Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Puguntano (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kadar Superoxide Dismutase (SOD) Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Chapter III VI

23

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian
Penelitian dilakukan secara uji klinis dengan metode desain paralel dengan
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol secara independen dan randomisasi.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di poliklinik rawat jalan RSHAM Medan dengan
persetujuan Komisi Etik Penelitian FK USU, dilaksanakan mulai bulan 11
November 2014 – 28 Desember 2015 atau hingga subjek penelitian tercukupi.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi target adalah seluruh pasien Diabetes Mellitus tipe 2. Populasi
terjangkau adalah semua pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang berobat di
poliklinik rawat jalan RSUP HAM Medan. Sampel adalah pasien Diabetes
Mellitus tipe 2 yang berobat di poliklinik rawat jalan RSUP HAM Medan yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.
3.4. Perkiraan besar sampel
Untuk memperkirakan besar sampel dipergunakan rumus sampel dari dua
kelompok independen sebagai berikut:48

Simpangan baku (S)= √

S1 (simpangan baku group metformin) = 15,66
n1= 6 (jumlah sampel pada kelompok tersebut)
S2 (simpangan baku group Curanga fel-terrae (Lour.) Merr) = 14,50
n2 = 6 (jumlah sampel pada kelompok tersebut)
Simpangan baku (
Simpangan baku √



Universitas Sumatera Utara

24



Simpangan baku (

= 15,0911


Pada penelitian uji klinis ini rumus untuk menghitung besar sampel

Z = Kesalahan tipe I ditetapkan 5%, Hipotesis satu arah Z= 1,64
Zβ = Kesalahan tipe II ditetapkan 10%  Zβ= 1,28
S = Simpangan baku = 15,0911
X1-X2 = perbedaan rerata minimal yang dianggap bermakna, ditetapkan sebesar
20
= 9,70907

10

Dari rumus didapati bahwa paling sedikit besar sampel untuk tiap group adalah 10
orang
Untuk 2 kelompok/grup diperlukan minimal 20 orang sampel
3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1. Kriteria Inklusi
a. Subjek DM tipe 2 dengan usia diatas 17 tahun baik pria maupun wanita
b. Subjek menerima informasi serta memberikan persetujuan ikut serta
penelitian secara sukarela dan tertulis (informed concent).


dalam

3.5.2. Kriteria Eksklusi
a. DM tipe 1
b. Anemia (laki –laki Hb < 12 g/dl dan wanita Hb < 11g/dl)
c. Hipertensi ( TD ≥140 (sistolik) dan atau ≥90 ( diastolik)
d. Gangguan fungsi ginjal dan hati (SGOT meningkat > 2x batas normal,
SGPT meningkat >2x batas nomal)
e. Pasien

dengan

riwayat

penyakit

neurodegeneratif,

keganasan,


kardiovaskular, serebrovaskular, asma, PPOK, dan rematik sebelumnya.
f. Pasien Perokok
g. Pasien sedang menggunakan supplement vitamin A, C, E dan obat
antioksidan lainnya.
h. Tidak melakukan atau menyelesaikan pengobatan sesuai prosedur
penelitian (drop out).

Universitas Sumatera Utara

25

3.6. Cara Kerja dan Alur Penelitian
Terhadap sejumlah subjek dilakukan penjelasan dan diminta memberikan
persetujuan tertulis (informed consent) untuk mengikuti penelitian. Kemudian
dilakukan anamnese dan pemeriksaan sebagai berikut :
a. Dilakukan anamnesis untuk mendapatkan data : umur, jenis kelamin, dan data
pribadi lainnya, riwayat menderita diabetes mellitus, riwayat merokok,
riwayat penyakit keluarga, riwayat: hipertensi, penyakit neurodegeneratif,
keganasan, kardiovaskular, serebrovaskular, asma, PPOK, dan rematik

