12.2. Data Kondisi Kelembagaan - DOCRPIJM 164e64eee1 BAB XII012. Bab 12 Aspek Kelembagaan

  B A B 12.1.

   Umum

  Pergeseran paradigma dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi yang ditandai dengan lahirnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan diberlakukannya Undang-undang Nnmor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, membawa implikasi yang mendasar terhadap keberadaan, tugas, fungsi dan tanggungjawab lembaga serta aparatur pemerintah dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip- prinsip good governance.

  Wacana baru dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, adalah tuntutan masyarakat untuk terwujudnya aparatur pemerintah yang demokratis, netral, profesional, efisien, efektif, berkeadilan, bersih, terbuka, partisipatif dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat.

  Tantangan yang dihadapi di bidang kelembagaan, adalah menata ulang struktur kelembagaan yang lebih efektif serta efisien yang berorientasi pada peningkatan pelayanan masyarakat. Demikian puta diperiukan penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan yang dapat mendukung terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat.

  Di bidang ketatalaksanaan, tantangan yang dihadapi adalah kualitas dan transparansi pelayanan masyarakat yang kurang adaptif terhadap perubahan-perubahan dan tuntutan- tuntutan masyarakat. Oleh karena itu perlu penyempurnaan sistem ketatalaksanaan dalam penyelenggaraan tugas- tugas umum pemerintahan dan pembangunan di daerah.

12.2. Data Kondisi Kelembagaan 12.2.1. Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang A. Tugas Pokok

  Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang daerah.

B. Fungsi

  Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah mempunyai fungsi : 1)

  Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang daerah; 2)

  Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang daerah; 3)

  Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang daerah;

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

C. Susunan Organisasi.

  Susunan Organisasi Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang terdiri dari :

1) Kepala Dinas

  Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah, membina dan melaksanakan tugas di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang daerah.

  12 - 3

  Gambar : 9. 1 Bagan Organisasi Dinas PU Bina Marga Kab. Nganjuk

  KEPALA DINAS SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN

  PROGRAM & EVALUASI BIDANG PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN SEKSI PEMBANGUNAN JALAN SEKSI PEMBANGUNAN JEMBATAN BIDANG PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN SEKSI PEMELIHARAAN JALAN SEKSI PEMELIHARAAN JEMBATAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

  BIDANG BINA JASA KONSTRUKSI DAN OPERASIONAL SEKSI BINA JASA KONSTRUKSI SEKSI OPERASIONAL PERALATAN

2) Sekretariat a.

  Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif.

  b.

  Sekretariat mempunyai fungsi :  Pengoordinasian penyusunan program dan evaluasi;  Pengoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu;  Pelayanan administrasi;  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  Sekretariat membawahi : Sub Bagian Umum

  • Sub Bagian Umum mempunyai tugas :

   Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan;  Melaksanakan urusan kerumahtanggaan, perlengkapan dan keprotokolan;  Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian;  Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan sekretaris sesuai dengan tugasnya.

  • Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

  Sub Bagian Keuangan

   Menyiapkan bahan dan data untuk penyusunan anggaran;  Menyusun rencana anggaran (RKA-SKPD DAN DPA-SKPD);  Melaksanakan tertib administrasi keuangan;  Menyusun laporan keuangan;  Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugasnya.

  • Sub Bagian Program dan Evaluasi mempunyai tugas :

  Sub Bagian Program dan Evaluasi

   Melaksanakan koordinasi penyusunan program kegiatan;  Melaksanakan penyusunan program kegiatan;  Melaksanakan penyusunan laporan kegiatan;  Melaksanakan evaluasi pelaksanaan program;

   Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugasnya.

3) Bidang Tata Bangunan dan Tata Ruang

  Bidang Tata Bangunan dan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang tata bangunan dan tata ruang. Bidang Tata Bangunan dan Tata Ruang mempunyai fungsi : a.

  Perumusan kebijakan teknis di bidang tata bangunan dan tata ruang; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata bangunan dan tata ruang; c.

  Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tata bangunan dan tata ruang meliputi : pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan tata bangunan gedung negara dan fasilitas umum, rencana detail dan rencana teknik tata ruang kawasan termasuk penataan lokasi pedagang kaki lima (PKL); d.

  Pengelolaan dan pembangunan gedung negara dan fasilitas umum, penataan ruang kawasan; e.

  Pelaksanaan pengawasan dan penertiban serta pengendalian pembangunan gedung dan fasilitas umum; f.

  Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang dan penataan lokasi pedagang kaki lima (PKL); g.

