Hubungan Hitung Sel CD4+ Dengan Kejadian Pneumonia pada Anak Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus Chapter III VI

48

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain analitik Retrospective Cross-sectional untuk
melihat hubungan antara hitung sel CD4+ dengan kejadian pneumonia pada anak
penderita infeksi Human Immunodeficiency Virus di RS Adam Malik Medan sejak
tahun 2008 hingga tahun 2015
3.2. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di RSUP H.Adam Malik Medan. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan April 2016.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi target adalah anak yang terinfeksi HIV usia dibawah 18 tahun yang
menjalani perawatan di rumah sakit Adam Malik sejak tahun 2008 hingga tahun
2015.
Populasi terjangkau adalah penderita HIV usia dibawah 18 tahun yang menjalani
perawatan di rumah sakit H Adam Malik yang memenuhi kriteri inklusi dan ekslusi
terdiagnosis pneumonia.
3.4 Besar sampel
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel untuk uji hipotesis

terhadap satu populasi, yaitu:

dimana:

{�����(1 − ��) + �����(1 − ��)}2
�=
(�� − ��)2

n

: besar sampel minimal

Po

: proporsi anak penderita HIV dengan pneumonia, dari literatur
diperoleh nilai 0,48

Pa-Po : clinical judgement, ditetapkan 0,2

Universitas Sumatera Utara


49



: tingkat kepercayaan yang dikehendaki, ditetapkan 95% dengan
nilai dalam rumus 1,96



: power, ditetapkan 80% dengan nilai dalam rumus 0,842

Berdasarkan rumus tersebut, maka :
2

�=

�1,96�0,48(1 − 0,48) + 0,842�0,68(1 − 0,68)�
(0,2)2


dijumpai besar sampel minimal 34 orang.
3.5. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
Kriteria Inklusi
1.

Penderita yang terinfeksi HIV yang mendapatkan perawatan di rumah sakit
H. Adam Malik berusia kurang dari 18 tahun yang memenuhi kriteria
penegakan diagnosis HIV periode 2008-2015

2.

Terbukti menderita pneumonia berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan
radiologis periode 2008-2015

Kriteria Eksklusi
1. Penderita yang tidak menjalani pemeriksaan CD4
3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini akan mendapat izin dari Komite Etika Penelitian Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian

3.8.1. Metode Pengambilan Sampel
1.

Pengambilan sampel secara retrospektif dengan mengambil data dari
rekam medis RSUP Adam Malik Medan

2.

Penderita terinfeksi HIV yang dirawat di rumah sakit periode 2008-2015
yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian.

Universitas Sumatera Utara

50

3.8.2.Alur Penelitian
Anak yang memenuhi
kriteria inklusi

Sampel Penelitian


Kadar CD 4+

Non pneumonia

Pneumonia

Pengumpulan data

Analisis data

Hasil

Gambar 3.1. Alur Penelitian

Universitas Sumatera Utara

51

3.8.2. Pengukuran

3.8.2.1. Alat dan bahan
Catatan medis pasien HIV / AIDS yang dirawat di Departemen Ilmu
Kesehatan Anak RSUP H Adam Malik
3.9. Identifikasi Variabel
Variabel Bebas

Skala

CD4+

Ordinal/numerik

Status gizi

Ordinal

Status imunodefisiensi

Ordinal


Variabel Tergantung

Skala

Penderita pneumonia

Nominal

3.10 Definisi Operasional
1.

Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus HIV. Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS) merupakan penyakit yang menunjukkan sindrom defisiensi imun
selular sebagai akibat infeksi HIV

2.

Diagnosis HIV adalah hasil positif uji virologis dengan Polymerase Chain
Reaction Ribonucleic Acid (PCR RNA) pada anak usia 0 sampai 12 tahun,

dan/ atau Rapid antibody test dengan Enzyme-linked Immunosorbent
Assay (ELISA) pada anak di atas 18 bulan sampai 12 tahun, atau diagnosis
presumtif pada usia kurang dari 18 bulan.

3.

Status gizi berdasarkan persentase berat badan aktual dibandingkan
dengan berat badan ideal terhadap tinggi badan berdasarkan grafik CDC
2000. Berdasarkan kriteria Waterlow, dibagi menjadi gizi baik (90-110%),
gizi kurang (70-110%)

4.

CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit yang memegang peranan
dalam sistem kekebalan tubuh, merupakan parameter terbaik untuk

Universitas Sumatera Utara

52


mengukur imunodefisiensi. Sel T CD4 adalah sel target dari HIV,
sehingga jumlah atau persentase sel T CD4 sangat penting untuk menilai
defisiensi imunologis dan keberhasilan pengobatan
5.

Klasifikasi imunodefisiensi terkait HIV berdasarkan persentase hitung
CD4 menurut WHO dibagi menjadi empat, yaitu tidak signifikan, ringan,
lanjut, dan berat.

6.

Persentase limfosit T CD4 + saat diagnosis ditegakkan, dalam persen (%)

7.

Infeksi oportunistik adalah semua penyakit infeksi (termasuk infeksi
bakterial berulang) sesuai daftar keadaan yang mungkin terjadi pada
AIDS. Bakteri atau parasit penyebab infeksi oportunistik tidak meluas dan
fatal bila terjadi pada orang dengan status imunologi yang baik.


8.

Pneumonia adalah batuk atau sesak napas pada anak dengan gambaran
chest indrawing, stridor atau tanda bahaya seperti letargik atau penurunan
kesadaran, tidak dapat minum atau menyusu, muntah, dan adanya kejang
selama episode sakit sekarang. Membaik dengan pengobatan antibiotik

3.11. Rencana Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak SPSS dengan tingkat
kemaknaan P 0.05 dapat disimpulkan bahwa “tidak ada perbedaan rerata CD4+
pada anak terinfeksi HIV yang menderita pneumonia dan tidak pneumonia”

Tabel. 4.3 Hubungan status imunodefisiensi anak terinfeksi HIV dengan kejadian
pneumonia
Diagnosis

OR (IK 95%)

Pneumonia


Tidak

N

Pneumonia

P

n
Status
Imunodefisiensi

Ada

44

119

0.984 0,986 (0.25 –
3.885)

Universitas Sumatera Utara

55

Tidak

3

8

47

127

ada
Total

Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji Chi-Square antara status imunodefisiensi anak
terinfeksi HIV terhadap kejadian pneumonia, didapatkan nilai OR adalah 0,986
dengan IK 95% antara 0.25 sampai dengan 3.885.

Tabel. 4.4 Hubungan status nutrisi anak terinfeksi HIV dengan kejadian pneumonia
Diagnosis

Status

Gizi

Gizi

Buruk
Gizi

OR (IK 95%)

Pneumonia

Tidak

n

Pneumonia n

25

66

P

0.886

1.050 (0.537 –
2.053)

22

61

47

127

Kurang
Total
Uji Chi-Square

Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji Chi-Square antara status gizi anak terinfeksi HIV
terhadap kejadian pneumonia. Nilai yang dipakai adalah nilai Pearson Chi-Square.
Nilai significancy-nya adalah 0,886, artinya “tidak ada perbedaan rerata status gizi
pada anak terinfeksi HIV yang menderita pneumonia dan tidak pneumonia”
Nilai OR adalah 1.738 dengan interval kepercayaan antara 0.775 sampai dengan
3.897.

Universitas Sumatera Utara

56

Tabel. 4.5 Infeksi oportunistik lainnya yang dialami anak penderita HIV selain
pneumonia
Infeksi Oportunistik

Total (%)

Diare

11

Kandidiasis oral

56

TB paru

30

Varisela

1

Infeksi CMV

1

Infeksi Herpes Simpleks

1

Infeksi oportunistik lainnya selain pneumonia adalah diare (11%), kandidiasis oral
(56%), TB paru (30 %), varisela (1%), infeksi CMV (1%), infeksi herpes simpleks
(1%)

