Problematika Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Usu Pada Mata Kuliah MuhadaṠah Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berupaya untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang
problematika kemampuan berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra
Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dengan fokus masalah yang
meliputi pelaksanaan dan pembelajaran Muhadaṡah bahasa Arab di Departemen
Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Berdasarkan tempat (lokasi) penelitian ini merupakan penelitian lapangan.
Penelitian lapangan adalah penelitian yang melibatkan masyarakat sebagai informan,
disamping itu peneliti juga menggunakan bantuan kepustakaan yaitu melibatkan
hubungan peneliti dengan buku-buku kepustakaan sebagai sumber data. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu suatu metode
analisis data yang menentukan, menafsirkan, serta mengklasifikasikan data-data atau
informasi tentang Problematika Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa
Sastra Arab FIB USU Pada Mata Kuliah Muhadaṡah. Penelitian kualitatif
mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi dalam pengumpulan data.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama lima hari pada mahasiswa-mahasiswi
Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU. Yaitu pada tanggal 5-9

September 2016. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan angket pada mahasiswamahasiswi terpilih di stambuk 2013-2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi
atau studi sensus (Arikunto, 1996: 115). Berdasarkan pendapat tersebut maka yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Departemen

16
Universitas Sumatera Utara

Sastra Arab stambuk 2013, 2014, dan 2015 yang berjumlah 147 (seratus empat puluh
tujuh) orang.
Apabila subjek penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar
dapat diambil sampel antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 1996:134).
Dengan demikian peneliti mengambil kesimpulan untuk mengambil 10 orang dari
setiap stambuk yang subjeknya dapat diambil sampel antara 20-25%.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah pertanyaan yang diajukan peneliti terhadap lingkungan. Apa
yang diamati bergantung pada pertanyaan yang dikemukakannya berhubung dengan
apa yang ingin dicari jawabannya. Apa yang diobservasi adalah jawaban atas
pertanyaan yang timbul pada pengamat. Tanpa pertanyaan tidak akan terarah
pengamatan. Menurut J.P. Spradley, dalam tiap situasi social terdapat tiga komponen
yang dapat diamati, yakni ruang (tempat), pelaku (aktor), dan kegiatan (Nasution,
1996:63). Jadi observasi tidak terbatas pada manusia saja, melainkan melalui bendabenda, situasi, ruang, waktu, kondisi dan segala hal yang berkaitan dengan sumber
data dalam objek penelitian.
Peneliti mengobservasi ruang, pelaku dan kegiatan para objek penelitian
dengan cara mengamati kegiatan belajar pada mata kuliah Muhadaṡah. Kemudian
mendaftar nama-nama responden yang ikut serta dalam pengisian angket
problematika kemampuan berbicara bahasa Arab dan berdiskusi kepada seluruh
responden atas waktu dan tempat dimana akan dilakukan penelitian.
b. Angket
Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis
kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga
dilakukan dengan tertulis. Daftar cocok, menunjuk pada namanya, merupakan

kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan yang pengisiannya oleh responden

17
Universitas Sumatera Utara

dilakukan dengan memberikan tanda centang pada tempat-tempat yang sudah
disediakan (Arikunto, 2005: 101).
Angket disebar kepada mahasiswa-mahasiswi Departemen Sastra Arab FIB
USU yang terpilih untuk mengikuti pengisian angket yaitu stambuk 2013 berjumlah
10 orang, stambuk 2014 berjumlah 10 orang, dan stambuk 2015 berjumlah 10. Jadi,
total mahasiswa-mahasiswi yang akan mengisi angket berjumlah 30 (tiga puluh)
orang. Angket ditujukan untuk mengetahui apa Problematika dan faktor-faktor yang
mempengaruhi

kemampuan

berbicara

bahasa


Arab

mahasiswa-mahasiswi

Departemen Sastra Arab FIB USU pada mata kuliah Muhadaṡah.
Jenis angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup. Angket
tertutup adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih.
c. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Moleong, 1994: 135). Wawancara adalah suatu cara untuk
mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.
Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap,
pendapat, atau wawasan (Kunandar, 2008: 157). Wawancara bersifat terbuka dalam
arti membiarkan responden berbicara sesuai dengan pengalaman, pengetahuan dan
pandangan responden.
Adapun yang diwawancarai adalah beberapa mahasiswa Departemen Sastra
Arab yang terpilih untuk memperoleh informasi lebih baik mengenai problematika

pembelajaran, ditujukan untuk mengetahui apa Problematika dan faktor-faktor yang
mempengaruhi

kemampuan

berbicara

bahasa

Arab

mahasiswa-mahasiswi

Departemen Sastra Arab FIB USU pada mata kuliah Muhadaṡah.

