STUDI DISKRIPTIF TENTANG PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP SMP ALTERNATIF QORYAH THOYYIBAH DI KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2006 2007

  STAIN Salatiga Perpustakaan

  IHHIilllUlHUlI 07TD1010907.01

STUDI DISKRIPTIF TENTANG PANDANGAN

MASYARAKAT TERHADAP SMP ALTERNATIF

QORYAH THOYYIBAH DI KALIBENING

KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA

TAHUN 2006 / 2007

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Dalam Ilmu Tarbiyah O leh:

  

NAV1ATUN MUTHOLA’AH

NIM : 111 02 002

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2007

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudari : Naviatun Muthola’ah dengan Nomor Induk Mahasiswa :

  

11102002 yang berjudul STUDI DISKRIPSIF PANDANGAN

MASYARAKAT TERHADAP SMP ALTERNATIF QORYAH

THOYYIBAH DI KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA

SALATIGA JAWA TENGAH TAHUN 2006/2007 telah dimunaqosahkan

  dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu, 10 Februari 2007 yang bertepatan dengan tanggal 22 Muharram 1428 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

  _ , .

  10 Februari 2007 M Salatiga, --------------------------

  22 Muharram 1428 H Panitia Ujian Pembimbing

  

Dra. Siti Asdigoh

NIP. 150267136

  DEPARTEM EN A G A M A RI SEK OLA H T IN G G I A G A M A ISLAM NEGERI (STA IN ) SA LA TIG A

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

  Dra. Siti Asdiqoh DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudari Naviatun Muthola’ah Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Naviatun Muthola’ah

  Nama NIM 111 02 002

  Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Jurusan / Progdi

STUDI DISKRIPTIF PANDANGAN MASYARAKAT

  Judul

  TERHADAP SMP ALTERNATIF QORYAH THOYYIBAH DI KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA JAWA TENGAH TAHUN 2006 / 2007.

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu'alaikum, Wr, Wb

  Salatiga, 15 Januari 2007 Pembimbing

  Dra. Siti Asdiqoh NIP. 150 267 136 DEPARTEM EN A G A M A RI SEK OLA H T IN G G I A G A M A ISLAM NEGERI (STA IN ) SA LA TIG A

  J l Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

  

DEKLARASI

\

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 15 Januari 2006 , Penulis,

  /

  Naviatun Muthola’ah NIM : 111 02 002

  

MOTTO

Jadilah orang yang selalu bermanfaat bagi orang lain.

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

  1. Teruntuk ayah / ibu tercinta yang benar-benar telah berkorban segalanya. Adikku Amirul Bahri, Kakakku Ali Mahfud. Terima kasih doa dan semangatnya.

  2. Teman-teman sejatiku, terima kasih telah menemani saya suka dan duka saat di kampus.

  Semoga kita menjadi sahabat selamanya.

  3. Rekan dan rekanita PC IPNU dan IPPNU Kabupaten semarang, PC PMII Kota Salatiga yang telah mengajari penulis untuk bisa “membuka mulut” mengomentari segala hal.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah atas segala petunjuk dan anugerah Allah SWT kita diberikan kesempatan menjadi hamba-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membuka gerbang peradaban manusia menuju manusia yang lebih beradab, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “Strudi Diskriptif tentang Pandangan Masyarakat terhadap SMP Alternatif Qoryah Thoyyibah yang Berada Kelurahan Kalibening Kecematan Tingkir Kota Salatiga Jawa Tengah”.

  Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan material maupun immaterial. Oleh karenanya pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terkira kepada :

  1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Bapak Drs. Miftahuddin, M.Ag., selaku ketua bidang kemahasiswaan STAIN Salatiga.

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran selalu memberikan bimbingan dan pengarahan serta senantiasa sabar meneliti dan mengoreksi skripsi ini.

  4. Kepada pengelola SMP Alternatif Qoryah Thayyibah yang telah memperbolehkan saya untuk mengadakan penelitian di sekolahnya.

  5. Kepada Kepala Kelurahan Kalibening, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang telah mengijinkan saya untuk mewawancarai warganya.

  6. Kepada Ayah dan Bunda yang selalu memotivasi gerak langkah saya dalam menyusun skripsi ini. Dengan segala pengorbanannya, sentuhan kasih sayangnya yang membuat hidupku selalu bahagia, dan untuk adikku Amirul Bahri serta kakakku Ali Mahfud yang telah memberikan spirit dan doanya.

  7. Seluruh teman-teman PAI-A Angkatan 2002, terima kasih telah menemani saya dalam menjalani hidup di STAIN Salatiga.

  8. Kepada teman-temanku suka maupun duka.

  Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan balasan apapun, hanya rangkaian kata-kata terima kasih yang sebesar-besarnya serta diiringi doa, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka.

  Dalam penyusunan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan, meskipun demikian harapan penyusun skripsi ini dapat menambah wawasan keilmuan, khususnya bagi penulis serta para pembaca pada umumnya.

