Analisis Peran Dalam Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Bisnis Keluarga (Studi Kasus Pada Toko Ima Brownies dan Juden’s Bakery)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 MEDAN

ANALISIS PERAN DALAM HUBUNGAN KELUARGA

TERHADAP KEBERHASILAN BISNIS KELUARGA

(

Studi Kasus Pada Toko Ima Brownies dan Juden’s Bakery

)

SKRIPSI

OLEH :

MISNA ERIKA 050502109 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Misna Erika (2009) ”Analisis Peran dalam Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Bisnis (Studi Kasus Pada Toko Kue Ima Brownies dan juden’s Bakery Medan)”. Pembimbing Dra. Setri Hiyanti Siregar. Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I Dra. Marhaini, MS dan Penguji II Dra. Magdalena LL. Sibarani, MSi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dalam hubungan keluarga yang terdiri dari orang tua sebagai pendiri, peran saudara, peran pasangan dari wirausaha dalam bisnis terhadap keberhasilan usaha dan untuk mengetahui variabel yang paling dominan terhadap keberhasilan usaha pada Toko kue Ima Brownies dan Juden’s Bakery.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda dan koefisien regresi (R2). Peneliti juga menggunakan uji validitas dan reliabilitas instrumen dan uji asumsi klasik dengan bantuan program SPSS versi 14.0 sebelum penelitan dilaksanakan, peneliti menggunakan 30 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dan hubungan keluarga yang terdiri dari orang tua sebagai pendiri, peran saudara dan peran pasangan dari wirausaha dalam bisnis mempunyai pengaruh positif terhadap keberhasilan usaha pada Toko kue Ima Brownies dan juden’s Bakery Medan. Berdasarkan identifikasi determinan diperoleh bahwa nilai R Square sebesar 58 % dan sisanya 42 % lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Peran dalam hubungan keluarga (orang tua sebagai pendiri, peran saudara, peran pasangan dari wirausaha.


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT. Tiada daya upaya tanpa pertolongan-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :

” Analisis Peran dalam Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Bisnis (Studi Kasus pada Toko Kue Ima Brownies dan Juden’s Bakery)”. Shalawat dan salam kepada Rasullullah SAW sebagai qudwah hasanah dan rasul pembimbing umat.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis dapat menjalankan segala aktivitas perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini karena do’a, motivasi, bimbingan, dan bantuan baik secara moril maupun materil dari banyak pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Erawati, MBA selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(4)

4. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan, dan masukan yang bermanfaat kepada penulis.

5. Ibu Dra. Marhaini, MS selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Magdalena LL. Sibarani, Msi selaku Dosen Penguji II yang memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen, seluruh staf serta pegawai Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu penulis selama masa kuliah.

8. Kedua Orang tua tercinta Ayahanda Agustar. M dan Ibunda Desrita yang dengan iklas mengiringi setiap langkah ananda dengan do’a , perjuangan tanpa kenal lelah, dan selalu memotivasi ananda untuk menjadi manusia yang lebih baik, tangguh serta sabar di dalam menghadapi semua cobaan dalam hidup, kalian adalah semangat dalam hidupQ.

9. Keluarga besar bapak Mizkan Nerwin dan Keluarga besar bapak Sutompo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian pada Toko kue Ima Brownies dan Toko kue Juden’s Bakery Medan.

10. Kedua kakakku tersayang Reni dan Andra, semoga kehidupan kalian ke depannya jauh lebih baik dan adikku tercinta Ade Wisandra semoga sukses dan bisa meraih apa yang diinginkan dan menjadi anak yang membanggakan orang tua, tidak ketinggalan TazQia n’ Dacon semoga selalu tersenyum bahagia.

11. Keluarga besar sanak familyku semua tante Lis, tante Mit, nte Nen, nte Pit, nte Tat dan para tanteQ yang lainnya, special my cousin Dila diluk dan


(5)

semua yang lainnya. Terima kasih atas semua nasehat dan motivasinya selama ini.

12. My Loveeely prenz Siska egok, mie2 Unyil, yang setia menemaniku dalam suka dan duka walau kadang bikin kesal, Rani tenggen yang selalu ketawa-ketiwi.

13. Sahabat-sahabat kecilku yang kusayangi: Mbak Wulan, Jenk Dewi, Dian Ndut, Amelia, Buk Nila, Ibuk Persit susy dan juga n buat Tika, Sella, Nia, mami Uci. Semoga persahabatan kita abadi selamanya.

14. Keluarga besar Ibu kosan, om Remon, tante Yanti, Tesa, Ayon, Wadi cayang. Terima kasih atas bantuannya selama ini dan tidak ketinggalan teman-teman in the kost Susuk III Ujung.

15. Teman-teman ku di manajemen Aan, Arman, Asih, Dani,dan semuanya pokoknya terima kasih

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Medan____,Juni 2009

Penulis,

Misna Erika


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Kerangka Konseptual ... 7

D. Hipotesis ... 8

E. Tujuan dan Masalah Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 9

F. Metode Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional ... 9

2. Defenisi Operasional Variabel ... 10

3. Pengukuran Variabel ... 13

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

5. Populasi dan Sampel ... 13

6. Jenis dan Sumber Data ... 14

7. Teknik Pengumpulan Data ... 14

8. Uji Validitas dan Reabilitas ... 15

9. Teknik Analisis Data ... 15

BAB II URAIAN TEORITIS ... 20

A. Penelitian Terdahulu ... 20

B. Wirausaha... 22

C. Kewirausahaan ... 23

D. Bisnis Keluarga ... 25

E. Suksesi Dalam Bisnis Keluarga ... 29

F. Peran Dalam Hubungan Keluarga ... 31

G. Keberhasilan Usaha... 33

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 34

a. Toko Ima Brownies... 34

1. Sejarah Singkat Usaha... 38

2. Struktur Organisasi ... 39

3. Jenis Produk ... 38

b. Toko Juden’s Bakery... 40


(7)

2. Struktur Organisasi ... 41

3. Jenis Produk ... 43

c. Pembagian Tugas Dalam Bisnis Keluarga ... 44

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 45

A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 45

B. Analisis Deskriptif Responden ... 48

C. Analisis Deskriptif Variabel ... 51

D. Uji Asumsi Klasik ... 61

E. Analisis Regresi Berganda... 65

F. Pengujian Hipotesis ... 66

G. Pembahasan... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keunggulan Perusahaan Keluarga ... 3

Tabel 1.2 Peran Dalam Hubungan Keluarga Toko Ima Brownies... 5

Tabel 1.3 Peran Dalam Hubungan Keluarga Toko Juden’s Bakery... 5

Tabel 1.4 Defenisi Operasional Variabel ... 12

Tabel 2.1 Ciri-ciri Bisnis Keluarga ... 27

Tabel 4.1 Item Total Statistik Validitas Pertama ... 46

Tabel 4.2 Item Total Statistik Validitas Kedua... 47

Tabel 4.3 Item Total Statistik Validitas Yang Telah Valid... 47

Tabel 4.4 Reliability Statistik... 48

Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Umur ... 49

Tabel 4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin... 50

Tabel 4.7 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir... 50

Tabel 4.8 Karakteristik Responden berdasarkan Hubungan Dalam Keluarga 51 Tabel 4.9 Distribusi Tanggapan Responden terhadap Orang Tua sebagai Pendiri ... 52

Tabel 4.10 Distribusi Tanggapan Responden terhadap Peran Saudara... 54

Tabel 4.11 Distribusi Tanggapan Responden terhadap Pasangan dari Wirausaha... 56

Tabel 4.12 Distribusi Tanggapan Responden terhadap Keberhasilan Usaha... 59

Tabel 4.13 Analisis Statistik Normalitas... 62

Tabel 4.14 Uji Heterokedastisitas dengan Pendekatan Statistik ... 63

Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas ... 64

Tabel 4.16 Analisis Regresi Linear Berganda... 67

Tabel 4.17 Uji F Hitung ... 68 Tabel 4.18 Uji Determinant R2...


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ... 8

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Toko Ima Brownies... 39

Gambar 3.2. Jenis Produk Toko Ima Brownies ... 40

Gambar 3.3. Struktur Organisasi Toko Juden’s Bakery ... 42

Gambar 3.4. Jenis Produk Toko Juden’s Bakery ... 43

Gambar 4.1. Uji Normalitas Pendekatan Grafik ... 61


(10)

ABSTRAK

Misna Erika (2009) ”Analisis Peran dalam Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Bisnis (Studi Kasus Pada Toko Kue Ima Brownies dan juden’s Bakery Medan)”. Pembimbing Dra. Setri Hiyanti Siregar. Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I Dra. Marhaini, MS dan Penguji II Dra. Magdalena LL. Sibarani, MSi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dalam hubungan keluarga yang terdiri dari orang tua sebagai pendiri, peran saudara, peran pasangan dari wirausaha dalam bisnis terhadap keberhasilan usaha dan untuk mengetahui variabel yang paling dominan terhadap keberhasilan usaha pada Toko kue Ima Brownies dan Juden’s Bakery.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda dan koefisien regresi (R2). Peneliti juga menggunakan uji validitas dan reliabilitas instrumen dan uji asumsi klasik dengan bantuan program SPSS versi 14.0 sebelum penelitan dilaksanakan, peneliti menggunakan 30 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dan hubungan keluarga yang terdiri dari orang tua sebagai pendiri, peran saudara dan peran pasangan dari wirausaha dalam bisnis mempunyai pengaruh positif terhadap keberhasilan usaha pada Toko kue Ima Brownies dan juden’s Bakery Medan. Berdasarkan identifikasi determinan diperoleh bahwa nilai R Square sebesar 58 % dan sisanya 42 % lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Peran dalam hubungan keluarga (orang tua sebagai pendiri, peran saudara, peran pasangan dari wirausaha.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan bagian integral dari dunia usaha yang mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. UKM menempati kedudukan yang sangat penting dalam peta pembangunan perekonomian Indonesia yang merupakan basis yang tumbuh dikalangan rakyat yang berpotensi untuk ditingkatkan menjadi tulang punggung perekonomian negara. Krisis multidimensi yang terjadi pada tahun 1997-1998 pada saat itu sudah jelas terlihat usaha kecil telah terbukti mampu mempertahankan kelangsungan usahanya, bahkan memainkan fungsi penyelamatan dibeberapa sub-sektor kegiatan baik dalam hal penyediaan kebutuhan pokok rakyat melalui produksi maupun normalisasi distribusi. Bukti tersebut telah menumbuhkan optimisme baru bagi sebagian besar orang yang menguasai sumber daya akan kemampuannya untuk menjadi motor pertumbuhan bagi pemulihan ekonomi.

