BAB II TINJAUAN TEORI A. TINJAUAN MEDIS 1. Kehamilan Normal - Mei Diana Putri BAB II

  a. Definsi Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

  Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu . Kehamilan terbagi dalam 3trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke -13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke 40)(Prawirohardjo, 2010 h;213).

  b. Tanda

  • – tanda kehamilan Indikator hamil adalah karakteristik-karakteristik fisik yang bisa dilihat atau sebaliknya diukur oleh spesifik dalam hal perubahan-perubahan psikologis yang disebabkan oleh kehamilan. 1) Tanda tidak pasti kehamilan adalah:

  a) Amenorhe Lamanya amenorea dapat di konfirmasi dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan. Mual dan muntah

  12 b) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness.

  c) Ngidam Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikinan disebut

  ngidam. Ngidam sering terjadi pada

  bulan-bulan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

  d) Payudara tegang Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudar,,sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara

  e) Konstipasi atau obstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot menurun) sehingga ksulitan untuk BAB f) Varises

  Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Vaises dapat terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, serta payudara.

  g) Pigmentasi warna kulit Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu, terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit (Ummi, 2011. h;72)

  2) Tanda kemungkinan hamil

  a) Pembesaran uterus Terjadi akibat pembesaran uterus, terjadi pada bulan keempat

  b) Tanda chadwick Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks c) Tanda goodel

  Pelunakan serviks,pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung, pada wanita yang hamil melunak seperti bibir d) Tanda piskacek

  Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi kerena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu

  e) Tanda braxton hicks Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin di dalam otot uterus (Ummi, 2011. h;74)

  3) Tanda Pasti hamil menurut (Prawirohardjo,2009 h;219) : a) Pembesaran uterus.

  b) Adanya tanda chadwick.

  c) Adanya tanda piskacek.

  d) Kontraksi Braxton hicks.

  e) Terdengarnya DJJ pada 12-20 minggu usia kehamilan

  4) Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu:

  a) Trimester I Dimulai dari minggu pertama yaitu masa pembelahan sel, sejak terjadinya pembuahan antara ovum oleh sperma, zigot yang terbentuk membelah diri sampai fase morula dan blastula.Menjelang akhir minggu pertama terjadi implantasi di endometrium kavum uteri.Sampai pada akhir trimester pertama pertumbuhan dan diferensiasi janin terjadi begitu cepat, disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya. Beberapa sistem organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan akhir minggu ke 12 ( trimester pertama) (Sukarni, 2013; h.81-82).

  b) Trimester II Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester kedua adalah penyempurnaan sruktur organ umum dan mulai berfungsinya berbagai sistem organ. Sistem sirkulasi janin mulai menunjukkan adanya aktifitas denyut jantung dan aliran darah.(Sukarni,2013; h.82).

  c) Trimester III Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester ketiga adalah penyempurnaan struktur organ dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ. (Sukarni,2013; h.86) c. Perubahan anatomi dan fisiologi pada kehamilan 1) System reproduksi

  a) Uterus Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion). Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot.Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormone estrogen dan sedikit progesterone ( Prawirohardjo, 2009 h; 175).

Tabel 1.2 Memantau tumbuh kembang janin dalam uterus

  Usia kehamilan Tinggi Fundus Dalam Cm Menggunakan penunjuk badan

  12 minggu - Teraba diatas simfisis pubis 16 minngu - Ditengah, antara simfisis pubis dan umbilicus

  20 Minggu 20 cm (±2cm) Pada umbilicus 22-27 Minggu Usia kehamilan dalam minggu (±2cm)

  • 28 Minggu 28cm (±2cm) Di tengah antara umbilicus dan px

  29-35 Minggu Usia kehamilan dalam minggu =cm (±2cm)

  • 36 Minggu 36 cm (±2cm) Pada px (Prawirohardjo 2009, h:93)

  b) Serviks Trimester I serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan oedema dan kongesti panggul. Akibatnya uterus, serviks melunak secara progresif dan serviks menjadi kebiruan

