RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN

BAB VI
KERANGKA KELEMBAGAAN & REGULASI
6.1

Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Dalam pembangunan prasarana Bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan
kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak perencanaan dan pengendalian
program infrastruktur permukiman agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 (tiga) komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber
daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan
kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme
kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut.
Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen
harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
Adapun Landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan Bidang
Cipta Karya pada pemerintahan Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut :

1) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pembentukan
Pangandaran di Provinsi Jawa Barat
Dengan Undang-Undang ini dibentuk Kabupaten Pangandaran di wilayah Provinsi Jawa Barat
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kabupaten Pangandaran berasal dari sebagian
wilayah Kabupaten Ciamis yang terdiri atas cakupan wilayah:
a. Kecamatan Parigi;
b. Kecamatan Cijulang;
c. Kecamatan Cimerak;
d. Kecamatan Cigugur;
e. Kecamatan Langkaplancar;
f. Kecamatan Mangunjaya;
g. Kecamatan Padaherang;

VI-1

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
h. Kecamatan Kalipucang;
i. Kecamatan Pangandaran; dan
j. Kecamatan Sidamulih.

Adapun Ibu Kota Kabupaten Pangandaran berkedudukan di Kecamatan Parigi. Ditegaskan pula
bahwa sejak keluarnya UU ini maka urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan
Kabupaten Pangandaran mencakup urusan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan.
2) Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
yang merupakan pengganti UU No 32 Tahun 2004
Pemerintah Daerah melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom. Pemberian otonomi yang seluas-seluasnya kepada Daerah dilaksanakan berdasarkan
prinsip negara kesatuan. Meskipun demikan, Daerah sama-sama diberikan otonomi yang
seluas-luasnya, namun prioritas Urusan Pemerintahan yang dikerjakan akan berbeda satu
Daerah dengan Daerah lainnya. Konsekuensi logis dari pendekatan asimetris tersebut maka
Daerah akan mempunyai prioritas Urusan Pemerintahan dan kelembagaan yang berbeda satu
dengan lainnya sesuai dengan karakter Daerah dan kebutuhan masyarakatnya. Untuk
membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi
perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya
urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.
Besaran organisasi Perangkat Daerah baik untuk mengakomodasikan Urusan Pemerintahan
Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan paling sedikit mempertimbangkan faktor jumlah
penduduk, luasan wilayah, beban kerja, dan kemampuan keuangan Daerah. Untuk
mengakomodasi variasi beban kerja setiap Urusan Pemerintahan yang berbeda-beda pada

setiap Daerah, maka besaran organisasi Perangkat Daerah juga tidak sama antara satu Daerah
dengan Daerah lainnya. Dari argument tersebut dibentuk tipelogi dinas atau badan Daerah
sesuai dengan besarannya agar terbentuk Perangkat Daerah yang efektif dan efisien.
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (RPJM ke-3 2015-2019)

VI-2

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
Arah pembangunan untuk RPJM Nasional ke-3 tahun 2015-2019 adalah “Memantapkan
pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya
saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan Sumber Daya Alam (SDA) dan
Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
4) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
Sebelum adanya turunan dari UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi
Peraturan Pemerintah (PP) maka Kelembagaan di Kabupaten Pangandaran tetap mengacu
pada PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. Dalam PP tersebut
mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan

pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap
pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat
dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan
daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.
(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang
pekerjaan umum”. Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan
bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,sehingga penyusunan RPI2-JM bidang
Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
5) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang Pekerjaan Umum (PU) meliputi bidang Bina Marga,
Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang
diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4
(empat) bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri
dari paling banyak 3 (tiga) seksi.

VI-3


RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN

Gambar 6.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas
dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan
ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta
pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk
memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan
standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan
dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi
pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan
dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan
mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

6) Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada
Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah

VI-4

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan
kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan
pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak
tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu
kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan
dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :



Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan
dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen
perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;



Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;



Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi
unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan
publik, kepagawaian dan diklat;



Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta
pembangunan dan pengembangan e-government;




Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen
pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen
individiu berdasarkan kompetensi;



Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);



Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja
Utama (IKU);




Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja
masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.



Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

VI-5

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

Gambar 6.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya
Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi

7) Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi
Dalam peraturan presiden ini memerintahkan kepada seluruh pemerintahan daerah agar

dapat mengembangkan perubahan penerapan teknologi penyediaan air minum dan sanitasi
seperti tergambar pada Gambar10.3 berikut ini.