3.5 Sumber dan Jenis Data

18
Universitas Sumatera Utara


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a). Data Primer
Data primer merupakan data

yang diperoleh langsung di lapangan oleh

peneliti sebagai obyek penelitian (Umar, 2003:56). Adapun yang menjadi sumber
data primer dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas
Ilmu Budaya USU dan angket.

b). Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti. Data
ini diperoleh dengan menggunakan studi literature yang dilakukan terhadap banyak buku dan
diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian (sugiyono,
2005:62). Data sekunder bisa didapat dari berbagai sumber seperti jurnal, buku,

laporan penelitian dan lain sebagainya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah
literatur-literatur yang relevan mengenai Problematika dari buku-buku dan jurnal.
3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dipresentasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik.
Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat
besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk
dipahami (Singarimbun dan Effendi, 1995: 264). Oleh karena itu, setelah
menjumlahkan setiap jawaban dari hasil angket problematika kemampuan berbicara
bahasa Arab mahasiswa jurusan Sastra Arab, maka selanjutnya data dianalisis
dengan langkah- langkah statistik sebagai berikut :

a. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai mean atau rata-rata berdasarkan
rumus (Sudjono, 2012: 81) :

P=





x 100%


Keterangan :

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
19
Universitas Sumatera Utara

N = Jumlah frekuensi/banyaknya individu.
P = Angka persentase
b.

Menginterpretasikan data dengan pedoman:
0%

= tidak seorang pun

1% - 5%

= hampir tidak ada

6% - 25%


= sebagian kecil

26% - 49%

= hampir setengahnya

50%

= setengahnya

51% – 75%

= lebih dari setengahnya

76% - 95%

= sebagian besar

96% -99%


= hampir seluruhnya

100%

= seluruhnya

c. Langkah terakhir yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah mencari
frekuensi (angka persenan) dengan menggunakan rumus Anas Sudjono (2012: 43)

M� =

ΣX
N

Keterangan : M� = Mean yang dicari.
X = jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada.
N = banyaknya skor

20

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 GAMBARAN DEPARTEMEN SASTRA ARAB
Program Studi Sastra Arab dimulai dengan didirikannya pada tahun 1980
dengan status jurusan Bahasa Arab di bawah Ketua dan Sekretaris jurusan Drs.
H.T.Thabrani Harumy, L.c. dan Drs.H.Khairuddin Rangkuti. Para staf pengajar pada
awal mula berdiri yaitu terdiri dari dosen luar biasa yang direkrut dari berbagai
bidang disiplin ilmu yang berstatus alumni Timur Tengah. Mereka itu antara lain :
Drs. Usman Serawi, M.A (Lc dari madinah), Chalik Massidin, M.A (alumni Baghdad
Irak) Prof. DR H.Hasbballah THaib, M.A tamatan dari Libia (1980–1990), DR.
Sanusi Ahmad, M.A tamatan Baghdad Irak (1980-1985), DR. Maimun Aqsha Lubis,
Lc tamatan Madinah Saudi Arabia (1983-1985), DR. Ramli Wahid Simangunsong,
M.A Madinah Saudi Arabia.
Pada tahun 1982 staf pengajar di program studi diangkat dosen tetap antara
lain : Drs. Suwarto, M.Hum, Drs. Ibnu Santoso, M.Hum, (pindah tahun 1993 ke IKIP
Yogyakarta), Drs, Sofyan (pindah tahun 1988 ke Unisba Bandung), Drs Soleh
(pindah tahun 1984 ke Pemda Bandung), Drs. Amir Ma,ruf, M.Hum (pindah tahun
1985).
Pada tahun 1984/1985 sesuai dengan SK. Dirjen DIKTI No.131/DIKTI/Kep.1984
Jurusan ini berubah status menjadi program studi bahasa Arab. Pada tahun 1987
Status program studi ini kemudian diperbaharui dengan turunnya SK Dirjen DIKTI
No.208/DIKTI/Kep.1996 tanggal 11 Juli 1996 dan berlaku sampai dengan saat ini.
Dalam perkembangannya Ketua Program Studi/Departemen telah dipimpin
sejumlah 13 orang yang terdiri dari : Drs.H.T.Thabrani Harumy; Prof.T.Amin
Ridwan, Ph.d; Dra. Hj. Masindan; Drs. Khairuddin Rangkuty; Prof. DR. H. Marjuni
Rangkuti, M.A; Drs Suwarto, M.Hum; Chalik Massidin, M.A; Dra. Khairina Nst,
M.S; Drs. Muhammad Syahnan, M.Ag; Dra. Rahlina Muskar, M.Hum; Drs.
Aminullah, M.A, Ph.d, Dra. Khairawati, M.A., Ph.D; Dra. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D.
Demikian juga dengan Sekretaris Program Studi/Derpartemen berjumlah 11 orang
yaitu : Drs. Khairuddin Rangkuti; Drs. Suwarto, M.Hum; Drs. Usman Serawi, M.A;
Drs.Mahmud Khudri, M.Hum; Drs. Muhammad Syahnan; Drs. Bahrum Saleh

