2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah 2.1.1 Batas Administrasi Wilayah - DOCRPIJM 1527490941Bab 2 PROFIL KAB HSS AKHIR OK
BAB. I I
PROFIL KABUPATEN HULU
SUNGAI SELATAN
2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah
2.1.1 Batas Administrasi Wilayah
Berdasarkan data Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam
Angka Tahun 2013, secara
astronomis Kabupaten Hulu Sungai Selatan terletak di antara 02O29’59’’ – 02O56’10’’ Lintang Selatan
dan 114O51’19’’ – 115O36’19’’ bujur Timur. Batas wilayah administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sebelah Selatan
: Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar
Sebelah Timur
: Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah
Bumbu
Sebelah Barat
: Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin
Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah salah satu kabupaten dari 13 (tiga belas) kabupaten/kota
di Propinsi Kalimantan Selatan yang terletak 135 Km persis ke arah bagian utara ibu kota Provinsi
Kalimantan Selatan. Kabupaten yang beribukota di Kandangan ini memiliki 11 (sebelas) Kecamatan
yaitu Kecamatan Padang Batung, Loksado, Telaga Langsat, Angkinang, Kandangan, Sungai Raya,
Simpur, Kalumpang, Daha Selatan, Daha Utara dan Daha Barat.
Berikut batas wilayah administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat di lihat sebagai berikut :
II - 1
Peta II. 1 Batas Administrasi Kab.Hulu Sungai Selatan
II - 2
2.1.2 Luas Wilayah Kab.Hulu Sungai Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki luas wilayah sebesar 1.804,94 km2 atau 180,494 Ha.
Kecamatan Loksado merupakan kecamatan terluas yaitu memiliki luas 338,89 km 2 atau mencakup
18,78 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sedangkan Kecamatan Telaga
Langsat memiliki luas wilayah terkecil sebesar 58,08 Km2 atau hanya 3,22 persen dari wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Berturut – turut dari kecamatan terluas setelah Loksado adalah Daha
Selatan, Daha Utara, Padang Batung, Daha Barat, Kalumpang, Kandangan, Simpur, Sungai Raya,
Angkinang dan Telaga Langsat(Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka, 2015).
Tabel II. 1 Luas Daerah Menurut Kecamatan Kab.Hulu Sungai Selatan
No
2015
Kecamatan
Luas
(Km2)
Persentase (%)
1.
Padang Batung
203,93
11,30
2.
Loksado
338,89
18,78
3.
Telaga Langsat
58,08
3,22
4.
Angkinang
58,40
3,24
5.
Kandangan
106,71
5,91
6.
Sungai Raya
80,96
4,49
7.
Simpur
82,35
4,56
8.
Kalumpang
135,07
7,48
9.
Daha Selatan
322,82
17,88
10.
Daha Utara
268,11
14,85
11.
Daha Barat
149,62
8,29
Hulu Sungai Selatan
1.804,94
100,00
Kalimantan Selatan
37.530,52
4,81
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
Prosentase Luas Wilayah
Daha Barat
8.29%
Padang Batung
11.30%
Daha Utara
14.85%
Loksado
18.78%
Daha Selatan
17.88%
Kalumpang
7.48%
Telaga
Langsat
3.22%
Simpur
4.56%
Sungai Raya
4.49%
Angkinang
3.24%
Kandangan
5.91%
Grafik II. 1 Prosentasi luas Wilayah Kecamatan
II - 3
Dari tabel diatas terlihat besar kecila luas wilayah kecamatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, terluas
kecamatan adalah Kecamatan Loksado sebesar 338,89 Km2 atau 18,78% dari luas wilayah Kabupaten
Hulu Sungai Selatan dan terkecil Kecamatan Telaga Langsat sebesar 58,08 Km2 atau 3,22% dari luas
wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
2.2 Potensi Wilyah Kabupaten Hulu sungai Selatan
Potensi wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan sungguh luar biasa merupakan anugerah
didukung dalam Pembangunan, diantaranya sebagai berikut :
1. Sosial budaya yakni kehidupan masyarakat agamis yang harmonis, saling toleransi dan
bekerjasama sehingga mendukung laju pembangunan.
2. Kota Kandangan juga sebagai salah satu pusat perdagangan dan jasa di wilayah Banua Anam
sehingga tumbuh ekonomi kreatif masyarakat kawasan-kawasan industri usaha kewirausahaan
sesuai potensi Kabupaten Hulu Selatan seperti ;
-
Sentral industry rumah tangga Dodol Asli kandangan pada Kawasan Kec. Simpur, Kec. Sungai
Raya dan Kec. Kandangan’
-
Sentral Industri kerupuk pada kawasan di Bamban Utara Kecamatan Angkinang,
-
Sentral industri ikan kering pada kawasan Desa Bangkau Kec. Kandangan, Desa Bago Tanggul
Kecamatan Kalumpang dan Desa Muning dan Desa Muning Baru Kec. Daha Selatan
3. Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pariwisata
sebagai salah satu alternatif daerah tujuan wisata unggulan Kalimantan Selatan maupun Nasional
karena keanekaragaman obyek wisata yang dimilikinya. Daya Tarik Wisata (DTW) di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan ini meliputi keseluruhan potensi atraksi atau sumberdaya wisata, baik berupa
sumberdaya wisata alam (antara lain: hutan, air terjun, sungai, pegunungan, flora, dan sebagainya)
maupun budaya (antara lain: bangunan bersejarah, makam, adat-istiadat dan tradisi, dan
sebagainya), serta potensi lainnya yang dapat dikembangkan untuk menarik kunjungan wisatawan
bailk nusantara maupun mancanegara, sebagai berikut :
Tabel II. 2 Lokasi Daya Tarik Wisata Kab.Hulu Sungai Selatan
No
Nama Objek Wisata
Lokasi
Jarak dari
Kabupaten
1
Air Terjun Uring
Desa Kamawakan Kec. Loksado
53 Km
2
Air Terjun Haratai
Desa Haratai Kec. Loksado
46 Km
3
4
Air Terjun Tangkaramin
Air Terjun Tinggiran Hayam
Desa Malinau Kec. Loksado
Desa Kamawakan Kec.Loksado
36 Km
51 Km
II - 4
No
Nama Objek Wisata
Lokasi
Jarak dari
Kabupaten
5
Riam Anai
Desa Lok Lahung Kec.Loksado
42 Km
6
Goa Berangin dan Delta Alam DAM
Amandit
Desa Malutu Kec.Padang Batung
14 Km
7
Danau Bangkau
Desa Bangkau Kec. Kandangan
9 Km
8
9
Goa Mandala
Sumber Air Panas Batu Bini
Desa Mandala Kec. Telaga
Langsat
Desa Batu Bini Kec. Padang
Batung
14 Km
9 Km
10
Air Terjun Kilat Api
Desa Tanuhi Kec. Tanuhi
33 Km
11
Telaga Bidadari
Desa Hamalau Kec. Sungai Raya
4 Km
12
13
14
Gunung Kantawan
Pemandangan Alam Bendungan
Wisata Alam Loksado
Desa Lumpangi Kecamatan
Loksado
Desa Mandala Kec. Telaga
Langsat
Desa Loksado Kec. Loksado
30 Km
14 Km
35 Km
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2013
4. Kabupaten Hulu Sungai Selatan sudah memiliki waduk Amandit dengan jaringan irigasinya sehingga
dengan optimilisasi waduk Amandit Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada untuk pengembangan
pusat kawasan agropolitan yang meliputi pusat kawasan agropolitan dataran koridor Kandangan;
pusat kawasan agropolitan dataran koridor Angkinang; pusat kawasan agropolitan koridor
pegunungan termasuk waduk Amandit dan pusat kawasan agropolitan kawasan sungai dan rawa
yang ditandai dengan peningkatan produksi komoditas unggulan; peningkatan perikanan;
perkebunan dan peternakan serta pariwisata untuk memperoleh nilai tambah dengan tetap
berorientasi pada pasar .
Kegiatan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya pada pengembangan wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, membawa konsekwensi terhadap kebutuhan infrastruktur penunjang
yang semakin meningkat dalam upaya mewujudkan pengembangan pembangunan Kota dan desa
Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang saling keterkaitan kota dan desa yang mampu melayani proses
transaksi barang dan jasa baik pada lingkup regional Kabupaten Hulu Sungai Selatan maupun
interegional dengan daerah-daerah lainnya yang berdekatan.
2.3 Demografi Dan Urbanisasi
2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK serta Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 5 tahun kedepan
II - 5
Tabel II. 3 Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kecamatan dan Proyeksi 5 tahun kedepan
II - 6
Pada tabel II.4 tahun 2016 Kecamatan Daha barat yang merupakan nilai indeks tertinggi untuk
tingkat pertumbuhan penduduknya yaitu dengan nilai 1,49%. Selain itu terdapat pula nilai kepadatan
penduduk tertinggi pada tahun 2016 yaitu Kecamatan Kandangan dengan nilai 4,64 orang/Ha.
Tabel II. 4 Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan, Proyeksi 5 Tahun
2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin
Persoalan kemiskinan, pada tabel berikut menunjukkan bahwa jumlah penduduk termiskin
terbanyak ada di Kecamatan Daha Selatan yaitu sebesar 3.752 KK sementara yang paling sedikit
terdapat di Kecamatan Daha Barat sebesar 513 KK, jika diproyeksikan terhadap jumlah penduduk
keseluruhan Kabupaten Hulu Sungai Selatan maka masih terdapat 6,08 % penduduk miskin yang harus
dituntaskan.
