Tingkat Kesukaan Masyarakat Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) yang Tumbuh di Dua Provinsi (Sumatera Utara dan Jambi)
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aquilaria spp. merupakan salah satu kelompok tumbuhan penghasil
aromatik bernilai komersil tinggi dalam bentuk gubal gaharu dan kamedangan.
Tingginya permintaan pasar serta tingginya harga jual menjadikan kelompok
tumbuhan ini dikhawatirkan pemanfaatannya akan melebihi daya dukungnya
di alam. Hal ini dikarenakan pola panenan alam yang terjadi adalah dengan cara
menebang keseluruhan tegakan hanya untuk mengambil gubal gaharunya,
sedangkan laju pertumbuhan untuk setiap jenis gaharu belum banyak diketahui
(Wiriadinata, 2010).
Selain gubal gaharu, penelitian berkembang pada daun gaharu karena
diduga mengandung senyawa metabolit sekunder yang lebih tinggi akibat
meningkatnya proses metabolisme pohon gaharu yang terinfeksi jamur. Melalui
proses metabolisme, senyawa-senyawa tersebut terdistribusi ke bagian pohon lain
terutama daun. Hal ini menyebabkan daun gaharu memiliki potensi sebagai
antioksidan. Menurut Silaban (2013), ekstrak daun gaharu (A. malaccensis Lamk.)
mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid,
dan saponin serta berpotensi sebagai antioksidan dengan nilai konsentrasi
penghambatan (IC50) 50 ppm.
Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keterbatasan dalam
penanggulangan masalah kesehatan, dimana penyakit infeksi masih tinggi, tetapi
prevalensi penyakit degeneratif makin meningkat. Antioksidan sangat diperlukan
oleh tubuh untuk mengatasi dan mencegah stres oksidatif. Berbagai bahan alam
asli Indonesia banyak mengandung antioksidan dengan berbagai bahan aktifnya.
1
Universitas Sumatera Utara
2
Penggunaan bahan alam asli Indonesia sebagai antioksidan diperlukan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan biaya relatif terjangkau
(Werdhasari, 2014).
Peredaman radikal bebas oleh ekstrak etanol daun gaharu segar dan
ekstrak etanol simplisia menunjukkan bahwa konsentrasi yang tinggi akan
meningkatkan nilai aktivitas peredaman radikal bebas. Keberadaan antioksidan
dapat melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit degeneratif dan kanker
(Silaban, 2013).
Gaharu dikenal memiliki beberapa khasiat pengobatan. Dalam pengobatan
tradisional di India (Ayurveda), tanaman gaharu bermanfaat membantu
penyembuhan luka yang membusuk. Dalam pengobatan tradisional Cina (TCM),
gaharu digunakan untuk mengobati gangguan pada sistem pernafasan, perut dan
ginjal. Gaharu juga dibuat sebagai kosmetik, obat rematik, obat gosok,
penyembuh perut kembung, dan obat sakit jantung. Ekstrak daun gaharu telah
diteliti memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi (Mega dan Swastini, 2010).
Pemilihan daerah Jambi sebagai lokasi pengambilan bahan teh gaharu
dikarenakan daerah Jambi memiliki potensi tanaman gaharu yang cukup
berlimpah. Budidaya gaharu mulai banyak dikembangkan tetapi untuk menunggu
hasil yang dapat diberikan oleh tanaman gaharu memerlukan waktu yang sangat
lama sedangkan petani tetap membutuhkan biaya produksi termasuk pemeliharaan
hingga tanaman gaharu menghasilkan gubal gaharu yang baik. Salah satu hal yang
dapat dilakukan yaitu dengan pemanfaatan daun gaharu sebagai minuman atau teh
yang merupakan alternatif dan solusi bagi petani gaharu sehingga gaharu telah
bernilai ekonomis sebelum menghasilkan gubal.
2
Universitas Sumatera Utara
3
Tujuan Penelitian
1.
Mengidentifikasi tanaman gaharu yang tumbuh di daerah Jambi.
2.
Mengetahui kandungan tanin teh daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) yang
tumbuh di daerah Jambi dan Sumatera Utara.
3.
Mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh daun gaharu
(A. malaccensis Lamk.) yang tumbuh di daerah Jambi dan Sumatera Utara.
Manfaat Penelitian
1.
Mendapatkan informasi tentang jenis tanaman gaharu yang tumbuh di daerah
Jambi.
2.
Dapat digunakan sebagai acuan mengenai kandungan tanin yang ada pada
teh daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) yang tumbuh di daerah Jambi dan
Sumatera Utara.
3.
Mendapatkan informasi mengenai tingkat kesukaan masyarakat terhadap
teh daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) yang tumbuh di daerah Jambi dan
Sumatera Utara.
