DOCRPIJM 1509000097Bab 12 Aspek Kelembagaan Kab Toraja Utara RPI2JM

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

BAB 12
ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN
TORAJA UTARA
12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Tujuan nasional dari pembentukan pemerintahan adalah melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Kemerdekaan yang telah diraih harus
dijaga dan diisi dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis
serta dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Salah satu
kebijakan lain yang diambil oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan
cita-cita dan tujuan nasional tersebut adalah dengan melaksanakan
desentralisasi dan otonomi daerah.
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan di daerah, komponen

desentralisasi tersebut harus diaktualisasikan secara bersama-sama dan
satu dengan lainnya harus saling mendukung. Tujuan dari pelaksanaan
desentralisasi adalah untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik
dan menciptakan proses pengambilan keputusan publik yang lebih
demokratis. Sebagai sebuah proses, pelaksanaan desentralisasi di
Indonesia bersifat dinamis dan telah dilakukan sejak tahun 2001.
Perkembangan

penyelenggaraan

pemerintahan

dan

pembangunan

daerah yang telah dilaksanakan selama ini yang meliputi: perkembangan
pencapaian kelembagaan pemerintah daerah, aparatur pemerintah
daerah, kerjasama antar daerah, dan pembentukan daerah otonom baru.
Selain itu pada bab inipun akan dibahas mengenai garis besar

pencapaian pembangunan daerah yang dilihat dari sudut pandang
pelaksanaan penataan ruang wilayah, perkembangan pembangunan

LAPORAN FINAL
XII - 1

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

kawasan khusus dan daerah tertinggal, dan perkembangan pembangunan
perkotaan dan perdesaan.
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai
hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai
motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3
komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya

manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi
yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang
menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan
sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut.
Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan
terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan
sebagai satu kesatuan.
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam
pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada
pemerintahan kabupaten Toraja Utara.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi
seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala
Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi
perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah. Dasar
utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi
adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi

tersendiri.

LAPORAN FINAL
XII - 2

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

Besaran

organisasi

perangkat

daerah


sekurang-kurangnya

mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah,
cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis
dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah
dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan
yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh
karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masingmasing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan
PP

tersebut

mencantumkan

bahwa

bidang


pekerjaan

umum

merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan
pemerintah

berkewajiban

untuk

melakukan

pembinaan

terhadap

pemerintah kabupaten Toraja Utara. PP 38/2007 ini juga memberikan
kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten untuk
melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat

dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi:
(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah
urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan
daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan
dengan pelayanan dasar.
(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara
lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum
merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,
sehingga

penyusunan

RPIJM

sebagai

salah

satu


perangkat

pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten Toraja Utara.

LAPORAN FINAL
XII - 3

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang
Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina
Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU

merupakan perumpunan
urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri
dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri
dari 3 subbagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3
seksi.

Gambar 12.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN
2010-2014
Dalam Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya
penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas
sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran,
serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan
aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah
ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan
instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur
LAPORAN FINAL

XII - 4

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

(SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan
pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah,
seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam
memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat
SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung
upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010
Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan,

Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah
Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada
pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan
secara

bertahap

dan

berkelanjutan

sesuai

dengan

kemampuan

pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan
mengenai

mekanisme

serta

prosedur

dalam

rangka

pengusulan,

penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah
daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan
adalah

menyangkut

3

(tiga)

pilar

birokrasi,

yaitu

kelembagaan,

ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu
dilanjutkan

dan

disesuaikan

dengan

program

reformasi

birokrasi

pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
 Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,

LAPORAN FINAL
XII - 5

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka
reformasi birokrasi;
 Program

Penataan

penataan

Peraturan

berbagai

Perundang-undangan,

peraturan

perundang-undangan

meliputi:
yang

dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
 Program

Penguatan

dan

Penataan

Organisasi,

meliputi:

restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja
yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik,
kepagawaian dan diklat;
 Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan
tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan egovernment;
 Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan
sistem

rekrutmen

penyusunan

pegawai,

standar

analisis

kompetensi

dan

jabatan,

evaluasi

jabatan,

asesmen

individiu

berdasarkan kompetensi;
 Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian
Intern

Pemerintah

(SPIP)

dan

Peningkatan

peran

Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
 Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja
organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
 Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan
pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
 Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

LAPORAN FINAL
XII - 6

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

Gambar 12.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 20102014 Cipta Karya
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke
dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga
pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk
melaksanakan

pengarusutamaan

gender

guna

terselenggaranya

perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan

dan

program

pembangunan nasional

yang berperspektif

gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan
masing-masing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya
telah

mulai

menerapkan

PUG

dalam

tiap

program/kegiatan

LAPORAN FINAL
XII - 7

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

Keciptakaryaan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan
kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG,
demikian pula di dalam pengelolaan RPIJM Bidang Cipta Karya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010
Tentang Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar
bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota.
Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada
Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan
tanggungjawab

kelembagaan

yang

menangani

bidang

kePU-an,

khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam
dokumen RPIJM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung
jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU,
sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan
dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh
instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik
provinsi maupun kabupaten/kota.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam
penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum
penetapan

perangkat

daerah

adalah

Peraturan

Daerah

(Perda).

Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan
Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar
Pelayanan Perkotaan
LAPORAN FINAL
XII - 8

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah
sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat.
SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai
dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman
perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan,
seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan,
persampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman
Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja
Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi
pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban
kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan
kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban
kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan
ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan
perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi
penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk
mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan
perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang
pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada
sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif
untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya
maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

LAPORAN FINAL
XII - 9

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini
Kelembagaan daerah di Kabupaten Toraja Utara terkait erat dengan
pelaksanaan program pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya
yang fungsi kinerjanya dilakukan melalui suatu koordinasi baik secara
vertikal maupun horisontal intensif untuk tujuan sinkronisasi di dalam
pelaksanaan

program

dengan

instansi-instansi

terkait.

Untuk

itu,

peningkatan dari kapasitas kelembagaan diperlukan dalam pelaksanaan
pembangunan agar kegiatan investasi pengembangan infrastruktur dapat
terjamin keberlanjutannya secara optimal.
Peran dan hubungan atas keterlibatan unsur pemerintahan seperti
Bappeda, Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Tarkim), PDAM Toraja
Utara, swasta dan masyarakat diperlukan agar pelaksanaan program
menjadi

satu

kesatuan

dengan

pelaksanaan

program

lainnya.

Pembentukan perangkat daerah didasarkan pada urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib dan
urusan pilihan dengan memperhatikan kebutuhan, kemampuan keuangan,
cakupan tugas, kepadatan penduduk, potensi, karakteristik serta sarana
dan prasarana. Penataan organisasi perangkat daerah ini dilakukan
melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta didukung oleh ketersediaan
sumberdaya manusia yang memadai, sehingga fungsi pelayanan yang
terdapat dalam urusan yang menjadi kewenangannya dapat terlaksana
secara lebih optimal.
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting
kelembagaan Pemerintah kabupaten Toraja Utara yang menangani
bidang Cipta Karya.

12.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari
Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud
dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah
LAPORAN FINAL
XII - 10

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

yang menangani bidang Cipta Karya. Kondisi dari keorganisasian bidang
cipta karya Kabupaten Toraja Utara meliputi 1) Peraturan Daerah yang
menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten
Toraja Utara; 2) Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten
Toraja Utara saat ini; 3) Gambaran struktur organisasi instansi yang
menangani urusan bidang Cipta Karya saat ini; dan 4) Penjelasan tentang
tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalam Struktur Organisasi
Pemerintah Kabupaten Toraja Utara.
Pembahasan kelembagaan tertuang didalam Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2007Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741
dan Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Toraja Utara. Uraian
tugas pokok dan fungsi dari susunan dan struktur Pemerintah Daerah dan
tata kerja dinas lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja Utara
sebagai penyelenggara pemerintah, pembangunan dan pelayanan umum
masyarakat mengacu kepada Peraturan Bupati Toraja Utara.
Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Toraja Utara
saat ini dapat dilihat pada gambar 12.3 dan 12.4 sebagai berikut:
BUPATI
TORAJA UTARA

Dinas Tata Ruang
dan Permukiman

Bidang
Pengawasan

Bidang
Tata Ruang

Bidang Tata
Bangunan
Dan
Permukiman

Bidang
Kebersihan

Gambar 12.3 Diagram Keterkaitan Antar Lembaga

LAPORAN FINAL
XII - 11

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 12.4 Struktur Pemerintahan Kab Toraja Utara
DPRD

BUPATI
WAKIL BUPATI
SEKRETARIS
DAERAH

STAF AHLI
 Staf Ahli Bidang Hukum,
Pemerintahan dan Politik
 Staf Ahli Bidang Sosial dan
SDM
 Staf Ahli Bidang Ekonomi,
Keuangan dan Pembangunan

Kecamatan
Kelurahan / Lembang

ASISTEN PEMERINTAHAN
 Bag. Adm Pemerintahan
Umum

ASISTEN PEREKONOMIAN
DAN PEMBANGUNAN
 Bag. Koord. Perekonomian

ASISTEN ADMINISTRASI
UMUM
 Bag. Umum

 Bag. Hubungan
Masyarakat

 Bag. Pembangunan

 Bag. Hukum

 Bag. Kesejahteraan
Rakyat

 Bag. Organisasi

 Bag. Adm
Kemasyarakatan

DINAS – DINAS DAERAH

Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Dinas Dukcapil
Dinas Pertanian dan Perikanan
Dinas Peternakan
Dinas Perhubungan dan Kominfo
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Perindustrian, Perdangan, Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Pertambangan dan Energi



LAPORAN FINAL

 Bag. Keuangan

LEMBAGA TEKNIS
Inspektorat Daerah
Bappeda
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
BPMPL
BKPPK
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup
Satpol PP dan Linmas