Pelaku UKM di Indonesia sangat optimistis, tercatat 71% atau mayoritas UKM di Indonesia tidak akan melepaskan karyawannya pada tahun 2009 ini, bahkan sebaliknya 23% dari mereka berencana menambah jumlah karyawan. Pelaku usaha di sektor mikro/UKM sampai tahun 2007 telah mencapai 2.140.000 orang lebih dan melibatkan puluhan juta tenaga kerja, sektor usaha mikro UKM yang menguasai 71% sektor usaha nasional sudah jelas merupakan penopang ekonomi nasional


(12)

pukul 20.00 WIB). UKM mempunyai kemampuan adaptasi yang besar terhadap kondisi yang dihadapinya baik perubahan teknologi dan kondisi makro ekonomi sehingga meskipun Indonesia mengalami krisis ekonomi, UKM bukannya berkurang melainkan semakin bertambah yaitu lebih kurang 48,9 juta unit atau 99,98% terhadap total unit usaha di Indonesia, tapi kenyataannya pemerintah belum cukup memberikan kesempatan yang sama kepada kegiatan UKM untuk dapat maju dan berkembang sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya yang merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi ketahanan dan keamanan perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Menghadapi era globalisasi, UKM yang dipelopori para wirausaha berupaya menumbuhkan kemandirian dan kemampuannya untuk melakukan Problem Solving(Pemecahan Masalah) dengan bertumpu pada kemampuan dan kompetensi diri sendiri.

Wirausaha dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas untuk memulai suatu usaha baru, pada umumnya wirausaha memulai dalam ruang lingkup yang kecil yang beranggotakan keluarga dari wirausaha itu sendiri, yang biasa disebut dengan bisnis keluarga. Perusahaan yang berjumlah 16 juta di Indonesia 15 juta diantaranya adalah usaha milik keluarga, dan bisa dikatakan bisnis keluarga merupakan pelopor semua bisnis (Majalah Family Business, Edisi 9: 2004). Perkembangan perusahaan keluarga di Indonesia dimulai dari close-circle family

(keluarga inti yaitu orang tua dan anak) dan selanjutnya menggandeng mitra mulai dari suami/istri sampai saudara.

Fenomena dalam bisnis keluarga adalah pendiri mempunyai fokus pada usaha keras agar bisnis dapat berkembang dan bertahan, pada perkembangannya ketika perusahaan mulai tumbuh menjadi lebih besar dan kuat, generasi kedua


(13)

termasuk saudara dan keponakan mulai masuk menjadi Dynasti Of Family

(Penerus Bisnis Keluarga). Di Indonesia mayoritas pendiri menginginkan agar anak-anak mereka masuk ke dalam bisnis dan respon dari anggota keluarga pun menginginkan bekerja dalam bisnis tersebut, hal ini beralasan karena tingkat penganguran yang demikian tinggi peluang kerja di luar perusahaan keluarga masih cukup sulit ( WIB).

Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa sumbangan yang diberikan bisnis keluarga terhadap Produk Domestik Bruto mencapai 80% pada tahun 2007, sekitar 90% perusahaan besar di dunia, ternyata masih punya kaitan dengan keluarga. Rahardja menyatakan di Indonesia sebesar 70% kekuatan ekonominya dikendalikan oleh perusahaan keluarga (www.neisha –diva.blogspot.com, Januari 2009 pukul 20.00 WIB) yang berarti sampai saat ini jutaan orang di Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada lapangan pekerjaan yang diciptakannya sendiri.

Manajemen perusahaan keluarga mempunyai banyak keunggulan, ada berbagai alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi antara lain:

Tabel 1.1

Keunggulan perusahaan keluarga

1 Adanya patrimonial manajemen, yang berarti berbisnis dengan keluarga atau perlakukan orang lain seperti keluarga sendiri.

2 Mempunyai modal virtual, yang berati memiliki kecerdasan dan modal intelektual yang tinngi.

3 Mempunyai modal kredibilitas usaha yang dibangun atas jati diri pelakunya.

4 Bebas dari kunggkungan birokrasi. 5 Keputusan bisa di ambil secara cepat.


(14)

Keluarga merupakan aset yang dapat menjadi sumberdaya unik dan sulit ditiru (inimitable) yang dapat menjadi keunggulan bersaing tersendiri. Kesuksesan berasal dari sebuah keluarga, bila dalam keluarga terbiasa saling menyayangi dan mendukung, akan menghasilkan individu yang optimis dan sukses. Faktor-faktor seperti cinta, komitmen, kepercayaan dan proses percaya diri pada anggota keluarga akan menjadi senjata ampuh sebuah keluarga dalam menjalankan bisnis.

Dewasa ini banyak wirausaha-wirausaha yang telah berhasil dengan bisnisnya dan mewariskan bisnisnya itu kepada anak-anaknya atau generasi berikutnya. Peran adalah seperangkat pola prilaku yang diharapkan pada seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam suatu unit sosial (Robbins, 2001:304), dan keluarga biasanya terdiri dari keluarga inti dan non inti. Keluarga inti terdiri dari orang tua dan anak, keluarga non inti mulai dari sanak keluarga, saudara sepupu, keponakan, adik/kakak ipar dan lain-lain. Dalam bisnis keluarga banyak peran-peran seperti orang tua sebagai pendiri, peran antar saudara, peran pasangan dari wirausaha yang akan dimainkan oleh setiap anggota keluarga dan mereka bekerja sama untuk memajukan bisnis keluarga dan kemudian mewariskan usaha keluarga kepada generasi berikutnya.

Penelitian ini dilakukan pada Toko Ima Brownies dan Toko Juden’s Bakery

yang merupakan bisnis keluarga yang sedang berkembang di kota Medan, di bawah pengelolaan anak-anaknya bisnis toko kue ini semakin berkembang dan mampu bertahan di tengah persaingan yang cukup tinggi dan untuk lebih jelasnya peran dalam hubungan keluarga pada toko Ima dan Juden’s dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 berikut:


(15)

Tabel 1.2

Peran dalam hubungan Keluarga

Cabang Nama Umur Pendidikan

Terakhir

Hubungan dalam keluarga 1.Jln.Coklat

Simalingkar

1. Mizkan Nerwin 2. Effi Rahmadiah

55 tahun 49 tahun

S-1 SMEA

Orang tua, pasangan suami istri

2.Jln. Gatot Subroto. Sky Cross Medan Fair

1. Prima Wati 30 tahun S-1 Anak 1

3. Jln. Bahagia. Teladan 1.Yani 2.Nurhadi Abdillah 28 tahun 20 tahun S-1 S-1 Anak ke-2 Anak ke- 5 4. Jln. Nasution

Marendal

1. Prasetia Jodi 2. Nining 26 tahun 45 tahun SMA SMA Anak ke-3 Adik Ipar 5. Jln. Yos

Sudarso. Glugur 1.Nurlaila Mardiah 2. Zubaidah 25 tahun 38 tahun S-1 SMA Anak ke-4 Adik ipar

Sumber: Mizkan Nerwin

Tabel 1.3

Peran dalam hubungan Keluarga

Cabang Nama Umur Pendidikan

Terakhir Hubungan dalam keluarga 1.Djamin Ginting Simp. Al-Ahzar. 2.DjaminGinting Simp. Pos

1. Juden Sutomo 2. Yuslina 3. Sutompo 4. Susanti

5. Kiki Anggraini 6. Edo Elvansyah 7. Putriani 8. Himawan 9. Said Mirwan 10. Wanda Putri 11.Risma Wati 65 Tahun 62 Tahun 38 Tahun 32 Tahun 16 Tahun 12 Tahun 10 Tahun 25 Tahun 27 Tahun 21 Tahun 18 Tahun SMA SMA SMA SMP SMA SD SD SMA SMA SMA SMP

Orang tua laki-laki Orang tua perempuan Anak I Pasangan wirausaha Cucu Cucu Cucu Saudara sepupu Pasangan wirausaha Saudara sepupu Saudara sepupu 3.Sunggal

4. Djamin ginting Flamboyan

12. Sutrisno 13. Arni Kumala 14. Ganda Putra 15. Dedek Syaputra 16. Lina Anggraini 17. Ana Listia 18. Putri Yani 19. Nurhayati 20. Mira Diani 21. Indah Riana 22. Rumini 23. Finawati 34 Tahun 30 Tahun 26Tahun 14Tahun 12 Tahun 22 Tahun 19 Tahun 25 Tahun 23Tahun 20 Tahun 21Tahun 20 tahun SMA S-1 S-1 SMP SMP SMA SMA SMA SMA SMA SMA S-1 Anak ke-II Pasangan wirausaha Pasangan wirausaha Cucu Cucu Pasangan wirausaha Saudara sepupu Saudara sepupu Pasangan wirausaha Pasangan wirausaha Saudara sepupu Saudara sepupu


(16)

Sumber: Susanti, 2009

Keberhasilan dalam mengembangkan bisnis keluarga bukanlah hal yang mudah, faktor keluarga juga sering menjadi titik lemah dalam bisnis, dalam keluarga pun tidak kebal dari masuknya sifat seperti benci, iri hati, serakah yang bisa mengakibatkan retaknya hubungan antara keluarga yang seharusnya saling menghargai.

Kemakmuran dan berbagai peluang yang hadir menyebabkan perbedaan karakter dan kemampuan anggota keluarga semakin terlihat jelas. Kehancuran dan konflik dalam bisnis keluarga kadang disebabkan oleh anggota keluarga yang tidak memilki karakter dan kompetensi memadai dalam mengelola bisnis

Keberhasilan bisa dilihat dari hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat, dan bisnis mengalami perkembangan yang merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan (Nasution, 2001:67). Setiap anggota keluarga harus mengetahui hal-hal tersebut, untuk pencapaian tujuan diperlukan partisipasi setiap anggota keluarga dalam menjalankan bisnis keluarga, sehingga tercapailah tujuan akhir dari suatu usaha yaitu keberhasilan.


