2.1. Wilayah Administrasi - DOCRPIJM 1501391145BAB 2 PROFIL SBD 2016

BAB 2 PROFIL KABUPATEN

2.1. W ilayah Administrasi

  abupaten Sumba Bar at Daya membentang antar a 9°18’ – 10°20’ LS dan 118°55’ – 120°23’ BT. Dengan batas- batas wilayah geogr afis yaitu sebel ah Ti mur ber batasan dengan Kecamatan Tanah Righu, Kecamatan Loli dan Kecamatan Lamboya, dan Kabupaten Sumba Bar at. Bagian Bar at berbatasan dengan Samudr a Hindi a, sebelah

  K

  Utar a ber batasan dengan Samudr a Indonesia dan sebelah Selatan ber batasan dengan Samudr a Indonesia. Kabupaten Sumba Bar at Daya mempunyai luas wilayah dar atan mencapai 1.445,32

2 Km . Untuk akses dar i Ibukota Pr ovinsi ke Kabupaten Sumba Bar at Daya hanya dapat dijangkau menggunakan moda tr anspor tasi udar a dan laut.

  ter sebut dar i ibukota Provinsi hanya menggunakan transpor tasi dar at dan laut. Secar a administr asi pemer intahan wil ayah Kabupaten Sumba Bar at Daya sampai dengan tahun 2015 ter bagi dal am 11 Kecamatan dan 129 Desa/ Kelur ahan dengan Ibu Kota adalah Tambolaka yang terletak di Kecamatan Kota Tambolaka. Kondisi Topogr afi Kabupaten ini sebagian besar mer upakan kawasan ber bukit- bukit dengan kemiri ngan lebih dar i 140 yang l uasannya mencapai 50% dar i luas wi layah. Akses menuju Kabupaten ter sebut dar i ibukota Pr ovinsi hanya menggunakan tr anspor tasi dar at dan l aut.

  

Tabel dan peta berik ut ak an m enjelask an k ondisi Kabupaten Sum ba Barat Daya secara

geografis dan adm inistratif.

Tabel 2.1. Luas W ilayah menurut Kecamatan dan ibukota

NO KECAMATAN

  IBUKOTA LUAS WILAYAH (Km²) % Terhadap Wilayah

  1 Kodi Bangedo Walla Ndimu 73,22 5,07

  2 Kodi Balaghar Panenggo Ede 146,47 10,13

  3 Kodi Bondo Kodi 111,86 7,74

  4 Kodi Utara Kori 243,82 16,87

  5 Wewewa Selatan Tena Teke 174,14 12,05

  6 Wewewa Barat Waimangura 147,34 10,19

  7 Wewewa Timur Elopada 139,88 9,68

  8 Wewewa Tengah Ndapa Taka 109,67 7,59

  9 Wewewa Utara Palla 63,26 4,38

  10 Loura Karuni 138,51 9,58

  11 Kota Tambolaka Tambolaka 98,95 6,85 Sumba Barat Daya Tambolaka 1.445,32 100 Sumber SBD Dalam Angka 2016

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Sumba Barat D aya

2.2. POTENSI W ILAYAH

  Potensi wilayah meliputi kawasan per tanian, kawasan per ikanan, kawasan per kebunan, kawasan peter nakan, kawasan par iwisata, kawasan per mukiman dan kawasan per tambangan.

1. Pertanian

  Kodi Bangedo 307 1.950 3.130 504

  78

Tabel 2.2 .Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Sumba Barat D aya M enurut Komoditi dan Kecamatan Tahun 2015 Kecamatan Komoditi (Ton) Padi sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kacang Hijau

  Untuk sub sektor peternakan, populasi ternak besar yang diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Sumba Barat Daya adalah sapi, kuda dan kerbau yang tersebar di seluruh kecamatan. Di samping ternak besar masyarakat di Kabupaten Sumba Barat Daya juga mengusahakan ternak kecil dan unggas yaitu Kambing, Babi, itik/bebek dan Ayam. Berbagai jenis ternak besar yang diusahakan didominasi oleh ternak Sapi sedangkan ternak kecil adalah babi dan unggas adalah Ayam. Rincian

mengenai populasi ternak besar, kecil dan unggas menurut kecamatan disajikan dalam berikut :

  76 Sumba Barat Daya 7.720 14.318 25.329 1.617 112 121 327 Sumber ; Kabupaten Sumba Barat Daya dalam Angka 2016

  18

  6

  40 Loura 660 193 1.750 119 10 171 Kota Tambolaka 28 1.039 1.175 127

  20

  15 Wewewa Utara 25 275 2.716 107

  21

  54 Wewewa Tengah 833 565 1.289

  10 Kodi Balaghar 296 2.588 2.883

  Sub Sektor Tanaman Bahan M akanan ter dir i dar i kegiatan per tanian yang menghasi lkan komoditi padi, jagung, umbi- umbian, kacang- kacangan, sayur - sayur an, buah- buahan dan per tani an bahan makanan lainnya. Sub sektor tanaman pangan merupakan kontr ibutor ter besar terhadap PDRB sektor per tanian. Tanaman bahan makanan yang ditanam di Kabupaten Sumba Bar at Daya adalah Padi sawah dan Padi ladang, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jal ar , Kacang Tanah, Kacang Hijau. Dar i ber bagai tanaman bahan makanan yang pr oduksi tanaman ter tinggi adal ah jagung, di ikuti padi ladang dan padi sawah. Hal ini menunjukkan bahwa usaha per tani an tanaman pangan yang mendominasi adal ah jagung dan padi ladang yang ter sebar di selur uh kecamatan. Ur aian pr od pr oduksi tanaman pangan di Kabupaten Sumba Bar at Daya menurut kecamatan disaji kan dalam tabel ber ikut ini :

  17 Wewewa Timur 3.285 395 1.062

  5 Wewewa Barat 389 2.482 3.908

  5 Wewewa Selatan 1.871 1.443 2.054

  27

  11

  35 Kodi 946 1.825 433 Kodi Utara 26 2.442 3.532 111

  19

  72

  66

Tabel 2.3. Banyaknya Ternak Besar, Ternak Kecil dan Unggas Kecamatan di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2015 Kecamatan Populasi (Ekor) Sapi Potong

  2 Hutan Produksi tetap 13.833,14 60,19

Sumba Barat Daya 22.982,9 100,00

  3 Kodi 290 0,04 290,04

  32

  32

  2 Kodi Balaghar

  1 Kodi Bangedo 41 0,54 41,54

  (ton) No Kecamatan Ikan laut Perairan Darat Jumlah

Tabel 2.5. Produksi Perikanan menurut Jenis dan Kecamatan tahun 2015

  

Kegiatan dalam Sub Sektor Perikanan meliputi penangkapan, pembenihan, dan pembudidayaan

segala sejenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar maupun air asin. Jumlah

Produksi Perikanan terbesar adalah di kecamatan Loura diikuti Kodi dan Kecamatan Kota

Tambolaka. Secara lengkap produksi perikanan menurut sektor dan kecamatan disajikan pada tabel

berikut: .

