Macam Macam Pendekatan dalam Pembelajara

Pendekatan
Pembelajaran
Cut Rita Zahara
Sri Fitri Ayu
Renni Yusdardila Putri
Dwi Cahya Wulan S

(1206103020093)
(1306103020043)
(1306103020063)
(1306103020069)

Pengertian pendekatan
pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari
bahasa Inggris “approach”
Dalam pengajaran, approach
diartikan sebagai “a way of
beginning something”

Pendekatan berarti seperangkat asumsi

mengenai cara belajar-mengajar.
Pendekatan dipilih berdasarkan model
dan strategi yang sudah ditetapkan.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran

Pendekatan
pembelajaran

Student
Centered
Approach

Teacher
Centered
Approach

Fungsi Pendekatan
dalam Pembelajaran

 Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah
metode pembelajaran yang akan digunakan
Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan
pembelajaran
Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai
Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul
Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah
dilaksanakan

Macam-macam Pendekatan
dalam Pembelajaran
o Konstruktivisme

o Open-Ended

o CTL

o Problem Posing

o RME


o Tematik

o Problem Solving

o Saintific

Pengertian Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan
pendekatan yang lebih menekankan pada tingkat
kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru
yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri
siswa yang didasarkan pada pengetahuan.

Prinsip-prinsip pembelajaran
konstruktivisme menurut Suparno
Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif
Tekanan dalam proses pembelajaran terletak pada siswa

Mengajar adalah proses membantu siswa

 Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan
pada hasil akhir

Kurikulum menekan pada orientasi siswa
Guru adalah fasilitator

Ciri-ciri pendekatan kontruktivisme
menurut Suparno
- Belajar berarti membentuk makna
- Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan
fakta, melainkan lebih sebagai
perkembangan pemikiran dengan
membuat pengertian baru
- Hasil dipengaruhi oleh pengalaman siswa
dengan dunia fisik dan lingkungan

• Mendorong siswa berfikir kreatif dan
imajinatif
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mencoba gagasan baru

• Mendorong siswa untuk memikirkan
perubahan gagasan mereka
• Memberikan lingkungan belajar yang
kondusif yang mendukung siswa
mengungkapkan gagasan

Kelebihan pembelajaran
Konstruktivisme
• Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan gagasan secara
eksplisit dengan menggunakan bahasa
siswa sendiri
• Memberi pengalaman yang berhubungan
dengan gagasan yang telah dimiliki siswa

Kekurangan pembelajaran
konstruktivisme

• Terjadinya miskonsepsi
• Membutuhkan waktu yang

lama

o Kontekstual/Contextual Teaching
and Learning (CTL)
 merupakan pendekatan yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.

5 bentuk belajar dalam pengajaran
kontekstual adalah:
1.
2.
3.
4.
5.


Mengaitkan
Mengalami
Menerapkan
Kerjasama
Mentransfer.

Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pendekatan kontekstual
 Guru yang berwawasan
 Materi dalam pembelajaran
 Strategi, metode, dan teknik belajar dan
mengajar

Media pendidikan
Fasilitas
Kancah pembelajaran
Penilaian
suasana


Karakteristik pembelajaran CTL







Kerjasama
Saling menunjang
Menyenangkan
Belajar dengan bergairah
Pembelajaran terintegrasi
Menggunakan berbagai sumber







Siswa aktif
Sharing dengan teman
Siswa kritis guru kreatif
Dinding dan lorong-lorong penuh dengan
hasil kerja siswa, peta-peta, gambar,
artikel, humor dan lain-lain.
• Laporan kepada orang tua bukan hanya
rapor tetapi hasil karya siswa, laporan
hasil praktikum, karangan siswa dan
sebagainya

Kelebihan pendekatan
kontekstual
Pembelajaran menjadi lebih bermakna
dan riil
Pembelajaran lebih produktif dan mampu
menumbuhkan penguatan konsep kepada
siswa

Kelemahan pendekatan

kontekstual
- Guru lebih intensif dalam membimbing
- Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak
siswa agar dengan menyadari dan
dengan sadar menggunakan strategi–
strategi mereka sendiri untuk belajar

o Realistik/Realistic Mathematics
Education (RME)
RME dikembangkan oleh Hans Frudenthal
di Belanda.
RME adalah pendekatan pembelajaran
yang menggunakan masalah sehari-hari
sebagai sumber inspirasi dalam
pembentukan konsep dan mengaplikasikan
konsep- konsep tersebut.