(17)

Berdasarkan latar belakang ini, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi berjudul “Analisis peran dalam hubungan keluarga terhadap keberhasilan bisnis keluarga pada Toko Kue Ima Brownies dan Juden’s Bakery”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah variabel peran dalam hubungan keluarga (orang tua sebagai pendiri, peran saudara, peran pasangan dari wirausaha) berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha keluarga pada Toko Kue Ima Brownies dan Juden’s Bakery?

C. Kerangka Konseptual

Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan /jabatan/fungsi. Hubungan antar keluarga dan nilai-nilai dalam keluarga merupakan hal terpenting yang mendasari suatu bisnis dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan melewati segala tantangan yang ada, yaitu bagaimana setiap anggota keluarga memainkan peran dalam hubungan mereka dalam keluarga untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Suhardono menyatakan bahwa peran merupakan fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial tertentu, dengan menduduki jabatan tertentu seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya (


(18)

pukul 10.00 WIB). Peran dalam hubungan keluarga menurut Gross, Mason dan McEachern adalah seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu dalam keluarga, bila individu menempati kedudukan tertentu, maka mereka merasa bahwa setiap kedudukan yang mereka tempati akan menimbulkan harapan (expectations) dari orang-orang disekitarnya (Berry, 2003:114).

keterkaitan dua institusi keluarga dan bisnis membuat perusahaan menjelaskan beberapa peran dalam hubungan keluarga yang mungkin membantu manajerial perusahaan seperti: Orang tua sebagai pendiri, peran saudara, peran pasangan dari wirausaha (Longenecker et al., 2001:41).

Keberhasilan dalam usaha bukanlah suatu hal yang mudah, keberhasilan tersebut bisa dilihat dari hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat dan bisnis mengalami perkembangan Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Longenecker, et al., (2001) dan Nasution (2001) diolah Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Peran saudara (X2)

Keberhasilan usaha (Y)

Peran orang tua sebagai pendiri (X1)

Peran pasangan dari wirausaha (X3)


(19)

D. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel peran dalam hubungan keluarga seperti (orang tua sebagai pendiri, peran saudara , peran pasangan dari wirausaha) berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha keluarga pada Toko kue.

E.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :

Mengetahui dan menganalisis peran dalam hubungan keluarga di dalam menjalankan bisnis keluarga terhadap keberhasilan usaha keluarga pada Toko kue Ima Brownies dan Juden’s Bakery.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi Perusahaan

Memberikan tambahan informasi serta wawasan dan dapat menjadi bahan masukan bagi para wirausaha dalam mengembangkan usahanya. b. Bagi Akademisi

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan dukungan empiris berkaitan dengan penelitian sejenis.

c. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan penulis serta


(20)

mengetahui peran dalam hubungan keluarga untuk mencapai keberhasilan usaha.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Pada penelitian ini pembahasan hanya dibatasi pada pengaruh variabel-variabel peran dalam hubungan keluarga seperti variabel-variabel peran dalam hubungan keluarga seperti orang tua sebagai pendiri, peran saudara, peran pasangan dari wirausaha, di dalam bisnis terhadap keberhasilan usaha pada bisnis keluarga Toko kue Ima Brownies dan Juden’s Bakery. Responden yang dipilih adalah semua anggota keluarga yang terlibat dalam pengelolaan pada Toko kue Ima Brownies

dan Juden’s Bakery.

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel

lain, terdiri dari :

X1 = Peran orang tua sebagai pendiri.

X2 = Peran saudara.

X3 = Peran pasangan dari wirausaha.

Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Y = Keberhasilan usaha.

2. Defenisi Operasional Variabel

Berikut ini penjelasan dari masing-masing variabel sebagai berikut : a. Orang tua sebagai pendiri


(21)

Orang tua sebagai pendiri merupakan pencetus ide atau pelopor didalam mendirikan bisnis keluarga. Orang tua memiliki peran mempersiapkan anak-anak sebagai pewaris bisnis dengan cara menilai temperamen anak, memotivasi anak, mempersiapkan pendidikan dan pengalaman bagi anak serta orang tua juga dituntut untuk menyeimbangkan antara bisnis dengan tanggung jawab keluarga.

b. Peran saudara

Kerjasama antara saudara sangat dibutuhkan dalam suatu tim, setiap orang harus memberikan jasa menurut kemampuan masing-masing dan harus bisa berkoloborasi dengan baik antara kakak, adik dan sanak saudara lainnya.

c. Peran pasangan dari wirausaha

Memotivasi dan mendorong wirausaha serta menjadi pendengar yang baik bagi wirausaha, selain itu pasangan dari wirausaha juga berperan sebagai mediator antara wirausaha dengan anak-anaknya.

d. Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis. Keberhasilan usaha diukur dengan melihat jika dana usahanya bertambah, hasil penjualan meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat, bisnis mengalami perkembangan.


(22)

Tabel 1.4

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala

1. Peran orang tua sebagai pendiri (X1)

2. Peran saudara (X2)

Pencetus ide atau pelopor di dalam mendirikan bisnis keluarga (Saudara disini maksudnya yang masih mempunyai hubungan darah, baik kandung /sepupu. Kerjasama yang efektif dan persaingan yang sehat dalam bisnis.

1. Menilai temperamen anak di dalam mengelola bisnis keluarga.

2. Memotivasi anak supaya berminat di dalam bisnis keluarga.

3. Memelihara hubungan baik dengan anak-anaknya. 4. Membantu dalam

pemecahan masalah.

1. Berperan aktif di dalam bisnis keluarga.

2.Bekerjasama untuk mengatasi berbagai tekanan dalam bisnis.

3. Saling berbagi

pengalaman dan keahlian.

Skala Likert

Skala Likert


(23)

3. Peran pasangan dari wirausaha (X3)

Memberikan motivasi dan sebagai mediator antara wirausaha

1. Menjadi pendengar yang baik.

2. Menjadi mediator antara wirausaha.

3. Ikut serta dalam pengambilan keputusan. 4. Membantu dalam menanggulangi masalah. Skala Likert 4. Keberhasilan Usaha (Y) Pencapaian yang diharapkan dari suatu usaha

1. Produksi meningkat. 2. Keuntungan meningkat. 3. Perputaran dana

berkembang cepat. 4. perkembangan usaha.

Skala Likert

Sumber: Lonngenecker, et al., (2001) dan Nasution (2001) diolah 3. Pengukuran variabel

Pengukuran variabel menggunakan skala likert dengan pembagian : a. Jawaban sangat tidak setuju mendapat nilai 1

b. Jawaban tidak setuju mendapat nilai 2 c. Jawaban kurang setuju mendapat nilai 3 d. Jawaban setuju mendapat nilai 4

e. Jawaban sangat setuju mendapat nilai 5

Pada penelitian ini responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberikan skor tertentu (1, 2, 3, 4, 5). Skor responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam skala likert.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di semua cabang Toko Ima Brownies yaitu : di Jalan Coklat Simalingkar, Jalan Gatot Subroto Sky Cross Medan Fair, Jalan Yos


(24)

Sudarso Glugur, Jalan Nasution Marendal, Jalan Bahagia Teladan dan pada semua cabang Toko kue Juden’s Bakery yaitu di: Sunggal, Flamboyan, Simp. Pos dan Simp. Al-Ahzar. Penelitian dilakukan bulan Februari 2009 sampai dengan April 2009.

5. Populasi dan Sampel

a.Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota keluarga yang terlibat dalam menjalankan bisnis keluarga Toko Ima sebanyak 9 orang dan pada toko Juden’s Bakery sebanyak orang 23 orang. Jadi populasi secara keseluruhan sebanyak 32 orang.

b.Sampel

Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Dimana semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini.

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu : a. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan data di perusahaan untuk mendukung penelitian ini.


(25)

a. Wawancara

Wawancara langsung kepada setiap anggota keluarga. b. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden, yakni anggota keluarga pada Toko Ima Brownies Medan dan Juden’s Bakery

c. Studi dokumentasi

Mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, internet yang berkaitan dengan penelitian.

8. Uji validitas dan reabilitas.

Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah data yang di dapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Uji validitas dilakukan disemua cabang toko bisnis keluarga dengan mengambil 30 orang di luar sampel untuk pengujian validitas.

Uji reabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Untuk mencapai tujuan penelitian maka data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan satu analisis sesuai dengan kebutuhan penulisan untuk kepentingan analisis, data diolah secara statistik dengan menggunakan alat bantu SPSS 14 for windows.


(26)

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis berpedoman pada Sugiyono (2001: 181) bahwa untuk menguji hipotesis dan menganalisis data penelitian yang bersifat hubungan maka dapat dianalisa dengan metode sebagai berikut:

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan dan menafsirkan data yang ada melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam keluarga.

b. Metode Kuantitatif

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (peran orang tua sebagai pendiri, peran saudara, peran pasangan dari wirausaha) terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha). Menurut Sugiyono (2004:204) model regresi berganda digunakan:

Dimana :

Y = skor tingkat keberhasilan usaha. b0 = konstanta.

b1, b2, b3 = koefisien regresi.

X1 = skor dimensi variabel peran orang tua sebagai pendiri.

X2 = skor dimensi variabel peran saudara.

X3 = skor dimensi variabel peran pasangan dari wirausaha.

e = standar error.


(27)

Penelitian ini mempunyai beberapa pengujian yaitu:

1. Uji F (Uji Serentak): untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh ketiga variabel bebas, peran orang tua sebagai pendiri, peran saudara, peran pasangan dari wirausaha terhadap keberhasilan usaha. Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho: b1=b2=b3=0, artinya tidak ada pengaruh variabel peran orang tua sebagai pendiri, peran saudara dan peran pasangan dari wirausaha terhadap keberhasilan usaha.

H1: b1≠b2≠b3≠0, artinya ada pengaruh variabel peran orang tua sebagai

pendiri, peran saudara kandung dan peran pasangan dari wirausaha terhadap keberhasilan usaha.

Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%

H1 diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%

2. Uji t (Parsial): pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiapa variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel. Dengan kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho: b1=b2=b3=0=0, artinya tidak ada pengaruh variabel peran orang tua sebagai pendiri, peran saudara dan peran pasangan dari wirausaha terhadap keberhasilan bisnis.