  (tanda Chadwick, tanda kemungkinan hamil) (Yuni, 2010 h;56). Trimester II konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar- kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak (Yuni, 2010 h;65)

  c) Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus liteumyang dapat ditemukan diovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relative minimal.(Prawirohardjo, 2009 h:178)

  d) Vagina dan perinium Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot diperinium dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwana keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos (Prawirohardjo, 2009. h;178).

  e) Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi lebih lunak. Puting akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai berskresi. Jika payudara makin membesar, striae seperti yang terlihat pada perut akan muncul. Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak mempunyai hubungan dengan banyaknya air susu yang dihasilkan.(Prawirohardjo, 2009 h;179)

  2) System integumen (kulit) Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh

  Melanophore

Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. Linea alba pada

  kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai

Linea Grisea. Linea nigra

  adalah garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai kebagian atas fundus digaris tengah tubuh. Kulit perut juga tampak seolah-olah retak-retak,warnanya berubah kebiru-biruan disebut striae albicans.(Yuni 2010 h;61). Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama strie gravidarum (Prawirohardjo, 2009 h;179). 3) System Metabolik

  Sebagian besar pertumbuhan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah barat badan perminggu masing-masing sebesar 0,5 dan 0,3 kg (Prawirohardjo, 2009 h;180).

  4) System Kardiovaskuler Perubahan yang terjadi pada jantung, yang khas denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10 sampai 15 denyut permenit pada kehamilan. Karena diafragma semakin naik terus selama kehamilan, jantung digeser kekiri dan keatas, sementara pada waktu yang sama organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya. Curah jantung selama kehamilan normal, menyebabkan arteri dan resistensi vasculer menurun sementara volume darah, berat badan ibu, dan basal metabolisme rate meningkat (Yeyeh, 2009. h;50). 5) System respirasi

  Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-paru berkurang (Yeyeh, 2009. h;61). Frekuensi pernapasan mengalami perubahan saat kehamilan, volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen permenit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut (Prawirohardjo, 2009. h;185).

  6) System pencernaan Perubahan rasa tidak enak diulu hati disebabkan karena perubahan posisi lambung dan aliran balik asam lambung ke esofagus bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh HCG, tonus otot-otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. (Yuni kusmiyati, 2010 h;59)Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis).

  Biasanya terjadi pada pagi hari yang dikenal dengan morning

  sikcnes.(Ai Yeyeh, 2009 h;47)

  7) System traktus urinarius Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing.

  Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.(Ai Yeyeh, 2009 h;46)

  8) System endokrin Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar 135%.

  Akan tetapi kelenjar ini tidak mempunyai arti penting dalam kehamilan. (Prawirohardjo, 2009 h;186) 9) System muskuloskeletal

  Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dan pembesaran uterus keposisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat kearah belakang kearah dua tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. (Prawirohardjo, 2009 h;186) d. Perubahan psikologis pada kehamilan :

  1) Pada trimester I Pada trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian terhadap kenyataan bahwa dia sedang mengandung. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Reaksi psikologis dan emosi timbul pada beberapa wanita: kecemasan , kegusaran, ketakutan, perasaan panic terhadap kehamilan dan segala akibatnya. 2) Pada trimester II

  Peningkatan rasa memiliki dan mulai dapat kembali pada minat semula, adanya gerak anak menjadikan ibu semakin meraskan kehamilan, mulai membayangkan fisik calon bayi dan merancang rencana masa depan untuknya, ibi merasakan peningkatan.

  Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase:

  a) Fase

  prequickening

  Sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu

  b) Fase postquickening Setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu

  3) Pada trimester III Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.

  (Ai Yeyeh, 2009 h;63)

  e. Kunjungan berkala Asuhan Antenatal Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur.

  Bila kehamilan normal jumlah kunjungan cukup 4kali yaitu satu kali pada trimester I, satu kali trimester II dan dua kali pada trimester III.