SEKRETARIAT DPRD

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

12.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program

Reformasi Birokrasi,

penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk
peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu
dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat
daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan
dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan
produktifitas dan kinerja.
Secara

internal,

keorganisasian

urusan

pemerintah

bidang

keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai
dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi
dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu
dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di
dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan
kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau
duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin
keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan
di

dalam

Peraturan

Daerah

tentang

keorganisasian

Pemerintah

Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing
instansi pemerintah bidang keciptakaryaan.
Di dalam pelaksanaan/implementasi RPIJM Bidang Cipta Karya di
Kabupaten Toraja Utara melibatkan banyak komponen kelembagaan
sehingga terjalin koordinasi dan sinkronisasi program/kegiatan di bidang
keciptakaryaan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga.
Kapasitas dan kewenangan instansi dalam kerangka mendukung
RPIJM menjadi sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang
harus dipikul dalam menjalankan roda pengelolaan yang biasanya tidak
sederhana bahkan cendrung cukup rumit. Untuk maksud tersebut peran
LAPORAN FINAL
XII - 13

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

kelembagaan bidang PU/Cipta Karya memiliki posisi yang cukup penting
didalam implentasi program yang akan disepakati.
Aspek kelembagaan yang dimaksud dalam pelaksanaan RPIJM
bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Toraja Utara akan bertugas untuk
menjalaskan fungsinya melalui suatu koordinasi baik secara vertikal
maupun horisontal. Dengan demikian akan diperlukan koordinasi yang
intensif untuk tujuan singkronisasi didalam pelaksanaan program termasuk
didalamnya Bappeda, Dinas-Dinas dan PDAM. Oleh karena RPIJM ini
bersifat program jangka menengah, maka di perlukan peningkatan
kapasitas kelembagaan pemerintah baik kelembagaan masyarakat
maupun swasta yang terkait langsung dengan program yang akan
dilaksanakan.
Untuk meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki masyarakat
terhadap fasilitas yang akan dikembangkan perlu diperhatikan aspek
sosial budaya masyarakat setempat. Hal ini perlu untuk menghidari
terjadinya

pertentangan

tujuan

antara

kehendak

pemerintah

dan

masyarakat. Juga untuk menghilangkan kesan bahwa fasilitas yang
dibangun semata-mata untuk pemerintah, sehingga masyarakat tidak
peduli dengan keberhasilannya. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan
dan sosialisasi yang terus-menerus sebelum proyek dilaksanakan.
Masyarakat perlu dilibatkan pada setiap tahap kegiatan pembangunan,
mulai dari perumusan gagasan, perencanaan, pelaksanaan, sampai
operasi dan pemeliharaan.

12.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Kondisi dan potensi kelembagaan, khususnya yang terkait dengan
sumber daya manusia yang dimiliki oleh PU Bidang Cipta Karya
Kabupaten Toraja Utara. Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi,
penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari
Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak
LAPORAN FINAL
XII - 14

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan
kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta
Karya, yang dapat dilakukan, seperti dijelaskan pada tabel 12.1 mengenai
komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya di Kabupaten
Toraja Utara.
Tabel 12.1
Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten
Toraja Utara
Jumlah
No
Tingkat Pendidikan
Pegawai yang
Ada
1 S-2 MM
2 S-2 MP
3 S-2 Sipil
4 S-1 Sipil
5 S-1 Planologi
6 S-1 Teknik Lingkungan
7 S-1 Administrasi Negara
8 S-1 Lain – lain
9 SMA
TOTAL
Sumber: Kab. Toraja Utara Tahun 2013

Jumlah Pegawai
yang Masih
Diperlukan
-

12.3 Analisis Kelembagaan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten
Toraja Utara disusun dengan mempertimbangkan aspek pendanaan dan
kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan yang akan
dilaksanakan dengan lembaga-lembaga struktural yang terkait dan
lembaga-lembaga non struktural seperti Tim, Unit Pelaksana Proyek,
Satgas dan sejenisnya.
Adanya

permasalahan-permasalahan

dalam

pelayanan

umum

pemerintahan yang menyebabkan belum optimalnya mutu pelayanan
publik seperti sistem pengawasan yang perlu ditingkatkan, kinerja aparatur
yang

