Jurnal PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN I

UNIMED Jurnal Pendidikan Kimia 2014

Jurnal

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING
MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PLAYER UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM

Nurhamidah Nasution
Jurusan Kimia FMIPA UNIMED, Program Studi Pendidikan Kimia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

UNIMED Jurnal Pendidikan Kimia 2014

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING
MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PLAYER UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM

Nurhamidah Nasution
Jurusan Kimia FMIPA UNIMED, Program Studi Pendidikan Kimia
nurhamidahwardhana@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa yang
menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan menggunakan macromedia flash
player . Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Negeri 2 Tebing Tinggi Tahun
Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas, teknik pengampilan sampel secara Random
Sampling. Sampel terdiri dari dua kelas dimana kelas X IPA 4 sebagai kelas eksperimen
dengan menggunakan macromedia flash player dan kelas X IPA 6 dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional. Masing-masing kelas sampel berjumlah 40 orang siswa.
Instrument yang digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data yaitu tes hasil belajar dalam
bentuk pilihan berganda sebanyak 19 soal (yang telah divalidkan) dengan pilihan jawaban 5
option (A,B,C,D dan E). Pada kedua kelas dilakukan pre-test serta setelah selesai pengajaran
dilakukan post-test. Data penelitian diolah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dengan menggunakan uji-t dan hasil penelitian terlebih dahulu diolah untuk mencari rata-rata
standart divisiasi (SD)

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar
dengan inquiry terbimbing menggunakan macromedia flash player dengan hasil belajar kimia
siswa yang diajarkan tanpa menggunakan inquiry terbimbing menggunakan macromedia flash
player . Nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen 28,27 dan post-tes 81,15 dengan rata-rata
gain sebesar 0,50. Sedangkan nilai rata-rata pre-test siswa pada kelas kontrol 29,52 dan pos-test
78,3 dengan rata-rata gain sebesar 0,30. Sedangkan persentase peningkatan hasil belajar kelas
eksperimen 73% dan pada kelas kontrol 68%. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil
belajar sebesar 5%.
Hasil uji statistik menggunakan uji t pihak kanan menggunakan nilai rata-rata post test
diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 2,54 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,684 pada taraf
signifikan α = 0,05, sehingga thitung>ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran inquiry
terbimbing dengan macromedia flash player lebih tinggi dari pada hasil belajar kimia siswa
yang tanpa menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan macromedia flash
player (konvensional).
Kata Kunci : Strategi POGIL, Struktur Atom, Metode Inquiry Terbimbing, Macromedia Flash Player

UNIMED Jurnal Pendidikan Kimia 2014

Pendahuluan

Kimia merupakan salah salah satu
pelajaran yang ada pada tingkat sekolah
SMA. Kimia merupakan ilmu yang
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
eksperimen yang mencari jawaban atas
pertanyan apa, mengapa, dan bagaimana
gejala-gejala alam; khususnya yang
berkaitan dengan komposisi, struktur dan
sifat, transformasi, dinamika dan energetika
zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di
SMA melibatkan keterampilan dan
penalaran. Ilmu kimia merupakan produk
(pengetahuan kimia yang berupa fakta,
teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan
proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, dalam
pembelajaran kimia harus memperhatikan
karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan
produk.
Dalam
hal

memahami
dan
tersampaikannya apa yang menjadi tujuan
dari pembelajaran kimia di SMA
khususnya struktur atom salah satunya
dengan proses penerapan pembelajaran
inquiry terbimbing atau disebut juga
Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) didalam proses pembelajaran
kimia di SMA pada bahasan struktur atom
dikelas X.
Pendekatan inquiry terbimbing
sendiri adalah pendekatan dimana guru
membimbing siswa melakukan kegiatan
dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan pada suatu diskusi. Guru
mempunyai peran aktif dalam menentukan
permasalahan
dan
tahap-tahap

pemecahannya.
Pendekatan
inquiry
terbimbing ini digunakan bagi siswa yang
kurang berpengalaman belajar dengan
pendekatan inquiry. Dengan pendekatan ini
siswa belajar lebih beorientasi pada
bimbingan dan petunjuk dari guru hingga
siswa dapat memahami konsep-konsep
pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan
dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan
untuk diselesaikan baik melalui diskusi
kelompok maupun secara individual agar
mampu menyelesaikan masalah dan
menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

