Perbedaan Kadar Ion Kalsium Saliva Pasien Periodontitis Kronis yang Merokok dan Tidak Merokok di Instalasi Periodonsia RSGM FKG USU

4

BAB 2
TINJAUAN PUSATAKA

2.1 Saliva
Saliva merupakan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar saliva dan memiliki peranan
penting dalam mempertahankan keseimbangan di rongga mulut. Manusia memiliki tiga
pasang kelenjar saliva yaitu kelenjar parotid, kelenjar submandibular dan kelenjar
sublingual. Kelenjar saliva terbesar adalah kelenjar parotid yang bermuara ke duktus
stensen (Gambar 1).13 Setiap kelenjar saliva mensekresikan saliva dengan tipe yang
berbeda. Hasil sekresi kelenjar parotid bersifat serosa (encer), kelenjar submandibular
bersifat seromukusa (10% mukosa, 90% serosa), sedangkan kelenjar sublingual dan
beberapa kelenjar saliva minor bersifat mukosa.14 Saliva yang dihasilkan kelejar
parotid terdapat ion bikarbonat dan amylase yang tinggi, sementara pada saliva yang
dihasilkan submandibular terdapat mucin dan kalsium yang tinggi.15

Kelenjar parotid
Duktus stensen
Lidah
Kelenjar Sublingual

Duktus Wartoni
Kelenjar Submandibular

Gambar 1. Anatomi kelenjar saliva.13

Saliva sebagai cairan hipotonis biologis terdiri atas 99,5% air, dan 0,5% ion dan
komponen organik.16 Komposisi saliva diantaranya :
a. Elektrolit: potasium, sodium klorat, kalsium, magnesium, fosfat, bikarbonat,
natrium, kalium, fluoride, thiosianat, magnesium sulfat dan iodin.

Universitas Sumatera Utara

5

b. Protein dan glikoprotein: amylase, protein rich protein (PRP), mucin, histatin,
cystatin, peroksidase, lisozim, laktoferin, defesin, katelidin-LL37.
c. Immunoglobulin (Ig): sIgA, Ig G dan Ig M, sekretori immunoglobulin A (sIgA)
diproduksi sebagai respon spesifik pada rongga mulut saat berkontak dengan antigen,
disintesis oleh sel imun dan ditranslokasikan ke permukaan sel epitel rongga mulut.
d. Molekul organik: glukosa, asam amino, asam urea, dan molekul lipid.

e. Komponen lain: insulin, hormon, dan vitamin.17
2.1.1 Fungsi Saliva
Saliva memiliki banyak fungsi di dalam rongga mulut manusia, diantaranya :
a. Indera pengecap, saliva berperan dalam membantu memberikan rasa yang
berbeda-beda.
b. Proteksi dan lubrikasi, saliva membentuk pelindung seromukosa yang
berfungsi untuk melubrikasi dan melindungi rongga mulut melawan iritan lokal, serta
menghindari terjadinya dehidrasi.17
c. Kapasitas buffer, saliva mampu menetralisir kondisi asam pada rongga mulut
yang dihasilkan oleh bakteri, sehingga mencegah terjadinya demineralisai enamel.16,17
d. Membantu dalam proses pencernaan, yaitu mengandung enzim seperti amylase,
protease dan nuklease yang dihasilkan pada saat pengunyahan makanan.16
e. Antibakteri, anti virus dan anti jamur, salah satunya saliva memiliki sejumlah
enzim dan protein, seperti lisozim, laktoferin, peroksidasi dan sIgA yang berfungsi
menghambat aktivitas bakteri, virus maupun jamur di dalam rongga mulut.16
2.1.2 Ion Kalsium Saliva
Kalsium merupakan mineral esensial yang banyak ditemukan dalam tubuh dan
berperan dalam pertumbuhan tulang secara umum. Sebanyak 99% kalsium yang ada di
dalam tubuh ditemukan pada tulang dan gigi, hanya sekitar 1% ditemukan dalam
darah.18 Kalsium saliva banyak terdapat dalam kelenjar submandibular yaitu dengan

konsentrasi 3,7 mmol/l, konsentrasi ini jauh lebih tinggi dibandingkan kadar kalsium
yang terdapat dalam plasma yaitu 2,5 mmol/l ataupun pada saliva keseluruhan yaitu

