Analisa SWOT : Pembiayaan Musyarakah Terhadap Laba Bank Syariah X - Eprints UNPAM

  

Analisa SWOT : Pembiayaan Musyarakah Terhadap Laba Bank Syariah X

Sugiyanto

Universitas Pamulang

Abstrac

  This study aimed to determine the effect of Musharaka financing income to earnings

Islamic Bank X from 2009 until 2012. The method used in this research is quantitative

research. The research is based on primary data and secondary data obtained from field

research, supported by the research literature related to the problems diteleti.

Musharaka financing income has a higher proportion of 15-20% of total revenue in all

Islamic Bank X, so it can affect.

  SWOT analysis has showed strength factor score of 1.85 while the total value of

weaknesses have value scores 1.15, the factor scores 1.5 value opportunities and threats to

score 0.88.

  Keywords: Revenue, Finance, Musharaka Against Profit

  Pendahuluan

  Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang. Dengan berkembang pesatnya perbankan syariah di Indonesia dikarenakan masyarakat Indonesia dengan jumlah penduduk yang dominan beragama Muslim terbanyak yaitu, mencapai jumlah 200 juta jiwa pada tahun 2006 sebagian besar banyak yang telah beralih minatnya dari jasa perbankan konvensional ke jasa perbankan syariah, dikarenakan dalam perbankan syariah tidak mengenal sistem bunga atau yang disebut dengan riba sebagaimana yang biasa digunakan dalam sistem perbankan konvensional dan diharamkan oleh agama Islam. Dalam perbankan syariah digunakan sistem bagi hasil, yaitu keuntungan dan kerugian ditanggung bersama oleh semua pihak yang mengadakan perjanjian dalam akad, sehingga perbankan syariah menjadi lebih adil dan tidak merugikan pihak-pihak yang telah menyetujui perjanjian di dalam akad perjanjian.

  Konsep bagi hasil dalam menghadapi ketidak pastian merupakan salah satu prinsip yang sangat mendasar dalam ekonomi islam, yang dianggap dapat mendukung aspek keadilan. Keadilan merupakan aspek mendasar dalam perekonomina islam (Antonio, 2001). Penetapan suatu hasil usaha didepan dalam suatu kegiatan usaha dianggap sebagai sesuatu hal yang dapat memberatkan salah satu pihak yang berusaha, sehingga melanggar aspek keadilan. Dasarnya Islam memandang uang hanyalah sebagai alat tukar dan bukan sebagai barang dagangan (komoditas).Oleh karena itu motif permintaan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money demand for transaction), bukan untuk spekulasi.Karena spekulasi tidak diperbolehkan dalam agama Islam.Uang adalah milik masyarakat sehingga menyimpan uang untuk dibiarkan tidak produktif dilarang, karena hal itu mengurangi jumlah uang dimasyarakat.Dalam pandangan Islam uang harus selalu produktif dalam perekonomian. Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, maka akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan semakin baik perekonomian.

  Uang tidak mempunyai sisi time value terlepas dari nilai barang yang dipertukarkan melalui penggunaan uang. Oleh karena itu Bank Syariah didirikan berdasarkan konsep pembagian keuntungan dan kerugian sesuai dengan konsep islam

  “keuntungan adalah bagi siapa yang menanggung resiko” Bank Syariah menolak bunga sebagai biaya atas imbalan dari uang yang disimpam nasabah sebagai alat investasi. Dalam melakukan investasi, Bank Syariah harus memastikan bahwa dana nasabah, dan dana yang tersedia bagi nasabah, adalah untuk diinvestasikan dengan baik dan dapat menghasilkan pendapatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah sekaligus juga bermanfaat bagi masyarakat.

  Manajemen Bank Syariah tidak dapat semaunya menarik dana nasabah untuk menyimpan dananya di Bank Syariah, tanpa didasari keyakinan bahwa dana itu dapat diinvestasikan secara menguntungkan dan dapat dikembalikan ketika dana itu sewaktu ditarik oleh nasabah, atau dana tersebut telah jatuh tempo.