II - 7
Tabel II. 5 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
Nama Kecamatan
Nama desa/ Kelurahan
Padang Batung
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
1.027
Batu bini
117
Batu laki
57
Durian rabung
22
Jalatang
39
Jambu hulu
69
Jembatan merah
32
Kaliring
64
Karang jawa
59
Karang jawa muka
37
Madang
37
Malilingin
49
Malutu
61
Mawangi
72
Padang batung
32
Pahampangan
81
Pandulangan
119
Tabihi
80
Loksado
803
Halunuk
77
Haratai
101
Hulu banyu
132
Kamawakan
37
Lok lahung
20
Loksado
28
Lumpangi
75
Malinau
107
Muara ulang
99
Panggungan
31
Tumingki
96
Telaga Langsat
864
Ambutun
59
Gumbil
112
Hamak
45
Hamak timur
73
Hamak utara
75
Lok binuang
96
Longawang
60
II - 8
Nama Kecamatan
Nama desa/ Kelurahan
Mandala
105
Pakuan timur
98
Pandulangan
62
Talaga langsat
79
Angkinang
1.290
Angkinang
126
Angkinang selatan
37
Bakarung
155
Bamban
110
Bamban selatan
74
Bamban utara
106
Kayu abang
174
Taniran kubah
147
Taniran selatan
104
Tawia
125
Telaga silisili
132
Kandangan
Kandangan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
2.318
Amawang kanan
129
Amawang kiri
219
Amawang kiri muka
70
Baluti
109
Bangkau
125
Bariang
60
Gambah dalam
114
Gambar dalam barat
108
Gambah luar
47
Gambah luar muka
62
Jambu hilir
184
Kandangan barat
193
Kandangan kota
239
Kandngan utara
45
Lungau
206
Sungai kupang
283
Sungai paring
88
Tibung raya
37
Sungai Raya
1.096
Asam
78
Baru
53
Batang kulur kanan
41
Batang kulur kiri
32
II - 9
Nama Kecamatan
Nama desa/ Kelurahan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Batang kulur kanan
25
Bumi barkat
46
Hamalau
44
Hariti
23
Ida manggala
60
Karasikan
65
Paring angung
67
Sarang halang
69
Sungai kali
21
Sungai raya selatan
72
Sungai raya utara
81
Tamiyang
88
Tanah bangkang
106
Telaga bidadari
125
Simpur
1.198
Amparaya
102
Garunggang
69
Kapuh
128
Panjampang bahagia
103
Pantai ulin
180
Simpur
76
Tebing tinggi
69
Ulin
156
Wasah hilir
140
Wasah hulu
77
Wasah tengah
98
Kalumpang
663
Bago tanggul
65
Balanti
71
Balimau
72
Kalumpang
96
Karang bulan
72
Karang paci
92
Sirih
81
Sirih hulu
58
Tamingkar
56
Daha Selatan
3.752
Banjarbaru
252
Banua hanyar
251
Barujaya
664
II - 10
Nama Kecamatan
Nama desa/ Kelurahan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Bayanan
178
Habirau
170
Habirau tengah
115
Muning baru
117
Munig dalam
32
Muning tengah
146
Pandan sari
140
Pariki
178
Pihanin raya
277
Samuda
400
Sungai pinang
149
Tambangan
479
Tumbukan banyu
204
Daha Barat
513
Badaun
39
Bajayau
65
Bajayau lama
77
Bajayau tengah
80
Baru
91
Siang gantung
74
Tanjung selor
87
Daha Utara
1842
Baruh kembang
107
Belah paikat
95
Akurung
125
Hamayung
150
Hamayung utara
111
Mandala murung mesjid
72
Murung raya
125
Paharangan
114
Pakan dalam
112
Pakapuran kecil
160
Pandak daun
34
Panggandingan
53
Paramayan
134
Pasungkan
60
Sungai garuda
81
Sungai mandala
93
Taluk haur
88
Tambak bitin
36
II - 11
Nama Kecamatan
Nama desa/ Kelurahan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Taluk labak
Total
92
15.366
Sumber : Dinas Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan
2.4
Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten/
Kota.
Beberapa isu strategis terkait sosial ekonomi dan lingkungan sebagai berikut:
2.4.1 Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi
Struktur ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan ditunjukan dengan PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) 2015 masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Sektor ini
mempengaruhi sekitar 27,22% (Tabel II.6).
Tabel II. 6 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di
Kab.HSS (Persen) 2012-2015-BPS 2016
II - 12
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2015 sebesar 6,06% (Tabel II.7)
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya 5,79%, sementara laju pertumbuhan ekonomi
Provinsi kalimantan Selatan tumbuh ditahun 2015 sebesar 3,84%.
Tabel II. 7 Laju PDRB atas Dasar Hrg Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kab.HSS (%) 20122015 –BPS 2016
Jika dicermati lebih jauh lagi, kondisi ekonomi makro tersebut diatas didorong pengembangan
sumber daya alam seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan banyak menyerap tenaga kerja
sebesar 40,16% (BPS Kab.HSS 2015) dan sumber daya manusia yang dimiliki Kabupaten Hulu sungai
II - 13
Selatan serta tingkat investasi yang masuk ke wilayah Kabupaten Hulu sungai Selatan terutama akses
Prasarana dan sarana bidang Cipta Karya penunjang dalam mengembangkan ekonomi Kabupaten
Hulu sungai Selatan. Disamping itu juga sumber daya alam tersebut akan dapat dioptimalkan
dimanfaatannya bilamana sumberdaya manusia di Kabupaten Hulu sungai Selatan mampu
memanfaatkan dan mengelolanya demi peningkatan taraf perekonomian maupun tingkat kesejahteraan
masyarakat.
2.4.2
Data pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk miskin
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan
dibawah garis kemiskinan yakni nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan
dengan 2.100 kkalori perkapita per hari.
Tabel II. 8 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kab.Hulu Sungai Selatan 2010-2015, BPS
2016
II - 14
Grafik II. 2 Persentase Penduduk Miskin Di Kab.Hulu Sungai Selatan 2010-2014, BPS 2016
Garis kemiskinan Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2014 menyentuh angka
Rp.351.691 dengan persentase penduduk miskin sebesar 6,77%.
2.4.3
Data kondisi lingkungan strategis
A. Kondisi Topografi
Lebih dari separuh wilayah Kabupaten Hulu Sungai berada di kelas ketinggian 0 – 7 meter dan di
kemiringan 0 – 2 persen.Menurut kelas ketinggian dari permukaan laut 58,3 persen wilayah Kabupaten
Hulu Sungai Selatan berada pada ketinggian 0-7 meter dan hanya 0,9 persen berada pada ketinggian di
atas 1.000 meter.
Berdasarkan kemiringannya 70,95 persen wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan berada pada
kelas kemiringan 0 – 2 persen. Sedangkan 6,99 persen wilayah berada pada kemiringan lebih dari 40
persen.(Hulu Sungai Selatan dalam angka 2013). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel :
Tabel II. 9 Luas Daerah Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut,2015
No
Kelas Ketinggian
Luas (Ha)
Persentase (%)
1.
0–7m
105.198
58,3
2.
7 – 25 m
18.254
10,1
II - 15
No
Kelas Ketinggian
Luas (Ha)
Persentase (%)
3.
25 – 100 m
16.590
9,2
4.
100 – 500 m
27.546
25,3
5.
500 – 1.000 m
11.226
6,2
6.
> 1.000 m
1.680
0,9
180.494
100
Jumlah
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
Daerah dengan ketinggian di atas 25 meter dimulai dari wilayah Kecamatan Padang Batung, Telaga
Langsat, Angkinang, dan Sungai Raya mengarah kesebelah timur. Wilayah yang paling luas adalah
wilayah dengan klasifikasi ketinggian antara 0 sampai 7 meter, dengan persentase mencapai 58,3 %.
Sedangkan wilayah ketinggian yang paling sempit adalah wilayah dengan klasifikasi ketinggian di atas
1000 meter dengan persentase 0,9% yang hanya terdapat di Kecamatan Loksado.
Sesuai dengan konfigurasi medannya, maka wilayah sebelah barat didominasi oleh daerah genangan
(rawa) atau persawahan. Daerah ini meliputi Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, dan
sedikit wilayah Kecamatan Kalumpang dan Angkinang. Sedangkan wilayah sebelah timur terutama
Kecamatan Loksado umumnya berupa hutan yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman keras (tahunan).
Tabel II. 10 Luas Daerah Menurut Klas Kemiringan,2015
No
Kelas Kemiringan
Luas (Ha)
Persentase (%)
1.
0–2%
128.057
70,95
2.
2- 15 %
20.737
11,49
3.
15 – 40 %
19.090
10,58
4.
> 40 %
12.610
6,99
180.494
100
Jumlah
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
B. Kondisi Geologi
Daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi empat satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi
Pendaratan, Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Landai, Satuan Perbukitan Berelief Sedang dan
Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Terjal.
• Satuan Geomorfologi Pendaratan ( kemiringan lereng < 3º ), yaitu terletak pada elevasi antara 0 – 50 m
d.m.l dengan luas sekitar 65%, utamanya disusun oleh batuan alluvial, endapan rawa dan sebagian
endapan sungai. Daerah ini meliputi Kecamatan-kecmatan Daha Utara, Daha Selatan, Kalumpang,
Simpur, Sungai Raya, Angkinang dan Kandangan.