  Akhirnya, hanya kepada Allah penulis memohon petunjuk. Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin.

  Salatiga, Januari 2007 Penulis

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................ HALAMAN NOTA PEMBIMBING............... HALAMAN PENGESAHAN.......................... HALAMAN DEKLARASI.............................. MOTTO............................................................ PERSEMBAHAN ............................................ KATA PENGANTAR......... ............................. DAFTAR ISI .................................................... DAFTAR TABEL............................................

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah.......... B. Penegasan Istilah ..................... C. Rumusan Masalah.................... D. Tujuan Penelitian..................... E. Manfaat Penelitian.................... F. Metode Penelitian.................... G. Sistematika Penulisan Skripsi .... BAB II KAJIAN TEORI A. Jenis-jenis Lembaga Pendidikan B. Masalah Pembelajaran.............. C. Pendidikan Alternatif................ ii iii iv v vi vii ix xi

  1

  4

  6

  6

  6

  7

  10

  12

  19

  21

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL MATRIX PERBEDAAN ANTARA PENDIDIKAN TABEL I SEKOLAH, LUAR SEKOLAH YANG DIKEMBANGKAN DAN YANG TIDAK TABEL V DATA SISWA DI SMP ALTERNATIF QARYAH DATA SISWA DI SMP ALTERNATIF QARYAH '

  TABEL VI

  

  TABEL X

  TABEL XI JADWAL MATA PELAJARAN KELAS II FULL

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Di era modern ini pendidikan sangat penting dan sangat dibutuhkan, karena pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan manusia yang sangat fital. Melalui lembaga formal maupun non formal pendidikan merupakan satu pilar pokok untuk membangun negara agar kokoh dan berkualitas.

  Apabila di suatu pendidikan merupakan prioritas, maka masyarakat akan sungguh-sungguh dan bangsa akan maju dalam segala bidang, tapi di negara kita ini pendidikan tidak prioritas dan dianggap tidak penting, karena politik dan ekonomi dijadikan prioritas utama maka proses belajar dalam intansi pendidikan dianggap sebangi waktu pending agar tidak cepat masuk ke dunia kerja, pengisi waktu luang, fase pendewasaan diri atau hanya ingin melangengkan status pelajar, karena tidak ingin meningkatkan grafik pengangguran di Indonesia.

  Dengan denikian pemerintah harus mampu membuat kebijakan yang mampu menangulangi permasalahan-pemasalahan tersebut. Masalah yang utama yaitu pemerataan pendidikan yang adil untuk semua warga Indonesia tanpa ada perbedaan. Kebijakan pemerintah tentang pemerataan akses pendidikan tentunya juga secara otomatis akan memperbaiki masa depan

  2

  bagsa Indonesia. Dari akses pendidikan yang merata tentunya akan melahirkan putra bangsa sebagai generasi penerus yang baik lahir batin.

  Dengan kebujakan pemerintah saat ini melalui bentuaan Dana Operasi Sekolah (BOS) diharapkan bisa membantu masyarakat untuk dapat memperoleh hak semakin meratanya akses pendidikan terutama pada sekolah dasar (SD) yang merupakan batu loncatan anak bangsa untuk mengenal dunia pendidikan tanpa ada pembeda tingkat ekonomi.

  Munculnya kecerundungan terutama di perkotaan sekolah-sekolah elit yang tanpa disadari telah menjadi semacam media pengelompokan kelas sosial justru merupakan bentuk dari anomali dalam dunia pendidikan kita. Bahkan kini sudah dianggap tidak relevan dengan adanya pengkatagorian sekolah pemerintah (dibaca : Negeri) dan partikelir (dibaca : Swasta).

  Maka dengan pengkategorian di atas juga muncul beberapa sekolah semacam TKTT (TAMAN KANAK-KANAK TELADAN TERPADU).

  SDTT (SEKOLAH DASAR TELADAN TERPADU), SMP PLUS dan sebagainya yang merupakan suatu alternatif untuk memperoleh akses pendidikan yang benar-benar berkualitas. Fasilitas pembelajaran yang menunjang proses pendidikan, sarana dan prasarana penunjang lainnya tersedia dengan lengkap. Hal ini tentunya cukup sebanding dengan biaya yang mahal dan yang menjadi permasalahan kemudian, bahwa tidak semua orang memperoleh akses pendidikan semacam itu.

  Sistim pendidikan semacam ini adalah sebagai kontrol terhadap dunia pendidikan kita yang harus beijalan seperti mayat hidup yang semakain tidak

  3

  jelas arah dan tujuannya serta dikarenakan belum ada perubahan yang berarti di dunia pendidikan.

  Dalam permasalahan ini, pemerintah harus berani menempatkan masalah pendidikan sebagai skala prioritas, bahwa pemerintah harus menjamin agar semua warga negara dapat memperoleh pendidikan dasar yang bermutu.

