PENGEMBANGAN LKS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN DI SMP

PENGEMBANGAN LKS
BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI
JARINGAN TUMBUHAN DI SMP

Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

oleh
Dita Selviana
4401411033

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

i


ii

iii

ABSTRAK
Selviana, Dita. 2016. Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing pada
Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di SMP. Skripsi, Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr. drh. R. Susanti, M.P. dan
Dr. Retno Sri Iswari, S.U.
Pengembangan LKS didasari oleh kurang aktifnya siswa mengikuti pembelajaran
sehingga sulit memahami materi. LKS yang selama ini digunakan kurang
mengaktifkan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan
efektivitas LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran materi struktur
dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP N 11 Semarang. Penelitian ini merupakan
penelitian dan pengembangan (R & D). Kelayakan LKS didasarkan pada hasil
validasi pakar media, materi dan guru IPA. Validasi kelayakan LKS meliputi
komponen media dan materi. Uji coba skala kecil dilakukan terhadap 10 siswa
kelas VIII A dan skala besar terhadap 32 siswa kelas VIII B. Data dalam
penelitian ini meliputi hasil validasi kelayakan LKS, tanggapan siswa terhadap

keterbacaan LKS, jumlah siswa yang aktif, ketuntasan klasikal, tanggapan siswa
dan guru. Data diambil menggunakan angket validasi, angket keterbacaan, lembar
aktivitas, instrumen tes, dan angket tanggapan kemudian data dianalisis dengan
deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan kelayakan LKS komponen
media sebesar 92,27% dan komponen materi 86,25%. Dua komponen tersebut
berada pada kriteria sangat layak. Tanggapan semua siswa terhadap keterbacaan
LKS pada uji coba skala kecil baik. Persentase jumlah siswa yang aktif pada uji
coba skala besar 81,25%, 84,375% siswa tuntas belajar, 90,63% siswa
memberikan tanggapan baik dan tanggapan guru baik. Simpulan penelitian adalah
LKS berbasis inkuiri terbimbing layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran
materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP N 11 Semarang.
Kata Kunci: Inkuiri terbimbing, LKS, struktur dan fungsi jaringan tumbuhan

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul
Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Struktur dan
Fungsi Jaringan Tumbuhan di SMP dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.

2.

Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan
kelancaran administrasi dalam menyelesaikan skripsi.

3.

Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang, atas
kebijaksanaan yang telah diberikan selama menyelesaikan studi di Jurusan
Biologi.


4.

Dr. drh. R. Susanti, M.P. selaku dosen pembimbing I yang telah sabar
membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.

5.

Dr. Retno Sri Iswari, S.U. selaku dosen pembimbing II yang telah sabar
membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.

6.

Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. selaku dosen penguji utama yang telah memberikan
kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7.


Bapak dan ibu dosen Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat bermanfaat.

8.

Kepala SMP Negeri 11 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

9.

Sri Lestari, S.Pd. selaku guru IPA SMP Negeri 11 Semarang yang telah
membantu selama proses penelitian.
v

10. Bapak Sudarso, Ibu Suminah, adik-adikku tersayang (Yusuf dan Syafiq) serta
keluarga besar di rumah yang selalu memberikan dukungan baik spiritual
maupun materil.
11. Semua siswa kelas VIII B SMP Negeri 11 Semarang tahun ajaran 2015/2016
yang telah membantu dan bekerjasama selama proses penelitian.
12. Sahabat-sahabatku keluarga besar Kost Pojok Sari, Angkatan V Rhyothemis
Green Community BioUnnes, serta sahabat SMA khususnya Jeihan, Rena

dan Sifau yang telah memberikan pengalaman, perhatian dan motivasi selama
penulis menuntut ilmu.
13. Teman-teman rombel 2 dan mahasiswa Biologi angkatan 2011 yang saling
memberikan semangat perjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Semarang, 16 Februari 2016

Penulis

vi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................


i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................

iii

ABSTRAK ...............................................................................................

iv

KATA PENGANTAR .............................................................................

v

DAFTAR ISI ............................................................................................


vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
C. Penegasan Istilah .................................................................................
D. Tujuan Penelitian .................................................................................
E. Manfaat Penelitian ...............................................................................


1
3
3
5
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................
B. Kerangka Berpikir ...............................................................................