II - 16
• Satuan Geomorfologi Perbukitan Berilief Landai ( kemiringan lereng 3º - 17º), umumnya mencapai
elevasi 50 – 100 m, tersebar di sebagian daerah Kecamatan Kandangan, Padang Batung, Telaga
Langsat dan Sungai Raya.
• Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Sedang ( kemiringan lereng
17º - 36º ), menempati
daerah dengan elevasi 100 – 300 m, tersebar di daerah Kecamatan Telaga Langsat, Padang Batung
dan Loksado.
• Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Terjal ( kemiringan lereng > 36º), menempati daerah dengan
elevasi > 300 m, tersebar di daerah Kecamatan Loksado.
Secara regional, daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan bagian dari Cekungan Barito
yang terbentuk pada Kala Eosen-Oligosen, pada kala itu terjadi penurunan daratan yang mengakibatkan
genangan air laut (Transgresi). Satuan batuan yang terdapat di daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
(Heryanto, R dan Sanyoto, P, 1994), dikelompokan dalam Formasi batuan dari yang paling tua ke muda
adalah sebagai Berikut : Batuan tertua adalah Batuan Granit yang merupakan gabungan granodiorit dan
diorite berumur Kapur Awal. Batuan Gunung api Haruyan merupakan breksi gunungapi dan lava basal,
berumur Kapur Akhir. Batuan granit dari Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai
Tengah sampai ke Tabalong.
Morfologi Kabupaten Hulu Sungai Selatan sekitar 65% merupakan daerah dataran, hal ini sangat
riskan akan terjadi bencana banjir disebabkan daerah hulu dari Sungai Amandit yaitu daerah Loksado
merupakan hutan yang kian lama akan semakin gundul karena banyak penebangan kayu yang kurang
terkontrol.
Mengingat daerah Kecamatan Loksado dan sebagian wilayah Kecamatan Padang Batung merupakan
daerah dengan Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Sedang hingga Terjal yaitu dengan kemiringan
lereng mencapai > 36º, maka sering terjadi bencana tanah longsor yang sangat berbahaya terutama dekat
dengan pemukiman dan jalan penghubung antar desa. Disarankan agar perluasan pemukiman tidak
menempati daerah berlereng terjal serta pembukaan lahan pertanian/perkebunan harus memperlihatkan
faktor kemiringan lereng dan daerah resapan air tanah.
II - 17
Peta II. 2 Geologi Kabupaten Hulu Sungai Selatan
II - 18
C. Kondisi Klimatogi
C.1 Kelembaban Udara
Sepanjang tahun 2012 kelembaban udara terendah terjadi pada bulan September (48 %) dan
tertinggi pada bulan Agustus (98 %). Rata-rata kelembaban udara berkisar antara 74,8 persen sampai
dengan 89,3 persen. Kelembaban Udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel II. 11 Kelembaban Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015
Kelembaban Udara (%)
No
Bulan
Minimum
Maksimum
Rata-rata
1
Januari
60
93,3
83,3
2
Februari
62
91,75
84,3
3
Maret
61
98
80
4
April
62
92,3
74,8
5
Mei
59
96,5
89,3
6
Juni
60
93,5
84,5
7
Juli
53
91,5
81,6
8
Agustus
50
98
77,8
9
September
48
95,8
80
10
Oktober
50
93,8
84,4
11
November
60
92
86,9
12
Desember
65
93,3
85,3
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
C.2 Suhu Udara
Sepanjang tahun 2012 suhu udara terendah terjadi pada bulan maret (33,2 0C) dan tertinggi pada
bulan Mei (19,1 0C) rata-rata suhu udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan berkisar antara 27°C –
28,7°C. Keadaan Suhu Udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.9
Tabel II. 12 Keadaan Suhu Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015
Suhu (0C)
No
Bulan
Maksimun
Minimun
Rata-rata
1
Januari
33,9
16,9
28,7
2
Februari
34
18
28,4
3
Maret
33,2
18,4
28,1
4
April
34
18,4
28,6
II - 19
Suhu (0C)
No
Bulan
Maksimun
Minimun
Rata-rata
5
Mei
34,2
19,1
27,3
6
Juni
34,4
19
27,1
7
Juli
34,7
18,6
28,2
8
Agustus
34
18
27,8
9
September
34,2
19
28,5
10
Oktober
33,7
19
27,8
11
November
34,6
18,6
27
12
Desember
34
19
27,7
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
2.4.4
Data Risiko Bencana Alam
Bencana Banjir
Bencana Longsor
a. Kec. Loksado di Desa Hulu Banyu
b. Kec. Padang Batung di desa Batu Laki
a. Kec. Kandangan
1 . Desa Jambu Hilir
c. Kec. Telaga Langsat di Desa Hamak dan 2 . Desa Baluti
Hamak Utara
3 . Desa Sungai Kupang
4 . Desa Sungai Paring
5 . Desa Lungau
b. Kec.Kalumpang
1. Desa kalumpang
2. Desa Karang Paci
3. Desa Balanti
4. Desa Balimau
c. Kec. Angkinang
1. Desa Telaga Sili-sili
2. Desa Sungai Hanyar
3. Desa Angkinang
4. Desa Angkinang selatan
5. Desa Bakarung
d. Kec. Sungai Raya :
II - 20
Bencana Banjir
Bencana Longsor
1. Desa Sungai Raya Selatan
2. Desa Tanah Bangkang
3. Desa Ida Manggala
e. Kec. Padang Batung :
1. Desa Malutu
2. Desa Batu Laki
3. Desa Malilingin
4. Desa Jelatang
5. Desa Batu Bini
6. Desa Karang Jawa Muka
f. Kec. Telaga Langsat :
1. Desa Mandala
2. Desa Lok Binuang
3. Desa Pakuan Timur
4. Desa Gumbil
g. Kec. Daha Selatan
h. Kec. Daha Utara
i. Kec. Daha Barat
Sumber : RPJMD 2014-2018,Bab.2 Kab.HSS, 2013
2.4.5 Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya
1. Kawasan Strategis ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan pada Kab.Hulu Sungai Selatan (dok.RPIJMD
Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021) :
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdapat di Rawa Batang Banyu meliputi:
1. Kecamatan Daha Selatan;
2. Kecamatan Daha Utara; dan Kalumpang
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan terdapat di kawasan tertentu
Pegunungan Meratus.
2. Kawasan strategis Kabupaten (KSK) Hulu sungai Selatan (berdasar Perda RTRW Kab.Hulu Sungai
Tahun 2013-2031 No.03 Tahun 2014 ), sebagai berikut :
2.A. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
II - 21
Kawasan Strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan adalah :
1.
Kawasan Ekonomi Sungai Terpadu (Perdagangan, Industri dan Jasa) yang berada di Kawasan
Negara meliputi:
a. Pengembangan Transportasi Sungai
i. Mengembangkan Bus Air Antar Kabupaten di kawasan rawa
ii. Meningkatkan Pengerukan Alur Sungai Negara (terutama arah sungai Batang Alai)
b. Pengembangan Pusat Niaga Kawasan Sungai dan Rawa
i. Meningkatkan Pembangunan Pertokoan di Pusat Ekonomi Aliran Sungai
ii. Mengembangkan Pasar Kawasan Sungai
c. Pengembangan Pusat Industri Alat-Alat Pertanian dan Kerajinan Rumah Tangga :
i. Mengembangkan Pusat Pengecoran Logam (Bijih Besi, Kuningan, Aluminium)
ii. Mengembangkan Pusat Rekayasa dan Produksi Alat-Alat Pertanian dan Kerajinan
Logam Lainnya
iii. Mengembangkan Industri Pembakaran Tanah/Keramik (terutama Anglo/Kompor Briket
Batu Bara)
d. Pengembangan Pusat Pelayanan Jasa Lainnya :
i. Membangun RSUD di Kawasan Daha
ii. Mengembangkan Usaha Perbengkelan dan Dok Kapal Sungai
2. Kota Transit Terpadu dan Kandangan Baru di koridor Jl. HM. Yusi---Jl. Al.Falah---Bundaran
Hamalau;
3. Kawasan Strategis Pariwisata Terpadu di Kecamatan Loksado, yang merupakan kawasan
strategis dari sudut kepentingan ekonomi.
4. Pusat Kawasan Agropilitan ditetapkan sebanyak 4 (empat) Pusat Kawasan yakni :
a. Pusat Agropolitan Kawsan Dataran Koridor Kandangan meliputi sebahagian Kecamatan
Kandangan sebelah Barat dan Timur, Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Padang
Batung sebelah Barat, Kecamatan Simpur dengan unit agropolitan:
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Sungai Kupang;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Kapuh;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Sungai Raya.
b. Pusat Agropolitan Kawasan Dataran Koridor Angkinang meliputi sebahagian Kecamatan
Kandangan sebelah timur dan utara, Kecamatan Angkinang, Kecamatan Telaga Langsat
dan Kecamatan Padang Batung sebelah utara dengan unit agropolitan:
II - 22
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Taniran;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Telaga Langsat;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Bamban.
c. Pusat Agropolitan Kawasan Pegunungan Koridor Lumpangi meliputi Kecamatan Loksado,
sebahagian Kecamatan Padang Batung sebelah timur dan selatan dan Kecamatan Telaga
Langsat sebelah selatan dengan unit agropolitan:
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Loksado;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Padang Batung.
d. Pusat Agropolitan Kasawan Rawa (Ekonomi Sungai) Koridor Pasar Negara meliputi
Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, sebahagian Kalumpang dan
sebahagian Kecamatan Kandangan sebelah utara
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Hamayung;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Kalumpang;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Bajayau;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Muning;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Penggandingan
2.B Kawasan Strategis Untuk Kepentingan Sosial – Budaya
Kawasan Strategis sosial budaya yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah :
1. Kawasan Pariwisata Alam di Kecamatan Loksado;
2. Kawasan Pariwisata Kerbau Rawa Kecamatan Daha Utara dan Kecamatan Daha Barat.
3. industri propeler berada di Desa Penggadingan dan Desa Pekapuran Kecil Kecamatan
Daha Utara;
4. Industri Dodol Kandangan meliputi Kecamatan Simpur, Kecamatan Sungai Raya, dan
Kecamatan Kandangan.