  Sumber ; Kabupaten Sumba Barat Daya dalam Angka 2016

Sub sektor perikanan dibedakan atas dua kelompok utama yaitu perikanan darat dan perikanan laut.

  1 Hutan Lindung 9.149,76 39,81

  

Kerbau Kuda Kambing Babi

Ayam Kampung Itik Manila/bebk

  No. Jenis Hutan Luas (Ha) Persentase

Tabel 2.4. Luas Kaw asan Hutan M enurut Fungsinya di Kabupaten Sumba Barat D aya Tahun 2015

  Sumber ; Kabupaten Sumba Barat Daya dalam Angka 2016 Kegiatan yang tercakup dalam subsektor kehutanan meliputi kegiatan penebangan segala jenis kayu, pengambilan daun-daunan, getah-getahan, akar-akaran dan kegiatan perburuan. Jenis hutan yang ada di wilayah ini antara lain hutan produksi tetap, hutan lindung, dan hutan produksi dikonversi. Dalam kegiatan masyarakat di sektor pertanian masih terdapat praktek perladangan yang berpindah-pindah sehingga terdapat wilayah hutan yang dirambah, tanpa memperhitungkan kelestarian dan keberlanjutannya, bahkan hutan lindung sekalipun. Luas kawasan hutan di Kabupaten Sumba Barat Daya menurut jenis disajikan dalam tabel berikut :

  11 Wewewa Utara 56 410 315 1.081 3.632 16.585 392 Loura 763 1.069 417 2.490 5.215 20.927 2.086 Kota Tambolaka 490 956 303 1.053 3.959 13.007 1.413 Sumba Barat Daya 2.855 12.074 5.232 11.948 47.879 223.243 13.041

  39 1.251 490 1.884 3.744 7.828

  Wewewa Barat 226 1.990 1.293 436 5.731 28.279 3.190 Wewewa Timur 217 1.493 498 1.088 4.256 10.188 1.668 Wewewa Tengah

  Kodi Utara 496 1.089 286 512 4.340 16.455 536 Wewewa Selatan 64 1.520 687 2.609 5.337 42.150 2.888

  Kodi 304 1.058 263 414 3.993 38.715 700

  Kodi Bangedo 111 645 453 164 3.477 13.903 157 Kodi Balaghar 89 593 227 217 4.195 15.206

  4 Kodi Utara 109.05 0,35 109,4

  5 Wewewa Selatan 0,39 0,39 Wewewa Barat

  6 0,39 0,39 Wewewa Timur

  7 1,31 1,31

  8 Wewewa Tengah 0,71 0,71

  9 Wewewa Utara

  10 Loura 263.02 279,82 542,84

  11 Kota Tambolaka 208 0,11 208,11

Sumba Barat Daya 943.07 283,66 1226,73

  Sumber ; Kabupaten Sumba Barat Daya dalam Angka 2016

2. Pertambangan dan Penggalian

  Kawasan pertambangan mer upakan penambangan rakyat bahan per tambangan mi ner al yang ter dir i dar i: a. bahan galian batu potong (bahan bangunan) terdapat di Kecamatan Lour a, Kecamatan

  Kodi, Kecamatan W ewewa Ti mur , Kecamatan W ewewa Selatan, Kecamatan Kodi Utara, dan Kecamatan Kodi Bangedo; b. bahan galian pasir laut ter dapat di Kecamatan Kodi , Kecamatan Lour a, dan kecamatan

  Kodi Bangedo;

  c. bahan gal ian batu kar ang ter dapat disemua wilayah Kecamatan; d. bahan gal ian Kapur alam, ter dapat di wilayah Kecamatan W ewewa Timur (W eelima). Upaya penanganan/ pengelolaan kawasan per tambangan di ar ahkan untuk :

  a. eksploitasi yang dilakukan har us seijin pejabat/ i nstansi ber wenang ber dasar kan studi kelayakan lahan dan kaji an terhadap dampak lingkungan; b. lokasi eksploitasi jauh dar i per muki nan dan fasilitas umum.

  3 . Pariwisata

  Kawasan par iwisata di Kabupaten Sumba Bar at Daya, meliputi :

  a. kawasan wisata alam; ter letak di Desa Dikir a ber upa panor ama ai r ter jun, di waikel o sawah ber upa ai r ter jun dan pemandi an (Kecamatan W ewewa Ti mur ), di Desa Bali Ate ber upa air ter jun W ee M asa (Kecamatan W ewewa Bar at);

  b. kawasan wisata alam pantai; terl etak di Kecamatan Lour a (Pantai M ananga Aba), Kecamatan Kodi Utar a (Pantai M andor a), Kecamatan Kodi (Pantai Kar oso, Pantai Per o, dan Pantai Tosi ) Kecamatan Kodi Bangedo (Pantai Rada Kapu, Pantai Rate Gor o, Pantai Panenggo Ede dan Pantai W atu M al ando);

  c. kawasan wi sata budaya, yang ter dir i dar i ;

   wi sata kampung situs (kampung adat dan kubur an megalit) ter dapat di sel ur uh wi layah kecamatan;

   wi sata pasola, ter dapat di kecamatan Kodi (Bondo Kawango, Tossi dan M bukabani),