  Pembiayaan Musyarakah Bank Syariah adalah kerjasama antara bank dan nasabah untuk membiayai usaha atau proyek secara bersama-sama dengan nasabah sebagai inisiator proyek dengan suatu jumlah berdasarkan prosentase tertentu dari jumlah total biaya proyek dengan dasar pembagian keuntungan dari hasil yang diperoleh dari usaha atau proyek tersebut berdasarkan prosentase bagi hasil yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

  Bank Syariah adalah sebagai salah satu lembaga jasa keuangan syariah yang berbadan hukum sebagai bank yang merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang sangat baik dalam kegiatan perekonomian di Indonesia.

  Sumber dana Bank Syariah berasal dari simpanan, investasi, hibah, pembiayaan lain- lain. Pembiayaan merupakan suatu fasilitas yang diberikan Bank Syariah kepada masyarakat yang membutuhkan dana dengan menggunakan dana yang telah terkumpul dari masyarakat yang mempercayakan untuk menyimpan hartanya pada Bank Syariah. Pembiayaan ini merupakan unsur yang sangat penting dalam memperoleh keuntungan bagi Bank Syariah. Hal ini dapat diketahui melalui portofolio pembiayaan pada Bank Syariah menempati porsi yang besar, dalam prakteknya pendapatan pembiayaan musyarakah dapat mencapai 15-20% dari total pendapatan semua penyaluran dana. Tingkat penghasilan dari setiap jenis pembiayaan itu bervariasi, tergantung pada perinsip pembiayaan yang digunakan dan sektor usaha yang dibiayai.

  Begitu besarnya pengaruh terhadap penghasilan yang diperoleh menuntut bank untuk melakukan pengelolaan dananya secara efisien dan efektif, baik atas dana yang dikumpulkan dari masyarakat, dana pihak ketiga, serta dana pemilik modal Bank maupun atas pemanfaatan atau penyaluran dana tersebut melalui kegiataan pembiayaan. Pengalokasian dana yang tidak efisien akan menyebabkan penyaluran pembiayaan berkurang sehingga pembiayaan yang akan disalurkan pada periode selanjutnya akan menurun. Keadaan seperti itu akan menghambat operasional bank dan menurunkan pendapatan bank yang berimbas pada laba yang didapat. Oleh karena itu apabila bank tidak mampu menyalurkan pembiayaan, sementara dana yang telah terhimpun dari pemilik dana terus bertambah, maka akan terdapat banyak dana idle (menganggur) yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan margin. Hal ini tentunya akan menyebabkan penurunan dana pihak ketiga pada Bank.

  Beberapa ketentuan harus dipenuhi dalam melaksanakan akad musyarakah agar akad transaksi tersebut terhindar dari riba dan sesuai dengan syariah. Salah satunya adalah syarat modal yang diberikan harus berupa uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor. 08/DSN- MUI/IV/2000 dan PSAK Np.106 mendefinikan musyarakah sebagai akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana. Syarat-syarat yang harus ditaati para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbang atau menghindari terjadinya penyimpangan, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat meminta jaminan.

  Berdasarkan hasil penelitian, akad musyarakah dalam praktiknya belum sepenuhnya mengunakan konsep kerja sama dalam kontribusi menanamkan modal secara utuh. Dalam pembiayaan musyarakah kontribusi modal yang menjadi objek dalam menjalankan usaha tersebut diberikan oleh bank sepenuhnya, kemudian nasabah sebagai mitra hanya berkonrtibusi pada keahlian untuk kegiatan operasional usaha saja.Hal ini dilakukan oleh sebagian besar lembaga keuangan syariah, sehingga yang terjadi adalah kontribusi permodalan pada satu pihak saja dan bukan kepada semua pihak yang memiliki usaha tersebut.

  Umumnya lembaga keuangan yang ada, dalam setiap operasionalnya Bank Syariah pun berorientasi pada laba. Bank Syariah dalam memperoleh laba terutama diperoleh dari selisih antara pendapatan atas penanaman dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Oleh karena itu pendapatan dari pembiayaan musyarakah pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya laba Bank Syariah.

  Berdasarkan kondisi dan permasalahan diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh penyaluran pembiayaan musyarakah terhadap besarnya laba yang diperoleh BANK SYARIAH X.

  Metodologi Riset

  Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kuantitatif dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel dan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 19 sebagai alat untuk menguji data tersebut.

