Kekerasan dalam rumah tangga
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Nia Risa Dewi
*Dosen Tetap PSIK Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
Abstrak
Kekerasan dalam rumah tangga adalah pola pemaksaan kehendak atas seseorang terhadap pasangannya
dengan menggunakan serangan dan ancaman termasuk penyiksaan secara fisik, mental/ emosional, seksual
dan juga penguasaan secara ekonomis. Kekerasan terhadap perempuan terjadi karena budaya dominasi
laki-laki terhadap perempuan. Dampak KDRT secara fisik dapat menyebabkan kecacatan yang tetap dan
juga kematian juga dapat berdampak pada psikologis dan sosial dari istri. Pada anak yang menyaksikan
kekerasan dalam rumah tangga berdampak pada menurunnya prilaku yang sama terhadap generasi
berikutnya.
Kata kunci: Kekerasan, Rumah tangga
A. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah
tinggi, maka kekerasan berbasis gender ini
Tangga (KDRT)
lebih banyak dialami oleh perempuan.
Kekerasan dalam rumah tangga adalah
suatu
pola
seseorang
pemaksaan
terhadap
menggunakan
kehendak
pasangannya
serangan
dan
Keyakinan gender adalah keyakinan yang
atas
mempercayai bahwa laki-laki dan perempuan
dengan
berbeda peran, fungsi, sifat dan karakternya.
ancaman
Keyakinan
ini
adalah
hasil
bentukan
termasuk penyiksaan secara fisik, mental/
masyarakat (konstruksi sosial), oleh karena itu
emosional
dan juga penguasaan secara
keyakinan tersebut bisa berubah dari masa ke
ekonomis.
Kekerasan
karena
masa bahkan konsepnya dapat berbeda antara
suami dan istri
masyarakat satu dengan lainnya. Keyakinan
baik secara fisik, dan ekonomi kepada yang
gender mempercayai bahwa: perempuan lebih
lemah, antara yang dominan kepada yang
lemah, takluk, emosional, tidak mandiri dan
kurang dominan dan antara yang berkuasa dan
sebagainya. Sementara laki-laki dianggap
ketidakseimbangan
yang tidak berdaya.
terjadi
antara
9
kuat, berkuasa, rasional dan mandiri. 9, 11
Atas dasar ini, kekerasan terhadap
B. Kekerasan terhadap Perempuan;
Kekerasan Berbasis Gender
Kekerasan berbasis gender adalah bentuk
perempuan terjadi karena budaya dominasi
laki-laki
digunakan
terhadap
perempuan.
laki-laki
untuk
Kekerasan
memenangkan
kekerasan karena adanya keyakinan gender.
perbedaan pendapat, menyatakan perasaan
Secara umum, perempuan lebih rentan karena
tidak
posisinya yang pincang di masyarakat baik
menunjukkan bahwa laki-laki lebih berkuasa
secara ekonomi, sosial maupun politik. Karena
terhadap perempuan 9, 11
pada umumnya posisi perempuan dianggap
lebih rendah dan laki-laki ditempatkan lebih
puas,
dan
sering
hanya
untuk
C. Karakteristik Korban dan Pelaku dalam
dan agresif untuk laki-laki, terjadi
KDRT
disfungsi dalam sistem keluarga.
Menurut
10, 12, 14
ada beberapa karakteristik
b. Pembawaan personal
baik korban maupun pelaku tindak kekerasan
Perasaan tidak ade kuat, sifat inferior,
dalam rumah tangga yaitu:
sering menyalahkan orang lain karena
1. Wanita/ korban
tindakannya
a.
sendiri,
Pengaruh-pengaruh dalam keluarga
berlebihan,
Prilaku
keluarga,
marah, tidak menerima diri, agresif,
kurangnya pengajaran agama dalam
emosi yang belum matang, tidak dapat
keluarga, kemungkinan dengan status
mengontrol diri sendiri, tidak menaruh
sosial ekonomi yang rendah, peran-
hormat pada wanita.
peran
kasar
sex
dalam
bersifat
tradisional
ingin
cemburu
memiliki,
cepat
c. Pengaruh gaya hidup
menerima dan pasif, terjadi disfungsi
Penyalahgunaan konsumsi minuman
dalam sistem keluarga.
alcohol,
b. Pembawaan personal
perselisihan
mendapat
verbal,
pekerjaan,
sulit
membatasi
Self esteem yang rendah, pernah
kebebasan perempuan, kurang aktif
mengalami
bergerak,
kekecewaan,
merasa
bertanggung jawab untuk disakiti,
membatasi
diri
untuk
berhubungan dengan orang lain.
cepat merasa frustasi, merasa bersalah
dan tidak berguna, senang menyendiri
D. Siklus Kekerasan Dalam Rumah Tangga
dan senang mengisolasi diri, sering
Siklus KDRT terdiri dari fase 1, fase 2, fase
merasa tidak percaya dengan orang
3 dan kembali pada fase 1. Adapun fase-fase
lain, penakut, menolak prilaku kasar,
itu adalah:
marah dan takut.
c.