H1: b1≠b2≠b3≠0, artinya ada pengaruh variabel peran orang tua

sebagai pendiri, peran saudara dan peran pasangan dari wirausaha terhadap keberhasilan bisnis.


(28)

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

H1 diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%

3. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang diteliti (X1, X2, X3) yaitu

peran orang tua sebagai pendiri, peran saudara, peran pasangan dari wirausaha terhadap variabel terikat yaitu keberhasilan usaha (Y) koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan 1 (0 < R2 < 1). Hal ini berarti bila R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila R2 mendekati satu menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

c. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak latak digunakan untuk penelitian. Uji asumsi ini meliputi:

1. Pengujian normalitas data: pengujian ini digunakan untuk melihat dalam model regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah mendekati normal.

2. Heterokedastisitas: digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual pengamatan yang


(29)

lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang paling baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Multikolinearitas: digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dengan variabel dependen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, digunakan ketentuan sebagai berikut: jika nilai Varuante Inflantion Faktor ( VIP) lebih besar dari 5, maka terjadi multikolinearitas.


(30)

BAB II

RANGKAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Juharah (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Peran dan Hubungan keluarga bagi anggota keluarga dalam bisnis keluarga” (Studi Kasus usaha keluarga di Toko Emas Sinar Agung Medan). Variabel peran dan hubungan keluarga sebagai berikut : Orangtua sebagai pendiri, pasangan suami istri di dalam bisnis keluarga, anak-anak di dalam bisnis, kerjasama dan persaingan antara saudara kandung, dan pasangan wirausaha. Dengan menggunakan analisis statistik Skala Likert menunjukkan bahwa pasangan dari wirausaha mempunyai nilai rata-rata tertinggi yaitu 26,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasangan dari wirausaha mempunyai peranan yang penting di dalam menjalankan bisnis keluarga.

Masrudin (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Spirit of Entrepreneur terhadap keberhasilan usaha pada usaha makanan di Jl. Dr. Mansyur Medan” pada tahun 2007, dengan indikator dari Spirit of Entrepreneur

adalah Self Directed (mendisiplinkan diri sendiri), Self Nurturing (percaya pada ide yang didapatnya), Action Orientid (orientasi pada tindakan), dan Highly Energetic (semangat yang tinggi). Berdasarkan penelitian yang diperoleh bahwa

spirit of entrepreneur mempunyai hubungan positif dan signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha makanan pada Jl. Dr. Mansyur Medan. Dengan menggunakan unsur keberhasilan usaha secara kualitatif hasil uji analisis statistik regresi sederhana menunjukkan bahwa Y = - 4.4019 + 0,45991 x dengan nilai


(31)

t-Hitung 4.8594 dan t-Tabel adalah 2.1315. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan spirit of entrepreneur dan keberhasilan usaha yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan H0 ditolak jika t-Hitung (4,594) t-Tabel (2.1315).

B. Wirausaha

Wirausaha adalah seseorang yang menciptakan suatu bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai pertumbuhan dan keuntungan dengan cara mengidentifikasi peluang serta menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya (Scarborough dan Zimmerer (2002:3). Meredith menyatakan wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya serta mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan (Anoraga dan Sudantoko, 2002: 137).

Timmons dan McClelland mengatakan karakteristik sikap dan prilaku seorang wirausaha yang berhasil (Suryana, 2003:16-17) adalah:

1. Commitment and determination, yaitu memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha. Sikap yang setengah hati mengakibatkan besarnya kemungkinan untuk gagal dalam berwirausaha.

2. Desire for responsibility, yaitu memilki rasa tanggung jawab baik dalam mengendalikan sumber daya yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap keberhasilan berwirausaha.


(32)

3. Opportunity Obsession, yaitu selalu berambisi untuk selalu mencari peluang. Keberhasilan wirausaha selalu diukur dengan keberhasilan untuk mencapai tujuan.

4. Toleransi for risk, ambiguity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap resiko dan ketidakpastian. Wirausaha harus belajar untuk mengelola resiko dengan cara mentransfer resiko ke pihak lain seperti bank, investor, konsumen, pemasok dan lain-lain.

5. Self Confidence, yaitu percaya diri. Ia cendrung optimis dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil.

6. Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan luwes. Salah satu kunci penting adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan.

7. Desire for immediate feedback, yaitu selalu memerlukan umpan balik yang segara dan selalu menginginkan hasil dari apa yang dikerjakannya.

8. High level of energy, yaitu memiliki tingkat energi yang tinggi dibandingkan dengan orang kebanyakan.

9. Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul, selalu ingin lebih berhasil dalam mengerjakan apa yang dilakukannya melebihi standar yang ada.

10.Orentation to the future, yaitu beroentasi pada masa yang akan datang, untuk tumbuh dan berkembang, ia selalu berpandangan pada masa depan yang lebih baik.


(33)

12.Leadership ability, yaitu kepemimpinan dalam kepemimpinan, memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), harus lebih menggunakan taktik mediator dan negotiator daripada diktator.

C. Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha atau disebut venture growth

(Suryana, 2003:13). Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Kasmir, 2006:17).

Presiden Republik Indonesia dalam Instruksinya No. 4 Tahun 1995, tanggal 30 Juni 1995 mengemukakan : kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan daya kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efesiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Hisrich dan Peters menyatakan dalam (Susanto, 2002:14), pada umumnya kewirausahaan mempunyai sikap yaitu :

1. Pengambilan inisiatif atau prakarsa.

2. Pengorganisasian dan upaya menggerakkan mekanisme sosial serta ekonomi untuk mengubah sumber daya atau keadaan menjadi lebih baik.

3. Keberanian dalam menerima resiko.

Lambing dan Kuehl dalam bukunya Entrepreneurship (2000:19), mengemukakan keuntungan dan kerugian kewirausahaan adalah:


(34)

a. Keuntungan kewirausahaan 1. Autonomi( kebebasan).

Yaitu kebebasan untuk membuat keputusan bisnis dan perasaan puas untuk menjadi bos didalam perusahaannya.

2. Challenge of start-up / feeling of achievement ( memulai sebuah tantangan / motif berprestasi).

Untuk sebagian besar wirausaha, tantangan untuk memulai usaha adalah sesuatu yang menyegarkan. Kesempatan untuk mengubah konsep bisnis ke bisnis yang menguntungkan merupakan kebanggaan dan tanggung jawab semata-mata dari ide bisnis yang telah direalisasikan.

3. Financial control (kontrol keuangan).

Wirausaha biasanya mempunyai modal sendiri yang independen, dan ini sering menjadi anggapan bahwa wirausaha biasanya adalah orang-orang yang kaya, tidak semua wirausaha semata-mata mencari kekayaan tetapi mereka lebih menekankan kontrol akan situasi keuangan perusahaan.

b. Kerugian kewirausahaan

1. Personal sacrifices (Pengorbanan Pribadi).

Pada awal beroperasinya perusahaan, wirausaha seringkali bekerja dengan ekstrim yaitu bekerja sepanjang hari mencapai 6 atau 7 hari kerja penuh dalam seminggu, tidak ada waktu berekreasi dan berkumpul dengan keluarga. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan wirausaha menjadi stres, dengan pengorbanan pribadi wirausaha tersebut inilah yang membuat usahanya berhasil dan sukses.


(35)

2. Burden of responsibility / jack of all trade (Beban Tanggungjawab).

Wirausaha mempunyai beban tanggung jawab yang lebih berat dibandingkan dengan karyawan perusahaan. Karyawan biasanya dapat membagi informasi dengan sesama pekerja lainnya dan mempunyai rasa persahabatan, tapi wirausaha merasakan kesepian berada di puncak kekuasaan. Pekerja mempunyai spesialisasi didalam pekerjaannya, tetapi wirausaha harus mengatur dan memahami semua fungsi di dalam perusahaannya.

3. Little margin for error (Toleransi Tingkat Kesalahan yang Kecil).

Wirausaha harus mempunyai perhitungan yang tepat tentang lokasi, modal yang akan ditanam dan sebagainya dengan tingkat toleransi kesalahan yang sangat kecil.

D. Bisnis Keluarga

Bisnis keluarga adalah usaha yang dimiliki oleh satu atau lebih anggota keluarga (Hoover, 2000: 4). Menurut Petrina Faustine, ketua Indonesia Family Business Network (IFBN) untuk mencari batasan perusahaan keluarga adalah dengan menggunakan skala PEC ( Power, Experience, Culture).

Skala power (kekuatan) dilihat dari sejauh mana kepemilikan langsung atau tidak langsung sebuah keluarga, juga dari perbandingan jumlah anggota keluarga dan non keluarga yang terlibat dalan kepengurusan dan manajemen perusahaan tersebut. Skala Experience (pengalaman) dapat dilihat dari generasi kepemilikan yang aktif dalam manajemen serta jumlah anggota keluarga yang berkontribusi.


(36)

Sedangkan skala Culture (budaya) dapat dilihat dari sejauh mana nilai keluarga mempengaruhi nilai bisnis dan juga komitment perusahaan keluarga tersebut.

John L. Ward menyatakan, ada tiga hal yang harus diketahui oleh wirausaha keluarga yaitu:

1. Sukses bukanlah suatu kebetulan, kemakmuran dicapai setelah melalui beberapa generasi yang bekerja keras.

2. Perusahaan keluarga yang sukses adalah perencanaan yang dilakukan dengan sangat hati-hati. Wirausaha merencanakan masa depan usaha bisnis dan keluarga.

3. Melalui perencanaan, wirausaha mengantisipasi isu yang biasanya dihadapi dalam bisnis. Wirausaha membuat kebijakan untuk mengatasi isu tersebut, serta mengasuh naluri untuk kepentingan usaha dan keluarga (Susanto, 2002: 29).