(http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/
model-pembelajaran-inkuiri/)
Sanjaya (2008) menyatakan bahwa
pembelajaran inquiry mengikuti langkahlangkah sebagai berikut:

langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan
langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif. Hal yang
dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan
yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan
langkah-langkah inquiry serta tujuan setiap
langkah, mulai dari langkah merumuskan
merumuskan masalah sampai dengan
merumuskan kesimpulan
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan
belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan

langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang siswa untuk memecahkan
teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan
masalah tentu ada jawabannya, dan siswa
didorong untuk mencari jawaban yang
tepat. Proses mencari jawaban itulah yang
sangat penting dalam pembelajaran inquiry,
oleh karena itu melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman yang
sangat
berharga
sebagai
upaya
mengembangkan mental melalui proses
berpikir.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara
dari suatu permasalahan yang dikaji.

Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Salah satu cara yang
dapat
dilakukan
guru
untuk
mengembangkan kemampuan menebak

UNIMED Jurnal Pendidikan Kimia 2014

(berhipotesis) pada setiap anak adalah
dengan mengajukan berbagai pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk dapat
merumuskan jawaban sementara atau dapat
merumuskan
berbagai
perkiraan
kemungkinan
jawaban
dari

suatu
permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam
pembelajaran inquiry, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat
penting dalam pengembangan intelektual.
Proses pemgumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam
belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan
potensi berpikirnya.
5. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah
proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebaiknya guru mampu

menunjukkan pada siswa data mana yang
relevan. Setiap individu dapat bertahan
dengan proses inquiry sepanjang hayatnya,
dari lahir sampai mati. Proses inquiry mulai
dengan kegiatan pengumpulan data dan
informasi melalui penggunaan indra
manusia seperti melihat, mendengar,
menyentuh, mengecap, dan membau.
Inquiry dapat dikatakan sebagai bakat atau
keahlian yang dibawa dari lahir dan secara
ilmiah telah dimiliki dari semenjak ia
dilahirkan dan tidak berhenti sampai akhir
hayatnya.
Inquiry Terbimbing atau Guided
Inquiry Approach adalah pendekatan
inquiry yang mana pada tahap awal, guru
banyak memberikan bimbingan kemudian
pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan
tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu
melakukan proses inkuiri secara mandiri.

Guru membimbing siswa melakukan
kegiatan mencari sumber belajar dari
manapun.

Inquiry terbimbing mempunyai
beberapa aspek sebagai berikut:
Siswa diberi petunjuk seperlunya,
berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
membimbing. Digunakan terutama bagi
siswa yang belum berpengalaman belajar
dengan pendekatan inquiry.
Tahap awal pengajaran diberikan
bimbingan lebih banyak yaitu berupa
pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa
mampu menemukan sendiri arah dan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan
untuk memecahkan permasalahan yang
disodorkan guru. Untuk memecahkan
permasalahan yang disodorkan guru, siswa
dapat mengerjakan sendiri atau dapat juga
diatur secara kelompok. Bimbingan dan
pengarahan guru lambat laun dikurangi
seiring bertambahnya pengalaman siswa
dalam belajar secara inkuiri.
John O.Matson (2006) mengungkapkan bahwa belajar berbasis inquiry
adalah pembelajaran berdasarkan strudent
centered guru menyediakan pertanyaan
instruksi dan membimbing siswa dalam
memcahkan masalah. Pendekatan inquiry
terbimbing
lebih
beorientasi
pada
bimbingan dan petunjuk dari guru hingga
siswa dapat memahami konsep-konsep
pelajaran.
Penerapan Pembelajaran Inquiry
Terbimbing atau Process Oriented Guided
Inquiry Learning (POGIL). POGIL adalah
singkatan dari Proses Berorientasi Process
Guided Inquiry Learning. POGIL berasal
departemen kimia perguruan tinggi pada
tahun 1994, sekarang ada lebih dari 1.000
pelaksana dalam berbagai disiplin ilmu di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di
seluruh negeri.
POGIL
menggunakan
inquiry
terbimbing siklus belajar eksplorasi,
penemuan konsep dan aplikasi dasar untuk
banyak bahan yang dirancang dengan hatihati bahwa siswa gunakan untuk
membimbing mereka untuk membangun
pengetahuan baru. POGIL adalah strategi
yang berpusat pada siswa, siswa bekerja
dalam kelompok kecil dengan peran
individu untuk memastikan bahwa semua