6
11

BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................
B. Rancangan Penelitian ..........................................................................
C. Prosedur Penelitian ..............................................................................
D. Data dan Pengumpulan Data ...............................................................
E. Analisis Data .......................................................................................

F. Indikator Layak dan Efektif ................................................................

12
12
13
16
17
23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Pembahasan .........................................................................................

24
28

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................


34
34

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

35

LAMPIRAN .............................................................................................

38

vii

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

1. Data dan pengumpulan data .................................................................

16

2. Klasifikasi tingkat kesukaran soal .........................................................

17

3. Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba ......................................

17

4. Kriteria daya pembeda soal ..................................................................

18

5. Hasil analisis daya pembeda soal .........................................................

18

6. Hasil analisis validitas soal uji coba .....................................................

18

7. Koefisien korelasi reliabilitas ...............................................................

19

8. Soal yang digunakan sebagai soal posttest pada materi struktur dan
fungsi jaringan tumbuhan di SMP ........................................................

19

9. Rata-rata validasi kelayakan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada
materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ........................

24

10. Saran dan perbaikan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ..................................

25

11. Persentase keterbacaan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ..................................

25

12. Jumlah siswa yang aktif selama proses pembelajaran materi struktur
dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ...............................................

26

13. Hasil belajar siswa materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
di SMP ................................................................................................

26

14. Rata-rata hasil belajar afektif siswa pada materi struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan di SMP .................................................................

27

15. Persentase tanggapan siswa terhadap LKS berbasis inkuiri terbimbing
pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ..............

27

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1. Kerangka berpikir pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing
pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ..................

11

2. Langkah-langkah metode penelitian R & D .........................................

12

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Hasil wawancara guru IPA SMP N 11 Semarang ................................

38

2. Silabus pembelajaran ...........................................................................

40

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..........................................

43

4. Pedoman penilaian kelayakan LKS .....................................................

51

5. Angket validasi kelayakan LKS ...........................................................

58

6. Hasil analisis validasi kelayakan LKS ...................................................

62

7. Rata-rata validasi kelayakan LKS ........................................................

64

8. Lembar angket keterbacaan LKS .........................................................

65

9. Hasil analisis keterbacaan LKS ............................................................

66

10. Kisi-kisi lembar penilaian aktivitas siswa .......... ................................

67

11. Lembar observasi aktivitas siswa ... ....................................................

68

12. Hasil analisis aktivitas siswa ..............................................................

71

13. Rata-rata jumlah siswa yang aktif selama proses pembelajaran ........

74

14. Kisi-kisi soal uji coba .........................................................................

75

15. Hasil analisis soal uji coba ….. ...........................................................

77

16. Kisi-kisi soal posttest .........................................................................

81

17. Soal posttest …. ..................................................................................

82

18. Lembar jawab soal posttest ….. ..........................................................

88

19. Contoh tugas kelompok siswa …........................................................

89

20. Rubrik penilaian psikomotor siswa …….. ..........................................

92

21. Lembar penilaian psikomotor siswa ……...........................................

95

22. Hasil analisis psikomotor siswa …….. ...............................................

98

23. Rata-rata penilaian psikomotor siswa

...............................................