masih

perlu

terus

ditingkatkan,

sistem

kelembagaan

dan

LAPORAN FINAL
XII - 15

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

ketatalaksanaan yang belum memadai yang berimbas pada rendahnya
mutu pelayanan publik.
Adapun masalah dalam kelembagaan daerah antara lain:
 Pelaksanaan fungsi organisasi yang belum optimal seperti tugas dan
wewenang serta tanggung jawab instansi.
 Belum optimalnya upaya pelaksanaan penyelenggaraan RPIJM di
masing-masing Instansi.
 Kualitas sumber daya manusia yang tergolong rendah.
 Kuantitas sumber daya manusia yang ada belum mencukupi.
 Prasarana dan sarana fisik penunjang yang belum memadai.
 Implementasi pengetahuan teknis dan lainnya oleh sumber daya
manusia yang ada setelah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan
belum optimal.
Untuk program pengembangan kelembagaan ini dibagi dalam 3 tahap
pengembangan yaitu :
1. Tahap Konsolidasi
Dalam tahap konsolidasi, kegiatan peningkatan koordinasi lembaga
baik itu lembaga vertikal maupun lembaga horizontal pada dinas atau
instansi sangat penting, penambahan aparat pada bidang atau seksi yang
terkait RPIJM sehingga kebutuhan aparat tercukupi, peningkatan kualitas
aparat terkait dengan penyusunan program atau pelaksanaan RPIJM,
melengkapi organisasi ekstrastruktural dan sebagainya.
Terciptanya kesinambungan penyusunan dan pelaksanaan program
sangat penting sehingga diperlukan adanya tim ahli yang memberikan
input terhadap pemerintah daerah dalam aspek pengembangan kota,
teknis, keuangan dan kelembagaan RPIJM yang bersifat in-house
consultant yang merupakan bantuan teknis dari Direktorat Bina Program
Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen PU.
LAPORAN FINAL
XII - 16

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

2. Tahap Optimalisasi
Dalam tahap optimalisasi program berjalan terdapat kegiatan-kegiatan
seperti optimalisasi kinerja struktur organisasi dinas atau instansi terkait
keberlanjutan pelaksanaan program pembangunan, sehingga implikasi
optimalisasi kinerja tersebut baik itu mampu atau kurang mampu dalam
menangani program pembangunan dapat disempurnak an, penambahan
sumber daya manusia pada dinas atau instansi sehingga kebutuhan
sumber daya manusia tercukupi, peningkatan kualitas aparat yang
berkaitan dengan pelaksanaan program dan sebagainya.
3. Tahap Penyempurnaan
Dalam tahapan penyempurnaan terdapat kegiatan evaluasi atau uji
hasil terhadap pelaksanaan program pembangunan yang berjalan seperti
penggunaan hasil evaluasi pelaksanaan program untuk memperbaiki
pelaksanaan

program

yang

belum

optimal,

merekomendasikan

penggunaan aparatur yang telah terlatih dalam menangani program untuk
tetap bekerja samapi akhir pelaksanaan program sehingga akan tercipta
organisasi yang baik, kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi
dari segi aparatur khususnya dibidang perencana, bidang pelaksana dan
bidang pengawas, adanyan pelatihan-pelatihan teknis dan manajemen
untuk lebih meningkatkan kualitas aparatur.

12.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Secara umum masalah yang dihadapi di dalam pelaksanaan
pembangunan, khususnya Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten
Toraja Utara yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
 Organisasi belum sesuai dengan kapasitas kewenangan yang
dibutuhkan;
 Dukungan peraturan belum memadai;
 Terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki; dan
LAPORAN FINAL
XII - 17

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

 Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan;
Adapun usulan program dalam rangka mengoptimalkan kelembagaan
Pemerintah Kabupaten Toraja Utara adalah :
 Pengembangan struktur dinas atau instansi terkait RPIJM.
 Menambah jumlah tenaga sarjana teknis untuk tugas membantu
pimpinan dinas dalam perencanaan dan pemrograman, pemantauan
dan supervisi.
 Mengikutsertakan para pimpinan dan staf terpilih pada dinas atau
instansi terkait dalam program pelatihan baik teknis maupun
manajemen.
 Sistem rapat koordinasi pembangunan (Rakorbang) merupakan cara
yang baik untuk pelaksanaan koordinasi antar dinas atau instansi
terkait, diluar itu dapat pula dilakukan pertemuan-pertemuan antar
sektor dalam bentuk lokakarya atau bentuk pertemuan lainnya.
 Melaksanakan perbaikan sistem, prosedur dan koordinasi dalam
perencanaan, pemrograman, pelaksanaan program dan proyek,
pemantauan, supervisi, evaluasi, operasi dan pemeliharaan hasilhasil proyek.
 Menambah sarana-sarana penunjang kelembagaan untuk lebih
memperlancar tugas pada dinas atau instansi terkait.
Uraian tugas pokok dan fungsi dari susunan dan struktur Pemerintah
Daerah dan tata kerja dinas lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja
Utara sebagai penyelenggara pemerintah, pembangunan dan pelayanan
umum masyarakat mengacu kepada Peraturan Bupati. Prosedur tugas
yang menjadi acuan dalam pelaksanaan RPIJM di wilayah Kabupaten
Toraja Utara pada dasarnya dilakukan sepenuhnya oleh Dinas Tata
Ruang, Permukiman dan Perumahan Kabupaten Toraja Utara. Akan tetapi
koordinasi dengan instansi lain perlu dilakukan terkait dengan program
yang menjadi usulan. Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Perumahan
Kabupaten Toraja Utara merupakan institusi yang menangani penyusunan
LAPORAN FINAL
XII - 18

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

dan implementasi program investasi bidang keciptakaryaan, memiliki
kewenangan dalam pengambilan keputusan dari proses perencanaan,
penganggaran dan hubungan antar instansi terkait, dalam melaksanakan
program/kegiatan yang telah dirumuskan dalam RPIJM.

