Hubungan antara penyesuaian diri dalam perkawinan dengan kepuasan dalam perkawinan pada wanita yang bekerja - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DALAM PERKAWINAN DENGAN KEPUASAN DALAM PERKAWINAN PADA WANITA YANG BEKERJA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi LINTANG HAPSARI DEWI NIM : 01 9114 023 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Hidup adalah kegelapan yang sesungguhnya kecuali kalau disana ada dorongan Dan semua dorongan adalah buta kecuali kalau ada pengetahuan

  Dan pengetahuan adalah sia-sia kecuali kalau ada kerja Dan semua pekerjaan adalah hampa kecuali kalau ada kecintaan

  Dan apabila kau bekerja dengan cinta, kau satukan dirimu dengan dirimu, orang lain, dan juga dengan Tuhan (Kahlil Gibran)

  Memiliki sedikit pengetahuan namun digunakan untuk bekerja Adalah jauh lebih berarti Daripada memiliki pengetahuan luas namun mati tak berfungsi (Kahlil Gibran)

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sometimes you might feel that you’ll be happier alone

But it’s always nice to have someone to laze around

with...

Someone to think about...

  

Someone to care about...

Someone to share your joy...

  

And someone to kiss...

So take a chance, you’ll never know what you will get

Until you have really tried

  

So if there’s somebody you miss, tell them that you do

Cause there’s something only love can do

(Melvin Ho)

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Karya kecil ini ku persembahkan untuk.......

  

Anak-anakku tersayang... yang membuat

PINKY & DIMAZ usahaku terasa nggak sia-sia...ini semua karna kalian...luv u, kidz..

  

Bapak & Ibuku... GIYATTO SUNUNTORO, SH, MM & Dra. SRI

  

INDAH ASMARAWATI buat semua doa, dukungan, kasih sayang,

dan segala pengorbanannya...

  

Suamiku tercinta... buat cinta, kesetiaan,

LUKAS KURNIAWAN kesabaran, dan support yang ruaaarrr biasa...always luv u..

  

Kakak-kakakku....maz & mba , maz & mba

BAYU

  ISTI TEGUH , maz & mba buat support, perhatian dan kasih

  SITA BOMO NANA sayangnya...

  

Keponakan-keponakanku yang lucu.... TIO, ADY, KAYLA, ICHA,

RARAS ...

  

Sahabatku.... ULIN, RIZTA, ADIZ, ERNA dan nggak lupa..

  

NUKE ...buat sebuah persahabatan yang manis..I will always

remember...

  • LUV-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Lintang Hapsari Dewi

Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan

  

Dan Kepuasan Dalam Perkawinan Pada Wanita Yang Bekerja

Yogyakarta : Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi, Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri

dalam perkawinan dan kepuasan dalam perkawinan pada wanita yang bekerja. Hipotesis

yang diajukan yaitu ada hubungan antara penyesuaian diri dalam perkawinan dan

kepuasan dalam perkawinan pada wanita yang bekerja.

  Subjek dalam penelitian ini adalah wanita, berusia minimal 20 tahun dan

maksimal 40 tahun, telah menikah dan bekerja, usia perkawinan maksimal 10 tahun,

dan pendidikan terakhir minimal SMA. Alat pengumpulan data yang digunakan terdiri

dari 2 macam skala yaitu skala penyesuaian diri dan skala kepuasan perkawinan yang

disusun dengan metode rating yang dijumlahkan.

  Data penelitian ini dianalisis menggunakan tekhnik Product Moment Pearson.

Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,629 dengan probabilitas sebesar 0,000

(p<0,001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis diterima, ini berarti ada

hubungan positif yang signifikan antara penyesuaian diri dalam perkawinan dengan

kepuasan dalam perkawinan pada wanita yang bekerja.

  Kata Kunci : Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan, Kepuasan Dalam Perkawinan, Wanita Yang Bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

Lintang Hapsari Dewi

The Relation Between Marital Adjustment And Marital Satisfaction

of Career Women

Yogyakarta : Faculty of Psychology, Psychology Department,

  

Major Study in Psychology

Sanata Dharma University

This research is aimed to know the relation between marital adjustment and

marital satisfaction of career women. Hypothesis which is proposed is that there is a

relation between marital adjustment and marital satisfaction of career women.

