Hubungan antara kepercayaan terhadap pasangan dan kepuasan perkawinan pada istri tentara Batalyon X - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN TERHADAP PASANGAN DAN
KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI TENTARA BATALYON X

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun oleh:
Gabriella Pundarika Taneira
NIM : 139114079

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

It will get better.
If there is no struggle in life, the is no progress – Frederick Douglass
“For i know the plans i have for you”, declares the Lord, “plans to prosper you
and not to harm you, plans to give you hope and a future”- Jeremiah 29:11

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada orangtua saya,
Saudara dan keluarga besar saya.
Terima kasih atas doa, kasih sayang, segala bentuk dukungan dan
perhatian yang telah kalian berikan.

Kepada diri sendiri, yang telah berhasil menyelesaikan skripsi ini dan mau untuk
tetap maju
Dan mengerjakan walaupun seringkali kesulitan silih berganti menghampiri.
Atas semua usaha, tangis, putus asa. Finally, i did it.

Thanyou God, You’re good, You’re my savior

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN TERHADAP PASANGAN DAN
KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI TENTARA BATALYON X
Gabriella Pundarika Taneira
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan terhadap
pasangan dan kepuasan perkawinan pada istri tentara batalyon x. Hipotesis penelitian ini adalah
adanya hubungan yang signifikan dan positif antara kepercayaan terhadap pasangan dan kepuasan
perkawinan pada istri tentara batalyon x. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 135 orang istri
tentara yang berusia 18 hingga 40 tahun di Batalyon X. Alat pengumpulan data yang digunakan
adalah skala kepercayaan terhadap pasangan dan skala kepuasan perkawinan. Skala kepecayaan
terhadap pasangan terdiri dari 17 item dengan koefisien reliabilitas = 0, 88 dan skala kepuasan
perkawinan terdiri dari 15 item dengan koefisien reliabilitas = 0, 88. Teknik analisis data yang
digunakan adalah uji korelasi Pearson Product moment. Penelitian ini menghasilkan nilai korelasi
r = 0, 631 dan nilai signifikansi p = 0,00 < 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan dan positif. Hal ini memiliki arti semakin tinggi kepercayaan terhadap
pasangan maka semakin tinggi pula kepuasaan perkawinan. Sebaliknya, semakin rendah
kepercayaan terhadap pasangan, semakin rendah pula kepuasan perkawinan.


Kata kunci : kepercayaan terhadap pasangan, kepuasan perkawinan, istri tentara.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE CORRELATION BETWEEN TRUST IN CLOSE RELATIONSHIP AND
MARITAL SATISFACTION ON ARMY WIVES IN BATTALION X
Gabriella Pundarika Taneira
ABSTRACT
This research aimed to know the correlation between trust in close relationship and
marital satisfaction on army wives in battalion X. The hypothesis was that there was significant
and positive relationship between trust in close relationship and marital satisfaction on army
wives in battalion X. Subject in this research were 135 army wives aged 18 to 23 years old in
battalion X. Data instrument be used were the scale of trust in close relationship and marital
satsfaction. The reliability coeffient of trust in close relationship scale that consist of 17 items was
= 0, 88 and the reliability coeffient of marital satisfaction scale that consist of 15 items was
= 0, 88. The technique of data analysis is Pearson Product moment correlation test. This research
showed that the value of Pearson Product moment correlation test was r = 0, 631 and significance
level p = 0,00 < 0,05. The result indicated a significant and positive correlation between trust in

close relationship and marital satisfaction. It was means that the higher level of trust in close
relationship, the higher level of marital satisfaction on army wives in battalion x.
Keywords: trust in close relationship, marital satisfaction, army wives

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Tritunggal dan Bunda Maria
atas kasih karunia dan penyertaannya dalam menuntun peneliti hingga dapat
menyelesaikan proses penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Antara
Kepercayaan Terhadap Pasangan Dan Kepuasan Perkawinan Pada Istri Tentara
Batalyon X” ini dengan baik.
Peneliti menyadari bahwa keberhasilan peneliti dalam menjalani proses
penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, doa dan bimbingan

dari berbagai pihak berikut ini, sehingga peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., selaku Dekan tahun 2018 Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Monica Eviandaru M., M. Psych., Ph. D., selaku Ketua Program
Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Edward Theodorus M. App. Psy., selaku dosen pembimbing.
Terima kasih telah mendampingi dari awal sampai akhir. Terima kasih
atas kesediaan waktu, tenaga dan kesabaran dalam membimbing setiap
langkah proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Timotius Maria Raditya Hemawa M.Psi., selaku Dosen
Pembimbing Akademik tahun 2013 – 2017. Terima kasih atas nasihat
dan telah membimbing selama proses studi ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Bapak Prof. A. Supratiknya, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing
Akademik tahun 2017 – 2018. Terima kasih atas perhatiannya dan

dukungannya dalam studi saya.
6. Seluruh Dosen dan staff karyawan di Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
pengalaman selama masa perkuliahan. Terima kasih untuk kebaikan
dan keramahannya.
7. Kepada Mama, Papa dan Adik yang sangat saya kasihi. Terima kasih
untuk segala doa, dukungan, perhatian, kesabaran, dan cinta kasih
yang telah kalian berikan selama ini. Terima kasih untuk selalu
percaya bahwa gabby bisa menyelesaikan ini. Gabby sangat
menyayangi kalian sampai kapanpun. Mama dan Papa adalah orangtua
terbaik. Semoga Tuhan selalu memberkati Mama dan Papa, Amin.
8. Teruntuk wanita-wanita kuat, cabelita : Clara, Citra, Levianna, Anette,
Vio, Bebing, dan Lia. Terima kasih atas banyaknya kenangan selama
beberapa tahun ini. Kebersamaan ini akan sangat dirindukan. Ingatlah,
jarak kita hanya sebatas chat, walaupun saya tidak bisa selalu ada
bersama kalian, tapi saya akan selalu menyayangi dan mendoakan
kalian. Kebersamaan kita semua akan selalu ditunggu ya, Luv!
9. Psikologi A angkatan 2013: Anette, Citra, Clara, Isabella, Leviana,
Vionny, Lia, Anti, bunda Vivi, Cindy, Dea, Dhani, Dita, Doni, Erdian,
Etha, Evelyn, Vita, Hans, Ignatia, Sonya, Keke, koko Edwin, Lias,