  Pemberian rekomendasi izin mendirikan bangunan (IMB); h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  Bidang Tata Bangunan dan Tata Ruang membawahi : Seksi Tata Bangunan

  • Seksi Tata Bangunan mempunyai tugas :

   Merumuskan kebijakan teknis di bidang tata bangunan;  Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata bangunan;  Membina dan melaksanakan tugas di bidang tata bangunan meliputi : pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan tata bangunan gedung negara dan fasilitas umum serta pendataan bangunan gedung;  Menetapkan persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung permanen, semi permanen, darurat dan bangunan gedung yang dibangun di

   Merumuskan kebijakan teknis di bidang tata ruang;  Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata ruang; dan rencana teknik tata ruang kawasan termasuk penataan lokasi pedagang kaki lima (PKL), sosialisasi standar pelayanan minimal (SPM) bidang penataan ruang dan penyebarluasan informasi penatan ruang kepada masyarakat;  Menetapkan kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang kawasan dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang termasuk penataan lokasi pedagang kaki lima (PKL);  Memberikan rekomendasi izin pemanfaatan ruang;  Mengawasi dan menertibkan pelaksanaan penataan ruang;  Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Bangunan dan Tata Ruang sesuai dengan tugasnya.

  tempat bencana, strategi kebijakan mengenai bangunan gedung dan lingkungannya;  Memberikan fasilitasi pelaksanaan pembangunan gedung dan lingkungan dengan berbasis pemberdayaan masyarakat;  Melaksanakan pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang menjadi aset pemerintah daerah;  Melaksanakan pengawasan dan penertiban pembangunan, pemanfaatan, dan pembongkaran bangunan gedung dan fasilitas umum;  Memberikan rekomendasi izin mendirikan bangunan (IMB);  Menetapkan, mengawasi, dan menertibkan status bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan berskala lokal;  Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang tata bangunan dan tata ruang sesuai dengan tugasnya.

  • Seksi Tata Ruang Seksi Tata Ruang mempunyai tugas :

4) Bidang Perumahan dan Permukiman.

  Bidang Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang perumahan dan permukiman. Bidang Perumahan dan Permukiman mempunyai fungsi : a.

  Perumusan kebijakan teknis di bidang perumahan dan permukiman; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perumahan dan permukiman; c.

  Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perumahan dan permukiman meliputi penetapan kebijakan strategis, pengelolaan, pemeliharaan bidang perumahan dan penyehatan lingkungan permukiman dan drainase, permukiman kumuh dan air bersih; d.

  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  Bidang Perumahan dan Permukiman membawahi :

  • Seksi Perumahan Seksi Perumahan mempunyai tugas :

   Merumuskan kebijakan teknis di bidang perumahan;  Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perumahan;  Membina dan melaksanakan tugas di bidang perumahan meliputi penyelenggaraan perumahan dan pembangunan, kerjasama swasta, masyarakat tingkat nasional dalam pembangunan kawasan siap bangun (KASIBA)/ lingkungan siap bangun (LISIBA);  Menetapkan kebijakan, strategi penanggulangan dan penanganan kawasan kumuh perkotaan serta penetapan harga sewa rumah;  Melaksanakan pembangunan perumahan dan pengendalian pengembangan perumahan, pemeliharaan prasarana dan sarana lingkungan perumahan serta penyelenggaraan kasiba/lisiba sesuai penataan ruang dan penataan pertanahan;  Mengawasi, mengendalikan dan perbaikan perumahan kumuh;  Memberikan rekomendasi izin lokasi kasiba/lisiba;  Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang perumahan dan permukiman sesuai dengan tugasnya.

  • Seksi Permukiman Seksi Permukiman mempunyai tugas :

   Merumuskan kebijakan teknis di bidang permukiman;  Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang permukiman;

   Membina dan melaksanakan tugas di bidang permukiman meliputi peningkatan kapasitas teknik dan manajemen penyelenggaraan drainase dan pematusan genangan serta pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan drainase, sanitasi/air limbah dan air bersih;  Memberikan bantuan teknik pada kecamatan, desa serta kelompok masyarakat dalam penyelenggaraan sarana prasarana air limbah dan sistem penyediaan air minum (SPAM);  Menyelesaikan masalah operasional sistem drainase dan penanggulangan banjir, pengembangan lingkungan permukiman, perbaikan prasarana dan sarana air bersih;  Menyediakan sarana prasarana air minum untuk daerah bencana dan daerah rawan air;  Memberikan izin penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum dan prasarana sarana air limbah;  Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang perumahan dan permukiman sesuai dengan tugasnya.

5) Bidang Kebersihan dan Pertamanan

  Bidang Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kebersihan dan pertamanan Bidang Kebersihan dan Pertamanan mempunyai fungsi : a.

  Perumusan kebijakan teknis di bidang kebersihan dan pertamanan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan dan pertamanan; c.

  Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebersihan dan pertamanan meliputi pengaturan, penertiban, pengelolaan : persampahan, pertamanan dan pohon perindang, fasilitas umum/sarana olah raga dan penerangan jalan umum dan lampu hias; d.

  Pembangunan sarana prasarana persampahan, pertamanan, fasilitas umum dan penerangan jalan umum dan lampu hias; e.

  Pemberian rekomendasi izin pemanfaatan taman; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas kebersihan dan pertamanan daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Kebersihan dan Pertamanan membawahi :

  • Seksi Kebersihan Seksi Kebersihan mempunyai tugas :

   Merumuskan kebijakan teknis di bidang kebersihan;  Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan;  Membina dan melaksanakan tugas di bidang kebersihan meliputi pemberian kapasitas manajemen pelayanan dan fasilitasi kerjasama dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan prasarana sarana persampahan;  Memberikan bantuan teknis pada kecamatan, desa dan kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan, pengangkutan, pemusnahan dan pemanfaatan sampah/air kotor;  Melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi serta pemeliharaan prasarana sarana persampahan;  Memberikan pelayanan perizinan dan pengelolaan persampahan mulai sumber sampah, pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir;  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang kebersihan dan pertamanan sesuai dengan tugasnya.

  • Seksi Pertamanan Seksi Pertamanan mempunyai tugas :

   Merumuskan kebijakan teknis di bidang pertamanan;  Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertamanan;  Membina dan melaksanakan tugas di bidang pertamanan meliputi penyusunan rencana dan kebijakan strategis, pengembangan : pertamanan, pengadaan sarana prasarana penerangan jalan umum dan lampu hias;  Melaksanakan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan sarana prasarana pertamanan, penerangan jalan umum dan lampu hias;  Memberikan bantuan teknis kepada kecamatan, desa dan kelompok masyarakat dalam pengelolaan pertamanan dan pemasangan penerangan jalan umum dan lampu hias;  Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan sesuai dengan tugasnya. Adapun struktur organisasi pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dn Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada Gambar 9. 2.

  • PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG (20)
  • PEMADAM KEBAKARAN (1) BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SEKSI PERUMAHAN

  12 - 11 Gambar 9. 2 Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk

  KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG TATA BANGUNAN DAN TATA RUANG SEKSI TATA BANGUNAN SEKSI TATA RUANG

  SEKSI PERMUKIMAN SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM DAN EVALUASI BIDANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN SEKSI KEBERSIHAN SEKSI PERTAMANAN

UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DINAS:

1. Tugas Pokok dan Fungsi I. Tugas Pokok

  Dinas PU Pengairan Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum pengairan .

II. Fungsi

  Dinas PU Pengairan Daerah mempunyai fungsi : Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum pengairan; Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum pengairan; Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum pengairan; Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya;

2. Susunan Organisasi

  Susunan Organisasi Dinas PU Pengairan Daerah terdiri dari : A.

   Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Daerah,

  mempunyai tugas : Merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah, membina dan melaksanakan tugas pekerjaan umum pengairan.

B. Sekretariat a.

  2) Pengordisasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu;

  1) Pengordinasian penyusunan program dan evaluasi;

  4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  c. Sekretaris membawahi : 1. Sub Bagian Program dan Evaluasi, mempunyai tugas :

  1) Melaksanakan koordinasi penyusunan program kegiatan;

  2) Melaksanakan penyusunan program kegiatan;

  3) Melaksanakan penyusunan laporan kegiatan;

  b. Sekretariat mempunyai fungsi :

  dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif.

   Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program

  3) Pelayanan administrasi;

  4) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan program;

  5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugasnya.

  2. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas : 1)

  Menyiapkan bahan dan data untuk penyusunan anggaran; 2)

  Menyusun rencana anggaran ( RKA-SKPD dan DPA-SKPD) 3)

  Melaksanakan tertib administrasi keuangan; 4)

  Menyusun laporan keuangan; 5)

  Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugasnya.

  3. Sub Bagian Umum, mempunyai tugas : 1)

  Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan; 2) urusan kerumahtanggaan, perlengkapan dan

  Melaksanakan keprotokolan; 3)

  Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian; 4)

  Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris sesuai dengan tugasnya.

C. Bidang Pembangunan Jaringan Irigasi a.

   Bidang Pembangunan Jaringan Irigasi mempunyai tugas : tugas pembantuan di bidang pembangunan jaringan irigasi.

b. Bidang Pembangunan Jaringan Irigasi mempunyai fungsi :

  1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan jaringan irigasi meliputi

  : survey, penelitian, pemetaan, pembangunan dan rehabilitasi sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya; 2)

  Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pembangunan jaringan irigasi melipiti : survey, penelitian, pemetaan, pembangunan dan rehabilitasi sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya;

  3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pembangunan jaringan irigasi meliputi : survey, penelitian, pemetaan, pembangunan dan rehabilitasi sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya;

  4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Bidang Pembangunan Jaringan Irigasi membawahi : 1.