  Hal ini dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk mengenali secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil. Selain itu, upaya memberdayakan ibu hamil dan keluarganya tentang proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau konseling dapat berjalan efektif apabila tersedia cukup waktu untuk melaksanakan pendidikan kesehatan yang diperlukan. Dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan sebagai berikut : 1) Keluhan yang dirasakan ibu hamil 2) Hasil pemeriksaan setiap kunjungan yaitu pemeriksaan umum, pemeriksaan abdomen,dan pemeriksaan penunjang 3) Menilai kesejahteraan janin 4) Edukasi kesehatan bagi ibu hamil ( Prawirohardjo, 2009 h;284 )

  f. Hal yang perli di kaji saat kunjungan Antenatal 1) Nama

  Identitas dimulai dengan nama pasien yang harus jelas dan lengkap (Matondang, 2009 h;5)

  2) Umur Faktor kehamilan dengan resiko tinggi yaitu usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun.(Manuaba, 2012 h;242)

  3) Riwayat kesehatan Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa hamil, atau ada keluhan/masalah lain yang dirasakan(Mufdlilah, 2009 h;10)

  4) Riwayat obstetri Menentukan usia kehamilan sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Usia kehamilan dapat ditentukan dengan cara menggunakan rumus naegle. Rumus naegle menggunakan usia kehamilan yang berlangsung selama 288 hari. Rumus naegle dapat dihitung dengan menambahkan hari pertama haid terakhir dengan tujuh dan bulannya ditambah 9.(Manuaba 2012 h;100)

  5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Ada/tidaknya masalah-masalah pada kehamilan/persalinan seperti prematuritas,cacat bawaan,kematian janin,perdarahan(Mufdlilah, 2009 h;13)

  6) Riwayat kehamilan sekarang Ada tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenarche, kapan hari pertama haid terakhir,siklus haid biasanya berapa hari.

  Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan(Mufdlilah, 2009 h;11) 7) Riwayat perkawinan

  Status perkawinan menunjukan gambaran tentang keadaan rumah tangga pasangan serta yang akan menjadi pendamping saat persalinan.(Sulistyawati, 2010 h;223)

  8) Pola nutrisi Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil.(Mufdlilah, 2009 h;23)

  9) Pola istirahat Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan denganbaik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.(Yuni Kusmiyati, 2010 h;124)

  10) Pola aktivitas Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu, mengepel, masak dan mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat.(Yuni Kusmiyati, 2010 h;107)

  11) Personal hygiene Kebersihan harus dijaga pada masa hamil, mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit(ketiak, bawah buah dada,daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan.(Yuni Kusmiyati, 2010 h;105)

  12) Pola seksual Dapat seperti biasa , kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan,harus dihentikan(Mufdlilah, 2009 h;21)

  13) Tanda vital Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan, batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90mmHg(Mufdlilah, 2009 h;13)

  14) LILA Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK).(Yuni Kusmiyati, 2010 h;88)

  15) Kenaikan berat badan Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin dalam rahim.(Mufdlilah, 2009 h;28)

  16) Tinggi badan Kehamilan dengan resiko tinggi, tinggi badan kurang dari 145cm.(Manuaba, 2012 h;241)

  g. Tanda bahaya atau penyulit kehamilan antara lain 1) Pada masa hamil muda

  Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan.

  Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus.(Prawirohardjo, 2009 h;459). Adapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa kehamilan muda meliputi: a) Perdarahan pervaginam masa hamil muda Perdarahan pervaginam pada hamil muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik atau mola hidrotidosa: (1) Abortus

  Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat- akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan

  (2) Hipertensi gravidarum Naiknya tekanan darah pada ibu hamil yang berbeda pada saat keadaan normal

  (3) Nyeri perut pada kehamilan muda

  Disebabkan oleh kista ovarium, apendisitis, sistisis, pielonefritis, hipertensi pada hamil muda 2) Pada kehamilan lanjut

  a) Perdarahan pervaginam Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Jenis- jenis perdarahan antepartum adalah: (1) Plasenta previa

  Plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian,implantasi yang normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau didaerah fundus uteri

  (2) Solutio plasenta

  Lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal plasenta terlepas setelah anak lahir.