21
Universitas Sumatera Utara

Saragih, M.Ag; Dra. Khairina Nst, M.S; Dra Nursukma Suri, M.Ag; Dra. Rahlina
Muskar Nst, M.Hum; Dra.Kacar Ginting, M.Ag; Dra. Fauziah, M.A.
Peningkatan mutu pendidikan staf pengajar USU dilakukan dengan mengikuti
jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti S2 dan S3. Adapun alumni yang
mengikuti jenjang pendidikan S2 dan S3 terdapat diberbagai universitas baik yag ada
di dalam maupun di luar negeri yaitu antara lain UGM, UIN Jakarta, USU, IAIN
Medan, USM (Pulau Penang), UKM Malaysia, University Jamia Millia India,
Aligarh Muslim University India.
Peningkatan mutu pendidikan melaui hubungan kerjasama dan kemitraan,
penelitian atau pengkajian ilmiah dengan lembaga dalam dan luar negeri baik secara
individual maupun sifatnya melembaga antara lain kerja sama dengan Lembaga
pemerintahan yang ada dilingkungan Pemda Sumatera Utara, Bupati Kabupaten
Langkat periode Syamsul Arifin, S.E.
Kerjasama dengan pihak luar negeri yaitu Lembaga Bahasa Arab Jakarta
tahun 1996, Kerajaan Saudi Arabia bidang pendidikan melakukan penataran bahasa
Arab selama 2 minggu tahun 1984. Republik India dengan Jamia Millia Islamiya
University, New Delhi tahun 2004, Islamic Development Bank (IDB) tahun 2004,
AMCF (Asean Moslem Charity Foundation) dalam bidang pelatihan metodologi
pengajaran Bahasa Arab tahun 2007. Kerjasama individual kerajaan Saudi Arabia
dengan Departemen Sastra Arab dalam bidang peningkatan kualitas staf pegajar dan
mahasiswa.
Departemen Sastra Arab Terakreditasi dengan peringkat Akreditas A.
Berdasarkan surat keputusan BAN-PT No. 001/BAN-PT/Ak-XII/S1/III/2009. Sejak
tanggal di tetapkan 14 Maret 2009 sampai dengan 14 Maret 2014. Kemudian kembali
mempertahankan akreditasi nilai A pada tahun 2015-2020 berdasarkan SK BAN PT
Nomor. 502/SK/BAN-PT/Akred/S/V/2015. Dosen yang bergelar Prof sebanyak 1
Orang, yang bergelar Dr sebanyak 6 Orang dan yang bergelar Master 8 Orang
membantu percepatan suasana akademik yang berkualitas ilmiah dan kondusif dan
berwawasan luas. Salah seorang dosen telah mendapatkan proyek penelitian hibah
bersaing dari DIKTI 2009 dan 2010 serta mendapatkan proyek pengabdian
masyarakat

IBIIK

dari

DIKTI

utk

tahun

2011

(http://fib.usu.ac.id/content/index/4/id_cnt_hk_pidana).

22
Universitas Sumatera Utara

4.2 HASIL PENELITIAN
Problematika kemampuan mahasiswa dalam berbicara bahasa Arab ada dua
yaitu problematika linguistik dan non linguistik. Problem linguistik meliputi tata
bunyi (phonology), perbendaharaan kata (mufradat/vocabulary), tata bahasa (nahwu
dan sharaf), tulisan, dan susunan kata. Problem nonlinguistik meliputi mahasiswa,
alokasi waktu, sarana dan prasarana dan faktor lingkungan.
4.2.1 Hasil Penelitian Problematika Linguistik Kemampuan Berbicara Bahasa
Arab Mahasiswa Sastra Arab FIB USU
Hasil analisis data yang berbentuk tabel dan diagram batang dari pertanyaan
nomor:
1. Apakah tata bunyi bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi
problem anda dalam berbicara bahasa Arab ?
Tabel 4.1
Analisis Data Angket Nomor 1

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

6

5

8

Tidak

4

5

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

19

60%

50%

80%

63.33%

2

11

40%

50%

20%

36.67%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa lebih dari
setengahnya (63.33%) dari responden menyatakan tata bunyi bahasa Arab yang
berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi problem bagi mahasiswa Sastra Arab FIB
USU dalam berbicara bahasa Arab. Hampir setengahnya (36.67%) menyatakan tata
bunyi bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia tidak menjadi problem

23
Universitas Sumatera Utara

bagi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. Berikut ini
peneliti menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.
Diagram 4.1
Analisis Data Angket Nomor 1

9
8
8
7
6
6
5

5

5
4

ya

4

tidak
3
2
2
1
0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 6 responden dari stambuk 2013
menyatakan tata bunyi bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi
problem dan 4 responden menyatakan tidak menjadi problem, bagi mahasiswa Sastra
Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 5 responden dari stambuk 2014
menyatakan tata bunyi bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi
problem dan 5 responden menyatakan tidak menjadi problem, bagi mahasiswa Sastra
Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 8 responden dari stambuk 2015
menyatakan tata bunyi bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi
problem dan 2 responden menyatakan tidak menjadi problem, bagi mahasiswa Sastra
Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab.
2. Apakah tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab mempengaruhi anda
dalam berbicara bahasa Arab ?