VI-6

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN

Gambar 6.3 Pengembangan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi sesuai Perpres No 185 Tahun 2014

Dalam Perpres ini, Pemerintah Kabupaten/Kota wajib untuk menyusun Strategi, Kebijakan,
dan Perencanaan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi yang mengacu pada Roadmap Peta Jalan
(Roadmap)

Sanitasi

Provinsi

yang


pelaksanaannya

disesuaikan

dengan

kondisi

kabupaten/kota terkait.
Selanjutnya, dalam tahap monitoring dan evaluasi, Bupati/Walikota melaporkan hasil
pelaksanaan percepatan penyediaan air minum dan sanitasi di wilayah kabupaten/kota
kepada Gubernur melalui Kelompok Kerja Air Minum dan Sanitasi/kelompok kerja lain.
Secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
Dikoordinasikan oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Sanitasi/kelompok kerja lain
kabupaten/kota.
8) Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses
pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua
instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan
untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan
nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan
masing masing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan
PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam

VI-7

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG,
demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi
tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam
Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan
tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang
Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi
penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan
pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang
bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.
10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah.
Berdasarkan Permen ini dasar hokum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah
(Perda).
Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD
Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
11) Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk
memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal
kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat
permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti
perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
12) Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai
Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

VI-8

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung
kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam
perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja,
standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan
pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan
dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan
daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan
pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk
menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan
kinerja pelayanan kelembagaan.
13) Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat

Daerah Kabupaten Pangandaran
Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) adalah perangkat daerah yang bertanggung
jawab

atas

pelaksanaan

urusan pemerintahan daerah. Berdasarkan Peraturan Bupati

Pangandaran Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Pangandaran sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Bupati Pangandaran nomor 41
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Pangandaran, dilingkungan Pemerintah Kabupaten Pangandaran satuan organisasi
perangkat daerah terdiri dari

Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 7 Dinas, 8

LembagaTeknis Daerah, dan 10 Kecamatan, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 6.1 Dinas, Badan dan/atau Kantor Yang Dibentuk
Sekretariat Daerah :
1.

Sekretaris Daerah

2.

Asisten Pemerintahan dan Administrasi Umum
a. Bagian Pemerintahan
b. Bagian Umum
c. Bagian Kepegawaian
d. Bagian Hukum dan Organisasi

VI-9

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
e. Bagian Hubungan Masyarakat
3.

Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat
a. Bagian Perekonomian
b. Bagian Pembangunan
c. Bagian Kesejahteraan Rakyat

4.

Staf Ahli Bupati, terdiri dari :
a. Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik;
b. Staf Ahli Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan;
c. Staf Ahli Kemasyarakatan dan SDM.

Sekretariat DPRD :
1.

Sekretaris Dewan
a. Bagian Umum;
b. Bagian Rapatdan Perundang-undangan;
c. Bagian Keuangan;

Dinas Daerah, Terdiri dari :
1.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

2.

Dinas Kesehatan

3.

Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

4.

Dinas Pariwisata, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM

5.

Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

6.

Dinas Kelautan, Pertanian dan Kehutanan

7.

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Lembaga Teknis Daerah, Terdiri Dari :
1.

Inspektorat

2.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

3.

Badan

Pemberdayaan

Perempuan,

Kependudukan,Keluarga

Berencana,

Perlindungan
Pemberdayaan

Anak,

Pengendalian

Masyarakat

dan

Pemerintahan Desa
4.

Badan Pengendalian Lingkungan Hidup

5.

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal

6.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

7.

Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik

VI-10

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
8.

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat

Kecamatan :
1.

Kecamatan Parigi

2.

Kecamatan Cijulang

3.

Kecamatan Cimerak

4.

Kecamatan Cigugur

5.

Kecamatan Langkaplancar

6.

Kecamatan Mangunjaya

7.

Kecamatan Padaherang

8.

Kecamatan Kalipucang

9.

Kecamatan Pangandaran

10. Kecamatan Sidamulih

6.2

Kondisi Kelembagaan Saat Ini
6.2.1

Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Berikut ini penggambaran penanggung jawab penyelenggaraan urusan wajib pekerjaan
umum khususnya Bidang Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran saat ini.