  Kecamatan Kodi Bangedo (W ainyapu, Umbu Ngedo dan M aliti Bondo Ate);

   wi sata Seni Tar i , ter dapat diseluruh kecamatan. Upaya penanganan/ pengelolaan kawasan par iwi sata diar ahkan sebagai ber ikut: a. peningkatan kesadar an masyar akat untuk menjaga, mempertahankan dan memeli har a aset wisata; b. peningkatan pr omosi par i wisata mel al ui CD, Leaflet dan Booklet;

  c. memper baiki aksesibilitas ke kawasan wisata dengan tetap memper tahankan dan memeli har a kelestar ian lingkungan; d. menyediakan infr astr uktur penunjang pada lokasi wisata. Jumlah W isatawan yang ber kunjung ke tempat-tempat wisata di kabupaten Sumba Bar at Daya peri ode 5 tahun ter akhir (2011- 2015) bai k itu wisatawan mancanegar a maupun wi satawan domestik jumlahnya tidak menentu atau fluktuati f. Di tahun 2011 ber jumlah 4.144 wisatawan. Di tahun 2012 menur un dr asti s menjadi 1.934 wisatawan. Kemudian di tahun 2013 meningkat lagi menjadi 5.553 wisatawan dan di tahun 2015 menur un lagi menjadi 4.322 wi satawan. Untuk jelasnya tentang jumlah kunjungan wisatawan tahun 2011- 2015 di kabupaten Sumba Bar at Daya disajikan dalam tabel ber ikut :

Tabel 2.6. Jumlah W isatawan M ancanegara dan D omestik di Kabupaten Sumba Barat D aya Tahun 2011- 2015

  Sumber : Sumba Barat Daya dalam Angka 2016

2.3. DEM OGRAFI DAN URBASNISASI

2.3.1. Penduduk

  Juml ah penduduk kabupaten Sumba Bar at Daya pada tahun 2010 adalah 284.903 ji wa meningkat menjadi 312.510 jiwa di tahun 2014 dan meningkat lagi 319.119 jiwa di tahun 2015 dengan jumlah penduduk ter besar adalah di kecamatan Kodi Utar a. Laju per tumbuhan penduduk per iode 2010- 2015 adalah 2,29% per tahun dengan kepadatan penduduk di tahun 2015 adalah 221 jiwa/ Km². Kepadatan penduduk ter inggi adalah kecamatan Kota Tambolaka dengan 395 jiwa/ Km², di ikuti kecamatan Kodi dengan 309 jiwa/ Km² dan kecamatan W ewewa Bar at dengan 285 jiwa/ Km² . Kepadatan penduduk ter endah adalah di kecamatan Lour a dengan 115 ji wa/ Km².

  Lebih jel as mengenai penduduk kabupaten Sumba Bar at Daya ber dasar kan jeni s kelami n dan kepadatan penduduk disaji kan dalam tabel dibaw ah ini :

Tabel 2.7. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Sumba Barat Daya 2010, 2014, 2015 Serta Kepadatan Tahun 2015

  Kepadatan Laju Pertumbuhan Penduduk penduduk (%) No. Kecamatan 2010 2014 2015 /km² Thn

  2010-2015 2014-2015 2015

  1 Kodi Bangedo 36.057 18.853 19.286 263 2,27 2,30

  2 Kodi Balaghar 20.618 21.049 144 2,09 - -

  3 Kodi 31.223 33.095 33.677 301 1,17 1,76

  4 Kodi Utara 50.864 52.414 53.345 219 - 1,78

  5 Wewewa Selatan 21.691 23.347 23.689 136 1,93 1,46

  6 Wewewa Barat 45.482 - 41.328 42.010 285 1,65

  7 Wewewa Timur 53.911 27.712 28.145 201 1,66 1,56

  8 Wewewa Tengah 29.877 30.382 277 1,69 - -

  9 Wewewa Utara 11.638 12.491 12.605 199 1,61 0,91

  10 Loura 34.037 15.389 15.866 115 4,04 3,10

  11 Kota Tambolaka

  • 37.386 39.065 395 4,49 -

    Sumba Barat Daya 284.903 312.510 319.119 221 2,29 2,11

  Sumber ; Kabupaten Sumba Barat Daya dalam Angka 2016

2.3.2. Penduduk M iskin

  Juml ah penduduk miskin di Kabupaten Sumba Bar at Daya tahun 2013 sebanyak 82.700 jiwa dan menurun di tahun 2014 menjadi 21.300 jiwa. Secar a pr ovi nsi Jumlah penduduk miskin di Pr ovi nsi NTT sebanyak 1.006.800 Jiwa dengan jumlah penduuduk mi skin ter tinggi di tahun 2013 adalah kabupaten Kupang dengan 101.500 jiwa dan ter endah adalah kabupaten Nagekeo dengan 16.500 Jiwa. Sedangkan di tahun 2014 jumlah penduduk miskin ter tinggi adalah di kabupaten TTS dengan 122.500 jiwa dan ter endah adal ah di kabupaten Ngada dengan 16.500 Ji wa. Rincian gar is kemiskinan, jumlah penduduk miskin dan per sentase penduduk miskin dapat di lihat pada tabel ber ikut :

Tabel 2.8 Jumlah & Persentase Penduduk M iskin Kabupaten/ Kota di NTT Tahun 2013 dan 2014

  Tahun 2013 Jumlah 2014 NO Kabupaten Jumlah Persentase Garis kemiskinan (000)

  

(000)