Universitas Sumatera Utara

6

1,35 mmol/l.15 Konsentrasi normal kalsium dalam saliva adalah 1-2 mmol/l.9 Saliva
berperan penting dalam ketersediaan kalsium. Konsentrasi kalsium fosfat yang tinggi
dalam saliva menyebabkan pertukaran ion yang cukup untuk menjaga permukaan gigi
dimulai dari gigi tumbuh sampai proses pematangan gigi. Proses ini terjadi selama
reminalrisasi enamel gigi. Fungsi lain dari kalsium yaitu mrmbentuk ikatan yang kaut
dengan α-amilase yang berperan sebagai co-factor yang penting sebagai enzim.3
Kadar ion kalsium saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor,3,12 yaitu:
1. Jenis kelenjar. Sekresi kalsium yang terbesar dihasilkan oleh kelenjar
submandibularis.
2. Ritme biologis. Kadar kalsium saliva akan menurun pada pagi dini hari.
3. Stimulus. Dalam keadaan tanpa stimulsi sebagian besar saliva total berasal dari
kelenjar submandibularis sedangkan dalan keadaan distimulasi sebagian besar saliva
total berasal dari kelenjar parotid.

4. Curah saliva merupakan faktor penting terhadap kadar komponen saliva.
5. Penyakit-penyakit sistemik, seperti cystic fibrosis dan hiperparatiroidisme.
2.2 Periodontitis Kronis
Periodontitis kronis adalah infeksi bakteri yang mengakibatkan peradangan pada
jaringan pendukung gigi, kerusakan progresif dari ligamen periodontal, dan hilangnya
pendukung tulang alveolar (Gambar 2). Periodontitis kronis melibatkan kehilangan
perlekatan yang ireversible dan kehilangan, ini merupakan bentuk yang paling sering
yang terjadi pada periodontitis, bisa melibatkan satu daerah perlekatan gigi, beberapa
gigi, atau seluruh gigi. Pada saat bersamaan, pasien dapat memiliki regio yang sehat
dan sebagian regio lagi dengan periodontitis. Periodontitis kronis biasanya ditandai
dengan perkembangan penyakit yang lambat dan respon yang baik terhadap terapi
periodontal.19

Universitas Sumatera Utara

7

Gambar 2. Periodontitis kronis.20

Periodontitis kronis paling sering terlihat pada orang dewasa berusia di atas 35

tahun, tetapi bisa terjadi pada anak-anak dan remaja. Dimulai dan dilanjutkan oleh plak
gigi tapi respon host memainkan peran penting dalam patogenesisnya. Tanda dan
gejalanya yaitu berupa pembengkakan, kemerahan, perdarahan gingiva, poket
periodontal, kehilangan tulang, mobilitas gigi, nanah (pus) , plak biofilm, kalkulus gigi.
Penurunan densitas tulang mungkin terlihat pada radiografi. Perkembangan penyakit
berlangsung lambat untuk tingkat moderat.19
Periodontitis kronis dibagi menjadi dua menurut luasnya berdasarkan klasifikasi
tahun 1999, yaitu periodontitis kronis generalisata dan periodontitis kronis lokalisata.
Periodontitis kronis generalisata melibatkan >30% gigi dari jumlah gigi keseluruhan,
sedangkan periodontitis kronis lokalisata melibatkan 3 dan

Sekresi saliva

Komposisi saliva

Ca pada cairan
krevikuler

pH saliva


Pelepasan hidroksi apatit dari
enamel

Ca lepas ke saliva
Ca saliva

Universitas Sumatera Utara

17

2.6 Kerangka Konsep
Variabel Bebas :
Variabel tergantung :
-

Periodontitis merokok
Periodontitis tidak
merokok

Kadar ion kalsium saliva


Universitas Sumatera Utara