Pengaruh gaya hidup
1. Fase 1
Penyalahgunaan konsumsi minuman
Munculnya ketegangan, berbagai konflik,
alcohol,
verbal,
pertengkaran mulut, tidak adanya kesatuan
ketergantungan kebutuhan keuangan
pendapat. Wanita mengeluh, bertindak
pada suami, dan terisolasi dari sumber-
pasif, mengacuhkan kemarahan pelaku.
sumber pendukung seperti keluarga,
Laki-laki
teman, dan kelompok.
kelemahan, marah dengan sikap wanita
perselisihan
2. Suami/ Pelaku
yang
a. Pengaruh-pengaruh dalam keluarga
Prilaku
kasar
dalam
keluarga,
melihatnya
mengacuhkan
sebagai
dirinya
satu
dan
menyebabkan kemarahan memuncak.
2.
Fase 2
kurangnya pengajaran agama dalam
Insiden penganiayaan akut terjadi dengan
keluarga, kemungkinan dengan status
tindakan kekerasan secar verbal, fisik dan
sosial ekonomi yang rendah, peran-
seksual, berlangsung dalam beberapa jam
peran sex bersifat tradisional dominan
sampai 24 jam atau lebih lama lagi.
Korban seringkali menunda untuk segera
mencari
pertolongan,
meminimalkan
uang
luka-luka yang terjadi pada dirinya, dalam
3.
dialami/
tidak
barang
milik
istri
dan
sebagainya.
keadaan syok dan mengingkari kejadian
yang
atau
4.
mempercayai
Kekerasan seksual
Pemerkosaan/
pemaksaan
hubungan
kejadian yang menimpa dirinya.
seks, pemukulan dan kekerasan yang
Fase 3
dilakukan sebelum melakukan hubungan
Keduanya merasa mereda/ hilang, pelaku
seks, pemaksaan katifitas sek tertentu,
sering kali mengungkapkan rasa cinta,
pornografi,
penyesalan yang mendalam, berprilaku
melalui bahasa verbal dan lain-lain.
penghinaan
seksualitas
baik, meminta maaf, mengungkapkan
janji tidak akan mengulangi perbuatan
kasarnya lagi.
F.
Dampak
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Dampak KDRT secara fisik
E.
Bentuk- Bentuk
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
dapat berupa
5:
memukul,
menampar,
dapat
berdampak
pada
psikologis dan sosial dari istri. Kekerasan
dapat
menimbulkan
Beberapa bentuk kekerasan fisik misalnya
merusak
kebingungan
harga
diri,
dan
dapat
merusak kejiwaan istri.
menjambak,
Penganiayaan terhadap istri sering disertai
menginjak, mendorong, melempar barang
pada penganiayaan pada anak. Pengaruh-
dampai dengan melakukan pembunuhan
pengaruh jangka panjang dari kekerasan
seperti menusuk atau membakar.
terhadap
Kekerasan Psikologis
istri
sering
berlanjut
menjadi
perlakuan kejam pada anak dan pola tersebut
Merupakan kekerasan emosional berupa
berlanjut dari kekerasan dalam keluarga,
ucapan-ucapan yang menyakitkan, kotor,
menimbulkan masalah psikopatologis yang
membentak,
serius pada istri dan masalah-masalah lainnya
ataupun
3.
juga
psikologis
1. Kekerasan Fisik
2.
menyebakan kecacatan yang tetap dan juga
kematian
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
dapat
menghina,
ancaman.
menyudutkan
Pelaku
sering
dalam keluarga.
memutarbalikkan fakta. Istri selalu dilihat
Anak-anak yang sering melihat atau
sebagai pihak yang bersalah, sementara
mengalami kekerasan cenderung menjadi
suami selalu berada dipihak yang benar.
terlibat
Berdimensi ekonomi
Mengontrol
dalam
lingkaran
tersebut.