101

24. Hasil belajar siswa ..............................................................................

102

25. Rubrik penilaian sikap siswa ..............................................................

103

26. Lembar penilaian sikap siswa ............................................................

104

27. Hasil analisis penilaian sikap siswa ...................................................

105

28. Rata-rata hasil penilaian sikap siswa …. ............................................

106

29. Kisi-kisi angket tanggapan siswa dalam uji coba skala besar ….. ......

107

30. Lembar angket tanggapan siswa dalam uji coba skala besar ….. .......

108

x

31. Hasil analisis angket tanggapan siswa …….. .....................................

109

32. Kisi-kisi angket tanggapan guru dalam uji coba skala besar …….. ...

110

33. Lembar angket tanggapan siswa dalam uji coba skala besar …….. ...

111

34. Hasil analisis angket tanggapan guru .................................................

112

35. Foto kegiatan penelitian .....................................................................

113

36. Surat keputusan dosen pembimbing ..................................................

115

37. Surat ijin penelitian ............................................................................

116

38. Surat keterangan telah melakukan penelitian .....................................

117

39. Produk (LKS) …. ................................................................................

118

xi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang mempelajari
tentang alam serta segala sesuatu yang ada di dalamnya. Berdasarkan
Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran
IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar siswa menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA SMP N 11 Semarang
diketahui bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah, sehingga
siswa mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep, terutama pada materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
ulangan harian siswa pada tahun ajaran 2014/2015 sebesar 52,25 dengan
ketuntasan 13,88%. Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan
salah satu materi yang diajarkan pada jenjang SMP dengan kompetensi dasar
mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Berdasarkan kompetensi
dasar tersebut, pembelajaran yang diterapkan guru sebaiknya adalah kegiatan
pengamatan. Hal ini didukung dengan kondisi laboratorium IPA SMP N 11
Semarang yang cukup memadai dan peralatan yang cukup lengkap.
Salah satu media pembelajaran yang dapat mendukung kegiatan siswa
dalam melakukan pengamatan adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Sebagaimana
disebutkan Nurhidayah et al. (2014) bahwa

pengalaman belajar seperti

pengamatan langsung menggunakan alat bantu peraga, gambar dan kegiatan
eksperimen yang terangkum dalam media pembelajaran LKS dapat membantu
siswa memahami materi yang dipelajari dan mengaktifkan siswa. LKS sebagai
media cetak yang digunakan dalam proses pembelajaran memiliki kelebihan, yaitu
membantu siswa dalam belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing,
materi yang disajikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa, perpaduan teks

1

2

dan gambar dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman
informasi yang disajikan dalam dua format, yaitu verbal dan visual (Arsyad 2014).
Kelebihan lain dari LKS adalah memudahkan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran dan sebagai bahan ajar yang ringkas serta kaya tugas untuk berlatih
(Prastowo 2012). Berdasarkan hasil wawancara, LKS yang digunakan di SMP N
11 Semarang belum mendorong siswa aktif dan menemukan sendiri konsepkonsep yang dipelajarinya, sehingga siswa yang aktif dalam proses pembelajaran
masih rendah. Menurut Depdiknas (2008) sebuah LKS harus memenuhi kriteria
yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya suatu kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh siswa.
Penyusunan tugas di dalam LKS dapat dirancang dengan memodifikasi
langkah-langkah suatu model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang
dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif di dalam proses pembelajaran adalah
model inkuiri terbimbing. Sebagimana disebutkan dalam Permendiknas No. 22
tahun 2006 bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Suardana (2007) menyatakan bahwa melalui model pembelajaran inkuiri,
siswa terlibat aktif dalam kegiatan pengamatan, pengukuran, dan pengumpulan
data untuk menarik suatu kesimpulan. Menurut Sanjaya (2007) kelebihan model
inkuiri terbimbing yaitu dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor siswa secara seimbang, siswa dapat belajar sesuai gaya belajar dan
kemampuannya, serta memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada
siswa sehingga membuat siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari.
Menurut hasil penelitian Nurhidayah et al. (2014) penggunaan LKS dengan
pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pengelolaan lingkungan efektif
meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 23 Purworejo. Hasil penelitian
Rahmayani & Pribadi (2014) juga menyatakan bahwa lebih dari 80% aktivitas
siswa kelas eksperimen di SMP Negeri 4 Boyolali memenuhi kriteria aktif dan
sangat aktif setelah menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing Kritis,
Mandiri, dan Aktif (Tindak) pada materi ekosistem. Berdasarkan penelitianpenelitian

tersebut

diharapkan

LKS

berbasis

inkuiri

terbimbing

yang

3

dikembangkan dapat mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga
hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan kelebihan LKS sebagai media
pembelajaran, inkuiri terbimbing sebagai model pembelajaran, serta sarana dan
prasarana sekolah yang mendukung, maka dilakukan pengembangan LKS
berbasis inkuiri terbimbing pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di
SMP.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
yaitu:
1.

Apakah LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan layak
digunakan sebagai salah satu bahan ajar menurut penilaian ahli?

2.

Apakah LKS berbasis inkuiri terbimbing efektif digunakan dalam
pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP N 11
Semarang?

C. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan
pengertian, istilah atau konsep agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda.
Berikut beberapa istilah penting yang disajikan dalam penelitian ini.
1. LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing
Menurut Arsyad (2014) berdasarkan jenisnya, LKS termasuk media cetak
yang memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat dirancang sesuai kebutuhan siswa,
menambah daya tarik siswa untuk belajar, dan membantu siswa memahami
informasi atau materi yang disajikan. Proses pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2007) meliputi orientasi, merumuskan
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan
merumuskan kesimpulan.
LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan dalam penelitian ini
merupakan LKS yang didesain untuk membantu siswa dalam memahami materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Kegiatan belajar di dalam LKS disajikan
melalui kegiatan pengamatan, diskusi, dan presentasi yang disesuaikan dengan

4

sintak inkuiri yang meliputi orientasi, merumuskan masalah, membuat hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan. Selain itu,
LKS berbasis inkuiri terbimbing ini juga dilengkapi dengan kata-kata motivasi
dan

gambar-gambar

yang

terkait

dengan

kegiatan

pengamatan

untuk

membangkitkan semangat siswa dalam belajar, serta Sains News untuk menambah
wawasan siswa.
2. Kelayakan LKS
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2015) kelayakan
memiliki arti perihal layak (patut, pantas); kepantasan; kepatutan; perihal yang
dapat (pantas, patut) dikerjakan. Kelayakan LKS yang dimaksud dalam penelitian
ini meliputi aspek kelayakan isi, penyajian, kegrafikan dan kebahasaan, yang
dinilai menggunakan instrumen validasi kelayakan LKS dari BSNP (2014). Aspek
kelayakan kegrafikan dan kebahasaan digolongkan menjadi komponen kelayakan
media, kemudian aspek kelayakan isi dan penyajian digolongkan menjadi
komponen kelayakan materi. Validasi kelayakan LKS dilakukan oleh pakar
materi, media dan guru IPA SMP N 11 Semarang. LKS dinyatakan layak jika
hasil rata-rata validasi kelayakan LKS untuk komponen media dan materi > 70%.
3. Efektivitas LKS
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2015) efektivitas berasal
dari kata efektif yang berarti ada efek, pengaruh, dapat membawa hasil.
Efektivitas LKS yang dimaksud dalam penelitian ini diukur dengan melihat
jumlah siswa yang aktif, ketuntasan klasikal, tanggapan siswa dan tanggapan
guru. LKS dinyatakan efektif jika jumlah siswa yang aktif > 70%, ketuntasan
klasikal ≥ 80%, tanggapan siswa yang memenuhi kriteria baik > 70%, dan
tanggapan guru > 70%.

5

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Mengetahui kelayakan LKS berbasis inkuiri terbimbing materi struktur dan
fungsi jaringan tumbuhan sebagai salah satu bahan ajar berdasarkan penilaian
ahli.

2.

Mengetahui efektivitas LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran
materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP N 11 Semarang.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Bagi siswa
LKS berbasis inkuiri terbimbing sebagai salah satu sumber belajar alternatif

dalam mempelajari materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan sehingga dapat
mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2.

Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat LKS agar sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan siswa sehingga efektivitas pembelajaran dapat tercapai.
3.

Bagi Sekolah
Sebagai tambahan referensi materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan

yang mengoptimalkan sarana dan prasarana di sekolah melalui kegiatan belajar
yang disajikan di dalam LKS sehingga dapat menunjang proses pembelajaran.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1.

Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat diartikan sebagai Lembar Kegiatan Siswa

(student worksheet). Menurut Depdiknas (2008) LKS adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Choo et al. (2011) menjelaskan
bahwa LKS merupakan bahan ajar yang berisi beragam petunjuk, pertanyaan, dan
informasi yang didesain untuk memandu siswa memahami materi yang kompleks.
Penggunaan LKS dapat membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Prastowo (2012) manfaat LKS dalam pembelajaran yaitu mengaktifkan
siswa, membantu siswa memahami materi yang dibahas, sebagai bahan ajar yang
ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta memudahkan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran. LKS dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang dapat
membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Sebagaimana dijelaskan oleh
Yildirim et al. (2011) bahwa LKS meningkatkan prestasi siswa pada materi
kesetimbangan kimia.
Pada kegiatan pembelajaran, guru dapat mengembangkan LKS sesuai
dengan karakteristik siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif dan siswa memperoleh hasil belajar yang optimal. Pengembangan
LKS memerlukan persiapan yang matang, baik dalam perencanaan isi maupun
tampilannya agar diperoleh hasil yang maksimal. Tampilan LKS didesain
sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar bagi
guru dan dijadikan sumber belajar siswa.
Menurut Depdiknas (2008) ada beberapa langkah yang dilaksanakan dalam
melakukan penyusunan LKS. Langkah-langkah tersebut meliputi analisis
kurikulum, analisis kebutuhan LKS, membuat judul LKS, dan menulis LKS. Pada
penulisan LKS, materi sangat tergantung pada Kompetensi Dasar (KD) yang akan
dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum
atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari.

