Gangguan Berbahasa Penderita Rhotacism Pada Pembelajar Bahasa Jerman: Tinjauan Psikolinguistik

i

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji ketidaksempurnaan pelafalan yang diucapkan oleh penderita
Rhotacism, yang menyebabkan kesalahan pelafalan dan berdampak pada
ketidakpercayaan diri serta berpengaruh terhadap perkembangan kognitif. Tujuan
penelitian untuk meningkatkan perkembangan kognitif penderita Rhotacism dalam
berbahasa Jerman. Sumber data penelitian berasal dari tuturan bahasa Jerman tiga
mahasiswa penderita Rhotacism di Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman
UNIMED. Data dikumpulkan dengan metode cakap dan metode simak. Metode cakap
dilakukan dengan percakapan yang terjadi antara peneliti dengan penderita Rhotacism.
Teknik yang digunakan mencakup teknik dasar yaitu teknik pancing dan teknik lanjutan
teknik cakap semuka. Kemudian dengan menggunakan metode simak, yaitu menyimak
pelafalan penderita Rhotacism dalam bahasa Jerman. Teknik yang digunakan berupa
teknik pertama yaitu teknik simak bebas libat cakap, teknik lanjutan pertama yaitu
teknik rekam, dan teknik akhir adalah teknik catat. Analisis data menggunakan metode
padan dan metode agih. Metode padan menggunakan teknik pilah unsur penentu dengan
daya pilah sebagai pembeda organ wicara yaitu memastikan perbedaan dan persamaan
bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat artikulasi penderita Rhotacism. Sedangkan
metode agih menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik ganti (substitusi) berupa

penggantian unsur satuan lingual data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa
gangguan berbahasa Rhotacism diakibatkan oleh otot yang terdapat di bawah lidah
(frenulum lingualis) terlalu dekat dengan ujung lidah, sehingga dapat menghambat
koordinasi lidah dengan langit-langit. Akibat kurangnya koordinasi lidah dengan langitlangit menyebabkan kesalahan pelafalan berupa perubahan bunyi [r] menjadi bunyi [l].
Pelafalan konsonan [r] dalam bahasa Jerman dibedakan menjadi dua variasi utama
yaitu bunyi [r] dilafalkan dengan jelas dan bunyi [r] dijadikan vokal [ɐ]. Pelafalan bunyi
[r] yang dilafalkan dengan jelas menyebabkan perubahan fonetis ketika dilafalkan oleh
penderita Rhotacism, sedangkan [r] yang dilafalkan vokal [ɐ] tidak menjadi kendala
bagi penderita Rhotacism. Untuk menghindari kesalahan dalam pelafalan bahasa
Jerman, penderita Rhotacism dapat melakukan pilihan kata yang tepat berupa pilihan
kata-kata yang bersinonim dengan kata yang terkandung bunyi [r] tersebut dan pilihan
kata tersebut akan dapat meningkatkan penguasaan kosakata penderita dalam berbahasa
Jerman. Untuk membangkitkan kepercayaan diri penderita Rhotacism dalam berbahasa
Jerman dilakukan pendekatan kognitif secara internal dan eksternal yang berdampak
pada peningkatan perkembangan kognitif penderita dalam berbahasa Jerman.
Kata Kunci: Gangguan Berbahasa, Rhotacism, Bahasa Jerman, Psikolinguistik

ii

ABSTRACT


This study examines the imperfection pronunciation spoken by students with Rhotacism
which causes the errors in pronunciation, the impact on self-distrust and affects the
patient's cognitive development. The objective of this research is to improve the
cognitive development of students with Rhotacism in speaking German. The source of
data were obtained from the German language utterances of three students with
Rhotacism in Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman UNIMED. Data collected by
using the direct and observation metho. The direct method did by the conversation that
occurred between the researcher and the students with Rhotacism. The observation
method did by observing the pronunciation of students with Rothacism when speaking
in German language. The technique that used is the direct technique followed by the
recording technique and finished by the writing technique. Data analyzed by using the
identity method and distributional method.The results that obtained from this research
is that the language disorder which happens in students with Rhotacism caused by
muscle that ocated under the tongue (lingual frenulum) is too close to the tip of the
tongue which can impede the coordination of the tongue and the palate. Due to the lack
of coordination of the tongue and the palate cause errors in pronunciation such as
sound [r] be sound [l]. The pronounciation of consonant [r] in German language is
differentiated into two main variations, namely sound [r] pronounced clearly and sound
[r] been vocal [ɐ]. The pronounciation of sound [r] that pronounced clearly causes

change in phonetic when pronounced by students with Rhotacism, while [r] that
pronounced vocal [ɐ] is not to be an obstacle for the students with Rhotacism. To avoid
errors in the pronunciation in speaking German, students with Rhotacism may choose
the right words choice such as choice of words that are synonymous with the word
contained sound [r] and the words choice will be able to increase the vocabulary of
students with Rhotacism in speaking German. To improve self-confidence students with
Rhotacism in speaking German performed a cognitive approach internally and
externally which impact on the improvement of cognitive development to the students
with Rhotacism in speaking German.
Keywords: Language Disorders, Rhotacism,German Language, Psycholinguistics