   Seksi Perencanaan Teknis, mempunyai tugas :

  1) Merumuskan kebijakan teknis di bidang perencanaan teknis meliputi : survey, pemetaan, penelitian study kelayakan, untuk menyusun perencanaan teknis sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya serta menyusun dokumentasi teknis;

  2) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perencanaan teknis meliputi : survey, pemetaan, penelitian, study kelayakan untuk menyusun perencanaan teknis sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya serta menyusun dokumentasi teknis;

  3) Membina dan melaksanakan tugas di bidang perencanaan teknis meliputi

  : survey, pemetaan, penelitian, study kelayakan untuk menyusun perencanaan teknis sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya serta menyusun dokumentasi teknis;

  4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembangunan Jaringan Irigasi sesuai dengan tugasnya.

2. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi, mempunyai tugas :

  1) Merumuskan kebijakan teknis di bidang pembangunan dan rehabilitasi beserta bangunan pelengkapnya;

  2) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pembangunan dan rehabilitasi meliputi : pembangunan dan rehabilitasi sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya;

  3) Membina dan melaksanakan tugas di bidang pembangunan dan rehabilitasi sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya;

  4) Melaksanakan tugas-tugaslain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembangunan Jaringan Irigasi sesuai dengan tugasnya.

D. Bidang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi a. Bidang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi mempunyai tugas :

  Melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

b. Bidang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi mempunyai fungsi :

  1) Perumusan kebijakan teknis di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi meliputi : operasi, pemeliharaan jaringan irigasi ( jaringan irigasi primer, sekunder, saluran pembuang ) beserta bangunan pelengkapnya;

  2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi meliputi : operasi , pemeliharaan jaringan irigasi ( jaringan irigasi primer, sekunder, saluran pembuang ) beserta bangunan pelengkapnya;

  3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi melipiti : operasi, pemeliharaan jaringan irigasi ( jaringan irigasi primer, sekunder, saluran pembuang ) beserta bangunan pelengkapnya;

  4) Penyusunan rencana tata tanam, penyediaan dan dan pembagian air irigasi;

  5) Pelaksanaan perencanaan dan penyediaan air irigasi;

  6) Pengendalian dan penanggulangan akibat bencana alam banjir dan kekeringan;

  7) Penelitian, operasi, hidrologi dan hidrometri;

  8) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Daerah sesuai tugas dan fungsinya.

c. Bidang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi membawahi : 1. Seksi Operasi mempunyai tugas :

  1) Merumuskan kebijakan teknis di bidang operasi meliputi : pengendalian air irigasi dan sumber air, kegiatan operasi jaringan irigasi ( jaringan irigasi primer, sekunder, saluran pembuang ) beserta bangunan pelengkapnya, inventarisasi luas sawah, sumber air, mata air, air tanah dan sumber air

  2) Menyelenggarakan urusan pemerintayhan dan pelayanan umum di bidang operasi meliputi : pengendalian air irigasi, dan sumber air , kegiatan operasi jaringan irigasi ( jaringan irigasi primer, sekunder, saluran pembuang ) beserta bangunan pelengkapnya, inventarisasi luas sawah, sumber air, mata air, air tanah serta sumber air lainnya;

  3) Membina dan melaksanakan tugas di bidang operasi meliputi : pengendalian air irigasi, sumber air, kegiatan operasi jaringan irigasi

  (jaringan irigasi primer, sekunder, saluran pembuang ) beserta bangunan pelengkapnya, inventarisasi luas sawah, sumber air, mata air, air tanah serta sumber air lainnya. 4)

  Menyusun rencana tata tanam, penyediaan dan pembagian air irigasi, serta pedoman dan ketatalaksanaannya; 5)

  Melakukan penelitian di bidang operasi, hidrologi, dan hidrometri; 6)

  Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi sesuai dengan tugasnya.

2. Seksi Pemeliharaan mempunyai tugas :

  1) Menghimpun data, menyiapkan inventarisasi kerusakan jaringan irigasi, drainase dan bangunan pelengkapnya, melakukan pengkajian lokasi, sarana dan prasarana sumber air yang rawan bencana/banjir dan kekeringan;

  2) Menyiapkan bahan , menyusun rencana kebutuhan untuk pemeliharaan jaringan irigasi, drainase dan bangunan pelengkapnya, serta penyusunan perencanaan teknis akibat bencana alam;

  3) Menyusun rencana kerja dalam rangka pengamanan bangunan pengendalian banjir serta pemeliharaan peralatan komunikasi, jaringan irigasi, drainase dan bangunan pelengkapnya;

  4) Melakukan pembinaan dalam rangka pemeliharaan jaringan irigasi, drainase dan bangunan pelengkapnya;

  5) pedoman pembinaan dan pengawasan terhadap Menyusun penanggulangan akibat bencana alam / banjir serta kekeringan;

  6) Menyusun pelaporan tentang pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi, drainase dan bangunan pelengkapnya serta kegiatan pengendalian akibat bencana alam/banjir dan kekeringan;

  7) Evaluasi dan monitoring kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi,

  8) Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan.