sebelumnya serta pemeriksaan laboratorium sebelumnya.
b. Dilakukan pengukuran Tinggi Badan (TB) dengan posisi tegak lurus tanpa
alas kaki. Pengukuran mulai dari telapak kaki hingga puncak kepala dengan
menggunakan mikrotop. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan meter
(m), Berat Badan (BB) diukur dengan posisi tegak lurus menggunakan
timbangan digital merek Camry, hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan
kilogram (kg) serta dilakukan penilaian Indeks Massa Tubuh (IMT) dalam
satuan kg/m2. Keseluruhan pengukuran dilakukan oleh peneliti.
c. Dilakukan pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dengan posisi tegak tanpa alas
kaki dengan jarak kedua tungkai 25-30 cm dengan menggunakan meteran.
Pengukuran dilakukan melingkar secara horizontal dari titik tengah antara
puncak krista illiaka dan tepi bawah kosta terakhir pada linea axillaris media.
Hasil pengukuran dilihat dari medial dan dinyatakan dengan satuan
centimeter (cm).
d. Dilakukan

pemeriksaan

pengukuran


tekanan

darah

dengan

sphygmomanometer oleh peneliti, dimana sebelumnya pasien diistirahatkan
selama 5 menit. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali dan diambil
reratanya.
e. Setelah dipuasakan selama 10-12 jam pasien kemudian dilakukan
pengambilan sampel darah pada daerah fossa cubiti subyek penelitian untuk
dilakukan pemeriksaan SOD, darah rutin, kadar gula darah puasa dan 2 jam
post prandial, fungsi ginjal (ureum dan kreatinin), fungsi hati (SGOT dan
SGPT). Pengambilan darah dilakukan oleh laboran.

Universitas Sumatera Utara

26

f. Kemudian terhadap semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi dilakukan metode randomisasi untuk mendapatkan kelompok
perlakuan yang
kelompok kontrol

mendapatkan obat yang mengandung Puguntano

dan

yang mendapatkan obat yang mengandung Metformin

secara sampling acak sederhana (simple random sampling) dengan sejumlah
amplop tertutup tidak tembus pandang serta diberikan nomor ganjil dan genap
pada gulungan kertas didalamnya.
g. Seluruh subjek pada kelompok Puguntano diberikan Puguntano dengan dosis
yang dimulai dari 100 mg sehari dan dilakukan pemantauan kadar gula darah
melalui stik setiap minggunya dan apabila target terapi sudah tercapai maka
dosis dipertahankan, sedangkan apabila target belum tercapai maka dosis pun
ditingkatkan secara titrasi sampai dengan dosis maksimal 2 x 100 mg perhari.
h. Seluruh subjek pada kelompok Metformin diberikan Metformin dengan dosis
yang dimulai dari 500 mg sehari dan dilakukan pemantauan kadar gula darah

melalui stik setiap minggunya dan apabila target terapi sudah tercapai maka
dosis dipertahankan, sedangkan apabila target belum tercapai maka dosis pun
ditingkatkan secara titrasi sampai dengan dosis maksimal 3 x 500 mg perhari.
i. Seluruh subjek diberikan nomor telepon dari peneliti dan dapat menghubungi
peneliti kapan saja apabila didapatkan efek samping yang mengganggu
maupun hal- hal yang ingin ditanyakan mengenai diet dan pola hidup.
3.7. Identifikasi Variabel
a. Variabel bebas
- Puguntano
b. Variabel tergantung
- SOD
3.8. Definisi Operasional
a. Usia adalah lamanya keberadaan atau kehidupan seseorang yang diukur
dalam satuan tahun berdasarkan yang tertera pada Kartu Tanda Penduduk.
b. Jenis kelamin adalah identitas penderita yang digunakan untuk membedakan
antara pria dan wanita berdasarkan yang tertera Kartu Tanda Penduduk.

Universitas Sumatera Utara

27


c. Subjek penelitian adalah pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di poliklinik rawat
jalan di RSUPHAM Medan.
d. DM

adalah

sekelompok

penyakit

metabolik

dengan

karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin,
atau keduanya (PERKENI 2015).
e. Kelompok perlakuan (I) adalah kelompok subjek penelitian dengan intervensi