24
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2
Analisis Data Angket Nomor 2

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

7

8

10

Tidak

3

2

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

25

70%

80%

100%

83.33%

0

5

30%

20%

0%

16.67%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar (83.33%) dari responden menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam
bahasa Arab mempengaruhi mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU
dalam berbicara bahasa Arab. Sebagian kecil (16.67%) menyatakan tata bahasa
(Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab tidak mempengaruhi mahasiswa Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab. Berikut ini peneliti
menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.

25
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.2
Analisis Data Angket Nomor 2

12
10
10
8
8
7
6

ya
tidak

4
3
2
2
0
0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 7 responden dari stambuk 2013
menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab mempengaruhi, dan
3 responden dari stambuk 2013 menyatakan tidak mempengaruhi mahasiswa Sastra
Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 8 responden dari stambuk 2014
menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab mempengaruhi, dan
2 responden dari stambuk 2014 menyatakan tidak mempengaruhi mahasiswa Sastra
Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 10 responden dari stambuk 2015
menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab mempengaruhi
mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab.
3. Apakah tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab juga menjadi problem
anda dalam berbicara bahasa Arab ?
26
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3
Analisis Data Angket Nomor 3

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

6

10

8

Tidak

4

0

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

24

60%

100%

80%

80%

2

6

40%

0%

20%

20%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar (80%) dari responden menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam
bahasa Arab menjadi problem mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU
dalam berbicara bahasa Arab. Sebagian kecil (20%) menyatakan tata bahasa (Nahwu
dan Sharaf) dalam bahasa Arab tidak menjadi problem mahasiswa Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab. Berikut ini peneliti
menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.

27
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.3
Analisis Data Angket Nomor 3

12
10
10
8
8
6
6

ya
tidak
4

4
2
2

0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 6 responden dari stambuk 2013
menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab menjadi problem,
dan 4 responden menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab
tidak menjadi problem bagi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara
bahasa Arab. 10 responden dari stambuk 2014 menyatakan tata bahasa (Nahwu dan
Sharaf) dalam bahasa Arab menjadi problem bagi mahasiswa Sastra Arab FIB USU
dalam berbicara bahasa Arab. 8 responden dari stambuk 2015 menyatakan tata
bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab menjadi problem, dan 2 responden
menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab tidak menjadi
problem bagi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab.
4. Apakah minimnya perbendaharaan kata (mufradat/vocabulary) yang anda kuasai
menjadi problem dalam berbicara bahasa Arab ?
28
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.4
Analisis Data Angket Nomor 4

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

10

9

10

Tidak

0

1

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

29

100%

90%

100%

96.67%

0

1

0%

10%

0%

3.33%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa hampir
seluruhnya (96.67%) dari responden menyatakan minimnya perbendaharaan kata
(mufradat/vocabulary) yang dikuasai menjadi problem mahasiswa Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab. Hampir tidak ada (3.33%)
dari responden menyatakan minimnya perbendaharaan kata (mufradat/vocabulary)
yang dikuasai tidak menjadi problem mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya
USU dalam berbicara bahasa Arab. Berikut ini peneliti menggambarkan data di atas
dalam bentuk diagram batang.

29
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.4
Analisis Data Angket Nomor 4

12

10

10

10
9
8

6

ya
tidak

4

2
1
0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 10 responden dari stambuk 2013 dan
stambuk 2015 menyatakan minimnya perbendaharaan kata (mufradat/vocabulary)
yang dikuasai menjadi problem mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara
bahasa Arab. 9 orang dari stambuk 2014 juga menyatakan minimnya perbendaharaan
kata (mufradat/vocabulary) yang dikuasai menjadi problem mahasiswa Sastra Arab
FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 1 orang dari stambuk 2014 menyatakan
minimnya perbendaharaan kata (mufradat/vocabulary) yang dikuasai tidak menjadi
problem mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab.
5. Apakah anda menguasai mufradat/vocabulary yang cukup sebagai modal untuk
berbicara dalam bahasa Arab?

30
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5
Analisis Data Angket Nomor 5

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

2

1

2

Tidak

8

9

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

5

20%

10%

20%

16.67%

8

25

80%

90%

80%

83.33%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian
kecil

(16.67%)

dari

responden

menyatakan

mahasiswa

menguasai

(mufradat/vocabulary) yang cukup dalam berbicara bahasa Arab. Sebagian besar
(83.33%)

dari

responden

menyatakan

mahasiswa

tidak

menguasai

(mufradat/vocabulary) yang cukup sehingga menjadi problem mahasiswa Sastra
Arab Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab. Berikut ini peneliti
menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.