Tujuan pendekatan Realistik

(RME)
 Menjadikan matematika lebih
menarik,relevan dan bermakna,tidak
terlalu formal dan tidak terlalu abstrak.
 Mempertimbangkan tingkat kemampuan
siswa.

 Menekankan belajar matematika “learning
by doing”.
 Memfasilitasi penyelesaian masalah
matematika tanpa menggunakan
penyelesaian yang baku.
 Menggunakan konteks sebagai titik awal
pembelajaran matematika.

Tiga prinsip kunci dalam pendekatan
realistik menurut Gravemeijer adalah:
• Penemuan kembali secara terbimbing/
matematika secara progresif
• Didaktif yang bersifat fenomena
• Model yang dikembangkan sendiri(self
developed models) dalam memecahkan
“contextual problem”

Karakteristik pendekatan
Realistik
Menurut Grafemeijer (dalam fitri, 2007: 13)
ada 5 karakteristik pembelajaran
matematika realistik, yaitu sebagai berikut:
Menggunakan masalah kontekstual
Menggunakan model atau jembatan

Menggunakan kontribusi siswa
Interaktivitas
Terintegrasi dengan topik pembelajaran
lainnya(bersifat holistik)

Kelebihan pembelajaran
realistik
- Pelajaran menjadi cukup menyenangkan
bagi siswa dan suasana tegang tidak
tampak
- Materi dapat dipahami oleh sebagian
besar siswa.

- Alat peraga adalah benda yang berada di
sekitar, sehingga mudah didapatkan.
- Guru ditantang untuk mempelajari bahan.
- Guru menjadi lebih kreatif membuat alat
peraga.
- Siswa mempunyai kecerdasan cukup
tinggi tampak semakin pandai.

Kelemahan pembelajaran
matematika realistik
Sulit diterapkan dalam suatu kelas yang
besar(40- 45 orang).
Dibutuhkan waktu yang lama untuk
memahami materi pelajaran.
Siswa yang mempunyai kecerdasan
sedang memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mampu memahami materi
pelajaran.

o Problem Solving
Menurut Polya (1973) terdapat empat
langkah pokok memecahkan suatu
masalah, yaitu :
•Memahami masalah (Understanding the
Problem)

• Merencanakan Penyelesaiannya (The
Vising a Plan)
• Menyelesaikan masalah sesuai rencana
(Carring out The Plan)
• Memeriksa kembali prosedur dan hasil
penyelesaian ( looking Back )

Karakteristik khusus pendekatan
pemecahan masalah (dalam Taplin,
2000):
Adanya interaksi antar siswa dan interaksi
guru dan siswa.
Adanya dialog matematis dan konsensus
antar siswa.

Guru menyediakan informasi yang cukup
mengenai masalah, dan siswa
mengklarifikasi, menginterpretasi, dan
mencoba mengkonstruksi
penyelesaiannya.
Guru membimbing, melatih dan
menanyakan dengan pertanyaanpertanyaan berwawasan dan berbagi
dalam proses pemecahan masalah.