E. Bidang Bina Irigasi a. Bidang Bina Irigasi mempunyai tugas :

  Pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan dalam pengelolaan sistem irigasi tingkat kabupaten, serta tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

b. Bidang Bina Irigasi mempunyai fungsi :

  1) Pelaksanaan kunjungan lapang, penyuluhan/pertemuan berkala, study banding, pengelolaan irigasi kabupaten dan pedesaan;

  2) Penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

  3) Pembentukan wadah koordinasi sumber daya air di tingkat kabupaten dan / atau pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

  4) Pembentukan Komisi Irigasi Kabupaten;

  5) Penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

  6) Penetapan dan pemberian izin penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan air tanah;

  1) Penyusunan bahan perumusan dan penetapan kebijakan pemberdayaan

  6) Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Irigasi.

  5) Pendampingan HIPPA dalam melaksanakan pengembangan sistem irigasi sesuai kewenangannya;

  4) Pelaksanaan pelatihan dan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia yang terlibat dalam pemberdayaan HIPPA;

  3) Pembinaan bimbingan teknis HIPPA dalam melaksanakan pengelolaan system irigasi berdasarkan kebijakan pengembangan dan pengelolaan system irigasi Kabupaten, Propinsi dan Nasional;

  Penyusunan petunjuk pelaksanaan / Petunjuk teknis pemberdayaan HIPPA sesuai kebutuhan dan kondisi setempat berdasar pedoman / kebijakan Kabupaten, Propinsi dan Nasional;

  HIPPA; 2)

  15) Pelaksanaan bimbingan teknis, motivasi, pendidikan dan pelatihan pengelola irigasi tingkat kabupaten dan pedesaan.

  7) Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

  14) Pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi masyarakat pengguna / pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

  13) Pelaksanaan fasilitasi dan pendampingan HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air) dalam pengelolaan jaringan irigasi dalam satu kabupaten;

  12) Pelaksanaan managemen asset jaringan irigasi dalam satu kabupaten;

  11) Penyelenggaraan system informasi sumber daya air tingkat kabupaten;

  10) Pemberdayaan kelembagaan sumber daya air tingkat kabupaten;

  9) Pemberdayaan para pemilik kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air tingkat kabupaten;

  8) Pemberian izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan / atau saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah irigasi yang berada dalam satu kabupaten;

c. Bidang Bina Irigasi membawahi : Seksi Pembinaan dan Pemberdayaan HIPPA mempunyai tugas :

2. Seksi Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas :

  1) Pemberian izin penggunaan dan / atau pengusahaan air irigasi dan air tanah di wilayah kabupaten yang bersangkutan untuk keperluan irigasi;

  2) Pembinaan, rekomendasi penggunaan dan / atau pengusahaan air irigasi di wilayah kabupaten yang bersangkutan untuk keperluan non irigasi;

  3) Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan pengembangan system irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang utuh dalam satu Kabupaten;

  4) Pelaksanaan managemen asset jaringan irigasi pada daerah irigasi dalam satu Kabupaten;

  5) Pelaksanaan kunjungan lapang, study banding, pengembangan dan pengelolaan system irigasi dalam satu Kabupaten;

  6) Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Irigasi.

4. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) I. Tugas Pokok

  Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pengairan Daerah.

II. Fungsi 1.

  Pelaksanaan bimbingan teknis, pembinaan kepada para pengelola dan pengguna air / HIPPA; 2. Pelaksanaan koordinasi teknik di bidang Pengairan ( sumber daya air dan Irigasi ); 3. Pelaksanaan usulan perencanaan pembangunan di bidang Pengairan ( sumber daya air dan irigasi );

  4. Pelaksanaan rekomendasi/pemberian pertimbangan teknis penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air;

  5. pertimbangan pemberian izin pembangunan, Rekomendasi/pemberian pemanfaatan, pengubahan, dan / atau saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah irigasi yang berada di wilayahnya; 6.