31
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.5
Analisis Data Angket Nomor 5

10
9
9
8

8

8
7
6
5

ya

4

tidak

3
2

2

2
1
1
0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 8 responden dari stambuk 2013
menyatakan mahasiswa tidak menguasai (mufradat/vocabulary) yang cukup, dan 2
responden menyatakan mahasiswa menguasai (mufradat/vocabulary) yang cukup
dalam berbicara bahasa Arab. 9 responden dari stambuk 2014 menyatakan
mahasiswa tidak menguasai (mufradat/vocabulary) yang cukup, dan 1 responden
menyatakan mahasiswa menguasai (mufradat/vocabulary) yang cukup. 8 responden
dari stambuk 2015 menyatakan mahasiswa tidak menguasai (mufradat/vocabulary)
yang cukup sehingga menjadi problem mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam
berbicara bahasa Arab, dan 2 responden dari stambuk 2015 menyatakan mahasiswa
menguasai (mufradat/vocabulary) yang cukup dalam berbicara bahasa Arab.
6. Apakah susunan kata dalam bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia
menjadi problem anda dalam berbicara menggunakan bahasa Arab ?

32
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6
Analisis Data Angket Nomor 6

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

8

8

6

Tidak

2

2

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

22

80%

80%

60%

73.33%

4

8

20%

20%

40%

26.67%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa lebih dari
setengahnya (73.33%) dari responden menyatakan susunan kata dalam bahasa Arab
yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi problem dalam berbicara bahasa
Arab. Hampir setengahnya (26.67%) dari responden menyatakan susunan kata dalam
bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia tidak menjadi problem dalam
berbicara bahasa Arab . Berikut ini peneliti menggambarkan data di atas dalam
bentuk diagram batang.

33
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.6
Analisis Data Angket Nomor 6

9
8

8

8
7
6
6
5
4

ya

4
tidak
3
2

2

2
1
0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 8 responden dari stambuk 2013
menyatakan susunan kata dalam bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia
menjadi problem, dan 2 responden menyatakan susunan kata dalam bahasa Arab
yang berbeda dengan bahasa Indonesia tidak menjadi problem bagi mahasiswa dalam
berbicara bahasa Arab. 8 responden dari stambuk 2014 menyatakan susunan kata
dalam bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi problem, dan 2
responden menyatakan susunan kata dalam bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa
Indonesia tidak menjadi problem bagi mahasiswa dalam berbicara bahasa Arab FIB
USU dalam berbicara bahasa Arab. 6 responden dari stambuk 2015 menyatakan
susunan kata dalam bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi
problem, dan 4 responden menyatakan susunan kata dalam bahasa Arab yang
berbeda dengan bahasa Indonesia tidak menjadi problem bagi mahasiswa dalam
berbicara bahasa Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab.

34
Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Hasil Penelitian Problematika Non Linguistik Sebagai Faktor Penghambat
dan Faktor Pendukung Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa Sastra
Arab FIB USU
7. Apakah anda berasal dari MA (Pondok Pesantren)?
Tabel 4.7
Analisis Data Angket Nomor 7

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

5

5

5

Tidak

5

5

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

15

50%

50%

50%

50%

5

15

50%

50%

50%

50%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa
setengahnya (50%) dari responden menyatakan mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu
Budaya USU berasal dari MA (pondok pesantren). Setengahnya (50%) berasal dari
SMA (umum). Berikut ini peneliti menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram

batang.

35
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.7
Analisis Data Angket Nomor 7

6

5

4

3

ya
tidak

2

1

0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 5 responden dari stambuk 2013, 5
responden dari stambuk 2014, dan 5 responden dari stambuk 2015 merupakan
mahasiswa Sastra Arab FIB USU berasal dari MA (pondok pesantren). 5 responden
dari stambuk 2013, 5 responden dari stambuk 2014, dan 5 responden dari stambuk
2015 merupakan mahasiswa Sastra Arab FIB USU berasal dari SMA (umum). Berikut
ini peneliti menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.

8. Apakah latar belakang sekolah menjadi faktor pendukung dalam kemampuan anda
berbicara bahasa Arab?

36
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.8
Analisis Data Angket Nomor 8

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

9

9

9

Tidak

1

1

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

27

90%

90%

90%

90%

1

3

10%

10%

10%

10%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 8 di atas dapat diketahui sebagian besar
(90%) dari responden menyatakan bahwa latar belakang sekolah menjadi faktor
pendukung dalam kemampuan mahasiswa berbicara bahasa Arab. Sebagian kecil
(10%) menyatakan bahwa latar belakang sekolah tidak menjadi faktor pendukung
dalam kemampuan mahasiswa berbicara bahasa Arab. Berikut ini peneliti
menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.