farmakologi selama 12 minggu menggunakan Puguntano mulai dosis 1x 100
mg (dititrasi sampai dosis 2x100 mg/hari).
f. Kelompok kontrol (II) adalah kelompok subjek penelitian dengan intervensi
farmakologi selama 12 minggu menggunakan Metformin mulai dosis 1x 100
mg (dititrasi sampai dosis 3x500 mg/hari).
g. Parameter Antropometri : meliputi Tinggi Badan (TB) dalam satuan meter
(m). Pengukuran dinilai mulai dari telapak kaki hingga puncak kepala diukur
dengan menggunakan mikrotop.Berat Badan (BB) diukur dengan posisi tegak
lurus menggunakan timbangan digital merek Camry, hasil pengukuran
dinyatakan dalam satuan kilogram (kg) serta dilakukan penilaian Indeks
Massa Tubuh (IMT) dalam satuan kg/m2. Lingkar Pinggang (LP) diukur
dengan posisi tegak tanpa alas kaki dengan jarak kedua tungkai 25-30 cm
dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan melingkar secara
horizontal dari titik tengah antara puncak krista illiaca dan tepi bawah kosta
terakhir pada axillaris media. Hasil pengukuran dilihat dari lateral dan
dinyatakan dengan satuan centimeter (cm). Keseluruhan pengukuran
parameter antropometri dilakukan oleh peneliti.
h. Tekanan darah: tekanan darah rata-rata diukur dengan sphygmomanometer
oleh peneliti dan diambil rata-rata dari hasil dua kali pemeriksaan yang
hasilnya dinyatakan dalam satuan mmHg.

i. SOD adalah enzim yang berfungsi untuk mengkatalis konversi radikal
superoksida menjadi oksigen dan hidrogen peroksida. Aktivitas SOD diukur
pada sampel eritrosit menggunakan kit Ransel; Randox Laboratories Crumlin
U.K dengan metode kolorimetri. Konsentrasi hemoglobin dalam milligram
per milliliter ditentukan dengan metode cyanomethinoglobin. Nilai SOD
merupakan hasil pemeriksaan sampel eritrosit darah pasien yang diambil oleh

Universitas Sumatera Utara

28

laboran dan menggambarkan nilai SOD eritrosit darah dengan satuan U/gHb.
Nilai rujukan normal SOD sesuai dengan nilai yang tertera pada kit yang
dipakai pada penelitian ini yaitu 1102 - 1601 U/gHb. Darah diambil dari regio
fossa cubiti pada saat awal penelitian dan pada akhir bulan ke tiga penelitian.
3.9. Rencana Pengolahan dan Analisa Data
Untuk menampilkan data-data epidemiologi subjek penelitian digunakan
tabulasi untuk menunjukkan gambaran deskriptif. Untuk analisa komparasi
masing-masing grup kami menggunakan analisa t dependen untuk data yang
berdistribusi normal dan Wilcoxon untuk data yang tidak berdistribusi normal.
Untuk analisa komparasi grup studi dan kontrol kami menggunakan analisa t
independen untuk data yang berdistribusi normal dan Mann Whitney untuk data
yang tidak berdistribusi normal. Data diolah dan dianalisa dengan menggunakan
program SPSS dengan batas kemaknaan p17 tahun.
- Bersedia mengikuti disertai
inform consent.

Pemeriksaan Antopometri
- Pengukuran tinggi badan.
- Pengukuran berat badan.
- Pengukuran lingkar pinggang.
Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan darah rutin.
- KGD puasa/ 2jam PP.
- HBA1C.
- Pemeriksaan profil lipid.
- SOD.

Eksklusi:
- DM tipe 1.
- Anemia (laki –laki Hb 0,05).

Universitas Sumatera Utara

33

Gambar 4.1 Grafik Boxplot Perbedaan Kadar SOD Sebelum Intervensi
antara Kelompok Puguntano dan Metformin

Gambar 4.2 Grafik Boxplot Perbedaan Kadar SOD Sesudah Intervensi
antara Kelompok Puguntano dan Metformin

Universitas Sumatera Utara

34

Gambar 4.3 Grafik Boxplot Perbedaan Delta Perubahan Kadar SOD
antara Kelompok Puguntano danMetformin