  Metode analisis data yang digunakan dalam menganalisa data-data dengan dua metode yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif, yaitu proses penyelidikan berdasarkan data informasi yang diperoleh secara terperinci oleh penelitian mengenai masalah kemudian disusun dalam sebuah latar ilmiah.

  Analisis kuantitatif, yaitu sebuah penyelidikan tentang masalah yang berdasarkan teori yang terdiri dari variabel-variabel yang diukur dengan angka dan analisa dengan prosedur statistic untuk menentukan apakah generalisasi produktif teori tersebut benar. Koefisien Korelasi Pearson

  Untuk melihat seberapa kuat tingkat hubungan antara variabel dependen (variabel bebas) terhadap variabel independen (variabel terikat) maka penelitian ini menggunakan rumus korelasi sederhana (Metode Pearson)

  n

  XY ( X )( Y ) r xy

  2

  2

  2

  2

  {n (

  X ) }{n ( Y ) }

X Y

  Dimana: r = koefisien korelasi antara X dan Y n = jumlah sampel X = Skor butir (variabel bebas) Y = Skor total (variabel terikat)

  • – 1,000
  • – 0,799
  • – 0.599

  • – 0,399
  • – 0,199

  2 Dimana: hitung 1 r 2

  t r n

  Untuk memperlihatkan pengaruh variabel X (pendapatan pembiayaan musyarakah) terdapat naik turunnya variabel Y (laba), maka harus dilakukan uji korelasi dengan menggunakan rusmus sebagai berikut:

  = besarnya kontribusi variabel X (pendapatan pembiayaan musyarakah) terdapat naik turunnya variabel Y (laba). Pengujian hipotesis dengan Uji t

  2

  x 100% Dimana: KP: koefisien penentu/determinasi yang memiliki nilai paling kecil 0 dan nilai paling besar 1. r

  2

  KP = r

  ≠ 0, maka hubungannya kuat dan berarti. Untuk mengetahui besarnya sumbangan/pengaruh dari variabel X dan Y dapat digunakan koefisien penentu atau disebut koefisien detrminasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Setelah nilai r diperoleh, maka harus diuji apakah korelasi antara variabel X dan variabel Y kuat atau tidak. Apabila besarnya hubungan variabel tersebut sama dengan 0, menunjukan hubungan sangat lemah dan tidak berarti, begitu juga sebaliknya apabila hubungan secara signifikan

  Sangat Rendah Sumber: Sugianto (2003)

  Rendah 0,00

  Cukup Kuat 0,20

  Kuat 0,40

  Sangat Kuat 0,60

  0,80

  Koefisien korelasi Tingkat Hubungan

  

Tabel 1.

Koefisien Korelasi

  Menurut Sugianto (2003:183), untuk memberikan perkiraan terhadap koefisien korelasi yang didapat, maka dengan menggunakan table sebagai berikut:

  t = Nilai t- hitung r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah data pengamatan dengan Kriteria sebagai berikut: Jika nilai t hitung < t table H0 diterima, H1ditolak. Jika nilai t hitung > t table H0 ditolak, H1 diterima

  Hasil dan Analisis Penelitian

  Prosedur Palaksanaan Pembiayaan musyarakah Dalam menunjang kelangsungan usahanya, perusahaan memerlukan dana yang cukup untuk membiayai seluruh kegiatan operasi dan pada akhirnya untuk mencapai salah satu tujuan usaha berupa perolehan keuntungan. Dalam operasional bank memberikan pembiayaan kepada nasabah yang akan dibiayai atau mitra.

  Adapun tahapan pembiayaan musyarakah pada bank Syariah X dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan. Tahapan-tahapan pembiayaan ini umumnya disebut dengan prosedur pembiayaan.Kegiatan pembiayaan selain itu juga terdapat resiko yang dapat merugikan bank.Oleh karena itu pemberian pembiayaan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan melalui tahapan-tahapan yang teliti. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1.

  Tahap Pemasaran Tahap pemasaran adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh bagian marketing dalam rangka memperoleh nasabah untuk produk pembiayaan, yang dilakukan dengan cara presentasi kepada calon nasabah dengan memperkenalkan produk pembiayaan dan fasilitas serta fitur-fiturnya.