  Membantu menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;

  7. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan operasional jaringan irigasi, drainase dan bangunan pelengkapnya;

  8. Pelaksanaan inventarisasi/management asset jaringan irigasi pada Daerah Irigasi yang dikuasai Dinas Pengairan Daerah;

  9. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan O & P / pelaporan teknis lainnya secara periodik sesuai ketentuan yang berlaku;

  10. Pelaksanaan pembagian air irigasi sesuai kebutuhan untuk tanaman maupun keperluan lainnya;

11. Pelaksanaan Evaluasi, monitoring dan pelaporan-pelaporan program kegiatan di Unit Pelaksana Teknis Dinas.

III. SUSUNAN ORGANISASI

  Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas terdiri dari : A.

   Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas

  Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas mengusulkan perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, pembinaan dan penyuluhan, pengawasan dan pengendalian, pemberian pertimbangan teknis, pengajuan permohonan izin, pencatatan dan pelaporan serta Evaluasi dan monitoring.

  B. Sub Bagian Tata Usaha 1.

   Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan tata usaha kepegawaian, keuangan, umum dan perlengkapan. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a.

  Pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan hubungan masyarakat; b.

  Pengelolaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai; c. Pengelolaan administrasi keuangan dan gaji pegawai; d.

  Pengadaan, pengelolaan dan pengadministrasian perlengkapan kantor; e. Pelaksanaan pelayanan teknis administrative Unit Pelaksana Teknis Dinas; f. Pelaksanaan pelayanan teknis administrative Operasi dan Pemeliharaan; g.

  Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

  C. Unit Pelaksana Teknis Dinas terdiri dari 7 ( tujuh ) Wilayah Kerja sesuai dengan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) yaitu : 1.

  Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Nganjuk; 2. Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Gondang; 3. Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Lengkong; 4. Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Kertosono; 5. Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Tanjunganom; 6. Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Pace;

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Berbek.

D. Kelompok Jabatan Fungsional 1.

  Kelompok Jabatan Funsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Unit Pelaksana Teknis Dinas sesuai bidang keahlian dan kebutuhan;

  2. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga ahli dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam kelompok sesuai dengan keahliannya;

  3. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas;

4. Jenis Jabatan Fungsional diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  • KECAMATAN (7) BIDANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

    SEKSI

    OPERASI

  12 - 21 Gambar 9. 3 Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Nganjuk

  KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI SEKSI PERENCANAAN TEKNIS SEKSI PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI

  

SEKSI

PEMELIHARAAN

SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM DAN EVALUASI BIDANG BINA

  IRIGASI SEKSI PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN HIPPA SEKSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DINAS:

12.3. Permasalahan, Dan Tantangan Kelembagaan 12.3.1. Masalah yang Dihadapi

  Salah satu tantang yang dihadapi oleh instansi-instansi pemerintahan daerah di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Nganjuk adalah koordinasi, kewenangan dan tanggunga jawab dalam penyediaan, pengelolaan dan pengawasan oleh tiap- tiap instansi pemerintahan selaku operator utama dalam hal pembangunan wilayah. Hal tersebut juga diperparah oleh permasalahan sumber daya manusia baik di level pemerintahan maupun masyarakat yang masih belum memadai dan kapabel dalam menangani persoalan penanganan dan pengelolaan infrastrukstur di daerah.

  Permasalahan sumber daya manusia merupakan hal cukup penting, karena sebagai pondasi dasar dalam pemahaman dan kesadaran dalam kegiatan pembangunan wilayah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada daerah Kabupaten Nganjuk akan menghambat proses percepatan pembangunan, untuk itu programa-program peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan serta kelompok-kelompok masyarakat dirasa perlu sebagai generator perkembangan wilayah Kabupaten. Ketidakmampuan aparatur pemerintahan dalam pelaksanaan pembangunan daerah perlu mendapat stimulan, baik yang berupa program- program peningkatan kemampuan secara kelembagaan maupun individual organisasi pemerintah agar kinerja dan proses pembangunan dapat terlaksana dan tercapai dengan optimal. Koordinasi antar organisasi pemerintahan yang terkait dalam pembangunan infrastruktur wilayah sangat penting sehingga proses pembangunan dan pengelolaan tidak parsial atau sepotong-sepotong melainkan menyeluruh.

  Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacicty building) pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Daerah Kabupaten Nganjuk sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangna waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dan lain-lain sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya.

  Pengembangan teknologi dan informasi sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan mereseponnya, untuk itu peningkatan SDM pada Dinas Pekerjaan Uumu (PU) Bina Marga Daerah Kabupaten Ngnajuk sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat, dan peningkatan pendidikan formal (dari STM/SMU ke S1 dan S-1 ke S-2 serta lainnya) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Jalan dan Jembatan di Kabupaten Nganjuk masih sangat dibutuhkan.