  Subjects of this research are women between 20 years of age and 40 years at the

most, married, have jobs, maximum age of marriage is 10 years and graduated from at

least senior high school. The tool used for gathering the data consist of 2 kinds of scales,

namely marital adjustment scale and marital satisfaction scale, arranged in rating

method which are added.

  The data of this research are analyzed using Product Moment Pearson technic.

The correlation coefficient which are gained is 0,629 with the probability of 0,000

(p<0,001). The result of this research shows that the hypothesis is accepted. This means

there is a relation between marital adjustment and marital satisfaction of career women.

  Key Words : Marital Adjustment, Marital Satisfaction, Career Women

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji Dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan

Dan Kepuasan Dalam Perkawinan Pada Wanita Yang Bekerja” disusun untuk

memenuhi salah satu syarat kelulusan di Fakultas Psikologi Universtas Sanata Dharma

Yogyakarta.

  Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan skripsi ini telah mendapat

bantuan dan dukungan dari banyak pihak, sehingga dalam kesempatan ini, dengan

segala kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu, yaitu :

  

1. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

  

2. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M, S.Psi, M.Si selaku Kaprodi dan Dosen Pembimbing

Akademik Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas bimbingan akademik dan perhatiannya.

  

3. Ibu M.L. Anantasari, S.Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas bimbingan,

kesabaran dan perhatiannya selama saya menyusun skripsi.

  

4. Ibu Tanti Arini, S.Psi, M.Si dan Ibu Agnes Indar E, S.Psi, Psi, M.Si selaku dosen

penguji atas kritik dan sarannya.

  

5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk

semua ilmu yang sudah diberikan kepada saya selama saya kuliah, semoga bisa berguna sampai seterusnya.

  

6. Seluruh karyawan & karyawati Universitas Sanata Dharma Yogyakarta khususnya

di Fakultas Psikologi untuk segala macam bantuannya.

  

7. RS. Condong Catur & RSI. Hidayatullah yang memudahkan saya dalam mengambil

data.

  

8. Teman-teman seperjuangan F.Psi USD angkatan 2001…makasih udah jadi bagian

dari perjalanan hidupku…

  

9. Teman-teman F.Psi dari angkatan lain (1999-2004)…senengnya bisa berteman ma

kalian semua…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………............. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …………………….......... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….......... iii

MOTTO …………………………………………………………………………........ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….......... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………………. vii

ABSTRAK ................................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................................. ix

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................ x

KATA PENGANTAR ................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xvii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 7

C. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................................... 7

D. MANFAAT PENELITIAN ....................................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. PENYESUAIAN DIRI DALAM PERKAWINAN .................................................. 9

  1. Pengertian Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan ................................................ 9

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan ......................................... 10

  3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan .......13

  B. KEPUASAN DALAM PERKAWINAN .................................................................14

  1. Pengertian Perkawinan ...................................................................................... 14

  2. Pengertian Kepuasan Diri Dalam Perkawinan .................................................. 15

  3. Aspek-Aspek Kepuasan Dalam Perkawinan ..................................................... 16

  4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Dalam Perkawinan .................. 18

  C. WANITA YANG BEKERJA .................................................................................. 20

  D. HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DALAM PERKAWINAN DAN KEPUASAN DALAM PERKAWINAN PADA WANITA YANG

BEKERJA …………………………………………………………………………

  22 E. HIPOTESIS ............................................................................................................. 25

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN …………………………………………………………….. 27 B. IDENTIFIKASI VARIABEL …………………………………………………….. 27 C. DEFINISI OPERASIONAL ………………………………………………………27 D. SUBJEK PENELITIAN …………………………………………………………. 30 E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA …………………………….. 31 F. PROSES UJI COBA ALAT UKUR …………………………………………….. 33 G. HASIL UJI COBA ALAT UKUR ………………………………………………. 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PELAKSANAAN PENELITIAN ……………………………………………… 39 B. DISTRIBUSI SUBJEK ………………………………………………………… 39

  1. Distribusi Subjek Berdasarkan Usia ………………………………………… 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Distribusi Subjek Berdasarkan Usia Perkawinan …………………………… 40

  3. Distribusi Subjek Berdasarkan Pekerjaan …………………………………… 41

  4. Distribusi Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir ………………………… 41

  