PERENCANAAN Pembangunan Bidang Cipta Karya:
Mengacu pada SK Bupati Pangandaran No 800.5KPTS.317-Huk.org/2015 tanggal 21 Agustus 2015 :
Koordinator BAPPEDA PANGANDARAN
PELAKSANAAN PELAYANAN AIR MINUM
AIR MINUM :
- PDAM CIAMIS
- DINAS PUHUBKOMINFO

PELAKSANAAN PELAYANAN PLP /SANITASI: DINAS PUHUBKOMINFO

PELAKSANAAN PELAYANAN PBL : DINAS PUHUBKOMINFO

PELAKSANAAN PELAYANAN BANGKIM : DINAS PUHUBKOMINFO

Gambar 6.4 Keorganisasian Bidang Cipta Karya Kabupaten Pangandaran

VI-11

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
Berikut ini uraian dari Instansi Pemerintah Kabupaten Pangandaran yang saat ini menangani baik
perencanaan maupun pelaksanaannya pembangunan Bidang Cipta Karya :
6.2.1.1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Berdasarkan UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka di dalam mewujudkan
tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan tugas pemerintah daerah di bidang
perencanaan dan OTK, yang fungsinya untuk melaksanakan program perencanaan
pembangunan daerah. Di kabupaten Pangandaran sendiri, telah ditetapkan perangkat
yang dimaksud melalui Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 21 Tahun 2014 tentang
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Badan Perencanaan Pembangunan Pembangunan Daerah merupakan unsur
perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah
di Bidang Perencanaan pembangunan daerah dan statistik. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugasnya akan menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:
a.

Perumusan Kebijakan teknis perencanaan;

b.

Koordinasi penyusunan perencanaan pembangunan;

c.

Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan
daerah; dan

d.

Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Ada beberapa bidang yang terdapat di Badan Perencanaan Pembangunan Pembangunan
Daerah, di antaranya:
a) Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik
Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik mempunyai tugas melaksanakan
penelitian dan pengembangan pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pembangunan
perencanaan daerah. Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Penelitian, Pengembangan
dan Statistik menyelenggarakan fungsi:

VI-12

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN


Pengumpulan petunjuk pelaksanaan perencanaan, pengendalian dan supervisi
pembangunan daerah dari OPD di bidangnya;



Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah;



Penetapan pedoman dan standar perencanaan pembangunan daerah berdasarkan
hasil penelitian pengembangan dan statistik;



Koordinasi kerjasama pembangunan antar daerah kabupaten/kota dan antar
kabupaten/kota dengan swasta dan lainnya;

a)



Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah;



Bimbingan, supervisi dan konsultasi pelayanan perkotaan di kecamatan/desa;



Penetapan petunjuk pelaksanaan penelitian pengembangan dan statistik;



Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembangunan daerah;



Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya; dan



Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan pembangunan di bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat. Untuk
melaksanakan

tugasnya,

bidang

Pemerintahan

dan

Kesejahteraan

Rakyat

menyelenggarakan fungsi:


Pengumpulan dan pengolahan data/bahan perencanaan pembangunan di bidang
pemerintahan dan kesejahteraan rakyat;



Penyusunan dan koordinasi perencanaan pembangunan di bidang pemerintahan
dan kesejahteraan rakyat;



Pelaksanaan pengendalian, evaluasi dan penelitian/pengkajian di bidang
pemerintahan dan kesejahteraan rakyat;



Penyusunan program pembangunan di bidang pemerintahan dan kesejahteraan
rakyat;



Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya; dan



Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

VI-13

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
b) Bidang Perekonomian
Bidang Perekonomian mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan koordinasi
pembangunan di bidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang
perekonomian menyelenggarakan fungsi:


Koordinasi perencanaan pembangunan bidang agribisnis serta pengembangan
dunia usaha dan industri serta pariwisata yang disusun oleh SKPD dan instansi
vertikal;



Perumusan dan perencanaan pembangunan di bidang pertanian, kelautan dan
perikanan, pengembangan dunia usaha dan pariwisata;



Penyusunan program pembangunan tahunan bidang perekonomian;



Pelaksanaan pengolahan data, pengendalian evaluasi, supervisi, pengembangan
dunia usaha dan industri serta pariwisata;



Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya; dan



Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

c)

Bidang Fisik dan Sarana Prasarana

Bidang Fisik Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan
koordinasi pembangunan makro di bidang fisik sarana dan prasarana. Untuk
melaksanakan tugasnya, Bidang Fisik Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi:


Koordinasi perencanaan pembangunan bidang fisik sarana dan prasarana;



Koordinasi kegiatan pembangunan bidang fisik sarana dan prasarana;



Perumusan dan penyusunan perencanaan program tahunan bidang fisik sarana
dan prasarana;



Pelaksanaan pengolahan data, pengendalian, evaluasi dan supervisi kegiatan
pembangunan fisik sarana dan prasarana;



Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya; dan



Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

 Sub Bidang Penanaman modal dan Promosi Daerah
 Sub Bidang Bina Potensi dan Kerjasama Daerah

