Kedudukan Janda Terhadap Harta Bersama Menurut Kompilasi Hukum Islam (Studi Kasus Terhadap Putusan Perkara Pengadilan Agama Nomor 646 Pdt.G 2010 Pa.Mdn.)

ABSTRAK
Ketentuan tentang harta bersama bila terjadi perceraian dalam perkawinan
telah di atur pada Pasal 37 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 yang menyatakan
bahwa bila perkawinan putus karena perceraian harta bersama diatur menurut
hukumnya masing-masing yaitu hukum agama, adat dan lainnya. Bagi warga negara
yang beragama Islam berlakulah Kompilasi Hukum Islam yang mengatur tentang
perkawinan, kewarisan dan perwakafan. Harta bersama dan harta warisan telah diatur
dalam Kompilasi Hukum Islam, tetapi di dalam Al-Qur’an dan Hadis sendiri tidak
ada pengaturan harta bersama secara langsung.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dasar hukum dalam menetapkan
harta bersama dalam perkawinan menurut Hukum Islam, kedudukan janda terhadap
harta bersama dan harta warisan ditinjau dari Kompilasi Hukum Islam dan dasar
pertimbangan hakim dalam memutuskan Perkara Pengadilan Agama Nomor
646/Pdt.G/2010/PA.Mdn.
Sengketa harta bersama dan kewarisan telah menjadi kewenangan Peradilan
Agama sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan menjadikan
Kompilasi Hukum Islam sebagai hukum terapan di Peradilan Agama. Namun tak
banyak yang mengetahui dasar hukum dalam menetapkan harta bersama dalam
perkawinan dan harta warisan pada Kompilasi Hukum Islam.
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan melalui pendekatan yuridis
normatif yaitu pendekatan hukum dengan melihat peraturan perundang-undangan

yang berlaku, baik bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Dan dilakukan juga
wawancara terhadap informan sebagai data pendukung dalam penelitian ini.
Kesimpulan yang diperoleh, bahwa dasar hukum dalam menetapkan harta
bersama dalam perkawinan pada Kompilasi Hukum Islam adalah hadis qudsi yang
menyatakan bahwa perkongsian hukumnya boleh sehingga adat kebiasaan yang baik
masyarakat muslim yang sudah lama berlangsung dan tidak ada sanggahan dari Para
Ulama Islam dapat dijadikan sebagai hukum. Kompilasi Hukum Islam yang dijadikan
sebagai hukum terapan pada Peradilan Agama menyatakan bahwa janda berhak
mendapat setengah bagian harta bersama dan terhadap harta warisan janda mendapat
seperdelapan dari harta warisan yang ditinggalkan almarhum suaminya jika pewaris
ada meninggalkan anak. Dalam penerapan hukum di peradilan agama hendaknya
hakim lebih berhati-hati dalam memeriksa kasus-kasus tertentu mengingat realita
kehidupan keluarga di beberapa daerah di Indonesia ada pihak suami yang tidak
berpartisipasi dalam membangun ekonomi keluarga. Putusan dapat di ambil secara
kontra legem (bertentangan dengan Pasal 96 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam) bila
ketentuan tersebut dianggap tidak adil dalam kondisi tertentu diserta dengan alasan
yang akurat. Berdasarkan alasan di atas, diharapkan juga kepada Para Perumus KHI
agar dapat melenturkan ketentuan Pasal 96 ayat 1 KHI.

Kata Kunci : Kedudukan Janda, Harta Bersama, Harta Warisan.

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The case of joint property, when there is a divorce, has been regulated in
Article 1/1974 which states that when a marriage comes to an end, the joint property
will be arranged according to religious law, to adat law, and to other regulations.
For the Islamic citizens, there is the KHI (Compilation of the Islamic Law) which
regulates marriage, inheritance, and perwakafan (donation for religious purposes or
in the public interest). Joint property and inheritance are stipulated in the KHI, but
there is no such a thing in the Al-Qur’an and Hadists.
The aim of the research was to know the legal basis of determining joint
property in marriage according to the Islamic Law and the position of a widow in
joint property and in inheritance, viewed from the KHI and the judge’s consideration
in making the Religious Court’s verdict No. 646/Pdt.G/2010/PA.Mdn.
The dispute in joint property and in inheritance has been the responsibility of
the Religious Court since Law No. 7/1989 was in effect and the KHI became the
applied law in the Religious Court. However, there are not many people know the
legal basis of determining joint property in marriage and in inheritance in the KHI.

The research used judicial normative approach by considering the legal
provisions which came from the primary, secondary, and tertiary legal materials. The
data were gathered by conducted interviews with some informants as the supporting
data.
The result of the research showed that the legal basis of determining joint
property in marriage in the KHI was Hadist Qudsi which states that sharing is legal;
it has been last long in the Islamic society, and there is no rejection from the ulemas
(the Islamic scholars). The KHI has become the applied law in the Religious Court
which states that a widow has the right to obtain half of the joint property and oneeighth of the inheritance if the testator has children. It is recommended that the judge
should be careful in examining certain cases since there are some husbands who do
not participate in supporting their families. The verdict can be made by using kontra
legem (contrary to Article 96, paragraph 1 of the KHI) if the verdict is considered
unfair in certain condition and followed by accurate reason. It is also recommended
that the formulators of KHI should make the regulation in Article 96, paragraph 1 of
KHI more flexible.

Keywords: Position of Widow, Joint Property, Inheritance

ii


Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

KEDUDUKAN HUKUM ISTERI TERHADAP HARTA BERSAMA SETELAH PERCERAIAN (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Agama Magetan No.390/Pdt.G/2008/PA.Mgt.)

0 4 16

HAK SUAMI SEBAGAI AHLI WARIS DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM (Analisis Putusan Perkara Gugat Waris Di Pengadilan Agama Kota Cirebon Nomor : 753/Pdt.G/2011/PA.Cn.)

1 6 104

Penerapan Asas Contra Legem Dalam Pembagian Harta Bersama (Analisis Putusan Perkara Nomor : 1048/Pdt.G/2009/Pa.Bbs Di Pengadilan Agama Brebes

2 23 110

Penerapan Hermeneutika Hukum di Pengadilan Agama Dalam Penyelesaian Sengketa (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Bekasi Tentang Harta Bersama)

0 12 172

Konsep harta bersama dan implementasinya di pengadilan agama

0 8 12

Kedudukan Janda Terhadap Harta Bersama Menurut Kompilasi Hukum Islam (Studi Kasus Terhadap Putusan Perkara Pengadilan Agama Nomor 646 Pdt.G 2010 Pa.Mdn.)

0 0 13

Kedudukan Janda Terhadap Harta Bersama Menurut Kompilasi Hukum Islam (Studi Kasus Terhadap Putusan Perkara Pengadilan Agama Nomor 646 Pdt.G 2010 Pa.Mdn.)

0 0 25

Kedudukan Janda Terhadap Harta Bersama Menurut Kompilasi Hukum Islam (Studi Kasus Terhadap Putusan Perkara Pengadilan Agama Nomor 646 Pdt.G 2010 Pa.Mdn.)

0 2 27

Kedudukan Janda Terhadap Harta Bersama Menurut Kompilasi Hukum Islam (Studi Kasus Terhadap Putusan Perkara Pengadilan Agama Nomor 646 Pdt.G 2010 Pa.Mdn.) Chapter III V

0 0 46

Kedudukan Janda Terhadap Harta Bersama Menurut Kompilasi Hukum Islam (Studi Kasus Terhadap Putusan Perkara Pengadilan Agama Nomor 646 Pdt.G 2010 Pa.Mdn.)

0 0 6