37
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.8
Analisis Data Angket Nomor 8

10
9

9

9

9
8
7
6
5

ya
tidak

4
3
2
1

1

1

1
0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 9 responden dari masing-masing
stambuk 2013, 2014, 2015 menyatakan bahwa latar belakang sekolah menjadi faktor
pendukung, dan 1 responden dari masing-masing stambuk 2013, 2014, 2015
menyatakan bahwa latar belakang sekolah tidak menjadi faktor pendukung dalam
kemampuan mahasiswa berbicara bahasa Arab.

9. Apakan anda memiliki motivasi untuk belajar bahasa Arab?

38
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9
Analisis Data Angket Nomor 9

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

10

9

10

Tidak

0

1

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

29

100%

90%

100%

96.67%

0

1

0%

10%

0%

3.33%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 9 di atas dapat diketahui hampir
seluruhnya (96.67%) dari responden menyatakan bahwa mahasiswa Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya USU memiliki motivasi untuk belajar bahasa Arab. Hampir
tidak ada (3.33%) mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU yang tidak
memiliki motivasi untuk belajar bahasa Arab. Berikut ini peneliti menggambarkan
data di atas dalam bentuk diagram batang.

39
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.9
Analisis Data Angket Nomor 9

12

10

10

10

8
8

6

ya
tidak

4

2

0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 10 responden dari stambuk 2013 dan
2015 menyatakan bahwa mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU
memiliki motivasi untuk belajar bahasa Arab. 8 responden dari stambuk 2014
menyatakan bahwa mahasiswa Sastra Arab FIB USU memiliki motivasi, dan 2
responden tidak memiliki motivasi untuk belajar bahasa Arab.

10. Apakah motivasi menjadi faktor pendukung anda dalam berbicara bahasa Arab?

40
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.10
Analisis Data Angket Nomor 10

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

10

8

10

Tidak

0

2

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

28

100%

80%

100%

93.33%

0

2

0%

20%

0%

6.67%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 10 di atas dapat diketahui sebagian besar
(93.33%) dari responden menyatakan bahwa motivasi menjadi faktor pendukung
mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab.
Sebagian kecil (6.67%) motivasi tidak menjadi faktor pendukung mahasiswa Sastra
Arab Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab . Berikut ini peneliti
menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.

41
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.10
Analisis Data Angket Nomor 10

12

10

10

10

8
8

6

ya
tidak

4

2
2

0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 10 responden dari stambuk 2013 dan
2015 menyatakan bahwa motivasi menjadi faktor pendukung mahasiswa Sastra Arab
FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 8 responden dari stambuk 2014 menyatakan
bahwa motivasi menjadi faktor pendukung, dan 2 responden menyatakan bahwa
motivasi tidak menjadi faktor pendukung mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam
berbicara bahasa Arab.
11. Apakah kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran Muhadaṡah
menjadi faktor penghambat anda dalam berbicara bahasa Arab ?

42
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.11
Analisis Data Angket Nomor 11

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

10

7

8

Tidak

0

3

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

25

100%

70%

80%

83.33%

2

5

0%

30%

20%

16.67%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 11 di atas dapat diketahui sebagian besar
(83.33%) dari responden menyatakan bahwa kurangnya sarana dan prasarana dalam
pembelajaran Muhadaṡah menjadi faktor penghambat mahasiswa Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab. Sebagian kecil (16.67%)
menyatakan kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran Muhadaṡah tidak
menjadi faktor penghambat mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU
dalam berbicara bahasa Arab. Berikut ini peneliti menggambarkan data di atas dalam
bentuk diagram batang.

43
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.11
Analisis Data Angket Nomor 11

12
10
10
8
8

7

6

ya

4

tidak

3
2

2
0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 10 responden dari stambuk 2013
menyatakan bahwa kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran Muhadaṡah
menjadi faktor penghambat, dan 2 responden menyatakan kurangnya sarana dan
prasarana dalam pembelajaran Muhadaṡah tidak menjadi faktor penghambat
mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab. 7
responden dari stambuk 2014 menyatakan bahwa kurangnya sarana dan prasarana
dalam pembelajaran Muhadaṡah menjadi faktor penghambat, dan 3 responden
menyatakan kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran Muhadaṡah tidak
menjadi faktor penghambat mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU
dalam berbicara bahasa Arab. 8 responden dari stambuk 2015 menyatakan bahwa
kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran Muhadaṡah menjadi faktor
penghambat, dan 2 responden menyatakan kurangnya sarana dan prasarana dalam
pembelajaran Muhadaṡah tidak menjadi faktor penghambat mahasiswa Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab.
12. Apakah menurut anda alokasi waktu pada mata kuliah Muhadaṡah cukup ?