Universitas Sumatera Utara

35

BAB V
PEMBAHASAN

Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya
bangsa dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sejak berabad-abad yang lalu.
Sumber daya alam bahan obat dan obat tradisional merupakan aset nasional yang
perlu terus digali, diteliti, dikembangkan dan dioptimalkan pemanfaatannya.
Namun demikian, secara umum efektifitas dan keamanannya belum sepenuhnya
didukung hasil penelitian yang memadai.7 Pemanfaatan obat tradisional di
berbagai

daerah

merupakan

warisan

turun

temurun

berdasarkan

pengalaman/empirik selanjutnya berkembang melalui pembuktian ilmiah melalui
uji pra-klinik dan uji klinik. Hal ini didukung oleh berbagai faktor dan isu yang
berkembang saat ini berupa sikap kembali ke alam (back to nature). Sehingga
diperlukan pengembangan obat tradisional secara berkelanjutan dan terpadu
sehingga kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.9
Puguntano (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) merupakan tanaman yang
banyak tersebar di Indonesia seperti daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Maluku.8 Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa
kimia dan potensi kegunaaannya bagi kesehatan. Secara tradisional Puguntano
banyak digunakan sebagai obat untuk diabetes, penghilang rasa sakit,
meningkatkan daya tahan tubuh, anti penuaan agar kelihatan awet muda,9 asma,8
diuretik, obat malaria, demam, infeksi herpes, kanker,49 dan obat cacing.50
Masyarakat Dairi, Provinsi Sumatera Utara menggunakan daun Puguntano secara
tradisional untuk pengobatan diabetes mellitus.9 Untuk membuktikan efektivitas
Puguntano dalam pengoban diabetes mellitus telah dilakukan beberapa penelitian.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa pada subjek yang mendapat
Puguntano terdapat perbedaan rerata yang signifikan penurunan kadar gula darah
puasa (p = 0.01) dan HbA1c (p = 0.005). Sementara itu, pada kelompok subjek
yang memperoleh Metformin juga menunjukkan hasil yang sama, yakni
penurunan kadar gula darah puasa (p = 0.017) dan HbA1c (p = 0.003) yang

Universitas Sumatera Utara

36

menunjukkan perbedaan rerata yang signifikan antara sebelum dan sesudah
pemberian terapi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
menilai efek penurunan kadar gula darah setelah pemberian Puguntano pada
diabetes. Panel Sitorus dkk. membandingkan pemberian n-hexane yang diisolasi
dari Puguntano dengan dosis 200 mg/kgBB dan Metformin dengan dosis 50
mg/kgBB pada mencit dan didapatkan penurunan gula darah yang tidak jauh
berbeda pada hari ke 10 pemberian, dengan nilai 167 mg/dl (±4.76)

dari

sebelumnya 513mg/dl (± 15.7) pada grup n-hexane, dan 135 mg/dl ( ±11.35 ) dari
sebelumnya 447,17 mg/dl (± 6.92) pada grup Metformin.10 Sementara Finni
Harfina ddk (2012) melakukan penelitian observasi klinis membuktikan bahwa
serbuk simplisia daun Puguntano mempunyai efek dalam menurunkan kadar gula
darah pada pasien diabetes mellitus dengan dosis 2 g, 3 kali sehari selama 14 hari
yang diberikan secara oral dalam bentuk seduhan.9
Metformin merupakan salah satu jenis obat hipoglikemik oral yang
mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis)
disamping juga memperbaiki ambilan glukosa perifer.1,51 Efikasi, keamanan, serta
efek menguntungkan dari segi kardiovaskular dan metabolik membuat obat ini
menjadi obat pilihan pertama dalam beberapa tahun terakhir untuk menurunkan
glukosa pada pengobatan pasien dengan Diabetes Mellitus tipe 2.51
Pungutano diketahui mengandung senyawa kimia berupa flavonoid,
tannin, glikosida, dan β-Sitosterol,8,9,10 dimana senyawa-senyawa tersebut
diketahui memiliki efek dalam menurunkan gula darah. Senyawa cucurbitacin
dalam glikosida yang terkandung pada serbuk simplisia Puguntano diduga
memberikan efek penurunan kadar gula darah yaitu dengan merangsang sekresi
insulin sehingga banyak produksi insulin yang dikeluarkan untuk mengontrol
kadar gula darah menjadi normal. Golongan fitosterol dalam bentuk β-Sitosterol
juga berperan dalam merangsang sensitifitas insulin dan meningkatkan produksi
insulin.9 Flavonoid bekerja dengan menurunkan aldoctase-reductase, regenerasi
sel pankreas, meningkatkan pelepasan insulin dan meningkatkan uptake ion
Ca2+.45 Selain flavonoid menginhibisi enzim α-glukosidase atau pencegahan
absorpsi glukosa dan atau memperbaiki toleransi glukosa.46 Tanin meningkatkan
penyerapan glukosa melalui mediator dari jalur signaling insulin seperti PI3K dan