  3) Sakit kepala yang berat Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang- kadang dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin menemukan bahwa penglihtannya menjadi kabur atau terbayang.

  4) Penglihatan kabur Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan

  5) Bengkak diwajah dan ekstremitas Bengkak menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lainnya. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre eklamsi

  6) Keluar cairan pervaginam Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester3, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm maupun pada kehamilan aterm. Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala persalinan

  7) Gerakan janin tidak terasa Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan trimester III

  8) Nyeri abdomen yang hebat Nyeri abdomen yang menunjukan masalah, mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat (Yuni, 2009 h;154)

  a. Definisi Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.(Ambar 2010 h;3) b. Persalinan normal

  Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (36-42 minggu) lahir spontan kurang dari 18 jam, tanpa ada faktor penyulit dan komplikasi baik bagi ibu maupun janin.(Yongky dkk, 2012 h;470) c. Penyebab terjadinya persalinan

  1) Penurunan kadar progesteron, progesteron menimbulkan relaksasi otot uterus, sedangkan estrogen meningkatkan kerentanan otot uterus. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah, namun pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his. 2) Teori oksitosin pada akhir kehamilan, kadar oksitosin bertambah.

  Oleh sebab itu, timbul kontraksi otot uterus

  3) Keregangan otot ,uterus seperti halnya kandung kemih dan lambung. Jika dindingnya teregang karena isinya bertambah, timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Dengan bertambahnya usia kehamilan, semakin teregang otot-otot uterus dan semakin rentan

  4) Pengaruh janin hipofisis dan kelenjar suprarenal janin tampaknya juga memegang peranan karena pada anensefalus,kehamilan sering lebih lama dari biasanya

  5) Teori prostaglandin, prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, diduga menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan.

  ( Ambar 2010 h;4)

Tabel 2.2 Teori Penyebab terjadinya persalinan

  Teori Uraian Teori keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

  Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan. Teori penurunan progesteron Proses penuaan plasenta terjadi saat usia kehamilan 28 minggu karena terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu

  Teori oksitosin Internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Perubahan keseimbangan estrogrn dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi Braxton hicks. Dengan menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan dapat dimulai. Teori prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. prostaglandin ( Manuaba 2012, h;168).

  d. Faktor yang mempengaruhi persalinan 1) Power

  Merupakan tenaga yang dikeluarkan untuk melahirkan janin, yaitu kontraksi uterus atau his dari tenaga yang dikeluarkan ibu juga harus normal. Definisi dari his adalah kontraksi otot

  • – otot rahim pada persalinan. Tenaga mengejan adalah tenaga yang terjadi dalam proses persalinan setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah(Jenny, 2013 h;76)

  2) Passage /jalan lahir

  a) Jalan lahir lunak terdiri dari serviks, vagina , dan otot rahim

  b) Jalan lahir keras, memiliki fungsi lebih diminan dari pada jalan lahir lunak. Jalan lahir keras terdiri dari Os Coxae ( Tulang Innominata ), Os Saxrum, Os Coccygis ( Jenny, 2013 h;54)

  3) Passenger Janin merupakan

  passenger utama dan dapat mempengaruhi

  jalannya persalinan, bagian janin yang paling penting adalah kepala karena mempunyai ukuran yang paling besar ( Jenny, 2013 h;18 ) e. Tanda dan gejala menjelang persalinan Tanda-tanda menjelang persalinan antara lain : perasaan distensi berkurang (lightening), perubahan serviks, persalinan palsu, ketuban pecah, blood show, lonjakan energy, gangguan pada saluran cerna. (Varney, 2008h;672) 1) Lightening

  Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor. Pada fase lightening menimbulkan ketidaknyamanan kepada ibu karena tekanan bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor. Diantaranya adalah ibu jadi sering berkemih, perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik darah dari ekstermitas bawah. (Varney, 2008h;672)

  2) Perubahan Serviks Mendekati persalinan, serviks semakin matang. Serviks mengalami penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi.

