesempatan kerja pada sektor pertanian dan

4

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: C.V. Rajawali,1990), 338. 5

Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002), 17, 263.


(11)

lahan berganti dengan bertambahnya kesempatan kerja sektor-sektor industi. Tidak lama lagi, industri berteknologi tinggi terus berkembang sehingga menurunkan pertumbuhan kesempatan kerja pada sektor pertanian yang umumnya bersifat tradisional. Kecenderungan ini akan semakin kentara sejalan dengan pesatnya pertumbuhan industri jasa dalam berbagai sektor yang mampu menciptakan kesempatan kerja dengan pertumbuhan yang lebih pesat.6

Pada umumnya penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani akan terus berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankannya. Bagi petani yang mempunyai tanah, minimal mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja sebagai buruh tani atau petani penggarap di tempat tinggalnya.

Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan fisik dan sosial ekonominya, seperti bentang alam, bertambahnya pengetahuan, teknologi yang dimiliki penduduk wilayah dengan perubahan waktu relatif cepat atau lambat.

Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses

pembangunan nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tekah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat. perubahan tersebut meliputi dampak pembangunan industri terhadap sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar industri. Dampak pembangunan industri terhadap aspek sosial ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk yang semula

6

Ace Suryadi, Pendidikan Investasi SDM, dan Pembangunan: Isu Teori dan Aplikasi (Jakarta, Balai Pustaka, 2002), 70.


(12)

sebagai petani menjadi pekerja non skill di pabrik, selain itu juga terbukanya kesempatan bagi masyarakat setempat.

Oleh itu perlu diteliti masalah-masalah yang ada di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban secara lebih mendalam dalam sebuah skripsi yang berjudul Pengaruh Perubahan Sosial Pekerjaan Petani ke Pekerja Non Skill Terhadap Peningkatan Penghasilan Masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan adanya latar belakang di atas, dapat digambarkan beberapa permasalahan yang dapat ditemukan peneliti dan dianggap penting untuk dilakukan penelitian yaitu:

1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat di Desa Karanglo

Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban?

2. Apakah perubahan sosial petani ke pekerja pabrik berpengaruh terhadap peningkatan penghasilan pada masyarakat desa Karanglo kecamatan Kerek kabupaten Tuban?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibuat adalah untuk menjawab pertanyaan sebagaimana rumusan masalah di atas, sehingga nantinya dapat diketahui secara jelas dan terperinci tujuan diadakannya penelitian ini. Adapun tujuan tersebut adalah:


(13)

1. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban

2. Untuk mengetahui perubahan sosial petani ke pekerja non skill terhadap peningkatan penghasilan masyarakat di desa Karanglo kecamatan Kerek kabupaten Tuban

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman khususnya di bidang Sosiologi.

b. Untuk dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku perkuliahan dan dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak terutama bagi mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya masyarakat Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban mengenai perubahan sosial masyarakat petani ke pekerja non skill yang terjadi di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.


(14)

b. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi yaitu menambah pengetahuan dan wawasan.

E. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian tentang perubahan sosial yang ada di berbagai wilayah di Indonesia. Dari beberapa penelitian tersebut terdapat berbagai macam fokus, baik pengaruh perubahan sosial terhadap masyarakat. dari beberapa penelitian tentang kesenian dapat disebutkan sebagai berikut. 1. Perubahan Status Petani Tambak desa Manyarejo Kecamatan Manyar

Kabupaten Gresik Pasca Keberadaan Industri.

Karya tulis ilimah ini ditulis oleh Ila Filmillah, selaku mahasiswa Program Studi Sosiologi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Karya ini berbentuk skripsi yang ditulis pada tahun 2014.

Karya tulis ini ditulis untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana bentuk status sosial petani tambak Desa Manyarejo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik sebelum dan pasca keberadaan industri dan faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan sosial petani tambak Desa Manyarejo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Sebelum adanya industri masuk ke daerah Manyar, petani tambak belum mengalami perubahan status sosial. Namun, pasca keberadaan industri peneliti melihat petani tambak mengalami perubahan status sosial.


(15)

Bentuk status sosial petani tambak Desa Manyarejo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik sebelum dan pasca keberadaan industri adalah gaya pakaian, bangunan rumah, kepemilikan kendaraan, alat komunikasi, toko, luas tambak, dan gaya bicara.

Sebelum industri masuk ke daerah Manyar, petani tambak belum mengalami perubahan status sosial karena belum memiliki banyak aset dan pendapatannya juga belum begitu banyak. Pasca keberadaan industri yang masuk di Desa Manyar, kesejahteraan masyarakat mengalami peningkatan terutama bagi parapetani tambak. Banyak aset yang dibeli seperti tambak, pertokoan, ruko, mobil, dan rumah mewah. Tak ketinggalan juga masyarakat sekitarnya pun bisa bekerja di sektor industri sebagai pegawai atau karyawan.7

Persamaan : sama-sama membahas tentang perubahan sosial yang terjadi karena adanya industri dan juga tentang peningkatan pendapatan masyarakat.

Perbedaan : dalam karya tulis ini, Ila Filmillah menegaskan tentang bentuk status sosial dan faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan sosial petani tambak. Sedangkan peneliti membahas perubahan sosial yang terjadi pada petani biasa bukan petani tambak.

2. Industrialisasi dan perubahan sosial: Studi Pada Masyarakat Tas Kulit di Desa Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.

7

Ila Filmillah, Perubahan Status Petani Tambak desa Manyarejo Kecamatan Manyar

Kabupaten Gresik Pasca Keberadaan Industri (Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel


(16)

Karya tulis ilmiah ini ditulis oleh M. Akhsanul Kholikin, selaku mahasiwa Jurusan Ilmu Sosial, Program Studi Sosiologi, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Karya ini berbentuk skripsi yang ditulis pada tahun 2014.

Karya tulis ini ditulis untuk mengetahui bagaimana kondisi sosial masyarakat sebelum dan sesudah adanya industrialisasi tas kulit di Desa Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupten Sidoarjo dan apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial pasca industrialisasi pengrajin tas kulit di Desa Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.

Adanya industri di desa Kludan membawah dampak perubahan yang besar bagi masyarakat maupun desa kludan ini, dulu orang kludan yang notabe bekerja sebagai petani maupun karyawan pabrik penghasilannya memang cukup untuk kebutuhan sehari-hari akan tetapi setelah mengalami perubahan sosial yang berupa menjadi pengrajin tas kulit, bisa di bilang pendapatan masyarakat Kludan menjadi dua kali lipatpendapatan yang sebelumnya.8

Persamaan : sama-sama membahas tentang perubahan sosial, peningkatan penghasilan dan kondisi sosial masyarakat.

Perbedaan : dalam hal ini, M. Akhsanul Kholikin menegaskan tentang kondisi sosial masyarakat dan bentuk-bentuk perubahan sosial pasca industrialisasi. Sedangkan peneliti tidak membahas bentuk-bentuk

8

M. Akhsanul Kholikin, Industrialisasi dan perubahan sosial: Studi Pada Masyarakat Tas Kulit di Desa Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo (Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2014), 98.


(17)

perubahan sosial, melainkan peningkatan pengahasilan ndan juga kondisi sosial ekonomi masyarakat.

3. Masyarakat dan Perubahan Sosial (Studi tentang Perubahan dalam Bidang Ekonomi di Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto).

Karya tulis ilmiah ini dtitulis Rizkya Arina Fatihatin, selaku mahasiswa Program Srudi Sosiologi, Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Karya ini ditulis pada tahun 2013.

Karya tulis ini ditulis untul menjawab pertanyaan mengenai bagaimanakah bentuk terjadinya perubahan sosial di bidang ekonomi di Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto dan apa faktor yang melatarbelakangi perubahan sosial di bidang ekonomi di Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto.

