Peran Komunikasi Interpersonal Sebagai Pendorong Keberhasilan Dalam Pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lenda Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017) - Test Repository

  

PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SEBAGAI PENDORONG

KEBERHASILAN DALAM PENDIDIKAN

  (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017)

  Skripsi ini disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

  

SKRIPSI

  OLEH PUJI LESTARI NIM. 11714009

  

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

MOTTO

" ااهاعْسُو َّلَِإ اًسْفا ن ُهَّللا ُفِّلاكُي الَ " ) هِرقبلا : 286 )

  

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya

Ketahuilah kelak lukamu ini akan jadi obat bagimu

(Jalaludin Rumi)

  

Muliakanlah orang tuamu maka Allah akan memuliakanmu

(Arifin Ilham)

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karuniaNya, Skripsi ini dipersembahkan untuk:

  1. Bapak dan ibu tercinta , Ponijan alm dan Wagirah yang tak henti menjaga, membimbing, memberi kepercayaan dan motivasi dalam kehidupanku.

  2. Saudara tercinta, Andri Yono, Kristina Eka Wati, Andika, Sukarman atas segala dukungan, doa dan motivasi yang sangat luar biasa.

  3. Keluarga besar Wahyu Widodo dan Ibu Fahmay yang telah menjadi keluarga dan memberikan banyak kebahagiaan.

  4. Keluarga besar Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta (YKUY) yang telah membiayai dan menfasilitasi pendidikan saya selama ini.

  5. Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran, pembimbing akademik sekaligus Pembimbing Skripsi Dra. Maryatin, M.Pd.

  6. Sahabat dan teman-teman tercinta yang telah memberi banyak warna dalam kehidupanku. Terkhusus untuk Zainuar Sutanto, Ulfa Nurmala, Puput Novia dan Babar Lestari yang banyak membantu banyak hal.

  7. Teman-temanku yang memberi inspirasi, , Anggraini Putri, Siti Lestari, Aminatun Zahra, Ahmad Luqman Najid dan Aisya Zudhiana.

  8. Keluarga besar dan santri Pondok Pesantren Al furqon Sanden Bantul, tekhusus untuk M. Hamid Luthfafi, Dedey Erwanda dan Zazid Mustaqim yang memberi banyak inspirasi dan berbagi ilmu.

  9. Para guru SD 3 Donorejo, SMP 3 Girilmulya dan SMK IT Al Furqon Sanden Bantul.

  10. Sahabat seperjuanganku angkatan 2014 khususnya jurusan KPI.

  Bismillahirahmanirrahim

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad Saw kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang menjadi suri tauladan bagi kita.

  Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Rektor IAIN Salatiga, Bp. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Fakultas Dakwah Bp. Dr. Mukti Ali, M.Hum

  3. Ketua jurusan KPI IAIN Salatiga, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  4. Para dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan

  IAIN Salatiga dan sahabat-sahabat program studi Komunikasi Penyiaran Islam

  IAIN Salatiga angkatan 2014 yang sudah selalu memberi dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  ABSTRAK

  Lestari, Puji. 2017. Peran Komunikasi Interpersonal Sebagai Pendorong

  Keberhasilan Dalam Pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017). Skripsi,

  Salatiga: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Kata Kunci: Peran Komunikasi Interpersonal, Pendorong Keberhasilan Pendidikan

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana cara komunikasi interpersonal orang tua (tunanetra) dengan anak sebagai pendorong keberhasilan dalam pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017). 2) Bagaimana peran orang tua (tunanetra) sebagai pendorong keberhasilan dalam pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017).

  Jenis penelitian ini adalah penelitan kualitatif menggunakan pendekatan field

  

research yaitu dengan mengamati secara langsung, ikut serta dengan subjek

  penelitian dan mencari data secara apa adanya. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, hasil data dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman, kemudian ditariklah kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Cara komunikasi interpersonal orang tua (tunanetra) dengan anak sebagai pendorong keberhasilan dalam pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017) menggunakan dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi verbal; berupa komunikasi secara langsung saling berbincang-bincang satu dengan yang lainnya, dan komunikasi non verbal; menggunakan kode dan sentuhan, proses komunikasi dilakukan dengan santai, adil, terbuka dan tidak membedakan antara status orang tua dan anak, dengan demikian peran dari komunikasi interpersonal yang baik dari orang tua dengan anak dapat mendorong keberhasilan pendidikan. 2) Peran orang tua (tunanetra) sebagai pendorong keberhasilan dalam pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017). orang tua (tunanetra) mempunyai peran penting dalam mendorong keberhasilan pendidikan bagi anaknya dengan mendoakan keberhasilan anak dan memberikan fasilitas pendidikan sesuai kemampuan yang dimiliki, pemberian perhatian dan harapan kehidupan yang lebih baik merupakan keinginan orang tua (tunanetra) kepada anaknya, melihat perjuangan dan keinginan orang tua yang begitu besar membuat anak terdorong untuk mendapatkan keberhasilan pendidikan agar dapat mengangkat derajat orang tua, membahagiakan orang tua dan memperoleh masa depan yang lebih baik, dengan demikian peran dari orang tua terbukti berhasil dalam mendorong keberhasilan pendidikan bagi anak.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