mbakdi, Paskal, Praba, Rani, Rista, Sefa, SSSS, Tata, Tom, Vena,
xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Vero, Yayak, Yesi, dan Yessica,. Terima kasih untuk kebersamaannya
selama proses belajar di masa kuliah. Keep in touch ya.
10. Teman bimbingan skripsi : Vio, Anette, Visky, Cendy, Yayak, Ratih,
Vita, Ciyus, Putri, Age, Rini, Rista, Andre, Mbakdia, Monik, Keke,
Chocho, mbak Vivin, kak Dedi, Yesa, dan mbak Rini. Terima kasih
untuk semangat dan bantuan kalian yang sangat memotivasiku dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Kalian luar biasa.
11. Putu Arividhea W., yang tau naik turun selama perkuliahan, dari yang
pertama ngenalin kampus ini sampai tinggal bareng, dan yang mau
dengerin cerita dari kanan ke kiri ga jelas tanpa menilai. Terima kasih
udah mau selalu menemani, kasih semangat, kasih omelan, dan tentu
canda tawa. Pokoknya terima kasih untuk semuanya. Maaf kalo pernah
salah. You are truly my P-man (harusnya p-girl ya wkwk).
12. Seluruh teman di Fakultas Psikologi USD, khususnya Psikologi
angkatan 2013.

13. Untuk AKSI 2016, Terima kasih atas kesempatannya untuk belajar dan
mengembangkan diri. Khususnya Exhibiton 2016,

Buat anindya,

dicki, jessica, kezia, viona, ratna, steph, acong, dan wey, terima kasih
sudah mau berdinamika bersama, jadi anak-anak yang baik dan
membantu tutornya yang penuh kekurangan ini haha. Senang bgt bisa
mengenal kalian dan melihat kalian sukses di berbagai kegiatan dan
organisasi. Teruslah berkembang ya nak. Luv!

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14. Seluruh partisipan dalam penelitian ini yang telah mengisi dan
membantu proses penyebaran skala penelitian ini yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu per satu. Terima kasih telah menyempatkan
waktu untuk mengisi skala penelitian ini. God bless you all.


xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………….

ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………...

iii

HALAMAN MOTTO…………………………………………………….... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………....


v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………….

vi

ABSTRAK…………………………………………………………………

vii

ABSTRACT…………………………………………………………………………. viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA……………….......

ix

KATA PENGANTAR……………………………………………………..

x

DAFTAR ISI…………………………………………………………….....

xiv

DAFTAR TABEL………………………………………………………….

xvii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………

xviii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………

xix

BAB I PENDAHULUAN
A. Pengantar...........................................................................................

1

B. Latar Belakang……………………………………………………... 6
C. Rumusan Permasalahan.....................................................................

18

D. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................

19

E. Tujuan Penelitian……………………………………………....

20

F. Pertanyaan Penelitian……………………………………………...

20

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Manfaat Penelitian............................................................................. 20
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengantar...........................................................................................

22

B. Dinamika Psikologis Istri Tentara.....................................................

22

C. Kepuasan Perkawinan……………………………………………...

32

D. Kepuasan Perkawinan pada Istri Tentara……………………….….

45

E. Kepercayaan Terhadap Pasangan………………………………......

49

F. Kepercayaan Terhadap Pasangan pada Istri Tentara.........................

55

G. Hubungan Kepercayaan Terhadap Pasangan dan Kepuasan
Perkawinan pada Istri Tentara...........................................................

58

H. Kerangka Konseptual........................................................................

61

I. Hipotesis............................................................................................

64

BAB III METODE PENELITIAN
A. Pengantar..........…………………………………………………….

65

B. Rancangan Penelitian……………………………………………....

65

C. Subjek Penelitian...............................................................................

66

D. Deskripsi Partisipan Penelitian........……………………………….. 67
E. Identifikasi Variabel Penelitian………………………………….....

68

F. Definisi Operasional..........................................................................

69

G. Prosedur Pelaksanaan........................................................................

70

H. Instrumen Pengumpulan Data...........................................................

74

I. Validitas dan Reliabilitas................................................................... 82
xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

J. Analisis Data……………………………………………….............. 87
K. Pertimbangan Etis.............................................................................. 89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengantar.....................……………………………………………..

92

B. Hasil Penelitian………....................……………………………….. 92
C. Pembahasan.....................…………………………………………..

101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………… 107
B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………….

108

C. Saran..................................................................................................

109

D. Komentar Penutup.............................................................................

111

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 113
LAMPIRAN………………………………………………………………..

xvi

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Deskripsi Jenis Kelamin Subjek .............................................

Tabel 3.2

Deskripsi Usia Subjek ....................................…………......... 68

Tabel 3.3

Blueprint Skala Kepuasan Perkawinan ..................................

76

Tabel 3.4

Distribusi item Skala Kepuasan Perkawinan ..........................

77

Tabel 3.5

Pemberian Skor Skala Kepuasan Perkawinan ........................

79

Tabel 3.6

Blueprint skala kepercayaan terhadap pasangan ..................... 80

Tabel 3.7

Distribusi item skala kepercayaan terhadap pasangan ............ 81

Tabel 3.8

Pemberian skor skala kepercayaan terhadap pasangan ........... 81

Tabel 3.9

Hasil uji kesahihan item .......................................................... 85

Tabel 3.10

Hasil uji reliabilitas alat ukur penelitian .................................

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Subjek ............................…………………….. 93

Tabel 4.2

Rentang Usia Subjek …………………………….......……… 93

Tabel 4.3

Data Empiris Skala Kepuasan Perkawinan ............................. 95

Tabel 4.4

Data Empiris Skala Kepercayaan Terhadap Pasangan ...........

96

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas ...............................................................

98

Tabel 4.6

Hasil Uji Linearitas .................................................................

99

Tabel 4.7

Kategorisasi Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ........ 100

Tabel 4.8

Hasil Uji Korelasi ...................................................................

100

Tabel 4.9

Scatterplot ...............................................................................

103

xvii

67

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Skema 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian ...........…………………….. 64

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Intrumen Penelitian......……………….......

119

Lampiran 2

Reliabilitas Skala …………………….........

143

Lampiran 3

Hasil Uji Beda Mean ………………….......

148

Lampiran 4

Hasil Uji Beda Normalitas ………………..