12.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagai antisipasi kebijaksanaan strategi pengembangan fisik sosial
dan ekonomi maka aspek kelembagaan merupakan faktor penting dalam
pelaksanaan dan pengawasan strategi pengembangannya. Beberapa
kebijaksanaan dasar dalam strategi pengembangan kelembagaan :
 Peningkatan fungsi dan peran serta setiap unit perencanaan di
setiap tingkatan pemerintahan dan dinas-dinas/lembaga/instansi
beserta seluruh perangkat pemerintahan lainnya untuk menyamakan
persepsi

perencanaan,

penganggaran,

pelaksanaan

dan

pengendalian program.
 Memacu peningkatan sektor-sektor dalam rangka merealisasikan
Kabupaten Toraja Utara sebagai salah satu PKW di Provinsi
Sulawesi Selatan.
Dengan

rendahnya

kualitas

dan

kapasitas

aparatur

sangat

mengurangi efektifitas kelembagaan pemerintah. Dengan rendahnya SDM
dalam kelembagaan dapat mengurangi efektifitas kerja dan banyak
kegiatan yang tidak dapat diselesaikan tepat waktu, sehingga keinginan
para investor untuk masuk ke Kabupaten Toraja Utara kurang berminat
apalagi faktor keamanan belum menjamin dalam pelaksanaan program.
Dengan masuknya berbagai investor dan pelaku usaha yang turut dan
ingin membantu, sangat besar memperhatikan kepada kualitas SDM pada
kelembagaan pemerintah daerah Kabupaten Toraja Utara.
Hal itu ditunjang dengan perkembangan dunia sekarang ini dan akan
di berlakukannya pasar bebas, oleh karena itu telah menjadi tantangan
LAPORAN FINAL
XII - 19

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

tersendiri bagi lembaga pemerintah daerah untuk mempersiapkan
aparaturnya untuk mampu bersaing.

12.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Kelembagaan Non Pemeririntah seperti lembaga masyarakat dan
pihak swasta diberikan peran serta berupa dukungan aktif untuk ikut
terlibat langsung pada serangkaian proses RPIJM. Sehingga tercipta
keterpaduan dan keselarasan antara unsur pemerintah, masyarakat dan
swasta yang mana keselarasan dan keterpaduan tersebut akan
memperkuat sistem pembangunan guna mencapai tujuan pembangunan
daerah yang telah direncanakan.
Hal terpenting juga adalah meningkatkan keterlibatan dan rasa
memiliki masyarakat terhadap fasilitas yang akan dikembangkan perlu
diperhatikan aspek sosial budaya masyarakat setempat. Hal ini perlu
untuk menghindari terjadinya pertentangan tujuan antara kehendak
pemerintah dan masyarakat. Juga untuk menghilangkan kesan bahwa
fasilitas yang dibangun semata-mata untuk pemerintah, sehingga
masyarakat

merasa

tidak

memiliki,

dan

tidak

peduli

dengan

keberhasilannya. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan dan sosialisasi
yang terus-menerus sebelum proyek dilaksanakan. Masyarakat perlu
dilibatkan pada setiap tahap kegiatan pembangunan, mulai dari
perumusan gagasan, perencanaan, pelaksanaan, sampai operasi dan
pemeliharaan.
Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan
kapasitas (capacity building) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan
sumber daya manusia (SDM) dari aparatur yang menangani bidang
keciptakaryaan tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan
formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis
yang mendukung tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan SDM
yang

profesional

sesuai

dengan

bidangnya.

Untuk

mendukung

LAPORAN FINAL
XII - 20

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

peningkatan SDM ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah
dalam peningkatan profesionalisme aparatur sehingga pelaksanaan
program yang tertuang dalam RPIJM dapat terlaksana sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan
kapasitas adalah :
 Pengembangan kapasitas bersifat multi-dimensional, mencakup
beberapa kerangka waktu; jangka panjang, jangka menengah, dan
jangka pendek,
 Pengembangan kapasitas menyangkut “multiple stakeholders”,
 Pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”, dimana
kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar, tetapi harus datang dari
stakeholdernya sendiri, dan
 Pengembangan kapasitas mengacu pada kebijakan nasional, seperti
RPJMN
Faktor

utama

untuk

terwujudnya

upaya

pengembangan

dan

peningkatan kapasitas yang berhasil adalah adanya komitmen dari
Pimpinan Pemerintah Daerah dan atau Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang
bersangkutan atas niatnya yang sungguh-sungguh untuk melakukan
program/proyek peningkatan kapasitas yang dimaksud, serta siap dengan
semua konsekuensinya.
Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di
Kabupaten Toraja Utara sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti
perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Untuk meningkatkan SDM
dapat

dilakukan

melalui

pemberian

beasiswa

untuk

melanjutkan

pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan
sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam
meningkatkan kapasitasnya.