6

7

Berdasarkan jenisnya LKS termasuk media cetak. Menurut Arsyad (2014)
kelebihan dari media cetakan adalah (1) siswa dapat belajar sesuai kecepatannya
masing-masing, sehingga materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, (2) memudahkan siswa untuk
mengulangi materi, (3) adanya perpaduan teks dan gambar menambah daya tarik
siswa, serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua
format, yaitu verbal dan visual.
2. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing
Temuan terbimbing adalah satu pendekatan mengajar dimana guru memberi
siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik
tersebut (Eggen & Kauchak 2012). Majid (2013) menjelaskan bahwa inkuiri
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa
(student centered approach). Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa
memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Peran siswa
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Menurut Sanjaya (2007) proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri meliputi: orientasi, merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.
Strategi pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan dan kelemahan di dalam
pelaksanaannya. Mengadaptasi strategi pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya
(2007) maka dapat disimpulkan bahwa model inkuiri terbimbing memiliki
keunggulan, yaitu (1) mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa secara seimbang, (2) membantu siswa belajar sesuai dengan gaya
belajarnya, (3) memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa, dan
(4) memfasilitasi kebutuhan belajar siswa sesuai dengan kemampuannya.
Strategi pembelajaran inkuiri mempunyai kelemahan (Putra 2013), yaitu (1)
mengandalkan pada kesiapan berpikir, sehingga siswa yang mempunyai
kemampuan berpikir lambat akan mengalami kebingungan dalam mengikuti
proses pembelajaran, (2) membutuhkan waktu yang panjang untuk membantu
siswa menemukan konsep, (3) sulit diterapkan karena guru dan siswa telah

8

terbiasa dengan pengajaran tradisional, dan (4) kurang berhasil bila jumlah siswa
terlalu banyak di dalam satu kelas.
Proses pembelajaran dimana siswa terlibat aktif di dalamnya dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Sebagaimana dijelaskan oleh Fisher
(2006) bahwa pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. Kurniawan (2013)
menyatakan bahwa pembelajaran IPA Biologi di SMP N 3 Kubu Raya dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa. Maliyah et al. (2012) menegaskan bahwa ada pengaruh pembelajaran
dengan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi
diskusi terhadap prestasi belajar baik aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif.
Pembelajaran dengan inkuiri terbimbing tidak hanya meningkatkan
pemahaman konsep siswa, tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan proses
sains. Sebagaimana disebutkan Ambarsari (2013) bahwa pembelajaran inkuiri
terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses
sains dasar siswa kelas VIII SMP N 7 Surakarta. Deta (2013) mengungkapkan
bahwa pembelajaran dengan inkuiri terbimbing yang didukung kreativitas dan
keterampilan proses sains tinggi dapat melatih karakter siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menerapkan model inkuiri terbimbing mampu mendorong siswa untuk
terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan pemahaman
konsep, keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.
3. Aktivitas Belajar
Rusman (2012) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang
dapat dilakukan secara psikologis maupun fisiologis. Aktivitas yang bersifat
psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya berfikir,
sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses
penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan.
Menurut Paul B. Diedrich sebagaimana dikutip oleh Sardiman (2007)
aktivitas siswa dalam pembelajaran digolongkan sebagai berikut: 1) visual
activities, seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan
sebagainya; 2) oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,