  1 Sumba Barat 34 200 28,92 257 372 33,5

  2 Sumba Timur 68 800 28,58 260 247 67,4

  3 Kupang 101 500 20,06 252 934 65,0

  4 TTS 126 000 27,81 235 956 122,5

  5 TTU 51 800 21,59 261 995 50,7

  6 Belu 29 300 14,58 252 005 54,5

  7 Alor 39 600 20,11 232 406 38,7

  8 Lembata 29 600 23,25 267 510 29,1

  9 Flores Timur 19 600 8,10 214 010 19,2

  10 Sikka 39 200 12,66 231 250 38,3

  11 Ende 56 200 21,03 271 888 54,7

  12 Ngada 16 900 11,19 248 760 16,5

  13 Manggarai 65 200 20,96 246 366 63,9

  14 Rote Ndao 39 100 28,25 235 613 38,6

  15 Manggarai Barat 44 100 18,21 245 425 42,6

  16 Sumba Barat Daya 82 700 26,87 216 218 21,3

  17 Sumba Tengah 21 300 31,93 272 036 81,0

  18 Nagekeo 16 500 12,08 252 083 16,6

  19 Manggarai Timur 66 100 24,85 245 077 64,7

  20 Sabu Raijua 25 300 31,02 277 403 24,8

  21 Malaka - - - -

  22 Kota Kupang 33 800 9,12 443 022 33,3 Nusa Tenggara Timur 1.006.800

  2008 1.170,7 25,60 161.639 2009 1021,8 23,41 167.492 2010 1020,6 21,77 193,298

  • 2011 2012 1.000,3 20,46 222,507
  • 2014 991,9

  991.9 Sumber: Sumba Barat Daya Dalam Angka 2016

  Seseor ang ter kategor i sebagai penduduk miskin dengan batasan gar is kemiskinan yang r endah, akan tetapi dengan masih ditemukannya juml ah dan per sentase penduduk mi skin yang r el atif banyak member ikan implikasi bahwa masih sangat r endahnya kemampuan wi layah dan masyar akat di Kabupaten ini dalam upaya mengatasi per masalahan kemiskinan. Atau dengan kata lain bahwa per cepatan peningkatan pendapatan masyar akat r elatif masi h r endah di banding dengan per cepatan peningkatan batas gar is kemiskinan.

2.3.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

  Penduduk Sumba Bar at Daya Tahun 2015 ber jumlah 319.119 jiwa dan dipr oyeksikan hingga tahun 2021 menjadi 365.554 jiwa, dengan r ata- r ata per tumbuhan 2,29% per tahun. Data pr oyeksi penduduk kabupaten Sumba Bar at Daya yang dir i nci per kecamatan hingga tahun 2021 disaji kan dal am tabel ber ikut :

Tabel 2.9 Proyeksi Penduduk Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2016-2021

  No Jumlah Penduduk Kecamatan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 (eksisting

  

1 Kodi Bangedo 19.286 19.728 20.179 20.642 21.114 21.598 22.092

  

2 Kodi Balaghar 21.049 21.531 22.024 22.528 23.044 23.572 24.112

  

3 Kodi 33.677 34.448 35.237 36.044 36.869 37.714 38.577

  

4 Kodi Utara 53.345 54.567 55.816 57.094 58.402 59.739 61.107

  

5 Wewewa Selatan 23.689 24.231 24.786 25.354 25.935 26.528 27.136

  

6 Wewewa Barat 42.010 42.972 43.956 44.963 45.992 47.046 48.123

  

7 Wewewa Timur 28.145 28.790 29.449 30.123 30.813 31.519 32.240

  

8 Wewewa Tengah 30.382 31.078 31.789 32.517 33.262 34.024 34.803

  

9 Wewewa Utara 12.605 12.894 13.189 13.491 13.800 14.116 14.439

  

10 Loura 15.866 16.229 16.601 16.981 17.370 17.768 18.175

  

11 Kota Tambolaka 39.065 39.960 40.875 41.811 42.768 43.748 44.749

Sumba Barat Daya 319.119 326.427 333.902 341.548 349.370 357.370 365.554 H asil H itungan 2016

2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOM I dan LINGKUNGAN

  2.4.1. Per kembangan PDRB, Potensi Ekonomi dan Pendapatan per kapita Pada tahun 2015 PDRB Sumba Bar at Daya mencapai 2.691,68 M ilyar r upiah, dengan kontr ibusi ter besar ber asal dar i sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang mencapai 42,28% dar i Pr oduk Domenstik Regional Br uto sedangkan Sektor Administr asi Pemer i ntah, Jaminan Sosial dan Per tahanan menyumbang 13,90% ter hadap PDRB tahun 2015. Gambar 2.2. memper lihatkan per sentasi tiap sektor terhadap PDRB Kabupaten Sumba Bar at Daya

Gambar 2.2. Diagram Pie PD RB Tahun 2015

  Sumber :SBD Dalam Angka 2016

  Ber dasar kan Data APBD Kabupaten Sumba Bar at Daya 2015 menunjukan bahwa pendapatan daer ah Tahun 2015 sebesar Rp 764.634.000.000,- dar i pendapatan ter sebut yang digunakan untuk belanja atau pengeluar an daer ah sebesar Rp 736.244.000.000,- Untuk belanja l angsung Kabupaten Sumba Bar at Daya Tahun Anggar an 2015 sebesar Rp 446.603.000.000,- dar i anggaran belanja l angsung ter sebut yang di gunakan untuk pembiayaan bel anja pembangunan (modal) mencapai 27,59% dar i total belanja daerah Tahun Anggar an 2015 atau sebesar Rp 203.166.000.000,- Data keuangan ter sebut menggambar kan bahwa Kabupaten Sumba Bar at Daya sangat membutuhkan dukungan dar i pemeri ntah Pusat dan Pr ovinsi dalam hal pembi ayaan pembangunan infr astr uktur yang menjadi kewenangan Kabupaten Sumba Bar at Daya. Ri ncian APBD Sumba Bar at Daya disajikan pada tabel ber ikut :

Tabel 2.10. Anggaran Pendapatan dan Belanja D aerah Kabupaten Sumba Barat D aya Tahun Anggaran 2013 – 2015 APBD II 2013 2014 2015 NO PENDAPATAN JUMLAH (Rp)x1000 JUMLAH (Rp)x1000 JUMLAH (Rp)x1000

  1 Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 39.905.626 72.372.000 129.041.000 Tahun Lalu

  2 Bagian Pendapatan Asli Daerah 497.175.763 36.675.000 44.630.000

  3 Bagian Dana Perimbangan 451.820.373 484.286.000 590.819.000

  4 Bagian Pinjaman Daerah

  5 Lain-lain Penerimaan yang sah 28.621.814 36.637.000 144.000 TOTAL 1.017.523.576 629.970.000 764.634.000 BELANJA JUMLAH (Rp)x1000 JUMLAH (Rp)x1000 JUMLAH (Rp)x1000