  ............................................................................................................. ii

  LOGO INSTITUT NOTA PEMBIMBING ........................................................................................... iii PENGESAHAN ...................................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................... v MOTTO.................................................................................................................. vi PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix ABSTRAK ............................................................................................................. xi DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5 E. Penegasan Istilah ...................................................................................... 6 F. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 6 G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 8

  BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 10 B. Landasan Teori .................................................................................... 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan ........................................................... 32 B. Lokasi Penelitian ................................................................................. 32 C. Sumber Data dan Jenis Data ................................................................. 32 D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 33 E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 34 F. Teknik Validitas Data ........................................................................... 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................... 36 B. Pembahasan ......................................................................................... 49 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 60 B. Saran ................................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan seseorang memang tidak terlepas bagaimana ia

  berusaha. Usaha yang sunguh-sungguh tentunya mempengaruhi hasil yang didapat. Ketetapan hati dan keyakinan yang kuat akan mendorong seseorang untuk mencari upaya agar apa yang ia inginkan dapat tercapai. Tak heran orang yang selalu bekerja keras dalam usahanya akan mendapatkan apa yang ia inginkan sesuai apa yang telah ia usahakan, disamping usaha yang dilakukan sangatlah sunguh-sunguh, seseorang yang ingin mencapai sesuatu yang diinginkan haruslah disertai dengan doa sebagai penyempurna usahanya.

  Berbicara mengenai usaha (ikhtiar) tidak terlepas dengan bagaimana cara kita berpasrah diri kepada Sang Pencipta atas usaha yang kita lakukan lewat doa. Kekuatan dari doa dan disertai usaha telah ada pada Firman Allah dalam Qur

  ’an Surat Al Baqarah 186 berikut ini:

  ۖ ِناَعَد اَذِإ ِعاَّدلا َةَوْعَد ُبيِجُأ ٌبيِرَق ينِِّإَف ينَِّع يِداَبِع َكَلَأَس اَذِإَو )

  ) ١٨٦ هرقبل ا َنوُدُ ْرَفَي ْ ُ َّ َ َل ِ اوُ ِ ْ ُفَيْلَو ِ اوُبيِ َ ْ َيْ َفَف

  Artinya:

  Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada

   (Q.S Al Baqarah 186) dalam kebenaran Bukti bahwa doa juga sebagai media meraih sesuatu yang diinginkan adalah dengan belajar mengingat kisah Ibnu Mubarak yang memiliki doa mujarab. Ketika suatu hari melewati seorang buta, orang itu minta didoakan agar matanya sembuh. Lalu ibnu Mubarak berdoa untuknya dan dengan izin Allah orang itu dapat sembuh. Jadi bersuguh-sungguhlah dalam usaha kemudian berdoa dan berserah diri kepada Allah atas apa yang telah kita usahakan (Sa’adah, 2016: 28).

  Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan akan selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya. Manusia akan selalu mempunyai keinginan untuk berbicara, mengeluarkan gagasan/ide, saling bertukar informasi, kerjasama dengan orang lain untuk saling menguntungkan dan memenuhan kebutuhan hidup. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakain canggih dan teknologi komunikasi sudah menjadi bagian penting dalam berinteraksi, menegaskan bahwa manusia akan selalu berkomunikasi satu dengan yang lainya baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Pencapaian keberhasilan seseorang tentu membutuhkan peran keluarga sebagai pendukungnya, komunikasi yang baik akan mendukung proses tercapainya kesuksesan keluarga. Keterbukaan dalam berkomunikasi inilah yang biasanya menciptakan keberhasilan pada keluarga. Bagaimana seseorang berkomunikasi antar anggotanya akan menghasilkan rasa saling memahami serta membetuk rasa percaya diri agar kedepanya menjadi pribadi yang lebih baik. Pada dasarnya didalam suatu keluarga akan ada aktivitas kemauan. Begitu pula kehendak untuk membina dan menjalin hubungan interpersonal juga dilandasi oleh adanya dorongan tertentu. Dorongan, alasan dan kemauan yang ada di dalam diri seseorang disebut dengan motif. Setelah adanya motif-motif yang ada akan menimbulkan suatu motivasi. Motif dapat disebut motivasi apabila sudah menjadi kekuatan yang bersifat aktif. Menurut Sondang P. Siagian (1995:138) Apabila dicermati, pada umumnya seseorang beraktivitas dan bekerja adalah karena dorongan untuk memenuhi kebutuhannya, dengan demikian aktivitas membina hubungan interpersonal juga dilandasi oleh adanya dorongan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan.