  Perubahan serviks diduga akibat terjadi peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks. (Varney, 2008 h;673) Penipisan dan pembukaan merupakan akibat langsung dari kontraksi. Dilatasi secara klinis dievaluasi dengan mengukur diameter pembukaan sevicks dalam sentimeter dengan 0 sentimeter menunjukan os servicks eksternal tidak membuka dan 10 sentimeter dianggap pembukaan lengkap. Varney, (2008 h;677) 3) Persalinan Palsu

  Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap servicks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya akibat kontraksi Braxton hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sekitar enam minggu kehamilan.

  (Varney, 2009 h;673) 4) Ketuban Pecah Dini

  Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan. Apabila terjadi sebelum awitan persalinan, kondisi tersebut disebut ketuban pecah dinii (KPD). Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. (Varney, 2009 h;673)

  5) Bloody Show Bloody show adalah pengeluaran plak lendir. Bloody show palaing sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur darah dan merupakan tanda persalinan yang akan terjadi biasanya dalam 24 jam hingga 48 jam. (Varney, 2008 h;674)

  6) Lonjakan Energi Terjadinya lonjakan energy ini belum dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut terjadi secara alamiah, yang memungkinkan wanita memperoleh energy yang diperlukan untuk menjalani persalinan. (Varney, 2008 h;674)

  7) Gangguan Saluran Cerna Kesulitan mencerna, mual, dan muntah diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan. (Varney, 2008 h;674) f. Penatalaksanaan persalinan

  Terdapat 58 langkah pertolongan persalinan, antara lain Mengamati tanda tanda persalinan kala dua yaitu ibu memilili keinginan untuk meneran, ibu merasa tekanan yang semakin meningkat dari rektum atau vaginanya, perinium menonjol, vulva dan sfringer ani membuka.

  1) Menyiapkan perlengkapan bahan, dan obat obatan yang siap digunakan. Mematahkan ampul oksitoson 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set

  2) Mengenakan baju penutup atau celemek yang bersih 3) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan menggunakan handuk

  4) Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam 5) Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik dan kembali meletakan dipartus set 6) Membersihkan vulva dan perinium, menyekanya dengan hati-hati dari depan sampai belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air DTT

  7) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan adanya pembukaan lengkap atau belum.

  Bila selaput ketuban belum pecah maka lakukan amniotomi

  8) Mengdekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin dan kemudian melepaskanya secara terbalik serta merendamnya dalam larutan klorin

  9) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180x/menit) 10) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan janin dalam keadaan baik. Membantu ibu berada pada posisi senyaman mungkin sesuai dengan keinginanya

  11) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran 12) Melakukan pimpinan meneran saat ibu memiliki dorongan yang kuat untuk meneran : a) Membimbing ibu untuk meneran saat mempunyai keinginan untuk meneran b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha untuk meneran

  c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman

  d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat jika diantara kontraksi

  e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung

  f) Menganjurkan asupan peroral

  g) Menilai DJJ setiap 5 menit

  h) Menganjurkan ibu untuk berjalan atau jongjok atau mengambil posisi yang senyaman mungkin i) Jika bayi belum lahir dalam 60 menit meneran, maka segera rujuk

  • – 13) Jika kepala bayi sudah membuka vulva dengan diameter 5cm

  6cm , letakan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi 14) Meletakan kain yang bersih dilipat sertiga di bawah bokong ibu 15) Membua partus set 16) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan 17) Saat kepala bayi membuka vulva 5-6cm, lindungu perinium dengan satu tangan yang di lapisi kain tadi, letakan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala bayi keluar secara perlahan dan menganjurkan ibu meneran perlahan saat kepala lahir

  18) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih 19) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakann yang sesuai dengan hal tersebut 20) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi luar 21) Setelah melakukan putar paksi luar tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut menariknya kearah perinium, membiarkan bahu dengan lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perinium, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan

  22) Setelah dua bahu dilahirkan , meneluruskan tangan mulai kepala bayi yang berada dibagian bawah kearah perinium, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke lengan tersebut. 23) Setelah tubuh dan lengan lahir , memelusurkan tangan yang ada di atas punggung kearah kaki bayi untuk menyangga saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati hati membantu kelahiran

  24) Menilai keadaan bayi bayi dengan cepat kemudian meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala sedikit rendah dari tubunya.