C. HASIL PENELITIAN ………………………………………………………….... 42

  1. Deskripsi Data Penelitian …………………………………………………… 42

  2. Uji Asumsi …………………………………………………………………… 44

  a. Uji Normalitas …………………………………………………………… 44

  b. Uji Linearitas …………………………………………………………….. 45

  c. Uji Hipótesis …………………………………………………………….. 45

D. PEMBAHASAN ………………………………………………………………… 46

  BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ………………………………………………………………….. 57

B. KETERBATASAN PENELITIAN ……………………………………………… 57

C. SARAN ………………………………………………………………………….. 58

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… xix

LAMPIRAN ……………………………………………………………………..... xxiii

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan ............................ 32Tabel 3.2 Blue Print Skala Kepuasan Perkawinan ................................................... 32Tabel 3.3 Tabel Spesifikasi Skala Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan Setelah Uji Coba ................................................................................................... 35Tabel 3.4 Tabel Spesifikasi Skala Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan Untuk Penelitian .................................................................................................. 36Tabel 3.5 Tabel Spesifikasi Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba ........... 37Tabel 3.6 Tabel Spesifikasi Skala Kepuasan Perkawinan Untuk Penelitian ............ 38Tabel 4.1 Distribusi Subjek Berdasarkan Usia ......................................................... 40Tabel 4.2 Distribusi Subjek Berdasarkan Usia Perkawinan ..................................... 40Tabel 4.3 Distribusi Subjek Berdasarkan Pekerjaan ................................................ 41Tabel 4.4 Distribusi Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................... 42Tabel 4.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................... 42Tabel 4.6 Hasil Mean Teoritis dan Mean Empiris ................................................... 43

  

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I : Skala Uji Coba dan Skala Penelitian............................... xxiii

LAMPIRAN II : Skor Skala Uji Coba dan Reliabilitas dan Validitas ....... xlix

LAMPIRAN III : Skor Skala Penelitian dan Total Skor Skala Penelitian .. lxxi

LAMPIRAN IV : Uji Normalitas, Uji Linearitas, Uji Hipotesis ................. lxxxv

LAMPIRAN V : Surat Ijin Penelitian ......................................................... xcvi

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan dan Kepuasan Dalam Perkawinan Pada Wanita Yang Bekerja .................... 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa dewasa dini atau dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan mencari

  pasangan serta menikah. Individu yang berada pada masa ini memiliki kriteria yang menunjukkan berakhirnya masa remaja dan dimulainya masa dewasa yaitu mandiri secara ekonomi dan mandiri dalam membuat keputusan (Santrock, 2002) serta telah siap menerima kedudukannya dalam masyarakat dan dapat bergabung dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 1980).

  Orang muda akan memulai hidup berumah tangga apabila mereka telah mampu untuk memenuhi kebutuhan kini dan masa depan (Hurlock, 1980), memiliki tanggung jawab untuk bekerja serta telah menemukan pasangan yang dicintainya (Kartono, 1977). Perkawinan yang terjadi antara pria dan wanita adalah suatu bentuk peristiwa dimana secara resmi mereka dinyatakan telah menjadi satu kesatuan yang saling memiliki satu sama lain (Kartono, 1977) dan membentuk sistem keluarga baru (Santrock, 2002).

  Perkawinan tidak luput dari berbagai masalah, baik itu masalah kecil maupun masalah besar (Gunarsa, 1990). Berbagai macam persoalan dalam kehidupan perkawinan dapat menimbulkan gejolak dalam rumah tangga yang bisa saja mengakibatkan perceraian atau perpisahan. Perceraian atau perpisahan tersebut berhubungan dengan ketidakbahagiaan dan salah penyesuaian dalam perkawinan (Spanier dalam Pramesti, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2 Dalam kehidupan perkawinan, pasangan suami istri menginginkan

tercapainya kebahagiaan yang ditandai dengan adanya kepuasan dalam perkawinan

tersebut. Kepuasan dalam perkawinan mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap kehidupan pribadi suami maupun istri, sehingga sangat penting pula untuk

mencapai kepuasan perkawinan agar dapat mewujudkan kebahagiaan dan

keharmonisan pasangan suami istri (Powell, 1991). Apabila kepuasan dalam

perkawinan tidak tercapai, maka dapat menimbulkan hancurnya penyesuaian diri

baik secara pribadi maupun sosial (Hurlock, 1980).