  Berdasarkan paparan diatas dalam penelitian ini berfokus pada satu keluarga tunanetra yang digolongkan kurang mampu (miskin) akan tetapi kedua anak dari tiga bersaudara dapat masuk kesebuah perguruan tinggi dan mengambil jurusan kebidanan, satu diantara dua anak ini bahkan telah bekerja disalah satu instansi kesehatan di Yogyakarta. Fakta ini pada akhirnya membuat rasa ingin tahu tentang bagaimana cara komunikasi antara orang tua yang berkebutuhan khusus (tunanetra) dan anaknya sehingga dapat menghasilakan motivasi yang sangat besar pada diri anak-anaknya untuk mengangkat derajat orang tuanya melalui pendidian. Keluarga ini yang akhirnya meyakinkan peneliti bahwa pola komunikasi yang dilakukan dalam keluarga ini sangatlah luar biasa dan mendapat hasil yang menakjubkan. Motivasi yang dimiliki anak dari pasangan tunanetra ini membuka mata menyurutkan cita-cita yang ingin terwujud. Dorongan yang dimiliki tidak lepas dari bagaimana didikan orang tua terhadap anak dan pemberian motivasi yang dapat mereka lakukan, dengan demikian peneliti menjadikan keluarga tunanetra ini subjek penelitian yang difokuskan pada bagaimana Peran Komunikasi Interpersonal Sebagai Pendorong Keberhasilan dalam Pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017).

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana cara komunikasi interpersonal orang tua (tunanetra) dengan anak sebagai pendorong keberhasilan dalam pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017).

  2. Bagaimana peran orang tua (tunanetra) sebagai pendorong keberhasilan dalam pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017).

C. Tujuan Penelitian

  1. Mendeskripsikan cara komunikasi interpersonal orang tua (tunanetra) dengan anak sebagai pendorong keberhasilan dalam pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017).

  2. Mendiskripsikan peran orang tua (tunanetra) sebagai pendorong keberhasilan dalam pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017).

D. Manfaat Penelitian

  1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan keilmuan dalam bidang komunikasi, khususnya yang terkait dengan Komunikasi Interpersonal pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga.

  2. Secara praktis Manfaat secara praktis antara lain :

  a. Bagi lembaga penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa komunikasi Interpersonal dapat memotivasi seseorang untuk meraih masa depan yang cerah, salah satunya melalui jalur pendidikan.

  b. Bagi masyarakat penelitian ini dapat dijadikan suri tauladan untuk senantiasa bersyukur dan meyakini bahwa keberhasilam seseorang tidak dipandang dari kaya atau tidaknya, sempurna atau tidak sempurnaya fisik yang dimiliki, akan tetapi dari bagaimana seseorang berdoa dan berikhtiar.

  c. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai pemberi motivasi dan suri tauladan bahwa kurang sempurnanya fisik tak menghalangi rasa tanggung jawab orang tua terhadap anaknya untuk menjadikan anak-

E. Penegasan Istilah

  Untuk memudahkan dalam memahami judul penelitian tentang “Komunikasi Interpersonal Sebagai Motivasi Keberhasilan dalam Pendidikan Keluarga (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017)

  ”, maka peneliti perlu memberikan penegasan dan penjelasan seperlunya sebagai berikut:

  1. Peran Komunikasi interpersonal berarti proses penyampaian pesan yang dilakukan antar individu sebagai bentuk keikutsertaan untuk pencapaian sesuatu.

  2. Pendorong Keberhasilan Pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu upaya atau dorongan yang ditujukan untuk memberi arahan dalam mencapai keberhasilan pendidikan.

  Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Peran Komunikasi Interpersonal Sebagai Pendorong Keberhasilan Pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017) adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan antar individu sebagai bentuk keikutsertaan untuk pencapaian keberhasilan dalam pendidikan pada keluarga tunanetra di Botokan Jatirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017.

F. Kerangka Berfikir

  Peran Komunikasi Interpersonal Sebagai Pendorong Keberhasilan Pendidikan (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Botokan Jatirejo mengantarkan kesuksesan pendidikan seorang anak dari orang tua yang berkebutuhan khusus (tunanetra), melalui Komunikasi Interpersonal ini, akhirnya terciptalah hubungan yang lebih dekat antar anggota keluarga. Selama ini kita tahu bahwa kesuksesas pendidikan seorang anak tidak terlepas dari bagaimana orang tua mendidiknya, dengan mengedepankan saling keterbukaan dalam berkomunikasi, khususnya komunikasi yang sifatnya interpersonal maka akan menciptakan motivasi yang lebih besar kepada anak untuk mewujudkan apa yang dikehendaki orang tuanya, dalam hal ini adalah kesuksesan sang anak dalam pendidikan. Berikut merupakan alur kerangka berfikir dari teori yang ditetapkan oleh peneliti.