  Dengan demikian, pendidikan merupakan agenda besar yang tidak saja menjadi kewajiban pemerintah untuk menyelenggarankannya, melainkan pekerjaan yang membutuhkan keterlibatan dan partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat tanpa kecuali. Berangkat dari permasalahan kita beberapa anak bangsa mencoba mencari solusi dengan mendirikan sebuah sekolah alternatif. Sekolah alternatif yang berada di Kelurahan Kalibening Kota

  Salatiga yang sudah barang tentu memiliki beberapa kekhususan dibandingkan dengan sekolah-sekolah konvensional di lingkungan Salatiga. Sekolah alternatif menggunakan model penmdidikan yang bermutu, murah dan berbasisi komunitas ditengah arus komersialisasi pendidikan. Proses pembelajaran sekolah alternatif berbeda dengan sekolah lain, karena disana kegiatan pembelajarannya menempatkan siswa sebagai subyek dalam sistem pembelajaran dan di sekolah alternatif menempatakan guru sebagaimana semestinya yaitu : teman atau sahabat dengan memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran untuk mengembalikan pembelajaran pada pemilik aslinya yaitu para siswa. Di sekolah alternatif tidak memaksa untuk belajar melainkan berusaha memunculkan semangat belajar anak agar anak bisa tahu jati diri

  4

  mereka. Karena hakekat pendidikan adalah pembebasan, kebebasan manusia untuk menjadi dirinya sendiri.

  Maka penyelengara pendidikan alternatif diperlukan orang-orang yang mempunyai semangat keija keras dan berdedikasi tinggi dalam semangat pengabdian terhadap bangsa dan negara. Jadi jiwa nasionalisme seperti itu tidak boleh lumtur. Karena itu penyelengaraan pendidikan memerlukan orang- orang jujur dan mempunyai keteladanan.

  Berkaitan dengan keterangan di atas, penulis terinspirasi untuk meneliti “Strudi Diskriptif tentang Pandangan Masyarakat terhadap SMP Alternatif Qoryah Thoyyibah yang Berada Kelurahan Kalibening Kecematan Tingkir Kota Salatiga Jawa Tengah”. Penelitaan ini dilakukan guna menyusun skripsi sebagai syarat kelulusan menyelesaikan pendidikan Stara satu Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

B. Penegasan Istilah

  Untuk mempermudah pemahaman serta untuk menentukan arah yang jelas dalam menyusun skripsi ini, maka penulis memberikan penegasan dan maksud penulisan judul sebagai berikut:

  1. Studi Diskriptif Studi Diskriptif

  5

  Studi adalah penelitian. Diskriptif adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata jelas dan rinci.1 Yang dimaksudkan studi diskriptif adalah penelitian terhadap pandangan masyarakat sekolah alternatif.2 3

  • Masyarakat Masyarakat adalah perkumpulan hidup manusia (sehimpunan orang yang terhadap bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan atuiran tertentu)/

  Yang dimaksud masyarakat di sini adalah warga Kelurahan Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

  2. Sekolah Alternatif Sekolah alternatif adalah sekolah yang mampu memproses pendewasaan diri peserta didik dengan menawarkan model yang berbeda dibanding proses pendidikan sekolah-sekolah reguler secara umum. Sekolah alternatif kemudian berkembang dan terus tumbuh sebagai contoh atau teladan terhadap sistem pendidikan sekolah-sekolah reguler.

  Berdasarkan pengetian tersebut di atas maka yang dimaksud studi masyarakat terhadap sekolah alternatif SMP Alternatif Qoryah Thayyibah Kalibening Salatiga adalah pandangan masyarakat secara langsung dengan saran auntentik terhadap keberadaan SMP Alternatif Qoryah Thayyibah Kalibening Salatiga.

  Sri Sukesti Adiwinata, Adi Sunarya, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, him. 860.

  2 Ibid, him. 201.

  3 WJS. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1997, him. 636.

  6

  C. Rumusan Masalah

  1. Apakah yang melatar belakangi dan bagaimana sejarah berdirinya SMP Alternatif Qoryah Thoyyibah ?

  2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap SMP Alternatif Qoryah Thoyyibah ?

  3. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat eksistensi SMP Alternatif Qoryah Thoyyibah ?

  D. Tujuan penelitian

  Sesuai dengan penjelasan di atas, penulis mengemukakan pokok- pokok masalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui latar belakang dan sejarah berdirinya SMP Altemaatif Qaryah Tayyibah.

  2. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap adanya SMP Alternatif Qaryah Thayyibah.

  3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat eksistensi SMP Alternatif Qaryah Thayyibah

  E. Manfaat Penelitian

  Penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian bermanfaat bagi praktisi pendidikan pada khususnya dan semua masyarakat pada umumnya. Di samping itu penulis juga berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bemanfaat bagi dunia pendidikan kita.