Perubahan sosial di bidang ekonomi di Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto yang semakin banyak berwirausaha. Dulu mayoritas warga Pugeran bekerja sebagai petani tetapi sekarang mayoritasnya adalah petani dan wirausaha. Perubahan yang terjadi di Desa Pugeran antara lain disebabkan oleh berdirinya pabrik Sampoerna dan kebutuhan hidup yang semakin meningkat

Masyarakat di Desa Pugeran mengalami perubahan yang terjadi dalambidang ekonomi. Bentuk-bentuk perubahan yang terjadi di Desa Pugeran yaitubanyaknya warga Desa Pugeran yang sekarang menjadi


(18)

wirausahawan sepertimendirikan warung atau toko dan membuka kos-kosan. Dulu mayoritas wargahanya berprofesi sebagai petani saja.9

Persamaan : sama-sama membahas tentang perubahan sosial di bidang ekonomi.

Perbedaan : dalam hal ini Rizkya Arin Fatihatin menegaskan tentang bentuk perubahan sosial di bidang ekonomi, bentuk-bentuk perubahan yang terjadi yaitu banyak masyarakat yang menjadi wirusahawan. Sedangkan peneliti lebih membahas mengenai perubahan sosial masyarakat petani ke pekerja non skill.

4. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Tanah Abang Kecamatan Batang Hari Leko Kabupaten Musi Banyuasin Setelah Berdirinya PT. Perkebunan Mitra Ogan.

Karya tulis ilmiah in ditulis oleh Nirtasari, selaku mahasiswa dari jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya. Karya ini berbentuk skripsi yang ditulis pada tahun 2013.

Karya tulis ini ditulis untuk menjawab bagaimana perubahan sosial masyarakat Desa Tanah Abang setelah berdirinya PT. Perkebunan Mitra Ogan dan bagaimana perubahan ekonomi masyarakat Desa Tanah Abang setelah berdirinya PT. Perkebunan Mitra Ogan.

Perubahan sosial yang terjadi terkait dengan perubahan pola pikir dan wawasan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dan kesehatan, bertambahnya jumlah penduduk, dari perubahan status sosial dalam

9

Rizkya Arina Fatihatin, Masyarakat dan Perubahan Sosial (Studi tentang Perubahan

dalam Bidang Ekonomi di Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto) (Surabaya,


(19)

masyarakat. Perubahan pada aspek ekonomi berupa bertambahnya mata pencaharian dan meningkatnya mata pencaharian masyarakat kemudian dari aspek perubahan lingkungan yaitu berupa perubahan lahan serta terbukanya akses jalan antar desa.

Perubahan bagi kehidupan sosial masyarakat Desa Tanah Abang setelah berdirinya PT. Perkebunan Mitra Ogan dapat dilihat dari perubahan yang terjadi dalam berbagai faktor, yaitu perubahan mobilitas masyarakat, perubahan pola pikir dan wawasan masyarakat, perubahan perilaku, perubahan status sosial dan prestise dalam kehidupan sosial sedangkan perubahan bagi kehidupan ekonomi adalah perubahan pada mata pencarian, pendapatan dan perubahan fungsi lahan pertanian masyarakat.

Persamaan : sama-sama membahas tentang perubahan sosial dan perubahan ekonomi masyarakat.

Perbedaan : dalam hal ini Nirtasari membahas tentang perubahan yang terjadi dalam berbagai faktor, yaitu perubahan mobilitas sosial masyarakat, perubahan pola pikir dan wawasan masyarakat, perubahan perilaku dan perubahan status sosial. Sedangkan peneliti hanya membahas tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat.

5. Dampak Industri Terhadap Perubahan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di

Desa Tobat Kecamatan Balaraja Tangerang Banten.

Karya tulis ilmiah yang ditulis oleh Akhmad Asep Erista, selaku mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas


(20)

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, karya ini berbentuk skripsi yang ditulis pada tahun 2014.

Karya tulis ini ditulis untuk mengetahui bagaimana dampak adanya industri terhadap kehidupan sosial masyarakat setempat dan bagaimana dampak perkembangan industri terhadap ekomomi masyarakat Desa Tobat yang terjadi akibat industri.

Dampak sosial adalah nilai kekeluargaan yang masih terjalin baik, interaksi masyarakat terjalin dengan baik, masyarakat memiliki kesadaran akan mutu pendidikan yang tinggi, tunjangan kesehatan mereka. Sedangkan dari sisi ekonomi adalah penghasilan tambahan, memiliki etos kerja yang baik yaitu disiplin dan rajin, tunjangan transport tidak merata, tingkat kesejahteraan berbeda-beda, pendapatan ekonomi tidak merata.

Secara garis besar penelitian ini mengkaji tentang dampak mekanisme industri terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Tobat yangnotabene merupakan bagian mikro dari kegiatan industri yang ada di dunia,industri merupakan sektor penggerak perekonomian masyarakat dengan segalapro dan kontra yang meliputi kegiatan sehari-hari. Maka dari itu peneliti tergelitikuntuk mengulasnya dalam penelitian skripsi ini yang bertujuan untukmembangun kesadaran masyarakat akan dampak industri terhadap kehidupan.

Dari hasil penelitian yang didapat memang industri di Desa Tobat memiliki pengaruh yang besar dan positif berupa nilai kekeluargaan yang masih terjalin baik, interaksi masyarakat terjalin dengan baik, masyarakat


(21)

memiliki kesadaran akan mutu pendidikan yang tinggi, tunjangan kesehatan merata, pengasilan tambahan dan memiliki etos kerja yang baik yaitu disiplin dan rajin. hanya sebagian kecil yang berdampak negatif yakni tunjangan transport tidak merata, tingkat kesejahteraan berbeda-beda, pendapatan ekonomi tidak merata terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat.10

Persamaan : sama- sama membahas tentang perubahan sosial dan ekonomi masyarakat.

Perbedaan : dalam hal ini Akhmad Asep Erista membahas tentang dampak industri terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Sedangkan peneliti hanya membahas perubahan sosial petani ke pekerja non skill.

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran dari beberapa konsep di atas maka dianggap perlu untuk mendefinisioperasionalkannya, agar tidak terjadi penyimpangan maksud dari penelitian ini. Sebab menurut Nur syam, definisi operasional adalah mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau

10

Akhmad Asep Erista, Dampak Industri Terhadap Perubahan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Desa Tobat Kecamatan Balaraja Tangerang Banten (Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2014), 63.


(22)

gejala yang dapat diamati, yang dapat diuji, dan dapat ditentukankebenarannya oleh orang lain.11

Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti yang ingin menggunakan variabel yang sama. Adapun definisi operasionalnya sebagai berikut:

a. Perubahan Sosial

Menurut Agus Salim, perubahan sosial berarti perubahan yang mencakup segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bersama.12 Di sisi lain, menurut Bruce J. Cohen perubahan sosial adalah perubahan atau pergeseran dalam struktur sosial masyarakat yang terjadi dalam waktu yang lama.13Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih khususnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berbeda. Berbicara tentang perubahan, kita menghadapi keadaan yang berbeda antara sebelum dan sesudah jangka waktu tertentu. Jadi, konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan: 1) perbedaan, 2) pada waktu berbeda, dan 3) di antara keadaan sistem sosial yang sama.14

Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bersama. Di sisi lain, definisi dari perubahan sosial adalah perubahan dalam struktur masyarakat yang terjadi dalam waktu yang lama, perubahan sosial juga mencakup sistem sosial dan perubahan sosial terjadi dalam waktu yang berbeda, artinya perubahan itu terjadi dalam jangka waktu tertentu. Jadi,

11

Nur Syam, Metode Penelitian Dakwah (Solo: Ramadhoni, 1991), 39. 12

Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodogi Kasus Indonesia (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogja, 2002), 15.