  Peran Komunikasi Interpersonal Anak Orang Tua (tunanetra) D o ro n g a n

  

Keberhasilan Pendidikan

  Gambar 1. Kerangka Berfikir Peran Komunikasi interpersonal adalah penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan dengan penerima yang mempunyai peranan mencapai sesuatu. Tujuan komunikasi interpersonal antara lain mengenl diri sendiri dan orang lain, mengetahui dunia luar, menciptakan dan memelihara hubungan yang bermakna, mengubah sikap dan perilaku orang lain, bermain interpersonal dalam konteks penelitian ini ditekankan pada memelihara hubungan yang bermakna, mengubah sikap agar melakukan sesuatu yang lebih baik dan tergerak untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Komunikasi interpersonal sering dianggap mudah, akan tetapi terkadang juga terdapat noise yang menghalanginya.

  Pendorong Keberhasilan Pendidikan adalah upaya untuk mengarahkan, memberi motivasi untuk mencapai keberhasilan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh orang tua (tunanetra) kepada anaknya.

  Berdasarkan gambar di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah komunikasi interpersonal antara orang tua yang berkebutuhan khusus (tunanetra) dengan anaknya dapat menciptakan dorongan untuk meraih keberhasilan pendidikan dalam keluarga tersebut.

  Tentunya dorongan tersebut dapat tercipta melalui interaksi antar sesamanya, dengan demikian proses komunikasi yang baik dan terbuka ini yang akan membentuk suatu motivasi kepada anak untuk lebih baik dari orang tuanya terutama pada bidang pendidikan.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan dalam pembahasan, penulis mencoba menyusun penelitian ini secara sistematis. Pembahasan penelitian terdiri dari 5 bab, masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN, bagian pendahuluan menjelaskan kepada berfungsi sebagai petunjuk kerja, yang isinya terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI, kajian pustaka menjelaskan penelitian-penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan , sedangkan landasan teori memuat definisi tentang Komunikasi Interpersonal, Motivasi Pendidikan, dan Keluarga Tunanetra..

  BAB III METODE PENELITIAN, bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik validitas data.

  BAB IV HASI DAN PEMBAHASAN, bab ini berisi hasil temuan dan pembahasan dari penelitian yang sudah dilakukan yakni tentang Komunikasi Interpersonal Sebagai Motivasi Keberhasilan dalam Pendidikan Keluarga (Studi Kasus Pada Keluarga Tunanetra Kelurahan Botikan Desa Jatirejo Kec. Lendah Kab. Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2017).

  BAB V PENUTUP, bab ini memuat kesimpulan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya terutama temuan hasil penelitian untuk kemudian diajukan saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah melakukan penelusuran

  dan kajian dari berbagai sumber atau referensi yang memiliki kesamaan topik atau relevansi terhadap penelitian ini. Berikut adalah karya tulis ilmiah yang relevan dengan penelitian ini:

  Skripsi A.M.S Nurhidayah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2013 yang berjudul Peran Komunikasi Interpersonal Wali Kelas VI di MI Darul Huda Ngaglik Sleman. Skripsi ini berisi adanya hubungan Komunikasi Interpersonal dan Motivasi belajar siswa, dimana Komunikasi Interpersoanal wali kelas berperan melakukan keterbukaan, empati, dukungan untuk mendorong minat belajar dari siswa kelas VI. Faktor yang mendukung terciptanya situasi belajar yang kondusif adalah wali kelas yang mampu menerapkan sikap-sikap positif kepada siswa, siswa juga dapat merespon pada yang disampakan wali kelas dan pesan yang disampaikan dengan metode cerita dan tanya jawab. Sedangkan hambatan yang ada adalah bagaimana wali kelas kurang menguasai keadaan ketika terjadi keramaian di kelas dan kurangnya keaktifan dari siswa dalam berkomunikasi dengan wali kelas. Penelitian ini mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Kesamaan pada penelitian ini terdapat pada bagaimana komunikasi interpersonal mempunyai peran menghasilkan motivasi belajar pada diri seseorang. Sedangkan perbedaanya terdapat pada proses komunikasi interpersonal yang dilakukan, jika pada penelitian ini komunikasi interpersonal terbatas pada ruang dan waktu biasanya hanya dilakukan di Sekolah saja, akan tetapi penelitian yang akan peneliti lakukan dimana komunikasi interpersonal komunikasi interpersonal lebih luas jangkauanya karena terdapat pada satu keluarga.

  Skripsi Jenny Widiya Casih Purba Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau dengan judul Pola Asuh Orang tua Tunanetra Terhadap Anak Normal di Pekanbaru Tahun 2014. Skripsi ini berisi bagaiman orang tua yang berkebutuhan khusus mendidik anaknya, orang tua tunanetra tidak dapat secara penuh melakukan fungsi pengawasan dan kontrol terhadap perilaku anak, termasuk melakukan evaluasi dari hasil penanaman nilai- nilai pendidikan terhadap anak. Pada keluarga ini anak harus berprinsip untuk selalu mendengarkan nasihat-nasihat yang diberikan orang tua kepadanya, dengan demikian orang tua akan memberikan kepercayaan penuh terhadap anaknya. Pola didikan yang dilakukan oleh orang tua adalah pola asuh demokratis, pola asuh demokratis ini memberikan kesempatan bagi setiap anggota keluarga untuk mengutarakan pendapat tanpa adanya intervensi.