  2. Tahap Pemenuhan Dokumen Jika nasabah tertarik dan ingin mengajukan pembiayaan, maka calon nasabah harus melengkapi persyaratan dokumen yang dibutuhkan. Dokumen-dokumen yang harus dipenuhi diantaranya adalah: fotocopy KTP, KK, fotocopy surat nikah (bagi calon nasabah yang sudah menikah), fotocopy rekening tabungan, surat izin usaha perdagangan SIUP, surat keterangan usaha (untuk wiraswasta), surat keterangan bekerja, slip gaji 3 bulan terakhir (untuk karyawan), bukti pembayaran pajak NPWP, fotocopy SHGB (Surat Hak Guna Bangunan), SHM (Sertifikat Hak Milik), PBB, BPKB, STNK. Setelah melengkapi persyaratan tersebut nasabah harus menjelaskan maksud dan tujuan mengajukan pembiayaan, berupa jumlah nominal pembiayaan yang dinyatakan beserta dengan jangka waktunya.

  3. Tahap Analisis Tahap analisis merupakan kegiatan setelah pemeriksaan dokumen persyaratan dalam pembiayaan musyarakah. Kemudian analisis terhadap beberapa aspek, diantaranya: analisis aspek yuridis (nasabah), analisa moral nasabah, aspek pendapatan nasabah, aspek anggunan, dan aspek resiko. Selanjautnya menghitung besaran kewajaran pembiayaan, menetapkan margin, serta membuat kesimpulan atau keputusan.

  4. Tahap Persetujuan Pada tahap ini, nasabah telah mendapatakan persetujuan pembiayaan dari bank. Pihak bank dan nasabah menandatangi surat penegasan persetujuan pembiayaan. Yang didalamnya berisi tentang ketentuan pembiayaan, struktur pembiayaan yang terdiri atas jenis dan jumlah serta biaya-biaya yang terkait dengan pembiayaan, jaminan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.

  5. Tahap Pencairan Tahap ini merupakan kegiatan realisasi pembiayaan, yaitu pihak bank merealisasikan pembiayaan yang telah diajukan nasabah atau mitra.

  Untuk lebih mempermudah mengetahui dan untuk melengkapi proses pembiayaan musyarakah dilaksanakan berikut hasil penelitian penulis dilapangan mengenai penyaluran pembiayaan musyarakah di Bank Syariah (Hasil wawancara dengan Ibu Dekna (Marketing ), 18 Januari 2013) a.

  Nasabah datang ke bank dengan membawa Surat Permohonan Musyarakah (SPM) dalam surat ini nasabah menjelaskan kebutuhan dana sebagai modal kerja untuk suatu proyek tertentu. Nasabah menjelaskan tentang proyek yang akan dikerjakan, pihak-pihak yang terlibat, dan tujuan proyek. Pengalaman nasabah dalam proyek sejenis dan sumber dana untuk mengembalikan modal kepada bank. Selain SPM, nasabah juga menyertakan data-data perusahaan dan spesifikasi proyek.

  b.

  Account officer atau marketing akan menganalisa kelayakan bisnis nasabah, historis usaha nasabah baik dari segi kualitatif dan kuantitatif serta kelayakan proyek atau usaha yang akan dikerjakan oleh nasabah.

  c.

  Selanjutnya bagian administrasi pembiayaan akan menganalisa nasabah dari segi yuridis maupun kelengkapan atau perizinan dan keabsahan proyek, juga kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum, dan bank

  checking atas nasabah. Hasil pemeriksaan (checking) bagian administrasi

  pembiayaan disampaikan kepada account officer atau marketing bersamaan dengan analisa kualitatif dan kuantitatif. Kemudian account officer akan melakukan presentasi proyek tersebut kepada komite pembiayaan untuk meminta persetujuan.

  d.

Bila menurut komite pembiayaan proyek nasabah tidak layak, tidak memenuhi kreteria untuk dibiayai, maka seluruh dokumen akan dikembalikan kepada

  nasabah, dan account officer menyampaikan penolakan pembiayaan proyek tersebut kepada nasabah. Namun sebaliknya bila permintaan pembiayaan yang diajukan nasabah dianggap layak dan memenuhi kriteria, komite akan memberikan persetujuan yang khususnya menyangkut aspek adalah :

  Jumlah modal nasabah Jumlah modal bank Jangka waktu kerja sama musyarakah Nisbah bagi hasil keuntungan atau pendapatan proyek e. Bila perlu bank juga dapat meminta bantuan pihak ke tiga atau menempatkan pegawai bank dalam proyek untuk mengawasi perkembangan proyek f.

