Sistem Informasi Akuntansi Aset Tetap Pada Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara Chapter III V

BAB III
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA
BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Nilai kegunaan akuntansi sebagai salah satu fungsi dalam suatu
perusaahaan semakin meningkat, sejalan dengan semakin besarnya skala
operasi dan kompleksnya kegiatan. Akuntansi merupakan suatu sistem
pengukuran dan pengkomunikasian untuk menyediakan informasi bagi suatu
unit organisasi dalam membantu pihak-pihak yang berkepentingan membuat
pertimbangan dan keputusan yang beralasan guna mengendalikan sumbersumber ekonomi yang optimal dalam rangka pencapaian sasaran (goal) yang
telah ditetapkan.
Menurut Hall (2001 : 6) “Sistem adalah dua atau lebih komponenkomponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang
bersatu untuk mencapai tujuan yang sama”. Menurut Bodnar (2006 : 1)
“Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan
dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat”. Menurut Soemarso (2004 :
14) “Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan
informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan
yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut."
Menurut Kieso (2007 : 72) “sistem informasi akuntansi adalah sistem

pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi

20
Universitas Sumatera Utara

21

keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”
Menurut Widjajanto (2001 : 4)
Sistem informasi akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan
termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga
pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain
untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang
dibutuhkan manajemen.
Maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah
kumpulan dari sumber-sumber seperti orang dan peralatan yang dirancang
untuk mentransformasikan data keuangan dan data lainnya menjadi informasi,
dan informasi ini akan dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan.
Menurut Romney dan Steinbart (2006 : 6)
sistem informasi Akuntansi terdiri dari 6 komponen, yaitu :

1. People yang mengoperasikan sistem tersebut dan melakukan
berbagai macam fungsi
2. Procedures and instructions, baik manual maupun otomatis, yang
termasuk dalam kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan
penyimpanan data mengenai aktivitas organisasi.
3. Data tentang organisasi dan proses bisnisnya.
4. Software digunakan untuk memproses data organisasi.
5. Information technology infrastructure.
6. Internal control and security measures, yang mengamankan data
dalam sistem informasi akuntansi.

B. Pengertian Aset Tetap
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data data
yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari
lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba membahas objek

Universitas Sumatera Utara

22


penelitian yang dititik beratkan pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan.
Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam
memperoleh aset tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Begitu juga
halnya dengan yang dilakukan oleh Biro Pusat Administrasi Universitas
Sumatera Utara.
Untuk memahami pengertian aset tetap perlu dikemukakan beberapa
defenisi mengenai aset tetap tersebut yang dikeluarkan oleh beberapa ahli
dibidang akuntansi, antara lain :
Menurut Simamora (2000 : 297)
Aset-aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Menurut Suharli (2006 : 259) “Harta berwujud (tangible asset) yang
memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, benilai material, dan
digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan.
Intangible Asset merupakan aset yang tidak dapat dilihat, bukti
keberadaannya hanya dilihat dari akte perjanjian, kontak, dan lailn-lain,
seperti goodwill, paten, frenchise, dan lain-lain.
Mulyadi (2001) Mengatakan aset tetap adalah kekayaan perusahaan

yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun,
dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan
untuk dijual kembali.

Universitas Sumatera Utara

23

Menurut Soemarso (2004 : 233) “Aset tetap adalah aset bernilai besar
yang sifatnya tetap atau permanen, digunakan dalam kegiatan perusahaan dan
tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal dan memiliki masa manfaat
lebih dari satu tahun”.
Menurut Harahap (2002 : 1) “Aset tetap adalah salah satu pos dalam
laporan

keuangan

khususnya

Laporan


posisi

keuangan

dan

juga

mempengaruhi laporan laba rugi melalui pos biaya penyusutan”.
Menurut Warren (2006 : 504) “Aset tetap (fixed assets) merupakan aset
jangka panjang atau aset yang relative permanent”.
Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aset tetap
mempunyai tiga sifat utama, yaitu :
1. mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai
kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aset lainnya untuk
menyumbangkan aliran kas masuk di masa yang akan datang baik
langsung maupun tidak langsung,
2. suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan mengawasi manfaat
tersebut,

3. transaksi-transaksi menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk
memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.
Suatu aset yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang menjadi
milik perusahaan dinamakan aset berwujud misalnya tanah, gedung, mesinmesin, peralatan kantor, kendaraan, dan lainnya. Aset tetap mempunyai
kriteria antara lain berwujud, dimiliki oleh perusahaan, masa operasinya lebih