  Penelitian ini mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Kesamaan pada penelitian ini terdapat pada bagaimana orang tua yang berkebutuhan khusus (tuananetra) berinteraksi dengan anaknya yang normal. Sedangkan perbedaanya adalah jika dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan orang tua kepada anak dengan memberikan segala sesuatu yang dilakukan anak maka ia harus bertanggung jawab, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan berfokus pada interaksi yang sifatnya lebih dekat menggunakan teori komunikasi interpersonal.

  Skripsi Rahmat Aulia Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala Lumpur Malaysia dengan judul Strategi Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Penyandang Disabilitas Tahun 2016. Skripsi ini berisi tentang strategi komunikasi interpersonal orang tua dalam meningkatkan rasa percaya diri anak penyandang disabilitas kategori Tunagrahita, kepercayaan diri ini perlu ditingkatkan sebagai benteng menghadapi beberapa masyarakat yang dengan tingkat pemahaman yang rendah terhadap penyandang disabilitas. Efek jangka panjang yang ditimbulkan dari hujatan yang terus menerus adalah menurunnya rasa percaya diri anak hingga yang lebih parah menyebabkan anak jadi enggan bersosialisasi dengan masyarakat nantinya. Penelitian ini mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Kesamaan pada penelitian ini terdapat pada bagaimana komunikasi interpersonal menjadi salah satu strategi meningkatkan kepercayaan diri untuk anak.

  Sedangkan perbedaanya adalah jika penelitian ini yang berkebutuhan khusus adalah anak, namun dalam penelitian yang akan dilakukan orangtualah yang berkebutuhan khusus.

  Berdasarkan uraian di atas penelitian ini mempunyai perbedaan yang nyata dari penelitian-penelitian terdahulu yaitu pada penelitan yang telah dilakukan berfokus pada komunikasi interpersonal untuk memotivasi kerja dari atasan dan bawahan, komunikasi menumbuhkan motivasi dari guru ke anak didik, dan lain sebagainya. Sedangkan pada penelitian ini berfokus pada komunikasi yang diberikan orang tua yang berkebutuhan khusus (tunanetra) kepada anaknya untuk meraih kesuksesan lewat pendidikan. Kesamaan pada penelitian ini terletak pada komunikasi interpersonal sebagai salah satu media untuk memotivasi seseorang agar lebih baik dari sebelumnya.

B. Landasan Teori 1. Peran Komunikasi interpersonal

  Peran dapat diartikan sesuatu yang menjadi bagian (Poerwantadarminta. 2006: 870). Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan

  dengan orang lain, komunitas sosial atau politik. Peran merupakan aspek

  yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan.

  Istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris communicatio, secara etimologis atau menurut kata usulnya berasal dari bahasa latin comunicare

  

means to make common berarti kesamaan pengertian, kesamaan persepsi,

  dalam ilmu komunikasi, komunikasi didefinisikan sebagai suatu transaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi (Cangara, 2014, 23). Sedangkan menurut Holtzman dalam buku Teori Komunikai mengatakan bahwa komunikasi, pada dasarnya merupakan gambaran anda tentang stimulasi dalam pikiran orang lain atas kesadaran, pemahaman, dan perasaaan anda akan pentingnya peristiwa, perasaan, fakta, opini atau situasi (Santoso, 2012, 6). Mulyana mendefinisikan komunikasi adalah usaha utuk membangun kebersamaan pikiran tentang suatu makna atau pesan yang dianut secara bersama. Usaha manusia menyampaikan isi pertanyaan atau pesan kepada manusia lain (Dasrun, 2012, 22).

  Berdasarkan paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, perilaku baik langsung maupun tidak langsung agar mempunyai kesamaan persepsi tentang suatu makna atau pesen. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia yang dinyatakan dalam pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Pernyataan dinamakan pesan, orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator. Sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan. Jika dianalisis, pesan komunikasi terdiri dari isi pesan dan lambang. Pesan yang disampaikan menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan dinamaikan pesan verbal sedangkan, pesan yang disampaikan dengan lambang seperti bahasa tubuh, tanda, tindakan/perbuatan, objek dan lain sebagainya disebut komunikasi nonverbal. Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communicatio mengguraikan ada tiga model komunikasi (Dasrun, 2012:36). Berikut tiga model komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss:

  a. Model komunikasi linear, dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interprestasi. Komunikasi bersifat menolong.

  b. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik.

  Komunikasi yang berlangsung ini bersifat dua arah dan ada dialog, dimana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komuikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.

  c. Model komunikasi transaksional, komunikasi hanya dapat dipahami melalui konteks hubungan anatara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif.

  Melakukan komunikasi secara efektif memang tidaklah mudah, bahkan ada beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi, diantaranya gangguan

  

semantic; gangguan yang berkaitan dengan pesan komunikasi yang

  pengertianya rusak. Gangguana semantic ini biasanya yang berbentuk bahasa.