  1 Belanja Tidak langsung 235.350.170 236.422.000 289.641.000

  2 Belanja Langsung (Belanja Modal) 230.251.573 254.889.000 446.603.000 TOTAL 465.601.743 491.311.000 736.244.000

  Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Sumba Barat Daya

2.4.2. KONDISI LINGKUNGAN STRATEGIS 2.4.2.1 . GAM BARAN TOPOGRAFI

  Secar a topogr afis, bentang alam Kabupaten Sumba Bar at Daya ter dir i dar i r angkaian pegunungan dan per bukitan ser ta dar atan yang r elati f datar . Daerah pegunungan umumnya ber ada di wilayah bagian tengah dan selatan dengan kelasifikasi ketinggian ber var iasi antar a 200- 300 m, 300- 400 m, 400-500 dan di atas 500 m. Sementar a kl asifikasi dengan ketinggian antar a 100- 200 hingga di bawah 100 m umumnya berada di wil ayah utara, bar at dan bar at daya. Demikian pul a kemiringan ler eng- ler engnya, sangat var iatif dengan klasifikasi kemir ingan antar a 0- 3%, 3- 8%, 8- 15%, 15-25%, 25-40% dan di atas 40%. Kemi r ingan antar a 0- 15 % secar a dominan ter dapat di sepanjang pesisi r utar a meliputi Kecamatan Kodi Bangedo, Kodi, Kodi Utara, sebagian kecil W ewewa Selatan dan Kecamatan Lour a. Kemir ingan antar a 15 hingga 25 % umumnya ber ada di wil ayah dengan ketinggian antar a 200 meter hingga 500 meter, yang ber ada di wi layah bagi an bar at, tengah dan selatan. Sedangkan kemir ingan 25 % hingga 40% dan di atas 40 % hampi r dapat ditemukan di seluruh wil ayah Kabupaten Sumba Bar at Daya walaupun dalam spot- spot yang kecil dan menyebar . Gambar an terinci mengenai kondi si topogr afi, kemir ingan ler eng dan ketinggian wilayah Kabupaten SBD disajikan pada Gambar 2.3, 2.4 dan Gambar 2.5.

  2.4.2.2 . GAM BARAN GEOHIDROLOGI

A. Hidrologi

  Kondisi hidr ologi di Kabupaten Sumba Bar at Daya sangat di pengar uhi oleh 3 (tiga) jeni s, yai tu air tanah bebas, air tanah ter tekan dan ai r per mukaan. Air tanah bebas umumnya diangkat dan mengikuti kondi si mor fologinya, sedangkan air tanah tertekan ter letak jauh didal am tanah dengan lapisan yang kedap air . Sebagi an besar penduduk di Kabupaten Sumba bar at Daya menggunakan air per mukaan dengan membuat sumur gali dan lainnya menggunakan ai r tanah dal am.

  Kandungan air tanah terletak pada lapisan akuifer dan l apisan ini mer upakan lapisan tanah lulus ai r (per meable) yang mempunyai kemampuan menahan, menampung, dan mengali r kan dalam jumlah yang cukup. Potensi ai r tanah ter gantung pada kondisi geologi , hujan, tata guna lahan, cekungan- cekungan (tampungan) air , dan lain- lain. Potensi ai r baku yang ber asal dar i ai r tanah, secar a umum dapat dikel ompokkan menjadi : sumber ai r tanah dangkal dan sumber air tanah dal am. Sumber air tanah dangkal mer upakan salah satu sumber bagi pemakai- pemakai ai r ter utama didaer ah dekat pantai dengan memanfaatkan sumur gali. Kabupaten Sumba Bar at Daya memiliki 6 (enam) buah sungai dan 137 (ser atus tiga puluh tujuh) buah mata air .

   Sungai

  Enam buah sungai dengan panjang yang ber var iasi, yang terl etak di empat Kecamatan yaitu Sungai Pol a Par e dan Sungai W aiHa dengan panjang 18 Km dan 9 Km di kecamatan Kodi Bangedo, Sungai W ee W agha dan Sungai W ee Lombor o dengan panjang masing - masing 10 Km ter letak di Kecamatan W ewewa Sel atan, Sungai W ee Kalowo dengan panjang 7 Km di Kecamatan W ewewa Timur dan Sungai Loko Kalada sepanjang 16 Km yang ter letak di Kecamatan Lour a.

  Ber dasar kan Per men PU No. 11A Tahun 2006 dalam Dokumen Pr ofil Balai W il ayah Sungai Nusa Tenggar a II, diketahui NTT memili ki 6 (enam) W ilayah Sungai (W S), dimana Kabupaten Sumba Bar at Daya masuk dalam W S Sumba, yakni DAS Polapar e. Dalam konteks Kabupaten Sumba Bar at Daya, ter dapat 6 (enam) ali r an sungai , masing- masi ng ter sebar pada beber apa kecamatan sebagai mana di sajikan dalam tabel ber i kut ini.

  Tabel 2.11 Sungai Di Kabupaten Sumba Bar at Daya NO KECAMATAN NAMA SUNGAI PANJANG SUNGAI (km) a b c d

  1 Kodi Bangedo Sungai Pola Pare

  18 Sungai Wai Ha

  9

  2 Wewewa Selatan Sungai Wee Wagha

  10 Wee Lambora

  10

  3 Wewewa Timur Sungai Wee Kalowo

  7

  4 Loura Sungai Loko Kalada

  16

   M ata Air Kabupaten Sumba Bar at Daya memi liki 137 (ser atus tiga puluh tujuh) buah mata air .

  Sumber mata ai r yang ter dapat di wilayah studi mempunyai potensi yang ber beda dan penyebar an tidak sama. Kapasitas sumber mata ai r sangat ter gantung dar i kondisi hidr ol ogi, iklim, daer ah tangkapan, vegetasi, dan struktur geologi.

  2.4.2.3 . GAM BARAN GEOLOGI

  Kondisi geol ogi di Kabupaten SBD lebi h didominasi oleh kelompok batu gamping kor al yang r elatif masih muda, hi ngga jenis tanah per mukaannya r elatif ber var i asi , yakni campur an antar a batu gamping, batu gamping lempungan, sisi pan nepal pasir an dan nepal tufan. Sementar a itu pada bagian pantai didominasi oleh for masi kaliangga yang ter bentuk struktur lapisan batu gamping trumbu.