2.C Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup
Kawasan Strategis penyelamatan lingkungan hidup yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan terdiri dari kawasan strategis penyelamatan kawasan strategis lingkungan hidup
kabupaten, adapun sebagai berikut :
1.
Kawasan Rawan Banjir
2.
Hutan lindung di Kecamatan Loksado; dan
3.
Kawasan danau bangkau di Kecamatan Daha Selatan.
II - 23
3. Tingkat kesenjangan (gap) capaian penyedian akses air minum Kabupaten Hulu Sungai Selatan
tahun 2016 baru mencapai sebesar 66,14% , capaian penanganan pengurangan luas kumuh
perkotaan Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2016 tersisa sebesar 1,50% dan penanganan sanitasi
(Akses Air Limbah SNI) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2016 baru mencapai sebesar 5,20%.
Jika disandingkan terhadap rencana Aksi Daerah (RAD) target universal akses 100-0-100
RPJMN 2015-2019 terjadi gap capaian cukup besar sehingga perlu kolaborasi perencanaan pusat,
Pemerintah Daerah dan swasta dalam perencanaan program dan pelaksanaan dalam bentuk
dukungan sistim pembinaan pengembangan dan dukungan pembangunan berbasis pemberdayaan
serta dukungan pembangunan akses prasarana dan saran berdampak peningkatan pencapaian
pelayanan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sebagai berikut :
Tabel II. 13 Sandingan Capaian Penyedian Akses Air Minum Kab.Hulu sungai Selatan :
No
1
2
3
Rencana Target
RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
PROV.KALSEL 2016-2021)
RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019Kab.HSS,2016)
Exiting Capaian KAB.HSS (Data
satgas
Kab.Hulu
Sungai
Selatan,2016)
Tahun
2015 (%)
Tahun
2016
(%)
Tahun
2017
(%)
Tahun
2018
(%)
Tahun
2019
(%)
66,09
72,22
77,53
82,4
87,71
65,25
71,24
76,8
83
89,53
63,96
66,14
-
-
-
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
Tabel II. 14 Sandingan Capaian pengurangan kumuh perkotaan Kab.Hulu sungai Selatan
No
1
2
3
Rencana Target
RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
PROV.KALSEL 2016-2021)
RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019Kab.HSS,2016)
Exiting Capaian KAB.HSS (Data
satgas
Kab.Hulu
Sungai
Selatan,2016)
Tahun
2015 (%)
Tahun
2016
(%)
Tahun
2017
(%)
Tahun
2018
(%)
Tahun
2019
(%)
9,20
7,70
6,20
4,70
3,20
0,80
0,60
0,60
0,50
0,50
1,80
1,50
-
-
-
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
II - 24
Tabel II. 15 Sandingan Capaian Penanganan Akses Air Limbah Kab.Hulu sungai Selatan
No
1
2
3
Rencana Target
RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
PROV.KALSEL 2016-2021)
RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019Kab.HSS,2016)
Exiting Capaian KAB.HSS (Data
satgas
Kab.Hulu
Sungai
Selatan,2016)
Tahun
2015 (%)
Tahun
2016
(%)
Tahun
2017
(%)
Tahun
2018
(%)
Tahun
2019
(%)
28,5
33,83
38,75
44,12
51,12
61,29
61,29
61,50
62,00
62,50
2,93
5,2
-
-
-
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
Tabel II. 16 Sandingan Capaian Penanganan Angkutan Sampah Kab.Hulu sungai Selatan
No
1
2
3
Rencana Target
RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
PROV.KALSEL 2016-2021)
RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019Kab.HSS,2016)
Exiting Capaian KAB.HSS (Data
satgas
Kab.Hulu
Sungai
Selatan,2016)
Tahun
2015 (%)
Tahun
2016
(%)
Tahun
2017
(%)
Tahun
2018
(%)
Tahun
2019
(%)
47,13
49,23
51,27
54,91
47,13
50
62
75
87
100
89,74
93,14
-
-
-
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
4. Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun antara lain ;
- Terjadinya Idle capacity sehingga perlu meningkatkan sambungan rumah (SR) dalam rangka
mengurangi idle capasity pelayanan air minum maupun mengurangi idle capasity akses
penanganan air limbah.
- Memperkuat sistim kelembagaan pelayanan infrastruktur terbangun dan;
- Membantu proses serah terima hibah aset Barang Milik Negara (BMN) infrastruktur APBN yang
terbangun di Kabupaten dengan diserah terima ke Pemerintah Daerah Kabupaten menjadi aset
barang Pemda Kabupaten sehingga dapat dimanfaatkan Pemerintah Daerah dan dapat dilakukan
pemeliharaan dengan menyediakan dana operational maintance (OM).
5. Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan
permukiman.
6. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat
organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan
perumahan dan permukiman.
II - 25
Daftar isi
Contents
2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah .................................................................................................. 1
2.1.1 Batas Administrasi Wilayah ................................................................................................................. 1
2.1.2 Luas Wilayah Kab.Hulu Sungai Selatan ............................................................................................... 3
2.2 Potensi Wilyah Kabupaten Hulu sungai Selatan .......................................................................................... 4
2.3 Demografi Dan Urbanisasi ........................................................................................................................ 5
2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK serta Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 5 tahun kedepan ......................... 5
2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin.................................................................................................................. 7
2.4
Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten/ Kota. ............ 12
2.4.1
Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi ......................................................................... 12
2.4.2
Data pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk miskin.............................................................. 14
2.4.3
Data kondisi lingkungan strategis ................................................................................................... 15
2.4.4
Data Risiko Bencana Alam .......................................................................................................... 20
2.4.5
Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya ....................................... 21
II - 26
Daftar Tabel
TABEL II. 1 LUAS DAERAH MENURUT KECAMATAN KAB.HULU SUNGAI SELATAN ................................................... 3
TABEL II. 2 LOKASI DAYA TARIK WISATA KAB.HULU SUNGAI SELATAN ................................................................ 4
TABEL II. 3 JUMLAH PENDUDUK PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENURUT KECAMATAN DAN PROYEKSI 5 TAHUN
KEDEPAN ............................................................................................................................................... 6
TABEL II. 4 TINGKAT PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KEPADATAN, PROYEKSI 5 TAHUN ........................................ 7
TABEL II. 5 JUMLAH PENDUDUK MISKIN PER KECAMATAN .................................................................................. 8
TABEL II. 6 DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA DI
KAB.HSS (PERSEN) 2012-2015-BPS 2016 ........................................................................................... 12
TABEL II. 7 LAJU PDRB ATAS DASAR HRG KONSTAN 2010 MENURUT LAPANGAN USAHA DI KAB.HSS (%) 20122015 –BPS 2016 ................................................................................................................................ 13
TABEL II. 8 GARIS KEMISKINAN DAN PENDUDUK MISKIN DI KAB.HULU SUNGAI SELATAN 2010-2015, BPS 2016... 14
TABEL II. 9 LUAS DAERAH MENURUT KETINGGIAN DARI PERMUKAAN LAUT,2015 ............................................... 15
TABEL II. 10 LUAS DAERAH MENURUT KLAS KEMIRINGAN,2015 ....................................................................... 16
TABEL II. 12 KELEMBABAN UDARA SETIAP BULAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2015 ............... 19
TABEL II. 13 KEADAAN SUHU UDARA SETIAP BULAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2015............ 19
TABEL II. 14 SANDINGAN CAPAIAN PENYEDIAN AKSES AIR MINUM KAB.HULU SUNGAI SELATAN : ......................... 24
TABEL II. 15 SANDINGAN CAPAIAN PENGURANGAN KUMUH PERKOTAAN KAB.HULU SUNGAI SELATAN.................... 24
TABEL II. 16 SANDINGAN CAPAIAN PENANGANAN AKSES AIR LIMBAH KAB.HULU SUNGAI SELATAN....................... 25
TABEL II. 17 SANDINGAN CAPAIAN PENANGANAN ANGKUTAN SAMPAH KAB.HULU SUNGAI SELATAN ..................... 25
Daftar Peta
PETA II. 1 BATAS ADMINISTRASI KAB.HULU SUNGAI SELATAN ............................................................................ 2
PETA II. 2 GEOLOGI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN ................................................................................ 18
Daftar Grafik
GRAFIK II. 1 PROSENTASI LUAS WILAYAH KECAMATAN ....................................................................................... 3
GRAFIK II. 2 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KAB.HULU SUNGAI SELATAN 2010-2014, BPS 2016 ................ 15
II - 27
PROFIL KABUPATEN HULU
SUNGAI SELATAN
2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah
2.1.1 Batas Administrasi Wilayah
Berdasarkan data Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam
Angka Tahun 2013, secara
astronomis Kabupaten Hulu Sungai Selatan terletak di antara 02O29’59’’ – 02O56’10’’ Lintang Selatan
dan 114O51’19’’ – 115O36’19’’ bujur Timur. Batas wilayah administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sebelah Selatan
: Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar
Sebelah Timur
: Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah
Bumbu
Sebelah Barat
: Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin
Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah salah satu kabupaten dari 13 (tiga belas) kabupaten/kota
di Propinsi Kalimantan Selatan yang terletak 135 Km persis ke arah bagian utara ibu kota Provinsi
Kalimantan Selatan. Kabupaten yang beribukota di Kandangan ini memiliki 11 (sebelas) Kecamatan
yaitu Kecamatan Padang Batung, Loksado, Telaga Langsat, Angkinang, Kandangan, Sungai Raya,
Simpur, Kalumpang, Daha Selatan, Daha Utara dan Daha Barat.