  Interpersonal berasal dari kata inter dan personal. Dalam Kamus Inggris Indonesia Inter diartikan sebagai antara, sedangkan personal berarti bersifat pribadi (Echols, John M. 328: 2007). Interpersonal berarti antar pribadi. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara individu- individu. Menurut Barlund komunikasi interpersonal selalu dihubungkan pertemuan antara dua, tiga atau empat yang terjadi secara spontan dan tidak bersetruktu. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan dengan penerima pesan baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung yang dilakukan antara individu untuk menyamakan suatu ide atau pikiran/ gagasan menjadi sebuah makna.

  Tujuan komunikasi interpersonal antara lain mengenal diri sendiri dan orang lain, mengetahui dunia luar, menciptakan dan memelihara hubungan yang bermakna, mengubah sikap dan perilaku orang lain, bermain dan mencari hiburan dan membantu orang lain.

  Komunikasi interpersonal layaknya komunikasi-komunikasi yang lain, ia mempunyai karakteristik di dalamnya. Komunikasi interpersonal mempunyai sifat dialogis yang berarti komunikasi ini dilakukan dengan bertatap muka, sehingga respon yang diterima langsung dapat diketahui oleh si pengirim. Selain itu jumlah orang yang melakukanya terbatas, jumlah orang yang terbatas ini akan mendorong terjadinya ikatan secara intim. Biasanya komunikasi ini terjadi secara spontan. Komunikasi interpersonal di era modern seperti ini dapat dilakukan menggunakan media, meski hal ini menjadi perdebatan akan tetapi hal ini sudah banyak terjadi dan sudah diangap komunikasi interpersonal. Keterbukaan dan rasa empati dalam berkomunikasi juga menjadi salah satu keunggulan dalam komunikasi interpersonal, dan biasanya komunikasi ini bersifat dukungan atau membangun secara positif. Kesetaraan dan kesamaan juga sangat dijunjung tinggi dalam komunikasi ini, yang dimaksud disini adalah pengakuan dalam menghargai orang lain dan merasa sama dengan orang lain menjadi awal yang bagus dalam melakukan komunikasi interpersonal.

  Komunikasi interpersonal mempunyai keunikan karena selalu dimulai dari proses hubungan yang bersifat psikologis dan sifat psikologis selalu mengakibatkan keterpengaruhan. Secara sederhana dapat dikemukakan suatu asumsi bahwa proses komunikasi interpersonal 'akan terjadi apabila ada pengirim menyampaikan informasi berupa lambang verbal maupun non verbal kepada penerima dengan menggunakan medium human voice, maupun medium tulisan. Berdasarkan asumsi ini maka dapat dikatakan bahwa dalam proses komunikasi interpersonal terdapat komponen-komponen komunikasi yang secara integrative saling berperan sesuai dengan karakteristik komponen itu sendiri (AW. Suranto, 2012, 7). Komponen-komponen komunikasi interpersonal sebagai berikut: a. Sumber/komunikator.

  Komunikator dalam konteks komunikasi interpersonal individu yang menciptakan, memformulasikan dan menyampaikan pesan.

  b. Encoding

  Encoding merupakan tindakan memformulasikan isi pikiran ke dalam

  simbol-simbol, kata-kata, dan sebagainyan sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan bagaimana cara harus menyampaikannya.

  c. Pesan Pesan merupakan hasil dari encoding, pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun non verbal atau gabungan keduanya, yang mewakili keadaan khusus komunikator kepada pihak lain.

  d. Saluran Merupakan sarana/media penyampaian pesan dari suber ke penerima, dalam konteks komunikasi interpersonal saluran digunakan karena kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan tatatp muka. e. Penerima/komunikan Penerima adalah orang yang menerima, memahami dan menginterprestasi pesan. Penerima dalam komunikasi interpersonal penerima bersifat aktif dan juga melakukan umpan balik.

  f. Decoding

  Decoding adalah proses pengolahan informasi/pesan menjadi lebih

  bermakna, dimulai dari indra menangkap stimui kemudian diolah menjadi sebuah pesan yang bermakna.

  g. Respon Respon adalah sesuatu yang sudah di putuskan oleh penerima pesan untuk dijadikan bahan untuk menaggapi sebuah informasi atau pesan.

  Respon dapat bersifat positif, netral maupun negative.

  h. Gangguan Gangguan merupakan segala ganggun atau membuat kekacauan penyampaian dan penerimaan pesan. i. Konteks komunikasi

  Komunkasi selalu terjadi dalam sebuah konteks tertentu. Paling tidak ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu dan nilai.

  Berdasarkan paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa peran komunikasi interpersoanal adalah bagaimana proses penyampaian pesan yang dilakukan antar pribadi untuk menghasilkan makna yang sama, komunikasi interpersonal berperan dalam pencapaian sesuatu yang dituju oleh seseorang.

