Tinjauan Viktimologi Terhadap Anak Dalam Putusan Pidana Bersyarat Bagi Guru Yang Melakukan Kekerasan Di Lingkungan Sekolah ( Studi Putusan Mahkamah Agung No. 1983 K Pid.Sus 2014 )
ABSTRAK
Mella Iriani Aritonang*
Edi Yunara**
Nurmalawaty***
Mengenyam pendidikan merupakan hak setiap rakyat Indonesia sebagaimana
diatur dalam pasal 31 UUD Negara RI Tahun 1945. Di lingkungan sekolah yang
merupakan tempat megenyam bangku pendidikan sering kali terjadi kekerasan yang
dialami oleh anak didiknya. Hal ini terjadi akibat komunikasi yang kurang baik antara
guru dengan didiknya dalam hal pemberian hukuman yang semestinya atau karena guru
tersebut sedang emosi terhadap anak didiknya. Sejak UU perlindungan anak ( UU No. 23
Tahun 2002 yang telah di ubah menjadi UU No. 35 Tahun 2014 ) yang telah diundangkan
oleh Pemerintah Indonesia, praktis UU melindungi hak- hak anak termasuk ketika
seorang anak didik mengalami kekerasan oleh gurunya.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah apa saja
bentuk-bentuk kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap anak di lingkungan sekolah
serta faktor-faktor penyebab kekerasan tersebut, bagaimanakah perlindungan hukumnya
terhadap anak dalam Undang- Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas
undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dikaitkan dengan Tindak
Pidana kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap anak di lingkungan sekolah, dan
bagaimana bentuk penjatuhan putusan terhadap guru sebagai pelaku tindak pidana
kekerasan di lingkungan sekolah. Metode penelitian yang digunakan pada penulisan
skripsi ini adalah metode penelitian hukum yuridis normatif. Penelitian hukum yuridis
normatif disebut juga dengan penelitian menggunakan studi kepustakaan atau studi
dokumen disebabkan penelitian lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat
sekunder yang ada diperpustakaan, seperti buku- buku, perundang- undangan dan bahan
kepustakaan lainnya yang berkaitan dengan anak, perlindungan anak, kekerasan
dilingkungan sekolah dan sebagainya.
Bentuk-bentuk kekerasan di lingkungan sekolah sangat banyak salah satu
contohnya memukul, menendang dsb.Tindakan pemberian hukuman atau sanksi oleh
guru kepada anak didiknya dapat diindikasikan sebagai tindak pidana kekerasan yang
dapat didakwakan dengan Pasal 351 KUHP atau Pasal 80 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002
sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 35 Tahun 2014.Hakim dalam menjatuhkan
putusan telah sesuai dengan dengan unsur- unsur pasal yang didakwakan dan melihat
kondisi pada saat kejadian sebagai pertimbangan terhadap penjatuhan hukuman. Dalam
Putusan Mahkamah Agung No. 1983 K/Pid.Sus/2014, Terdakwa tetap
menjalankan Putusan yang di keluarkan Oleh Hakim Pengadilan Negeri
Lamongan dan juga Putusan tersebut dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Surabaya
serta Putusan MA Menolak permohonan Kasasi Penuntut Umum Pada Kejaksaan
Negeri Lamongan tersebut
*Penulis, Mahasiswa Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara
**Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Departemen Pidana Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
***Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Departemen Pidana Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
viii
Universitas Sumatera Utara
Mella Iriani Aritonang*
Edi Yunara**
Nurmalawaty***
Mengenyam pendidikan merupakan hak setiap rakyat Indonesia sebagaimana
diatur dalam pasal 31 UUD Negara RI Tahun 1945. Di lingkungan sekolah yang
merupakan tempat megenyam bangku pendidikan sering kali terjadi kekerasan yang
dialami oleh anak didiknya. Hal ini terjadi akibat komunikasi yang kurang baik antara
guru dengan didiknya dalam hal pemberian hukuman yang semestinya atau karena guru
tersebut sedang emosi terhadap anak didiknya. Sejak UU perlindungan anak ( UU No. 23
Tahun 2002 yang telah di ubah menjadi UU No. 35 Tahun 2014 ) yang telah diundangkan
oleh Pemerintah Indonesia, praktis UU melindungi hak- hak anak termasuk ketika
seorang anak didik mengalami kekerasan oleh gurunya.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah apa saja
bentuk-bentuk kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap anak di lingkungan sekolah
serta faktor-faktor penyebab kekerasan tersebut, bagaimanakah perlindungan hukumnya
terhadap anak dalam Undang- Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas
undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dikaitkan dengan Tindak
Pidana kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap anak di lingkungan sekolah, dan
bagaimana bentuk penjatuhan putusan terhadap guru sebagai pelaku tindak pidana
kekerasan di lingkungan sekolah. Metode penelitian yang digunakan pada penulisan
skripsi ini adalah metode penelitian hukum yuridis normatif. Penelitian hukum yuridis
normatif disebut juga dengan penelitian menggunakan studi kepustakaan atau studi
dokumen disebabkan penelitian lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat
sekunder yang ada diperpustakaan, seperti buku- buku, perundang- undangan dan bahan
kepustakaan lainnya yang berkaitan dengan anak, perlindungan anak, kekerasan
dilingkungan sekolah dan sebagainya.
Bentuk-bentuk kekerasan di lingkungan sekolah sangat banyak salah satu
contohnya memukul, menendang dsb.Tindakan pemberian hukuman atau sanksi oleh
guru kepada anak didiknya dapat diindikasikan sebagai tindak pidana kekerasan yang
dapat didakwakan dengan Pasal 351 KUHP atau Pasal 80 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002
sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 35 Tahun 2014.Hakim dalam menjatuhkan
putusan telah sesuai dengan dengan unsur- unsur pasal yang didakwakan dan melihat
kondisi pada saat kejadian sebagai pertimbangan terhadap penjatuhan hukuman. Dalam
Putusan Mahkamah Agung No. 1983 K/Pid.Sus/2014, Terdakwa tetap
menjalankan Putusan yang di keluarkan Oleh Hakim Pengadilan Negeri
Lamongan dan juga Putusan tersebut dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Surabaya
serta Putusan MA Menolak permohonan Kasasi Penuntut Umum Pada Kejaksaan
Negeri Lamongan tersebut
*Penulis, Mahasiswa Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara
**Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Departemen Pidana Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
***Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Departemen Pidana Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
viii
Universitas Sumatera Utara