  Untuk Bidang PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Pelaksanaan kegiatan Penyehatan Lingkungan Perumahan Bidang Persampahan dan Air Limbah dilaksanakan oleh Bidang Kebersihan dan Pertamanan pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk. Sedangkan kegiatan Penyehatan Lingkungan Perumahan Bidang Drainase, Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan dilaksanakan oleh Bidang Perumahan dan Permukiman, Bidang Tata Ruang dan Tata Bangunan pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Nganjuk dan Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Nganjuk serta Bappeda Kabupaten Nganjuk. Pelaksana Bidang Pengembangan Air Minum dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang Perumahan dan Permukiman dan PDAM Kabupaten Nganjuk. Sehingga masalah yang dihadapi adalah penanganan pembangunan keciptakaryaan di Kabupaten Nganjuk dilakukan oleh instansi yang berbeda hal tentunya akan menyulitkan dalam hal koordinasi. Maka penyatuan kelembagaan dalam satu lembaga yang berwenang dapat membantu koordinasi masing-masing sektor tersebut.

12.3.2. Analisis Permasalahan

  Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi atau lembaga yang terkait dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pembangunan daerah, sangat penting artinya bagi terwujudnya tujuan pembangunan dengan efektif dan efisien yang dihasilkan dalam menyelenggarakan dan menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Perkembangan wilayah pada Kabupaten Nganjuk menuntut adanya perkembangan sosial yang berjalan secara sinergis dan berkelanjutan. Untuk pembangunan daerah perlu mendapat perhatian lebih. Rendahnya kualitas sumber daya manusia berimplikasi pada ketidakmampuan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pembangunan oleh organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab. Hal ini mengakibatkan kurang optimalnya proses-proses pembangunan wilayah. Untuk itu, stimulan bagi lembaga maupun masyarakat perlu mendapat perhatian lebih, agar peningkatan kemampuan dan kinerja kelembagaan dapat terwujud.

  Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi atau lembaga yang terkait dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pembangunan daerah, sangat penting artinya bagi terwujudnya tujuan pembangunan dengan efektif dan efisien yang dihasilkan dalam menyelenggarakan dan menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Perkembangan wilayah pada Kabupaten Nganjuk menuntut adanya perkembangan sosial yang berjalan secara sinergis dan berkelanjutan. Untuk itu, kemampuan organisasi pemerintahan selaku motor penggerak utama dalam pelaksanaan pembangunan daerah perlu mendapat perhatian lebih. Rendahnya kualitas sumber daya manusia berimplikasi pada ketidakmampuan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pembangunan oleh organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab. Hal ini mengakibatkan kurang optimalnya proses-proses pembangunan wilayah. Untuk itu, stimulan bagi lembaga maupun masyarakat perlu mendapat perhatian lebih, agar peningkatan kemampuan dan kinerja kelembagaan dapat terwujud.

  Permasalahan yang sering dihadapi antara lain terbatasnya jumlah aparatur pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/sumber daya manusia (SDM) yang menangani/mengelola Bidang Jalan dan Jembatan di Kabupaten Nganjuk. Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan lain-lain masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas sehingga kualitas SDM-nya pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Daerah Kabupaten Nganjuk semakin tahun semakin meningkat.

  Selain masih terbatasnya SDM pada dinas terkait, prasarana dan sarana keja juga masih terbatas seperti : ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dan lain-lain sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja.

  Permasalahan yang dihadapi dalam hal kondisi SDM adalah sumber daya manusia baik pada level pemerintahan maupun masyarakat yang masih belum memadai dan kapabel dalam menangani persoalan penanganan dan pengelolaan sarana dan prasarana jalan dan jembatan di daerah. Permasalahan sumber daya manusia merupakan hal cukup penting, karena sebagai pondasi dasar dalam pemahaman dan kesadaran dalam kegiatan pembangunan wilayah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada daerah Kabupaten Nganjuk akan menghambat proses percepatan pembangunan. Untuk itu program-program peningkatan kemmpuan aparatur perkembangan wilayah kabupaten Ketidakmampuan aparatur pemerintahan dalam pemerintahan dalam pelaksanaan pembangunan daerah perlu mendapat stimulan, baik yang berupa program-program peningkatan kemampuan secara kelembagaan maupun individual organisasi pemerintah agar kinerja da proses pembangunan dapat terlaksana dan tercapai dengan optimal.

  Dengan demikian jug sama halnya dengan prasarana fisik pendukung. Prasarana kantor dengan kondisi yang baik dan lengkap akan sangat penting artinya bagi kelancaran pembangunan yang efektif dan efisien. Sebaliknya, kurangnya kualitas dan kuantitas pendukung ini dapat mengakibatkan kurang optimalnya kinerja bagi proses pembangunan, sehingga perlu mendapat perhatian agar peningkatan kemampuan dan kinerja dapat berjalan optimal.