Berikut batas wilayah administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat di lihat sebagai berikut :
II - 1
Peta II. 1 Batas Administrasi Kab.Hulu Sungai Selatan
II - 2
2.1.2 Luas Wilayah Kab.Hulu Sungai Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki luas wilayah sebesar 1.804,94 km2 atau 180,494 Ha.
Kecamatan Loksado merupakan kecamatan terluas yaitu memiliki luas 338,89 km 2 atau mencakup
18,78 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sedangkan Kecamatan Telaga
Langsat memiliki luas wilayah terkecil sebesar 58,08 Km2 atau hanya 3,22 persen dari wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Berturut – turut dari kecamatan terluas setelah Loksado adalah Daha
Selatan, Daha Utara, Padang Batung, Daha Barat, Kalumpang, Kandangan, Simpur, Sungai Raya,
Angkinang dan Telaga Langsat(Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka, 2015).
Tabel II. 1 Luas Daerah Menurut Kecamatan Kab.Hulu Sungai Selatan
No
2015
Kecamatan
Luas
(Km2)
Persentase (%)
1.
Padang Batung
203,93
11,30
2.
Loksado
338,89
18,78
3.
Telaga Langsat
58,08
3,22
4.
Angkinang
58,40
3,24
5.
Kandangan
106,71
5,91
6.
Sungai Raya
80,96
4,49
7.
Simpur
82,35
4,56
8.
Kalumpang
135,07
7,48
9.
Daha Selatan
322,82
17,88
10.
Daha Utara
268,11
14,85
11.
Daha Barat
149,62
8,29
Hulu Sungai Selatan
1.804,94
100,00
Kalimantan Selatan
37.530,52
4,81
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
Prosentase Luas Wilayah
Daha Barat
8.29%
Padang Batung
11.30%
Daha Utara
14.85%
Loksado
18.78%
Daha Selatan
17.88%
Kalumpang
7.48%
Telaga
Langsat
3.22%
Simpur
4.56%
Sungai Raya
4.49%
Angkinang
3.24%
Kandangan
5.91%
Grafik II. 1 Prosentasi luas Wilayah Kecamatan
II - 3
Dari tabel diatas terlihat besar kecila luas wilayah kecamatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, terluas
kecamatan adalah Kecamatan Loksado sebesar 338,89 Km2 atau 18,78% dari luas wilayah Kabupaten
Hulu Sungai Selatan dan terkecil Kecamatan Telaga Langsat sebesar 58,08 Km2 atau 3,22% dari luas
wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
2.2 Potensi Wilyah Kabupaten Hulu sungai Selatan
Potensi wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan sungguh luar biasa merupakan anugerah
didukung dalam Pembangunan, diantaranya sebagai berikut :
1. Sosial budaya yakni kehidupan masyarakat agamis yang harmonis, saling toleransi dan
bekerjasama sehingga mendukung laju pembangunan.
2. Kota Kandangan juga sebagai salah satu pusat perdagangan dan jasa di wilayah Banua Anam
sehingga tumbuh ekonomi kreatif masyarakat kawasan-kawasan industri usaha kewirausahaan
sesuai potensi Kabupaten Hulu Selatan seperti ;
-
Sentral industry rumah tangga Dodol Asli kandangan pada Kawasan Kec. Simpur, Kec. Sungai
Raya dan Kec. Kandangan’
-
Sentral Industri kerupuk pada kawasan di Bamban Utara Kecamatan Angkinang,
-
Sentral industri ikan kering pada kawasan Desa Bangkau Kec. Kandangan, Desa Bago Tanggul
Kecamatan Kalumpang dan Desa Muning dan Desa Muning Baru Kec. Daha Selatan
3. Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pariwisata
sebagai salah satu alternatif daerah tujuan wisata unggulan Kalimantan Selatan maupun Nasional
karena keanekaragaman obyek wisata yang dimilikinya. Daya Tarik Wisata (DTW) di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan ini meliputi keseluruhan potensi atraksi atau sumberdaya wisata, baik berupa
sumberdaya wisata alam (antara lain: hutan, air terjun, sungai, pegunungan, flora, dan sebagainya)
maupun budaya (antara lain: bangunan bersejarah, makam, adat-istiadat dan tradisi, dan
sebagainya), serta potensi lainnya yang dapat dikembangkan untuk menarik kunjungan wisatawan
bailk nusantara maupun mancanegara, sebagai berikut :
Tabel II. 2 Lokasi Daya Tarik Wisata Kab.Hulu Sungai Selatan
No
Nama Objek Wisata
Lokasi
Jarak dari
Kabupaten
1
Air Terjun Uring
Desa Kamawakan Kec. Loksado
53 Km
2
Air Terjun Haratai
Desa Haratai Kec. Loksado
46 Km
3
4
Air Terjun Tangkaramin
Air Terjun Tinggiran Hayam
Desa Malinau Kec. Loksado
Desa Kamawakan Kec.Loksado
36 Km
51 Km
II - 4
No
Nama Objek Wisata
Lokasi
Jarak dari
Kabupaten
5
Riam Anai
Desa Lok Lahung Kec.Loksado
42 Km
6
Goa Berangin dan Delta Alam DAM
Amandit
Desa Malutu Kec.Padang Batung
14 Km
7
Danau Bangkau
Desa Bangkau Kec. Kandangan
9 Km
8
9
Goa Mandala
Sumber Air Panas Batu Bini
Desa Mandala Kec. Telaga
Langsat
Desa Batu Bini Kec. Padang
Batung
14 Km
9 Km
10
Air Terjun Kilat Api
Desa Tanuhi Kec. Tanuhi
33 Km
11
Telaga Bidadari
Desa Hamalau Kec. Sungai Raya
4 Km
12
13
14
Gunung Kantawan
Pemandangan Alam Bendungan
Wisata Alam Loksado
Desa Lumpangi Kecamatan
Loksado
Desa Mandala Kec. Telaga
Langsat
Desa Loksado Kec. Loksado
30 Km
14 Km
35 Km
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2013
4. Kabupaten Hulu Sungai Selatan sudah memiliki waduk Amandit dengan jaringan irigasinya sehingga
dengan optimilisasi waduk Amandit Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada untuk pengembangan
pusat kawasan agropolitan yang meliputi pusat kawasan agropolitan dataran koridor Kandangan;
pusat kawasan agropolitan dataran koridor Angkinang; pusat kawasan agropolitan koridor
pegunungan termasuk waduk Amandit dan pusat kawasan agropolitan kawasan sungai dan rawa
yang ditandai dengan peningkatan produksi komoditas unggulan; peningkatan perikanan;
perkebunan dan peternakan serta pariwisata untuk memperoleh nilai tambah dengan tetap
berorientasi pada pasar .
Kegiatan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya pada pengembangan wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, membawa konsekwensi terhadap kebutuhan infrastruktur penunjang
yang semakin meningkat dalam upaya mewujudkan pengembangan pembangunan Kota dan desa
Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang saling keterkaitan kota dan desa yang mampu melayani proses
transaksi barang dan jasa baik pada lingkup regional Kabupaten Hulu Sungai Selatan maupun
interegional dengan daerah-daerah lainnya yang berdekatan.
2.3 Demografi Dan Urbanisasi
2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK serta Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 5 tahun kedepan
II - 5
Tabel II. 3 Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kecamatan dan Proyeksi 5 tahun kedepan
II - 6
Pada tabel II.4 tahun 2016 Kecamatan Daha barat yang merupakan nilai indeks tertinggi untuk
tingkat pertumbuhan penduduknya yaitu dengan nilai 1,49%. Selain itu terdapat pula nilai kepadatan
penduduk tertinggi pada tahun 2016 yaitu Kecamatan Kandangan dengan nilai 4,64 orang/Ha.
Tabel II. 4 Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan, Proyeksi 5 Tahun
2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin
Persoalan kemiskinan, pada tabel berikut menunjukkan bahwa jumlah penduduk termiskin
terbanyak ada di Kecamatan Daha Selatan yaitu sebesar 3.752 KK sementara yang paling sedikit
terdapat di Kecamatan Daha Barat sebesar 513 KK, jika diproyeksikan terhadap jumlah penduduk
keseluruhan Kabupaten Hulu Sungai Selatan maka masih terdapat 6,08 % penduduk miskin yang harus
dituntaskan.