UNIMED Jurnal Pendidikan Kimia 2014

siswa terlibat penuh dalam proses
pembelajaran.
Kegiatan POGIL fokus pada konsep
inti dan mendorong pemahaman yang
mendalam
mengenai
materi
mengembangkan
tingkat
tinggi
keterampilan
berpikir.
POGIL
mengembangkan
keterampilan
proses
seperti berpikir kritis, pemecahan masalah,
dan komunikasi melalui kerjasama dan
refleksi,
membantu
siswa
menjadi
pembelajar
seumur
hidup
dan
mempersiapkan mereka untuk menjadi
lebih kompetitif di pasar global.
POGIL
adalah
kelas
dan
teknik
laboratorium yang bertujuan untuk secara
bersamaan mengajarkan keterampilan
proses konten
dan
kunci
seperti
kemampuan untuk berpikir analitis dan
bekerja secara efektif sebagai bagian dari
sebuah tim kolaboratif.
POGIL didasarkan pada penelitian
menunjukkan bahwa:
a) Mengajar dengan mengatakan tidak
bekerja bagi sebagian besar siswa.
b) Siswa yang merupakan bagian dari
komunitas interaktif lebih mungkin
untuk menjadi sukses.
c) Pengetahuan pribadi, siswa menikmati
diri
mereka
sendiri
dan
mengembangkan
lebih
besar
kepemilikan atas materi ketika mereka
diberikan
kesempatan
untuk
membangun
pemahaman
mereka
sendiri. (http://www.pogil.org).
Pogil
merupakan
staregi
instruksional yang memberikan kesempatan
untuk mengajar baik konten dan
keterampilan secara bersamaan. Di dalam
kelas siswa bekerja pada bahan khusus
yang di rancang inkuari terbimbing dalam
kelompok kecil yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menentukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Prosees berpikir itu sendiri
biasanya dilakukan melalui Tanya jawab
antara
guru
dan
siswa.
Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan
strategi heuristic, yang berasala dari bahasa

Yunani, yaitu heuristic yang berarti saya
menemukan.
Kelebihan
dan
Kekurangan
Pembelajaran Inquiry Terbimbing Menurut
sanjaya (2006) pembelajaran inquiry
merupakan strategi pembelajaran yang
banyak di anjurkan oleh karena strategi ini
memiliki
beberapa
kejunggulan,
diantaranya :
1. Pembelajaran yang menekankan
kepada
pengembangan
aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik
secara
seimbang,sehingga
pembelajaran melalui startegi ini
dianggap lebih bermakna
2. Dapat memberikan ruang kepada
siswa untuk beljara sesuai denga
gaya belajar mereka
3. Pembelajaran di anggap sesuai
denga perkembangan psikologi
belajar modren yang menganggap
belajar adalah proses perubahan
tingkah
laku
berkat
adanya
pengalaman
4. Pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memmiliki
kemampuan rata-rata. Artinya,
siswa memiliki kemampuan belajar
bagus tudak terhambat oleh siswa
yang lemah dalam belajar.
Disamping memiliki keunggulan,
pembelajaran inquiry juga memiliki
kelemahan, diantaranya:
1. Digunakan srtategi pembelajaran
maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa
2. Pembelajaran ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran oleh
karena terbentur dalam kebiasan
siswa dalam belajar
3. Kadang-kadang
dalam
mengimplementasinya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering
guru sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah di tentukan .

UNIMED Jurnal Pendidikan Kimia 2014

4. Selama kriteria keberhasilannya
belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa
menguasai
materi
pembelajaran, maka akan sulit di
implementasikan oleh setiap guru.
Macromedia
flash
player
merupakan sebuah program yang didesain
khusus oleh Macromedia dan program
aplikasi standar authoring tool professional
yang digunakan untuk membuat animasi
dan bitmap yang sangat menarik untuk
keperluan pembangunan situs web yang
interaktif dan dinamis. Flash didesain
dengan kemampuan untuk membuat
animasi dua dimensi yang handal dan
ringan sehingga flash banyak digunakan
untuk membangun dan memberikan efek
animasi.
Aplikasi ini digunakan untuk
membuat presentasi yang memukau dengan
fasilitas audio streaming untuk dijalankan
secara langsung dari sebuah komputer.
Aplikasi flash khusus dirancang untuk
membuat halaman-halaman presentasi yang
biasanya digunakan untuk membuat brosurbrosur elektronik, splash screen, slide
show, presentasi-presentasi untuk seminar,.
Program ini cukup fleksibel dan lebih
3. . Sehingga siswa dapat memahami
materi yang diajarakan dengan
baik.
4. Dapat
ditampilkan diberbagai
media seperti Web, CD-ROM, VCD
dan DVD.