  Bila bayi mengalami asfiksia lakukan resusitasi 25) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit ibu dan bayi, lakukan penyuntikan oksitosin secara im

  26) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira kira 3 cm dari pusat bayi, melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama

  27) Memegang tali pusat dengan satu tangan , melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut 28) Mengeringkan bayi mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan selimut yang kering dan bersih , menutupi bagian kepala , dan membiarkan tali pusat terbuka

  29) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya

  30) Meletakan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan bayi kedua 31) Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik 32) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran berikan suntikan oksitosin 10 unit IM di sepertiga paha atas ibu bagian luar setelah mengaspirasinya terlebih dahulu

  33) Memindahkan klem pada tali pusat 34) Meletakan sarung tangan diatas kain yang ada diperut ibu, tepat diatas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus

  35) Menunggu uterus berkontraksi kemudian melakukan peregangan kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus kearah bawah dan belakang untuk mencegah terjadinya involusi uteri

  36) Setelah plasenta terlepas , mminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kearah bawah kemudian kearah atas mengikuti kurava jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus

  37) Jika plasenta terlihat diintroitus vagina melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan 38) Segera setelah plasenta dan selaputketuban lahir, lakukan masase uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi

  39) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupin janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban utuh

  40) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perinium dan segera melakukan penjahitan pada laserasi yang mengalami pendarahan aktif

  41) Meniai ulang uterus dan memastikan berkontraksi dengan baik 42) Mencelupkana kedua tangan yang memakai srung tangan ke dalam klorin dan membilas kedua tangan yang msih bersarung tangan tersebut dengan air DTT dan mengeringkannya dengan kain

  43) Menempatkan klem tali pusat steril atau meningkatkan tali pusat DTT dengan simpul mati sekeliling pusat sekitar 1 cm dari pusat

  44) Mengikat satu lagi simpul mati bagian pusat bersebrangan dengan simpul mati yang pertama 45) Melepaskan klem bedah dan meletakannya dalam larutan klorin 46) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepala 47) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI 48) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan vagina 49) Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan memeriksa uterus 50) Mengevaluasi kehilangan darah 51) Memeriksa tekanan darah , nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama dan 30 menit selama 1 jam kedua

  52) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin untuk dekontaminasi kemudian di cuci 53) Membuang bahan bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah yang sesuai 54) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT , membersihkan cairan ketuban, lendir darah, dan membantu ibu memakai pakaian 55) Memastikan bahwa ibu nyaman dan membantu dalam pemberian

  ASI serta meminta keluarga untuk memberikan makanan atau minuman yang diinginkan ibu 56) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk persalinan dengan larutan klorin dan membilas dengan air bersih dan mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan kotor membalikan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam klorin selama 10 menit

  57) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir 58) Kemudian melengkapi patograf(Prawiroharjo, 2009 h;341

  g. Kemajuan persalinan Persalinan dibagi menjadi 4 kala yaitu : 1) Kala I

  Kala satu persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar 10cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Kala satu persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks.(Prawiroharjo, 2009 h;297)

  2) Kala II Kala dua dimualai dengan pembukaan lengkap 10cm sampai janin lahir, lamanya kala II 1-2jam. Perlu diantisipasi pada kala II adalah ukuran jalan lahir dan perbandingan dari janin terutama kepala janin.(Yongky dkk, 2012 h;48) Tanda gejala persalinan kal II:

  a) Ibu merasakan desakan untuk mengejan karena kantung amnion atau bagian terendah janin terdorong kedepan melalui serviks yang berdilatasi dan menekan rectum

  b) Ketuban pecah secara sepontan

  c) Dilatasi serviks lengkap , tetapi kadang wanita merasakan desakan untuk mengejan pada tahap dilatasi dini. Jika pinggiran serviks berada disebelah kiri, maka akan disorong sebelah kanan oleh bagian terendah janin (Jenny, 2013 h;125)