(37)

Tabel 2.1

Ciri-ciri bisnis keluarga

No Kategori Bisnis keluarga

1 Kepemilikan 100% dimiliki oleh keluarga. 2 Pengawasan Oleh keluarga.

3 Motivasi Pada kepuasan pemilik

4 Pembuatan Cepat, berdasarkan intuisi, sukses atau gagal merupakan tanggung jawab. 5 Pendelegasian Tidak jelas.

6 Jam kerja Tidak terbatas.

7 Kepemimpinan Paternalistik, regenerasi didasarkan pada dukungan keluarga dan prestasi.

8 Pengembangan karir

Tidak jelas, kecil kesempatan untuk korupsi. Sumber (Susanto, 2002 : 30)

Aspek positif dalam bisnis keluarga adalah adanya komitmen yang tinggi dari anggota keluarga, rasa memiliki yang menyebabkan lebih cepatnya pencapaian tujuan perusahaan. Ada keserasian tata nilai dari anggota keluarga, memudahkan terciptanya budaya korporasi yang sama diantara mereka, hingga pemgelolaan perusahaan berjalan lancar. Dalam bisnis keluarga juga ada rasa saling percaya yang tinggi, dan hal ini menyebabkan proses pengawasan lebih cepat. Untuk sumber finansial, pada umumnya perusahaan didanai secara konservatif atau berasal dari dana pribadi. Biasanya pengelolaan keuangan perusahaan dilakukan secara hati-hati sebab menyangkut hajat hidup keluarga.

Hisrich dan Peters menyatakan pendapatnya dalam (Susanto, 2002:31) banyak hal yang menjadi latar belakang seorang wirausaha keluarga, namun beberapa hal yang telah dipastikan berpengaruh besar dalam pembentukan bisnis keluarga adalah berasal dari :


(38)

1. Lingkungan keluarga, mayoritas terdiri dari : a. Anak tertua (sulung).

b. Ayah atau Ibu.

c. Saudara dari pihak ayah dan Ibu. 2.Pendidikan terdiri dari :

a. Pendidikan formal. b. Pendidikan luar sekolah. c. Pendidikan dalam keluarga. 3. Nilai pribadi

Nilai pribadi biasanya berskala pada kepemimpinan, semangat, agresif, perbuatan baik, kecocokan, kreatifitas dan kejujuran.

4. Umur, terdapat perbedaan antara :

a. Wirausaha pria biasanya memulai berwirausaha pada awal usia 30 tahun. b. Wirausaha wanita biasanya memulai berwirausaha pada pertengahan usia

30 tahun.

c. Secara umum wirasaha memulai karirnya antara usia 22 hingga 55 tahun. Keuntungan keterlibatan anggota keluarga didalam bisnis menurut Longenecker,et al., (2001 : 37):

1. Kuatnya ikatan persaudaraan didalam bisnis keluarga.

2. Perusahaan dapat menggunakan tema keluarga bersangkutan didalam periklanan dan membuatnya berbeda dari pesaingan.

3. Anggota keluarga mau mengorbankan pendapatannya untuk keperluan perusahaan keluarga.


(39)

E.Suksesi dalam bisnis keluarga

Suksesi merupakan suatu proses yang harus dilalui oleh setiap perusahaan keluarga dengan tetap memberikan kesempatan kepada anggota keluarga dan orang lain untuk dapat menduduki posisi jabatan strategis dan non strategis (Lansberg, 2005: 12).

Suksesi merupakan suatu perjalanan atau mekanisme dari berjalannya roda bisnis dengan memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pencapaian keberhasilan bisnis, suksesi memberikan pemahaman bahwa suksesi yang sebenarnya adalah kekuatan didalam perusahaan keluarga dan kekuatan itu adalah pemilik perusahaan sendiri. Di dalam perusahaan keluarga, organisasi bisnis sendiri cendrung mementingkan keluarga pemilik bisnis, dan kekuatan emosional sering menghalangi kemajuan dari perencanaan itu sendiri, padahal perencanaan suksesi membuat suatu perubahan yang akan memberikan keberhasilan pada kepemimpinan generasi baru.

Proses suksesi dalam keluarga ditekankan pada komunikasi yang kuat antara generasi tua dan muda sehingga tercapai kesamaan pandangan kedepan untuk bekerja bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan usaha, adapun strategi dan perencanaan suksesi ( Lansberg, 2005: 167) adalah :

1. Bersikap aktif, mengutamakan musyawarah untuk dapat memilih opsi atau pilihan yang tepat serta konsekuensi terhadap implikasi dari setiap perencanaan suksesi. Perusahaan keluarga dalam menghadapi tantangan kedepan terutama pada proses suksesi, tetap mengunakan proses penggantian kepemimpinan secara bijaksana.


(40)

2. Menciptakan kondisi yang nyaman bagi anggota keluarga untuk membicarakan harapan dan impian dimasa mendatang. Ini merupakan sebuah pemikiran dari para pemilik perusahaan keluarga yang menginginkan sebuah kemajuan dan perkembangan pesat dari usahanya

3. Melanjutkan kembali penilaian terhadap kelayakan dari harapan atau impian. Mungkin ini merupakan intropeksi dari keluarga sendiri yang merasa skeptis terhadap harapan dan visi perusahaan.

4. Membuat perencanaan jangka panjang dan jangka pendek yang merupakan langkah menuju strategi perencanaan suksesi yang lebih menekankan pada kebutuhan perusahaan.

5. Pengembangan struktur dan proses kepemimpinan yang efektif. Struktur kepemimpinan yang menitikberatkan pada pengembangan kelembagaan dengan menentukan hak dan tanggung jawab dari setiap anggota keluarga.

6. Kelanjutan perencanaan yang digunakan untuk mengantisipasi tantangan dan perkembangan kebijakan sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

7. Melakukan kerjasama dengan semua anggota keluarga yang terlibat. 8. Selalu mencari informasi yang up-to date dan terus memperbaiki

sistim manajemen perusahaan dan pengembangan kualitas

9. Membangun rasa saling percaya dan mempunyai rasa belas kasih dan bertindak adil dan mengembangkan komunikasi baik vertikal maupun horizontal untuk dapat melaksanakan visi kedepan perusahaan.


(41)

F.Peran dalam Hubungan Keluarga.

Peran dalam hubungan keluarga menurut Gross, Mason dan McEachern adalah seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu dalam keluarga, bila individu menempati kedudukan tertentu, maka mereka merasa bahwa setiap kedudukan yang mereka tempati akan menimbulkan harapan (expectations) dari orang-orang disekitarnya (Berry, 2003:114). Horton dan Hunt menyatakan, peran adalah prilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki sesuatu status

Peran dalam hubungan keluarga (Longnecker, et.al., (2001:410) adalah:

1.Orang tua sebagai pendiri.

Pada umumnya, didalam usaha keluarga adalah seorang pria atau wanita yang mendirikan dan merencanakan untuk mewariskan bisnis kepada anak laki-laki atau anak perempuan. Pada kebanyakan kasus, bisnis keluarga bertambah secara serentak. Beberapa pendiri bisnis sulit mencapai keseimbangan antara bisnis dan tanggung jawab keluarga. Di dalam situasi yang lain orang tua juga harus bisa meluangkan waktu untuk berkumpul bersama anak-anaknya.

Pendiri bisnis keluarga yang memiliki anak usia remaja merencanakan anaknya untuk ikut serta dalam bisnis dan tujuh puluh delapan persen dari semua pendiri bisnis keluarga berniat untuk mewariskan bisnis mereka kepada anak-anaknya (Zimmerer dan Scarborough, 2002:56).

Peran orang tua dalam hubungan dengan anak akan semakin komplek karena orang tua di dalam menjalankan perannya akan banyak mengalami konflik. Di satu pihak orang tua sebagai pengendali bisnis keluarga mempunyai peran sebagai


(42)

atasan, tetapi dilain pihak orang tua mempunyai peran untuk menjadi kepala keluarga yang harus memelihara hubungan baik dengan anak-anaknya.

2. Peran saudara.

Keluarga dengan beberapa anak, dua atau lebih dari mereka mungkin akan terlibat didalam bisnis keluarga. Ini tergantung keinginan dari individu anak-anak. Pada beberapa kasus, orang tua merasa beruntung jika paling tidak satu anak-anak memilih untuk menjalankan bisnis keluarga. Namun, masalah akan timbul jikalau dua atau lebih anak-anak yang terlibat dalam bisnis keluarga. Yang terbaik adalah anak-anak bekerja menjadi suatu tim, setiap anak memberikan kontribusi pelayanan menurut kemampuan masing-masing. Sebagaimana pengalaman keluarga perusahaan terbaik dan kesatuan didalam hubungan keluarga, bisnis keluarga akan mendapatkan keuntungan dari kolaborasi yang efektif antara kakak dan adik.

Lambing dan Kuehl dalam buku Entrepreneuship (2000:39) menyatakan bahwa masalah akan timbul jika beberapa anak ingin terlibat didalam bisnis keluarga. Orang tua sebagai pendiri bisnis harus memutuskan anak-anak yang akan bergabung didalam menjalankan bisnis keluarga, dan disinilah potensial persaingan antara saudara kandung.

3. Peran pasangan dari wirausaha.

Bisnis keluarga yang pada awalnya hanya keluarga inti, setelah mengalami perkembangan akan merekrut karyawan dari lingkungan keluarga sendiri juga baik itu sanak famili, keponaan sampai pada pasangan dari wirausaha/menantu, walaupun mempekerjakan orang-orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan menurut Raharja prinsip Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan


(43)

Yang Baik) harus tetap dijalankan, dalam bisnis keluarga pasangan wirausaha juga mempunyai peran yang sangat penting. Mereka bisa memberikan motivasi dan dorongan kepada wirausaha, menjadi pendengar yang baik, bisa menjadi mediator antara para wirausaha jika terjadi perbedaan pendapat, ikut serta memberikan masukan dan saran-saran untuk kemajuan bisnis dan juga membantu dalam menanggulangi masalah-masalah yang ada dalam bisnis.

G.Keberhasilan Usaha.

Nasution mengemukakan dalam bukunya “Pengembangan Wirausaha Baru” yang dikatakan keberhasilan dalam bisnis adalah jika hasil penjualan meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat dan berkembangnya usaha.

kewirausahaan mempunyai pengaruh langsung positif terhadap keberhasilan usaha yang berimplikasi bahwa semakin berani seorang wirausaha kecil mengambil resiko, beradaptasi dan percaya diri untuk melakukan pembangunan usaha maka akan semakin meningkat kinerja usahanya.

Keberhasilan usaha usaha kecil dipengaruhi oleh kompetensinya, untuk itu usaha kecil harus memperhatikan sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya yang terintegrasi pada organisasi yang oleh Hitt (1997) disebut komponen analisis internal (


(44)

Suryana (2003:55) keberhasilan itu ditentukan oleh: 1. Kemampuan dan kemauan.