II - 7
Tabel II. 5 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
Nama Kecamatan
Nama desa/ Kelurahan
Padang Batung
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
1.027
Batu bini
117
Batu laki
57
Durian rabung
22
Jalatang
39
Jambu hulu
69
Jembatan merah
32
Kaliring
64
Karang jawa
59
Karang jawa muka
37
Madang
37
Malilingin
49
Malutu
61
Mawangi
72
Padang batung
32
Pahampangan
81
Pandulangan
119
Tabihi
80
Loksado
803
Halunuk
77
Haratai
101
Hulu banyu
132
Kamawakan
37
Lok lahung
20
Loksado
28
Lumpangi
75
Malinau
107
Muara ulang
99
Panggungan
31
Tumingki
96
Telaga Langsat
864
Ambutun
59
Gumbil
112
Hamak
45
Hamak timur
73
Hamak utara
75
Lok binuang
96
Longawang
60
II - 8
Nama Kecamatan
Nama desa/ Kelurahan
Mandala
105
Pakuan timur
98
Pandulangan
62
Talaga langsat
79
Angkinang
1.290
Angkinang
126
Angkinang selatan
37
Bakarung
155
Bamban
110
Bamban selatan
74
Bamban utara
106
Kayu abang
174
Taniran kubah
147
Taniran selatan
104
Tawia
125
Telaga silisili
132
Kandangan
Kandangan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
2.318
Amawang kanan
129
Amawang kiri
219
Amawang kiri muka
70
Baluti
109
Bangkau
125
Bariang
60
Gambah dalam
114
Gambar dalam barat
108
Gambah luar
47
Gambah luar muka
62
Jambu hilir
184
Kandangan barat
193
Kandangan kota
239
Kandngan utara
45
Lungau
206
Sungai kupang
283
Sungai paring
88
Tibung raya
37
Sungai Raya
1.096
Asam
78
Baru
53
Batang kulur kanan
41
Batang kulur kiri
32
II - 9
Nama Kecamatan
Nama desa/ Kelurahan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Batang kulur kanan
25
Bumi barkat
46
Hamalau
44
Hariti
23
Ida manggala
60
Karasikan
65
Paring angung
67
Sarang halang
69
Sungai kali
21
Sungai raya selatan
72
Sungai raya utara
81
Tamiyang
88
Tanah bangkang
106
Telaga bidadari
125
Simpur
1.198
Amparaya
102
Garunggang
69
Kapuh
128
Panjampang bahagia
103
Pantai ulin
180
Simpur
76
Tebing tinggi
69
Ulin
156
Wasah hilir
140
Wasah hulu
77
Wasah tengah
98
Kalumpang
663
Bago tanggul
65
Balanti
71
Balimau
72
Kalumpang
96
Karang bulan
72
Karang paci
92
Sirih
81
Sirih hulu
58
Tamingkar
56
Daha Selatan
3.752
Banjarbaru
252
Banua hanyar
251
Barujaya
664
II - 10
Nama Kecamatan
Nama desa/ Kelurahan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Bayanan
178
Habirau
170
Habirau tengah
115
Muning baru
117
Munig dalam
32
Muning tengah
146
Pandan sari
140
Pariki
178
Pihanin raya
277
Samuda
400
Sungai pinang
149
Tambangan
479
Tumbukan banyu
204
Daha Barat
513
Badaun
39
Bajayau
65
Bajayau lama
77
Bajayau tengah
80
Baru
91
Siang gantung
74
Tanjung selor
87
Daha Utara
1842
Baruh kembang
107
Belah paikat
95
Akurung
125
Hamayung
150
Hamayung utara
111
Mandala murung mesjid
72
Murung raya
125
Paharangan
114
Pakan dalam
112
Pakapuran kecil
160
Pandak daun
34
Panggandingan
53
Paramayan
134
Pasungkan
60
Sungai garuda
81
Sungai mandala
93
Taluk haur
88
Tambak bitin
36
II - 11
Nama Kecamatan
Nama desa/ Kelurahan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Taluk labak
Total
92
15.366
Sumber : Dinas Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan
2.4
Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten/
Kota.
Beberapa isu strategis terkait sosial ekonomi dan lingkungan sebagai berikut:
2.4.1 Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi
Struktur ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan ditunjukan dengan PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) 2015 masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Sektor ini
mempengaruhi sekitar 27,22% (Tabel II.6).
Tabel II. 6 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di
Kab.HSS (Persen) 2012-2015-BPS 2016
II - 12
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2015 sebesar 6,06% (Tabel II.7)
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya 5,79%, sementara laju pertumbuhan ekonomi
Provinsi kalimantan Selatan tumbuh ditahun 2015 sebesar 3,84%.
Tabel II. 7 Laju PDRB atas Dasar Hrg Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kab.HSS (%) 20122015 –BPS 2016
Jika dicermati lebih jauh lagi, kondisi ekonomi makro tersebut diatas didorong pengembangan
sumber daya alam seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan banyak menyerap tenaga kerja
sebesar 40,16% (BPS Kab.HSS 2015) dan sumber daya manusia yang dimiliki Kabupaten Hulu sungai
II - 13
Selatan serta tingkat investasi yang masuk ke wilayah Kabupaten Hulu sungai Selatan terutama akses
Prasarana dan sarana bidang Cipta Karya penunjang dalam mengembangkan ekonomi Kabupaten
Hulu sungai Selatan. Disamping itu juga sumber daya alam tersebut akan dapat dioptimalkan
dimanfaatannya bilamana sumberdaya manusia di Kabupaten Hulu sungai Selatan mampu
memanfaatkan dan mengelolanya demi peningkatan taraf perekonomian maupun tingkat kesejahteraan
masyarakat.
2.4.2
Data pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk miskin
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan
dibawah garis kemiskinan yakni nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan
dengan 2.100 kkalori perkapita per hari.
Tabel II. 8 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kab.Hulu Sungai Selatan 2010-2015, BPS
2016
II - 14
Grafik II. 2 Persentase Penduduk Miskin Di Kab.Hulu Sungai Selatan 2010-2014, BPS 2016
Garis kemiskinan Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2014 menyentuh angka
Rp.351.691 dengan persentase penduduk miskin sebesar 6,77%.
2.4.3
Data kondisi lingkungan strategis
A. Kondisi Topografi
Lebih dari separuh wilayah Kabupaten Hulu Sungai berada di kelas ketinggian 0 – 7 meter dan di
kemiringan 0 – 2 persen.Menurut kelas ketinggian dari permukaan laut 58,3 persen wilayah Kabupaten
Hulu Sungai Selatan berada pada ketinggian 0-7 meter dan hanya 0,9 persen berada pada ketinggian di
atas 1.000 meter.
Berdasarkan kemiringannya 70,95 persen wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan berada pada
kelas kemiringan 0 – 2 persen. Sedangkan 6,99 persen wilayah berada pada kemiringan lebih dari 40
persen.(Hulu Sungai Selatan dalam angka 2013). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel :
Tabel II. 9 Luas Daerah Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut,2015
No
Kelas Ketinggian
Luas (Ha)
Persentase (%)
1.
0–7m
105.198
58,3
2.
7 – 25 m
18.254
10,1
II - 15
No
Kelas Ketinggian
Luas (Ha)
Persentase (%)
3.
25 – 100 m
16.590
9,2
4.
100 – 500 m
27.546
25,3
5.
500 – 1.000 m
11.226
6,2
6.
> 1.000 m
1.680
0,9
180.494
100
Jumlah
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
Daerah dengan ketinggian di atas 25 meter dimulai dari wilayah Kecamatan Padang Batung, Telaga
Langsat, Angkinang, dan Sungai Raya mengarah kesebelah timur. Wilayah yang paling luas adalah
wilayah dengan klasifikasi ketinggian antara 0 sampai 7 meter, dengan persentase mencapai 58,3 %.
Sedangkan wilayah ketinggian yang paling sempit adalah wilayah dengan klasifikasi ketinggian di atas
1000 meter dengan persentase 0,9% yang hanya terdapat di Kecamatan Loksado.
Sesuai dengan konfigurasi medannya, maka wilayah sebelah barat didominasi oleh daerah genangan
(rawa) atau persawahan. Daerah ini meliputi Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, dan
sedikit wilayah Kecamatan Kalumpang dan Angkinang. Sedangkan wilayah sebelah timur terutama
Kecamatan Loksado umumnya berupa hutan yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman keras (tahunan).
Tabel II. 10 Luas Daerah Menurut Klas Kemiringan,2015
No
Kelas Kemiringan
Luas (Ha)
Persentase (%)
1.
0–2%
128.057
70,95
2.
2- 15 %
20.737
11,49
3.
15 – 40 %
19.090
10,58
4.
> 40 %
12.610
6,99
180.494
100
Jumlah
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
B. Kondisi Geologi
Daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi empat satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi
Pendaratan, Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Landai, Satuan Perbukitan Berelief Sedang dan
Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Terjal.
• Satuan Geomorfologi Pendaratan ( kemiringan lereng < 3º ), yaitu terletak pada elevasi antara 0 – 50 m
d.m.l dengan luas sekitar 65%, utamanya disusun oleh batuan alluvial, endapan rawa dan sebagian
endapan sungai. Daerah ini meliputi Kecamatan-kecmatan Daha Utara, Daha Selatan, Kalumpang,
Simpur, Sungai Raya, Angkinang dan Kandangan.