13

Bruce J. Cohen, Sosiologi: Suatu Pengantar (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 471. 14


(23)

konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan, yaitu perbedaan, pada waktu berbeda dan di antara keadaan sistem sosial yang sama. b. Penghasilan

Pengertian penghasilan menurut undang-undang pajak

penghasilan (PPh) Tahun 2000 adalah: setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Pengertian penghasilan dalam undang-undang ini tidak

memperhatikan adanya penghasilan dari sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan wajib pajak tersebut untuk ikut bersama-sama memikul biaya yang diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin dan pembangunan.15

Penghasilan adalah kemampuan ekonomis yang diterima oleh karyawan/pekerja dalam bentuk apapun dari hasil kerja yang dilakukan selama waktu yang ditentukan, penghasilan dapat dipakai untul konsumsi dan juga juga menambah pendapatan atau kekayaan.

c. Masyarakat

Menurut Hasan Sahidly, masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lan. Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya menjadi unsur yang ada bagi masyarakat. Masyarakat bukanya ada dengan hanya menjumlahkan adanya orang-orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain.16

Masyarakat adalah golongan yang terdiri dari beberapa manusia, yang saling mempengaruhi satu sama lain. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, itu berarti manusia membutuhkan

15

Gustian Djuanda dan Irwansyah Lubis, Pelaporan Pajak Penghaslan Edisi Revisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), 20.

16


(24)

orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Masyarakat bukan sekedar jumlahnya saja tetapi di dalam masyarakat harus ada interaksi satu sama lain.

d. Pekerjaan Non Skill

Buruh atau karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor perusahaan dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang, seperti: pegawai negeri/swasta, buruh tani dan sebagainya.17

Buruh adalah mereka yang bekerja pada orang lain baik di pabrik ataupun perusahaan dan menerima gaji berupa uang. Pekerja non skill berbeda dengan pekerja yang mempunyai skill karena mereka tidak mempunyai kemampuan khusus seperti teknik industri, mesin dan sebagainya. Kebanyakan pekerja non skill adalah mereka yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

G. Hipotesis

Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata thesis.Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian digunakan secara bersama menjadi hypothesis dan penyebutan dalam dialek Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang

17

Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000), 19.


(25)

belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dimaksud dengan data di lapangan.

Penggunaan hipotesis dalam penelitian karena hipotesis

sesungguhnya baru sekadar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data.18

Sehubungan dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini yang perlu dibuktikan kebenarannya yaitu:

1. Hipotesis Nihil (Ho) atau Hipotesis yang sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotisi nol menyatakan tidak adanya hubungan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dalam penelitian ini hipotesis nihil (Ho) adalah tidak adanya perubahan sosial: pekerjaan petani ke pekerja non skill terhadap peningkatan penghasilan masyarakat Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. 2. Hipotesis Kerja (Ha) atau disebut hipotesis alternatif yang

menyatakan hubungan antara variabel X dan variabel Y atau adanya

18


(26)

perbedaan antara dua kelompok. Dalam penelitian ini hipotesis kerja (Ha) adalah ada perubahan sosial: pekerjaan petani ke pekerja non skill terhadap peningkatan penghasilan masyarakat Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

H. Metode Penelitian

1) Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixed methods. Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Menurut Creswell penelitian campuran merupakan pendekatan

penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.19 Menurut Sugiyono menyatakan bahwa metode penelitian kombinasi (mixed method) adalah suatu metode penelitian antara metode kuantitatif dengan metode penelitian kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan obyektif.20

Munculnya mixed methods ini mulanya hanya mencari usaha penggabungan antara data kualitatif dan kuantitatif. Diperjelas lagi

19

John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), 5.

20

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods) (Bandung: Alfabeta, 2012), 404.


(27)

oleh Tashakkori dan Teddi, bahwa mengkombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif ini muncul setelah adanya debat yang berkepanjangan antara dua paradigma yang menjadi pedoman dari peneliti, kedua paradigma terebut adalah positivis/empiris yang menjadi dasar konseptual adri metode kuantitatif dan paradigma konstruktivis/fenomenologi yang menjadi dasar metode kualitatif.21

Menurut Creswell, strategi-strategi dalam methods, yaitu22: a. Strategi metode campuran sekuensial/bertahap (squential mixed

methods) merupakan strtegi bagi peneliti untuk menggabungkan data yang ditemukan dari satu metode dengan metode lainnya. Strategi ini dapat dilakukan dengan interview terlebih dahulu untuk mendapatkan data kualitatif, lalu diikuti dengan data kuantitatif dalam hal ini menggunakan survey. Strategi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Strategi eksplanatoris sekuensial. Dalam strategi ini tahap pertama adalah mengumpulkan dan menganalisis data

kuantitatif kemudian diikuti oleh pengumpulan dan

menganalisis data kualitatif yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif. Bobot atau prioritas ini diberikan pada data kuantitatif.

2. Strategi eksploratoris sekuensial. Strategi ini kebalikan dari strategi eksplanatoris sekuensial, pada tahap pertama peneliti

21

Abbas Tashakkori dan Charles Teddie, Mixed Methodology: Mengkombinasikan Kualitatif dan Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), 2-4.

22


(28)

mengumpulkan dan menganalisi data kuantitatif pada tahap kedua yang didasarkan pada hasil dari tahap pertama.

3. Strategi transformative sekuensial. Pada strategi ini peneliti menggunakan perspektif teori untuk membentuk prosedur-prosedur tertentu dalam penelitian. Dalam model ini, peneliti boleh memllih untuk menggunakan salah satu dari dua metode dalam tahap pertama, dan bobotnya dapat diberikan pada salah satu dari keduanya atau dibagikan secara merata pada masing-masing tahap penelitian.23

b. Strategi metode campuran konkuren/sewaktu-waktu (concuren

mixed method) merupakan penelitian yang menggabungkan antara data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu. Terdapat tiga strategi pada strategi metode campuran konkuren ini, yaitu:

1. Strategi triangulasi konkuren. Dalam strategi ini, peneliti mengumpulkan data kualitatif dan kauntitatif dalam waktu bersamaan pada tahap penelitian, kemudian membandingkan antara data kualitatif dengan kuantitatif untuk mengetahui perbedaan dan kombinasi.

2. Strategi embedded konkuren. Strategi ini hampir sama dengan model triangulasi konkuren, karena sama-sama mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dalam waktu bersamaan. Membedakannya adalah model ini memiliki metode primer

23


(29)

yang memadu proyek dan data sekunder yang memiliki peran pendukung dalam setiap prosedur penelitian. Metode sekunder yang begitu dominan/berperan (baik itu kualitatif atau kuantitatif) ditancapkan (embedded) ke dalam metode yang lebih dominan (kualitatif atau kuantitatif).

3. Strategi transformative konkuren. Seperti model transformative sequential yaitu dapat diterapkan dengan mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan serta didasarkan pada perspektif teoritis tertentu.

c. Prosedur metode campuran transformative (transformative mixed

method) merupakan prosedur penelitian dimana peneliti

menggunakan kacamata teoritis sebagai perspektif overaching yang di dalamnya terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Perspektif inilah yang nantinya akan memberikan kerangka kerja untuk topik penelitian, teknik pengumpulan data dan hasil yang diharapkan dari penelitian.24

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan strategi metode campuran sekuensial/bertahap (squential mixed method) terutama strategi eksplanatoris sekuensial. Dalam penelitian ini pada tahap pertama mmengumpulkan data dan menganalisis data kuantitatif dalam menjawab rumusan masalah pertama dan kedua, yakni Bagaimana pengaruh perubahan sosial (petani ke pekerja non skill) terhadap peningkatan

24


(30)

penghasilan masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. kemudian tahap kedua, mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif dalam hal ini untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yakni Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