  7

F. Model Penelitian

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller dikutip dari Margono “Metodologi Penelitian Pendidikan” adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahanya.4 5

  Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.3

  Menurut S. Nasution, penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif bukan kuantitatif, karena tidak mengunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik, karena situasi lapangan bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes.6

  Penelitian kualitatif brsifat generating theory bukan hipotesis

  testing

  sehinga teori yang dihasilkan berupa teori subtantif dan teori-teori yang diangkat dari dasar (grouded theory). Dalam penelitian kualitatif ini penulis hanya mencari gambaran dan data yang bersifat deskriptif yang berada di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah.

  4 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlrn. 36.

  5 Ibid £ 6 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung, 2003, him. 18.

  8

  3. Teknik pengumpulan data

  a. Wawancara Wawancara adalah suatu alat pengumpulan informasi atau data dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.7 Jadi di sini harus teijadi kontak langsung antar aresponden dan peneliti. Pewawancara yaitu orang yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai adalah orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

  Wawancara dalam penelitian kualitatif biasanya merupakan sejenis wawancara tak berstruktur. Tujuanya ialah memperoleh keterangan yang terinci dan mendalam mengenai perspektif yang ada dalam hati dan pikiran orang lain, karena hal ini tidak bisa didapat dengan cara observasi.

  Wawancara tak berstruktur mempunyai ciri kurang di intrupsi dan arbiter, daftar pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu, mampunyai irama yang bebas dan fleksibel. Teknik ini penulis gunakan sebagai teknik pokok atau utama dalam mecari data tentang SMP Alternatif Qaryah Thayyibah.

  b. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan persyaratan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.8

  7 Margono, op.cit., him. 165.

  8 Ibid, him. 158.

  9

  Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Dalam aktifitas observasi dapat diartikan suatu tehnik untuk mangamati secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang barlangsung baik di sekolah maupun di masyarakat.

  Metode-metode observasi biasanya digunakan untuk mengali data-data yang dengan dapat diamati secara langsung. Agar menjadi partisipan sekaligus pengamat, peneliti handaknya turut serta dalam berbagi peristiwa kegiatan.9 Teknik penelitian ini digunakan pengamat untuk mencari data tertentu,

  c. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan jalan mencatat dan memanfaatkan data yang ada di instansi terkait, seperti arsip, daftar siswa dan lain-lain.10

  Dokumen terdiri dari atas tulisan pribadi seperti surat-surat, buku harian dan dokumen resmi. Data dalam penelitian kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resoirce, melalui observasi dan wawancara.

  4. Teknik Analisis Data Proses analisis data mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagia sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen 9 S. Nasution, op.cit., him. 60.

10 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan, Rinaka Cipta, Jakarta, 1987, him. 115.

  10 resmi, gambar, foto dan sebagainya. Penelitian kualitatif ini mengambil sempel lebih kecil dan pengambilannya cenderung memilih yang

  purposive

  agar mengarah kepenelitian proses dari pada produk serta membatasi pada satu kasus. Setelah dibaca, dipelajari, ditelaah, maka langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga, sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya ialah manyusunya dalam satuan- satuan. Satuan itu kemudian dikategorikan pada langkah-langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding.

  Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.11

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  BAB I : Berisi tentang pendahuluan skripsi yang memuat latar belalang masalah, penegasn istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis metodologi penelitian, dan sistimatika penulisan skripsi.

  BAB II : Adalah Kajian Teori yang berisi tentang jenis jalur lembaga pendidikan, masalah pembelajaran, dan pendidikan alternatif. BAB III : Adalah Laporan Hasil Penelitian, yang berisi tentang : A. Sejarah SMP Alternatif Qaryah Thayyibah it

  Ibid., him. 190.

  11

  B. Kondisi SMP Alternatif Qaryah Tayyibah

  C. Model pendidikan yang terdapat SMP Alternatif Qaryah Tayyibah

  D. Kondisi Umum Kelurahan Kalibening

  E. Gambaran Responden

  BAB VI : Analisa Data, yang berisi tentang : A. Pandangan masyarakat terhadap SMP Alternatif Qaryah Thayyibah B. Analisa Penelitian terhadap pandangan Masyarakat Kalibening mengenai SMP Alternatif Qaryah Thayibah. C. Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat Eksistensi SMP Alternatif Qaryah Thayyibah BAB V : Penutup A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup

  BAB II KAJIAN TEORI A. Jenis Jalur Lembaga Pendidikan Jenis jalur lembaga pendidikan terbagi menjadi tiga macam yaitu pendidikan formal, nonformal dan informal yang merupakan implikasi dari pelaksanaan pendidikan yang berlangsung seumur hidup. Maka pendidikan bisa melalui sistem sekolah maupun sistem di luar sekolah.