Pola
kekerasan ini dapat diturunkan dari satu
prilaku
tidak
generasi ke generasi lainnya. Anak belajar
memberikan nafkah untuk memenuhi
bahwa dari kondisi yang mereka saksikan
kebutuhan
rumah
tangga
sementara
memperbolehkan
melarang
istri
untuk
bekerja,
kekerasan ketika merasakan emosi-emosi
uang
yang kuat seperti dalam keadaan marah,
sementara istri dan anak kekurangan,
frustasi dan stress. Mereka belajar bahwa
memperkerjakan istri atau menguasai
perlakuan kekerasan merupakan kondisi yang
menghambur-hamburkan
istri,
melakukan
tindak
normal terjadi dalam keluarga, mencintai dan
menyakiti merupakan kondisi yang tidak
DAFTAR PUSTAKA
kompatibel. Pengaruh terhadap diri yaitu
1. Goodman. (2000). Stages of change- based
harga diri yang rendah, orang yang posesif
Nursing Intervention for victims of
interpersonal violence. Jognn Principle
& Practice.
dan memiliki rasa cemburu yang kuat. 12
G.
Fakta- fakta KDRT
2. Hakimi, dkk. (2001). Membisu demi
harmoni; kekerasan terhadap istri dan
kesehatan
perempuan di Jawa Tengah Indonesia.
Yogyakarta; LPKGM FK UGM
di berbagai Negara
Fakta-fakta kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) terjadi hampir diseluruh dunia. Di
Bangladesh
pembunuhan
terhadap
istri
3. Hedin & Janson. (1999). Domestic violence
during pregnancy. Original article.
mencapai 50 % dari seluruh pembunuhan
yang terjadi. 20-50 % perempuan pernah
4. Kolibonso, Rita Serena. (2000). Kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah
tangga; fakta diskriminasi perempuan.
Jakarta
mengalami KDRT. 15
Di Pakistan 99 % ibu rumah tangga dan
77 % pekerja wanita menjadi korban
5. Komnas Perempuan. (2002). Peta
pemukulan suaminya.8 Dari 95 % korban
kekerasan
wanita di Perancis, 51 % dari
proporsi tersebut dilakukan oleh suami
korban sendiri.
13
kekerasan. Pengalaman perempuan
Indonesia. Jakarta: Ameepro.
6. Kalyanamitra. (1999). Menghadapi
pelecehan seksual. Jakarta:
Kalyanamitra.
15
menyatakan 21 % wanita di Kanada
mendapatkan kekerasan oleh pasangannya
7. Kollman, Natalie. (1998). Kekerasan
terhadap perempuan. Jakarta: YLKI dan
Ford
dan juga mengalami kekerasan pada saat
kehamilan. Di Indonesia, data dari seluruh
kasus yang ditangani oleh LKBHIuWK-
8.
Letourneau, Colmes & Chasendunn Roark.
(!999). Gynecologic health
concequences
to victim of interpersonal violence.
Womens health issue.
9.
LPKP2 Fatayat NU & The Asia Foundation.
(2003). Buku panduan konselor tentang
kekerasan dalam rumah tangga. Jakarta.
Jakarta pada tahun 1997-1998 menyatakan
bahwa 35 % dari perempuan yang meminta
bantuan
konsultasi
dan
jasa
hukum
teridentifikasi mengalami kekerasan dari
suami.
SIKAP (Solidaritas Aksi Korban
Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan)
sampai Mei tahun 2000 melaporkan, dari 35
wanita yang mengalami kekerasan, 19 orang
mengalami
KDRT.
terhadap istri
5
Fakta
kekerasan
di Indonesia diantaranya
seperti suami membentak istri, main serong,
tidak memberi uang belanja, memukul dan
lain sebagainya. 7
10. Marwick C. (1998). Domestic violence
Recognized as a word problem: JAMA
11. Morris, Marika. (2000). Violence against
women and girls. A fact sheet for
CRIAW.
12. Old Sally, B, et all. (2004). Maternalnewborn nursing & womens health care.
7 th. New Jersey: Prentice Hall.
13. Rodgers K. (1994). Wife assault: the
finding
a national survey. Canadian centre for
justice statistic catalog.
14. Strack E, Flipteraf. (1996). Women at risk:
domestic violence and womens health.
California, USA: Sage Publications.