Universitas Sumatera Utara

57

BAB 5. PEMBAHASAN

Epidemi AIDS merupakan tantangan terbesar yang dihadapi generasi saat ini
terutama karena kasus pada anak yang semakin berkembang sangat pesat.66 Sebelum
era ketersediaan terapi rejimen kombinasi ARV yang optimal, penderita AIDS dapat
bertahan hidup setelah diagnosis AIDS ditegakkan hanya pada usia 12 sampai 18
bulan. Infeksi oportunistik merupakan penyebab utama kematian pada anak yang
terinfeksi HIV. Pada penelitian yang dilakukan di India menyimpulkan bahwa dari
100 anak yang terinfeksi HIV, prevalensi infeksi oportunistik adalah 26%.67 Tingkat
prevalensi yang sama diamati dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat
dimana dari 339 pasien, 76 memiliki infeksi oportunistik memberikan prevalensi
keseluruhan 22,4%.67,68 Penelitian di India mengatakan dari 58 anak yang terinfeksi
HIV terdapat manifestasi sariawan (43%), TB (43%), hepatosplenomegali (14%),
limfadenopati (14%), dermatitis papulopruritic (10%) dan diare kronis (7%).68,69
Hampir sama dengan penelitian yang mengatakan bahwa infeksi oportunistik yang
dominan pada anak-anak dengan HIV termasuk infeksi bakteri serius berupa
pneumonia, tuberkulosis, infeksi mikobakteri non-TB dan CMV.69 TBC merupakan
infeksi oportunistik yang paling sering pada anak-anak India.68,70 Penelitian lainnya
menyimpulkan bahwa Pneumocystis jiroveci pneumonia merupakan infeksi
oportunistik yang paling sering antara populasi penelitian mereka, diikuti oleh
kriptokokus meningitis, CMV retinitis, tuberkulosis ekstra paru dan toksoplasmosis
serebral.

71

Terdapat penelitian yang menyimpulkan bahwa prevalensi Pneumocystic

pneumonia adalah 2,8%, pneumonia berat 3,1%. Penelitian lainnya dengan prevalensi
PCP dan pneumonia bakteri adalah 3,8%. Perbedaan dalam tingkat prevalensi pada
penelitian tersebut berkaitan dengan karakteristik ukuran sampel, profil geografis dan
demografis yang berbeda dalam setiap penelitian.72

Universitas Sumatera Utara

58

Infeksi oportunistik yang dialami anak terinfeksi HIV selain pneumonia di
RSUP Adam Malik dalam kurun waktu tahun 2008 hingga 2015 adalah Infeksi
oportunistik yang dialami anak terinfeksi HIV selain pneumonia di RSUP Adam
Malik dalam kurun waktu tahun 2008 hingga 2015 adalah diare (11%), kandidiasi
oral (56%), TB paru (30%), varisela (1%), infeksi CMV (1%), infeksi herpes
simpleks (1%).
Penelitian yang dilakukan di Nigeria mengatakan terdapat 173 anak
penderita HIV mengalami kurang gizi sebanyak (63,6%). Diantara anak kurang gizi
terdapat 52,0% memiliki status imunosupresi yang berat dibandingkan dengan anakanak dengan berat badan normal (31,3%). Malnutrisi dikaitkan dengan peningkatan
risiko imunosupresi berat.73. Malnutrisi sering menyertai infeksi HIV yang
mengindikasikan derajat keparahan penyakit. Hal ini sesuai dengan penelitian di
Afrika Barat yang menunjukkan bahwa marasmus adalah bentuk gizi buruk paling
sering dikaitkan dengan HIV.74 Penelitian di India mengemukakan bahwa terdapat
penurunan berat badan dan gagal tumbuh di 35,6% dari 317 anak dengan infeksi
HIV.75 Dalam penelitian di India ini, mayoritas anak-anak berada dalam kelompok
usia 11 sampai dengan 15 tahun diikuti oleh kelompok usia 6 hingga 10 tahun. Hanya
11 kasus berada di bawah kelompok usia 6 tahun. Distribusi jenis kelamin pada
penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat 52% adalah laki-laki dan 48%
perempuan.66 Penelitian yang sama di India menunjukkan bahwa pada 1.982 anak
terinfeksi HIV, terdapat di antaranya 59% adalah laki-laki dan 40% adalah
perempuan.75 Penelitian menunjukkan bahwa dari 1.982 anak HIV positif, di
antaranya 59% adalah laki-laki dan 40% adalah perempuan.76
Penderita HIV di RSUP Adam Malik dalam kurun waktu 2008 hingga 2015
menunjukkan bahwa dari 174 anak terdapat diantaranya berusia 39 bulan dengan
rerata 35,23 dimana jenis kelamin lelaki 33 orang yang mengalami pneumonia

Universitas Sumatera Utara

59

dibandingkan yang tidak pneumonia dan jenis kelamin perempuan yang mengalami
pneumonia sebanyak 14 orang dibandingkan yang tidak pneumonia 58 orang.
Penelitian di Swiss menyimpulkan saat awal anak terinfeksi HIV, 30%
memiliki jumlah CD4