151

Lampiran 5

Hasil Uji Beda Linearitas …………………

153

Lampiran 6

Hasil Uji Hipotesis………………………...

155

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengantar
Penelitian ini akan membahas mengenai kepuasan perkawinan pada istri
tentara yang ditinggal suami bertugas. Peneliti memiliki ketertarikan terhadap
topik ini karena: (1) peneliti merasa bangga berada dalam keluarga tentara, (2)
peneliti kagum dengan ibu peneliti yang setia mendampingi ayah peneliti, (3)
peneliti melihat ibu peneliti yang menjadi wanita kuat dalam menjalani peran
ganda, (4) peneliti merasa prihatin kepada istri tentara yang kurang tegar saat
menghadapi tekanan, (5) penelitian ini merupakan bagian dari usaha peneliti
untuk memberikan kontribusi bagi keluarga tentara.
Pertama, peneliti merasa bangga dan senang berada dalam keluarga tentara
khususnya memiliki ibu yang bersuamikan anggota tentara. Peneliti adalah
seorang anak pertama dari ayah seorang tentara sekaligus dokter dan ibu seorang
perawat yang juga bekerja di rumah sakit tentara (RST). Peneliti dibesarkan dalam
lingkungan keluarga tentara. Sejak kecil peneliti juga telah tinggal di dalam
lingkungan komplek perumahan tentara. Peneliti merasa dapat tumbuh dan
berkembang menjadi seseorang yang mandiri dan mudah beradaptasi. Hal ini
dikarenakan peneliti sering berpindah-pindah tempat tinggal mengikuti tugas ayah
sebagai abdi negara yang harus siap ditempatkan di mana saja. Status sebagai
anak seorang tentara menjadi suatu keistimewaaan tersendiri bagi peneliti. Dalam
hal ini, Peneliti merasakan sesuatu yang mungkin tidak dapat dirasakan oleh anakanak lain, di mana peneliti harus cepat beradaptasi dan menerima perubahan
1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

lingkungan serta teman di tempat yang baru. Saat anak-anak lain hanya tinggal di
satu tempat dari masa kecil hingga masa dewasanya, peneliti telah tinggal di
beberapa wilayah provinsi Indonesia. Peneliti pernah tinggal di Kota Kendari
(Provinsi Sulawesi Tenggara), Kota Kupang (Provinsi Nusa Tenggara Timur),
Kota Denpasar dan Singaraja (Provinsi Bali), dan Kota Malang (Provinsi Jawa
Timur). Di sisi lain, peneliti pun merasakan pernah berpindah-pindah sekolah
hingga empat kali dari Kendari hingga Denpasar. Hal ini tentunya masih kurang
dengan pengalaman ayah dan ibu peneliti yang telah merasakan di tempatkan pada
daerah-daerah lainnya di Indonesia sebelum peneliti dilahirkan. Namun, hal ini
tidak menyurutkan kasih sayang dari orangtua untuk memperhatikan anakanaknya. Pengalaman-pengalaman yang cukup spesial inilah yang membuat
peneliti memiliki kesan yang luar biasa menjadi anak tentara.
Kedua, peneliti sangat kagum dengan Ibu peneliti yang selalu setia dalam
mendampingi Ayah peneliti saat ditempatkan pada kesatuan militer yang baru. Ibu
Peneliti sebagai istri prajuri TNI AD tentunya tidak dapat dipisahkan dari TNI AD
itu sendiri, baik dalam menjalani tugas organisasi Persit (Persatuan Istri Tentara)
maupun kehidupan pribadi. Ibu peneliti terbilang aktif dalam mengikuti tugas
organisasi baik saat menjadi anggota kepengurusan bahkan memimpin anggotaanggota yang lain tanpa melupakan kewajibannya sebagai istri yang harus
mengurus suami. Ibu peneliti setia mengikuti kemanapun Ayah peneliti
ditugaskan seperti pada saat di Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Jawa. Peneliti
juga kagum dengan Ibu peneliti karena ibu peneliti memiliki kepercayaan yang
besar kepada Ayah peneliti sewaktu Ayah peneliti ditugaskan untuk menjaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

keamanan negara seperti pergi ke daerah rawan konflik maupun tugas luar kota, di
mana Ibu peneliti tidak pernah memikirkan hal-hal negatif, seperti hadirnya orang
ketiga. Hal ini dapat peneliti lihat dari komunikasi Ibu dan Ayah peneliti yang
selalu mencoba untuk tetap menjalin komunikasi seoptimal mungkin. Peneliti
melihat bahwa Ibu peneliti dapat berkomunikasi melalui percakapan telepon dan
pesan singkat bahkan ketika telpon genggam telah maju seperti saat ini, peneliti
melihat bahwa Ayah peneliti terkadang mengirimkan foto-foto kondisi saat beliau
sedang tugas di luar kota. Kekaguman peneliti atas kesetiaan ibu peneliti menjadi
salah satu cerita favorit peneliti.
Ketiga, peneliti melihat ibu peneliti yang menjadi wanita kuat dalam
menjalani peran ganda. Di sini, peneliti melihat ibu peneliti sebagai pengganti
sosok ayah yang seringkali bekerja ke luar kota. Sebelumnya, Ibu peneliti sudah
memiliki pengalaman berada dalam keluarga tentara karena Ayah dari ibu Peneliti
yang juga merupakan pensiunan tentara. Ibu peneliti sadar bahwa menjadi seorang
istri tentara tidak hanya menjadi pendamping suami saja tetapi ikut mengabdi
kepada negara. Istri tentara harus ikut larut dengan tugas-tugas suami sebagai
prajurit. Istri sekaligus ibu harus menjadi sosok yang kuat, berani dan mandiri.
Tugas seorang ibu tentu tidak mudah apalagi disertai dengan menjadi seorang istri
tentara tetapi kedua peran tersebut harus dapat berjalan dengan selaras dan
harmonis. Di samping itu, ibu peneliti juga sebagai pegawai negeri sipil yang
notabene memiliki jam kerja yang telah diatur tetapi ibu peneliti dapat membagi
waktunya dengan keluarga terlebih lagi ketika ditinggal bertugas oleh ayah. Hal
ini membuat peneliti melihat ibu peneliti yang memiliki sikap mandiri, tegar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