  Kemitraan pada hakikatnya merupakan wujud yang ideal dalam peran serta masyarakat dalam pembangunan. Kemitraan didasari atas hubungan antarpelaku yang bertumpu pada ikatan usaha yang saling menunjang dan saling menguntungkan, serta saling menghidupi berdasarkan asas kesetaraan dan kebersamaan. Setiap pelaku usaha memiliki potensi, kemampuan dan keistimewaan sendiri, walaupun berbeda ukuran, jenis, sifat, dan tempat usahanya. Setiap pelaku usaha juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Dengan kelebihan dan kekurangan itu timbul kebutuhan kerjasama dan kemitraan. Dengan demikian, kelebihan-kelebihan akan dilipatgandakan dengan memaksimalkan manfaat yang mungkin diperoleh. Sedangkan kekurangan-kekurangan dapat diusahakan untuk dikurangi, atau bahkan dihilangkan sama sekali, dengan kerjasama yang saling menutupinya.

  Kemitraan dalam pembangunan pada dasarnya mengandung hakekat keadilan dalam perolehan keuntungan dan manfaat, pembebanan biaya dan penanggungan risiko yang timbul dalam kegiatan usaha tersebut. Dengan demikian, kemitraan yang dikembangkan adalah kemitraan yang setara antara para pelaku sesuai dengan kemampuan kontribusinya. Kemitraan yang setara memerlukan pula pemahaman yang kuat terhadap hak dan tanggung jawab serta peranan dari masing-masing pelaku.

  Menjadi tantangan kita bersama untuk mengembangkan semangat dan suasana yang mendorong tumbuhnya kemitraan dan mengembangkan pola-pola yang praktis dan menarik, serta menjamin keuntungan bagi semua pihak.

  Dalam hal ini, pihak-pihak yang terlibat tentu harus memiliki tanggung jawab karena kemitraan bukanlah bertepuk sebelah tangan. Meskipun semua pihak memiliki tanggung jawab, pemerintah tetap harus mengambil prakarsa paling tidak untuk menciptakan iklim yang merangsang bagi usaha kemitraan, antara lain dengan: a)

  Mengembangkan kebijaksanaan dan strategi pembangunan yang jelas, yang tercermin baik pada tujuan, arahan maupun indikator-indikator kebijaksanaan (policy indicators).

  Menetapkan prioritas pembangunan yang realistis dan diikuti oleh semua pihak, baik pemerintah maupun dunia usaha dan masyarakat. Untuk itu perlu kesepakatan di antara berbagai pelaku pembangunan ini, dan karena itu perlu ada dialog-dialog.

  c) Memantapkan mekanisme komunikasi yang lancar dan transparan. Transparansi erat kaitannya dengan tingkat partisipasi dan oleh karena itu, sejak pada tahap awal mekanisme kemitraan yang transparan harus dikembangkan dan dimantapkan.

  d) Mengembangkan pilihan-pilihan atas pola-pola kemitraan yang dapat mencakup kepentingan-kepentingan yang ada di berbagai lapisan dan golongan masyarakat, sehingga masyarakat dapat berperanserta seluas-luasnya dalam kemitraan pembangunan.

  e) Menyiapkan rencana pengembangan kemitraan yang mencakup rencana investasi pemerintah, swasta dan masyarakat sebagai bagian dari pembangunan nasional.

  f) Menyiapkan kerangka peraturan dan arahan serta pedoman yang dapat menjadi acuan terutama bagi swasta dan masyarakat dan juga menjamin kepastian usaha.

  Pengembangan kemitraan dalam pembangunan dapat mencakup dua pola dasar, yaitu pertama, dalam bentuk peran serta swasta dan masyarakat dalam pembangunan yang sifatnya memberikan lebih banyak peluang untuk berpartisipasi pada kegiatan yang semula merupakan tugas pemerintah. Atau dengan kata lain, pemerintah memberi ijin pemanfaatan aset milik pemerintah (konsesi) kepada pihak swasta dan masyarakat untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu guna melakukan tugas-tugas pelayanan umum. Kedua, kerjasama kemitraan antara masyarakat, swasta dan pemerintah melalui pengembangan formula pembagian modal kerja yang menjadi tanggung jawab masing-masing pihak. Dalam rangka ini dikembangkan pola- pola kerjasama kemitraan yang mencakup pembagian keuntungan dan sekaligus juga risikonya.

  Untuk mewujudkan kemitraan dalam bentuk-bentuk tersebut, perlu kesepakatan dalam persepsi kemitraan antara swasta maupun pemerintah. Swasta tidak hanya mempertimbangkan aspek keuntungan ekonomi jangka pendek saja, apalagi yang bersikap spekulatif, tetapi sudah harus memperhatikan kesinambungan pembangunan, atau lebih mengkonseptualisasikan pemikiran investasi yang berwawasan jangka panjang.