  Dalam undang-undang sisdiknas yang disahkan oleh DPR-RI tanggal

  11 Jini 2003, yaitu perubahan mendasar mengenai jalur pendidikan yaitu mengubah jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah, menkadi tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal, informal, (pasal 13)1

  Pendidikan yaitu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkambangan jasmani dan rohani anak didik menuju kepribadian utama.2 Maka Pendidikan juga berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, sikap dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara formal dan nonformal, disamping secara formal seperti sekolah, madrasah dan intiusi- intuisi lainnya.3

  1 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang- undang Sisdiknas, Departemen Agama RI, Jakarta, 2003, him. 7.

  2 Ahmad D. Marimba, Pengantar Pendidikan Islam, Bandung, 1989, him. 19.

  J Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Rosdakarya, Bandung,

  13

1. Lembaga Pendidikan Formal

  Lembaga formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan dan paling mudah untuk membimbing generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.4

  Pendidikan formal merupakan pendidikan yang terlembaga atau dengan kata lain bisa disebut dengan persekolahan. Sistem persokolah atau pendidikan formal mengenal jenjang dari yang paling rendah sampai yang tinggi yang saling bertautan. Adapun tujuan pengadaan pendidikan formal :5

  a. Tempat sumber pengetahuan

  b. Tempat untuk pengembangan bangsa

  c. Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting guna bekal kehidupan di masyarakat sehingga siap pakai.

  Pendidikan formal sering disebut dengan pendidikan sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja dan terarah yang dilakukan oleh pendidik yang profesional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh peserta didik

  4 Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, him.

  .

  162 5 Ibid., him. 164.

  14

  pada setiap jenjang tertentu mulai dari tingkat kanak-kanak (TK) sampai pendidikan tinggi (PT).6 Pendidikan sekolah adalah pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung sesuai dengan jenjang pendidikan formal di atas.

  Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang diadakan atau dibentuk oleh masyarakat karena masyarakat merasa butuh suatu ruang khusus yang menyediakan waktu total untuk melakukan kerja-kerja pendidikan. Orang tua tidak mungkin mendidik anaknya secara optimal karena banyak kesibukan yang harus dijalani, maka biasanya orang akan memasukkan anaknya ke sekolah, karena sekolah dianggap sebagai salah satu tempat berlangsungnya proses pendidikan.

  Adapun jenis-jenis jenjang pendidikan formal yaitu :7 6 Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2006, him.

  42.

7 I b i d , him. 163.

  15 Lembaga sekolah merumuskan pembinaan yang telah diletakkan

  dasar-dasarnya dalam lingkungan keluarga. Sekolah juga menerima tanggung jawab pendidikan berdasarkan kepercayaan keluarga. Sekolah yang merupakan pendidikan formal kelembagaan harus mampu menjalankan fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung jawab yang meliputi :8

  a. Tanggung jawab formal kelembahaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku (UU Pendidikan)

  b. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.

  c. Tanggung jawab fungsional, ialah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksanaan pendidikan (guru, pendidik) yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya.

  Akan tetapi, saat ini sekolah bukan satu-satunya tempat bagi setiap orang untuk belajar. Namun kita menyadari bahwa sekolah merupakan tempat dan periode yang sangat strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depan.

8 Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1981, him. 18.

  16

2. Pendidikan Non Formal

  Lembaga pendidikan non formal atau Pendidikan Luar Sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan berencana di luar kegiatan persekolahan.9

  Diselenggarakannya pendidikan non-formal adalah kritik terhadap pendidikan formal yang hanya mampu memenuhi kebutuhan kognitif saja.

  Lulusan pendidikan format rata-rata tidak memiliki ketrampilan khusus yang dapat dijadikan bekal untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka.

  Pendidikan non formal berkonsentrasi pada penelitian ketrampilan yang bersifat pragmatis. Pendidikan non formal biasnaya dilaksanakan pada waktu yang sangat singkat dan tidak melalui mekanisme birokrasi yang berbelit-belit.

  Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan (pendidikan non formal) bersifat fungsional dan praktis serta pendekatannya lebih fleksibel, komponen yang diperlukan harus disesuaikan dengan keadaan anak / peserta didik agar memperoleh hasil yang memuaskan, antara lain :10 a. Guru atau tenaga pengajar atau pembimbing

  b. Fasilitas

  c. Cara menyampaikan atau metode d. Waktu yang dipergunakan.

9 Loc.cit 10 Loc.cit.

  17 Calon peserta didik (raw-input) pendidikan luar sekolah yang dilembagakan yaitu :11 a. Penduduk usia sekolah yang tidak sempat masuk sekolah / pendidikan formal atay orang dewasa yang menginginkannya.

  b. Mereka yang drop out dari sekolah / pendidikan formal baik segala jenjang pendidikan.

  c. Mereka yang telah lulus satu tingkat jenjang pendidikan formal tertentu tetapi tidak dapat meneruskan lagi.

  d. Mereka yang telah bekerja tetapi masih ingin mempunyai ketrampilan tertentu.