  Kepuasan dalam perkawinan menurut Hurlock (1980) merupakan tingkat

keberhasilan suami istri dalam menyesuaikan diri dan menghadapi setiap

permasalahan dalam rumah tangga. Lasswell & Lasswell (dalam Sembiring, 2003)

berpendapat bahwa kunci dari kepuasan perkawinan adalah terjalinnya kerjasama

yang baik antara suami istri dalam menghadapi berbagai masalah dalam rumah

tangga.

  Taraf kepuasan dalam perkawinan ditentukan oleh seberapa baik pasangan

suami istri dapat memenuhi kebutuhan, harapan, keinginan masing-masing dan

bersama. Puas atau tidaknya mereka dalam kehidupan perkawinan tergantung dari

kemampuan masing-masing dalam menjalani perannya untuk memenuhi setiap

kebutuhan dan harapan yang diinginkan dalam rumah tangga (Lasswell & Lasswell

dalam Sembiring, 2003). Kepuasan perkawinan akan mencapai puncaknya pada usia

lima tahun perkawinan (Pineo dalam Pramesti, 2006) dan akan mengalami

peningkatan kepuasan hingga sepuluh tahun usia perkawinan (Reedy dalam

Pramesti, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3 Pada era ini baik pria maupun wanita memiliki kesempatan yang sama untuk

berkarir. Wanita tidak lagi hanya berperan sebagai ibu rumah tangga saja tetapi juga

sudah aktif berperan dalam berbagai bidang kehidupan baik sosial, ekonomi maupun

politik. Selain tingkat pendidikan yang dimiliki wanita telah memadai dan setara

dengan tingkat pendidikan pria, tuntutan ekonomi juga menjadi faktor pendorong

bagi kaum wanita untuk memasuki dunia kerja (Stefani dkk, 2000).

  Kesuksesan yang menyertai seorang wanita bekerja tidak terlepas dari

perjuangannya menghadapi berbagai tantangan dan dilema. Dilema terbesarnya

adalah bagaimana ia bisa menyeimbangkan pekerjaannya dengan keutuhan

keluarganya. Jika salah satu terabaikan, maka ia tidak bisa disebut sebagai wanita

bekerja yang sukses. Tantangan lain yang harus dihadapi yaitu budaya, etika dan

fenomena adat ketimuran yang memandang sebelah mata pada keterlibatan wanita

di dunia kerja dan bisnis, dan seolah-olah membatasi fleksibilitas wanita dibanding

dengan pria (Oetomo, 2004).

  Perkawinan bagi wanita merupakan salah satu hal terpenting dalam hidupnya

termasuk dalam karirnya. Perkawinan bagi wanita di satu sisi dapat menunjang

kemajuan karirnya, akan tetapi di sisi lain perkawinan juga bisa menghambat

karirnya (Gunarsa, 1990). Pada saat banyak wanita mengejar karir, mereka

dihadapkan pada pertanyaan apakah mereka harus memilih salah satu diantara karir

dan keluarga, ataukah mereka harus mengkombinasikan antara keduanya (Santrock,

2002) Banyak wanita bekerja merasa tidak sanggup apabila diharuskan untuk

berperan sebagai ibu rumah tangga karena mereka berpikir bahwa tugas rumah

tangga dapat membatasi geraknya sehingga mereka merasa kalut dan frustasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4

tugas rumah tangga yang ada (Hurlock, 1980). Hubungan suami istri pun bisa

menjadi tegang bagi wanita yang bekerja dan dapat meningkatkan ketidakpuasan

wanita itu sendiri karena beban tugas yang dilakukan terasa terlalu berat (Hurlock,

1980).

  Sejalan dengan banyaknya wanita yang telah menikah dan memutuskan

untuk bekerja diluar rumah, mereka menjadikan pekerjaannya sebagai jalan untuk

mengaktualisasikan diri dan membentuk identitasnya, akan tetapi terkadang diikuti

dengan tidak terpenuhinya fungsi wanita sebagai ibu rumah tangga. Oleh karena itu,

bagi wanita yang memiliki peran ganda tersebut dituntut untuk menjaga

keseimbangan antara keluarga dengan pekerjaannya (Suprapto, 2007).

  Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, kepuasan dalam perkawinan

dikaitkan dengan berbagai macam variabel yang diantaranya yaitu komunikasi,

perilaku asertif, kesetaraan gender, peran gender, usia perkawinan, kecerdasan

emosional, aspirasi karier, dan penyesuaian diri. Penelitian ini mengambil variabel

penyesuaian diri karena persoalan dalam kehidupan perkawinan umumnya

bersumber pada kesulitan menyesuaikan diri (Gunarsa, 1990). Hal ini diperkuat

dengan ditemukannya data dari Pengadilan Agama (dalam Wahyuningsih, 2005)

yang memaparkan bahwa permasalahan yang paling sering dilaporkan oleh

pasangan suami istri yang akan bercerai adalah adanya perselisihan yang terus

menerus diantara mereka dengan presentase sebesar 48,8% dari kasus perceraian.

  Perselisihan antara suami istri merupakan permasalahan yang terkait dengan

penyesuaian diri dalam perkawinan sehingga untuk dapat menjalani kehidupan

perkawinan dengan baik, baik istri maupun suami harus dapat menyesuaikan diri.

Penyesuaian diri dalam perkawinan akan tercapai apabila kehidupan individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5

terhindar dari tekanan, bermacam-macam kegoncangan dan ketegangan jiwa serta

mampu menghadapi kesulitan dengan cara yang objektif dan berpengaruh pada

kehidupannya (Mu’tadin, 2002).

  Penyesuaian diri dalam perkawinan bersifat dinamis, pasangan suami istri

saling menyesuaikan diri satu sama lain hingga mencapai hubungan yang harmonis

dan memuaskan (Bowman, 1954) serta mampu memenuhi tuntutan penyesuaian diri

dalam lingkungan perkawinan seperti hadirnya anak, perubahan status sosial

ekonomi dan perubahan kebiasaan-kebiasaan buruk serta hal-hal lainnya (Thomas

dalam Schneiders, 1964).

  Kegagalan dalam menyesuaikan diri dalam perkawinan dapat berdampak

pada individu secara psikologis seperti stres dan depresi karena menghadapi situasi

yang penuh tekanan (Handayani, 2004), tidak dapat berinteraksi dengan baik, serta

dapat mengalami gejolak rumah tangga yang bisa saja tidak terselesaikan dan

berujung pada perceraian (Rose, 1987).

  Badan Pusat Statistik (dalam Sembiring, 2003) memaparkan angka

perceraian pada tahun 1990-1991 di Indonesia mencapai 61.151 kasus dari

1.338.364 perkawinan. Tahun 1991-1992 meningkat menjadi 113.897 kasus dari

1.358.616 perkawinan. Banyak juga masalah perkawinan yang meskipun tidak

berakhir dengan perceraian tapi diwarnai oleh ketidakharmonisan pasangan suami

istri seperti perselingkuhan atau pisah ranjang yang bisa menyebabkan

ketidakpuasan perkawinan.

  Bagi wanita, peran sebagai ibu rumah tangga membuatnya harus melakukan

pekerjaan rumah tangga lebih banyak daripada suaminya (Santrock, 2002).

  

Pekerjaan rumah tangga yang tidak pernah habis membuat banyak wanita memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6

perasaan yang bercampur aduk terhadap pekerjaan rumah tangga karena tidak semua

wanita memiliki persiapan yang cukup matang dalam menjalankan kehidupan

berumah tangga (Santrock, 2002).

  Penyesuaian yang dijalani oleh kaum wanita akan terasa lebih berat apabila

ia memilih untuk bekerja diluar rumah. Meningkatnya status wanita yang telah

menikah dan bekerja dapat menimbulkan gangguan rumah tangga karena bila wanita

telah memilih berkarir maka ia akan kesulitan dalam menjalankan fungsinya sebagai

ibu rumah tangga (Setyowati dkk, 2003).

  Dalam lingkungan masyarakat, wanita juga mengalami perlakuan yang

kurang menguntungkan karena masih ada bias gender di masyarakat dalam

memandang dan memperlakukan wanita (Suyanto dalam Stefani dkk, 2000).