VI-14

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN

6.2.1.2

Dinas

Pekerjaan

Umum,

Perhubungan,

Komunikasi

dan

Informatika

(DISPUHUBKOMINFO)
Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan kebijakan teknis operasional,
mengkoordinasikan, melaksanakan kerja sama dan mengendalikan pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah Bidang Bina Marga, Cipta Karya, Kebersihan, Pertamanan dan
pemakaman, pertambangan, energi dan sumber daya air, perhubungan, komunikasi
dan informatika serta UPTD sesuai asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam
menyelenggarakan tugasnya, Dinas mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut :
1) perumusan, pengaturan dan pelaksanaan kebijakan teknis operasional bidang bina
marga, cipta karya, kebersihan, pertamanan dan pemakaman, pertambangan, energi
dan sumber daya air, perhubungan, komunikasi dan informatika sesuai dengan
kebijakan nasional dan provinsi serta kebijakan umum daerah;
2) pembinaan,pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan tugas kesekretariatan, Bidang
bina marga, cipta karya, kebersihan, pertamanan dan pemakaman, pertambangan,
energi dan sumber daya air, perhubungan, komunikasi dan informatika serta UPTD;
3) penyelenggaraan dan pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, sarana dan
prasarana Dinas;
4) penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan tugasnya;
5) penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Dinas.
Ada beberapa bidang yang terdapat di Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika, yaitu:
A.

Bidang Bina Marga
Bidang Bina Marga dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan
bertanggung

jawab

kepada

Kepala

Dinas,

mempunyai

tugas

pokok

menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan menyelenggarakan penyusunan
rencana kerja Bidang Bina marga, meliputi jalan dan jembatan dengan cakupan
perencanaan teknis, survei, pengolahan program,pembangunan, peningkatan,
pemeliharaan, pengawasan pemanfaatan jalan dan jembatan serta monitoring
evaluasi teknis. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bidang Bina marga mempunyai
fungsi:

VI-15

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN


Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang jalan dan
jembatan dengan cakupan perencanaan teknis, survei, pengolahan
program,pembangunan,

peningkatan,

pemeliharaan,

pengawasan

pemanfaatan jalan dan jembatanserta monitoring evaluasi teknis;


Penyelenggaraan rencana kerja Bidang Bina Marga dengan cakupan
perencanaan

teknis,

survei,

peningkatan,

pemeliharaan,

pengolahan

pengawasan

program,pembangunan,
pemanfaatan

jalan

dan

jembatanserta monitoring evaluasi teknis;


Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugasnya;



Menyelenggarakan monitoring evaluasi dan pelaporan serta capaian
kinerja Bidang Bina Marga.

B.

Bidang Cipta Karya
Bidang Cipta Karya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan
bertanggungjawab

kepada

Kepala

Dinas,

mempunyai

tugas

pokok

menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan menyelenggarakan penyusunan
rencana kerja Bidang Cipta Karya, meliputi Tata Ruang yang mencakup perencanaan
tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan,
bangunan, perumahan dan pemukiman yang mencakup Penataan Prasarana
Permukiman, meliputi drainase, jalan dan jembatan lingkungan serta pemeliharaan.
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bidang Bina Cipta Karya mempunyai fungsi:


Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang Cipta
Karya dengan cakupan Tata Ruang yang mencakup perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan,
Bangunan, perumahan dan pemukiman yang mencakup Penataan
Prasarana Permukiman, meliputi drainase, jalan dan jembatan lingkungan
serta pemeliharaan;



Penyelenggaraan rencana kerja Bidang Cipta Karya dengan cakupan
perencanaan

teknis,

survei,

pengolahan

program,pembangunan,

VI-16

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
peningkatan,

pemeliharaan,

pengawasan

pemanfaatan

jalan

dan

jembatanserta monitoring evaluasi teknis;


Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugasnya;



C.

Menyelenggarakan monitoring evaluasi dan pelaporan serta capaian
kinerja Bidang Cipta Karya.

Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
Bidang Kebersihan, pertamanan dan pemakaman dipimpin oleh Seorang Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas,
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan
menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Bidang Kebersihan, Pertamanan dan
Pemakaman meliputi sarana dan prasarana, pelayanan kebersihan, pengembangan
teknologi dan kemitraan, penanggulangan sampah, sarana dan angkutan,
pemeliharaan pertamanan dan ornamen serta pelayanan pemakaman. Dalam
menyelenggarakan

tugasnya,

Bidang

Kebersihan,

pertamanan

dan

pemakamanmempunyai fungsi:


Penyelenggaraanperumusan

kebijakan

teknis

operasional

Bidang

Kebersihan, pertamanan dan pemakaman, meliputi sarana dan prasarana,
pelayanan

kebersihan,

pengembangan

teknologi

dan

kemitraan,

penanggulangan sampah, sarana dan angkutan, pemeliharaan pertamanan
dan ornamen serta pelayanan pemakaman;


Penyelenggaraan rencana kerja BidangKebersihan, pertamanan dan
pemakaman, meliputi sarana dan prasarana, pelayanan kebersihan,
pengembangan teknologi dan kemitraan, penanggulangan sampah, sarana
dan angkutan, pemeliharaan pertamanan dan ornamen serta pelayanan
pemakaman;



Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugasnya;



Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja
Bidang Kebersihan, pertamanan dan pemakaman.