  Berdasarkan persetujuan yang diberikan oleh komite, maka account officer akan mengirimkan surat persetujuan musyarakah (SPM) kepada nasabah. Selain itu bank juga dapat meminta kelengkapan dokumen lainnya sebagai tambahan bila dibutuhkan. Isi SPM adalah menyetujui pemberian fasilitas pembiayaan musyarakah pada nasabah dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh komite g.

  Setelah menerima surat persetujuan musyarakah (SPM) dari bank kepada nasabah, nasabah dapat menyetujuinya atau tidak persyaratan-persyaratan atau nisbah bagi hasil yang diajukan oleh bank. Bila nasabah setuju maka nasabah harus melengkapi dokumen untuk akad musyarakah h.

  Bagian administrasi pembiayaan khususnya subunit hukum mempersiapkan akad musyarakah, yaitu perjanjian bagi hasil antara nasabah dengan pihak bank dan memperhatikan kelengkapan dokumen serta rincian atau spesifikasi proyek yang akan dibuat i.

  Setelah akad musyarakah ditandatangani oleh nasabah, maka nasabah diminta untuk mengeluarkan Surat Permohonan Realisasi Musyarakah (SPRM). Isi SPRM adalah meminta pencairan dana untuk dimulainya pelaksanaan proyek j. Bagian administrasi pembiayaan memberikan informasi bahwa akad musyarakah telah terlaksana, dan bagian account officer dapat menyetujui dilaksanakannya pencairan dana kepada nasabah k. Setelah menerima dana dari bank, maka nasabah menyerahkan Tanda Terima l.

  Selama proyek berjalan account officer diwajibkan untuk turut terlibat, monitoring perkembangan proyek dan pendapatan serta biaya yang dikeluarkan m.

  Nasabah melakukan pembayaran bagi hasil kepada bank sesuai dengan nisbah bagi hasil yang sudah ditetapkan bersama n.

Pembayaran pokok atau pengembalian pokok hutang dilakukan diakhir periode selesainya jangka waktu musyarakah

  Prosedur Pembiayaan Musyarakah Mekanisme penyaluran pembiayaan musyarakah baik berdasarkan ketentuan internal bank Syariah maupun dari hasil wawancara tidak terdapat perbedaan, kedua sumber tersebut saling melengkapi dan mempermudah untuk dipahami, bagaimana prakteknya pembiayaan musyarakah dilaksanakan di Bank Syariah.

  Berikut contoh transaksi musyarakah yang terjadi pada Bank Syariah dengan salah satu nasabahnya Pada tanggal 28 April 2011 dilakukan dan bank menyetujui pemberian fasilitas dengan skema musyarakah dengan plafond Rp. 6.000.000.000,00. Berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Pembiayaan (SP3) atau offering letter per tanggal 7 Mei 2011 dengan analisa pembiayaan sebagai berikut:

  PT. LJS telah beroperasi penuh selama 5 tahun dan memiliki armada tiga unit kapal

  

mother vessel (bulk Carrier), dua unit tug boat dan tigaunit barge dengan analisa keuangan

  sebagai berikut: a. total aset sebesar Rp. 648.000.000.000,00.

  b.

Bankloansebesar Rp. 34.000.000.000,00. (dengan hasil BI Checking positif atau lancar) c. Total sales Rp. 73.000.000.000,00

  d. Total equity Rp.64.000.000.000,00.

  e. Growth pertahun 35% Pendapatan Perusahaan PT. LJS sebagian besar berasal dari shipment batu bara yang dipesan oleh PT. XX berdasarkan kontrak dengan PT. XY dan dalam kurun waktu satu tahun perusahaan tersebut dapat membukukan keuntungan sebesar Rp. 35.000.000.000,00.

  Untuk biaya operasional kapal pertahun sebesar Rp. 6.000.000.000,00. PT. LJS telah memperoleh kontrak perjanjian pengangkutan batubara dari PT. KII selaku supplier batu bara ke PT. XY selama jangka waktu satu tahun dengan total kontrak

  Rp.8.000.000.000,00. PT. LJS hendak memperoleh fasilitas pembiayaan modal kerja pada BRI Syariah dengan jangka waktu satu tahun berdasarkan kontrak tersebut dengan porsi 62% untuk Bank Syariah X dan 28% porsi PT. LJS.