Metode Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah
evaluasi belajar (Post Test) berupa soal
tertulis (pilihan berganda), untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan
materi yang sama. Jumlah soal yang
digunakan sebanyak 40 soal dengan

unggul dibanding program animasi lain
sehingga banyak animator yang memakai
program tersebut untuk pembuatan animasi
(Rismiyati, 2010).
Media flash sering digunakan oleh
para animator pembuatan animasi interaktif
maupun non interaktif, seperti : animasi
pada media mengajar di sekolah, animasi
kartun, presentasi, portofolio sebuah
perusahaan, game dan beberapa media
animasi lainnya. Namun begitu, dengan
flash, seorang guru juga dapat membuat
animasi yang cukup bagus tentang materi
yang akan diajarkan disekolah.
Keunggulan dari media flash
dibanding media yang lain menurut Jubandi
(2010) antara lain :
1. Dapat membuat perubahan animasi
dari satu bentuk ke bentuk lain,
sehingga
siswa
dapat
lebih
memahami pelajaran yang diajarkan
melalui animasi yang dibuat.
2. Dapat membuat gerakan animasi
dengan mengikuti alur yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu,
pelajaran yang diajarkan guru dapat
diajarkan secara bertahap dan
berurutan
pilihan jawaban 5 option, di mana soal
yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang
salah diberi skor 0.

Skor = x 100

B = jumlah soal yang dijawab dengan
benar
N = basnyak butir soal
Sebelum instrumen digunakan pada
kedua kelas, peneliti terlebih dahalu
menguji cobakan test-test tersebut untuk
mengetahui validitasnya, realibilitas, daya
pembeda,
tingkat
kesuksaran
soal
(arikunto, 2009)

UNIMED Jurnal Pendidikan Kimia 2014

Pembahasan Hasil Penelitian
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

KELAS EKSPERIMEN
Pre-tes

KELAS KONTROL

Post-tes

Pre-tes

Post-tes

X

S

X

S

X

S

X

S

28,27

7,36

81,15

5,36

29,52

8,45

78,3

4,71

Berdasarkan perhitungan rata-rata dan
simpangan baku diperoleh rata-rata gain
siswa pada kelas eksperimen sebesar 0,73

dengan S sebesar 0,050; Sedangkan ratarata gain siswa pada kelas kontrol sebesar
0,68 dengan S sebesar 0,030.

Data Gain Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

KELAS EKSPERIMEN

KELAS KONTROL

X

S

X

S

0,73

0,050

0,68

0,030

Analisis Data Penelitian
Uji Normalitas Data Pre-Test dan Post-Test
Kelas

Eksperimen

Kontrol

Sumber
Data

X2Hitung

Pre-tes

8,1

Post-tes

3,05

Pre-tes

5,91

Post-tes

10,78

Berdasakan Tabel 4.3, normalitas
data pre-test dan post-test disimpulkan
bahwa: uji normalitas data pre-test dan
post-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol, diperoleh X2hitung < Harga Chi

X2Tabel

Α

Keterangan
Distribusi Normal

11,07

0,05

Distribusi Normal
Distribusi Normal
Distribusi Normal

Kuadrat (X2tabel). Dengan mengambil taraf
nyata α = 0,05 dan dk = 5 adalah 11,07,
maka dapat disimpulkan data pre-test dan
post-test terdistribusi normal.

UNIMED Jurnal Pendidikan Kimia 2014

Uji Normalitas Data Gain
Kelas

X2Hitung

Eksperimen

9,24

X2Tabel

Keterangan

Distribusi Normal
11,07

Kontrol

Α

0,05

2,71

Distribusi Normal
Chi Kuadrat (X2tabel). Dengan mengambil
taraf nyata α = 0,05 dan dk = 5 adalah
11,07, maka dapat disimpulkan data gain
terdistribusi normal.