Jenis desain penelitian pada penelitian mixed methods dibagi menjadi tiga yaitu sequential explanatory design, sequal exploratory design dan concurrent triangulation design. Pertama sequential explanatory design, penumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilaksanakan dalam dua tahap, dengan penekanan utama pada metode kuantitatif. Kedua, sequal exploratory design yaitu pengumpulan data kualitatif dilakukan pertama kali dan dianalisis, kemudian data kuantitatif

dikumpulkan dan dianalisis. Jenis sequential explanatory lebih

menekankan pada kualitatif. Ketiga adalah concurrent triangulation design (juga disebut desain intergenerative atau konvergen) di mana peneliti secara bersamaan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif, menggabungkan dalam analisis metode analisis data kuantitatif dan kualitatif, dan kemudian menafsirkan hasilnya bersama-sama untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dari fenomena yang menarik.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sequential explanatory designs. Karena pada penelitian ini lebih menekankan pada penelitian kuantitatif. Data kualitatif digunakan sebagai pendudkung untuk memperkuat data. Penggabungan data kuantitatif


(31)

dengan kata kualitatif ini biasanya didasarkan pada hasil-hasil yang telah diperoleh sebelumnya dari tahap pertama. Prioritas utama pada tahap ini lebih ditekankan pada tahap pertama, dan proses penggabungan diantara keduanya terjadi ketika peneliti menghubungkan antara analisis data kuantitatif dengan pengumpulan data kualitatif.

Kerangka Kerja Metode:

Jenis Tahapan Proses

Metode Squential Explanatory (Urutan Pembuktian) 1) Metode Kuantitatif : menguji hipotesa

Kuantitatif Kualitatif Squential

Explanatory Design

Pengumpulan dan analisis data Kuantitatif disusul

pengumpulan dan analisis data Kualitatif untuk memperkuat hasil penelitian Kuantitatif

-Teori - Hipotesis

Hasil Pengujian

Hipotesis Pengumpulan

data dan analisis data - Latar Belakang

- Rumusan Masalah


(32)

2) Metode Kualitatif : membuktikan, memperdalam dan memperluas data kuantitatif

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling a. Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa Inggris “population, yang berarti jumlah penduduk.Dalam metode penelitian kata populasi amat populer, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh

karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan

(universum) objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitan.25 Menurut Suharsini Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sekurang-kurangnya satu karakteristik yang membedakan populasi itu dengan kelompok-kelompok lain.

25

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, cet. 4 (Jakarta: Kencana, 2009), 99.

Kesimpulan dan Saran Analisis data

kuantitatif dan kualitatif Pengumpulan

data dan analisis data

kualitatif Penentuan

sumber data penelitian


(33)

Berdasarkan keanggotannya, populasi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu populasi finit dan populasi infinit26. Populasi finit adalah populasi dengan jumlah individu tertentu dan pasti. Sedangkan populasi infinit adalah populasi dimana jumlah anggota individu dalam populasi tidak pasti. Dalam hubungannya tentang penelitian ini, peneliti menggunakan populasi finit, karena jumlah individunya pasti yang diperoleh dari data jumlah penduduk di desa Karanglo kecamatan Kerek kabupaten Tuban.

b. Sampel

Sampel adalah “sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”27

hampir sama dengan pengertian sampel oleh Iskandar “sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara presentatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati”28

dengan kata lain sampel merupakan contoh atau cermin dari keseluruhan objek yang diteliti. Dalam penelitian sosial, dikenal hokum kemungkinan hokum probabilitas yaitu kesimpulan yang ditarik dari populasi dapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi.Kesimpulan ini dapat dilakukan karena pengambilan sampel dimaksud adalah untuk mewakili seluruh populasi.29

26

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 102.

27

Ibid, 112. 28

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif) (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), 69.

29


(34)

c. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumberdata sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representative.30

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representative (mewakili). Dengan jumlah populasi yangtelah diketahui, maka peneliti menggunakan rumus untuk menentukan jumlah sampel.31

Keterangan n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi d : Presisi yang ditetapkan

Jumlah penduduk desa Karanglo sebanyak 5.688 jiwa, jika populasi sebanyak orang dengan presisi 10 % dan tingkat kepercayaan 90 % maka besarnya sampel adalah :

30

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Rineka Cipta : Jakarta, 2007), 125. 31

Jallaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), 82.


(35)

Jika dibulatkan, jumlah responden dalam penelitian ini menjadi 95 responden.

3. Variabel dan Indikator Penelitian a. Variabel

Penjelasan-penjelasan mengenai variabel amat sangat bervariasi sebagaimana variasinya variabel itu sendiri. Dalam pengertian yang lebih konkret sesungguhnya variabel itu adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional, penjelasan macam ini tergantung pula pada jens penelitian yang dilakukan.

Adapun variabel yang digunakan peneliti yaitu variabel bebas (x) dan variabel terikat (y). Variabel bebas (independen variabel) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat variabel yang lain, pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel yang mejelaskan terjadi fokus atau topik penelitian. Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang diakibakan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian.


(36)

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni mengenai pengaruh perubahan sosial pekerjaan petani ke pekerjaan non skill terhadap peningkatan penghasilan masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Maka variabel bebas (x) dalam penelitian ini “perubahan sosial pekerjaan petani ke pekerjaan non skill” sedangkan variabel terikatnya (y) adalah “peningkatan penghasilan”.

b. Indikator Penelitian

Indikator merupakan sesuatu yang berhubungan dengan yang diteliti. Indikator yang telah ditentukan oleh peneliti berdasakan penelitian yang diangkat yaitu pengaruh perubahan sosial petani ke pekerja non skill terhadap peningkatan penghasilan masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. 1. Variabel X yaitu perubahan sosial pekerjaan petani ke menjadi

pekerjaan non skill, maka Indikator Vx, diantaranya yakni: a) Skill

b) Faktor ekonomi

c) pekerjaan d) Status sosial

e) Tempat

2. Variabel Y yaitu peningkatan penghasilan, Indikatornya Vy diantaranya yakni:


(37)

b) Kebutuhan

c) Gaya hidup

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan selalu ada hubungan anatara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.32 Menurut Arikunto teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Cara menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunanya.33

Untuk menentukan data yang diperlukan maka perlu ada teknik pengumpulan data agar bukti-bukti data fakta yang diperoleh sebagai data yang objektif, valid serta tidak teruji penyimpangan-penyimpangan dari keadaan yang sebenarnya. Dalam pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sebagai berikut: a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan

32

Moh. Nazir. Metode Penelitian (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia. 2005). 174 33


(38)

orang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.

b. Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai. Dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.34

c. Angket/Kuisioner

Sering pula metode angket disebut pula sebagai metode kuisioner atau dalam bahasa Inggris disebut quissionnare (daftar pertanyaan). Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau peneliti.

Adapun angket yang digunakan peneliti dalam peneliti ini adalah dengan menggunakan angket tertutup. Yakni angket yang sudah disediakan jawaban dari peneliti, yang harus dipilih oleh responden tanpa kemungkinan untuk memberikan jawaban lain. Responden harus memilih salah satu jawaban yang menurut pendapatnya paling tepat (benar).

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh perubahan sosial petani ke pekerja (non skill) terhadap peningkatan

34


(39)

penghasilan masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabuapten Tuban. Data yang diperoleh dari angket tersebut

nantinya akan dikelola dalam bentuk numerik dengan

menggunakan rumus statistik.

d. Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis, metode dokumentasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data yang benar dengan mengambil dokumen-dokumen yang ada. Menurut Suharsini Arikunto, sebagai objek yang diperhatikan atau (di tatap) dalam memeperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (list), dan kertas atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan ilmiah telah menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi juga berarti cara mengumpulkan data dengan mencatatat data-data yang sudah ada.

5. Teknik Analisis Data

a. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data yang dilaksanakan dalam penelitian ini digunakan dua pendekatan yakni pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari pengujian menggunakan kuisioner yang disebar pada seluruh masyarakat untuk mengungkap permasalahan. Selanjutnya data hasil kuisioner diolah


(40)

dengan analisis deksriptif kuantitatif. Pemaparan data digambarkan dalam bentuk table, grafik dan diagram.