  3. Lembaga Pendidikan Informal Pendidikan informal terutama berlangsung di tengah keluarga, namun juga berlangsung di lingkungan sekitar keluarga tertentu, perusahaan, pasar, terminal, dan lain-lain yang berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu. Jadi pendidikan informal adalah pendidikan yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, asalkan ada individu yang berkomunikasi secara sadar dan bermakna, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Pendidikan informal tidak terorganisasi secara struktural dan tidak mengenal perjenjangan kronologis menurut tingkatan umur maupun kemampuan akademik. Pendidikan informal disebut juga pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan.

  11 Loc.cit.

  18 Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan adalah proses

  pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Kegiatan pendidikan ini tanpa organisasi yang bebas tanpa adanya program waktu (tak terbatas) dan tanpa adanya evaluasi. Adapun alasannya di atas pendidikan informal ini tetap memberikan pengaruh luas terhadap pembentukan pribadi seseorang peserta didik.12

  TABEL I MATRIK PERBEDAAN ANTARA PENDIDIKAN SEKOLAH,

  LUAR SEKOLAH YANG DILEMBAGAKAN DAN YANG TIDAK DILEMBAGAKAN13

  Pendidikan Luar Pendidikan Luar Pendidikan Sekolah Sekolah yang Sekolah yang Tidak No Keterangan

  Dilemebagakan Dilembagakan

1 - Tempat - Di gedung sekolah - Dapat di luar dan - Di mana saja

berlangsung di dalam sekolah seseorang berada

  • Usia dan tingkat - Kadang-kadang - Tidak ada 2 - Syarat untuk

    pendidikan tertentu ada namun tidak

    mengikuti

    (ijazah) memegang peranan

    yang penting
  • Jenjang - Ada jenjang yang - Biasanya tidak ada - Tidak ada

  3 pendidikan ketat 4 - Program - Ditentukan secara - Ada program - Tidak ada teliti untuk tiap tertentu jenjang dalam bentuk tertulis

  

5 - Bahan Akademis dan - Praktis dan khusus - Tidak ada yang

  • pelajaran bersifat umum ditekankan 12 Ibid., him. 169.

13 Zahra Idris, dkk., dalam Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta,, him. 56.

  19 Pendidikan Luar Pendidikan Luar Sekolah yang Tidak Keterangan Pendidikan Sekolah Sekolah yang

  No Dilembagakan Dilemebagakan

  • - Lama - Memakan waktu - Relatif singkat - Sepanjang hidup

  6 yang panjang

  • Semua umur 7 - Usia yang - Relatif berusia - Tidak perlu sama menjalai i sama
  • Penilaian - Ada ujian secara - Ada juga, biasanya - Tidak ada ujian atau

  8 diberi ijazah atau penilaian sistematis formal dengan pemberian ijazah keterangan

B. Masalah Pembelajaran

  Masalah pendidikan adalah masalahnya setiap orang, karena setiap orang sejak dulu hingga sekarang, tentu berusaha mendidik anak-anaknya dan atau anak-anak lain yang diserahkannya untuk mendidik. Demikian pula belajar dan mengajar, yang dapat dikaitkan sebagai tindakan pelaksanaan usaha pendidikan adalah masalah setiap orang. Tiap orang boleh dikatakan selalu belajar dan juga dalam arti tertentu mengajar. Karena hal demikian itu, maka kenyataannya bahwa mengajar dan mengajar adalah masalah setiap 14 orang.

  Masalah yang berkaitan dengan pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga di sekolah maupun di masyarakat cukup banyak sekali. Problem yang berkaitan dengan anak didik tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan, dipikirkan dan dipecahkan, karena anak didik adalah pihak yang digarap untuk 1

  4

14 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafmdo Persada, Jakarta, 1995, him. 243.

  20 • •

  I I dijadikan manusia yang diharapkan, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Adapun masalah yang ada pada anak didik, antara lain :15

  2. Masalah / problem ekonomi keluarga

  3. Masalah / problem intelegensi

  4. Masalah / problem bakat dan minat 5. masalah / problem pertumbuhan dan perkembangan

  6. Masalah / problem kepribadian

  7. Masalah / problem sikap

  8. Masalah / problem sifat

  9. Masalah / problem kerajinan dan ketekunan

  10. Masalah / problem pengaruh 11. Masalah / problem kesehatan.

  Dalam proses pendidikan, tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswanya. Ini berarti bahwa bila guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa belajar atau belajar. Setiap dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sering ditemukan beberapa masalahan, antara lain : Guru telah mengajar dengan baik, ada siswa belajar giat, ada siswa pura-pura belajar, ada siswa belajar setengah hati, bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru profesional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil.16

  15 Abu Ahmadi, op.cit., him. 257.

  16 Dimyati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, him. 236.

  2 1

  C. Pendidikan Alternatif Pendidikan alternatif berawal dari sikap skeptis terhadap pendidikan nasional, yang merupakan sebuah bentuk kritik terhadap pendidikan formal yang sudah ada.