2. Memiliki tekad yang kuat dan kerja keras. 3. Adanya kesempatan dan peluang.

Sulipan (2005) menyatakan bahwa keberhasilan dalam berwirausaha harus berdasarkan pada hal dibawah ini:

1. Bebas dari perasaan takut, cemas dan rendah diri dalam berusaha. 2. Disiplin dan berkepribadian yang kuat di dalam menjalankan usahanya. 3. Bekerja dan berusaha dengan tekun dan tekad yang kuat untuk maju. 4. Berusaha dengan penuh keyakinan.

5. Yakin pada kemampuan diri sendiri.

6. Mempunyai bakat serta mengembangkannya dalam berwirausaha. 7. Mempunyai semangat yang tinggi dan penuh kesungguhan.


(45)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Toko Ima Brownies Medan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Toko Ima Brownies didirikan oleh Bapak Mizkan Nerwin bersama istrinya Ibuk Effti Ramadiah pada tahun 2000. Pada awal mereka baru menikah Bapak Mizkan pergi ke Yogya ke rumah saudaranya. Bapak Mizkan berangkat ke Yogya bertujuan untuk belajar bagaimana cara membuat Brownies, kebetulan saudaranya di sana membuat usaha kecil-kecilan dengan membuat usaha Brownies, kurang lebih 5 bulan di Yogya, Bapak Mizkan kembali ke Medan. Sesampainya di Medan Bapak bersama Ibuk Effti mencoba resep Brownies tersebut tanpa terpikirkan untuk menjual, namun ternyata penganan itu disukai banyak orang sehingga akhirnya Bapak Mizkan dan keluarga berani melempar kue tersebut ke pasar.

Pada awal merintis usaha brownies, Bapak Mizkan hanya menitipkan browniesnya dibeberapa toko. Toko tempat penitipan brownies awalnya ada 18 tempat, akan tetapi karena banyak produk yang tidak laku akhirnya hanya dititipkan di 6 tempat saja, dan itu menjadi tempat penitipan yang tetap. Bapak Mizkan tidak berhenti sampai disitu, dia dan keluarga mencoba penjualan dengan sistem sales. Pada awalnya Bapak Mizkan mempekerjakan 3 sales dari keluarga sendiri, sebagai penambah motivasi para sales tersebut, Bapak menjual penganan kepada 3 sales tersebut di bawah harga jual, akan tetapi ke 3 sales tersebut dapat menjualnya dengan harga yang lebih dari harga pasar. Melihat kemajuan dari penjualan tersebut Bapak Mizkan mulai memperluas pemasarannya dengan memasukkan atau menitipkannya di beberapa kantor, seperti Bank, Rumah Sakit,


(46)

kantor-kantor pemerintahan seperti: kantor Gubenur, Balai Kesehatan, kantor Imigrasi kantor koperasi perindustrian dan perdagangan dan beberapa kantor lainnya yang ada di kota Medan.

Keluarga ikut berperan serta dan ada sebagian yang merangkap sebagai sales untuk mengantarkannya ke kantor-kantor tersebut, sejak dimasukkan ke kantor- kantor tersebut disitu mulai kebanjiran orderan, kalau ada acara- acara kantor Brownies Pak Mizkan selalu di pesan, dari situ mereka mulai optimis kalau Brownies mereka sudah mulai diminati. Tiga tahun kemudian penjualan terus meningkat sehingga Bapak Mizkan dan keluarganya berani untuk investasi dengan pengadaan mesin dan peralatan lainnya yang mendukung peningkatan produk dengan membeli mixer dan oven otomatis sehingga dapat meningkatkan hasil produksi.

Tahun 2005 kantor koperasi menawarkan kepada Pak Mizkan untuk mengikuti pameran usaha kecil (UKM) yang di adakan di Sky Cross Carrfour

selama 2 bulan, dalam rangka pembukaan Sky Cross sekaligus pengenalan Sky Cross kepada masyarakat. Musyawarah pun diadakan dengan seluruh anggota keluarga dan kesimpulannya mereka bersedia mengikuti pameran UKM tersebut, dengan pertimbangan kedepan bahwa ini adalah suatu peluang untuk lebih memperkenalkan produk mereka dan untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Pameran UKM tersebut diikuti oleh 36 Usaha Kecil Menengah yang ada di kota medan dengan berbagai macam produk seperti: pakaian, jam tangan, assesoris, cosmetik, sepatu dan lain-lain, dan setelah mengadakan pameran selama 2 bulan.


(47)

Brownies Bapak Mizkan adalah salah satu diantara yang lainnya yang peminatnya lumayan banyak, dan setelah melewati beberapa seleksi ada 12 UKM yang mampu bertahan, dan bagi UKM yang mampu bertahan mereka bisa melanjutkan kontraknya selama 3 tahun kedepan. Pada waktu itu Sky Cross Carrfour belum siap dan masih berbentuk kotak-kotak dan kalau kita ingin bergabung berjualan disana, maka kita sendiri yang mempersiapkan sampai menjadi toko yang siap dipakai, mulai dari melantai sampai melakukan pengecatan. Kontrak selama 3 tahun tersebut sebesar Rp 96.000.000 dan dibayar selama 18 bulan. Semenjak itu Bapak Mizkan lebih memfokuskan usaha di Sky Cross tapi tetap memasukkannya ke kantor-kantor dan sampai saat ini, untuk lebih memudahkan masyarakat mengenal Browniesnya Pak Mizkan memberi nama Brownies Ima, yang diambil dari anak pertamanya yang bernama Prima Wati, yang sampai saat ini telah di patenkan. Sejak membuka outlet di Sky Cross Carrfour tersebut, usaha bisnis Bapak Mizkan semakin berkembang, sehingga mereka mencoba untuk membuka outlet-outlet baru di beberapa tempat dan sampai pada saat ini telah ada 5 outlet yang berlokasi di:

1. Di Jln. Coklat no.1. Simalingkar, sekaligus sebagai tempat memproduksi. 2. Sky Cross Carrfour Medan Fair, Jln Gatot Subroto.

3. Supermarkat Mandiri. Jln Bahagia daerah Teladan. 4. Di Swalayan Maju Bersama, Jln Marendal

5. Swalayan Maju Bersama, Glugur, Jln Gatot Subroto

Bapak Mizkan telah mendaftarkan Ima Brownies di Dinkes (Dinas Kesehatan), untuk menghadapi beberapa pertanyaan konsumen mengenai kebersihan dan kehalalan produk Bapak Mizkan telah memiliki sertifikat halal


(48)

dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). Bapak Mizkan juga mengatakan bahwa Ima Brownies yang mengantarkan dia dan istrinya ke tanah suci Mekah dan pada tahun 2009 ini Ima Brownies juga akan mengantarkan Ibunda tercintanya untuk naik haji dan bahkan belakangan ini Bapak Mizkan mengembangkan usahanya dengan membuat Bika Ambon tanpa nira.

Kunci sukses dari bisnis keluarga Bapak Mizkan ini adalah ketepatan waktu dan kepercayaan yang tinggi, ketika orang memesan dan telah menetapkan waktu dan tanggal, mereka pun segera menepatinya dan kepercayaan disini menurut Bapak Miskan adalah kepercayaan yang diberikan pengusaha kepada konsumen baik itu kualitas produk ataupun ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan, dan karena dinilai sukses membangun usaha Browniesnya Bapak Miskan di undang sebagai salah satu narasumber pada acara Pelatihan Mitra Binaan PT. Askes (Persero) Regional I Tahun 2008 lalu di Hotel Semarak di jalan SM Raja Medan dan acara itu diikuti oleh 40 pengusaha UKM (Usaha Kecil Menengah) dari NAD (Nanggaroh Aceh Darussalam) dan Sumatra Utara.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Bisnis keluarga ini memiliki struktur organisasi yang sederhana. Orang tua sebagai pendiri bisnis dan pemilik bisnis keluarga membawahi anak-anak sebagai orang yang dipercaya untuk mengelola cabang-cabang dari bisnis keluarga. Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi garis yaitu bahwa seorang atasan memberikan wewenang langsung pada bawahan yang bertanggung jawab kepada atasan sesuai dengan tugas yang dilimpahkan. Bagan organisasinya adalah sebagai berikut :


(49)

Orang tua/Pemilik

Anak pengelola cabang 1

Anak pengelola cabang 2

Anak pengolola cabang 3

Anak pengelola cabang 4

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan

Sumber : Toko Ima Brownies Medan (2009) Gambar 3.1. Struktur Organisasi Perusahaan

3. Jenis Produk

Ima Brownies selalu menciptakan berbagai macam model dan rasa agar Brownies yang mereka jual lebih bervariasi dan semakin menimbulkan minat konsumen untuk mencicipinya, adapun jenis dan rasanya yang telah mereka pasarkan seperti: Brownies keju, Brownies Mente, Brownies suke (susu keju), Brownies ceres, Brownies coklat chips, Brownies kukus coklat, Brownie keju dan Brownies special yang terdiri dari 2 rasa keju dan coklat ceres, yang dapat dilihat pada gambar 3.2.


(50)

Sumber: Toko Ima Brownies Medan (2009) Gambar 3.2 Jenis Produk

B. Toko Juden’s Bakery

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Toko kue Juden’s Bakery merupakan salah satu UKM yang sedang berkembang di kota Medan. Toko kue ini berdiri pada tahun 2007, yang didirikan oleh Bapak Sutompo dan adik Sutrisno atas prakarsa kedua orang tuanya. Bapak Sutompo adalah putra pertama dari pasangan Bapak Judens dan Ibu Yuslina, mereka asli orang Jawa Timur, tapi sejak Bapak Sutompo menginjak remaja mereka telah merantau ke kota Medan. Bapak Sutompo terlahir dari keluarga yang cukup sedaerhana, jenjang pendidikan yang didudukinyapun hanya sampai SMA karena kurangnya biaya, sejak remaja Bapak Sutompo telah belajar hidup mandiri.