15. UN. (1997). Focus on women: violence
against women. United nations: fourth
world conference on women
Nia Risa Dewi
*Dosen Tetap PSIK Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
Abstrak
Kekerasan dalam rumah tangga adalah pola pemaksaan kehendak atas seseorang terhadap pasangannya
dengan menggunakan serangan dan ancaman termasuk penyiksaan secara fisik, mental/ emosional, seksual
dan juga penguasaan secara ekonomis. Kekerasan terhadap perempuan terjadi karena budaya dominasi
laki-laki terhadap perempuan. Dampak KDRT secara fisik dapat menyebabkan kecacatan yang tetap dan
juga kematian juga dapat berdampak pada psikologis dan sosial dari istri. Pada anak yang menyaksikan
kekerasan dalam rumah tangga berdampak pada menurunnya prilaku yang sama terhadap generasi
berikutnya.
Kata kunci: Kekerasan, Rumah tangga
A. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah
tinggi, maka kekerasan berbasis gender ini
Tangga (KDRT)
lebih banyak dialami oleh perempuan.
Kekerasan dalam rumah tangga adalah
suatu
pola
seseorang
pemaksaan
terhadap
menggunakan
kehendak
pasangannya
serangan
dan
Keyakinan gender adalah keyakinan yang
atas
mempercayai bahwa laki-laki dan perempuan
dengan
berbeda peran, fungsi, sifat dan karakternya.
ancaman
Keyakinan
ini
adalah
hasil
bentukan
termasuk penyiksaan secara fisik, mental/
masyarakat (konstruksi sosial), oleh karena itu
emosional
dan juga penguasaan secara
keyakinan tersebut bisa berubah dari masa ke
ekonomis.
Kekerasan
karena
masa bahkan konsepnya dapat berbeda antara
suami dan istri
masyarakat satu dengan lainnya. Keyakinan
baik secara fisik, dan ekonomi kepada yang
gender mempercayai bahwa: perempuan lebih
lemah, antara yang dominan kepada yang
lemah, takluk, emosional, tidak mandiri dan
kurang dominan dan antara yang berkuasa dan
sebagainya. Sementara laki-laki dianggap
ketidakseimbangan
yang tidak berdaya.
terjadi
antara
9
kuat, berkuasa, rasional dan mandiri. 9, 11
Atas dasar ini, kekerasan terhadap
B. Kekerasan terhadap Perempuan;
Kekerasan Berbasis Gender
Kekerasan berbasis gender adalah bentuk
perempuan terjadi karena budaya dominasi
laki-laki
digunakan
terhadap
perempuan.
laki-laki
untuk
Kekerasan
memenangkan
kekerasan karena adanya keyakinan gender.
perbedaan pendapat, menyatakan perasaan
Secara umum, perempuan lebih rentan karena
tidak
posisinya yang pincang di masyarakat baik
menunjukkan bahwa laki-laki lebih berkuasa
secara ekonomi, sosial maupun politik. Karena
terhadap perempuan 9, 11
pada umumnya posisi perempuan dianggap
lebih rendah dan laki-laki ditempatkan lebih
puas,
dan
sering
hanya
untuk
C. Karakteristik Korban dan Pelaku dalam
dan agresif untuk laki-laki, terjadi
KDRT
disfungsi dalam sistem keluarga.
Menurut
10, 12, 14
ada beberapa karakteristik
b. Pembawaan personal
baik korban maupun pelaku tindak kekerasan
Perasaan tidak ade kuat, sifat inferior,
dalam rumah tangga yaitu:
sering menyalahkan orang lain karena
1. Wanita/ korban
tindakannya
a.
sendiri,
Pengaruh-pengaruh dalam keluarga
berlebihan,
Prilaku
keluarga,
marah, tidak menerima diri, agresif,
kurangnya pengajaran agama dalam
emosi yang belum matang, tidak dapat
keluarga, kemungkinan dengan status
mengontrol diri sendiri, tidak menaruh
sosial ekonomi yang rendah, peran-
hormat pada wanita.
peran
kasar
sex
dalam
bersifat
tradisional
ingin
cemburu
memiliki,
cepat
c. Pengaruh gaya hidup
menerima dan pasif, terjadi disfungsi
Penyalahgunaan konsumsi minuman
dalam sistem keluarga.
alcohol,
b. Pembawaan personal
perselisihan
mendapat
verbal,
pekerjaan,
sulit
membatasi
Self esteem yang rendah, pernah
kebebasan perempuan, kurang aktif
mengalami
bergerak,
kekecewaan,
merasa
bertanggung jawab untuk disakiti,
membatasi
diri
untuk
berhubungan dengan orang lain.
cepat merasa frustasi, merasa bersalah
dan tidak berguna, senang menyendiri
D. Siklus Kekerasan Dalam Rumah Tangga
dan senang mengisolasi diri, sering
Siklus KDRT terdiri dari fase 1, fase 2, fase
merasa tidak percaya dengan orang
3 dan kembali pada fase 1. Adapun fase-fase
lain, penakut, menolak prilaku kasar,
itu adalah:
marah dan takut.
c.