  Bentuk kritik terhadap model pendidikan yang ada itu diwujudkan dengan menggunakan model pendidikan yang sederhana : Mewujudkan sebuah suasana yang nyaman yang membuat anak tidak merasa terbebani ketika ia (anak tersebut) tinggal di suatu tempat di suatu ruang, suatu ruang dimana anak bisa mengungkapkan dengan bebas apa yang dia inginkan, yang dia harapkan dan juga ruang untuk partisipasi dalam menyelenggarakan proses yang ada di ruang itu sendiri. Suasana tersebut sangat berbeda dengan yang ada di sekolah-sekolah formal, kaku dan tidak demokratis. Struktur formal isme yang ada di dalam sekolah itupun begitu hirarkis dan cenderung otorites. Akibatnya, partisipasi aktif peserta didik menjadi sangat sedikit.17 1

  8 Istilah pendidikan alternatif merupakan istilah dari berbagai program pendidikan yang dilakukan dengan cara berbeda-beda dari cara tradisional.

  Secara umum, pendidikan alternatif memiliki persamaan yaitu pendekatannya bersifat individual, memberi perhatian besar kepada peserta didik, orang tua, keluarga dan pendidikan serta dikembangkan berdasarkan minat dan pengalaman.

  17 Ibe Karyanto dalam

  18 Seto Mulyadi, Pendidikan Alternatif Pertolongan Pertama Bagi Pendidikan Anak Usia 1 3 - 1 5 Tahun, dalam

  22 Homeschooling merupakan model pendidikan alternatif, yaitu sebuah

  sistem pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah oleh keluarga sendiri terhadap keluarganya yang masih dalam usia sekolah.

  Persekolahan di rumah ini semakin menjadi perhatian dalam dunia terakhir ini, antara lain sejak banyak orang tua merasakan bahwa suasana pembelajaran di banyak sekolah sering kurang mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak. Akhirnya banyak anak yang stress dan kehilangan kreativitas alamiahnya. Dengan kenyataan di atas terciptalah sekolah yang menyenangkan sekaligus mencerdaskan anak, (masalah berbagai sekolah alternatif).

  Di sekolah alternatif fungsi guru lebih pada membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata pelajaran yang disukainya. Anak dijadikan sebagai subyek kurikulum, bukan sebagai obyek. Atau dengan kata lain kurikulum dan sekolah adalah untuk anak, bukan sebaliknya, anak untuk sekolah dan kurikulum. Dengan pendekatan seperti ini anak merasa nyaman, mereka bisa belajar sesuai dengan keinginan dan gaya belajar masing-masing, kapan saja dan di mana saja, sebagaimana ia tengah berada di rumah sendiri.

  Sikap pemerintah terhadap model pendidikan alternatif (Home Shcooling) secara prinsipnya tidak ada masalah, karena sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Dalam pasal 27 ayat (1) dikatakan : “Kegiatan pendidikan formal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan

  23

  berbentuk kegiatan dimaksud dalam ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal dan informal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.19 Jadi secara hukum, persekolahan di rumah dilindungi oleh Undang-undang.

  '9lbid.

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Sejarah SMP Alternatif Qaryah Tayyibah SMP Alternatif Qaryah Thayyibah terletak di desa Kalibening, kecamatan Tingkir, kota Salatiga, Jawatengah. Berada di 5 km dari Ibukota Salatiga. Berdirinya SMP Alternatif Qaryah Thayyibah tidak terlepas dari dua nama. Nama pertama adalah Bahrudin. Beliau lulus fakultas Tarbiyah Institit

  Agama Islam Negri (IAIN) Walisongo Semarang Cabang Salatiga pada 1993. Nama kedua yang tidak bisa hilang dari sejarah pendirian SMP Alternatif Qaryah Thayibah, sebagaimana sudah disebutkan adalah Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT). SPPQT merupakan paguyuban petani yang berdiri pada tangal 14 Agustus 1999, dalam sebuah work shop di Hotel

  Beringin Salatiga dan sama sekali tidak dipungut biaya.[ Sekolah SMP Qaryah Thayyibah mulai menjalankan aktifitas belajarnya pada Tahun Ajaran 2003- 2004.

  Sebelum mejadi SMP Alternatif Qaryah Thayyibah, Qaryah Thayyibah merupakan SMP terbuka yang didirikan oleh SPPQT dan bekarjasama dengan Yayasan Sekolah Rakyat (YSR). Hal itu dilakukan karena ia bermaksud memasukaan nilai-nilai dasar pendidikan yang menjadi semangat perjuangan, ke dalam wadah SMP terbuka. Atau dengan kata lain, konsep SMP terbuka hanya menawarkan bentuk. Adapun isinya adalah semangat SPPQT untuk

1 M. Dahlan, Jurnal Madrasah U !N Jakarta, Vol. 6, No. 3, 2005, him. 128.

  25

  mencapai pendidikan yang lebih bermutu; tidak eksklusif untuk kalangan tertentu, dan lebih terbuka dan terjangkau bagi masyarakat luas. Di sinilah maksud kata “Alternatif’ pada SMP Qaryah Thayyibah.