Dalam analisis data pertama yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu melakukan analisi data seperti yang dilakukan oleh Boldan dan Biken, bahwa peneliti akan berupaya menganalisis data dengan jalan bekerja sengan data, mengorganisasikan data,

memilah-memilahnya menjadi satu yang dikelola,

mensintesiskannya, mencari, menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Metode analisis data yang digunakan peneliti adalah:

Analisis data dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang ada dalam manual masing-masing instrument pengumpul data. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan menggunakan statistik. Karena untuk melihat sejauh mana korelasi atau pengaruh variabel X terhadap Variabel Y maka analisis data yang digunakan peneliti adalah produk momen. Adapun rumus yang digunakan yakni:

Keterangan :

rxy : Koefisien Korelasi Product Moment

N : jumlah individu dalam sampel


(41)

Y : angka mentah untuk variabel Y

Setelah menganalisis dengan product momen lalu peneliti menggunakan teknik data statistik. Teknik data statistik yaitu suatu teknik analisis yang bertujuan untuk mencari kesimpulan dari data-data yang bertujuan angka. Teknik yang digunakan adalah analisa regresi, karena untuk melihat berapa % sumbangan variabel x terhadap variabel Y, dengan rumus:

α1

α1

= αo + α1

Y = subyek dalam variabel dependen yang dipredisikan (Variabel terikat)

α0 = harga atau nilai konstanta

α1 = koefisien regresi

X = variabel independen N = jumlah observasi


(42)

Sαo √( )

Sα1 √( )

Dengan hipotesa

Ho (Hipotesa Nihil) = Variabel pengaruh perubahan sosial

pekerjaan petani ke pekerjaan non skill tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penghasilan masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

Ha (Hipotesa Alternatif) = Variabel pengaruh perubahan sosial

pekerjaan petani ke pekerjaan non skill berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penghasilan masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

Uji Signifikn estimasi,

Ho= αo : 0 Ho= αo ≠ 0

α1 : 0 α1 ≠ 0

Untuk αo : to= αo

Sαo

Untuk α1 : to = α1

1

t 1∕2 (0, 05) df = N-2

to < tt = Ho : diterima


(43)

to > tt = Ho : ditolak

Ha : ditolak

b. Analisis Data Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman data kualitatif diperoleh dari relaction, data display dan conclusion drawing/verification.35 Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dati permasalahan studi dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti. Meredeksi data dengan cara seleksi ketat atas data, ringkasan atau uraian data singkat dan menggolongkan dalam pola yang lebih jelas. Analisa data kualitatif ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

Setelah menganalisis data kemudian dilanjutkan dengan keabsahan data kualitatif yaitu dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan informasi dari informan yang satu dengan informan yang lain, misalnya

35

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods) (Bandung: Alfabeta, 2012), 334.


(44)

bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Karanglo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban sehingga informasi yang didapat diperoleh kebenarannya. Dan selanjutnya melakukan memberchek yaitu memeriksa keabsahan data. Lalu dari hasil

kuantitatif dan kualitatif tersebut digabungkan dan

diinterpretasikan.

I. Sistematika Pembahasan

Sistemetika pembahasan adalah rangkaian pembahahasan yang termuat dan tercakup dalam peneletian ini yang berkaitan satu sama lain sebagai satu kesatuan yang utuh. Secara keseluruhan penelitian ini terdiri dari:

a. BAB I Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan, terdapat beberapa aspek yakni latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, definisi operasional, hipotesis, metode penelitian (penelitian dan jenis penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, variabel dan indikator penelitain, teknik pengumpulan data, teknik analisis data) sistematika pembahasan dan jadwal penelitian.

b. BAB II Kajian Teoritik

Dalam bab kajian teoritik, menjelaskan dan membahas tentang kajian teoritik yang terdapat beberapa penjelasan dari referensi untuk mengkaji lebih dalam objek yang akan peneliti lakukan, pembahasannya


(45)

yakni meliputi: pengertian dari perubahan sosial, pengertian petani, pengertian pekerja non skill, pengertian penghasilan, pengertian masyarakat.

c. BAB III Penyajian Data

Dalam bab ini berisikan tentang deskripsi umum objek penelitian yang meliputi letak geografis wilayah penelitian, kondisi demografis, ekonomis dan sosial keagamaan dan lain sebagainya, selain berisikan deskripsi umum objek penelitian, bab III juga berisikan tentang deskripsi hasil penelitian dan pengujian hipotesis dan hasil penelitian kualitatif.

d. BAB IV Hasil Analisis Data

Dalam bab analisis data iniberisikan tentang uji korelasi dan analisis regresi lalu dibuktikan dengan data kualitatif.

e. BAB V Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dan kesimpulan menjawab rumusan masalah yang berkaitan dengan tujuan penelitian, selain itu bab V juga berisikan saran dan bagian akhir yang meliputi daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang dirasa perlu untuk dilampirkan.


(46)

J. Jadwal Penelitian

Jeniskegiatan Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Preliminary research Pembuatan proposal Studi literature

Persiapan Data Collection Data Collection

Konfirmasi data temuan Pengolahan dan analisis data Penulisan draft laporan Perbaikan hasil laporan penelitian


(47)

BAB II

PERUBAHAN SOSIAL: PEKERJAAN PETANI KE PEKERJAAN NON SKILLDAN PENINGKATAN PENGHASILAN MASYARAKAT A. Kajian Pustaka

1. Perubahan Soial

a. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. Untuk itu terdapat tiga konsep dalam Perubahan Sosial, yang pertama, studi mengenai perbedaan; kedua, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda; dan yang ketiga, pengamatan pada sistem sosial yang sama.1

Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup sistem sosial dan terjadi dalam waktu yang berbeda, dalam waktu singkat dan juga lambat. Peruahan sosial mempunyai menjadi tiga konsep yaitu, studi mengenai perbedaan, studi harus dilakukan diwaktu yang berbeda dan pengamatan pada sistem sosial yang sama. Pertama, studi mengenai perbedaan adalah di dalam perubahan sosial kita harus melihat perbedaan yang menjadi fokus. Kedua, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda, maksudnya adalah perubahan sosial itu terjadi dalam waktu yang berbeda, misalnya membandingkan keadaan sepuluh tahun yang lalu dengan keadaan yang sekarang. Ketiga, pengamatan pada sistem yang sama, maksudnya adalah objek yang diamati harus sama. Misalnya, tentang perubahan sosial dalam hal keadaan ekonomi masyarakat di desa

1

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2012), 2.


(48)

Karanglo pada tahun 1980-an dengan keadaan ekonomi masyarakat pada tahun 2015. Dari itu, kita akan mengetahui perubahan sosial yang terjadi dalam waktu yang berbeda.

