Tingkat Kesukaan Masyarakat Pada Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Asal Sumatera Utara dan Sumatera Barat

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Gaharu merupakan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang bernilai
ekonomi tinggi dan marak diperdagangkan sampai keluar negeri. Berbagai
tumbuhan penghasil gaharu yang dapat ditemukan di Indonesia antara lain :
Grynops spp, Aetoxylon simpetalum, Aquilaria malaccensis, Enkleia malaccensis,
Gonystylus macrophyllus, Wikstroemia polyantha dan Wikstroemia tenuiranus
(Satria dkk, 2008).
Gaharu merupakan produk kehutanan yang memiliki nilai ekonomi sangat
tinggi. Gaharu telah dikenal sejak ribuan tahun lalu dan diperdagangkan ke Timur
Tengah oleh para pedagang India dan Indo-China. Gaharu yang dalam
perdagangan internasional dikenal dengan sebutan agarwood, eaglewood, atau
aloewood adalah produk hasil hutan bukan kayu dalam bentuk gumpalan,
serpihan atau bubuk yang memiliki aroma keharuman khas bersumber dari
kandungan bahan kimia berupa resin. Gaharu bukan nama tumbuhan, tetapi
sebagai hasil dari pohon atau kayu tertentu. Pohon penghasil gaharu pada
umumnya berasal dari famili Thymelaeaceaae, dengan 8 (delapan) genus yang
terdiri dari 17 species pohon penghasil gaharu, yakni Aquilaria (6 species),

wilkstroamia (3 species), Gonytilus (2 species), Gyrinops (2 species), Dalbergia
(1 species), dan Aetoxylon (1 species) (Turjaman, dan Santoso, 2011)
Sebagai salah satu komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu, gaharu semula
memiliki nilai guna yang terbatas hanya untuk mengharumkan tubuh, ruangan dan
upacara keagamaan. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan ternologi dibidang
industri kimia serta farmasi didukung dengan berkembangnya paradigma dunia

1
Universitas Sumatera Utara

2

kedokteran dan pengobatan untuk kembali memanfaatkan bahan tumbuhan alami,
selain untuk pembuatan bahan dasar pembuatan farpum dan kosmetik, juga
banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan obat herbal, stress, asma, rheumatik,
radang ginjal, serta tumor dan kanker (Sumarna, 2007).
Kualitas teh terbaik dihasilkan dari pucuk teh (peko) atau disebut juga
bagian kuncup. Daun muda dan daun tua sangat berpengaruh terhadap kualitas teh
yang dihasilakan, semakin banyak jumlah daun muda maka kualitas teh yang
dihasilkan semakin baik, dan sebaliknya semakin banyak daun tua maka

dihasilkan kualitas teh yang buruk. Mutu teh terbaik terletak pada pucuk (peko) 23 daun muda dengan tingkat kerusakan rendah. Pucuk teh memiliki berbagai
persyaratan mutu yang menjamin kualitas, namun saat ini syarat mutu teh daun
gaharu belum diketahui (Kusumo, 2010).
Selain pada gubal gaharu, penelitian juga dikembangkan pada daun gaharu
karena diduga mengandung senyawa metabolit sekunder yang lebih tinggi akibat
dari meningkatnya proses metabolisme pohon gaharu yang terinfeksi jamur.
Melalui proses metabolisme, senyawa-senyawa terdistribusi ke bagian pohon lain
terutama ke bagian daun. Hal ini menyebabkan daun gaharu memiliki potensi
dijadikan sebagai sumber antioksidan. Dari hasil penelitian Silaban (2013),
ekstrak daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) mengandung senyawa metabolit
sekunder yaitu flavonoid, tervenoid, alkaloid, steroid dan saponin. Hasil skirining
fitokimia simplisia dan ekstrak metanol daun gaharu dalam penelitian ini akan
memberikan informasi penting mengenai senyawa kimia yang terkandung
didalam daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) untuk mempermudah dalam
penentuan pemakaian terutama didalam dunia kedokteran.

2
Universitas Sumatera Utara

3


Berubahnya pola hidup masyarakat serta pola makan yang tidak benar dan
pertambahan usia mengakibatkan pembentukan radikal bebas dalam tubuh.
Padatnya aktivitas kerja cenderung menyebabkan masyarakat mengonsumsi
makanan yang serba instan dan menerapkan pola makan yang tidak sehat.
Makanan yang tidak sehat mengakibatkan akumulasi jangka panjang terhadap
radikal bebas di dalam tubuh. Lingkungan tercemar, kesalahan pola makan dan
gaya hidup, dapat merangsang tumbuhnya radikal bebas yang dapat merusak
tubuh (Mega dan Swastini, 2010).
Teh adalah minuman yang kaya akan antioksidan. Kebiasaan minum teh
sudah menjadi budaya bagi sebagian penduduk dunia. Selain air putih, teh juga
merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi manusia. Teh diketahui
mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, antara lain dapat menurunkan resiko
terjadinya penyakit kardiovaskuler dan menghambat perkembangan kanker
(Besral, 2007)
Pemilihan daerah Sumatera Barat sebagai lokasi pengambilan bahan teh
daun gaharu dikarenakan daereh Sumatera Barat memiliki potensi tanaman gaharu
yang cukup banyak. Budidaya gaharu mulai banyak di kembangkan tetapi untuk
menunggu hasil yang dapat diberikan oleh tanaman gaharu memerlukan waktu
yang sangat lama sedangkan petani tetap membutuhkan bianya produksi termasuk

pemeliharaan hingga tanaman gaharu menghasilkan gubal gaharu yang bagus. Hal
yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan daun gaharu sebagai minuman
atau teh merupakan alterntif dan solusi bagi petani gaharu sehingga gaharu telah
bernilai ekonomi sebelum pemanenan gubal gaharu.

3
Universitas Sumatera Utara

4

Tujuan Penelitian
1.

Identifikasi jenis gaharu yang berasal dari daerah Sumatera Barat dan
Sumatera Utara.

2.

Mengetahui kandungan tanin teh daun gaharu pada bagian pucuk pohon,
pangkal pohon dan campuran (pucuk dan pangkal) pohon.


3.

Mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh daun gaharu yang
berasal dari daerah Sumatera Barat dan Sumatera Utara.

Manfaat Penelitian
1.

Untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat kesukaan masyarakat
terhadap teh daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) berdasarkan daerah tempat
tumbuh.

2.

Dapat digunakan sebagai acuan bagi petani gaharu dalam mengolah gaharu
menjadi minuman teh seduh yang sehat dan disukai masyarakat.

3.


Dapat digunakan sebagai acuan mengenai pemanfaatan lebih lanjut.

4
Universitas Sumatera Utara