  Kata pendorong berasal dari kata dorong dengan imbuhan pen yang berarti menganjurkan, mendesak dan lain sebagianya. Berbagai hal yang biasanya terkandung dalam berbagai definisi tentang dorongan antara lain keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dan inisiatif (Sondang. 2004, 142). Robbins mengemukakan dorongan didefinisikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan tertentu (Ridwan, 2015, 144).

  Menurut Djamarah mendefiniskan dorongan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feelling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dan aktivitasnya, maka seseorang mempunyai dorongan yang kuat untuk mencapainya (Ali, 2016: 207). Dorongan ini akan menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai suatu tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatanya.

  Dorongan dari sudut pandang berbeda dapat menjadikan definisi dan makna yang berbeda pula. Berbagai pandangan terhadap motivasi diantaranya:

  1) Dorongan menurut pandangan behaviorisme Menurut paham behaviorisme, motivasi merupakan faktor eksternal yang perlu didesain untuk mengubah perilaku individu sesuai dengan perilaku yang diharapkan dengan jalan melakukan modivikasi perilaku yang diterapkan dengan mengaplikasi konsekuensi dari perilakaku yang ditampilkan individu reinforcement dan punishement. Oleh sebab itu semua faktor yang berkaitan dengan hal tersebut perlu disediakan agar individu termotivasi untuk melakukan kegiatan yang ditunjukan pada perubahan perilaku yang diharapkan. Reinforcement merupakan faktor penguat yang diberikan terhadap perilaku yang diingikan. Reinforcement dapat dilakukan melalui pujian, hadiah dan hal-hal penguat lainya, atau dapat pula menunda sesuatu yang diinginkan individu sebelum iamenunjukkan perilaku yang diharapkan.

  Sedangkan punishement merupakan bentuk hukuman yang diberikan kepada individu apabila ia tidak melakukan tindakan seperti yang diharapkan. 2) Dorongan menurut pandangan kognitivisme

  Pandangan kognitivisme terhadap dorongan ditekankan pada keyakinan para ahli kognitivisme tentang manusia sebagai makhluk berfikir. Dorongan menurut paham kognitivsme merupakan faktor yang datang dari dalam diri manusia yang berkaitan dengan pilihan, keputusan, rencana, minat, dan tujuan berbagai perhitungan yang berkaitan dengan keuntungan dan kerugian yang akan dialami individu. Secara ringkas dorongan disini adalah motivasi yang dihasilkan dari dalam diri.

  3) Dorongan menurut pandangan teori maslow Menurut Maslow kebutuhan manusia yang tidak terpuaskan merupakan dasar dari motivasi melakukan berbagai kegiatan.

  4) Dorongan menurut teori herzberg Herzberg mengatakan bahwa teori motivasi berdasarkan usaha manusia untuk memenuhi kepuasan dalam mencukupi hidupnya. Teori ini banyak dilakukan dalam lingkungan bisnis, namun ada pula yang diterapkan dalam dunia pendidikan.

  5) Dorongan menurut teori Mc Clelland Mc Clelland meyakini bahwa prestasi dan motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesuksesan individu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkanya. 6) Dorongan Menurut Teori Pencapaian Tujuan

  Teori Pencapaian tujuan dijelaskan Teori Pencapaian Tujuan bahwa tujuan yang akan dicapai merupakan faktor yang dominan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja individu.

  7) Dorongan dalam pendidikan dan pembelajaran.

  Dorongan merupakan faktor penting dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu menetapkan model penerapan dorongan yang dapat meyakinkan bahwa peserta didik memiliki kesempatan untuk mencapai kesuksesan pendidikan dan pembelajaran tersebut.

  Pada dasarnya setiap aktivitas manusia selalu berhubungan dengan adanya dorongan, alasan ataupun kemauan. Dorongan, alasan dan kemauan yang ada di dalam diri orang disebut motif, dari motif-motif yang ada kan menimbulkan suatu motivasi. Apabila dicermati, pada umumya seseorang beraktifitas dan bekerja adalah karena dorongan untuk memenuhi kebutuhanya. Untuk memenuhi kebutuhanya seseorang harus berhubungan dengan orang lain. Abraham Maslow menguraikan kebutuhan-kebutuhan manusia yang tersusun secara herarki sebagai berikut:

  1) Kebutuhan fisiologis Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan paling dasar yang dimiliki oleh manusia, contohnya kebutuhan untuk sandang, pangan dan papan. Setiap manusia akan melakukan segala kemampuanya untuk memenuhi kebutuhan fisiologis ini.

  2) Kebutuhan rasa aman Manusia yang hidup di dunia ini memerlukan rasa aman, apabila rasa aman itu sudah hilang maka seseorang akan berusaha untuk mengembalikan rasa aman yang telah hilang itu. 3) Kebutuhan sosial

  Makna kebutuhan sosial sudah sangat sering didengar dikalangan kita, bahwa manusia itu tidak dapat hidup tanpa orang lain, akan tetapi perlu bekarjasama dalam lingkungan pergaulan social. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat juga ingin diterima dalam lingkungan sosial, dapat diterima masyarakat. Selain itu manusia juga memerlukan kasih sayang, persahabatan, dan sebagainya. Bisa jadi komunikasi interpersonal ini juga salah satu upaya memenuhi kebutuhan sosial.