II - 16
• Satuan Geomorfologi Perbukitan Berilief Landai ( kemiringan lereng 3º - 17º), umumnya mencapai
elevasi 50 – 100 m, tersebar di sebagian daerah Kecamatan Kandangan, Padang Batung, Telaga
Langsat dan Sungai Raya.
• Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Sedang ( kemiringan lereng
17º - 36º ), menempati
daerah dengan elevasi 100 – 300 m, tersebar di daerah Kecamatan Telaga Langsat, Padang Batung
dan Loksado.
• Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Terjal ( kemiringan lereng > 36º), menempati daerah dengan
elevasi > 300 m, tersebar di daerah Kecamatan Loksado.
Secara regional, daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan bagian dari Cekungan Barito
yang terbentuk pada Kala Eosen-Oligosen, pada kala itu terjadi penurunan daratan yang mengakibatkan
genangan air laut (Transgresi). Satuan batuan yang terdapat di daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
(Heryanto, R dan Sanyoto, P, 1994), dikelompokan dalam Formasi batuan dari yang paling tua ke muda
adalah sebagai Berikut : Batuan tertua adalah Batuan Granit yang merupakan gabungan granodiorit dan
diorite berumur Kapur Awal. Batuan Gunung api Haruyan merupakan breksi gunungapi dan lava basal,
berumur Kapur Akhir. Batuan granit dari Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai
Tengah sampai ke Tabalong.
Morfologi Kabupaten Hulu Sungai Selatan sekitar 65% merupakan daerah dataran, hal ini sangat
riskan akan terjadi bencana banjir disebabkan daerah hulu dari Sungai Amandit yaitu daerah Loksado
merupakan hutan yang kian lama akan semakin gundul karena banyak penebangan kayu yang kurang
terkontrol.
Mengingat daerah Kecamatan Loksado dan sebagian wilayah Kecamatan Padang Batung merupakan
daerah dengan Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Sedang hingga Terjal yaitu dengan kemiringan
lereng mencapai > 36º, maka sering terjadi bencana tanah longsor yang sangat berbahaya terutama dekat
dengan pemukiman dan jalan penghubung antar desa. Disarankan agar perluasan pemukiman tidak
menempati daerah berlereng terjal serta pembukaan lahan pertanian/perkebunan harus memperlihatkan
faktor kemiringan lereng dan daerah resapan air tanah.
II - 17
Peta II. 2 Geologi Kabupaten Hulu Sungai Selatan
II - 18
C. Kondisi Klimatogi
C.1 Kelembaban Udara
Sepanjang tahun 2012 kelembaban udara terendah terjadi pada bulan September (48 %) dan
tertinggi pada bulan Agustus (98 %). Rata-rata kelembaban udara berkisar antara 74,8 persen sampai
dengan 89,3 persen. Kelembaban Udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel II. 11 Kelembaban Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015
Kelembaban Udara (%)
No
Bulan
Minimum
Maksimum
Rata-rata
1
Januari
60
93,3
83,3
2
Februari
62
91,75
84,3
3
Maret
61
98
80
4
April
62
92,3
74,8
5
Mei
59
96,5
89,3
6
Juni
60
93,5
84,5
7
Juli
53
91,5
81,6
8
Agustus
50
98
77,8
9
September
48
95,8
80
10
Oktober
50
93,8
84,4
11
November
60
92
86,9
12
Desember
65
93,3
85,3
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
C.2 Suhu Udara
Sepanjang tahun 2012 suhu udara terendah terjadi pada bulan maret (33,2 0C) dan tertinggi pada
bulan Mei (19,1 0C) rata-rata suhu udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan berkisar antara 27°C –
28,7°C. Keadaan Suhu Udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.9
Tabel II. 12 Keadaan Suhu Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015
Suhu (0C)
No
Bulan
Maksimun
Minimun
Rata-rata
1
Januari
33,9
16,9
28,7
2
Februari
34
18
28,4
3
Maret
33,2
18,4
28,1
4
April
34
18,4
28,6
II - 19
Suhu (0C)
No
Bulan
Maksimun
Minimun
Rata-rata
5
Mei
34,2
19,1
27,3
6
Juni
34,4
19
27,1
7
Juli
34,7
18,6
28,2
8
Agustus
34
18
27,8
9
September
34,2
19
28,5
10
Oktober
33,7
19
27,8
11
November
34,6
18,6
27
12
Desember
34
19
27,7
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
2.4.4
Data Risiko Bencana Alam
Bencana Banjir
Bencana Longsor
a. Kec. Loksado di Desa Hulu Banyu
b. Kec. Padang Batung di desa Batu Laki
a. Kec. Kandangan
1 . Desa Jambu Hilir
c. Kec. Telaga Langsat di Desa Hamak dan 2 . Desa Baluti
Hamak Utara
3 . Desa Sungai Kupang
4 . Desa Sungai Paring
5 . Desa Lungau
b. Kec.Kalumpang
1. Desa kalumpang
2. Desa Karang Paci
3. Desa Balanti
4. Desa Balimau
c. Kec. Angkinang
1. Desa Telaga Sili-sili
2. Desa Sungai Hanyar
3. Desa Angkinang
4. Desa Angkinang selatan
5. Desa Bakarung
d. Kec. Sungai Raya :
II - 20
Bencana Banjir
Bencana Longsor
1. Desa Sungai Raya Selatan
2. Desa Tanah Bangkang
3. Desa Ida Manggala
e. Kec. Padang Batung :
1. Desa Malutu
2. Desa Batu Laki
3. Desa Malilingin
4. Desa Jelatang
5. Desa Batu Bini
6. Desa Karang Jawa Muka
f. Kec. Telaga Langsat :
1. Desa Mandala
2. Desa Lok Binuang
3. Desa Pakuan Timur
4. Desa Gumbil
g. Kec. Daha Selatan
h. Kec. Daha Utara
i. Kec. Daha Barat
Sumber : RPJMD 2014-2018,Bab.2 Kab.HSS, 2013
2.4.5 Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya
1. Kawasan Strategis ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan pada Kab.Hulu Sungai Selatan (dok.RPIJMD
Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021) :
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdapat di Rawa Batang Banyu meliputi:
1. Kecamatan Daha Selatan;
2. Kecamatan Daha Utara; dan Kalumpang
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan terdapat di kawasan tertentu
Pegunungan Meratus.
2. Kawasan strategis Kabupaten (KSK) Hulu sungai Selatan (berdasar Perda RTRW Kab.Hulu Sungai
Tahun 2013-2031 No.03 Tahun 2014 ), sebagai berikut :
2.A. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
II - 21
Kawasan Strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan adalah :
1.
Kawasan Ekonomi Sungai Terpadu (Perdagangan, Industri dan Jasa) yang berada di Kawasan
Negara meliputi:
a. Pengembangan Transportasi Sungai
i. Mengembangkan Bus Air Antar Kabupaten di kawasan rawa
ii. Meningkatkan Pengerukan Alur Sungai Negara (terutama arah sungai Batang Alai)
b. Pengembangan Pusat Niaga Kawasan Sungai dan Rawa
i. Meningkatkan Pembangunan Pertokoan di Pusat Ekonomi Aliran Sungai
ii. Mengembangkan Pasar Kawasan Sungai
c. Pengembangan Pusat Industri Alat-Alat Pertanian dan Kerajinan Rumah Tangga :
i. Mengembangkan Pusat Pengecoran Logam (Bijih Besi, Kuningan, Aluminium)
ii. Mengembangkan Pusat Rekayasa dan Produksi Alat-Alat Pertanian dan Kerajinan
Logam Lainnya
iii. Mengembangkan Industri Pembakaran Tanah/Keramik (terutama Anglo/Kompor Briket
Batu Bara)
d. Pengembangan Pusat Pelayanan Jasa Lainnya :
i. Membangun RSUD di Kawasan Daha
ii. Mengembangkan Usaha Perbengkelan dan Dok Kapal Sungai
2. Kota Transit Terpadu dan Kandangan Baru di koridor Jl. HM. Yusi---Jl. Al.Falah---Bundaran
Hamalau;
3. Kawasan Strategis Pariwisata Terpadu di Kecamatan Loksado, yang merupakan kawasan
strategis dari sudut kepentingan ekonomi.
4. Pusat Kawasan Agropilitan ditetapkan sebanyak 4 (empat) Pusat Kawasan yakni :
a. Pusat Agropolitan Kawsan Dataran Koridor Kandangan meliputi sebahagian Kecamatan
Kandangan sebelah Barat dan Timur, Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Padang
Batung sebelah Barat, Kecamatan Simpur dengan unit agropolitan:
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Sungai Kupang;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Kapuh;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Sungai Raya.
b. Pusat Agropolitan Kawasan Dataran Koridor Angkinang meliputi sebahagian Kecamatan
Kandangan sebelah timur dan utara, Kecamatan Angkinang, Kecamatan Telaga Langsat
dan Kecamatan Padang Batung sebelah utara dengan unit agropolitan:
II - 22
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Taniran;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Telaga Langsat;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Bamban.
c. Pusat Agropolitan Kawasan Pegunungan Koridor Lumpangi meliputi Kecamatan Loksado,
sebahagian Kecamatan Padang Batung sebelah timur dan selatan dan Kecamatan Telaga
Langsat sebelah selatan dengan unit agropolitan:
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Loksado;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Padang Batung.
d. Pusat Agropolitan Kasawan Rawa (Ekonomi Sungai) Koridor Pasar Negara meliputi
Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, sebahagian Kalumpang dan
sebahagian Kecamatan Kandangan sebelah utara
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Hamayung;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Kalumpang;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Bajayau;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Muning;
Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Penggandingan
2.B Kawasan Strategis Untuk Kepentingan Sosial – Budaya
Kawasan Strategis sosial budaya yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah :
1. Kawasan Pariwisata Alam di Kecamatan Loksado;
2. Kawasan Pariwisata Kerbau Rawa Kecamatan Daha Utara dan Kecamatan Daha Barat.
3. industri propeler berada di Desa Penggadingan dan Desa Pekapuran Kecil Kecamatan
Daha Utara;
4. Industri Dodol Kandangan meliputi Kecamatan Simpur, Kecamatan Sungai Raya, dan
Kecamatan Kandangan.