Universitas Sumatera Utara

24

dari satu tahun atau jangka waktu relatif lama, nilainya besar, dan tidak untuk
dijual.
Didalam menghasilkan laporan keuangan, Aset Tetap mempunyai
pengaruh yang besar dalam pengunaan Sistem Informasi Akuntansi. Hampir
setiap perusahan, dalam bidang jasa, perdagangan maupun industri pasti
memiliki aset tetap untuk menjalankan kegiatan operasional setiap harinya,
termasuk pada Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.
Karakteristik aset tetap berwujud adalah bahwa aset yang dimiliki
perusahaan untuk digunakan secara terus menerus dan umur manfaatnya
relatif lebih panjang dibandingkan aset lancar dan nilainya material. Akuntansi

aset tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan
dalam menilai aset tetap dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup material
karena nilai investasi yang ditanamkan pada aset tetap relatif besar. Oleh
karena itu, perlakuannya harus berdasarkan pada Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK No. 16) tentang Aset Tetap dan diterapkan secara
konsisten dari suatu periode ke periode selanjutnya.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2015) bahwa aset tetap adalah aset
berwujud yang :
1. Diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
2. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pada
dasarnya aset tetap adalah harta milik perusahaan yang diperoleh dalam

Universitas Sumatera Utara

25

bentuksiap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan
dalam kegiatan operasional perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual,

serta memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun.
Selama masa pemakaian kemampuan suatu aset untuk menghasilkan
pendapatan dan jasa biasanya semakin menurun, baik secara fisik maupun
fungsinya. Oleh karena itu perlu adanya pengakuan terhadap penurunan nilai
aset tetap berwujud. Caranya adalah dengan cara mengalokasikan harga
perolehan aset tetap berwujud secara sistematis sebagai beban selama
beberapa periode akuntansi yang menerima manfaat dari aset tetap berwujud
tersebut. Pengalokasian harga perolehan tersebut disebut dengan depresiasi.
Dari definisi aset tetap di atas dinyatakan bahwa aset tetap mempunyai
masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk
operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan
normal perusahaan.

C. Jenis-jenis Aset Tetap
Aset tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu :
1. Substansi
Yaitu aset yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aset tetap dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Tangible fixed asset ( aset berwujud )
Contohnya : lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lainnya.

b. Intangible fixed asset ( Aset tidak berwujud )
Contohnya : goodwill, paten, copyright, franchise, lease hold, dan

Universitas Sumatera Utara

26

lainnya.
2. Umur
Pengkategorian aset tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu
tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aset
tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda. Beradasarkan umurnya
aset tetap terdiri dari :
a. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah
b. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bias diganti denga jenis aset sejenis.
Contohnya : bangunana, mesin, alat-alat, mebel, dan kendaraan.
c. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti denga aset lain yang sejenis.
Contohnya : sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan.

Menurut Harahap (2002 : 22) penggolongan aset tetap dipandang dari
berbagai sudut yaitu:
a. Berdasarkan sudut substansi :
1. Tangible Assets ( aset tetap berwujud ) seperti Lahan, Mesin, Gedung,
dan Peralatan.
2. Intangible Assets ( aset yang tidak berwujud ) seperti HGU, HGB,
Goodwill-Patents, Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.
b. Berdasarkan sudut disusutkan atau tidak :
1. Depreciated Plant Assets yaitu aset tetap yang disusutkan seperti
Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin),

Universitas Sumatera Utara

27

Inventaris, Jalan, dan lain-lain.
2. Undepreciated Plant Assets, aset tetap yang tidak disusutkan seperti
Land (Lahan).
c. Berdasarkan Jenis
Aset tetap berdasarkan jenis dapat dibagi sebagai berikut :

1. Tanah
2. Bangunan Gedung
3. Mesin
4. Kendaraan
5. Perabot
6. Inventaris/Peralatan
7. Prasarana
Berdasarkan hasil riset (survey) yang telah dilakukan oleh peneliti,
Universitas Sumatera Utara memiliki rincian aset tetap yang digolongkan
berdasarkan jenis seperti disebutkan di bawah ini :
1. Tanah
Tanah merupakan harta yang dimiliki dan digunakan selama
kegiatan perusahaan masih berlangsung. Masa pemakaiannya tidak
terbatas dan biasanya dijadikan tempat pendirian bangunan seperti kantor,
gudang, parkir, dan lainnya.
2. Gedung
Universitas Sumatera Utara mempunyai gedung dan bangunan yang
cukup luas dengan berbagai kategori seperti ruang perkantoran, ruang