9

memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi, dan sebagainya; 3) listening
activities, seperti mendengarkan uraian, mendengarkan diskusi, musik, pidato; 4)
writing activities, seperti menulis cerita, mencatat, laporan, angket, menyalin, dan
sebagainya; 5) motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat
konstruksi, bermain, dan sebagainya; 6) mental activities, seperti menanggapi,
mengingat, memecahkan soal, menganalisa, membuat hubungan, mengambil
keputusan, dan sebagainya; 7) emotional activities, seperti menaruh minat, merasa
bosan, gembira, semangat, berani, tenang, dan sebagainya.
Penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing dapat mendorong siswa
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sebagaimana dijelaskan oleh
Rahmayani & Pribadi (2014) bahwa lebih dari 80% aktivitas siswa kelas
eksperimen di SMP Negeri 4 Boyolali memenuhi kriteria aktif dan sangat aktif
setelah menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing Kritis, Mandiri, dan
Aktif (Tindak) pada materi ekosistem.
4.

Hasil Belajar
Gagne (1992) sebagaimana dikutip oleh Jufri (2013) menyatakan bahwa

hasil belajar adalah kemampuan yang dapat teramati dalam diri seseorang dan
disebut dengan kapabilitas. Benyamin S. Bloom sebagaimana dikutip oleh
Sudjana (2009) merumuskan hasil belajar yang meliputi tiga ranah yang disebut
dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, penilaian, dan sintesis.
Ranah afektif berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan pembentukan pola
hidup. Ranah psikomotorik berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan
refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif. Menurut Maliyah et al. (2012) menyatakan bahwa ada pengaruh
pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan
demonstrasi diskusi terhadap prestasi belajar baik aspek kognitif, psikomotor,
maupun afektif.

10

5. Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan salah satu materi
yang diajarkan pada jenjang SMP dengan Standar Kompetensi (SK) yaitu
memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar (KD) yang
ingin dicapai adalah mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.
Materi yang dipelajari meliputi struktur dan fungsi berbagai jaringan yang
menyusun organ tumbuhan seperti akar, batang dan daun.
Masalah yang ditemukan di SMP N 11 Semarang yaitu siswa mengalami
kesulitan dalam memahami materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.
Kesulitan siswa dalam memahami materi ditimbulkan oleh banyak faktor, salah
satunya yaitu kurangnya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Salah
satu kelebihan model inkuiri terbimbing yaitu mendorong siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran. Dengan demikian proses belajar siswa akan lebih bermakna
jika menggunakan LKS yang dimodifikasi dengan model inkuiri terbimbing
sebagai sumber belajar yang membantu siswa memahami materi. Berdasarkan hal
tersebut, LKS berbasis inkuiri terbimbing dapat digunakan sebagai alternatif
bahan ajar yang dapat digunakan guru pada materi struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan di SMP N 11 Semarang.

11

B. Kerangka Berpikir
Peneliatian
in :pada Gamba
Fakta
di lapangan

 Fungsi

LKS

dalam

kegiatan

1.

Aktivitas belajar siswa rendah

pembelajaran yaitu : memudahkan

2.

Hasil belajar siswa kurang optimal

siswa untuk memahami materi yang

3.

LKS yang digunakan hanya berisi

dibahas, dan memudahkan guru dalam

petunjuk praktikum, sehingga kurang

menyampaikan materi kepada siswa.

membantu siswa memahami materi

 Keunggulan inkuiri terbimbing yaitu:

4.

yang dibahas.

meningkatkan

Materi struktur dan fungsi jaringan

siswa,

meningkatkan aktivitas siswa

tumbuhan merupakan materi yang

dalam

pembelajaran,

sulit dipahami oleh siswa.

pengalaman belajar yang bermakna

pemahaman

konsep

memberikan

sehingga meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar.

LKS berbasis inkuiri terbimbing materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
sebagai salah satu bahan ajar.

Hasil yang diharapkan :
1.

LKS berbasis inkuiri terbimbing berisi materi struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan yang disajikan berdasarkan tingkat berpikir siswa, kegiatan belajar
berpusat pada siswa, memiliki tampilan menarik yang dilengkapi dengan
gambar, kata-kata motivasi, dan informasi tambahan terkait materi.

2.

Jumlah siswa yang aktif dan hasil belajar siswa meningkat.