Pengaruh gaya hidup
1. Fase 1
Penyalahgunaan konsumsi minuman
Munculnya ketegangan, berbagai konflik,
alcohol,
verbal,
pertengkaran mulut, tidak adanya kesatuan
ketergantungan kebutuhan keuangan
pendapat. Wanita mengeluh, bertindak
pada suami, dan terisolasi dari sumber-
pasif, mengacuhkan kemarahan pelaku.
sumber pendukung seperti keluarga,
Laki-laki
teman, dan kelompok.
kelemahan, marah dengan sikap wanita
perselisihan
2. Suami/ Pelaku
yang
a. Pengaruh-pengaruh dalam keluarga
Prilaku
kasar
dalam
keluarga,
melihatnya
mengacuhkan
sebagai
dirinya
satu
dan
menyebabkan kemarahan memuncak.
2.
Fase 2
kurangnya pengajaran agama dalam
Insiden penganiayaan akut terjadi dengan
keluarga, kemungkinan dengan status
tindakan kekerasan secar verbal, fisik dan
sosial ekonomi yang rendah, peran-
seksual, berlangsung dalam beberapa jam
peran sex bersifat tradisional dominan
sampai 24 jam atau lebih lama lagi.
Korban seringkali menunda untuk segera
mencari
pertolongan,
meminimalkan
uang
luka-luka yang terjadi pada dirinya, dalam
3.
dialami/
tidak
barang
milik
istri
dan
sebagainya.
keadaan syok dan mengingkari kejadian
yang
atau
4.
mempercayai
Kekerasan seksual
Pemerkosaan/
pemaksaan
hubungan
kejadian yang menimpa dirinya.
seks, pemukulan dan kekerasan yang
Fase 3
dilakukan sebelum melakukan hubungan
Keduanya merasa mereda/ hilang, pelaku
seks, pemaksaan katifitas sek tertentu,
sering kali mengungkapkan rasa cinta,
pornografi,
penyesalan yang mendalam, berprilaku
melalui bahasa verbal dan lain-lain.
penghinaan
seksualitas
baik, meminta maaf, mengungkapkan
janji tidak akan mengulangi perbuatan
kasarnya lagi.
F.
Dampak
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Dampak KDRT secara fisik
E.
Bentuk- Bentuk
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
dapat berupa
5:
memukul,
menampar,
dapat
berdampak
pada
psikologis dan sosial dari istri. Kekerasan
dapat
menimbulkan
Beberapa bentuk kekerasan fisik misalnya
merusak
kebingungan
harga
diri,
dan
dapat
merusak kejiwaan istri.
menjambak,
Penganiayaan terhadap istri sering disertai
menginjak, mendorong, melempar barang
pada penganiayaan pada anak. Pengaruh-
dampai dengan melakukan pembunuhan
pengaruh jangka panjang dari kekerasan
seperti menusuk atau membakar.
terhadap
Kekerasan Psikologis
istri
sering
berlanjut
menjadi
perlakuan kejam pada anak dan pola tersebut
Merupakan kekerasan emosional berupa
berlanjut dari kekerasan dalam keluarga,
ucapan-ucapan yang menyakitkan, kotor,
menimbulkan masalah psikopatologis yang
membentak,
serius pada istri dan masalah-masalah lainnya
ataupun
3.
juga
psikologis
1. Kekerasan Fisik
2.
menyebakan kecacatan yang tetap dan juga
kematian
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
dapat
menghina,
ancaman.
menyudutkan
Pelaku
sering
dalam keluarga.
memutarbalikkan fakta. Istri selalu dilihat
Anak-anak yang sering melihat atau
sebagai pihak yang bersalah, sementara
mengalami kekerasan cenderung menjadi
suami selalu berada dipihak yang benar.
terlibat
Berdimensi ekonomi
Mengontrol
dalam
lingkaran
tersebut.