Berdasakan Tabel 4.4, normalitas
data gain disimpulkan bahwa: uji
normalitas data gain kelas eksperimen dan
kelas kontrol, diperoleh X2hitung < Harga

Uji Homogenitas Data Pre-Test dan Post-Test

Sumber Data
Pre-test

Kelas

S2

Eksperimen

54,20

Kontrol

71,40

Eksperimen

28,78

Kontrol

22,26

F hitung

F tabel

1,31

Data Homogen
1,69

Post-test

1,29

Dari data di atas, diperoleh harga
Fhitung untuk data Pre-test (FHitung = 1,31),
dan Post-test (FHitung = 1,29). Karena harga
Fhitung < Ftabel, maka disimpulkan bahwa

Keterangan

Data Homogen

pre-test dan post-test dari kedua kelas
tersebut adalah homogen. Perhitungan uji
homogenitas.

Uji Homogenitas Data Gain

Sumber Data
Gain

S2
Kelas Eksperimen 0,0050
Kelas Kontrol 0,0030

F hitung

F tabel

Keterangan

1,66

1,69

Data Homogen

Dari data di atas, diperoleh harga
Fhitung untuk data gain (FHitung = 1,66).
Karena harga Fhitung < Ftabel, maka

disimpulkan bahwa gain dari kedua kelas
tersebut adalah homogen.

Persentase Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar (gain)
dapat dilihat melalui rata-rata gain
ternormalisasi untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Berikut ringkasan data

peningkatan hasil belajar siswa untuk
masing-masing sampel.

UNIMED Jurnal Pendidikan Kimia 2014

Kelas
Eksperimen
Kontrol

Rata-rata Gain
0,73
0,68

% Peningkatan Hasil Belajar
73 %
68 %

Dari data di atas dapat dilihat bahwa
persentase peningkatan hasil belajar pada
kelas eksperimen (73 %) lebih tinggi
daripada persentase penigkatan hasil belajar
pada kelas kontrol (68 %). Hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh

peningkatan hasil belajar kimia siswa yang
diajar dengan model pembelajaran inquiry
terbimbing menggunakan macromedia
flash player dan yang diajar dengan
menggunakan metode konvensional.

Pembahasan Hasil Penelitian

player untuk kelas eksperimen dan dengan
menggunakan metode konvensional untuk kelas
kontrol, menunjukkan adanya perbedaan hasil
belajar siswa pada nilai rata-rata post-tes di
kelas eksperimen sebesar 81,15 ± 5,90 dan di
kelas kontrol sebesar 78,3 ± 4,71.
Hasil pengujian hipotesis diperoleh
harga thitung > ttabel yaitu 2,54 > 1,684 dengan
taraf signifikasi 5% (α = 0,05) atau dengan taraf
kepercayaan 95% sehingga Ha diterima yang
berarti ada perbedaan peningkatan hasil belajar
kimia siswa antara yang diberi pembelajaran
dengan model pembelajaran inquiry terbimbing
menggunakan macromedia flash player dengan
pembelajaran konvensional pokok bahasan
struktur atom. Dari hasil perhitungan gain
antara post-tes dan pre-tes kelas eksperimen
dan kelas kontrol diperoleh besarnya gain pada
kelas eksperimen adalah 73% dan pada kelas
kontrol adalah 68%. Berdasarkan data tersebut
dapat dihitung besarnya kontribusi dari
penerapan pembelajaran inquiry terbimbing
terhadap peningkatan hasil belajar sebesar 5%.

Penelitian yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Tebing tinggi ini dilakukan dengan
memberikan perlakuan yang berbeda antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen diberikan pengajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry
terbimbing menggunakan macromedia flash
player sementara pada kelas kontrol diberikan
pengajaran dengan menggunakan metode
konvensional. Sebelum diberikan perlakuan
terlebih dahulu kedua kelas diberi pre-test yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal
dan sikap awal dari masing-masing kelas.
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai
pre-test kelas eksperimen adalah 28,27 dan
rata-rata nilai pre-test kelas kontrol adalah
29,52. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
awal kedua kelas baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol tidak terlalu jauh
berbeda.
Setelah diberi pengajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry
terbimbing menggunakan macromedia flash
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :

1. Ada pengaruh penggunaan model
pembelajaran inquiry terbimbing
menggunakan macromedia flash
player pada pokok bahasan struktur
atom. Hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis uji-t diperoleh thitung > ttabel
yaitu 2,54 > 1,684, Ha diterima dan
Ho ditolak.
2. Peningkatan hasil belajar siswa
antara
pembelajaran
inquiry

terbimbing
menggunakan
macromedia flash player di kelas
eksperimen sebesar 73 % dan
pembelajaran konvensional di kelas
kontrol sebesar 68 % pokok
bahasan struktur atom. Besarnya
perbedaan peningkatan hasil belajar
siswa adalah 5%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian,
maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Kepada guru-guru khususnya guru
bidang
studi
kimia
dapat