44
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.12
Analisis Data Angket Nomor 12

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

10

8

10

Tidak

0

2

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

28

100%

80%

100%

93.33%

0

2

0%

20%

0%

6.67%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 12 di atas dapat diketahui sebagian besar
(93.33%) dari responden menyatakan bahwa alokasi waktu pada mata kuliah
Muhadaṡah dirasa cukup bagi mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU
dalam berbicara bahasa Arab. Sebagian kecil (6.67%) menyatakan alokasi waktu pada
mata kuliah Muhadaṡah tidak dirasa cukup bagi mahasiswa Sastra Arab Fakultas
Ilmu

Budaya

USU

dalam

berbicara

bahasa

Arab.

Berikut

ini

peneliti

menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.

45
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.12
Analisis Data Angket Nomor 12

12

10

10

10

8
8

6

ya
tidak

4

2
2

0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 10 responden dari stambuk 2013 dan
2015 menyatakan bahwa alokasi waktu pada mata kuliah Muhadaṡah dirasa cukup
bagi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 8 responden
dari stambuk 2014 menyatakan bahwa alokasi waktu pada mata kuliah Muhadaṡah
dirasa cukup, dan 2 responden menyatakan bahwa alokasi waktu pada mata kuliah
Muhadaṡah dirasa tidak cukup bagi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam
berbicara bahasa Arab
13. Apakah anda mempunyai kesempatan latihan berbicara bahasa Arab ?

46
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.13
Analisis Data Angket Nomor 13

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

9

7

9

Tidak

1

3

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

25

90%

70%

90%

83.33%

1

5

10%

30%

10%

16.67%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 13 di atas dapat diketahui sebagian besar
(83.33%) dari responden menyatakan bahwa mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu
Budaya USU mempunyai kesempatan latihan berbicara bahasa Arab. Sebagian kecil
(16.67%) menyatakan mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU tidak
mempunyai kesempatan latihan berbicara bahasa Arab. Berikut ini peneliti
menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.

47
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.13
Analisis Data Angket Nomor 13

10
9

9

9
8
7
7
6
5

ya
tidak

4
3
3
2
1

1

1
0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 9 responden dari stambuk 2013 dan
2015 menyatakan bahwa mahasiswa Sastra Arab FIB USU mempunyai kesempatan
latihan berbicara bahasa Arab, dan 1 responden dari stambuk 2013 dan 2015
menyatakan bahwa mahasiswa Sastra Arab FIB USU tidak mempunyai kesempatan
latihan berbicara bahasa Arab. 2 responden dari stambuk 2014 menyatakan bahwa
mahasiswa Sastra Arab FIB USU mempunyai kesempatan latihan berbicara bahasa
Arab, dan 3 responden menyatakan bahwa mahasiswa Sastra Arab FIB USU tidak
mempunyai kesempatan latihan berbicara bahasa Arab.
14. Apakah faktor lingkungan yang kurang mendukung menjadi faktor penghambat
anda dalam berbicara menggunakan bahasa Arab ?

48
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.14
Analisis Data Angket Nomor 14

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

10

10

8

Tidak

0

0

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

28

100%

100%

80%

93.33%

2

2

0%

0%

20%

6.67%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 14 di atas dapat diketahui sebagian besar
(93.33%) dari responden menyatakan faktor lingkungan yang kurang mendukung
menjadi faktor penghambat mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU
dalam berbicara bahasa Arab. Sebagian kecil (6.67%) menyatakan faktor lingkungan
yang kurang mendukung tidak menjadi faktor penghambat mahasiswa Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab. Berikut ini peneliti
menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.

49
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.14
Analisis Data Angket Nomor 14

12

10

10

10

8
8

6

ya
tidak

4

2
2

0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 10 responden dari stambuk 2013 dan
2014 menyatakan bahwa faktor lingkungan yang kurang mendukung menjadi faktor
penghambat mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 8
responden dari stambuk 2015 menyatakan bahwa faktor lingkungan yang kurang
mendukung menjadi faktor penghambat, dan 2 responden menyatakan bahwa faktor
lingkungan yang kurang mendukung tidak menjadi faktor penghambat mahasiswa
Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab.

15. Apakah tulisan bahasa Arab menjadi problem anda ketika berbicara
menggunakan bahasa Arab?

50
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.15
Analisis Data Angket Nomor 15

Frekuensi

Persentase

Alternatif
jawaban

Total
2013

2014

2015

Ya

3

5

7

Tidak

7

5

Total

10

10

Total
2013

2014

2015

22

30%

50%

70%

50%

3

8

70%

50%

30%

50%

10

30

100%

100%

100%

100%

Dari analisis data angket pada tabel 15 di atas dapat diketahui setengahnya
(50%) responden menyatakan mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU
bahwa tulisan bahasa Arab menjadi problem ketika berbicara menggunakan bahasa
Arab. setengahnya (50%) responden menyatakan mahasiswa Sastra Arab Fakultas
Ilmu Budaya USU bahwa tulisan bahasa Arab menjadi tidak problem ketika
berbicara menggunakan bahasa Arab. Berikut ini peneliti menyatakan data di atas
dalam bentuk diagram batang.