LAPORAN FINAL
XII - 21

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

Dengan Pengembangan teknologi dan informasi dunia yang sangat
cepat dan ini perlu percepatan pula dalam menangkap dan meresponnya,
untuk itu sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus
dalam berbagai sektor bidang dan peningkatan pendidikan formal (dari
pendidikan SMA ke S-1, S-1 ke S-2) serta dukungan dari berbagai pihak
dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building)
masih sangat dibutuhkan.

12.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan
Lebih jauh analisis dan kajian permasalahan yang dihadapi dalam
aspek

kelembagaan

dapat

dilakukan

dengan

melakukan

analisis

organisasi dengan menggunakan model SWOT (Strenght, Weakness,
Opportunity, Threath). Analisis tersebut akan mengacu kepada tingkat
kebutuhan

pada

aspek

kelembagaannya

beserta

perangkat

pendukungnya dalam penyelenggaraan program RPIJM yang jelasnya
adalah sebagai berikut :
Tabel 12.2
Matriks Analisis SWOT Aspek Kelembagaan
STRENGTH (S) /
KEKUATAN

WEAKNESS (W) /
KELEMAHAN

1. Potensi

Strategi

SDM yang cukup 1. Perkembangan
memadai
Kawasan
Perkotaan
Kab.
Toraja
Utara
2. Dukungan Pemerintah Kab.
cenderung
sporadis
Toraja Utara Cukup Besar
Di Dalam Pelaksanaan 2. Koordinasi di dalam
RPIJM terhadap instansi
pelaksanaan program
Unit kerja Bidang Cipta
pembangunan
Karya
infrastruktur
masih
sangat
terbatas
3. Dukungan Pemerintah dan
partisipasi
masyarakat 3. Munculnya
kawasandalam
Pelaksanaan
kawasan baru yang
Program
pembangunan
memerlukan
Prasarana dan Sarana
pengendalian
dan
Pendukung
pembiayaan

LAPORAN FINAL
XII - 22

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

OPPORTUNITY (O )/
PELUANG

STRATEGI S-O

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

STRATEGI W-O

1. Dukungan

1. Peningkatan Kualitas
1. Peningkatan SDM Aparat
Pembiayaan
Dari
dan Kuantitas SDM
unit kerja Bidang Cipta
Pemerintah
Pusat
melalui jalur pendidikan
Karya
untuk menangani unit
dan pelatihan Bidang
2.
Optimalisasi
kerja Bidang Cipta
Cipta Karya
pengembangan kawasan
Karya
2. Optimalisasi
perkotaan Kab. Toraja
2. Dukungan Pemerintah
sumberdaya dalam
Utara yang berkelanjutan
Provinsi
Untuk
pelaksanaan
3. Optimalisasi
sumberMengembangan
pembangunan Bidang
sumber
pendanaan
Kawasan
potensial
Cipta Karya
daerah, partisipasi swasta
Cukup Positif
3. Efektifitas dan efisiensi
dan masyarakat,
untuk
3. Tingginya
minat
di dalam penganggaran
mendukung
program
pembangunan di Kab.
yang dibarengi dengan
Bidang Cipta Karya
Toraja Utara
peningkatan pelayanan
THREATS
HAMBATAN

(T)

/

STRATEGI S-T

STRATEGI W-T

1. Mengupayakan

dan
peningkatan jiwa usaha 1. Peningkatan
pemberdayaan
bagi masyarakat untuk
PU/Bid.
menggalang
sumber- manejemen
Cipta Karya Kab. Toraja
sumber pendanaan
1. Globalisasi
Ekonomi
Utara
2. Penegasan RTRW dan
yang cukup kuat
rencana sektoral sebagai 2. Peningkatan koordinasi
2. Lemahnya koordinasi
alat
pengendali dan manajemen tata
pelaksanaan program
yang
pembangunan di Kab. pemerintahan
baik.
3. Pembiayaan
Toraja Utara
Pembangunan
yang 3. Penguatan
struktur 3. Peningkatan kapasitas
Terbatas
kelembagaan
Bidang kelembagaan
masyarakat
untuk
Cipta Karya
mendukung
4. melalui penegasan tugas
pelaksanaan
program
dan fungsi masing-masing Bidang Cipta Karya
bidang.
Sumber: Kab.Toraja Utara Tahun 2014 (hasil analisis data)