Gambar 1 Kerangka berpikir pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing
pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan
sebagai berikut.
1.

LKS berbasis inkuiri terbimbing materi struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar berdasarkan
penilaian ahli (media, materi dan guru IPA).

2.

LKS berbasis inkuiri terbimbing efektif digunakan dalam pembelajaran
materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP N 11 Semarang.

B. Saran
Saran yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini, yaitu:
1.

Guru disarankan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada
pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP.

2.

Guru diharapkan memberikan instruksi dan pengarahan yang jelas kepada
siswa terkait tugas yang ada di dalam LKS.

3.

Guru perlu melatih kebiasaan siswa dalam menjawab pertanyaan dan
mengemukakan pendapat sehingga siswa lebih percaya diri dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
.

34

DAFTAR PUSTAKA
Ambarsari W, S Santosa, & Maridi. 2013. Penerapan Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar Pada Pelajaran
Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan
Biologi 5 (1): 81-95.
Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
______. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad A. 2014. Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
BSNP. 2014. Instrumen Penilaian Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas/
Madrasah Aliyah. Jakarta: BSNP.
Choo SSY, JI Rotgans, EHJ Yew, & HG Schmidt. 2011. Effect of worksheet
scaffolds on student learning in problem-based learning. Adv in Health
Science Education 16: 517-528.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas
Deta UA, Suparmi, & S Widha. 2013. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan
Proyek, Kreativitas, serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9: 28-34.
Eggen P & D Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks.
Estuningsih S, E Susantini, & Isnawati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA SMA Pada
Materi Substansi Genetika. Electronic Journal of Biology Educatio 2 (1):
27-30.
Fisher SJ. 2006. The Effect of Process Oriented Guided Inquiry Learning on
Student Achievement in a One Semester General, Organic, and
Biochemistry Course. Thesis. Fisher Digital Publications.
Jufri AW. 2013. Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung: Pustaka Reka Cipta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Online. Tersedia di http://kbbi.web.id/ (diakses
pada tanggal 28 Oktober 2015, pukul 20.15 WIB)
Kemendiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2006. Jakarta: Kemendiknas.

35

36

Kurniawan AD. 2013. Metode Inkuiri Terbimbing Dalam Pembuatan Media
Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Kreativitas Siswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 2 (1): 8-11.
Maisaroh & Rostrieningsih. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata
Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor.
Jurnal Ekonomi & Pendidikan 8 (2): 157-172.
Majid A. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Maliyah N, W Sunarno & Suparmi. 2012. Pembelajaran Fisika Dengan Inkuiri
Terbimbing Melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi Diskusi
Ditinjau Dari Kemampuan Matematik dan Kemampuan Verbal Siswa.
Jurnal Inkuiri 1 (3): 227-234.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Nurhidayah T, ES Rahayu & NKT Martuti. 2014. Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pengelolaan
Lingkungan. Unnes Journal of Biology Education 3 (1): 118-124.
Prastowo A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
DIVA Press.
Putra SR. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta:
DIVA Press.
Putri BK & A Widiyatmoko. 2013. Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis
Inkuiri Tema Darah di SMP N 2 Tengaran. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia 2 (2): 102-106.
Rahmayani R & TA Pribadi. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Penemuan Terbimbing TINDAK Materi Ekosistem di SMP. Unnes
Journal of Biology Education 3 (3): 1-7.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung:
Alfabeta.
Rusmaryanti D. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Pada Siswa Kelas
VIII A MTs Al Huda 2 Jenawi Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jurnal Pendidikan 22 (3): 285-308.
Saidah N, Parmin & NR Dewi. 2014. Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis
Problem Based Learning Melalui Lesson Study Tema Ekosistem dan
Pelestarian Lingkungan. Unnes Science Education Journal 3 (2): 549-556.

37

Sanjaya W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Suardana IK. 2007. Penilaian Portopolio Dalam Pembelajaran Fisika Berbasis
Inquari Terbimbing Di SMP Negeri 2 Singaraja. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan 1 (2): 122-134.
Sudijono A. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Sudjana N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Yildirim N, S Kurt & A Ayas. 2011. The Effect Of The Worksheets On Students
Achievement In Chemical Equilibrium. Journal of Turkish Science
Education 8 (3): 44-58.