Guru menerima jawaban ya-tidak bukan
untuk mengevaluasi.
guru mengetahui kapan campur tangan
dan kapan mundur membiarkan siswa
menggunakan caranya sendiri.
Karakteristik lanjutan

Pendekatan problem posing ternyata
sesuai dengan salah satu teori tentang
berpikir matematis.
Berpikir matematis terdiri atas beberapa
komponen, yaitu:
•Memahami masalah atau perkara
•Berusaha keluar dari kemacetan yang
ada

• Menemukan kekeliruan yang ada
• Meminimumkan pembilangan
• Meminimumkan tulis-menulis dalam
perhitungan
• Gigih dalam mencari strategi pemecahan
masalah
• Membentuk soal atau masalah

o Pendekatan Open-Ended
Menurut Suherman dkk (2003; 123)
problem yang diformulasikan memiliki
multijawaban yang benar disebut
problem tak lengkap atau disebut juga
Open-Ended problem atau soal terbuka.

Kelebihan pendekatan Open–
Ended:
- Siswa memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi secara lebih aktif
- Siswa memiliki kesempatan lebih banyak
menerapkan pengetahuan serta
keterampilan matematika secara
komprehensif.

- Siswa dari kelompok lemah sekalipun tetap
memiliki kesempatan untuk mengekspresikan
penyelesaian masalah yang diberikan
dengan cara mereka sendiri
- Siswa terdorong untuk membiasakan diri
memberikan bukti atas jawaban yang mereka
berikan
- Siswa memiliki banyak pengalaman, baik
melalui temuan mereka sendiri maupun dari
temannya dalam menjawab permasalahan.

Kelemahan Pendekatan Open–
Ended:
 Sulit membuat atau menyajikan situasi
masalah matematika yang bermakna bagi
siswa.
 Mengemukakan masalah yang langsung
dapat dipahamai siswa sangat sulit
sehingga banyak siswa yang mengalami
kesulitan bagaimana merespon
permasalahan yang diberikan.

 Karena jawaban bersifat bebas, siswa
dengan kemampuan tinggi bisa merasa
ragu atau mencemaskan jawaban
mereka.
 Mungkin ada sebagian siswa yang
merasa bahwa kegiatan belajar mereka
tidak menyenangkan karena kesulitan
yang mereka hadapi.

o Problem Posing
Problem posing merupakan
pembelajaran dimana siswa diminta
untuk mengajukan masalah (soal)
berdasarkan situasi tertentu.

Stoyanova (1996) dalam Abdussakir
mengklasifikasikan informasi atau situasi
problem posing menjadi 3, yaitu :
1.situasi problem posing yang bebas
2.Situasi problem posing semi terstuktur
3.Situasi problem posing terstruktur.

Pedoman pelaksanaan problem posing
menurut Suryanto (1998) dalam Siregar
(2011) :
•Problem posing dilakukan sebelum,
selama, atau sesudah penyelesaian
masalah matematika.
•Untuk membantu mengembangkan
kemampuan siswa dalam mengajukan
masalah dari masalah lain dapat terlebih
dahulu menonjolkan komponen-komponen
masalah yang telah ada.

• Agar kemampuan problem posing siswa
berkembang dari situasi yang telah
disediakan, maka sebaiknya guru
menyediakan situasi yang cukup dekat
bagi siswa
• Sebaiknya guru memperhatikan faktorfaktor penyulit soal atau masalah agar
contoh yang dibentuk bervariasi

o Tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu
proses untuk mengaitkan dan
memadukan materi ajar dalam suatu
mata pelajaran atau antar mata pelajaran
dengan semua aspek perkembangan
anak, serta kebutuhan dan tuntutan
lingkungan social keluarga.

Karakteristik Pembelajaran
Tematik
 Pembelajaran tematik berpusat pada
siswa (student centered).
 Pembelajaran tematik dapat memberikan
pengalaman langsung kepada siswa
(direct experiences).
 Dalam pembelajaran tematik pemisahan
antar mata pelajaran menjadi tidak begitu
jelas.

 Pembelajaran tematik menyajikan
konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran.
 Pembelajaran tematik bersikap luwes
(fleksibel)
 Hasil pembelajaran dapat berkembang
sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa.

