DOCRPIJM 1495174652Bab X Aspek Kelembagaan

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal

  diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan Masyarakat.

  Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan

10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

  Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan Kabupaten Banyuasin:

  1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

  2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

  3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

  4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

  5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

  6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

  7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

  8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

  9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

  10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

  Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

  Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya. Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan kewenangan daerah di bidang Pekerjaan Umum serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah dan/atau pemerintah provinsi. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi: Perumusan kebijakan teknis sesuai kewenangan di bidang pekerjaan umum;

  • Pengelolaan dan fasilitasi di bidang pekerjaan umum;
  • Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai bidang pekerjaan
  • umum; Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang pekerjaan umum;
  • Pengendalian dan pembinaan UPTD dalam lingkup tugasnya; dan
  • Pelaksanaan tugas lain yang diberikan bupati sesuai tugas pokok dan fungsinya.
  • 10.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya. Susunan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya terdiri dari:  Kepala Dinas; dan  Sekretariat, membawahi:

  Sub Bagian Umum dan Perlengkapan; - Sub Bagian Kepegawaian; dan - - Sub Bagian Keuangan.

   Kabid Perencanaan dan Program, membawahi:

  • Seksi Perencanaan Program;
  • Seksi Perencanaan Teknis; 

  2. Bidang Tata Ruang Tata Bangunan, membawahi: Seksi Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang; - Seksi Tata Bangunan; - Seksi Pembinaan Teknis/Konstruksi. -

  

  3. Bidang Permukiman, Perumahan dan Penyehatan Lingkungan , membawahi:

  • Seksi Prasarana Permukiman dan Perumahan;
  • Seksi Prasarana Penyehatan Lingkungan;

  Seksi Pengembangan Fasilitas Umum. - 

  4. Bidang Pengendalian dan Operasional, membawahi: Seksi Pengujian Kualitas Bangunan dan Bahan; -

  • Seksi Pengendalian dan Pengawasan; - Seksi Evaluasi/Pelaporan.

   Kelompok Jabatan Fungsional.

10.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

  Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

  Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah. Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

Tabel 10.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

  Peran Instansi dalam Unit / Bagian yang Menangani No Instansi Pembangunan Bidang CK Pembangunan Cipta Karya

  Dinas PU CK &

  1 Perumahan

  Bappeda

  2 Dinas Tata Kota

  3 Dinas Kebersihan

  4 Dinas PJP &

  5 Pemakaman Catatan: Masih dalam proses pendataan Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan mengisi table berikut bisa dicantumkan inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di daerah.

Tabel 10.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya No. Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi

  Instansi dalam SOP Pengembangan Permukiman

  1 dst

  Penataan Bangunan dan Lingkungan

  1 dst

  Pengembangan Air Minum

  1 dst

  Pengembangan PLP

  1 dst

  SOP Non-Teknis

  1 dst Catatan: Masih dalam proses pendataan

10.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

  Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya

Tabel 10.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Pendidikan

  < SMA : - Gol I : - SMA : Orang Dinas PU CK & Gol II : Orang Pria : Orang D3 : Orang Perumahan Gol III : Orang Wanita : Orang S1 : Orang Gol IV : Orang S2 : Orang < SMA : -

  Gol I : - SMA : Orang Gol II : Orang Pria : Orang Bappeda

  D3 : Orang Gol III : Orang Wanita : Orang S1 : Orang Gol IV : Orang S2 : Orang < SMA : -

  Gol I : - SMA : Orang Gol II : Orang Pria : Orang Dinas Tata Kota

  D3 : Orang Gol III : Orang Wanita : Orang S1 : Orang Gol IV : Orang S2 : Orang < SMA : -

  Gol I : - SMA : Orang Gol II : Orang Pria : Orang Dinas Kebersihan

  D3 : Orang Gol III : Orang Wanita : Orang S1 : Orang Gol IV : Orang S2 : Orang < SMA : -

  Gol I : - SMA : Orang Dinas PJP & Gol II : Orang Pria : Orang D3 : Orang Pemakaman Gol III : Orang Wanita : Orang S1 : Orang

  Gol IV : Orang S2 : Orang

  Catatan: Masih dalam proses pendataan

10.3 Analisis Kelembagaan

  Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

  10.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPIJM.

  10.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

  10.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya.

Tabel 10.4 Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

  Jumlah Pegawai Jumlah Pegawai yang No Instansi Tingkat Pendidikan yang ada diperlukan

  1 Bappeda SMA Orang Diploma Orang

  • D3 Tehnik -
  • D3 Ekonomi - Sarjana Orang

    S1 Tehnik - -

  • S1 Ekonomi - Strata 2 Orang Strata 3 -

  • Orang -
  • Orang -

  • Orang -
  • Orang -
  • Orang -
  • Orang -
  • Orang -
  • Orang -

  Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan ( strengths), kelemahan ( weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman ( threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi

  Catatan: Masih dalam proses pendataan

  Orang Orang

  S1 Ekonomi - Strata 2 Strata 3

  D3 Tehnik - D3 Ekonomi - Sarjana S1 Tehnik -

  5 Dinas PJP & Pemakaman SMA Diploma

  Strata 3 Orang Orang

  4 Dinas Kebersihan SMA Diploma D3 Tehnik - D3 Ekonomi -

  Sarjana S1 Tehnik - S1 Ekonomi - Strata 2

  Strata 3 Orang Orang

  Sarjana S1 Tehnik - S1 Ekonomi - Strata 2

  3 Dinas Tata Kota SMA Diploma D3 Tehnik - D3 Ekonomi -

  Orang Orang

  S1 Ekonomi - Strata 2 Strata 3

  D3 Tehnik - D3 Ekonomi - Sarjana S1 Tehnik -

  2 Dinas PU CK & Perumahan SMA Diploma

10.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan

  keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T) Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan kelembagaan

Tabel 10.5 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan Faktor PELUANG (O) ANCAMAN (T)

  External a.

  a.

  Faktor b.

  b.

  Internal c.

  c.

  

KEKUATAN (S) Strategi SO (Kuadran 1) Strategi ST (Kuadran 2)

a.

  b.

  c.

  

KELEMAHAN (W) Strategi WO (Kuadran 3) Strategi WT (Kuadran 4)

a.

  b.

  c. Catatan: Masih dalam proses pendataan

a. Masalah yang Dihadapi

  Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan dari aparatur/sumber daya manusia (SDM) yang menangani/mengelola Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin. Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas ( capacity building ) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat. Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga masih terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja.

b. Analisis Permasalahan

  Pengembangan dan peningkatan kapasitas ( capacity building ) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya.

  Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya. Untuk itu peningkatan SDM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan, dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin masih sangat dibutuhkan.

10.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan

  Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.

10.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

  Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya. Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

  10.4.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana

  Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

  10.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM )

  Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi

  Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.

  10.4.4 Usulan Program

  Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas ( capacity building ) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Banyuasin ditekankan pada pelatihan dan kursus singkat, seperti pengelolaan persampahan, air minum, bangunan gedung, dll yang diharapkan selama 5 (lima) tahun ke depan ada peningkatan kualitas SDM. Diharapkan dari peningkatan kapasitas SDM Bidang Cipta Karya ini, dapat diimplementasikan dalam aktivitas kerja dan pelayanan ke masyarakat.