tabah karena adanya tanggungjawab untuk menjaga dan mengurus jalannya rumah
tangga dan anak mulai dari perekonomian dan kesehatan.
Keempat, peneliti merasakan keprihatinan terhadap istri-istri tentara yang
kurang tegar menghadapi tekanan karena ditinggalkan oleh suami saat bertugas.
Pada ujungnya, hal tersebut dapat mengarahkan istri-istri tersebut merasa sedih,
stres, dan tidak bisa mengelola emosi. Waktu berkumpul dengan suami tentu
menjadi harapan bagi setiap istri. Namun berbeda dengan istri tentara yang sudah
harus siap jika sewaktu-waktu ada perintah untuk mengemban tugas negara
seperti dinas keluar kota bahkan membantu menjaga perdamaian di perbatasan
negara. Hal ini tentu tidak mudah di mana adanya kemungkinan tidak
mendapatkan sinyal komunikasi untuk saling menghubungi satu sama lain bahkan
ancaman-ancaman dari pihak luar yang dapat membahayakan nyawa tentara yang
sedang bertugas. Kekhawatiran lain yang mungkin muncul adalah kecurigaan
terhadap suaminya yang memiliki relasi dengan wanita lain saat bertugas dengan
waktu yang cukup lama sehingga menimbulkan perasaan tidak aman. Pemikiran
negatif akan berdampak pada kejenuhan istri dalam mengurus rumah tangga dan
anak ketika ditinggal bertugas. Hal ini menjadi dasar rasa cemas dan stres yang
sering kali menghinggapi para istri tentara sehingga menjadi orang yang kurang
tangguh. Tugas istri tentara akan menjadi lebih berat apa lagi ketika istri tentara
tersebut bukan berasal dari latarbelakang keluarga tentara di mana harus memulai
dari awal mempelajari keadaan seorang tentara dan belajar beradaptasi dengan
segala macam kegiatan istri tentara yang tergabung dalam Persatuan Istri Tentara
(PERSIT). Setelah menjadi anggota Persit, istri tentara harus taat dengan aturan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

aturan yang berlaku di satuan suami. Adanya aturan dari segi etika berbicara,
berpakaian dan perilaku akan membuat istri tentara merasa lebih berat. Terkadang
berpindah-pindah tempat tinggal membuat istri tentara juga jauh dari keluarga
sehingga seringkali merasa kesepian. Jika istri tentara tersebut terlambat
menyadari tanggung jawabnya, maka akan memunculkan perasaan tidak berdaya
yang akhirnya dapat mengganggu sisi psikologis istri tentara tersebut.
Ketertarikan untuk mendalami tentang dinamika istri tentara menjadi salah satu
alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini.
Kelima, penelitian ini merupakan bagian dari usaha peneliti untuk
memberikan kontribusi bagi keluarga tentara. Sebagai mahasiswa psikologi,
peneliti ingin memberikan dukungan bagi istri-istri tentara yang kesulitan
mengelola emosi dengan cara yang dapat peneliti lakukan. Dalam hal ini, peneliti
dapat mempelajari dari segi kognisi, afeksi, sosial dan perkembangan. Peneliti
ingin melihat bagaimana kenyataan di lapangan dari relasi istri tentara dengan
suaminya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat sedikit memberi informasi
bagaimana hubungan perkawinan yang terjadi. Adapun, peneliti juga dapat
memberi informasi kepada Persatuan Istri Tentara (PERSIT) untuk berperan aktif
dalam proses pengembangan diri istri tentara. Misalnya saja, seperti Ibu peneliti
yang ikut tergabung dalam Persatuan Istri Tentara (PERSIT) menjadikan tempat
tersebut sebagai sarana belajar berorganisasi, menjalin kebersamaan dan
kekeluargaan antara istri tentara yang lain. Dengan begitu, penelitian ini nanti
dapat memberikan hasil agar kedepannya dapat memperhatikan aspek-aspek yang
masih kurang dalam memperkuat hubungan suami dan istri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Dari beberapa alasan yang telah peneliti sampaikan di atas, dapat dilihat
bahwa peneliti memiliki ketertarikan akan relasi perkawinan pada istri tentara.
Peneliti menggunakan penelitian ini sebagai wadah menggali informasi di mana
diharapkan hasilnya dapat sedikit memperkaya hasil-hasil penelitian kedepannya.

Dengan demikian, hal-hal menarik di atas menjadi awalan peneliti untuk
memilih topik penelitian ini. Pada subbab selanjutnya peneliti akan membahas
mengenai latar belakang dari penelitian ini. Selain itu, peneliti juga akan
menuliskan mengenai rumusan masalah, ruang lingkup dari penelitian, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian. Latar belakang penelitian sendiri akan
membahas mengenai fenomena yang terjadi dengan subjek dan sedikit penelitian
terdahulu. Selanjutnya peneliti akan menjelaskan batasan kemampuan peneliti di
mana hal ini akan masuk ke dalam ruang lingkup penelitian. Setelahnya, akan ada
tujuan atau hasil yang diharapkan dari penelitian ini dan manfaatnya baik bagi
orang lain, lembaga tekait dan tentunya komunitas ilmuwan psikologi.

B. Latar belakang
Indonesia sebagai negara berkembang tentu memiliki pasukan angkatan
bersenjata. Salah satu angkatan bersenjata yang dimiliki Indonesia adalah Tentara
Nasional Indonesia (TNI) khususnya Angkatan Darat (TNI-AD). TNI-AD
memiliki tugas yang cukup banyak dan terorganisir. Menurut Dinas penerangan
TNI (2012), TNI-AD bertugas untuk menjaga wilayah daratan Indonesia hingga
perbatasan dengan negara lain. Tugas TNI-AD juga mencakup menegakkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