  3) Kala III

  a) Definisi Persalinan dimulai segera setelah janin lahir , dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan disebut juga sebagai stadium pemisahan dan ekspulsi plasenta.(Prawiroharjo, 2009 h;297) proses kala III dimulai dari setelah janin lahir sampai pengeluaran plasenta, lamanya proses ini harus kurang dari 30menit persalinan kala I dan II berakhir, maka kala III akan mulai terjadi.(Yongky dkk, 2012 h;48)

  b) Tanda-tanda kala 3: (1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus

  (2) Tali pusat memanjang (3) Semburan darah mendadak dan singkat (Jenny, 2013 h;136)

  c) Komplikasi pada kala III : (1) Atonia uteri

  (a) Definisi Kegagalan kontraksi otot rahim menyebabkan pembuluh darah pada bekas implantasi plasenta terbuka sehingga menimbulkan perdarahan.(Manuaba, 2012 h;395)

  (b) Etiologi i. Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli, polihidramnion, atau anak terlalu besar ii. Kelelahan karena persalinan lama iii. Kehamilan grande-multipara iv. Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis, atau menderita penyakit menahun v. Infeksi intrauterin vi. Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya

  (c) Gejala dan tanda i. Perdarahan masih aktif dan banyak bergumpal ii. Pada palpasi fundus uteri masih setinggi pusat iii. Kontraksi yang lembek

  (d) Penatalaksanaan i. Masase fudus uteri dan merangsang puting susu ii. Pemberian oksitosin melalui suntikan secara i.m, i.v atau s.c iii. Memberikan derivat prostaglandin iv. Pemberian misoprostol 800

  • – 1000 mg per-rektal ( Prawiroharjo, 2009 h;525)

  v. Lakukan kompersi aorta abdominalis i) Tekan aorta abdominalis diatas uterus dengan kuat dan dapat dibantu dengan tangan kiri, selama 5 sampai 7 menit. ii) Lepaskan tekanan sekitar 30 sampai 60 detik, iii) Tekanan aorta abdominalis untuk mengurangi perdarahan bersifat sementara, tersedia waktu untuk memasang infus vi. Lakukan teknik kompersi uterus bimanual, kompres uterus secara bimanual usaha untuk menghentikan persarahan sementara, dengan jalan melipat uterus yang lunak antara dua tangan didalam dan satu tangan diatas yang melipat uterus dari luar pada fundus uterus (Manuaba, 2012 h;398)

  (2) Retinsio plasenta (a) Definisi

  Retinsio plasenta adalah plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir (Prawiroharjo, 2009 h;526)

  (b) Penatalaksanaan Dilakukan plasenta manual merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta, bidan hanya dinerikan kesempatan untuk melakukan plasenta manual dalam keadaan darurat dengan indikasi perdarahan lebih dari 400cc dan terjadi retensio plasenta. (Manuaba, 2012 h;403)

  (3) Robekan jalan lahir (a) Definisi

  Robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma, robekan jalan lahir biasanya akibat episotomi,robekan spontan perinum, trauma forseps atau vakum ekstraksi.(Prawiroharjo, 2009 h;526)

  (b) Derajat laserasi jalan lahir : i. Derajat I : mukosa vagina, komisura posterior, kulit perinium ii. Derajat II : mukosa vagina, komisura posterior, kulit perinium, otot perinium iii. Derajat III : mukosa vagina, komisura posterior, kulit perinium, otot perinium, otot sfingterani iv. Derajat IV : mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani, dinding depan rectum

  (Jenny, 2013 h;140)

  (c) Inversio uteri i. Definisi

  Keadaan dimana lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai kompit ii. Tanda dan gejala i) Syok kena kesakitan ii) Perdarahan banyak bergumpal iii) Divulva tampak endometrium terbalik atau tanpa plasenta yang masih melekat (Prawirohardjo, 2009 h;527) iii. Penatalaksanaan Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengembalikan fundus uteri ketempat semula mendorong fundus uteri secara manual, plasenta belum lepas maka plasenta tidak boleh dilepaskan sebelum fundus uteri mencapai posisi semula. Plasenta yang belum lepas dapat dipertimbangkan segera melakukan plasenta manual setelah fundus uteri mencapai posisi semula atau merujuk penderita ketempat dengan fasilitas yang cukup atau kerumah sakit. Bidan sebagai tenaga terlatih terdepan dapat menjumpai inversio uteri sehingga perlu mengetahui bagaimana menegakan diagnosis.(Manuaba, 2012 h;407) 4) Kala IV Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2jam postpartum.