Universitas Sumatera Utara

28

diskusi/rapat, ruang percetakan, gudang dan lain-lain.
3. Mesin
Mesin yang ada di Universitas Sumatera Utara terdiri dari mesin
ketik manual dan listrik (portable dan standard) , mesin fotokopi, mesin
penghancur kertas, mesin potong kertas, mesin genset, mesin Percetakan
dan lain-lain.
4. Kendaraan
Kenderaan meliputi mobil dan sepeda motor yang berfungsi sebagai
sarana penunjang dalam kegiatan instansi seperti mengirimkan surat ke
Fakultas atau instansi pemerintah dan instansi non pemerintah lainnya.
5. Peralatan / Inventaris
Inventaris merupakan alat-alat yang digunakan pada Universitas
Sumatera Utara yang berupa inventaris kantor, seperti meja, kursi,
komputer, lemari, arsip dan lain-lain. Serta peralatan untuk pertemuan dan
acara rapat seperti LCD projektor, OHP, Screen, AC, pengeras suara, kipas
angin, dan alat-alat lainnya

D. Cara Perolehan Aset Tetap
Setiap aset tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh
jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh
aset tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga
beli aset ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut dapat
digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia (2015) berpendapat
bahwa : Biaya perolehan aset tetap meliputi harga perolehannya, termasuk bea

Universitas Sumatera Utara

29

impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi
diskon dan potongan lain. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya
aset tersebut siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen. Estimasi awal
biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap,
kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi
penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
memproduksi persediaan selama periode tersebut.
Menurut Harahap (2003 : 23) ada enam cara perolehan aset tetap yaitu :
1. Pembelian kontan
2. Pembelian secara kredit
3. Pembelian denagn surat berharga
4. Diterima dari sumbangan
5. Dibangun sendiri
6. Tukar tambah
Mulai dari tahun 2015, aset tetap selain tanah sudah diserahkan kepada
Universitas Sumatera Utara dan tidak lagi berstatus BMN. Biro Pusat
Administrasi Universitas Sumatera Utara dalam perolehan aset tetapnya
didasarkan pada Pasal 2 Ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun
2014 yang berisi :
Barang Milik Negara/Daerah meliputi :
a. barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara/Daerah; dan

Universitas Sumatera Utara

30

b. barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Dan dijelaskan pada Pasal 2 Ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun
2014 yang berisi :
Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi :
a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
c. barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; atau
d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap.
Berdasarkan ketentuan tersebut, Biro Pusat Administrasi Universitas
Sumatera Utara memperoleh aset tetap dua cara berikut :
1. Dengan pembelian secara tunai
Perolehan aset tetap yang dibeli secara tunai sebelumnya akan
dicatat ke dalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Aset tetap
pada Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah. Harga perolehan dibuat dengan
menjumlahkan harga yang diberikan penjual (harga faktur) dengan seluruh
biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut siap untuk
digunakan.
Seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dikapitulasi sebagai harga
perolehan aset tetap. Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aset

Universitas Sumatera Utara

31

tetap merupakan pengurangan terhadap harga faktur tersebut. Jika dalam
suatu pembelian diperoleh suatu aset tetap seperti gedung atau tanah, maka
pengalokasian harga perolehan dari aset tersebut didasarkan pada
perbandingan nilai wajar dari masing-masing aset yang diperoleh. Dengan
begitu aset tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aset tetap tersebut
diterima sebesar harga prolehannya.
2. Diterima dari sumbangan / hibah
Aset Tetap dapat diperoleh melalui sumbangan / hibah pemerintah
atau swasta. Menurut Pasal 1 Ayat (20) Peraturan Pemerintah No. 27
Tahun 2014, Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah
kepada Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau dari Pemerintah
Pusat/ Pemerintah Daerah kepada Pihak Lain, tanpa memperoleh
penggantian.

E. Penggantian Aset Tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait dengan pengguanan aset
tetap dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan.
Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian.
Cara penggantian aset tetap yang dilakukan oleh Biro Pusat Administrasi
Universitas Sumatera Utara yaitu :
1. Dengan cara dibuang
Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini

Universitas Sumatera Utara

32

dikarenakan aset tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk
digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta
sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.
2. Dengan cara dijual
Penjualan aset tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan
secara tunai maupun secara kredit. Aset yang sudah tidak terpakai lagi
dapat dijual dengan cara lelang. Hal ini sesuai dengan pasal Pasal 61 Ayat
(1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 yang berisi :
Penjualan Barang Milik Negara/Daerah dilakukan secara lelang, kecuali
dalam hal tertentu.

F. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset dalam menyediakan
manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan
pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap
tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2002)
penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu
aset sepanjang masa manfaat. Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa
diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional.
Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan ketika digunakan, dan karena
cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aset tetap yang
dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang
diharapkan.
Di samping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan

Universitas Sumatera Utara

33

merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aset tetap.
Menurut Harahap (2002 : 53) Yang dimaksud dengan penyusutan
adalah : “Pengalokasian harga pokok aset tetap selama masa penggunaannya”.
Beberapa

istilah-istilah

khusus

didalam

akuntansi

sesuai

dengan

pengkategorian aset terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aset
tetap, antara lain :
a. Depresiasi
Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aset tetap
berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
b. Deplesi
Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan
(penyusutan) untuk aset tetap berupa sumber-sumber alam (wasting asset)
yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
c. Amortisasi
Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan
(penyusutan) untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan
secara periodik.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar beban
penyusutan setiap periode adalah :
1. Harga perolehan aset
Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk
memperoleh aset sampai keadaan siap pakai.
2. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat ( nilai residu)

Universitas Sumatera Utara

34

Yaitu taksiran realisasi (penjualan) melalui kas aset tetap tersebut setelah
akhir penggunaan atau pada saat aset tetap tersebut harus ditarik dari
kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan (depreciable cost ) adalah jumlah
yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aset sebagai beban
penyusutan.
3. Umur teknis
Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life) atas aset tetap juga
harus diestimasi pada saat aset tersebut mulai digunakan. Beberapa faktor
yang menyebabkan suatu aset tetap berwujud dapat memberi manfaat
dalam waktu yang terbatas, yaitu :
a. Faktor Fisik
Aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deteroralitation
and deacay), dan kerusakan merupakan factor fisik yang dapat
mengurangi fungsi aset tetap.
b. Faktor Fungsional
Faktor fungsional yang membatasi umur aset berupa ketidakmampuan
aset memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti, perubahan
permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan
tekhnologi yang menyebabkan suatu aset tidak ekonomis lagi apabila
dipakai.
c. Pola Pemakaian
Pola pamakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan
pembebanan penyusutan terhadap produksi.

Universitas Sumatera Utara

35

Diperlukan suatu metode untuk menghitung besarnya pengalokasian
pembebanan penyusutan aset tetap. Tiga metode penyusutan yang paling
umum digunakan adalah metode garis lurus, metode unit produksi, dan
metode saldo menurun ganda. Sebelum tahun 2012, Barang Milik Negara
tidak disusutkan, penyusutan terhadap Barang Milik Negara dilakukan mulai
dari tahun 2012.

Straight Line Method (metode garis lurus)
Metode ini menghitung beban penyusutan yang dibebankan secara
merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama
setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap.
Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut
(Harahap : 2002):

D =

CS
N

Keterangan :
D = Beban Penyusutan (Depresiasi)
C = Harga Pokok Aset (cost)
S = Salvage Value (nilai residu)
N = Useful Life (umur teknis)
Contoh :
Sebuah peralatan dibeli dengan harga Rp 15.000.000 nilai residu ditaksir Rp
1.500.000 dan estimasi umurnya adalah 5 tahun. Penyusutan tahunan aset
tersebut dihitung sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

36

15.000.000  1.500.000
5

=

2.700.000

Tabel. 3.1
Penyusutan Menurut Metode Straight Line
Akhir
Harga Pokok
Tahun
0
Rp 15.000.000
1
Rp 15.000.000
2
Rp 15.000.000
3
Rp 15.000.000
4
Rp 15.000.000
5
Rp 15.000.000
Sumber : Data diolah (2009)

Penyusutan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

2.700.000
2.700.000
2.700.000
2.700.000
2.700.000

Akumulasi
Penyusutan
Rp
Rp
2.700.000
Rp
5.400.000
Rp
8.100.000
Rp 10.800.000
Rp 13.500.000

Nilai Buku
Rp 15.000.000
Rp 12.300.000
Rp 9.600.000
Rp 6.900.000
Rp 4.200.000
Rp 1.500.000

Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode
ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke badan periodik jika
pemanfaatan aset dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari
periode ke periode.
Metode Unit Produksi
Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka
metode unit produksi lebih tepat dipakai dari pada metode garis lurus. Dalam
hal ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban
penyusutan dengan pendapatan terkait.
Metode unit produksi (Unit-of-Production Method) menghasilkan jumlah
beban penyusutan yang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh
aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset diekpresikan dalam
istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mill. Total beban penyusutan
untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan

Universitas Sumatera Utara

37

penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan
selama periode dimaksud.
Beban penyusutan per jam dihitung sebagai berikut :
Contoh :
Dengan menggunakan ilustarasi contoh sebelumnya jam kerja aset tetap
dimisalkan 75.000 jam maka perhitungan penyusutan per jam adalah sebagai
berikut:
15.000.000  1.500.000
75.000

=

180 per jam

Dengan mengasumsikan bahwa aset tetap dioperasikan 15.000 jam
selama 1 tahun maka beban penyusutan dalam 1 tahun adalah 15.000 × 180 =
Rp 2.700.000.
Tabel. 3.2
Penyusutan Menurut Metode Unit Produksi
No
1
2
3
4
5
6
7

Jam Kerja
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Penyusutan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

15.000
15.000 × 180 = 2.700.000
13.000
13.000 × 180 = 2.340.000
10.000
10.000 × 180 = 1.800.000
17.000
17.000 × 180 = 3.060.000
20.000
20.000 × 180 = 3.600.000
75.000
75.000 × 180 = 13.500.000
Sumber : Data diolah (2009)

Akumulasi
Penyusutan
Rp
Rp
Rp
2.700.000 Rp
Rp
6.840.000 Rp
Rp
4.500.000 Rp
Rp
9.900.000 Rp
Rp 13.500.000 Rp
Rp
Rp

Nilai Buku
15.000.000
12.300.000
9.960.000
8.160.000
5.100.000
1.500.000

Metode Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)

Universitas Sumatera Utara

38

menghasilakan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur
manfaat aset. Untuk menerapkan metode ini tarif penyusutan garis lurus tahun
terlebih dahulu harus digandakan.
Contoh :
Dengan menggunakan ilustrasi contoh sebelumnya maka tarif penyusutan
saldo menurun ganda adalah :
100% / 5 tahun = 20%  Digandakan menjadi 20% × 2 = 40 %

Tabel. 3.3
Pentusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda
Akumulasi
Penyusutan
Rp 40% × 15.000.000 = 6.000.000 Rp 6.000.000
1
Rp 40% × 9.000.000 = 3.600.000 Rp 9.600.000
2
Rp 40% × 5.400.000 = 2.160.000 Rp 11.760.000
3
Rp 40% × 3.240.000 = 1.296.000 Rp 13.056.000
4
Rp 40% × 1.944.000 = 777.600
Rp 13.833.600
5
Sumber : Data diolah (2009)
Tahun

Beban Penyusutan

Nilai Buku
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

9.000.000
5.400.000
3.240.000
1.944.000
1.166.400

Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara melaporkan
penyusutan Aset Tetap setiap semester yang disajikan sebagai akumulasi
penyusutan di Laporan posisi keuangan periode berjalan.
Penyusutan aktiva tetap pada Biro Pusat Administrasi Universitas
Sumatera Utara mengunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan
Akuntansi Baranng Milik Negara (SIMAK-BMN). Aplikasi ini secara
otomatis dapat melakukan menyusutkan semua data aset tetap yang dimiliki
oleh Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

39

G. Prosedur Dokumen Aset Tetap
1. Catatan Akuntansi
Catatan Akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi aset tetap
dan akuntansi depresiasi aset tetap adalah :
a. Kartu Aset Tetap
Kartu Aset Tetap, yaitu catatan akuntansi yang merupakan buku
pembantu aset tetap yang digunakan untuk mencatat secara rinci segala
data yang bersangkutan dengan aset tetap tertentu.
b. Jurnal Umum
Jurnal Umum, digunakan untuk mencatat transaksi harga pokok
aset tetap yang telah dibangun. Biaya–biaya untuk pemasangan dan
pembongkaran aset tetap, penghentian pemakaian aset tetap, dan
depresiasi aset tetap.
c. Registrasi Bukti Kas Keluar
Registrasi Bukti Kas Keluar, digunakan untuk mencatat transaksi
pembelian aset tetap dan pengeluaran modal yang berupa pengeluaran
kas.
Dalam hal ini Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera
Utara telah melakukan dan menggunakan pencatatan akuntansi seperti
yang diuraikan diatas.
2. Prosedur Dokumen Aset Tetap
Dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang
mengolah harga pokok aset tetap dan akumulasi depresiasi aset tetap yang