  Struktur Pembiayaan:

  a. Fasilitas: Musyarakah b. Plafond: Rp. 6.000.000.000,00.

  c.

  Penggunaan: Modal kerja d.

  Biaya administrasi: Rp. 400.000.000,00.

  e.

  Obyek musyarakah: Pekerjaan dari PT. XX dengan nilai pekerjaan sebesar Rp.

  8.000.000.000. untuk pekerjaan pengangkutan batu bara pesanan PT. XY. Dengan dokumen dan data PO terlampir.

  f.

  Proyeksi revenue: Rp. 2.500.000.000,00.

  g.

  Porsi pembiayaan: Bank sebesar Rp. 6.000.000.000,00.(75%) Nasabah sebesar Rp.

  2.000.000.000,00. (25%) h. Nisbah: Multi Nisbah, sesuai tabel terlampir. i.

  Jaminan: Dua unit tug boat dan satu unit barge Jadwal Pelunasan dan Cara Pembayaran Nasabah : PT LJS Fasilitas : Musyarakah Mutanaqisha Total Nilai Investasi : Rp. 8.000.000.000.

  Porsi Modal Bank : Rp. 6.000.000.000. Porsi Modal Nasabah : Rp.2.000.000.000. Jangka Waktu : 12 bulan

  Tabel 1 Proyeksi Pendapatan (revenue sharing) No Bulan Proyeksi Pendapatan Nisbah Nasabah Nisbah Bank Bagi Hasil Nasabah Bagi Hasil Bank Rencana Pengembalian Modal Bank Sisa modal Bank 1 Mei-2011 100.000.000 58,33% 41,67% 58.330.000 41.670.000 100.000.000 5.900.000.000

  2 Juni-2011 120.000.000 58,33% 41,67% 69.996.000 50.004.000 150.000.000 5.750.000.000 3 Juli-2011 150.000.000 60,00% 40,00% 90.000.000 60.000.000 175.000.000 5.575.000.000 4 Agustus-2011 175.000.000 70,97% 29,03% 124.197.500 50.802.500 200.000.000 5.375.000.000 5 September-2011 175.000.000 74,67% 25,33% 130.672.500 44.327.500 250.000.000 5.125.000.000 6 Oktober-2011 175.000.000 75,00% 25,00% 131.250.000 43.750.000 250.000.000 4.875.000.000 7 November-2011 175.000.000 75,50% 24,50% 132.125.000 42.875.000 400.000.000 4.475.000.000 8 Desember-2011 175.000.000 76,00% 24,00% 133.000.000 42.000.000 475.000.000 4.000.000.000 9 Januari-2012 175.000.000 76,60% 23,40% 134.050.000 40.950.000 500.000.000 3.500.000.000 10 Febuari-2012 175.000.000 78,68% 21,32% 137.690.000 37.310.000 1.000.000.000 2.500.000.000

  11 Maret-2012 175.000.000 79,58% 20,42% 139.265.000 35.735.000 1000.000.000 1.500.000.000 12 April-2012 175.000.000 80,50% 19,50% 140.875.000 34.125.000 1.500.000.000 - Total 1.945.000.000 1.421.451.000 523.549.000 6.000.000.000

  Pendapatan Pembiayaan Musyarakah Bank Syariah X Pendapatan pembiayaan musyarakah yang diperoleh bank Syariah dari tahun 2009 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada data dibawah ini:

  

Tabel 2

Pendapatan Musyarakah Tahun 2009-2011 Bank Syariah X

Periode Tahun Pendapatan Musyarakah

  2009 40.451.000.000,00 2010 124.720.000.000,00 2011 105.638.000.000,00

  TOTAL (Sumber: data internal Bank Syariah X)

  Berdasarkan data diatas jumlah pendapatan pembiayaan musyarakah di bank syariah X dari tahun 2009 sampai tahun 2010 menunjukan peningkatan yang baik, tetapi bila dibandingkan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami sedikit penurunan jumlah pendapatan. Jumlah pendapatan musyarakah pada akhir tahun 2009 mencapai sebesar Rp. 40.451.000.000,00. (empat puluh miliar empat ratus lima puluh satu juta rupiah). Tahun 2010 jumlah pendapatan musyarakah mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp.