UNIMED Jurnal Pendidikan Kimia 2014

menggunakan model pembelajaran
inquiry terbimbing menggunakan
macromedia flash player sebagai
model pembelajaran pada saat
melakukan proses belajar mengajar.
2. Bagi para pembaca dan peneliti
lainnya, sebagai informasi dan
masukan
untuk
menambah
informasi dan referensi apabila
DAFTAR PUSTAKA

hendak melakukan penelitian yang
sejenis pada tempat dan waktu yang
berbeda.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
untuk pokok bahasan yang berbeda
yang dapat digunakan sebagai
langkah dalam meningkatkan mutu
pendidikan khususnya dalam bidang
studi kimia.
Sudjana, Nana, (2002), Metode Statistika ,
Penerbit Tarsito, Bandung

Arikunto, S. (2006), Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik Edisi Revisi
VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Sumiati dan Edra. 2011. Metode Pembelajaran.
Bandumg: CV Wacana Prima.

Dahar, W.R., (2006), Teori teori belajar dan
pembelajaran, PT Gelora Aksara
Pratama, Bandung.

Sanjaya, Wina.
Dr. (2008).
Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.
Kencana
Prenada Media Group. Jakarta

Heron, M.D., (1971), The Nature Of Scientific
Inquiry. School Review, 79(2), 171
212 http://edweb.sdsu.edu/wip/four
level.html. (diakses 2 mei 2010)
Jauhari, Mohammad. (2011), Implementasi
PAIKEM,
Prestasi
Pustaka
Publisher, Jakarta
Justiana, Sandri, (2009), Kimia 1 SMA Kelas X.
PT Ghalia Indonesia Printing,
Jakarta
Mariana, Dina. (2011), Pengaruh Strategi
Pembelajaran Inquiry Terbimbing
(Guided Inquiry) Terhadap Hasil
Belajar Kimia SMA Teuku Umar
Medan. Skripsi Unimed, Medan.
Prihatin, Eka. 2008. Konsep Pendidikan.
Bandung: PT Karsa Mandiri
Persada
Rasyid, Harun dan Mansur. 2011. Penilaian
Hasil Belajar Bandung: CV
Wacana Prima.

Suyanti, R.D. 2006. Strategi Pembelajaran
Kimia. Medan: FMIPA UNIMED
Team Web, (2007), Bloom’s Taxonomy Model
Question And Key Words “Based
On Bloom’s Taxonomy Developed
And
Expanded
By
Jhon
Maynord,”University of Texas,Texas: h
ttp://www.utexas.edu/student/utlc/i
rnres/handouts/1414.html (diakses 25
mei 2010)
Wardhana, Yana. 2010. Edisi 2. Teori Belajar
dan Mengajar Bandung: PT Pribumi
Mekar.

W olfskill, T. ,(2009) Stony Brook
University Chemists Guided To Effective
Teaching, Process Oriented
Guided Inquiry Learning Vol. 2, pdf
Vania, Irene, (2012). Penerapan Metode
Inquiry Dalam Pembelajaran Struktur
Atom Dengan Menggunakan Media
Handout Di SMA. Skripsi FMIPA
Unimed, Medan.

UNIMED Jurnal Pendidikan Kimia 2014

TENTANG PENULIS
Nama Lengkap
Agama
Tempat/ Tanggal Lahir
Alamat
Provinsi
Kabupaten
Fakultas
Jurusan/Program Studi
Jenjang Studi
Pendidikan

Orang Tua

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Nurhamidah Nasution
Islam
Panyabungan, 28 Juni 1990
Jl Harapan Bakti No.2 Lingkungan IV Panyabungan
Sumatera Utara
Mandailing Natal
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kimia / Pendidikan Kimia FMIPA UNIMED
S-1
2009 - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2006 - SMA Negeri 1 Panyabungan 2009

2003 - Yayasan Pendidikan Alhusnayain Panyabungan
2001 - SD Negeri 142575 Panyabungan
Ayah – (alm) MISWAR NASUTION
Ibu - SARI BUMI