(51)

Tahun 1993 Bapak Sutompo memperistri seorang gadis yang juga berasala dari Jawa, yang bernama Susanti dan sekarang mereka dikaruniai tiga orang anak. Sejak menikah dengan Ibu Susanti Bapak Sutompo bekerja pada Toko Swan Bakery yang berlokasi di kampung Keling sampai pada tahun 2006, selama bekerja di toko Swan Bakery Bapak Sutompo banyak memperoleh pengetahuan, mulai dari pembuatan berbagai jenis kue sampai dengan pemasarannya. Sejak bekerja pada Toko Swan Bakery, Bapak Sutompo telah berniat, suatu hari ingin punya Toko kue sendiri, tambahan lagi kedua orang tua dan keluarga sangat mendukung dengan modal dari tabungannya selama berkeluarga dan tambahan modal dari orang tua serta sanak keluarga maka pada tahun 2007 berdirilah toko Kue Juden’s Bakery, yang diambil dari nama orang tua laki-laki dari Bapak Sutompo, yaitu Bapak Juden Sutomo.

Bapak Sutompo pada awalnya mendirikan toko kue tersebut dekat rumahnya, yang kebetulan merupakan salah satu lokasi yang cukup strategis yaitu di Jalan. Pondok W atau sering di sebut persimpangan Al-Ahzar, walaupun toko kue telah cukup banyak dan persaingan pun cukup tinggi, sebagai usaha yang baru dalam masa pertumbuhan, ternyata toko kue Juden’s cukup diminati dan sampai pada tahun 2009 ini toko kue Juden’s Bakery telah mempunyai 4 cabang dan satu pabrik pembuatannya yang masing-masing berlokasi di:

a) Daerah Sunggal Jalan. Tiwi b) Daerah Flamboyan

c) Simp. Al-ahzar d) Simp. Kuala


(52)

Orang tua/Pemilik

Anak pengelola cabang 1&2

Anak pengelola cabang 3 & 4

Karyawan Karyawan

Melihat peluang pasar yang cukup menjanjikan Bapak Sutompo dalam tahun 2009 ini berencana akan membuka cabang lagi, untuk pekerja dan para pegawainya, sebagian besar masih berasal dari sanak keluarga Bapak Sutompo dan Ibu Susanti sendiri.

2. Struktur Organisasi Perusahaan.

Bisnis keluarga ini memiliki struktur organisasi yang sederhana. Struktur organisasi pada toko Juden’s pun hampir sama dengan struktur organisasi pada Toko Ima Brownies. Orang tua sebagai pendiri bisnis dan pemilik bisnis keluarga membawahi anak-anak sebagai orang yang dipercaya untuk mengelola cabang-cabang dari bisnis keluarga. Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi garis yaitu bahwa seorang atasan memberikan wewenang langsung pada bawahan yang bertanggung jawab kepada atasan sesuai dengan tugas yang dilimpahkan. Bagan organisasinya adalah sebagai berikut:

Sumber : Toko Juden’s Bakery Medan (2009) Gambar 3.3. Struktur Organisasi Perusahaan


(53)

3. Jenis Produk

Produk atau jenis kue yang dijual pada toko Juden’s Bakery ini pun sangat beragam dan tidak kalah dengan toko-toko kue lainnya yang lebih dulu exis, dalam soal rasa atau kualiatas pun tidak jauh berbeda, adapun jenis kue yang di jual seperti: kue pie, donat, kue coklat susu, coklat kismis, blueberry, kue kelapa keju, kue zebra mocca, kue bunga sosis, kue pizza, bika coklat, bika keju, kue abon, roti isi coklat, kembang gula, kue tawar pandan coklat, tawar petak, kue coklat daun, cake pisang, kue spong coklat, kue tawar buah, tawar keju, tawar sanguist, Black Roll bika, bika ambon pandan, Muffin, Caramel, bolu tart, Black Forest dan lain-lain, sampai pada minuman kaleng seperti: Buavita, fanta, sprite dan coca cola, es Wall bermacam rasa dan lain sebagainya, yang dapat dilihat pada gambar 3.4 sebagai berikut:

Sumber: Toko Juden’s Bakery Medan (2009) Gambar: 3.4. Jenis Produk


(54)

c. Pembagian tugas pada bisnis keluarga dideskripsikan sebagai berikut :

Pembagian tugas dideskripsikan sebagai berikut : a. Pemilik

Pemilik adalah orang tua, bertindak sebagai pimpinan dalam menjalankan usahanya dan mewakili wewenang penuh dalam menentukan peraturan dan pengambilan keputusan.

b. Anak-anak

Anak-anak sebagai orang yang dipercayakan pemilik untuk mengelola cabang mempunyai tugas untuk berdagang dan bertanggung jawab atas toko yang diberikan kepadanya.

c. Karyawan

Karyawan sebagai pramugari toko bertugas untuk melayani pembeli yang akan membeli dan tugas-tugas lainnya untuk membantu pemilik mengelola toko.


(55)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 14.0 for windows. Adapun syarat sebuah instrumen dapat dinyatakan valid menurut Sugiyono (2004:125), yaitu :

a. Korelasi Tiap Faktor Positif b. Nilainya ≥ 0,361

Jika telah memenuhi syarat diatas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik. Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan dikeluarkan setelah semua butir pertanyaan dinyatakan valid maka instrumen tersebut layak untuk kuesioner penelitian.

Penulis mengajukan kuesioner yang berisi 18 pertanyaan yang menyangkut variable peran orang tua sebagai pendiri, peran saudara, peran pasangan dari wirausaha serta keberhasilan usaha.


(56)

Tabel 4.1

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Q1 59.5333 33,016 ,571 ,860

Q2 59.6000 33,421 ,483 ,868

Q3 59.1000 34,300 ,342 ,862

Q4 59.9000 36,438 ,540 ,868

Q5 59.0000 33,016 ,403 ,860

Q6 59.4667 33,178 ,571 ,864

Q7 59.8333 36,510 ,513 ,869

Q8 59.2667 34,654 ,321 ,863

Q9 59.4000 33,068 ,505 ,859

Q10 59.5333 34,792 ,316 ,860

Q11 59.4667 36,438 ,505 ,868

Q12 59.0667 33.421 ,668 ,866

Q13 59.2000 35,306 ,615 ,865

Q14 59.8000 35,082 ,483 ,863

Q15 59.1333 34,792 ,473 ,860

Q16 59.8000 34,654 ,523 .881

Q17 59.9333 34,758 ,615 .883

Q18 59.4667 35,432 ,505 .883

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

63.2000 38,924 6,23892 18

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2009)

Pada pengujian validatas di atas, terdapat 3 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan butir Q3, Q8, Q10 yang berarti pertanyaan tersebut belum mempunyai konstruksi yang baik, yang dapat di lihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation yang nilai nya dibawah 0,361, oleh karena itu pertanyaan yang tidak valid akan gugur, kemudian dilakukan uji validatas kembali:


(57)

Tabel 4.2

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Q1 55,1333 30,740 ,576 ,858

Q2 55,2000 30,993 ,503 ,863

Q4 54,7000 32,079 ,533 ,860

Q5 54,5000 34,259 ,373 ,867

Q6 55,1333 30,740 ,576 ,858

Q7 55,4333 30,737 ,536 ,861

Q9 54,6333 32,585 ,473 ,863

Q11 54,9667 30,861 ,665 ,853

Q12 54,6333 32,585 ,601 ,858

Q13 54,5000 34,259 ,373 ,867

Q14 55,2000 30,993 ,503 ,863

Q15 54,8667 32,878 ,492 ,862

Q16 55,0333 32,654 ,544 .860

Q17 54,6333 32,585 ,601 .858

Q18 54,6335 32,585 ,474 .863

Tabel 4.3 Item Total Statistik

Corrected Item-Total

Correlation

r Tabel Validitas Cronbach's

Alpha if Item Deleted Q1 Q2 Q4 Q5 Q6 Q7 Q9 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 ,576 ,503 ,533 ,373 ,576 ,536 ,473 ,665 ,601 ,373 ,503 ,492 ,544 ,601 ,473 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid ,858 ,863 ,860 ,867 ,858 ,861 ,863 ,853 ,858 ,867 ,863 ,862 ,860 ,858 ,863


(58)

Pada tabel di atas semua pertanyaan telah dinyatakan valid, seperti yang terlihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation tidak ada lagi nilainya di bawah 0,36 Jika telah memenuhi syarat diatas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik damn instrument layak untuk kuesioner penelitian.

2. Uji Realibilitas

Reabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat dari output yang muncul bersaman dengan uji validitas menggunakan program software SPSS 14.0 for Windows. Hasil analisis dapat digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrumen.

Tabel 4.4 Reability Statistic

Cronbach's Alpha N of Items

.869 15

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 14.0 (2009)

Pada Kolom Cronbach’s Alpha dapat dilihat bahwa r alpha sebesar 0,869. Ini berarti instrument dapat dinyatakan reliable karena 0.886 > 0,3 sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

B. Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk merumuskan dan menginterprestasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan deskriptif variabel instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan. Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 14 butir untuk variabel x dan 4 butir untuk variabel y jadi total seluruh pertanyaan adalah 18 butir dan terdapat 3 pertanyaan


(59)

yang tidak valid, sehingga dinyatakan gugur dan tinggal 15 butir pertanyaan yang valid atau yang memiliki konstruksi yang baik dan layak sebagai kuesioner penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh anggota keluarga yang terlibat dalam menjalankan bisnis keluarga pada Toko kue Ima Brownies dan Juden’s Bakery Medan. Berikut ini diperlihatkan data identitas responden yang dilihat dari segi umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir serta hubungan dalam keluarga.

1.Karakteristik responden berdasarkan umur.

Tabel 4.5 Umur Responden

Umur (Tahun) Jumlah Responden (Orang) Presentase 10-19

20-29 30-39 40-49 50-59

7 14

6 2 3

21,9 % 43,6 % 18.8 % 6,3 % 9,4 %

32 100 %

Sumber: Hasil penelitian diolah (2009)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak adalah yang berumur 20-29 tahun yaitu 14 orang atau 43,6%, yang paling sedikit berumur 40-49 tahun sebanyak 2 orang atau 6,3% dan 10-19 tahun sebanyak 7 orang atau 21,9% sedangkan lainnya 6 orang atau 18,8% berumur 30-39 tahun, umur 50-59 tahun sebanyak 3 orang atau 9,4%. Dengan interval umur diatas diharapkan seluruh responden dapat menjawab dengan baik setiap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner sehingga hasil yang diperoleh benar-benar sesuai dengan apa yang dirasakan dan dialami oleh responden mengenai peran dan hubungan keluarga terhadap keberhasilan usaha pada toko kue.