  124.720.000.000,00. (seratus dua puluh empat miliar tujuh ratus dua puluh juta rupiah) dikarenakan baiknya pemasaran dan promosi pembiayaan yang dilakukan oleh bagian marketing Bank Syariah X. Dari periode sebelumnya penurunan jumlah pendapatan musyarakah terjadi pada tahun 2011, yaitu Rp. 105.638.000.000,00 (seratus lima miliar enam ratus tiga puluh delapan juta rupiah) dikarenakan persaingan yang makin ketat dalam memperoleh nasabah dari Bank syariah lainnya. Pengaruh Pendapatan Pembiayaan Musyarakah Terhadap Laba

  Pendapatan pembiayaan musyarakah yang merupakan salah satu menjadi sumber pendapatan utama dalam bank syariah ini memiliki peran penting dalam hal penentuan laba di instansi tersebut.Pada penelitian ini untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap laba pada Bank Syariah, maka perlu dilakukan uji korelasi. Berikut ini perhitungan uji korelasi pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap laba pada Bank Syariah:

  

Laba Bank Syariah X Periode 2009-2011

(Dalam Jutaan Rupiah)

  Periode Pendapatan Jumlah Tahun Musyarakah Laba

  (X) (Y) 2009 40451 16216 1636283401 262958656 655953416

  2010 124720 14852 15555078400 220581904 1852341440 2011 105638 60265 11159387044 3631870225 6366274070

  270809 91333 28350748845 4115410785 8874568926

  

  (Sumber: Bank Syariah X) Koefisien Korelasi Pearson Diketahui: n = 3 ∑X = 270809 ∑Y = 91333

  = 28350748845 ∑

  = 4115410785 ∑ ∑XY = 8874568926 r = 0,276 Menurut perhitungan koefisien korelasi diatas dapat disimpulkan bahwa r=0,276 berarti telah terjadi hubungan yang lemah antara variabel X (pendapatan pembiayaan musyarakah) dengan variabel Y (laba). Dengan begitu, walaupun semakin besar pendapatan pembiayaan musyarakah yang diterima maka hanya berpengaruh sedikit pada tingkat laba yang dihasilkan oleh Bank Syariah X. Koefisien Penentu/Determinasi (KD)

  Sesuai dengan perhitungan seberapa kuat korelasi atau hubungan antara pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap laba yang dihasilkan maka selanjutnya dapat dipresentasikan seberapa besar sumbangan atau pengaruh dari variabel X (pendapatan pembiayaan musyarakah) terhadap naik turunnya variabel Y (laba) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = x 100% KD = KD = 0,076176 x 100% KD = 7,62%

  Dengan diperoleh hasil perhitungan koefisien penentu tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap laba sebesar 7,62% dan sisanya 92,38% dipengaruhi oleh faktor-faktor pembiayaan lainnya yang tidak diamati dalam penelitian ini.

  Pengujian Hipotesis Dengan Uji t Dikarenakan hipotesis yang akan digunakan ini berkaitan dengan ada tidaknya peranan pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap laba maka digunakan pengujian hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (H1). Hipotesis yang ditetapkan adalah: H0 : Pendapatan pembiayaan musyarakah tidak berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Syariah.

  H1 : Pendapatan pembiayaan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Syariah. Dengan ketentuan: H0 diterima, jika t hitung < t tabel H1 ditolak, jika t hitung > t table Untuk menguji signifikasi hubungan antara pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap laba, maka perlu suatu uji koefisien yang ditujukan pada rumus sebagai berikut: t = 0,287

  Berdasarkan perhitungan diatas dimana t hitung = 0.287 pada taraf signifikan 5% dan dk=n- 2=1, t tabel diperoleh sebesar 12,706 jadi t hitung lebih kecil dari t tabel atau 0.287<12,706

  Kesimpulan

  Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap laba pada Bank Syariah X, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.