VI-17

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
D.

Bidang Pertambangan, Energi, dan Sumber Daya Air
Bidang

Pertambangan,

Energi

dan

Sumber

Daya

Air

dipimpinolehseorangKepalaBidang yang berada di bawah danbertanggung jawab
kepada Kepala Dinas,mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan
kebijakan teknis dan menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Bidang
Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Air yang meliputi:


Pengelolaan dan pengembangan usaha pertambangan;



Pengelolaan pengembangan energi;



Pengelolaan dan pengembangan ketenagalistrikan serta pengelolaan
minyak dan gas bumi;



Energi

dan

Ketenagalistrikan

yang

meliputi

pengelolaan

dan

pengembangan energi, pengelolaan dan pengembangan ketenagalistrikan
serta pengelolaan minyak dan gas bumi;


Sumber daya mineral dan air tanah yang meliputi geologi, pengelolaan dan
pengembangan air tanah;



Konservasi dan Pengembangan Sumber Daya Air yang meliputi konservasi
sumber daya air, pengembangan sumber daya air dan pengendalian
sumber daya air.

Dalam

menyelenggarakan

tugasnya

sebagaimana

tercantum

di

atas,

Bidang

Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Air mempunyai fungsi:


Penyusunan kebijakan teknis operasional Bidang Pertambangan, Energi
dan Sumber Daya Air;



Penyelenggaraan rencana kerja Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber
Daya Air;



Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugasnya;

VI-18

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN


Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja
Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Air.

E. Bidang Perhubungan
Bidang Perhubungan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan menyelenggarakan penyusunan
rencana kerja bidang Perhubungan yang meliputi:


Angkutan, Teknik, Sarana dan Keselamatan dengan cakupan angkutan yang
wilayah pelayanannya dalam kabupaten, Angkutan Antar Kota dan Barang,
Angkutan Khusus, manajemen lalu lintas, rekayasa lalu lintas, Prasarana
dan Sarana Lalu Lintas, Keselamatan, Penindakan dan Penertiban dan
Bimbingan dan Penyuluhan;



Transfortasi lalu lintasdengan cakupan urusan lalu lintas laut, udara dan
komunikasi, kepelabuhan dan bandara serta sarana dan prasarana laut dan
udara.

Dalam menyelenggarakan tugasnya sebagaimana tercantum di atas, Bidang perhubungan
mempunyai fungsi:


Penyelenggaraan

perumusan

kebijakan

teknis

operasional

bidang

perhubungan meliputi Angkutan, Teknik, Sarana dan Keselamatan, serta
Transfortasi lalu lintas;


Penyelenggaraan rencana bidang perhubungan meliputi Angkutan, Teknik,
Sarana dan Keselamatan, serta Transfortasi lalu lintas;



Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugas nya;



Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja
bidang perhubungan meliputi Angkutan, Teknik, Sarana dan Keselamatan,
serta Transfortasi lalu lintas.

VI-19

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
F. Bidang Komunikasi dan Informatika
Bidang Komunikasi dan Informatika, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan menyelenggarakan
penyusunan rencana kerja bidang Komunikasi dan Informatika yang meliputi
Informasi dan Data Elektronik dan Telekomunikasi. Dalam menyelenggarakan
tugasnya, Bidang Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi:


penyelenggaraan

perumusan

kebijakan

teknis

operasional

bidang

Komunikasi dan Informatika;


penyelenggaraan rencana bidang Komunikasi dan Informatika;



penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugas nya;



penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja
bidang Komunikasi dan Informatika.

7

Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan
kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah
menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan
rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab
bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu
mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi.
Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar
bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan
kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi
program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan
kegiatan antar perangkat daerah.

VI-20

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan

di dalam

Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya
menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan.
Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masingmasing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.
Tabel 6.2 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran

No

Instansi

Peran Instansi dalam Pembangunan
Bidang CK

(1)

(2)

(3)

1.

Bappeda

2.