Universitas Sumatera Utara

37

aktivasi p38 MAPK dan translokasi GLUT-4, menghambat adipogenesis dan
meningkatkan aktivitas insulin, inhibitor alami α-amilase dan α-glucosidase,
sehingga mencegah hiperglikemia postprandial.47
Sehingga dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa Puguntano mampu
menurunkan keadaan hiperglikemia pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dan
efeknya dalam mengontrol gula darah tidak jauh berbeda dengan Metformin yang
telah menjadi obat standar lini pertama dalam pengobatan diabetes mellitus tipe 2.
Hiperglikemia adalah penyebab utama peningkatan konsentrasi radikal
bebas dalam plasma pasien diabetes. Hiperglikemia kronik menyebabkan stres
oksidatif dalam berbagai cara termasuk

jalur

enzimatik, non-enzimatik dan

mitokondria, sehingga mengganggu keseimbangan prooksidatif/antioksidan dalam
sistem seluler. Pertahanan antioksidan intraseluler terutama diaktifkan oleh enzim
antioksidan, yang paling signifikan yaitu SOD, CAT dan GSH-Px. Ketiga enzim
antioksidan tersebut berbeda dalam struktur, distribusi jaringan dan kofaktor yang
dibutuhkan untuk dapat berfungsi. SOD bekerja sebagai baris pertama
perlindungan enzimatik terhadap radikal superoksida.52
Pada penelitian ini didapatkan adanya peningkatan enzim antioksidan pada
pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang dinilai dengan peningkatan kadar SOD pada
kelompok Puguntano setelah 12 minggu perlakuan, namun peningkatan ini tidak
bermakna secara statistik. Dimana pada kelompok Puguntano diketahui rerata
kadar SOD sebelum pemberian intervensi adalah 2034.36, namun setelah
intervensi menunjukkan peningkatan rerata kadar SOD menjadi 2255.73 dengan
rerata delta peningkatan SOD adalah sebesar 221.38. Hasil analisis menggunakan
uji Wilcoxon menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan
untuk rerata kadar SOD antara sebelum dan sesudah intevensi (p = 0,136).
Pada penelitian ini didapakant bahwa Puguntano mempunyai efek
meningkatkan enzim antioksidan, namun tidak signifikan setelah dilakukan uji
statistik. SOD yang merupakan salah satu antioksidan paling penting yang sangat
diperlukan untuk menangkal stress oksidatif yang terjadi pada penderita Diabetes
Mellitus tipe 2. Stress oksidatif diketahui berperan dalam terjadinya berbagai
komplikasi pada Diabetes Mellitus. Hasil penelitiaan sebelumnya, bahwa
kandungan senyawa kimia dalam Puguntano seperti flavonoid, tanin, saponin, dan