  4) Kebutuhan penghargaan Kebutuhan penghargaan secara mudah dapat disaksikan dalam hidup sehari-hari, bahwa setiap orang pada dasarnya hargai embutuhkan suasana saling menghormati dan menghargai. Kecenderungan umun bagi semua orang adalah keinginan mereka untuk berprestasi, mendapatkan status, menduduki jabatan tertentu dsb. Unttuk mewujudkan tercapainya keinginan itu, ia memerlukan dukungan orang lain, sehingga hubungan interpersonal menjadi sangat penting.

  5) Kebutuhan aktualisasi diri Menurut Maslow kebutuhan ini merupaka puncak kebutuhan manusia. Maksudnya adalah apabila kebutuhan yang lain terpenuhi maka akan muncul kebutuhan ini. Kebutuhan aktualisasi diri ialah dorongan untuk menjadi apa yang ia rasa mampu. Sebagian besar manusia akan berusaha sekuat kemampuan untuk menunjukan saluran potensi yang dimilikinya.orang akan merasa puas apabila sudah dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan keahlian maksimal.

  Hierarki kebutuhan yang sangat popular ini mendapat kritikan dikalangan masyarakat. Misalnya, terdapat kritik yang pada intinya mempersoalkan bahwa timbulnya kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi bukan semata-mata bukan disebabkan oleh terpenuhinya kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah, melainkan disebabkan oleh meningkatnya karier atau kedudukan seseorang dalam lingkungan tempat kerja dan masyarakat. Kebutuhan ini sifatnya elastis dan tak terhingga. Manusia tidak pernah puas dalam memenuhi kebutuhan.

  Meskipun terdapat banyak kritik mengenai teori ini, tetapi teori ini sangat berguna untuk menjelaskan mekanisme motivasi dalam menjalin hibungan interpersonal. Berikut apa yang bia dilakukan masyarakat untuk menerapkan teori ini.

  1) Untuk memenuhi kebutuhan fisiologis masyarakat (pemerintah) memberlakukan ketentuan upah atau gaji yang cukup.

  2) Kebutuhan akan rasa dipenuhi dengan mengkondisikan suasana suasana hidup bermasyarakat dalam situasi yang aman secara fisik, social, politik hukum, dan sebagainya misalnya, lembaga memeberikan perlindungan hukum, jaminan kesehatan dan jaminan hari tua. 3) Kebutuhan sosial dipenuhi dengan memberikan kesempatan dan keleluasan dalam berinteraksi. Contoh masyarakat memberi kesempatan kepada segenap warganya untuk membentuk sarana berinteraksi seperti kelompok arisan, koperasi kerja bakti, dsb.

  4) Kebutuhan penghargaan dapat dilakukan degan pemilihan anggota masyarakat yang di tokohkan, diteladani, dan di hormati.

  5) Kebutuhan aktualisasi diri dapat ditempuh dengan memberikan kesempatan kepada semua orang untuk berekspresi sesuai dengan tingkat kreaktivitas yang dimilikinya.

Dokumen yang terkait

Analisis Peran Dalam Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Bisnis Keluarga (Studi Kasus Pada Toko Ima Brownies dan Juden’s Bakery)

14 116 93

Indikasi Keberadaan Mineralisasi di Sekitar Gunung Mujil Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

0 2 7

Studi Tingkat Keberhasilan Reklamasi Pada Lahan Bekas Tambang Tanah Urug di Kabupaten Kulon Progo

0 0 8

MEMBANGUN PEMILU INKLUSIF UNTUK DIFABEL (Studi Kasus Pilwali Kota Yogyakarta 2017) I Gusti Gede Made Gustem Lasida ABSTRAK - MEMBANGUN PEMILU INKLUSIF UNTUK DIFABEL (Studi Kasus Pilwali Kota Yogyakarta 2017) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14

PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME (Studi Kasus di Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2017) - Test Repository

0 2 125

Optimalisasi Bimbingan Pranikah Dalam Membangun Kesiapan Menikah Perspektif Pendidikan Islam (Studi di Lembaga Bimbingan dan Pelatihan (LKP) RADHWA Kabupaten Semarang Tahun 2017) - Test Repository

0 2 101

Peran Komunikasi Kelompok Dalam Pembentukan Karakter (Studi Kasus Anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa Batalyon 953 Kalimosodo Institut Agama Islam Negeri Salatiga Peserta Pendidikan Dasar Militer) - Test Repository

0 0 124

Pendidikan Karakter Anak Dalam Keluarga Disharmoni (Studi Kasus Di Desa Kecandran Salatiga 2017) - Test Repository

0 0 184

Gambaran Pelaksanaan Pijat Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pengasih Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2010 - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 23

PENINGKATAN KUALITAS KARYAWAN (Studi Kasus di KSPPS BMT ANDA Tahun 2017) - Test Repository

1 1 113