  Kala IV bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2jam pertama.(Jenny, 2013 h;7). Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada masa post partum. Selama kala IV pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah persalinan.(Yongky dkk, 2012 h;49)Sebelum pergi meninggalkan ibu yang baru melahirkan, periksa terlebih dahulu perhatikanlah 7 pokok yang penting berikut : a) Kontraksi rahim: baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan palpasi. Jika perlu lakukan masase dan berikan uterotamika, seperti methergin, atau ermetrim dan oksitosin

  b) Perdarahan: ada atau tidak, banyak atau biasa

  c) Kandung kemih: harus kosong, jika penuh, ibu dianjurkan berkemih dan kalau tidak bisa lakukan kateter d) Luka

  • – luka : jahitanya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak

  e) Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap

  f) Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernapasan, dan masalah lain g) Bayi dalam keadaan baik (Jenny, 2013 h;7-8)

  5) Patologi Persalinan ( Penyulit Persalianan )

  a) Ketuban pecah dini (KPD) (1) Definisi

  Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37minggu disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur.(Prawirohardjo, 2009 h;677)

  (2) Mekanisme ketuban pecah dini Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregang berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapu, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh.(Prawirohardjo, 2009 h;678)

  (3) Komplikasi Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalianan prematur, hipoksia karena kompersi tali pusat, deformitas janin , meningkatnya insiden seksio sesarea, atau gagalnya persalinan normal.(Prawirohardjo, 2009 h;678)

  (4) Penatalaksanaan (i) Pastikan diagnosa

  Tentukan pecahnya selaput ketuban, dengan adanya cairan ketuban divagina

  (ii) Tentukan umur kehamilan (iii) Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin (iv) Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat gawat janin(Prawirohardjo, 2009 h;679) b) Persalinan lama

Persalinan lama, disebut juga ‘’distosia’’, didefinisikan sebagai persalinan yang abnormal/sulit. Sebab-sebabnya dapat dibagi

  dalam 3 golongan berikut: (1) Kelainan tenaga (kelainan his)

  His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan

  (2) Kelainan janin Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacatan karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin

  (3) Kelainan jalan lahir Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan (Prawiroharjo, 2009 h;41)

  (4) Tumor pada jalan lahir Tumor jalan lahir dapat menghalangi proses persalinan dengan jalan menghalangi turunnya kepala atau bagian terendah. Tumor berasal dari ovarium yang bertangkai, mioma uteri yang bertangkai , sehingga dalam perjalanan persalinan dapat terfiksasi dipelvis minor.(Manuaba, 2012 h;375).

  a. Definisi bayi baru lahir Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37- 42 minggu dan berat badanya 2500-4000 gram(Vivian, 2010 h;1) b. Ciri

  • – ciri bayi baru lahir normal : 1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram 2) Panjang badab bayi 48-50 cm 3) Lingkar dada bayi 32-34 cm 4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm 5) Bunyi jantung dalam menit ± 180 kali/menit, kemudian turun sampai

  140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30menit 6) Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit

  7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa 8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik 9) Kuku telah agak panjang dan lemas 10) Genetalia : testis sudah turun (pada bayi kali-laki) dan labia mayora telah menutupi labia minora ( pada bayi perempuan ) 11) Refleks isap, menelan , dan moro telah terbentuk

  12) Eliminasi , urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24njam pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan lengket (Jenny, 2013 h;150)

  c. Adapatasi fisiologis BBL terhadap kehidupan ekstrauteri 1) Adaptasi Pernapasan