Universitas Sumatera Utara

40

bersangkutan adalah :
a. Surat permintaan otorisasi investasi (expenditure authorization
request). Karena investasi dalam aset tetap biasanya meliputi jumlah
rupiah yang relatif panjang, maka pengendalian aset tetap dilakukan
melalui perencanaan yang matang. Perencanaan pengeluaran investasi
kepada manajemen puncak. Melalui staf direksi, usulan investasi
diteliti kelayakan teknis dan ekonomisnya yang hasilnya dituangkan
dalam laporan studi kelayakan. Studi kelayakan tersebut digunakan
untuk menyusun anggaran investasi (capital budget) untuk disetujui
diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham. Untuk melaksanakan
investasi yang tercantum dalam anggaran investasi diperlukan
dokumen untuk meminta dana yang telah diizinkan oleh rapat umum
pemegang saham. Dokumen ini disebut surat permintaan otorisasi
investasi.
b. Surat permintaan reparasi (authorization for repair). Berfungsi sebagai
perintah dilakukannya reparasi yang merupakan pengeluaran modal.
c. Surat permintaan transfer aset tetap, dokumen ini berfungsi sebagai
permintaan dan pemberian otorisasi transfer aset teap.
d. Surat permintaan penghentian pemakaian aset tetap, dokumen ini
berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi penghentian
pemakaian aset tetap.
e. Surat perintah kerja (work order), yaitu dokumen yang memiliki dan
fungsi yaitu sebagai perintah dilaksanakannya pekerjaan tertentu

Universitas Sumatera Utara

41

mengenai aset tetap dan sebagai catatan yang dipakai untuk
mengumpulkan biaya pembuatan aset tetap. Dokumen ini digunakan
sebagai

perintah

kerja

pemasangan

aset

tetap

yang

dibeli,

pembongkaran aset tetap yang dihentikan pemakaiannya.
f. Surat order pembelian, dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian
yang merupakan surat untuk memesan aset kepada pemasok.
g. Laporan penerimaan barang, dokumen ini diterbitkan oleh fungsi
penerimaan setelah fungsi ini melakukan pemeriksaan kuantitas, mutu,
dan spesifikasi aset tetap yang diterima dari pemasok.
h. Faktur dari pemasok, yaitu dokumen yang merupakan tagihan dari
pemasok atas aset tetap yang telah dibeli.
i. Bukti kas keluar, merupakan perintah pengeluaran kas yang dibuat
oleh fungsi akuntansi setelah dokumen surat perintah otorisasi
investasi, surat order pembelian, laporan penerimaan barang.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu
penulis mencoba mengambil kesimpulan yang Penulis anggap penting.
1. Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara memperoleh aset
tetap dengan cara pembelian tunai dan menerima sumbangan/hibah
pemerintah dan swasta.
2. Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara dalam menerapkan
Sistem Informasi Akuntansi Aset Tetap menggunakan Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) yang
diatur oleh pemerintah pusat, program SIMAK-BMN sebagai sistem
informasi akuntansi bagi aset tetap milik Universitas Sumatera Utara
secara otomatis melakukan perhitungan penyusutan aset tetap.
3. Sistem Informasi Akuntansi Atas Aset Tetap pada Biro Pusat Administrasi
Universitas Sumatera Utara sudah dijalankan dengan cukup baik.

B. Saran
Setelah mengemukakan kesimpulan diatas sebagai penutup Tugas Akhir
ini Penulis mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan
tugas akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai
berikut :

42
Universitas Sumatera Utara

43

1. Sistem Informasi Akuntansi Atas Aset Tetap yang dijalankan Biro Pusat
Administrasi Universitas Sumatera Utara sebaiknya dipertahankan karena
sudah sesuai dengan prosedur dan Standar Akuntansi Keuangan. Bila perlu
dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif dan efisien untuk memperkecil
kesalahan maupun penyelewengan terhadap aset.
2. Kebijakan menyangkut besar batasan biaya yang merupakan pengeluaran
modal

maupun

pengeluaran

penghasilan

perlu

diterapkan.

Universitas Sumatera Utara