51
Universitas Sumatera Utara

Diagram 4.15
Analisis Data Angket Nomor 15

8
7

7

7
6
5

5

5
4

ya
3

3

3

tidak

2
1
0
2013

2014

2015

Diagram di atas menunjukkan bahwa 3 responden dari stambuk 2013
menyatakan mahasiswa Sastra Arab FIB USU mengalami problem pada tulisan
bahasa Arab dan 7 menyatakan mahasiswa Sastra Arab FIB USU tidak mengalami
problem pada tulisan bahasa Arab. 5 responden dari stambuk 2014 menyatakan
mahasiswa Sastra Arab FIB USU mengalami problem pada tulisan bahasa Arab dan
7 menyatakan mahasiswa Sastra Arab FIB USU tidak mengalami problem pada
tulisan bahasa Arab. 7 responden dari stambuk 2015 menyatakan mahasiswa Sastra
Arab FIB USU mengalami problem pada tulisan bahasa Arab dan 3 menyatakan
mahasiswa Sastra Arab FIB USU tidak mengalami problem pada tulisan bahasa
Arab.

52
Universitas Sumatera Utara

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang peneliti kemukakan dalam bab
sebelumnya tentang Problematika Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa Departemen
Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU Pada Mata Kuliah Muhadaṡah, maka
peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Problematika linguistik berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya USU pada mata kuliah Muhadaṡah terdapat 5 problem
dengan rincian sebagai berikut:
a. Tata Bunyi (phonology)
63,33% mahasiswa mengalami kesulitan dengan tata bunyi bahasa Arab yang
berbeda dengan bahasa Indonesia sehingga menjadi problem bagi mahasiswa
dalam berbicara bahasa Arab.
b. Perbendaharaan Kata (mufradat/ vocabulary)
90% mahasiswa belum menguasai mufradat yang cukup sehingga menjadi
problem dalam berbicara bahasa Arab.
c. Tata Bahasa (Nahwu dan sharf)
80% mahasiswa mengalami kesulitan dengan Tata Bahasa (Nahwu dan sharf)
sehingga menjadi problem bagi mahasiswa dalam berbicara bahasa Arab.
d. Susunan Kata (Ushlub)
73,33% mahasiswa mengalami kesulitan dengan Susunan Kata (Ushlub)
sehingga menjadi problem bagi mahasiswa dalam berbicara bahasa Arab.
e. Tulisan (imla‟)
50% mahasiswa mengalami kesulitan dengan tulisan bahasa Arab sehingga
menjadi problem bagi mahasiswa dalam berbicara bahasa Arab.
2. Problematika non linguistik sebagai faktor pendukung dan faktor penghambat
berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra arab FIB USU pada mata
kuliah Muhadaṡah yaitu:
(1) Problematika non linguistik sebagai faktor Pendukung yaitu:
a. Mahasiswa


Latar belakang
53
Universitas Sumatera Utara

90% mahasiswa Sastra Arab memiliki latar belakang sekolah yang mendukung
dalam belajar bahasa Arab sehingga menjadi faktor pendukung mahasiswa dalam
berbicara bahasa Arab.


Motivasi

93,33% mahasiswa Sastra Arab memiliki motivasi yang kuat dalam belajar bahasa
Arab sehinngga menjadi faktor pendukung mahasiswa dalam berbicara bahasa
Arab.
b . Alokasi waktu
63,33% mahasiswa menyatakan alokasi waktu yang cukup pada mata kuliah
Muhadaṡah menjadi Faktor Pendukung mahasiswa dalam berbicara bahasa Arab.
(2) Problematika non linguistik sebagai faktor Penghambat yaitu:
a.

Sarana dan prasarana
83,33% mahasiswa menyatakan Sarana dan prasarana pada mata kuliah
Muhadaṡah belum optimal sehingga menjadi problem bagi mahasiswa.

b.

Faktor lingkungan
93,33% mahasiswa menyatakan faktor lingkungan yang kurang mendukung
menjadi problem bagi mahasiswa dalam berbicara bahasa Arab.

5.2 Saran
Pada akhir skripsi ini, peneliti ingin memberikan saran sebagai bahan
masukan dan pertimbangan bagi peneliti di bidang pendidikan selanjutnya. Peneliti
menyadari bahwa penelitian ini belum cukup mampu menjelaskan permasalahan
secara komprehensif, karena keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki untuk
menyajikan sebuah karya yang sempurna. Untuk itu, penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan pembelajaran bahasa Arab diharapkan lebih mendalam lagi dalam
menjelaskan permasalahan, supaya peniliti selanjutnya dapat menemukan penemuan
baru, penemuan yang belum pernah ditemukan oleh peneliti sebelumnya. Kepada
seluruh mahasiswa Departemen Sastra Arab hendaknya harus lebih banyak berlatih
dan mempraktekkan sendiri dalam berbicara bahasa Arab, sehingga bisa
menciptakan lingkungan berbahasa.

54
Universitas Sumatera Utara