2.C Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup
Kawasan Strategis penyelamatan lingkungan hidup yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan terdiri dari kawasan strategis penyelamatan kawasan strategis lingkungan hidup
kabupaten, adapun sebagai berikut :
1.
Kawasan Rawan Banjir
2.
Hutan lindung di Kecamatan Loksado; dan
3.
Kawasan danau bangkau di Kecamatan Daha Selatan.
II - 23
3. Tingkat kesenjangan (gap) capaian penyedian akses air minum Kabupaten Hulu Sungai Selatan
tahun 2016 baru mencapai sebesar 66,14% , capaian penanganan pengurangan luas kumuh
perkotaan Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2016 tersisa sebesar 1,50% dan penanganan sanitasi
(Akses Air Limbah SNI) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2016 baru mencapai sebesar 5,20%.
Jika disandingkan terhadap rencana Aksi Daerah (RAD) target universal akses 100-0-100
RPJMN 2015-2019 terjadi gap capaian cukup besar sehingga perlu kolaborasi perencanaan pusat,
Pemerintah Daerah dan swasta dalam perencanaan program dan pelaksanaan dalam bentuk
dukungan sistim pembinaan pengembangan dan dukungan pembangunan berbasis pemberdayaan
serta dukungan pembangunan akses prasarana dan saran berdampak peningkatan pencapaian
pelayanan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sebagai berikut :
Tabel II. 13 Sandingan Capaian Penyedian Akses Air Minum Kab.Hulu sungai Selatan :
No
1
2
3
Rencana Target
RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
PROV.KALSEL 2016-2021)
RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019Kab.HSS,2016)
Exiting Capaian KAB.HSS (Data
satgas
Kab.Hulu
Sungai
Selatan,2016)
Tahun
2015 (%)
Tahun
2016
(%)
Tahun
2017
(%)
Tahun
2018
(%)
Tahun
2019
(%)
66,09
72,22
77,53
82,4
87,71
65,25
71,24
76,8
83
89,53
63,96
66,14
-
-
-
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
Tabel II. 14 Sandingan Capaian pengurangan kumuh perkotaan Kab.Hulu sungai Selatan
No
1
2
3
Rencana Target
RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
PROV.KALSEL 2016-2021)
RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019Kab.HSS,2016)
Exiting Capaian KAB.HSS (Data
satgas
Kab.Hulu
Sungai
Selatan,2016)
Tahun
2015 (%)
Tahun
2016
(%)
Tahun
2017
(%)
Tahun
2018
(%)
Tahun
2019
(%)
9,20
7,70
6,20
4,70
3,20
0,80
0,60
0,60
0,50
0,50
1,80
1,50
-
-
-
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
II - 24
Tabel II. 15 Sandingan Capaian Penanganan Akses Air Limbah Kab.Hulu sungai Selatan
No
1
2
3
Rencana Target
RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
PROV.KALSEL 2016-2021)
RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019Kab.HSS,2016)
Exiting Capaian KAB.HSS (Data
satgas
Kab.Hulu
Sungai
Selatan,2016)
Tahun
2015 (%)
Tahun
2016
(%)
Tahun
2017
(%)
Tahun
2018
(%)
Tahun
2019
(%)
28,5
33,83
38,75
44,12
51,12
61,29
61,29
61,50
62,00
62,50
2,93
5,2
-
-
-
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
Tabel II. 16 Sandingan Capaian Penanganan Angkutan Sampah Kab.Hulu sungai Selatan
No
1
2
3
Rencana Target
RAD RPJMD PROV (Dok.RPJMD
PROV.KALSEL 2016-2021)
RAD KAB.HSS Thd universal Akses
(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019Kab.HSS,2016)
Exiting Capaian KAB.HSS (Data
satgas
Kab.Hulu
Sungai
Selatan,2016)
Tahun
2015 (%)
Tahun
2016
(%)
Tahun
2017
(%)
Tahun
2018
(%)
Tahun
2019
(%)
47,13
49,23
51,27
54,91
47,13
50
62
75
87
100
89,74
93,14
-
-
-
Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016
4. Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun antara lain ;
- Terjadinya Idle capacity sehingga perlu meningkatkan sambungan rumah (SR) dalam rangka
mengurangi idle capasity pelayanan air minum maupun mengurangi idle capasity akses
penanganan air limbah.
- Memperkuat sistim kelembagaan pelayanan infrastruktur terbangun dan;
- Membantu proses serah terima hibah aset Barang Milik Negara (BMN) infrastruktur APBN yang
terbangun di Kabupaten dengan diserah terima ke Pemerintah Daerah Kabupaten menjadi aset
barang Pemda Kabupaten sehingga dapat dimanfaatkan Pemerintah Daerah dan dapat dilakukan
pemeliharaan dengan menyediakan dana operational maintance (OM).
5. Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan
permukiman.
6. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat
organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan
perumahan dan permukiman.
II - 25
Daftar isi
Contents
2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah .................................................................................................. 1
2.1.1 Batas Administrasi Wilayah ................................................................................................................. 1
2.1.2 Luas Wilayah Kab.Hulu Sungai Selatan ............................................................................................... 3
2.2 Potensi Wilyah Kabupaten Hulu sungai Selatan .......................................................................................... 4
2.3 Demografi Dan Urbanisasi ........................................................................................................................ 5
2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK serta Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 5 tahun kedepan ......................... 5
2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin.................................................................................................................. 7
2.4
Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten/ Kota. ............ 12
2.4.1
Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi ......................................................................... 12
2.4.2
Data pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk miskin.............................................................. 14
2.4.3
Data kondisi lingkungan strategis ................................................................................................... 15
2.4.4
Data Risiko Bencana Alam .......................................................................................................... 20
2.4.5
Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya ....................................... 21
II - 26
Daftar Tabel
TABEL II. 1 LUAS DAERAH MENURUT KECAMATAN KAB.HULU SUNGAI SELATAN ................................................... 3
TABEL II. 2 LOKASI DAYA TARIK WISATA KAB.HULU SUNGAI SELATAN ................................................................ 4
TABEL II. 3 JUMLAH PENDUDUK PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENURUT KECAMATAN DAN PROYEKSI 5 TAHUN
KEDEPAN ............................................................................................................................................... 6
TABEL II. 4 TINGKAT PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KEPADATAN, PROYEKSI 5 TAHUN ........................................ 7
TABEL II. 5 JUMLAH PENDUDUK MISKIN PER KECAMATAN .................................................................................. 8
TABEL II. 6 DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA DI
KAB.HSS (PERSEN) 2012-2015-BPS 2016 ........................................................................................... 12
TABEL II. 7 LAJU PDRB ATAS DASAR HRG KONSTAN 2010 MENURUT LAPANGAN USAHA DI KAB.HSS (%) 20122015 –BPS 2016 ................................................................................................................................ 13
TABEL II. 8 GARIS KEMISKINAN DAN PENDUDUK MISKIN DI KAB.HULU SUNGAI SELATAN 2010-2015, BPS 2016... 14
TABEL II. 9 LUAS DAERAH MENURUT KETINGGIAN DARI PERMUKAAN LAUT,2015 ............................................... 15
TABEL II. 10 LUAS DAERAH MENURUT KLAS KEMIRINGAN,2015 ....................................................................... 16
TABEL II. 12 KELEMBABAN UDARA SETIAP BULAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2015 ............... 19
TABEL II. 13 KEADAAN SUHU UDARA SETIAP BULAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2015............ 19
TABEL II. 14 SANDINGAN CAPAIAN PENYEDIAN AKSES AIR MINUM KAB.HULU SUNGAI SELATAN : ......................... 24
TABEL II. 15 SANDINGAN CAPAIAN PENGURANGAN KUMUH PERKOTAAN KAB.HULU SUNGAI SELATAN.................... 24
TABEL II. 16 SANDINGAN CAPAIAN PENANGANAN AKSES AIR LIMBAH KAB.HULU SUNGAI SELATAN....................... 25
TABEL II. 17 SANDINGAN CAPAIAN PENANGANAN ANGKUTAN SAMPAH KAB.HULU SUNGAI SELATAN ..................... 25
Daftar Peta
PETA II. 1 BATAS ADMINISTRASI KAB.HULU SUNGAI SELATAN ............................................................................ 2
PETA II. 2 GEOLOGI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN ................................................................................ 18
Daftar Grafik
GRAFIK II. 1 PROSENTASI LUAS WILAYAH KECAMATAN ....................................................................................... 3
GRAFIK II. 2 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KAB.HULU SUNGAI SELATAN 2010-2014, BPS 2016 ................ 15
II - 27