Masyarakat, suami, maupun diri wanita itu sendiri merasa bahwa walaupun seorang

wanita bekerja, peran ideal wanita dalam rumah tangga tetap harus terlaksana

dengan baik, sehingga akan timbul rasa bersalah dalam diri wanita tersebut apabila

ia tidak mampu melakukan perannya dengan baik karena pada saat ia bekerja, ia

merasa telah mengabaikan keluarga dan rumah tangganya (Stefani dkk, 2000) dan

pekerjaan rumah tangga diambil alih oleh pembantu (Mappiare, 1983).

  Wanita yang menikah dan bekerja menghadapi konflik antara keinginan

untuk terlibat dalam aktivitas keluarga dan keinginan untuk melakukan pekerjaan

atau karirnya dengan baik (Senecal, dkk dalam Baron & Byrne, 2003). Keinginan-

keinginan tersebut dapat dengan mudah mengarah pada konflik, keterasingan dan

kelelahan emosional (Barom & Byrne, 2003).

  Penyesuaian diri yang dilakukan wanita yang menikah dan bekerja tentunya

akan menguras tenaga lebih banyak dan menimbulkan kelelahan baik secara fisik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7 maupun emosional. Apabila kelelahan ini tidak teratasi dengan baik maka akan muncul konflik yang dapat mempengaruhi wanita dan mengarah pada ketidakpuasan terhadap perkawinan dan juga pekerjaannya (Perrewe, dkk dalam Baron & Byrne, 2003).

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri dalam perkawinan memiliki peran yang cukup penting untuk mencapai kepuasan dalam perkawinan. Namun pada wanita yang bekerja, walaupun mereka telah berusaha untuk menyesuaikan diri dengan baik, mereka belum tentu mendapatkan kepuasan dalam perkawinannya. Hal ini disebabkan karena adanya faktor seperti komunikasi yang bisa terhambat karena kesibukan dalam bekerja dan ada atau tidaknya dukungan dari pasangan (Handayani, 2004), sehingga penelitian ini ingin menguji lebih lanjut apakah memang benar ada hubungan antara penyesuaian diri dalam perkawinan dan kepuasan dalam perkawinan pada wanita yang bekerja.

B. RUMUSAN MASALAH

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara penyesuaian diri dalam perkawinan dengan kepuasan dalam perkawinan pada wanita yang bekerja? C.

TUJUAN PENELITIAN

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri

dalam perkawinan dengan kepuasan dalam perkawinan pada wanita yang bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis

  Menambah khasanah ilmu psikologi perkembangan dewasa dini dan ilmu psikologi sosial khususnya yang terkait dengan penyesuaian diri wanita dalam perkawinannya serta kaitannya dengan pencapaian kepuasan dalam perkawinan.

2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Wanita / Istri Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi wanita yang dapat digunakan untuk mengetahui pentingnya penyesuaian diri dalam perkawinan dan kepuasan dalam perkawinan, khususnya bagi wanita yang menjalani peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita bekerja.

  b. Bagi Pria / Suami Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk mengetahui pentingnya penyesuaian diri untuk mencapai kepuasan perkawinan bersama pasangan, terutama bagi suami istri yang bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  9

BAB II LANDASAN TEORI A. PENYESUAIAN DIRI DALAM PERKAWINAN 1. Pengertian Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan. Gunarsa (1990) menjelaskan bahwa penyesuaian diri dalam perkawinan

  adalah suatu usaha tercapainya pengenalan dan pengertian yang lebih mendalam dengan berkurangnya perbedaan-perbedaan maupun sumber permasalahan demi terbinanya kesatuan antara suami istri.

  Spanier (dalam Nainggolan, 2003) berpendapat bahwa penyesuaian dalam perkawinan merupakan tuntutan untuk saling mengakomodasikan kebutuhan, keinginan dan harapan antara suami istri tentang bagaimana kinerja masing-masing dalam menjalankan kewajiban sehubungan dengan situasi perkawinan.

  Graham,dkk (dalam Wahyuningsih, 2005) menyatakan bahwa penyesuaian diri dalam perkawinan adalah penilaian subjektif mengenai tingkat kepuasan yang berkaitan dengan bagaimana suami istri berbagi minat, tujuan, nilai dan pandangan dalam hubungan perkawinannya.

  Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penyesuaian diri dalam perkawinan merupakan suatu usaha untuk mencapai pengenalan dan pengertian pada kebutuhan, keinginan, harapan, berbagi minat, tujuan, nilai dan pandangan dalam hubungan perkawinan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  10

2. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan

  Hurlock (1980) mengungkapkan 4 aspek dalam penyesuaian diri dalam perkawinan, yaitu: a. Penyesuaian Dengan Pasangan Dalam perkawinan, hubungan interpersonal memainkan peran yang penting. Semakin banyak pengalaman dalam hubungan interpersonal suami istri pada masa lalu maka mereka akan semakin mampu mengembangkan wawasan sosial, mau bekerja sama dengan orang lain dan mampu menyesuaikan diri dengan baik dalam perkawinannya.

  Penyesuaian dengan pasangan dapat diukur dari komitmen pada kelanjutan hubungan, frekuensi bertukar pendapat, memahami dan berbagi minat, memberi dan menerima cinta, serta bekerjasama dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

  Terdapat beberapa unsur yang mendukung dalam penyesuaian terhadap pasangan yaitu konsep pasangan yang ideal, pemenuhan kebutuhan, kesamaan latar belakang, minat dan kepentingan bersama, keserupaan nilai, konsep peran, dan perubahan dalam pola hidup.

  b. Penyesuaian Seksual Penyesuaian ini merupakan salah satu penyesuaian yang paling sulit dalam perkawinan dan salah satu sebab yang mengakibatkan pertengkaran dan ketidakbahagiaan perkawinan apabila kesepakatan mengenai hal ini tidak dapat tercapai dengan memuaskan. Biasanya pasangan tersebut belum mempunyai cukup pengalaman awal yang berhubungan dengan penyesuaian ini dan cenderung kurang mampu untuk mengendalikan emosi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11 Penyesuaian seksual dapat dinilai dari pengungkapan perasaan cinta serta tercapainya kepuasan dalam berhubungan seks. Istri mampu menyalurkan hasrat seksualnya secara fisik dan emosi, ada komunikasi yang baik antara

suami istri dalam melakukan hubungan seks dan tidak adanya paksaan dalam

melakukan hubungan seks.

  Unsur-unsur yang mendukung dalam penyesuaian seksual antara lain perilaku terhadap seks, pengalaman seks masa lalu, dorongan seksual, pengalaman seks marital awal, sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi, dan efek vasektomi.

  c.

  Penyesuaian Keuangan Adanya uang dan kurangnya uang memiliki pengaruh yang besar terhadap penyesuaian pasangan suami istri dalam perkawinan.

  Banyak istri yang tersinggung karena dianggap tidak mampu

mengendalikan uang yang digunakan untuk melangsungkan hidup keluarga.

  Sedangkan suami juga merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan keuangan, terutama jika istrinya bekerja setelah mereka menikah dan

terpaksa berhenti bekerja ketika anak mereka lahir, bukan hanya pendapatan

mereka berkurang, tetapi suami harus mampu menutupi semua pengeluaran

dengan pendapatannya.

  Penyesuaian keuangan diukur dari bagaimana pengelolaan keuangan keluarga dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

  Unsur-unsur yang terkait dengan penyesuaian keuangan yaitu situasi

keuangan pada awal perkawinan dan penggabungan pendapatan suami istri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12 d. Penyesuaian Dengan Pihak Keluarga Pasangan Dengan perkawinan, orang dewasa secara otomatis akan memperoleh anggota keluarga baru, mereka adalah anggota keluarga pasangan dengan usia, pendidikan, budaya dan latar belakang yang berbeda-beda. Suami istri harus mempelajari dan menyesuaikan diri bila tidak ingin memiliki hubungan yang tegang dengan sanak saudara mereka.

  Masalah hubungan dengan pihak keluarga pasangan akan menjadi serius selama tahun-tahun awal perkawinan dan merupakan salah satu penyebab utama perceraian.

  Penyesuaian ini dapat dinilai dari hubungan dengan mertua, ipar dan keluarga besar pasangan yang meliputi penerimaan, menghormati dan menghargai keberadaan keluarga pasangan.

  Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penyesuaian terhadap keluarga pasangan antara lain stereotip tradisional, keinginan untuk mandiri, keluargaisme, mobilitas sosial, anggota keluarga berusia lanjut serta bantuan keuangan untuk keluarga pasangan.

  Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan aspek-aspek diatas adalah: a. Penyesuaian dengan pasangan : selalu menjaga komitmen, saling memahami dan berbagi minat, bertukar pendapat dengan pasangan dan bekerjasama dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

  b.

  Penyesuaian seksual : mengungkapkan rasa cinta melalui hubungan seks sehingga dapat mencapai kepuasan yang diinginkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13

c. Penyesuaian keuangan : mengelola keuangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.

  d. Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan : menerima keluarga pasangan, saling menghormati dan menghargai dengan keluarga besar pasangan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan

  Hurlock (1980) mengungkapkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri dalam perkawinan, yaitu: a.

  Menjadi Orangtua Pada masa ini, suami istri akan mengalami stres atau ketegangan apabila anak pertama lahir pada tahun pertama perkawinan, sebelum pasangan suami istri memiliki waktu cukup untuk melakukan penyesuaian satu sama lain atau untuk mengatur keuangannya dalam kondisi memuaskan.

  b.

  Kondisi Keuangan Harapan yang tidak realistis mengenai biaya hidup membuat pasangan suami istri mengalami kesulitan dalam penyesuaian perkawinan karena harapan mereka untuk memiliki barang-barang yang diinginkan dan dianggap penting juga menjadi tidak realistis.

  c.

  Harapan Perkawinan Harapan perkawinan yang tidak realistis juga mempengaruhi penyesuaian dalam perkawinan karena seringkali pasangan muda kurang menyadari berbagai masalah dan tanggung jawab yang harus diembannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14 d. Jumlah Anak Apabila suami istri setuju mengenai jumlah anak yang ideal dan mereka memiliki anak sebanyak yang mereka harapkan maka proses penyesuaian perkawinan akan jauh lebih baik.

  e.

  Posisi dalam Keluarga Faktor ini termasuk penting karena hal ini akan menjadikan individu untuk belajar memainkan peran tertentu yang dapat dimanfaatkan dalam situasi perkawinan. Semakin mirip situasi baru dengan situasi lama, maka akan semakin baik pula penyesuaian perkawinan mereka.

  f.

  Hubungan dengan Keluarga Pasangan Hubungan yang baik dengan keluarga pasangan sangat penting dan besar pengaruhnya pada proses penyesuaian perkawinan.

  Dari faktor-faktor yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harapan terhadap perkawinan, kondisi keuangan, jumlah anak dan masa menjadi orang tua dapat mempengaruhi penyesuaian diri individu dalam perkawinannya disamping faktor lainnya seperti posisi dalam keluarga dan hubungan dengan keluarga pasangan.

B. KEPUASAN PERKAWINAN 1. Pengertian Perkawinan

  Istiadi (1958) berpendapat bahwa perkawinan adalah suatu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan sebagian besar umat manusia karena dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15 perkawinan, seseorang telah menempuh hidup baru dan melepaskan diri dari asuhan orang tua untuk membentuk keluarga baru.

  Pengertian perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 (dalam Walgito, 1988) adalah suatu ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

  Lasswell & Lasswell (1987) menjelaskan bahwa perkawinan merupakan proses belajar yang terjadi pada dua individu untuk mencocokkan kebutuhan, keinginan dan harapan satu sama lain dengan tujuan untuk mencapai tingkat yang menyenangkan melalui hubungan saling memberi dan menerima sehingga tercapai pengenalan dan pengertian yang lebih mendalam.

  Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pernikahan merupakan suatu ikatan lahir bathin antara pria dan wanita untuk hidup bersama dan membentuk keluarga baru berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang keutuhannya harus dijaga hingga akhir hayat serta bertujuan untuk saling menyesuaikan kebutuhan, keinginan dan harapan satu sama lain sehingga dapat mencapai suatu kebahagiaan.

2. Pengertian Kepuasan Dalam Perkawinan

  Hurlock (1980) mengatakan bahwa kepuasan dalam perkawinan merupakan tingkat keberhasilan suami istri dalam menyesuaikan diri dan menghadapi setiap permasalahan dalam rumah tangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  16 Roach, dkk (dalam Sembiring, 2003) mengatakan bahwa kepuasan perkawinan merupakan persepsi terhadap kehidupan yang diukur dari besar kecilnya kesenangan yang dirasakan dalam jangka waktu tertentu.