   Stratigrafi

  Batuan tertua yang dijumpai di daer ah ini i al ah For masi Pr aikajel u; ter dir i dar i batu pasir gr ewake ber sel ingan dengan ser pih, batu lanau, batu lempung, napal lanauan dan sedikit konglomer at; ber umur kapur ; dan ter endapkan dal am daer ah ler eng bawah l aut. Kegiatan gunung api ter jadi setelah Formasi Pr aikajel u ter endapkan ber upa leler an ber susunan andesit dan unakit. Batuan gunung api (For masi M esu) ter dir i dar i lava, br eksi gunung api dan tuf. Kegiatan gunung api kemudian diikuti ter obosan batuan sienit, dior it, gr anodiori t, gr anit dan gabr o semu. Ber dasar kan hasi l pentar ikan r adiometr i pada gabr o semu, batuan ini mempunyai umur 61,5 juta tahun atau ber kisar umur Paleosen. For masi pr aikajelu, For masi M esu dan batuan ter obosan mer upakan batuan alas dar i batuan yang ter endapkan kemudian. Secar a tekselar as di atas batuan al as ter endapkan For masi W atopata yang ter dir i dar i batu gampi ng; dan For masi tanah roong yang ter dir i dar i gr ewake, batu pasir gampi ngan dengan si sipan batu lanau dan batu lempung. Kedua batuan ini ber umur Eosen; ter endapkan dalam l ingkungan laut dalam. For masi Paumbapa yang ber umur Oli gosen menutupi satuan yang tua secar a tak selar as. For masi Paumbapa terdir i dar i batu gamping ber lapis dan batu gamping terumbu; ter endapkan dal am li ngkungan laut dangkal. Kegiatan gunung api kembali ter jadi pada awal Neogen yang menghasil kan For masi Jawi la berupa leler an lava dan pir oklastika andesi tik. Di atasnya terendapkan For masi Pomal ar secar a takselar as, yang terdir i dar i batu gampi ng dan batu l empung; ber umur M iosen Awal ter endapkan dalam l ingkungan laut dangkal. Bagian atas satuan ini menjemar i dengan For masi Tanador o yang terdir i dar i batu lempung ber umur M iosen Tengah M iosen Akhir ; ter endapakan dalam lingkungan laut dal am. For masi Kananggar dan For masi W aikabubak menindih Satuan Batulempung secar a taksel ar as. For masi Kananggar ter dir i dar i per selingan napal, napal pasir an, napal tufan, batupasir tufan bersi sipan batu gamping. For masi W aikabubak ter dir i dar i batu gamping. Kedua satuan i ni mempunyai hubungan menjemar i ; ber umur M iosen Akhir hingga Pliosen; dan ter endapkan dalam lingkungan laut dalam. Satuan batuan ter muda ter dir i dar i batu gamping terumbu For masi Kali angga dan batu l empung ber umur Pl istosen yang menindih satuan batuan di bawahnya secar a taksel ar as. Di atas satuan batuan ter sebut secar a tak selar as, ter endapkan endapan al uvial yang ter dir i dar i lempung, lanau, pasi r , kerikil dan bongkah. M engacu pada peta Geologi l embar Sumba dapat di gambar kan bahwa, endapan per mukaan ter dir i atas beber apa for masi . Untuk wil ayah Sumba Bar at Daya ter dapat for masi sebagai beri kut : Batu gamping ber sisi pan batu lempung.

  Formasi Pamalar :

  Batu gampi ng; ber war na putih, ber lapis baik dan mengandung sisipan tipis batu l empung kelabu kebi ruan dibagian bawahnya. Dal am satuan ini dijumpai fosil Lepidocyclina

  

Sumatr aensis, Austr atr ilina Howchini, M iogypsi na sp., dan Amphi stegina sp., yang

  menunjukkan umur M iosen Awal - M iosen Tengah; ter endapkan dalam li ngkungan laut dangkal. For masi pamala ter sebar di sebelah bar at laut Pegunungan Tanadar o dan di dua tempat di bagian ti mur Pulau Sumba; tebal satuan keseluruhan di per ki r akan l ebih dar i 200 m; menindih gr anit secar a takselar as; dan ter tindih For masi W aikabubak dan For masi Kananggar secar a tak selar as. Nama For masi diusulkan oleh Kinner dan Di eper ink (1940, dalam ber meler , 1949).

  

Formasi W aikabubak: Batu gamping, Batu gampi ng lempungan, si sipan napal, napal pasir an,

  napal tufan dan tuf. Fosil yang ditemukan dalam satuan ini adalah: Globi ger inoi des Oblicuus,

  

Gl obor otalia Acostaensi s dan Gl oborotalia Alti spir a; menunjukkan umur M iosen Akhir -

Pliosen; ter endapkan dal am l ingkungan laut dangkal hingga dalam.

  Sebar annya di jumpai ter utama di Sumba Bar at; tebal kesel uruhan di per kir akan lebih dar i 1.200 m. Satuan ini dengan For masi Kananggar mempunyai hubungan menjemar i; menindih satuan di bawahnya secar a tak selar as.

  Formasi Kaliangga: Batu gamping terumbu.

  M erupakan undak- undak; ber warna putih kekuningan, dan beger onggong; mengandung kor al dan cangkang ker ang. Kandungan fosil dal am satuan ini menunjukkan umur Plistosen atau lebih muda (Uliczany, F.F., Shell Inter national Petr oleum Co, Ltd, hubungan tertulis, 1975); ter endapkan dalam lingkungan laut dangkal. Sebar annya, terutama mulai dari pantai barat mener us sepanjang pantai utar a sampai bagian timur pulau; ke ar ah dar at lebar nya mencapai 25 km - 30 km dar i pantai; mencapai ketinggian antar a 500 dan 600 di atas per mukaan l aut; dan jumlahnya sampai 14 buah, dengan ketinggian antar a undak ber ki sar 1 m sampai 6 m.

  Formasi Jawila: Lava, dan br eksi gunung api ber susunan andesit.