Universitas Sumatera Utara

38

β-sitosterol dari berbagai jenis tanaman diketahui memiliki efek sebagai
antioksidan.11-16 Saponin bertindak sebagai antioksidan dengan menangkap
superoksida dan membentuk hidroksiperoksida yang mencegah kerusakan
biomolekuler yang diakibatkan radikal bebas.40 Sifat antioksidan flavonoid adalah
dengan bertindak sebagai agen pereduksi, donatur hidrogen, inhibisi xanthine
oxidase, chelators logam, mengaktifkan enzim antioksidan, mengurangi radikal αtokoferol, mengurangi stres nitrosatif, menetralisir radikal superoksida, lipid
peroksil, dan hidroksil.41-44 β-Sitosterol berperan sebagai antioksidan dengan
mengurangi kerusakan yang terjadi pada sel-sel di Langerhans.9 Tanin bertindak
sebagai penangkap radikal bebas dan mengaktifkan enzim antioksidan sehingga
dapat memperbaiki keadaan keadaan oksidatif patologis pada diabetes.47
Peningkatan enzim antioksidan SOD pada penelitian ini setelah
pemberian ekstrak Puguntano selama 12 minggu dapat diduga disebabkan oleh
karena perbaikan kontrol glikemik pada subjek penelitian antara sebelum dan
sesudah perlakuan dan juga berbagai kandungan senyawa kimia yang terdapat
pada Puguntano terbukti dari berbagi penelitian besifat sebagai antioksidan.
Dimana diketahui bahwa hiperglikemia adalah penyebab utama peningkatan
konsentrasi radikal bebas pasien diabetes, sehingga dengan kontrol glikemik yang
lebih baik maka akan meningkatkan enzim antioksidan. Penelitian yang dilakukan
oleh Farah J dkk (2013) mendapatkan korelasi positif yang signifikan antara
HbA1c dan SOD.35 Wan Ting Hsu dkk (2006) meneliti pada pasien DM tipe 1
dengan HbA1C < 8.5 memiliki nilai rerata SOD eritrosit yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan pasien DM tipe 1 dengan HbA1C ≥ 8.5.37 Sementara
Ahmed M A dkk (2016), menyimpulkan bahwa kontrol kontrol glikemik yang
buruk pada diabetes berhubungan dengan penurunan SOD.5 Jumlah sampel yang
sedikit, waktu penelitian yang singkat dan target glikemik yang diharapkan belum
tercapai walaupun dijumpai perbaikan nilai kadar gula darah puasa dan HbA1C
yang signifikan dapat diduga sebagai penyebab peningkatan kadar SOD pada
penelitian ini tidak signifikan secara statistik.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan

Puguntano

tidak meningkatkan berat badan pasien selama dalam pengobatan yang mana
perbedaan rerata berat badan dan lingkar pinggang antara sebelum dan setelah

Universitas Sumatera Utara

39

pemberian Puguntano tidak signifikan (p > 0,05). Hal ini menyerupai obat
Metformin yang tidak mempunyai efek meningkatkan berat badan pasien
sehingga banyak digunakan sebagai obat antidiabetes untuk pasien DM tipe 2
dengan berat badan berlebih.
Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya adalah: 1) sampel yang
sedikit sehingga kemungkinan belum dapat mencerminkan hasil yang sebenarnya,
dan 2) Aktivitas dan menu makan dari pasien yang menjadi sampel tidak dapat
diseragamkan sehingga dapat mengganggu hasil dari pengukuran yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

40

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Telah diteliti pengaruh ekstrak daun Puguntano terhadap kadar SOD
sebagai salah satu indikator antioksidan alami pada pasien DM tipe 2.
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:
a. Tidak didapatkan pengaruh yang signifikan dari pemberian ekstrak daun
Puguntano selama 12 minggu terhadap kadar SOD pada pasien DM tipe 2.
b. Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara peningkatan SOD pada
pasien DM tipe 2 yang mendapat ekstrak Puguntano dibandingkan dengan
Metformin selama 12 minggu.

6.2. Saran
Puguntano dapat dipertimbangkan untuk dijadikan salah satu pilihan terapi
farmakologis pada penderita DM tipe 2. Penelitian serupa diperlukan dengan
jumlah sampel yang lebih besar, waktu yang lebih lama dan metodologi
penelitian yang lebih baik di masa mendatang untuk memastikan pengaruh
Puguntano dalam pengobatan pasien DM tipe 2.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Puguntano (Curanga Fel-Terrae Merr.) Terhadap Kadar Hs-Crp Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

0 0 2

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Puguntano (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kadar Superoxide Dismutase (SOD) Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

0 7 20

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Puguntano (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kadar Superoxide Dismutase (SOD) Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

0 1 2

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Puguntano (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kadar Superoxide Dismutase (SOD) Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

0 0 6

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Puguntano (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kadar Superoxide Dismutase (SOD) Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

0 1 16

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Puguntano (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kadar Superoxide Dismutase (SOD) Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

1 3 6

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Puguntano (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kadar Superoxide Dismutase (SOD) Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

0 3 42

Pengaruh Puguntano (Curanga Fel-Terrae Merr.) terhadap HOMA-IR pada Pasien Diabetes Mellitus Baru Chapter III VI

0 0 18

Pengaruh Ekstrak Puguntano (Curanga Fel-Terrae Merr.) Terhadap Kadar Hs-Crp Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

0 0 12

PENGARUH EKSTRAK PUGUNTANO (CURANGA FEL-TERRAE MERR.) TERHADAP KADARhs-CRPPADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

0 0 20