Pola
kekerasan ini dapat diturunkan dari satu
prilaku
tidak
generasi ke generasi lainnya. Anak belajar
memberikan nafkah untuk memenuhi
bahwa dari kondisi yang mereka saksikan
kebutuhan
rumah
tangga
sementara
memperbolehkan
melarang
istri
untuk
bekerja,
kekerasan ketika merasakan emosi-emosi
uang
yang kuat seperti dalam keadaan marah,
sementara istri dan anak kekurangan,
frustasi dan stress. Mereka belajar bahwa
memperkerjakan istri atau menguasai
perlakuan kekerasan merupakan kondisi yang
menghambur-hamburkan
istri,
melakukan
tindak
normal terjadi dalam keluarga, mencintai dan
menyakiti merupakan kondisi yang tidak
DAFTAR PUSTAKA
kompatibel. Pengaruh terhadap diri yaitu
1. Goodman. (2000). Stages of change- based
harga diri yang rendah, orang yang posesif
Nursing Intervention for victims of
interpersonal violence. Jognn Principle
& Practice.
dan memiliki rasa cemburu yang kuat. 12
G.
Fakta- fakta KDRT
2. Hakimi, dkk. (2001). Membisu demi
harmoni; kekerasan terhadap istri dan
kesehatan
perempuan di Jawa Tengah Indonesia.
Yogyakarta; LPKGM FK UGM
di berbagai Negara
Fakta-fakta kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) terjadi hampir diseluruh dunia. Di
Bangladesh
pembunuhan
terhadap
istri
3. Hedin & Janson. (1999). Domestic violence
during pregnancy. Original article.
mencapai 50 % dari seluruh pembunuhan
yang terjadi. 20-50 % perempuan pernah
4. Kolibonso, Rita Serena. (2000). Kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah
tangga; fakta diskriminasi perempuan.
Jakarta
mengalami KDRT. 15
Di Pakistan 99 % ibu rumah tangga dan
77 % pekerja wanita menjadi korban
5. Komnas Perempuan. (2002). Peta
pemukulan suaminya.8 Dari 95 % korban
kekerasan
wanita di Perancis, 51 % dari
proporsi tersebut dilakukan oleh suami
korban sendiri.
13
kekerasan. Pengalaman perempuan
Indonesia. Jakarta: Ameepro.
6. Kalyanamitra. (1999). Menghadapi
pelecehan seksual. Jakarta:
Kalyanamitra.
15
menyatakan 21 % wanita di Kanada
mendapatkan kekerasan oleh pasangannya
7. Kollman, Natalie. (1998). Kekerasan
terhadap perempuan. Jakarta: YLKI dan
Ford
dan juga mengalami kekerasan pada saat
kehamilan. Di Indonesia, data dari seluruh
kasus yang ditangani oleh LKBHIuWK-
8.
Letourneau, Colmes & Chasendunn Roark.
(!999). Gynecologic health
concequences
to victim of interpersonal violence.
Womens health issue.
9.
LPKP2 Fatayat NU & The Asia Foundation.
(2003). Buku panduan konselor tentang
kekerasan dalam rumah tangga. Jakarta.
Jakarta pada tahun 1997-1998 menyatakan
bahwa 35 % dari perempuan yang meminta
bantuan
konsultasi
dan
jasa
hukum
teridentifikasi mengalami kekerasan dari
suami.
SIKAP (Solidaritas Aksi Korban
Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan)
sampai Mei tahun 2000 melaporkan, dari 35
wanita yang mengalami kekerasan, 19 orang
mengalami
KDRT.
terhadap istri
5
Fakta
kekerasan
di Indonesia diantaranya
seperti suami membentak istri, main serong,
tidak memberi uang belanja, memukul dan
lain sebagainya. 7
10. Marwick C. (1998). Domestic violence
Recognized as a word problem: JAMA
11. Morris, Marika. (2000). Violence against
women and girls. A fact sheet for
CRIAW.
12. Old Sally, B, et all. (2004). Maternalnewborn nursing & womens health care.
7 th. New Jersey: Prentice Hall.
13. Rodgers K. (1994). Wife assault: the
finding
a national survey. Canadian centre for
justice statistic catalog.
14. Strack E, Flipteraf. (1996). Women at risk:
domestic violence and womens health.
California, USA: Sage Publications.
15. UN. (1997). Focus on women: violence
against women. United nations: fourth
world conference on women