(60)

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel. 4.6 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden (Orang) Presentase Laki-laki

Perempuan

11 21

34,4% 65,6%

32 100%

Sumber: Hasil penelitian diolah (2009)

Pada Tabel 4.6 menunjukkan responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang atau 34,4% dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 21 orang atau 65,6%. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa jumlah perempuan lebih banyak atau lebih dominan dari jumlah laki-laki, walaupun begitu pihak pengusaha tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam meneruskan usahanya, semuanya memiliki kesempatan yang sama.

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir.

Tabel. 4.7 Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah Responden (Orang) Presentase SD

SMP

SMU, SMEA (sederajat) Sarjana

2 4 18

8

6,3% 12,5% 56,3% 25 %

32 100%

Sumber: Hasil penelitian diolah (2009)

Pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir mayoritas responden adalah SMU/SMEA sebanyak 18 orang atau 56,3%, SMP sebanyak 4 orang atau 12,5% dan SD sebanyak 2 orang atau 6,3% dan Sarjana sebanyak 8 orang atau 25%.


(61)

4. Karakteristik responden berdasarkan hubungan dalam keluarga.

Tabel. 4.8 Hubungan Keluarga

Hubungan dalam keluarga

Jumlah Responden (Orang) Presentase Orang tua

Anak-anak Menantu/pasangan dari

wirausaha Cucu Saudara sepupu

Adik Ipar

4 7 7 5 7 2

12,5 % 21,9 % 21,9% 15,6 %

21,9% 6,3%

32 100%

Sumber: Hasil penelitian diolah (2009)

Pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa jumlah anak 7 orang atau 21,9 %, jumlah menantu / pasangan dari wirausaha juga berjumlah 7 orang atau 21,9 %, Cucu berjumlah 5 orang atau 15,6 %, saudara sepupu berjumlah 7 orang atau 21,9% dan adik ipar berjumlah 2 orang atau 6,3%. Dari pihak pengusaha selalu mendukung dan memotivasi agar anak cucunya berminat untuk dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya.

C. Deskriptif variabel

Penelitian ini akan menjelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian peran dalam hubungan keluarga terhadap keberhasilan usaha pada toko kue, dengan tanggapan responden sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Kurang Setuju (KS) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2


(62)

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

1) Variabel Orang Tua Sebagai Pendiri

Tabel. 4.9

Distribusi Tanggapan Responden terhadap Orang Tua Sebagai Pendiri STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total Item

Pertanyaan F % F % F % F % F % F %

1 2 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 0 0 9,4 12,5 0 0 7 9 6 1 21,9 28,1 18,8 3,12 19 16 18 22 59,4 50 56,3 68,8 19 3 8 9 9,4 9,4 25 28,1 32 32 32 32 100 100 100 100

Sumber: Hasil penelitian diolah (2009)

1. Pada pernyataan pertama “Di dalam mempersiapkan anak-anaknya untuk menjalankan bisnis keluarga, orang tua menilai minat anak-anaknya”, dapat dijelaskan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju, 3 orang atau 9,4% responden menyatakan tidak setuju dan 7 orang atau 21,9% kurang setuju, responden yang menyatakan setuju 19 orang atau 59,4% dan 3 orang atau 9,4% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui responden menyatakan setuju bahwa di dalam mempersipkan anak-anaknya untuk menjalankan bisnis keluarga, orang tua menilai minat anak-anaknya. Berdasarkan hasil dari lapangan dapat diketahui bahwa orang tua menyertakan anak-anaknya sejak usia dini dan memberikan kepercayaan mulai dari hal-hal kecil seperti menjaga toko, membuat kue sampai pada cara melayani pelanggan dengan baik dan lain-lain sehingga orang tua dapat mengamati apakah anak-anaknya menaruh minat dan senang dengan pekerjaan yang diberikan kepada mereka.


(63)

2. Pada pernyataan kedua “Orang tua memotivasi agar anak berminat terhadap bisnis keluarga”, responden yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada, tidak setuju 4 orang atau 12,5%, responden yang menyatakan kurang setuju sebanyak 9 orang atau 28,12%, setuju sebanyak 16 orang atau 50% dan yang menyatakan sangat setuju 3 orang atau 9,4%. Artinya sebagian besar responden setuju bahwa orang tua memotivasi agar anak berminat terhadap bisnis keluarga.Di dalam keseharian, orang tua secara langsung maupun tidak langsung memberikan motivasi agar anak-anaknya menaruh minat pada bisnis keluarga yang telah dirintis dan orang tua mengutarakan keinginan dan harapannya kepada anak-anaknya tentang kelangsungan bisnis keluarga yang akan diwariskan kepada mereka setelah orang tua mengundurkan diri dari bisnis.

3. Pada pernyataan “Sebagai wirausaha, orang tua menjaga hubungan baik dengan anak-anaknya”, responden yang menyatakan sangat tidak setuju tidak dan tidak setuju tidak ada, , kurang setuju sebanyak 6 orang atau 18,8%, 18 orang atau 56,3% menyatakan setuju dan yang menyatakan sangat setuju 8 orang atau 25%. Dari hasil perhitungan dapat diketahui sebagian besar menyatakan setuju bahwa orang tua sebagai wirausaha menjaga hubungan baik dengan anak-anaknya. Dari hasil perhitungan mayoritas responden setuju bahwa sebagai wirausaha, orang tua tetap memelihara hubungan baik dengan anak-anaknya. Menurut pemilik, orang tua harus bisa memelihara hubungan baik dengan anak-anaknya karena disatu pihak orang tua sebagai pengendali bisnis keluarga mempunyai peran sebagai atasan, tetapi dilain pihak orang tua mempunyai peran sebagai kepala keluarga yang harus memelihara hubungan


(1)

II.Keberhasilan Usaha Keluarga

No. Keberhasilan

usaha

STS

TS KS S SS

1

Jumlah produksi dari usaha keluarga

mengalami peningkatan dari tiap bulan

atau tiap tahunnya.

2

Keuntungan mengalami peningkatan tiap

priodenya.

3

Perputaran dana dalam usaha berkembang

dengan cepat.

4

Usaha ini mengalami perkembangan

seperti bertambahnya jumlah pelanggan.

Terimakasih atas kerjasama dan kesediaan saudara/i yang anda berikan semoga

kesuksesan selalu mengiringi langkah kita.


(2)

Lampiran III

Tabel 4.1

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Q1 59.5333 33,016 ,571 ,860

Q2 59.6000 33,421 ,483 ,868

Q3 59.1000 34,300 ,342 ,862

Q4 59.9000 36,438 ,540 ,868

Q5 59.0000 33,016 ,403 ,860

Q6 59.4667 33,178 ,571 ,864

Q7 59.8333 36,510 ,513 ,869

Q8 59.2667 34,654 ,321 ,863

Q9 59.4000 33,068 ,505 ,859

Q10 59.5333 34,792 ,316 ,860

Q11 59.4667 36,438 ,505 ,868

Q12 59.0667 33.421 ,668 ,866

Q13 59.2000 35,306 ,615 ,865

Q14 59.8000 35,082 ,483 ,863

Q15 59.1333 34,792 ,473 ,860

Q16 59.8000 34,654 ,523 .881

Q17 59.9333 34,758 ,615 .883

Q18 59.4667 35,432 ,505 .883

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

63.2000 38,924 6,23892 18


(3)

Tabel 4.2

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Q1 55,1333 30,740 ,576 ,858

Q2 55,2000 30,993 ,503 ,863

Q4 54,7000 32,079 ,533 ,860

Q5 54,5000 34,259 ,373 ,867

Q6 55,1333 30,740 ,576 ,858

Q7 55,4333 30,737 ,536 ,861

Q9 54,6333 32,585 ,473 ,863

Q11 54,9667 30,861 ,665 ,853

Q12 54,6333 32,585 ,601 ,858

Q13 54,5000 34,259 ,373 ,867

Q14 55,2000 30,993 ,503 ,863

Q15 54,8667 32,878 ,492 ,862

Q16 55,0333 32,654 ,544 .860

Q17 54,6333 32,585 ,601 .858

Q18 54,6335 32,585 ,474 .863

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

58,8000 36,510 6,04328 15

Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS (2009)

Reability Statistic

Cronbach's Alpha N of Items

.869 15


(4)

Uji Normalitas dengan pendekatan grafik

Uji normalitas Data (Analisis Statistik)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

32 ,0000000 ,98643270 ,131 ,086 -,131 ,741 ,642 N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Dependent Variable: Y


(5)

Uji Heteroskedastisitas dengan pendekatan grafik

2 1

0 -1

-2

Regression Standardized Predicted Value 3

2

1

0

-1

-2

Regression St

udenti

zed

Residual

Dependent Variable: Keberhasilan_bisnis Scatterplot

Uji Heteroskedastisitas dengan Pendekatan Statistik

Coefficientsa

.224 .971 .230 .819

-.319 .110 -.907 -2.888 .007

.242 .089 .639 2.700 .012

.175 .098 .475 1.796 .083

(Constant)

Peran_Orang_Tua_ Sebagai_Pendiri Peran_Saudara Peran_Pasangan_ Wirausaha Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Absut a.


(6)

Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistic

Model

Tolerance VIF

Peran Orang Tuan Sebagai Pendiri

Peran Saudara

Peran Pasangan Dari Wirausaha

,261

,460

,368

3,832

2,175

2,721

Analisis Regresi Linier Berganda

Unstandardized

Coefficients

Unstandardized

Coefficients

Model

B

Std.Error

Beta

t

sig

1.

(constant)

Peran_Orang_Tua

Sebagai_Pendiri

Peran_Saudara

Peran_Pasangan_

Wirausaha

4,307

,040

,347

,523

1, 788

,203

,165

, 180

,045

,361

,559

2,409

1,960

2,104

2,910

,023

,846

,044

,007

Hasil Uji Fhitung

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression

49,335 3 16,445 15,265 ,000(a)

Residual

30,165 28 1,007

Total

79,500 31

Uji Koefisien Determinan

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,778(a) ,621 ,580 1,03793