LAPORAN FINAL
XII - 23

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan
Untuk program pengembangan kelembagaan ini dibagi dalam 3 tahap
pengembangan, yaitu :
a. Tahap Konsolidasi
Dalam tahap konsolidasi, kegiatan peningkatan koordinasi lembaga
baik itu lembaga vertikal maupun lembaga horizontal pada dinas atau
instansi sangat penting, penambahan aparat pada bidang atau seksi yang
terkait RPIJM sehingga kebutuhan aparat tercukupi, peningkatan kualitas
aparat terkait dengan penyusunan program atau pelaksanaan RPIJM,
melengkapi organisasi ekstra struktural dan sebagainya.
Terciptanya kesinambungan penyusunan dan pelaksanaan program
sangat penting sehingga diperlukan adanya konsultan yang memberikan
input terhadap pemerintah daerah dalam aspek pengembangan kota,
teknis, keuangan dan kelembagaan RPIJM yang bersifat in-house
consultant yang merupakan bantuan teknis dari Direktorat Bina Program
Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen PU.
b. Tahap Optimalisasi
Dalam tahap optimalisasi program berjalan terdapat kegiatan-kegiatan
seperti optimalisasi kinerja struktur organisasi dinas atau instansi terkait
keberlanjutan pelaksanaan program pembangunan, sehingga implikasi
optimalisasi kinerja tersebut baik itu mampu atau kurang mampu dalam
menangani program pembangunan dapat disempurnakan, penambahan
sumber daya manusia pada dinas atau instansi sehingga kebutuhan
sumber daya manusia tercukupi, peningkatan kualitas aparat yang
berkaitan dengan pelaksanaan program dan sebagainya.
c. Tahap Penyempurnaan
Dalam tahapan penyempurnaan terdapat kegiatan evaluasi atau uji
hasil terhadap pelaksanaan program pembangunan yang berjalan seperti
penggunaan hasil evaluasi pelaksanaan program untuk memperbaiki
LAPORAN FINAL
XII - 24

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

pelaksanaan

program

yang

belum

optimal,

merekomendasikan

penggunaan aparatur yang telah terlatih dalam menangani program untuk
tetap bekerja sampai akhir pelaksanaan program sehingga akan tercipta
organisasi yang baik, kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi
dari segi aparatur khususnya dibidang perencana, bidang pelaksana dan
bidang pengawas, adanya pelatihan-pelatihan teknis dan manajemen
untuk lebih meningkatkan kualitas aparatur.
Adapun usulan program dalam rangka mengoptimalkan kelembagaan
Pemerintah Kabupaten Toraja Utara adalah:
 Pengembangan struktur dinas atau instansi terkait RPIJM.
 Menambah jumlah tenaga sarjana teknis untuk tugas membantu
pimpinan dinas dalam perencanaan dan pemrograman, pemantauan
dan supervisi.
 Mengikutsertakan para pimpinan dan staf terpilih pada dinas atau
instansi terkait dalam program pelatihan baik teknis maupun
manajemen.
 Sistem rapat koordinasi pembangunan (Rakorbang) merupakan cara
yang baik untuk pelaksanaan koordinasi antar dinas atau instansi
terkait, diluar itu dapat pula dilakukan pertemuan-pertemuan antar
sektor dalam bentuk lokakarya atau bentuk pertemuan lainnya.
 Melaksanakan perbaikan sistem, prosedur dan koordinasi dalam
perencanaan, pemrograman, pelaksanaan program dan proyek,
pemantauan, supervisi, evaluasi, operasi dan pemeliharaan hasilhasil proyek.
 Menambah sarana-sarana penunjang kelembagaan untuk lebih
memperlancar tugas pada dinas atau instansi terkait.
Rencana pengembangan kelembagaan pemerintah Kabupaten Toraja
Utara serta kapasitas dan kewenangan instansi untuk mendukung RPIJM
menjadi sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang harus
dipikul dalam menjalankan roda pengelolaan yang biasanya tidak
LAPORAN FINAL
XII - 25

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

sederhana bahkan cendrung cukup rumit. Kondisi kelembagaan dalam
pelaksanaan dan implementasi program keciptakaryaan, jika dikaji secara
mendalam masih mengalami berbagai hambatan dan permasalahan.
Hambatan dan permasalahan yang dimaksud sebagai berikut :
 Struktur organisasi kelembagaan pada pemerintah Kabupaten Toraja
Utara belum sesuai dengan kapasitas kewenangan yang dibutuhkan
sesuai yang dipersyaratkan dalam peraturan pemerintah;
 Dukungan peraturan belum memadai;
 Terbatasnya dan relevansi sdm yang dimiliki dengan bidang tugas
belum terselenggara secara optimal;
 Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan;
Sebagai antisipasi kebijaksanaan dan strategi pengembangan fisik,
sosial dan ekonomi maka aspek kelembagaan merupakan faktor penting
dalam pelaksanaan dan pengawasan khususnya dalam menjabarkan
strategi pengembangannya. Beberapa kebijaksanaan dasar dalam strategi
pengembangan kelembagaan yang akan dikembangkan di Kabupaten
Toraja Utara untuk mendukung pelaksanaan RPIJM 2014-2018 sebagai
berikut :
 Peningkatan fungsi dan peran serta setiap unit perencanaan disetiap
tingkatan pemerintahan dan dinas-dinas/lembaga/instansi beserta
seluruh

perangkat

pemerintahan

lainnya

untuk

menyamakan

persepsi perencanaan tata ruang;
 Koordinasi didalam pelaksanaan program diawali dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program secara berkala;
 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan SDM yang
menangani langsung pelaksanaan program melalui pelatihan dan
diseminasi.