  Satuan ini menindih For masi Pr ai kajelu, For masi W atopata dan For masi Paumbapa secar a tak selar as; dan ter tindih For masi W aikabubak secar a tak sel ar as. Ber dasar kan cir i ter sebut, satuan ini di duga ber umur M iosen Awal. Laufer dan Kr aeff (1957) menduga satuan ini ber umur Neogen tua. Sebar an Formasi Jawila dijumpai di sebel ah bar at pulau, di G. Jawila; tebal keselur uhan diperkir akan lebih dar i 200 m. Penamaan For masi diusulkan ber dasar kan singkapan yang baik di G. Jawil a.

  2.4.2.4 . GAM BARAN KLIM ATOLOGI

  Seper ti wil ayah kabupaten lainnya di NTT, iklim wilayah Sumba Barat Daya dipengaruhi oleh angin muson yang ar ah dan waktunya dipengar uhi oleh per ubahan musim di benua Asia dan Austr alia. Pengar uh pol a angin ter sebut menentukan pola musim hujan dan musim kemar au di wilayah Nusa Tenggar a, ter masuk Kabupaten Rote Ndao.

  M usim hujan ber langsung singkat (Desember - M ar et), dan musim kemar au ber langsung kur ang lebih del apan bulan (Apr il- November). Rata- r ata kelembaban udar a juga ter golong r endah, yakni 60- 70%. Suhu minimum dan maksimum rata- r ata, masing- masing adalah 28,9°C dan 33,4°C. Suhu yang r elatif tinggi pada satu sisi dan kel embaban udar a yang r endah pada sisi yang lain menyebabkan l aju evapotr anspi r asi yang tinggi. Rata- r ata evapotranspir asi potensial adal ah 6 mm/ har i atau 2160 mm/ tahun. Angka evapotr anspirasi yang lebih tinggi dar ipada angka cur ah hujan mengindikasikan defi sit air yang cukup besar , dan ber dampak pada r endahnya potensi air per mukaan dan air baw ah per mukaan. Kondi si ini juga ber impl ikasi pada si stem pr oduksi per tani an yang ber sifat musi man dan didominasi sistem per tanian l ahan kering atau tadah hujan.

  Kawasan selatan mempunyai iklim tr opis dan cur ah hujan r ata- r ata yang cukup tinggi. Hal ini dapat member ikan manfaat yang besar ter hadap per tanian dan per kebunan yang mer upakan kegiatan dominan di kawasan sel atan. Selain i tu per lu pengantisi pasian cur ah hujan yang tinggi dengan menyediakan kawasan penyangga atau konservasi sehingga apabil a cur ah hujan yang tinggi tidak menimbulkan masal ah banjir dan juga er osi . Rata- r ata cur ah hujan tertinggi di Kabupaten Sumba Bar at Daya di atas 350 mm pada bulan Desember hingga Pebruar i sedangkan har i hujan tertinggi ber ada pada bulan Desember yaitu sebanyak 22 har i hujan.

  Rata- r ata suhu dan kelembaban udar a tahun 2015 belum ter data melalui Kabupaten Dalam Angka 2016 sehingga belum bi sa diur aikan lebih lanjut. Untuk ri nciannya dapat di lihat pada tabel dibaw ah ini.

Tabel 2.12. Rata- Rata Curah Hujan dan Hari H ujan Per Bulan di Kab. Sumba Barat D aya Tahun 2015

  Bulan Suhu Kelembabab Kecepatan Penyinaran Curah hujan Hari Hujan Udara(°C) (%) Angin (Knot) (%) (mm)

  • Januari - - 322,8 19 - 345,1
  • 16 - - - Pebruari - Maret - - - 185,8

  13 127,1

  • 10 - - - April - - - Mei - 39,5

  7

  28 - 5 - - - Juni

  • Juli - Agustus - - 0,2
  • 1 - 0,5
  • 1 - - - September Oktober - -
  • Nopember - - - Desember - 350

  22 Sumber : Sumba Barat Daya Dalam Angka Tahun 2016

  2.4.2.5 . Kondisi Sosial Budaya

  Sekitar setengah penduduk SBD masih memel uk agama tr adisional M ar apu. Penduduk yang lain adalah pemel uk Pr otestan , Katolik , Islam , Hindu dan sisanya adalah Budha . Kenyataan i ni diakibatkan kar ena masih kuatnya pengar uh adat istiadat mer eka, ter utama di Kecamatan Kodi, W ewewa Bar at dan W ewewa Timur yang hampi r setengah penduduknya adalah pemeluk M ar apu. Sebagian besar penduduk bergantung hidup pada sektor per tanian. Kar ena keadaan tanahnya, tanaman cokel at dan tembakau dapat tumbuh dengan baik. Sektor peter nakan juga mer upakan nafkah tambahan utama penduduk setempat. Ker bau banyak digunakan dalam pelaksanaan upacar a adat. Selai n itu, ker bau juga digunakan untuk menggar ap tanah per tanian secar a tr adi sional. Di Kabupaten SBD masih bisa ditemukan daer ah- daer ah yang memil iki nilai histor is, baik dar i segi sejar ah maupun sosi al budayanya. Kampung Kadung Tana, W atu Kar agata dan Bulu Peka M ila mer upakan daer ah yang ter dapat makam- makam megaliti k. Juga di desa Tarung yang ber jar ak setengah kilometer dar i kota W aikabubak, ter dapat makam megalitik yang ber cir i kan tanduk ker bau dan tar ing- tar ing babi yang pada masa lalu mer upakan hewan sakr al. Rumah tr adi si onal Sumba ter di ri dar i tiga bagi an. Lantai pali ng dasar mer upakan kandang ter nak (kuda). Kemudian, l antai dua mer upakan tempat keluar ga, tempat ti dur dan per apian ter letak per sis di bagian tengah. Sedangkan, bagian menar a mer upakan gudang atau tempat menyimpan per sediaan pangan. Untuk menuju ke lantai dua ter dapat dua pi ntu. Fungsi dar i setiap pintu ter kait er at dengan pol ar i sasi gender . Pintu utama biasanya diper untukkan bagi tamu dan kaum lelaki. Sedangkan pintu belakang di gunakan untuk aktivitas yang melekat dengan kaum per empuan. Pintu bel akang ini boleh dikatakan menjadi pi ntu kaum per empuan. Pada masa l alu, sangat pantang bagi kaum per empuan untuk masuk melalui pintu kaum pr ia. Tapi, kini kedua pintu itu bisa dilalui kaum pr ia maupun per empuan tanpa har us mer asa ber salah. Nuansa masa l alu ki an sempur na ketika r umah tr adisional itu ber padu dengan kubur an batu, yang mengingatkan kehi dupan masa megal itikum, zaman batu besar sebagai salah satu cir r i dal am babak zaman pr asejar ah. Tak salah l agi, SBD khususnya mer upakan sor ga bagi peneliti megalit. Di setiap sudut kota dan kampung begitu mudah ditemukan