3
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aquilaria spp. merupakan salah satu kelompok tumbuhan penghasil
aromatik bernilai komersil tinggi dalam bentuk gubal gaharu dan kamedangan.
Tingginya permintaan pasar serta tingginya harga jual menjadikan kelompok
tumbuhan ini dikhawatirkan pemanfaatannya akan melebihi daya dukungnya
di alam. Hal ini dikarenakan pola panenan alam yang terjadi adalah dengan cara
menebang keseluruhan tegakan hanya untuk mengambil gubal gaharunya,
sedangkan laju pertumbuhan untuk setiap jenis gaharu belum banyak diketahui
(Wiriadinata, 2010).
Selain gubal gaharu, penelitian berkembang pada daun gaharu karena
diduga mengandung senyawa metabolit sekunder yang lebih tinggi akibat
meningkatnya proses metabolisme pohon gaharu yang terinfeksi jamur. Melalui
proses metabolisme, senyawa-senyawa tersebut terdistribusi ke bagian pohon lain
terutama daun. Hal ini menyebabkan daun gaharu memiliki potensi sebagai
antioksidan. Menurut Silaban (2013), ekstrak daun gaharu (A. malaccensis Lamk.)
mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid,
dan saponin serta berpotensi sebagai antioksidan dengan nilai konsentrasi
penghambatan (IC50) 50 ppm.
Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keterbatasan dalam
penanggulangan masalah kesehatan, dimana penyakit infeksi masih tinggi, tetapi
prevalensi penyakit degeneratif makin meningkat. Antioksidan sangat diperlukan
oleh tubuh untuk mengatasi dan mencegah stres oksidatif. Berbagai bahan alam
asli Indonesia banyak mengandung antioksidan dengan berbagai bahan aktifnya.
1
Universitas Sumatera Utara
2
Penggunaan bahan alam asli Indonesia sebagai antioksidan diperlukan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan biaya relatif terjangkau
(Werdhasari, 2014).
Peredaman radikal bebas oleh ekstrak etanol daun gaharu segar dan
ekstrak etanol simplisia menunjukkan bahwa konsentrasi yang tinggi akan
meningkatkan nilai aktivitas peredaman radikal bebas. Keberadaan antioksidan
dapat melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit degeneratif dan kanker
(Silaban, 2013).
Gaharu dikenal memiliki beberapa khasiat pengobatan. Dalam pengobatan
tradisional di India (Ayurveda), tanaman gaharu bermanfaat membantu
penyembuhan luka yang membusuk. Dalam pengobatan tradisional Cina (TCM),
gaharu digunakan untuk mengobati gangguan pada sistem pernafasan, perut dan
ginjal. Gaharu juga dibuat sebagai kosmetik, obat rematik, obat gosok,
penyembuh perut kembung, dan obat sakit jantung. Ekstrak daun gaharu telah
diteliti memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi (Mega dan Swastini, 2010).
Pemilihan daerah Jambi sebagai lokasi pengambilan bahan teh gaharu
dikarenakan daerah Jambi memiliki potensi tanaman gaharu yang cukup
berlimpah. Budidaya gaharu mulai banyak dikembangkan tetapi untuk menunggu
hasil yang dapat diberikan oleh tanaman gaharu memerlukan waktu yang sangat
lama sedangkan petani tetap membutuhkan biaya produksi termasuk pemeliharaan
hingga tanaman gaharu menghasilkan gubal gaharu yang baik. Salah satu hal yang
dapat dilakukan yaitu dengan pemanfaatan daun gaharu sebagai minuman atau teh
yang merupakan alternatif dan solusi bagi petani gaharu sehingga gaharu telah
bernilai ekonomis sebelum menghasilkan gubal.
2
Universitas Sumatera Utara
3
Tujuan Penelitian
1.
Mengidentifikasi tanaman gaharu yang tumbuh di daerah Jambi.
2.
Mengetahui kandungan tanin teh daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) yang
tumbuh di daerah Jambi dan Sumatera Utara.
3.
Mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh daun gaharu
(A. malaccensis Lamk.) yang tumbuh di daerah Jambi dan Sumatera Utara.
Manfaat Penelitian
1.
Mendapatkan informasi tentang jenis tanaman gaharu yang tumbuh di daerah
Jambi.
2.
Dapat digunakan sebagai acuan mengenai kandungan tanin yang ada pada
teh daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) yang tumbuh di daerah Jambi dan
Sumatera Utara.
3.
Mendapatkan informasi mengenai tingkat kesukaan masyarakat terhadap
teh daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) yang tumbuh di daerah Jambi dan
Sumatera Utara.
3
Universitas Sumatera Utara