Dinas
Pekerjaan
Umum,
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika

1. menyusun RPJP Daerah berdasarkan
hasil Musrenbang Jangka Panjang
Daerah;
2. menyusun
RPJM
Daerah
berdasarkan
hasil
Musrenbang
Jangka Menengah Daerah;
3. menyusun RKPD berdasarkan hasil
Musrenbang;
4. menghimpun dan menganalisis hasil
pemantauan
pelaksanaan
pembangunan dari masing-masing
SKPD;
5. menyusun evaluasi pembangunan
berdasarkan
hasil evaluasi SKPD.
6. Menyusun Dokumen Perencanaan
teknis seperti RPI2JM Bidang Cipta
Karya
1. Merumuskan kebijakan teknis tata
ruang dan permukiman;
2. Penyelenggaraan seluruh urusan
pemerintahan dan pelayanan umum
di bidang pekerjaan umum, penataan
ruang dan perumahan;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di
bidang tata ruang dan pemukiman
meliputi survey dan pemetaan,
perencanaan dan pengendalian,

Unit/Bagian yang
Menangani
Pembangunan
Bidang CK
(4)

Bidang Fisik, Sarana
dan Prasarana

 Bidang Cipta Karya
 Bidang Kebersihan,
Pertamanan
dan
Pemakaman

VI-21

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN

No

Instansi

Peran Instansi dalam Pembangunan
Bidang CK

Unit/Bagian yang
Menangani
Pembangunan
Bidang CK

(1)

(2)

(3)

(4)

perumahan dan pemukiman dan
dokumentasi dan pelayanan;
8

Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Secara umum, setelah keluarnya Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 824/Kep.808BKD/2013 tentang Pemindahan Pegawai Negeri Sipil Daerah dari Kabupaten Ciamis Ke
Kabupaten Pangandaran.
Menetapkan :
Kesatu

: Memindahkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten Ciamis yang
namanya tersebut dalam 2 dari tempat sebagainya tersebut dalam lajur
sembilan ke lingkungan Pemerintah Kabupaten Pangandaran sebagai
lampiran keputusan ini.

Kedua

: Keputusan ini berlaku terhitung sejak tangggal di tetapkan dengan
ketentuan:
a.

Pembayaran gaji tetap menjadi beban instansi lama sampai
dengan teranggarkannya instansi baru.

b.

Apabila dipandang perlu akan di adakan perubahan dan atau
perbaikan kembali sebagai mestinya.

PETIKAN Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan dan yang
berkepentingan untuk diketauhi serta di pergunakan sebagaimestinya.
TEMBUSAN Keputusan ini disampaikan kepada yth :
1. Menteri Dalam Negeri di jakarta.
2. Menteri Perdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di jakarta.
3. Menteri Keuangan RI di Jakarta.
4. Kepala Badan Kepegawaian Negara di Jakarta.
5. Kepala Kantor Regional III BKN di Bandung.
6. Bupati Ciamis Provinsi Jawa Barat.

VI-22

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
7. Bupati Pangandaran Provinsi Jawa Barat.
8. Inspektur Provinsi Jawa Barat.

Baru berkembangnya Pemerintahan Kabupaten Pangandaran ditandai dengan
keterbatasan SDM yang bekerja di Pemerintahan Pangandaran. Berikut ini data
pengisian kepegawaian di Pemerintahan Kabupaten Pangandaran.
Tabel 6.3 Data OPD Sekretariat dan Jumlah PNS Tahun 2014

No

Nama

Jumlah PNS

Keterangan

(1)

(2)

(3)

(4)

1

Sekretariat Daerah

66

2

Sekretariat DPRD

14

Jumlah Total

80

Sumber :Laporan Bagian Kepegawaian Setda Kabupaten Pangandaran Tahun 2014

Tabel 6.4 OPD Dinas dan Jumlah PNS Tahun 2014

No

Nama Dinas

(1)

(2)

1

Dinas

Jumlah
PNS
(3)

Pendidikan

Kebudayaan

Keterangan
(4)

2.866

dan

Olahraga
2

Dinas Kesehatan

360

3

Dinas

27

Kependudukan

dan Catatan Sipil, Sosial
Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi
4

Dinas

Pariwisata,

50

Perindagkop, dan UMKM

VI-23

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
Jumlah

No

Nama Dinas

(1)

(2)

(3)

5

Dinas Pekerjaan Umum,

118

PNS

Keterangan
(4)

Perhubungan,
Komunikasi,

dan

Informatika
6

Dinas Kelatan, Pertanian,

79

dan Kehuatanan
7

Dinas

Pengelolaan

Pendapatan

dan

44

Aset

Daerah
Jumlah

3.884

Sumber :Data Bagian Kepegawaian Setda Kabupaten Pangandaran Tahun 2014

Tabel 6.5 Data OPD Lemtekda dan Jumlah PNS Tahun 2014

Jumlah

No

Nama OPD

(1)

(2)

(3)