kedaulatan negara dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI. Hal ini juga
meliputi tugas untuk melindungi segenap bangsa dari ancaman serta gangguan.
Selanjutnya, TNI-AD juga harus siap melaksanakan tugas khususnya di daerah
rawan konflik, melawan separatis, melawan pemberontakan bersenjata dan aksi
terorisme. Dengan kata lain, pasukan angkatan bersenjata memiliki peran yang
cukup esensial bagi negara.
Setiap prajurit harus siap melaksanakan keputusan yang diberikan atasannya
terutama dalam hal bertugas dan siap mengesampingkan keinginan pribadi.
Prajurit yang tidak taat aturan dan pedoman berarti telah membangkang atau
melawan perintah atasan. Menurut Penerangan komando resor militer Halu Oleo
(2016), demi menjalankan tugas yang diberikan oleh negara, seorang prajurit
tentara harus memiliki sikap loyalitas, moralitas dan integritas yang tinggi. Di
samping itu, sikap profesionalitas dan dedikasi juga tidak kalah pentingnya.
Menurut (Purn) Panglima Jenderal TNI (dalam Komandan Lantamal VI Hadiri
Pengarahan Panglima TNI Di Makassar, 2017), prajurit TNI harus taat kepada
hukum, atasan dan menempatkan kepentingan rakyat dan juga kepentingan umum
di atas segala-galanya. Hal ini berarti bahwa prajurit harus mementingkan satuan
dan rela meninggalkan keluarga sewaktu-waktu saat diperlukan.
Bagi prajurit yang telah berkeluarga, penugasan menjadi beban tersendiri
karena harus berpisah dengan keluarga baik itu, orangtua, istri maupun anak. Hal
ini diatur dalam Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 39 Th. 2010
tentang administrasi prajurit tentara nasional Indonesia (Pemerintah Indonesia,
2010), di mana penugasan lebih lanjut diatur oleh Peraturan Panglima atau dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

hal ini adalah atasan dari prajurit. Artinya, lamanya prajurit bertugas berlaku
sesuai dengan kebijakan yang diberikan oleh atasan mereka, di mana
perpanjangan masa tugas maupun percepatan kembali ke markas diatur
sepenuhnya oleh atasan dan tidak dapat ditolak oleh prajurit. Hal ini didukung
oleh Knobloch dan Wilson (2015), menyatakan bahwa lamanya penugasan
tergantung pada bentuk penugasan itu sendiri dan semakin banyak gelombang
pasukan yang berangkat maka akan semakin lama penugasan. Untuk itu, waktu
penugasan yang dapat berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama dan tidak
pasti agaknya berimbas pada relasi perkawinan.
Banyaknya prajurit yang berangkat penugasan tentu memiliki dampak
tersendiri baik bagi sang prajurit dan keluarga terutama istri. Data Departemen
Pertahan Amerika Serikat pada tahun 2010 (dalam Knobloch & Wilson, 2015),
menunjukkan bahwa 56% prajurit telah menikah pada saat mereka operasi militer
dan 44% di antaranya merupakan orangtua dan harus meninggalkan anakanaknya. Bagi prajurit, dampak penugasan dapat berupa, simptom depresi, PTSD,
dan penyalahgunaan alkohol (Knobloch & Wilson, 2015). Dampak lebih besar
tentu dirasakan oleh keluarga terutama sang istri, seperti gangguan kesehatan
mental (Mansfield, Kaufman, Marshall, Gaynes, Morrissey & Engel, 2010) dan
sulitnya menjalin komunikasi (Galvin, Braithwaite & Bylund, 2015).
Istri tentara menanggung beban yang cukup banyak, baik beban psikis, fisik,
dan tanggung jawab lainnya. Menurut Segal (dalam Karney & Crown, 2007), istri
tentara harus menghadapi kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi pada saat
operasi militer, lamanya penugasan yang tak tentu karena mungkin saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

diperpanjang, dan perpisahan paksa yang mungkin tidak dihadapi oleh pasangan
sipil. Pada saat tenang pun, keluarga militer sering merasakan relokasi tempat
kerja yang memisahkan mereka dengan sumber dukungan sosial dan karier di luar
militer. Salah satu kemungkinan terburuk, seperti risiko kematian pasangan dapat
turut dirasakan oleh istri tentara. Gugurnya prajurit menjadi cerita pahit yang
harus dirasakan oleh istri selain beban lainnya.
Menurut berita yang dilansir oleh Kompas.com, salah satu istri tentara harus
rela ditinggal oleh sang suami untuk bertugas selama sembilan bulan (Irawan,
2016). Ia mengaku mengalami perasaan bimbang dan sedih saat mengantar
kepergian sang suami untuk bertugas di daerah perbatasan Timor Leste. Perasaan
haru terlihat menyelimuti kepergian sang suami di mana pada saat itu dalam
keadaan sedang mengandung anak pertama hasil pernikahan. Selain itu, berita
yang dilansir oleh Pro kalimanan Timur pada tahun 2015, memuat kisah salah
satu istri prajurit yang tidak dapat bertemu dengan suaminya untuk selamalamanya setelah sang suami gugur dalam penugasan di Timor Timur (sekarang
Timor Leste). Hal ini membuat semakin sedih ketika sang istri tidak bisa melihat
jasad sang suami karena jasadnya telah dimakamkan di Timor Leste. Setelah
kepergian sang suami, Ia menjadi orangtua tunggal dan menjadi tulang punggung
keluarga di mana pada saat itu Ibu tersebut baru menginjak usia 20-an (Berbagi
Cerita Dengan Istri Prajurit Yang Gugur, Lambaian Pagi Itu Ternyata Yang
Terakhir, 2015). Selain itu, adalah istri Kapten Penerbang yang gugur pada saat
pesawat latih tempur yang diterbangkannya terjatuh pada saat bermanuver
(Yanuar, 2015). Lalu, gugurnya Prajurit TNI angkatan udara yang bertugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

sebagai pilot pesawat hercules yang jatuh di Medan. Kapten tersebut
meninggalkan seorang istri dan dua anaknya yang masih batita (Arifin, 2015). Di
sisi lain, hal yang juga mengkhawatirkan adalah penularan HIV/Aids pada prajurit
yang sedang penugasan. Komisi penanggulangan AIDS mengatakan bahwa
tentara dan polisi termasuk profesi yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS. Salah
satu penyebabnya adalah para prajurit tersebut sering berpisah dengan istrinya
dalam jangka waktu yang cukup lama (Manggiasih & Indreswari, 2010). Hal ini
tentu saja membuat para istri tentara cemas dan khawatir dengan kondisi sang
suami pada saat penugasan.
Ditambah lagi, istri tentara juga tetap menjalankan kegiatan-kegiatan sebagai
anggota dari organisasi Persatuan Istri tentara dan/atau pegawai bagi para istri
yang bekerja. Hal ini didukung oleh pernyataan Panglima kodam II/Sriwijaya,
bahwa peran dan tanggung jawab istri prajurit cukup berat dibandingkan dengan
istri-istri yang lain. Seperti yang telah dijelaskan, istri tentara memiliki peran
ganda, yaitu sebagai pendamping suami, ibu rumah tangga dan juga anggota
organisasi Persatuan Istri Tentara. Semua peran diharapkan dapat berjalan
beriringan sehingga sangat dibutuhkan perencanaan dan pengaturan waktu yang
baik (Pusat penerangan TNI, 2012). Menurut Ketua Umum Dharma Pertiwi, peran
ganda sering dilakukan pada saat suami ditugaskan ke medan perang. Istri prajurit
bertanggung jawab sepenuhnya atas keluarga, mulai dari mengurus rumah hingga
anak. Lalu, istri prajurit juga harus memiliki sikap yang mandiri, tegar dan tabah.
Sikap yang tabah, mandiri dan siap mental mental kunci penting sebagai istri
prajurit TNI (Dinas penerangan TNI AD, 2007). Artinya, seorang istri prajurit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