  Jumlah pendapatan pembiayaan musyarakah di Bank syariah X dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 menunjukan perkebangan yang baik. Pada awal tahun 2009 pendapatan musyarakah sebesar Rp. 40.451.000.000,00. Memasuki tahun 2010 pendapatan musyarakah mengalami peningkatan drastis yaitu sebesar Rp. 124.720.000.000,00. Dikarenakan baiknya pemasaran dan promosi pembiayaan yang dilakukan oleh bagian marketing Bank Syariah. Pada periode selanjutnya mengalami penurunan di tahun 2011 pendapatan musyarakah sebesar Rp. 105.638.000.000,00. Yang dikarenakan persaingan yang makin ketat dalam memperoleh nasabah dari Bank syariah lainnya.

  2. Sesuai dengan perkembangan Bank Syariah X memiliki peningkatan laba yang signifikan di tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2009, walaupun pada periode tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan pada total laba yang didapatkan. Pada tahun 2009 laba yang didapatkan adalah sebesar Rp. 16.216.000.000,00. dan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp. . yaitu total laba yang didapatkan pada tahun 2010 adalah Rp. 14.852.000.000,00. Dan peningkatan laba yang signifikan terjadi pada tahun 2011 jumlah laba menjadi sebesar Rp. 60.265.000.000,00. Oleh karena itu peningkatan laba pada Bank Syariah X termasuk kategori baik.

  3. Pembiayaan musyarakah merupakan sumber penghasilan yang tidak terlalu mempengaruhi besaran total laba yang diperoleh di Bank Syariah X, hal ini terbukti dengan diperolehnya data hasil perhitungan koefisien korelasi r = 0,276 yang berarti t = t = t = t = t = terhadap laba pada Bank Syariah. Sedangkan dari hasil perhitungan koefisien penentu/Determinasi (KD) bahwa pendapatan pembiayaan musyarakah mempengaruhi laba sebesar 7,62%. Berdasarkan perhitungan uji signifikan dimana t hitung = 0,287 pada tarah signifikan 5% dan dk = n-2=1, t tabel diperoleh sebesar 12,706 jadi t hitung < dari t tabel atau 0,287 < 12,706 Maka dengan demikian H0 diterima, berarti tidak adanya pengaruh yang signifikan antara pendapatan pembiayaan musyarakah terhadap laba pada Bank Syariah X.

  Referensi

  Al-Quran Nul Karim Ascarya. 2007. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta. Pt Raja Grafindo Persada,2008.

Antonio, syafi’i. 2004. Bank syariah : dari teori ke praktek. Jakarta; penerbit

  gema insani press. Burhan, Bungin. 2009. Metodologi Penelitian kuantitatif, komunikasi ekonomi dan kebijakan. Jakarta; Kencana Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta; Penerbit PT Bumi Aksara.

  Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula. 2006. Syariah Marketing. Ujung berung Bandung. PT Mizan Pustaka. Huda,nurul DKK. 2008. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis.penerbit nurul huda Jopie, Jusuf. 2007. Analisis Kredit Untuk Account Officer.Jakarta; Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

  Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam: Anlisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta; Penerbit PT Raja Grafindo. Kasmir. 2000. Bank dan lembaga keuangan lainya. Jakarta; Penerbit Edisi II PT Raja Grafindo persada Mervin K Lewis & Latifa M. Algaoud, 2001. Perbankan Syariah, PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta 2007. Muhammad. 2005. Manajemen bank syariah. Yogyakarta; Penerbit UPP AMP YKPN. Muslehuddin, Muhammad. 2000. Sistem Perbankan Dalam Islam. Jakarta; Gema Insani Press. Cetakan,1. 2 Nadratuzzaman, Muhammad Hosen. 2007. Perbankan Syariah, Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PSKES PUBLISHING). Jakarta. Soemitra, andri. 2009. Bank dan lembaga keuangan syariah, edisi pertama cetakan ke 1 Sutan, Remi Sjahdeini. 2002. Perbankan Islam Dan Kedudukanya Dalam Tata Hukum Perbankan.Jakarta; Penerbit PT Pustaka Utama Grafiti. Wasilah, sri nurhayati. Akuntansi syariah di Indonesia, Penerbit salemba empat. Universitas Pamulang. 2010. Pedeoman Penulisan Skripsi. Tangsel; Penerbit FE UNPAM. Yaya, Rizal. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah, Teori Dan Praktik , Salemba Empat.

  Kontemporer

  Kamus Bank Syariah,