1
2

Inspektorat
Badan
Perencanan
Pembangunan Daerah
Badan
Pemberdayaan
Perempuan Perindungan
Anak,
Pengendaian
Kependudukan,
Keluarga
Berencana,
Pemberayaan
Badan
Pengendalian
Lingkugan Hidup
Badan
Pelayanan
Perizinan Terpadu

17
23

3

4
5

PNS

Keterangan
(4)

43

12
8

VI-24

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
Jumlah

No

Nama OPD

(1)

(2)

(3)

6

Badan Penanggulanan
Bencana Daerah
Kantor Satuan Pamong
Praja
Kantor Kesatuan Bangsa,
Politik
Jumlah

6

7
8

PNS

Keterangan
(4)

10
6
126

Sumber :Data Bagian Kepegawaian Setda Kabupaten Pangandaran Tahun 2014

Dapat diketahui bahwa untuk SDM yang bergerak di Bidang Cipta Karya yaitu yang berada pada
Instansi Bappeda dan Dinas PUHUBKOMINFO masih sangat terbatas dari jumlah pegawai. Hal ini
tentu saja perlu ditingkatkan seiring dengan kebutuhan dan perkembangan Pemerintahan
Kabupaten Pangandaran.
6.3 Analisis Kelembagaan
6.3.1

Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian
bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran
produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya
di Kabupaten Pangandaranadalah sebagai berikut:
1. Struktur organisasi
 Struktur

organisasi

perangkat

kerja

daerah

Dinas

PUHUBKOMINFO

di

KabupatenPangandaran belum sesuai dengan PP No 41 tahun 2007 yang
tercantum dalam Pasal 25 ayat 1: “Dinas terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling
banyak 4 (empat) bidang, sekretariat terdiri dari 3 (tiga) subbagian, dan masingmasing bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) seksi”.
DISPUHUBKOMINFO Kabupaten Pangandaran terdiri dari 6 (enam) Bidang yaitu
Bidang Bina Marga, Bidang Cipta Karya, Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber
Daya Air, Bidang Perhubungan, Bidang Kebersihan Pertamanan, Bidang Kominfo.

VI-25

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
Hal ini tentu saja kurang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Namun hal ini dilakukan dengan pertimbangan keterbatasan sumber daya manusia
di Kabupaten Pangandaran. Ke depannya perlu adanya reviu dan restrukturisasi
lagi Dinas yang menangani berbagai urusan pemerintahan. Mengingat telah
berlakunya UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah di mana peran
dan tanggung jawab Pemda Kabupaten/Kota jauh lebih besar dibandingkan
sebelumnya maka sangatlah perlu Pemerintah Kabupaten Pangandaran segera
menyesuaikan dan membentuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
mendukung setiap urusan wajib dan mengacu pada PP No 41 tahun 2007.
 Struktur

organisasi

perangkat

kerja

daerah

Bappeda

di

Kabupaten

Pangandaransudah sesuai dengan PP No 41 tahun 2007 Pasal 26 ayat 2: “Badan
terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) bidang, sekretariat
terdiri dari 3 (tiga) subbagian, dan masing-masing bidang terdiri dari 2 (dua)
subbidang atau kelompok jabatan fungsional”.
2. Tugas dan fungsi organisasi
 Tugas dan fungsi organisasi Bappeda sudah sesuai dengan PP No 41 tahun 2007
Pasal 13 ayat yaitu :
a. Badan perencanaan pembangunan daerah merupakan unsur perencana
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
b. Badan

perencanaan

pembangunan

daerah

mempunyai

tugas

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan daerah.
c. Badan perencanaan pembangunan daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana, menyelenggarakan fungsi:
o

Perumusan kebijakan teknis perencanaan;

o

Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;

VI-26

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
o

Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan
pembangunan daerah; dan

o

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

d. Badan perencanaan pembangunan daerah dipimpin oleh kepala badan.
e. Kepala badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
bupati/walikota melalui sekretaris daerah.


Tugas dan fungsi organisasi DISPUHUBKOMINFO sudah sesuai dengan PP No 41
tahun 2007 Pasal 14 ayat yaitu :
a. Dinas daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
b. Dinas daerah dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:
o

Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

o

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
sesuai dengan lingkup tugasnya;

o

Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya; dan

o

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas.
d. Kepala dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
bupati/walikota melalui sekretaris daerah.
e. Pada dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa
kecamatan.
3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi
 Perubahan peraturan dan perundangan terkait sistem pemerintahan daerah
 Pergantian presiden dan atau menteri

VI-27

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN

4. Permasalahan dalam keorganisasian
 Keterbatasan SDM
 Belum efektifnya pelaksanaan urusan Pekerjaan Umum dan Perumahan karena
berada pada satu Dinas sehingga masih terbatas