harus mampu memahami tugas, peran dan tanggung jawab sang suami sebagai
seorang prajurit. Seorang istri prajurit harus memberikan dukungan secara penuh
agar para suami dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya (Pusat
penerangan TNI, 2018). Tugas istri ini mencakup semua seperti mendidik anak,
mengatur keuangan, mengatur rumah tangga, serta menjaga nama baik suami,
keluarga maupun satuannya TNI (Karney & Crown, 2007). Untuk itu tugas
menggantikan peran suami bagi seorang ibu cukup berat.
Berdasarkan berita yang dilansir oleh TribunJateng.com, seorang istri tentara
yang menjalankan peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan juga bekerja di
salah satu rumah sakit (Pamungkas, 2016). Ia mengaku bahwa sang suami sering
bertugas hingga larut malam bahkan pernah hingga 24 jam tidak pulang ke rumah.
Ia juga pernah ditinggal suami bertugas ke luar pulau seperti Timor-Timur, Aceh,
Ambon, dan Kupang. Biasanya, Ia akan ditinggal bertugas selama berbulan-bulan
bahkan pernah hingga 18 bulan. Rentang waktu penugasan tergantung dengan
perintah atasan dan persiapan pengganti yang akan mengantikan suaminya
bertugas di tempat tersebut. Hal ini cukup jelas menunjukkan bahwa istri tentara
memiliki peran ganda.
Permasalahan kepuasan perkawinan pada istri tentara salah satunya adalah
perceraian, di mana data di Indonesia cukup sulit utnuk ditemukan karena data
tentara indonesia yang bersifat tertutup. Adapun data yang dapat dihimpun berasal
dari tentara Amerika. Menurut berita yang dilansir oleh Nbcnews.com tahun
2008, menunjukkan data dari Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 2008
memperkirakan ada 10.200 dari 287.000 perkawinan tentara aktif yang berakhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

dengan perceraian (Divorce Rate Increases in Marine Corps, 2008). Perceraian
pada tentara dilihat terus-menerus meningkat setiap tahunnya, misalnya pada
tahun 2008 tingkat perceraian sebesar 3,5 persen di mana hal ini naik dari tahun
sebelumnya sebesar 3,3 persen. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian
Negrusa, Negrusa, & Hosek (2014), yang menunjukkan tingkat perceraian
tertinggi terjadi antara tahun 2003 dan 2007 di mana penugasan semakin sering
terjadi dan semakin berbahaya. Hasil penelitian juga menunjukkan durasi
penugasan selama 6 bulan, 12 bulan dan 18 bulan menghadapi bahaya perceraian
sebesar 1,4%, 1,8% dan di atas 2%. Semakin seringnya penugasan dan relokasi,
semakin tinggi tuntutan terhadap keluarga dan prajurit sehingga hal ini menguji
kekuatan hubungan pasangan. Perceraian tersebut tentu menjadi salah satu
dampak yang nyata terjadi pada kehidupan istri tentara.
Dari yang telah dituliskan pada paragraf di atas, istri tentara mengalami
beberapa kesulitan dan beban tanggung jawab yang bermacam-macam. Berangkat
dari hal tersebut, kemudian diadakanlah penelitian ini untuk mengukur kepuasan
perkawinan pada istri tentara. Istri tentara dapat dilihat memiliki karakteriktik
yang berbeda dengan istri sipil. Oleh karena itu, hal ini menjadi sesuatu yang
cukup menarik untuk diteliti.
Perkawinan yang bahagia dan sejahtera tentu dambaan semua pasangan. Hal
ini sesuai dengan tujuan perkawinan yang diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia tentang perkawinan. Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1974 pasal
1 yang menyebutkan bawah perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Salah satu penelitian juga menyebutkan bahwa seseorang yang
menikah cenderung merasa lebih bahagia dibandingkan dengan individu yang
tidak menikah (Myers dalam Papalia & Feldman, 2014). Penelitian lain juga
mengemukakan bahwa individu yang menikah dan tetap dalam pernikahan,
terutama perempuan, cenderung memiliki taraf finansial yang lebih baik
dibandingkan yang tidak menikah ataupun yang bercerai (Hirschl, Altobelli, &
Rank, 2003; Wilmoth & Koso, 2002 dalam Papalia & Feldman, 2014).
Perkawinan yang sejahtera dan bahagia pada psikologi dapat dilihat sebagai
salah satu kategori dalam kepuasan perkawinan. Salah satu teori yang membahas
mengenai kepuasan perkawinan adalah teori yang dikemukakan oleh Olson.
Kepuasan perkawinan dapat diartikan sebagai hasil evaluasi terhadap area-area
dalam perkawinan yang mencakup beberapa hal seperti, kepribadian, kesetaraan
peran, komunikasi, resolusi konflik, pengelolaan keuangan, kegiatan mengisi
waktu luang, hubungan seksual, anak dan perkawinan, keluarga dan teman, serta
orientasi keagaaman (Fowers & Olson, 1993).
Ada beberapa hasil penelitian terkait dengan kepuasan perkawinan. Beberapa
penelitian tersebut, menunjukkan hal-hal yang dapat menurunkan kepuasan
perkawinan. Penelitian yang dilakukan oleh Amato, Johnson, Booth, & Rogers
dalam Papalia & Feldman, 2014), menjelaskan bahwa kepuasan perkawinan
dipengaruhi secara negatif oleh kohabitasi, perselingkuhan, tuntutan pekerjaan
dan lamanya jam kerja. Hal ini jelas menujukkan bahwa pasangan yang memiliki
tuntutan pekerjaan yang berat dan jangka waktu kerja yang cukup lama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