Menurut Harper perubahan sosial didefinisikan sebagai pergantian (perubahan) yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu. Perubahan dalam struktur ini mengandung beberapa tipe perubahan struktur sosial. Kedua, perubahan dalam cara bagian-bagian struktur sosial berhubungan. Ketiga, perubahan dalam fungsi struktur berkaitan dengan apa yang dilakukan masyarakat dan bagaimana masyarakat tersebut melakukannya. Keempat, perubahan dalam hubungan struktur yang berbeda. Kelima, kemunculan struktur baru yang merupakan peristiwa munculnya struktur baru untuk menggantikan struktur sebelumnya.2

Perubahan sosial adalah perubahan yang signifikan mengenai struktur sosial yang terjadi dalam waktu yang berbeda. Perubahan dalam struktur sosial terdapat tiga tipe perubahan yaitu: pertama, perubahan personal, artinya perubahan peran terjadi pada individu dan berkaitan dengan keberadaan struktur, perubahan dalam tipe ini bertahap, tidak terlalu banyak unsur-unsur baru dann unsur-unsur yang hilang. Misalnya, perubahan dan fungsi peran perempuan, kalau dulu perempuan hanya dipandang sebagai pengurus dapur dan ibu rumah tangga saja, namun dengan berkembangnya zaman perempuan mempunyai kedudukan yang sama dengan laki-laki, karena sekarang perempuan bisa ikut berperan dalam wilayah publik. Kedua, perubahan dalam cara bagian-bagian struktur sosial berhubungan, maksudnya adalah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial, misalnya perubahan birokrasi alur kerja birokrasi

2 Ibid, 5.


(49)

dalam lembaga pemerintahan. Kalau dulu cara pemerintah menggunakan tenaga manusia tetapi berbeda dengan sekarang yang menggunakan teknologi canggih. Ketiga perubahan dalm fungsi-fungsi struktur, perubahan itu berkaitan dengan apa yang dilakukan masyakarat dan bagaimana masyarakat melakukannya. Misalnya, pada masyarakat tradisional keluarga memegang peran penting pendidikan, namun dengan berkembangnya zaman, peran unuk memberikan pendidikan telah tergantikan lembaga pendidikan, yaitu sekolah. Tidak hanya sekolah, sekarang ini banyak orang tua yang memberikan les untuk anak-anaknya, baik les privat atau les di luar seperti di lembaga X. Keempat, perubahan dalam struktur yang berbeda. Lembaga dalam masyarakat industri memiliki fungsi untuk menyiapkan tenaga kerja untuk kepentingan industri. Hal ini mrengakibatkan adanya keterkaitan antara lembaga pendidikan dengan dunia kerja, misalnya seorang mahasiswa mendapat easiswa untuk melanjutkan di Univeritas X dan jika lulus akan langsung bekerja di Perusahaan Y, mahasiswa tersebut tidak hanya mendapat beasiswa tetapi setelah lulus dia juga langsung mendapat pekerjaan di Perusahaan Y karena perusahaan dan universitas tersebut bekerjasama. Kelima, kemunculan struktur baru, struktur baru muncul karena menggantikan struktur sebelumnya atau struktur tersebut muncul karena beberapa alasan. Misalnya, munculnya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), KPK menggantikan peran kepolisian yang sebelumnya juga bertugas menyelidiki masalah korupsi.


(50)

b. Faktor-faktor penyebab terjadinya Perubahan Sosial

Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi dengan sendirinya,. Pada umumnya, beberapa faktor berkontribusi dalam memunculkan perubahan sosial. Faktor tersebut dapat digolongkan pada faktor dari dalam dan faktor dari luar masyarakat.

Faktor yang berasal dari dalam. Pertama, bertabmah dan berkurangnya penduduk. Kedua, penemuan-penemuan baru.

Ketiga, petentangan atau konflik. Keempat, terjadinya

pemberontakan atau revolusi.3

Terjadinyaperubahan tidak lepas dari faktor yang

mempengaruhinya, karena perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan dengan beberapa faktor dan juga waktu yang berbeda. Pertama, bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan jumlah dan persebaran wilayah pemukiman. Misalnya dengan bertambahya penduduk akan mengakibatkan kepadatan dan juga kemacetan yang sering terjadi di kota-kota besar, selain itu lapangan pekerjaan juga semakin berkurang. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya.

Kedua, penemuan-penemuan baru. Penemuan baru yang berupa teknologi dapat mengubah cara individu berinteraksi dengan orang lain. Saat ini banyak media sosial yang digunakan untuk berkomunikasi dengan kerabat, baik kerabat jauh ataupun kerabat dekat, melalui media sosial sesorang juga bisa berteman dengan orang-orang baru tanpa bertatap muka. Kalau dulu berkomunikasi hanya melalui telepon atau sms, sekarang bisa mengirim gambar dan juga video.

3


(51)

Ketiga, pertentangan atau konflik. Perubahan sosial dapat terjadi akibat adanya konflik sosial dalam masyarakat. Konflik sosial terjadi karena adanya perbedaan kepentingan, hal ini disebabkan setiap individu mempunyai kemampuan yang tidak sama dalam mendapatkan sumberdaya yang ada, misalnya uang.

Keempat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Terjadinya pemberontakan akan memunculkan berbagai perubahan. Misalnya adalah demonstrasi besar-besaran yang dilakukan untuk memaksa presiden Soeharto berhenti dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998, dari peristiwa pemberontakan itu terjadi pergantian kekuasaan dan pergantian orde yang sebelumnya orde baru menjadi orde reformasi. Perubahan itu muncul karena bertujuan untuk melakukan pembaruan yang lebih baik.

Faktor yang berasal dari luar. Pertama, terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan fisik. Kedua, peperangana. Ketiga, adanya pengaruh kebudayaan.4

Selain faktor dari dalam juga terdapat faktor dari luar yang mengakibatkan terjadinya perubahan. Pertama, terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan fisik. Kondisi tersebut memaksa masyarakat untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Misalnya,gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada tahun 2004 di Aceh, banyak korban dalam peristiwa tersebut, rumah-rumah juga ikut hanyut. Karena bencanagempa bumi dan tsunami, masyarakat harus mengungsi karena tidak mungkin untuk tinggal di rumahnya yang telah hanyut. Apabila

4 Ibid, 17


(52)

masyarakat telah mendiami tempat baru, maka mereka juga harus menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang baru. Setelah peristwa tersebut, terjadi perubahan di antaranya perubahan dalam hal ekonomi dan lingkungan.

Kedua, peperangan. Baik perang saudara atau perang antar negara dapat menyebabkan perubahan. Misalnya peperangan yang terjadi di Indonesia, pada saat peperangan rakyat Indonesia hanya sebagai budak penjajah namun setelah merdeka rakyat Indonesia bisa hidup bebas dari penjajah.

Ketiga, adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Adanya interaksi antara dua kebudayaan yang mengakibatkan perubahan. Pengaruh suatu kebudayaan tidak semua dapat diterima tetapi juga ada yang saling. Kebudayaan yang dapat diterima disebut demonstration effect. Kebudayaan saling menolak disebut cultural animosity. Jika kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi daripada kebudayaan lain, maka akan muncul imitasi dan kebudayaan asli akan digeser oleh kebudayaan yang baru.

Selain faktor tersebut, juga dapat dijelaskan mengenai faktor yang mendorong (mempercepat) dan faktor yang menghambat proses terjadinya perubahan sosial. Adapun faktor yang mempercepat proses perubahan sosial adalah: pertama, Kontak dengan budaya lain. Kedua, sistem pendidikan formal yang maju. Ketiga, sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju. Keempat, adanya toleransi terhadap

perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Kelima, Sistem

stratifikasi masyarakat yang terbuka (open stratification). Keenam, penduduk yang heterogen. Ketujuh, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu. Kedelapan, adanya


(53)

orientasi masa depan. Kesembilan, adanya nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk memperbaiki kehidupannya.5

Ada beberapa faktor yang mempercepat proses perubahan yaitu, pertama, kontak dengan budaya lain. Bertemunya budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling berinteraksi, menghimpun beberapa penemuan. Misalnya, kerjasama Indonesia dengan negara lain. Dari kerjasama tersebut dapat mendorong terjadinya peubahan dan memperkaya budaya yang ada.

Kedua, sistem pendidikan formal yang maju. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mengukur tingkat kemajuan masyarakat. Pendidikan di Indonesia sekarang ini lebih maju daripada beberapa tahun yang lalu, kalau dahulu metode belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, namun berbeda dengan sekarang yang lebih modern karena pengajar bisa menggunakan teknologi. Misalnya pengajar menjelaskan pelajaran dengan menggunakan powerpoint yang bisa dilihat pelajar melalui LCD.