  menhir , batu besar seper ti tiang atau tugu yang ditegakkan di tanah, sebagai tanda per ingatan

  dan lambang arwah nenek moyang. Begitu juga dolmen, monumen pr asejar ah ber upa meja batu datar yang ditopang tiang batu, dalam ber bagai ukur an sangat mudah di jumpai di setiap kampung. Tapi, dalam satu dasawar sa ter akhir , kebi asaan untuk menar i k batu kubur yang menyer upai meja batu itu ‘kian mer edup’, untuk tidak menyatakan dengan konsep ‘hilang’. Pada masa l al u, or ang Sumba yang sudah ber usia lanjut akan memiki r kan, di mana har us dikubur ketika meninggal. Untuk itu, semasa hidup, ia akan membuat batu kubur yang meli batkan r atusan or ang sel ama ber har i- har i. M emang, menyi apkan satu kubur an batu bukanl ah perkar a gampang, kar ena membutuhkan pengor banan mater i yang cukup besar . Rupanya, faktor materi ini menyebabkan or ang l ebih memil ih untuk membuat kubur an dari beton dar i pada har us menar ik batu kubur dar i jar ak sekitar 2 atau 3 km yang menelan anggar an cukup besar . Ber bagai or namen masa lal u itu tidaklah ber dir i sendir i , melainkan terkait er at kehi dupan sebagian masyar akat Sumba yang menganut agama tr adisional M ar apu. M ar apu mer upakan agama asl i or ang Sumba sebelum di sentuh pengar uh agama Kr isten. Kini , komunitas M ar apu semakin ter desak seiring dengan tak ada jami nan dar i negar a akan eksistensi dar i keyaki nan di luar enam agama r esmi negar a. M eski tanpa pengakuan dar i negar a, komunitas M ar apu tetap eksi s dal am menjalankan upacar a keagamaan, termasuk upacar a kelahi r an, per kawinan, kematian, dan syukur an. Bahkan, komunitas M ar apu di wilayah Kota W aikabubak mengenal adanya wula podu (bulan suci) selama satu bulan sekitar Oktober dan November setiap tahun. Pasola mer upakan per ang ber kuda yang mel ibatkan dua kelompok besar pasukan ber kuda dan saling menyer ang dengan senjata lembing kayu. Pasola di gelar sekali dalam setahun, antar a Pebr uar i dan M ar et di Kecamatan Kodi. Kecuali wula podu dan pasola, upacar a kematian dan per kawinan juga menyimpan pesona budaya ter sendir i. Seseor ang yang meninggal dunia, ti dak akan serta mer ta di kubur kan. Tapi, bisa dibiar kan antar a tiga sampai satu pekan di rumah sebelum dimakamkan. Seti ap har i, kel uar ga duka harus menjamu tamu yang melayat dengan makanan dan minuman. Pada har i pemakaman, sejak subuh tetua adat sudah menyampaikan doa dan syair adat bagi kemuliaan r oh si mati. Penyampaian doa itu diir ingi dengan tabuhan gong ber i r ama sendu, yang bisa membangkitkan per asaan duka mendalam. Sebelum pemakaman, akan dil akukan pemotongan ter nak dengan jumlah yang sesuai dengan kemampuan keluar ga duka. Hanya saja, pemotongan ter nak itu sangat jauh dar i per hitungan ekonomis. Bahkan, seki tar akhir dekade 1980- an, Pemda Sumba Bar at per nah mengeluar kan kebijakan untuk membatasi pemotongan ter nak maksimal l ima ekor . Pasalnya, keti ka itu Pemda menyaksikan pemotongan ter nak yang sangat ber lebihan. Upacar a per kawi nan, juga tidak kalah menyi mpan daya tar iknya yang uni k. Namun, ini membutuhkan keberuntungan wisatawan untuk menyaksikan upacar a per kawinan, ter utama ketika ter jadi pembicar aan mengenai belis (mas kawin). Sebab, bel is dalam r upa ternak itu bisa mencapai pul uhan ekor kuda, kerbau dan sapi yang har us diser ahkan ke keluar ga per empuan. Apalagi, kal au per kawinan i tu melibatkan kaum “ dar ah bir u” . Namun, mas kawin yang besar itu, biasanya mendapat i mbalan yang setimpal dar i pi hak per empuan ber upa kain dan per hiasan. Faktor keseimbangan ini bi asanya sangat ter jaga, guna menghindar i dominasi dar i satu pihak.

2.4.3. Isu- Isu Strategis

  Isu-i su str ategis ter kait pembangunan infr astruktur bidang Cipta Kar ya di Kabupaten Sumba Bar at Daya mel iputi :

   Ur banisasi penduduk

  Desentr alisasi

  

  Pencemar an lingkungan dan per ubahan iklim

  

  Str andar Pelayanan M inimal

  

  3 Kecamatan masuk dalam wil ayah per batasan negara dengan Negar a Timor Leste dan

  

  Negar a Austr alia sesuai Per pr es 179 Tahun 2014 tentang RTR Kawasan Per batasan Negar a di Pr ov.NTT. Kecamatan itu antar a lain : Kecamatan Kodi Bangedho, Kodi Bal aghar dan Kecamatan Kodi .

   Akses Air M i num Layak mencapai 35,70 % tahun 2015  Akses Sanitasi Layak bar u mencapai 0,12 % tahun 2015