halnya penugasan cenderung menyebabkan kebahagiaan dalam perkawinan
menurun. Masalah perkawinan lain yang turut menyebabkan turunnya kepuasan
perkawinan adalah masalah keuangan, anak, kecemburuan, keluarga dari
pasangan dan penyalahgunaan alkohol (Miller, Nunes, Bean, Day, Falceto,
Hollist, & Fernandes, 2014). Selanjutnya, istri yang ditinggal bertugas juga
cenderung mengalami masalah harga diri, depresi dan ketidakpuasan perkawinan
(Glisson, Melton, & Roggow, 1981). Dari beberapa penelitian di atas, peneliti
jarang menemukan penelitian mengenai kepuasan perkawinan dengan subjek istri
tentara di Indonesia.
Tinggi rendahnya kepuasan perkawinan seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa unsur. Menurut Walgito (2002), salah satu unsur tersebut adalah unsur
psikologis, di mana di dalamnya terkandung sikap saling percaya mempercayai.
Rempel, Holmes, dan Zanna (1985), mendefinisikan kepercayaan terhadap
pasangan sebagai suatu kekuatan dalam sebuah hubungan, di mana di dalamnya
terdapat perasaan yakin dan aman yang berasal dari respon kepedulian pasangan.
Kepercayaan menjadi sangat penting dalam membina keluarga terutama bagi istri,
untuk menghindari perasaan cemburu, khawatir berlebih, dan sikap kurang
percaya sehingga merusak hubungan perkawinan tersebut (Rempel, Holmes, &
Zanna, 1985). Pada kenyataannya, cukup banyak istri prajurit yang kurang
memahami tugas suami hingga tidak tahan dengan perpisahan yang memakan
waktu cukup lama hingga menyebabkan masalah kecil sampai dengan perceraian.
Hal ini menjadi dasar kemungkinan adanya hubungan antara kepercayaan
terhadap pasangan dan juga kepuasan perkawinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Atta, Adil, Shujja, & Shakir (2013),
menunjukkan bahwa kepercayaan dapat mempengaruhi kepuasan perkawinan.
Seseorang dengan kepercayaan yang tinggi cenderung dapat menghindari
perspektif negatif terhadap pasangan dengan cara lebih saling terbuka, saling
peduli serta mengontrol emosi. Penelitian ini sendiri memiliki beberapa
kelemahan seperti bias yang timbul akibat beberapa subjek menolak menjawab
pernyataan seputar seksualitas akibat dari latar budaya setempat. Di samping itu,
penelitian yang menghubungan kedua variabel ini masil terbilang jarang
ditemukan. Hasil penelitian lain yang ditemukan mengikutsertakan variabel
lainnya seperti, kesetiaan, komitmen, kelekatan, komunikasi dan dukungan sosial
(McCray ,2015; Renanda, 2018; Muhardeni, 2018). Akan tetapi, penelitianpenelitian tersebut hanya menegaskan adanya hubungan dan kurang menjelaskan
hubungan antar variabel secara rinci. Oleh karena itu, hubungan kepercayaan
terhadap pasangan dengan kepuasan perkawinan perlu diperhatikan lebih lanjut
terutama dalam konteks budaya indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian terdahulu mengenai hubungan langsung
antara kepercayaan terhadap pasangan dan kepuasan perkawinan yang masih
terbatas membuat peneliti tertarik untuk meneliti mengenai variabel ini. Penelitian
ini juga membawa tambahan pengetahuan baru di mana belum pernah dilakukan
sebelumnya, yaitu peneliti akan menggunakan subjek hanya pada istri TNI-AD
saja. Oleh karena itu, pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti mengenai
hubungan antara kepercayaan terhadap pasangan dengan kepuasan perkawinan
pada istri Batalyon X untuk menambah wawasan dan informasi terkait baik bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

orang terdekat, lembaga maupun komunitas ilmuwan psikologi khususnya di
Indonesia
Penelitian ini memilih subjek istri dari prajurit tentara bukan suami dari
tentara wanita karena berdasarkan tugas-tugasnya, prajurit pria dan wanita
memiliki tugas yang cukup berbeda dan jumlah tentara wanita yang lebih sedikit.
Menurut Dinas Penerangan Angkatan Darat (2009), tugas tentara wanita berada
pada bidang-bidang penugasan tertentu yang sesuai dengan kodratnya dan bersifat
non tempur. Tugas tersebut juga lebih membutuhkan keahlian, keterampilan,
ketelitian dan sifat keibuan, seperti pada bidang administrasi, bidang kesehatan
dan bidang hukum. Di samping itu, suami sipil juga seringkali tidak
diikutsertakan untuk menghadapi tekanan psikologis dan emosional dalam
komunitas militer selayaknya persatuan istri militer yang mengumpulkan para istri
tentara (Crooks & Henderson dalam Smith, Brown, Varnado, & Stewart-Spencer,
2017). Oleh karena itu, peneliti melihat istri tentara sebagai subjek yang menarik
karena di samping ia harus mengurus rumah tangga, anak, menjaga keutuhan
hubungan, ia juga menjadi anggota organisasi serta merasakan kepergian
pasangan ke medan tempur yang dapat berisiko kematian, cacat tubuh, dan hilang.
Peran yang cukup besar juga dapat dilihat dari berbagai pihak seperti 1)
keluarga, 2) organisasi persatuan istri tentara, dan 3) komuntas ilmuwan
psikologi. Pertama, peran dari pihak keluarga dalam membantu istri tentara yang
ditinggal bertugas dengan cara memberi penguatan dan penghiburan. Di atas telah
disebutkan bahwa istri tentara dapat mengalami gangguan kesehatan mental dan
juga sulit menjalin komunikasi. Pihak keluarga, dalam hal ini suami, anak,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