Ketiga, sikap menghargai hasil karya sesorang dan keinginan untuk maju. Karena sebuah hasil karya akan memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak karya orang lain. Misalnya seorang penjahit yang ingin menjadi desainer yang sering dilihat di televisi, apabila dia bersungguh-sungguh dan mengembangkan diri maka dia bisa seperti desainer yang menginspirasinya tersebut. Karena orang yang berkeinginan untuk maju selalu mengembangkan diri dan tidak mudah putus asa.

5 Ibid,18.


(54)

Keempat, adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum dapat memunculkan perubahan sosial. Sikap toleran adalah menghargai kebiasaan yang berbeda atau bertentangan dengan dirinya sendiri. Dengan adanya sikap toleran, masyarakat membuka kesempatan kepada agen perubahan untuk melakukan perubahan yang positif yang bisa meningkatkan kualitas masyarakat.

Kelima, sistem stratifikasi masyarakat yang terbuka. Dengan

adanya stratifikasi yang terbuka, masyarakat tidak lagi

mempermasalahkan status sosial, karena seorang atau kelompok anggota masyarakat memiliki peluang untuk berpindah ke kelompok, kelas atau lapisan sosial lainnya. Misalnya, seorang anak Bupati belum tentu dapat mencapai kedudukan sebagai Bupati. Tetapi sebaliknya, warga masyarakat pada umumnya ada kemungkinan dapat mencapai kedudukan sebagai Bupati.

Keenam, penduduk yang heterogen. Masyarakat heterogen merupakan masyarakat yang memiliki latar beelakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda, hal itulah yang menimbulkan terjadinya perubahan. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadimya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat untuk mencapai keselarasan sosial. Misalnya, seseorang dari suatu daerah yang pindah ke kota lain, seperti mereka yang berasal dari lingkungan homogen dengan waktu


(55)

cepat atau lambat akan mengalami perubahan karena harus menyesuaikan dengan lingkungannya yang heterogen.

Ketujuh, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu. Rasa tidak puas dapat menimbulkan reaksi perlawanan,

pertentangan, berbagai gerakan untuk mengubahnya, karena

ketidakpuasan menjadi sebab terjadinya perubahan. Misalnya

ketidakpuasan manusia menggunakan alat komunikasi handphone hanya untuk menelepon dan mengirim pesan, mendorongnya melakukan perubahan, yaitu dengan menciptakan smartphone.

Kedelapan, adanya orientasi masa depan. Kondisi senantiasa berubah membuat manusia untuk mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan. Karena pemikiran yang selalu berorientasi tentang masa depan akan membuat masyarakat berpikir lebih maju. Dengan pemikoran tersebut akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Kesembilan, adanya nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk memperbaiki kehidupannya. Usaha merupakan keharusan yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya, karena kebutuhan manusia tak terbatas tetapi sumber dayanya terbatas. Jadi harus pintar-pintar menggunakan sumberdaya yang ada agar tidak habis.

c. Faktor Penghambat Perubahan Sosial

Faktor yang menghambat proses perubahan sosial. Pertama,

Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain kedua,

perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat. Ketiga, sikap masyarakat yang sangat tradisional. Keempat, adanya


(56)

kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau versted interes. Kelima, rasa takut akan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan. Keenam, prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup. Ketujuh, hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Kedelapan, Adat atau kebiasaan. Kesembilan, adanya nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.6

Selain faktor pendorong juga terdapat beberapa faktor penghambat perubahan, pertama kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. Apabila masyarakat tidak berhubungan dengan masyarakat lain maka masyarakat tidak akan dapat berinteraksi dengan masyarakat lain, selain itu juga tidak akan terjadi tukar informasi dan masyarakat tidak akan bisa menghimpun berbagai penemuan.

Kedua, perkembangan ilmu yang lambat. Apabila perkembangan ilmu terjadi dengan lambat maka juga dapat menghambat perubahan karena dengan ilmu masyarakat bisa membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir ilmiah, rasional, objektif dan juga membawa masyarakat menuju ke peradaban yang lebih baik.

Ketiga, sikap masyarakat yang sangat tradisional. Sikap tradisional akan mengagung-agungkan kepercayaan yang sudah diajarkan nenek moyang dianggap sebuah kebenaran yang mutlak yang tidak dapat diubah. Sikap seperti inilah yang menghambat terjadinya perubahan karena masyarakat masih percaya apabila tidak melakukan ajaran nenek moyang secara turun temurun akan mengakibatkan bencana atau berkurangnya keberuntungan yang ada dalam kehidupan mereka.

6


(57)

Keempat, adanya kepentingan-kepentingan yaang telah tertanam dengan kuat dan versted interest. Di dalam masyarakat, akan ada sekelompok individu yang ingin mempertahankan ambisinya untuk kepentingan pribadi atau kelompok, kelompok inilah yang berupaya keras untuk mempertahankan posisinya dalam masyarakat. Kelompok yang mengenal sistem strata akan menghambat terjadinya perubahan, karena golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi akan mempertahankan statusnya.

Kelima, rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan. Masuknya budaya luar sering kali diyakini akan mengancam integrasi sebuah masyarakat. Karena itu suatu kelompok masyarakat membatasi diri untuk menerima unsur-unsur budaya dari luar. Apabila suatu masyarakat membatasi diri menerima unsur budaya dari luar maka perubahan akan terjadi dengan lambat karena masyarakat tertutup dan sulit menerima perubahan.

Keenam, prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau atau sikap yang tertutup. Sikap tersebut terjadi pada masyarakat yang pernah dijajah oleh masyarakat lain. Hal tersebut memunculkan prasangka ketika masyarakat tersebut berinteraksi dengan masyarakat yang menjajah mereka, karena mereka khawatir masyarakat tersebut akan menjajah mereka kembali.

Ketujuh, hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Apabila nilai-nilai yang akan diubah bertentangan dengan ideologi yang dianut


(58)

selama ini maka perubahan tersebut tidak akan berjalan. Misalnya, pembangunan jembatan harus diadakan selamatan terlebih dahulu. Akan tetapi, perencana proyek tidak percaya akan hal tersebut sehingga perencana akan ditolak keberadaannya oleh masyarakat.

Kedelapan, adat atau kebiasaan. Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku dan norma-norma yang berlaku turun temurun yang merupakan pegangan hidup yang harus tetap berlaku dan dijalankan. Kebiasaan yang dilakukan turun temuru akan sulit diubah. Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat mempercepat proses pemanenan, namun karena adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit, maka mesin pemotong tidak digunakan.

Kesembilan, adanya nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki. Sikap seperti ini akan mengakibatkan suatu masyarakat tidak mengalami perubahan karena mereka tidak mempunyai motivasi untuk kehidupan yang lebih baik, mereka merasa tidak ada yang dapat diubah. Namun apabila mau berusaha pasti perubahan itu akan terjadi.

2. Pengertian Petani

Beberapa definisi terkemuka tentang petani adalah sebagai berikut:

Berbagai macam tentang pengertian petani, dalam kamus Sosiologi karangan Soerjono Soekanto dikatakan bahwa yang dimaksud dengan petani (peasant) adalah seseorang yang pekerjaan utamanya bertani untuk konsumsi diri sendiri atau keluarganya.7

7


(59)

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, pekerjaan utamanya bertani untuk konsumsi dirinya sendiri dan keluarganya. Petani mengolah tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman, seperti jagung, padi, kacang, buah dan lain.lain. Petani bekerja mengolah lahan atau sawah baik miliknya sendiri atausewa. Dalam pertanian juga terjadi proses interaksi satu sama lain karena petani tidak mungkin mengolah tanah sendirian. Petani mengolah tanah bisa dengan keluarganya sendiri tetapi juga bisa menyewa buruh.