  Pada pertengahan tahun 2003 merupakan saat pendaftaran bagi murid- murid yang akan masuk ke SMP. Anak pertama/bapak Bahrudin sendiri, yang baru lulus SD, juga akan melanjutkan ke SMP. Saat mendaftarkan anaknya ke sekolah Negeri di Salatiga, Lapak Bahrudin kaget dengan mahalnya biaya pendidikan di SMP. Hal serupa juga dialami oleh para tetengganya.. Namun hati nuraninya menolak. “Aku mungkin iso bayar, tapi gimana dengan anak-

  / (1

  anak petani miskin itu,” kata bapak Bahrudin dengan nada menggugat ketidak adilan.

  Dengan keadaan seperti itu ^bapak Bahrudin mempunyai gagasan mendirikan sekolah SMP Alternatif Qaryah Thayyibah di Kelurahan Kalibening Salatiga. Dengan gagasan seperti itu beliau mempunyai persepsi yang menyatakan bahwa pendidikan kita sangat mahal, itupun belum dihitung uang transpot dan uang saku mereka sehari-hari.2 3

  Ide bapak Bahrudin untuk mendirikan sekolah Alternatif memang berangkat dari sebuah kekhawatiran jika pendidikan semakin mahal, maka ia takut jika masyarakat menengah ke bawah tidak mampu memperoleh akses pendidikan. Konsep tentang sekolah murah dan bermutu sudah ada di tangan dan niat untuk mendirikannya, dan kesal atas mahalnya biaya sekolah di lingkungannya.

2 Loc.cit 3 Hasil Wawancara pada Hari Selasa, 25 Juli 2006 Jam. 19.30 WIB.

  26 Sebagai ketua RW, beliau kemudian mengundang kepala keluarga di

  lingkunganya. Undangan disampaikan kepada mereka yang anaknya akan masuk ke SMP. Jumlah ada 30-an orang. Dari beberapa kali pertemuan yang diadakan, dan setelah adanya pemahaman dari sebagian orang tua tentang sekolah yang akan dibuka, akhirnya ada 12 anak, termasuk anaknya sendiri, yang mau menjadi murid di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah. Jumlah murid yang mendaftar pada tahun pertama berdiri berjumlah 12 orang yang terdiri dari 7 anak perempuan dan 5 anak laki-laki.

  Pendidikan yang ditawarkan oleh SMP Alternatif Qaryah Thayyibah adalah pendidikan berbasis komunitas. Pendidikan berbasis komunitas adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan mengoptimalkan sumber daya alam maupun manusia yang ada dalam komunitas tersebut, diselengarakan dalam komunitas yang terbatas ruang dan wilayah sehingga terjadi interaksi yang positif dan optimal antara masyarakat dengan lingkungan, hemat waktu dan biaya transportasi menuju tampat belajar, sekolah Qaryah Tayyibah sasaran utamanya adalah masyarakat sekitarnya.

  Nama Qaryah Thayyibah berasal dari usulan seorang peserta dari harian The Jakarta Pos yang bernama Roymond Toruan ia beragama Katolik dan keturunan Batak. Nama itu disepakati oleh anggota paguyuban petani karna dianggap lebih mewakili prespektif komunitas desa. Juga diangap mewakili senangat dasar civil society yang sebenarnya, bukan masyarakat madani.4

4 M. Dahlan, op.cit., him. 129.

  27 B. Kondisi SMP Alternatif Qoryah Thayyibah

  a. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana adalah:5

  1. Semua pribadi dan perbuatan termasuk perbuatan hasil kewibawaan dan hasil mendidik, antara lain mendidik, guru, pembimbing, orang tua, orang dewasa yang sengaja difungsikan pada kegiatan mendidik.

  2. Semua situasi dan kondisipen, yang secara internasional dan sistematis diadakan untuk mendukung perbuatan-perbuatan mendidik. Ditujukan untuk memberikan pengaruh edukatif.

  3. Segala macam lembaga sistem, peralatan dan alat-alat bantuan yang secara sengaja diadakan untuk memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.

  Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Alternatif Qoryah Thayyibah:6

  1. Ruangan

  2. Fasilitas

  3. Keadaan guru

  4. Keadaan siswa

  1. Ruangan

  • Dua ruang kelas 1

  5 Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Pendidikan Teoritis, Mandar Maju Bandung , 192 Him. 252

6 Hasil Observasi Selasa, 25 Juli 2006

  28

  • Ruang kelas III ada di rumah-rumah anak kelas tiga dan bergiliran

  (home schooling) - Ruang kantor.