Kelebihan
Pembelajaran Tematik
• Pembelajaran tematik menuntut tersedianya
peran guru yang memiliki pengetahuan dan
wawasan yang luas, kreatifitas tinggi, dsb.
• Pembelajaran tematik termasuk memiliki
peluang untuk mengembangkan kreatifitas
akademik yang menuntut kemampuan belajar
siswa yang relative “baik”. Baik dalam aspek
intelegensi maupun kreatifitasnya.

• Pembelajaran tematik memerlukan bahan
bacaan atau sumber informasi yang
cukup banyak dan berguna seperti yang
dapat menunjang dan memperkaya serta
mempermudah pengembangan wawasan
dan pengetahuan yang diperlukan.
• Pembelajaran tematik memerlukan jenis
kurikulum yang terbuka untuk
pengembangannya.

• Pembelajaran tematik membutuhkan
system penilaian dan pengukuran
(objek, indicator, dan prosedur) yang
terpadu.
• Pembelajaran tematik cenderung
mengakibatkan penghilangan
pengutamaan salah satu atau lebih
mata pelajaran.

Manfaat Pembelajaran Tematik
• Dengan menggabungkan berbagai mata
pelajaran akan terjadi penghematan karena
tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan
• Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang
bermakna sebab materi pembelajaran lebih
berperan sebagai sarana atau alat dari pada
tujuan akhir itu sendiri.
• pembelajaran tematik dapat meningkatkan taraf
kecakapan berfikir siswa.

• kemungkinan pembelajaran yang
terpisah-pisah sedikit sekali terjadi, karena
siswa dilengkapi dengan pengalaman
belajar yang lebih tematik.
• pembelajran tematik memberikan
penerapan-penerapan dunia nyata
sehingga dapat mempertinggi
kesempatan transfer pembelajaran
(transfer of learning).

• Dengan pemanduan pembelajaran antar
mata pelajaran diharapkan penguasan
matri pembelajaran akan semakin
meningkat.
• pengalaman belajar antar mata pelajaran
sangat positif untuk membentuk
pendekatan menyeluruh pembelajaran
terhadap ilmu pengetahuan.
• Motivasi belajar dapat ditingkatkan dan
diperbaiki.

• Pembelajaran tematik membantu
menciptakan struktur kognitif.
• melalui pembelajaran tematik terjadi
kerjasama yang lebih meningakat antara
para guru, para siswa, guru-siswa dan
siswa-orang/nara sumber lain;belajar
menjadi lebih menyenangkan, belajar
dalam situasi lebih nyata dan dalam
konteks yang bermakna.

Model-Model Pembelajaran
Tematik
Ditinjau dari cara memadukan konsep,
keterampilan, topic dan unit tematisnya,
Forgaty (1991) mengemukakan bahwa ada
sepuluh cara atau model dalam
merencanakan pembelajaran tematik :
•Model penggalan (fragmented).
•Model keterhubungan (Connected)
•Model sarang (Nested)









Model urutan / rangkaian (Sequenced)
Model bagian (Shared)
Model jarring laba-laba (Webbed)
Model galur (Thereaded)
Model ketematikan (Integrated)
Model celupan (Immerrsed)
Model jaringan (Networked)

Kelemahan
Pembelajaran Tematik
Kelemahan pembelajaran
tematik terjadi apabila
dilakukan oleh guru
tunggal.

o Pendekatan Saintific
Proses pembelajaran pada Kurikulum
2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan
saintifik. Proses pembelajaran harus
menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Tujuan Pembelajaran Saintific
• untuk meningkatkan kemampuan intelek,
khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
• untuk membentuk kemampuan siswa
dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik.

• terciptanya kondisi pembelajaran
dimana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
• diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
• untuk melatih siswa dalam
mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah
• Untuk mengembangkan karakter siswa.

Prinsip pendekatan sientific:
• pembelajaran berpusat pada siswa.
• pembelajaran memberikan kesempatan
pada siswa untuk mempelajari,
menganalisis, menyimpulkan konsep,
pengetahuan, dan prinsip.
• pembelajaran mendorong terjadinya
peningkatan kemampuan berpikir siswa.
• Pembelajaran meningkatkan motivasi.