6.3.2

Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun
keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang
Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut:
1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah
 Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tupoksi dari masing-masing
dinas/unit kerja yang ada
2. Mekanisme hubungan kerja di dalam dan antar instansi terkait
 Hubungan kerja dalam instansi sudah sesuai dengan tupoksi
 Hubungan kerja antar instansi juga sudah sesuai dengan tupoksi
3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja daerah
 Peraturan dan perundang-undangan yang berubah
 Program-program pusat yang lintas sektor terkait bidang Cipta Karya
4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah
 Keterbatasan jumlah SDM yang menangani bidang Cipta Karya
 Urusan Pekerjaan Umum dan Perumahan masih dalam lingkup Bidang Kerja belum
menjadi OPD tersendiri sehingga masih belum fokus dan optimal

VI-28

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
6.4 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM
bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran
produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia bidang Cipta
Karya di Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan SDM
 SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun
kualitas dalam perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya
2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM
 Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
 Program bantuan teknis terkait bidang Cipta Karya
3. Permasalahan dalam manajemen SDM
 Karena keterbatasan SDM di setiap OPD yang menangani bidang Cipta Karya maka
pekerjaan belum terdistribusi secara adil dan merata.
 Terjadi penumpukan tugas dan beban kerja pada sebagian SDM yang potensial
sehingga hasil pekerjaan kurang optimal
6.5 Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi
keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

VI-29

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN
Tabel 6.6 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
FAKTOR
EKSTERNAL

FAKTOR
INTERNAL

PELUANG (O)
a. Pendidikan dan pelatihan yang
dilakukan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum
b. Program bantuan teknis terkait
bidang Cipta Karya
c. DAK Bidang Cipta Karya cukup
besar
untuk
meningkatkan
pembangunan keciptakaryaan
d. Merekrut SDM sesuai dengan
kebutuhan
yang
mendesak
melalui proses penerimaan CPNS
dan tenaga kontrak yang sesuai
dengan keahlian di Bidang Cipta
Karya.
e. Mendistribusikan kewenangan
dan tanggung jawab pelaksanaan
urusan pekerjaan umum sesuai
dengan PP No 41 tahun 2007.

KEKUATAN (S)
a. Lokasi yang strategis a.
sebagai
Pusat
Pertumbuhan Provinsi b.
Jawa Barat serta KSN
b. Dukungan
dari
Pemerintah Pusat dan
Provinsi
terhadap
Pangandaran yang baru
terbentuk
dan
berkembang
c. Kerjasama yang baik
antara Bappeda dan
DISPUHUBKOMINFO,
DINKES
dalam
perencanaan
pembangunan
bidang
keciptakaryaan
KELEMAHAN (W)
a. Karena
keterbatasan a.
SDM di setiap OPD yang
menangani bidang Cipta
Karya maka pekerjaan b.
belum
terdistribusi
secara adil dan merata.
b. Terjadi
penumpukan
tugas dan beban kerja
pada sebagian SDM yang
potensial sehingga hasil
pekerjaan
kurang
optimal

ANCAMAN (T)
a. Peraturan dan perundangundangan yang berubah
b. Program-program pusat yang
lintas sektor terkait bidang
Cipta Karya
c. Belum tersedianya perangkat
dan kelengkapan pelaksanaan
fisik
seperti
Dokumen
Perencanaan
Sektoral
(Masterplan, DED) dll
d. Belum adanya data yang
akurat dan valid terkait
kondisi eksisting dan profil
infrastruktur permukiman dan
perumahan

Meningkatkan tingkatan pendidikan a.
yang juga dibekali pelatihan-pelatihan
Program-program lokal yang sudah b.
berjalan dengan baik perlu didampingi
program bantuan teknis dari pusat.
c.

Ikut dalam pendidikan dan pelatihan a.
terkait koordinasi, komunikasi, teknis
bidang Cipta Karya
Aktif mengundang bantuan teknis dari
pusat

Siap
mengantisipasi
perubahan perundangan
Menyiapkan
tools
atau
panduan siapa melakukan apa
dalam pelaksanaan program
yang lintas sector
Melakukan pendataan dengan
melibatkan surveyor dari
aparat Desa terkait Data
Eksisting
dan
Profil
Infrastruktur Permukiman

Memperkuat koordinasi dan
komunikasi antar instansi
daerah, instansi pusat dan
intra instansi tersebut dalam
pelaksanaan program Cipta
Karya dan program-program
pusat

VI-30

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020
KABUPATEN PANGANDARAN

Strategi yang digunakan adalah bag