LAPORAN FINAL
XII - 26

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

12.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian
Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten Toraja Utara merupakan
institusi yang menangani penyusunan dan implementasi program investasi
Bidang Cipta Karya, memiliki kewenangan yang terbatas dalam
pengambilan keputusan dalam proses perencanaan, penganggaran dan
hubungan antar instansi terkait. Diusulkan untuk dibentuk satuan kerja
yang terdiri dari seluruh unit kerja terkait Bidang Cipta Karya, perencanaan
dan penganggaran Antara lain Dinas PU, Bappeda, Badan Pengelola
Keuangan

Daerah.

Untuk

mendukung

pelaksanaan

program

keciptakaryaan Toraja Utara, maka diperlukan langkah-langkah koordinasi
sebagai berikut :
 Dalam hal penganggaran pelaksanaan program, maka Dinas Tata
Ruang, Permukiman dan Perumahan (bidang cipta karya) akan
berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
dan
 Dalam hal pelaksanaan program maka Dinas Tata Ruang,
Permukiman dan Perumahan (bidang cipta karya) Kab. Toraja Utara,
akan berkoordinasi dengan dinas/instansi yang terkait langsung
dengan pelaksanaan program.
Dalam

upaya

untuk

mempermudah

perencanaan dan pengendalian

pelaksanaan

koordinasi

program bidang Cipta Karya di level

Kabupaten/Kota, maka harus di bentuk Satgas Randal Kabupaten/kota
(Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya No. 11/SE/DC/2012
tentang Pedoman Pelaksanaan Perencanaan dan Pengendalian Bidang
Cipta Karya dan Surat Keputusan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan No. 650/386/Distarkim tanggal 31 Januari 2013 tentang
Pembentukan SATGAS RANDAL Kabupaten/Kota). Satgas Randal
Kabupaten/Kota sebaiknya beranggotakan dengan melibatkan unsurunsur dari :

LAPORAN FINAL
XII - 27

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

 Pokjanis Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP);
 Pokja

Air

Minum

dan

Penyehatan

Lingkungan

Permukiman/Sanitasi (AMPL/Sanitasi) Kab/Kota;
 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kabupaten/Kota bidang
Cipta Karya;
 Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)
Kab./Kota;
 Tim Koordinasi Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
(PPIP).
Adapun penjelasan dari masing-masing unsur Satgas Randal
Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :
1. Pokjanis SPPIP
Kelompok kerja teknis (Pokjanis) SPPIP bertugas terutama untuk
menghasilkan

dokumen

Kawasan Permukiman

SPPIP

Prioritas

dan

Rencana

(RPKPP)

di

Pengembangan

bidang

permukiman.

Dokumen SPPIP dan RPKPP diperlukan dalam rangka meningkatkan
kualitas lingkungan permukiman melalui pengurangan luasan kawasan
kumuh, peningkatan kualitas
permukiman

dan peningkatan

Dalam melakukan tugasnya
tenaga

ahli, untuk

penyelenggaraan
pelayanan

infrastruktur

Pokjanis SPPIP

menghasilkan

penataan

permukiman.

didampingi oleh

dokumen

SPPIP

dikonsultasikan kepada publik sebelum

dirumuskan

dalam

pembangunan

merencanakan pelaksanaan

kawasan
tim

kemudian

menjadi

acuan

infrastruktur

permukiman perkotaan. Dokumen SPPIP dan RPKPP ini selanjutnya
menjadi

acuan

keanggotaan

dalam penyusunan

Satgas

RPIJM

Kab/kota,

maka

Randal Kabupaten/kota harus melibatkan unsur

Pokjanis SPPIP.

LAPORAN FINAL
XII - 28

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
(RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA
Provinsi Sulawesi Selatan

2. Kelompok kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Permukiman/Sanitasi (Pokja AMPL/Sanitasi) Kab/Kota.
Pokja AMPL/Sanitasi merupakan wadah bagi para pelaku yang
berkepentingan dalam penanganan masalah air minum dan sanitasi.
Fokusnya adalah menyusun Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
yang merupakan portofolio yang diperlukan dalam menarik investasi
sanitasi. Pemerintah daerah yang telah menyusun Buku Putih dan
SSK, terbukti

berhasil

meningkatkan

investasi

sanitasinya

dengan

pelaksanaan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP) di kabupaten/kota.
3. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)
Adalah wadah koordinasi lintas sektor, lintas pemangku kepentingan
dalam rangka menanggulangi kemiskinan di tingkat kab/kota. TKPKD
kab/kota

bertugas

melakukan

koordinasi

dan mengendalikan

pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan di
kabupaten/kota

sekaligus sesuai keputusan

tim nasional. Anggota

TKPKD terdiri dari unsur: pemerintah ,masyarakat, dunia usaha, dan
pemangku kepentingan lainnya.
 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan organisasi
perangkat daerah
terhadap

yang

bertugas

pelaksanaan kegiatan

pembantuan

yang

Dalam

ini

hal

dan

dekonsentrasi

dilimpah sesuai
yang

di

bertanggung

maksud

dengan

maupun

jawab
tugas

kewenangannya.

SKPD terutama

yang

melaksanakan kegiatan berkaitan dengan bidang Cipta Karya di
daerah.
 Tim Koordinasi Prog