Dalam Kamus Pertanian Umum petani juga memiliki arti yaitu orang yang menjalankan usaha tani dengan kegiatan petanian sebagai sumber mata pencaharian pokoknya.8

Menurut kamus pertanian umum, petani adalah seseorang yang pekerjaannya menjalankan tani dengankegiatan pertanian yaitu mengolah tanah. Pengolahan tanah tersebut dilakukan dengan cara menanami berbagai macam tanaman, namun penanaman tersebut juga tergantung dengan kondisi tanah, pada umumnya petani menanam padi dan jagung. Menanam kemudian panen adalah kegiatan yang dilakukan petani, pekerjaan tersebut merupakan mata pencaharian pokok bagi petani karena petani menggantungkan hidupnya dari hasil panen yang dijual.

Petani merupakan kelompok masyarakat yang penting artinya tidak di negara industri Eropa, tetapi juga dibanyak negara sedang berkembang. Usaha tani kecil yang mengolah lahan yang terbatas itu, menggunakan semua atau sebagian besar tenaga keluarganya sendiri dalam kesatuan usaha ekonomi yang mandiri.9

8

Tim Penyusun Kamus PS, Kamus Pertanian Umum (Jakarta: Penebar Swadaya, 2013), 104.

9


(1)

Dari hasil uji dengan menggunakan analisis korelasi product

moment dan analisis regresi didapatkan hasil bahwa perubahan sosial

pekerjaan petani ke pekerja non skillberpengaruh terhadap peningkatan penghasilan masyarakat di desa Karanglo kecamatan Kerek kabupaten Tuban.

Dari hasil analisis deskriptif dengan analisis statistika ini peneliti dapat membandingkan seluruh data temuan dari kedua metode tersebut, yang selanjutnya diperoleh kesimpulan dan saran ternyata kedua data ini saling memperkuat satu sama lain karena pada dasarnya di analisis deskriptif ini perubahan sosial pekerjaan petani ke pekerjaan non skill berpengaruh terhadap peningkatan penghasilan masyarakat di desa Karanglo kecamatan Kerek kabupaten Tuban.


(2)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Setelah diuji dengan analisis product moment dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh 0,62% dalam kategori kuat yang signifikan antara perubahan sosial pekerjaan petani ke pekerja non skill terhadap peningkatan penghasilan masyarakat. Kemudian diuji dengan analisis regresi, diperoleh hasil 0,38 sehingga dapat disimpulkan bahwasannya pengaruh perubahan sosial pekerjaan petani ke pekerjaan non skill menyumbang 38% terhadap peningkatan penghasilan masyarakat di desa Karanglo kecamatan Kerek kabupaten Tuban.Perubahan sosial yang terjadi di desa Karanglo adalah perubahan dari petani ke pekerja non skill dulu, masyarakat desa Karanglo hanya bekerja sebagai petani, namun dengan berkembangnya zaman, masyarakat yang dulunya petani menjadi pekerja non skill.

2. Namun kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat di desa Karanglo masih tergolong ekonomi menengah ke bawah, karena yang mengalami peningkatan penghasilan adalah masyarakat yang bekerja sebagai pekerja non skill di pabrik dan yang diinginkan masyarakat terkait adanya pabrik adalah kesejahteraan masyarakat, terutama dalam hal pembagian kerja. Apabila masyarakat desa Karanglo mempunyai peluang banyak mendapatkan pekerjaan, maka masyarakat akan sejahtera. Namun untuk


(3)

mendapatkan pekerjaan seseorang juga harus mempunyai skill dan

mempunyai latar pendidikan yang tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka dapat diberikan saran yang diharapkan dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi masyarakat desa Karanglo kecamatan Kerek kabupaten Tuban, sebagai berikut:

1. Kepada masyarakat desa Karanglo secara umum, bahwa kita harus bisa memilah-milah setiap perubahanan yang ada, tidak semuanya diterima tetapi juga dipilih yang mempunyai manfaat dan dampak positif bagi individu maupun juga masyarakat.

2. Kepada pemerintah desa Karanglo untuk selalu mendukung apa yang dilakukan warganya selama hal tersebut dapat membuat kemajuan desa. Tidak hanya mendukung saja tetapi diharapkan pemerintah juga bisa memfasilitasi, misalnya memberikan pelatihan kerja atau juga mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan agar masyarakat termotivasi untuk menempuh pendidikan yang tinggi yang tentunya dapat memunculkan perubahan untuk desa Karanglo agar menjadi lebih baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Hakimul Ikhwan. Akar Konflik Sepanjang Zaman.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2004.

Arif,Ahmad Zainul Ihsan.Dampak Politik Implementasi Corporate Social

Responbility PTSemen Indonesia(Persero) Tbk. Surabaya, Universitas

Airlangga, 2013.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.2005.

Arikunto,Suharsini.Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta,1997.

Bruce J. Cohen, Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Bungin,Burhan.Metodologi Penelitian Kuantitatif, cet. 4. Jakarta: Kencana,

2009.

Creswell,John W. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan

Mixed.Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010.

Djuanda, Gustian dan Irwansyah Lubis, Pelaporan Pajak Penghaslan Edisi

Revisi. Jakarta:Gramedia PustakaUtama, 2002.

Erista, Akhmad Asep. Dampak Industri Terhadap Perubahan Sosial dan Ekonomi

Masyarakat di Desa TobatKecamatan Balaraja Tangerang Banten.

Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2014. Fatihatin,Rizkya Arina.Masyarakat dan Perubahan Sosial (Studi tentang

Perubahan dalamBidang Ekonomi diDesa Pugeran Kecamatan Gondang


(5)

2013.

Filmillah,Ila.Perubahan Status Petani Tambak desa Manyarejo Kecamatan

ManyarKabupaten Gresik PascaKeberadaan Industri. Surabaya,

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2014. Gunadi, Akuntansi Pajak Jakarta: Grasindo, 2009

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan

Kualitatif). Jakarta:Gaung PersadaPress, 2008.

Kholikin,M. Akhsanul.Industrialisasi dan perubahan sosial: Studi Pada

Masyarakat TasKulit di Desa KludanKecamatan Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo. Surabaya,Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya, 2014.

Martono,Nanang.Sosiologi Perubahan Sosial.Jakarta:PT Raja Grafindo

Persada,2012.

Martoyo, Susilo. Manajemen Sumber Daya Manusia Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta, 2000.

Nazir, Moh. Metode Penelitian Bogor Selatan: Ghalia Indonesia. 2005.

Planck, Ulrich.Sosiologi Pertanian.Jakarta: Yayaysan Obor Indonesia, 1990.

Rakhmat, Jallaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2004.

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Salim,Agus. Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus

Indonesia.Yogyakarta: TiaraWacana Yogya, 2002.


(6)

Nopember2015,http://m.beritajatim.com/ekonomi/214514/semen_indonesi a_resmikan_kantor_pusat_di_pabrik_tuban.html

Shadly, Hasan.Sosiologi Untuk Masyarakat Indonsia.Jakarta: Bina Aksara, 1984.

Soekanto,Soerjono. Kamus Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993.

Soekanto, Soerjono.Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: C.V. Rajawali,1990.

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta,

2012.

Suryadi,Ace.Pendidikan Investasi SDM, dan Pembangunan: Isu Teori dan

Aplikasi. Jakarta,Balai Pustaka,2002.

Sutrisno,Loekman.Paradigma Baru Pembangunan Pertanian Sebuah Tinjauan

Sosiologis.Yogyakarta: Kanisius, 2002

Syam,Nur.Metode Penelitian Dakwah. Solo: Ramadhoni, 1991.

Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada, 2010.

Tashakkori, Abbas dan Charles Teddie, Mixed Methodology: Mengkombinasikan

Kualitatif.Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010.

Tim Penyusun Kamus PS, Kamus Pertanian Umum. Jakarta: Penebar Swadaya,

2013.

Waluya, Bagja.Sosiologi: Menyelami Fenomena di Masyarakat Bandung: Setia