orangtua, dan sanak saudara lainnya dapat mendukung istri tentara dengan
mengunjungi dan mengajak berrekreasi atau sekedar berbincang-bincang bersama
istri tentara yang ditinggal bertugas. Menurut Pratiwi (2016), dukungan sosial
keluarga dapat berupa pemberian informasi baik secara verbal maupun nonverbal, saran, dan bantuan secara nyata.
Tambahan pengetahuan penting bagi pihak keluarga. Dengan adanya
tambahan pengetahuan, pihak keluarga dapat lebih memperhatikan istri tentara
dan mendukung istri tentara dengan cara yang lebih tepat.
Kedua, organisasi persatuan istri tentara yang berperan dalam membina istri
tentara dengan membekali sejumlah pengetahuan dan keterampilan baik dalam hal
organisasi, etika, olah tubuh, dan kesehatan (Yudha, 2017). Organisasi ini juga
berperan untuk mewujudkan rasa kesatuan perjuangan antara istri tentara, dan
mengikat rasa persaudaraan serta kekeluargaan (Persit Kartika Chandra Kirana
Pengurus Pusat, 2017).
Tambahan pengetahuan ini nantinya penting bagi organisasi agar organisasi
dapat memberikan perhatian lebih pada relasi perkawinan anggota persit. Selama
ini, organisasi hanya terpatok pada hal-hal dalam organisasi secara struktural saja.
Komunitas ilmuwan psikologi juga memiliki andil peran untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai topik-topik penelitian. Pengembangan pengetahuan juga
dilakukan untuk memahami mengenai perilaku seseorang dan juga orang lain.
Tambahan pengetahuan ini penting bagi komunitas ilmuwan psikologi agar
lebih berupaya untuk mengembangkan penelitian yang berkelanjutan serta
memberikan kunjungan dan juga seminar untuk meningkatkan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

perkawinan yang bahagia dan stabil kepada istri tentara maupun masyarakat
umum. Kajian mengenai topik penelitian ini diperlukan guna menambah
pemahaman yang berkenaan dengan dinamika psikologis istri tentara yang masih
kurang.

Penelitian mengenai kepuasan perkawinan pada

istri TNI-AL

menggunakan sampel sebanyak 52 orang di mana peneliti mengatakan bahwa
penelitian tersebut memiliki banyak kendala, berlokasi di daerah Surabaya dan
subjek penelitian yang masih kurang mencakup populasi sehingga diperlukan
subjek yang lebih banyak agar dapat menggambarkan sampel istri tentara TNI-AL
secara keseluruhan (Rachmawati & Mastuti, 2013). Oleh karena itu, penelitian
yang akan diteliti ini perlu dilakukan karena beberapa alasan seperti jumlah
subjek yang lebih banyak, berfokus pada istri TNI-AD dan dilakukan di daerah
lain. Selain itu, penelitian ini penting guna menambah litelatur bagi yang ingin
meneliti topik yang sama.

C. Rumusan Permasalahan
Dari beberapa teori yang telah disampaikan pada bagian latar belakang, dapat
dilihat bahwa ketika seseorang merasakan kepuasan perkawinan maka ia akan
menjalin relasi dengan lebih bahagia dan lebih bisa memahami satu sama lain
(Matlin, 2012), serta terpenuhinya kebutuhan terlebih pada area-area perkawinan
(Fowers & Olson, 1993). Hal ini tentu bertentangan dengan apa yang dirasakan
oleh istri tentara di mana saat di tinggal bertugas akan mengalami hal-hal, seperti
kesulitan untuk berkomunikasi (Galvin, Braithwaite & Bylund, 2015), risiko
kehilangan nyawa pasangan dan tanggung jawab yang lebih besar (Karney &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Crown, 2007). Selain itu, adanya hal lain seperti perselingkuhan dan lamanya jam
kerja pasangan yang tak pasti dapat berhubungan secara negatif dengan kepuasan
perkawinan (Amato, Johnson, Booth, & Rogers, 2003 dalam Papalia & Feldman,
2014). Hal tersebut dapat menimbulkan harga diri rendah, depresi dan
ketidakpuasan perkawinan Glisson, Melton, & Roggow (1981).
Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa ada hubungan kepercayaan
terhadap pasangan dan kepuasan perkawinan. Menurut Atta, Adil, Shujja, &
Shakir (2013), kepercayaan membantu pasangan mengelola emosi sehingga dapat
menghindari pikiran-pikiran negatif. Kepercayaan juga menjadi salah satu hal
yang berkaitan dengan kepuasan perkawinan (Walgito, 2002). Hal ini dapat
diambil karena pada kepercayaan terkandung perasaan yakin terhadap pasangan di
mana pasangan akan selalu peduli kepada pasangannya. Ditambah dengan
penelitian terdahulu yang kurang banyak membahas kedua konstruk tersebut.

D. Ruang lingkup penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari akan keterbatasan yang dimiliki oleh
peneliti. Peneliti hanya akan melakukan penelitian yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Batasan dalam penelitian ini adalah mencari hubungan atau korelasi
antara kepercayaan terhadap pasangan dengan kepuasan perkawinan pada istri
tentara. Selain itu, penelitian ini akan mengambil data dari sampel istri tentara
yang berada di Batalyon X. Hal ini berarti penelitian akan dilakukan dengan
menggunakan sampel yang hanya mencakup beberapa istri tentara dari Batalyon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

E. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu korelasi antara kepercayaan
terhadap pasangan dengan kepuasan perkawinan pada istri tentara di Batalyon X.

F. Pertanyaan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan, yaitu: apakah ada
hubungan antara kepercayaan terhadap pasangan dengan kepuasan perkawinan
pada istri tentara di Batalyon X ?

G. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat:
1. Bagi istri tentara
Penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan para istri tentara untuk
merefleksikan keadaannya untuk dapat melakukan hal-hal positif walaupun
dalam kondisi yang kurang berkenan, membangun kepercayaan kepada
pasangan dan tidak perlu merasa sendiri sehingga para istri dapat mulai
memperkuat bagian-bagian dalam perkawinan.

2. Bagi keluarga dan organisasi persatuan istri tentara
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan maupun
informasi untuk keluarga dan persatuan istri tentara agar lebih memperhatikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

dan memberi dukungan kepada para istri tentara yang sedang menghadapi
situasi di mana sang suami pergi penugasan. Di samping itu, keluarga dan
persatuan istri tentara dapat berperan dengan secara berkala mengunjungi,
memberi pendampingan dan mengadakan sesi pertemuan dan aktivitas yang
meningkatkan suasana hati maupun lingkungan.

3. Bagi ilmuwan dan praktisi psikologi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi