Pengaruh System Quality, Information Quality Dan Service Quality Terhadap User Satisfaction Sap R 3 Dengan Perceived Usefulness Sebagai Variabel Moderating Di PT.Indosat Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, pertumbuhan bisnis berkembang sangat di berbagai sektor.
Berbagai badan usaha yang ada, dituntut agar mampu bersaing dalam memperoleh dan
memberikan informasi yang aktual, tepat waktu, cepat, dan dapat dipercaya, baik kepada
pihak internal perusahaan maupun kepada pihak eksternal perusahaan. Hal ini disebabkan
makin berkembangnya pengetahuan dan teknologi yang digunakan dalam mendukung
kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan baik berskala kecil, menengah, maupun
besar. Bagi perusahaan besar

yang memiliki kompleksitas bisnis tentunya diharapkan

mampu untuk mengelola informasi secara efektif agar dapat menjadi dasar untuk
memperoleh keunggulan kompetitif. Dengan adanya keunggulan kompetitif tersebut, banyak
perusahaan yang mulai mengembangkan dan memberikan perhatian khusus pada teknologi
informasi sebagai sumber yang memfasilitasi pengumpulan dan penggunaan informasi secara
efektif. Menurut Hall (2001), suatu sistem informasi mempunyai tujuan untuk mendukung
kegiatan operasional perusahaan (operasional support), pertanggungjawaban terhadap modal
pemilik (stewardship), dan pendukung pengambilan keputusan (decision support). Oleh
karena itu, dengan adanya sistem informasi yang digunakan oleh peusahaan besar, pihak

manajemen perusahaan harus selektif dalam memilih sistem informasi yang digunakan yang
sesuai dengan lingkungan perusahaan. Salah satu sistem informasi yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan perusahaan adalah sistem informasi akuntansi yang akan menentukan
dalam pengolahan data transaksi keuangan, penyajian data dalam laporan keuangan dan
sebagai sistem bagi pelaporan manajemen yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Akuntansi meliputi perangkat dan aplikasi sistem pemrosesan dan
pengendalian internal dalam pelaksanaan

pemrosesan data-data yang terdapat dalam

perusahaan. Dengan sistem informasi yang andal, informasi yang dihasilkan dapat lebih baik
sehingga dapat menggambarkan kondisi yang lebih baik.
Teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang cukup panjang. Sejak
diperkenalkan sistem teknologi informasi lebih dari 60 tahun yang lalu, dimana menurut
Petter, dkk (2012), ada 5 tahapan dalam perkembangan sistem informasi. Tahap tersebut
antara lain: Data Processing (1940-1960), Management Reporting and Decision Support
(1960 – 1980), Strategic and Personal Computing (1980 – 1990), Enterprise System and
Networking (1990 – 2000) and Customer Focused (2000 – 20??), dengan adanya evolusi dari

sistem informasi tersebut, banyak perusahaaan mengalami kemajuan dalam menjalankan

dunia bisnis terutama dalam penerapan sistem yang digunakan apakah telah efektif dan
efisien. Sehingga peran sistem informasi dalam perusahaan menjadi key words dalam
kemajuan dan kelangsungan perusahaan tersebut. Dengan perkembangan teknologi tersebut,
perusahaan dapat merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengontrol semua kegiatannya,
dan mampu menyediakan informasi kepada pihak eksternal. Agar penerapan sistem teknologi
tersebut berhasil, maka diperlukan suatu metode yang cocok untuk menilai suatu keberhasilan
suatu sistem informasi. Berbagai metode dikembangkan para peneliti namun yang sering
dipakai adalah metode DeLone dan McLean (1992). DeLone dan McLean membuat konsep
sederhana dalam menenentukan keberhasilan sistem informasi.
Konsep yang diperkenalkan antara lain : kualitas sistem (system quality), kualitas
informasi (information quality), intensitas penggunaan (use), dampak individu (individual
impact) dan dampak organisasional (organizational impact). Salah satu perkembangan

teknologi yang berkembang saat ini adalah Enterprise Resources Planning (ERP). ERP mulai
dikembangkan sekitar tahun 90-an, dimana pada saat itu pertumbuhan bisnis perlahan-lahan
meningkat seiring dengan peningkatan teknologi informasi. ERP dikembangkan oleh
software vendor , tidak dikembangkan sendiri oleh perusahaan. Alasan perusahaan

menggunakan ERP, karena pada saat itu dalam mengelola bisnis yang semakin berkembang,
perusahaan semakin sulit mengontrol kebutuhan bisnis yang tidak bisa dilakukan sebelumya

sehingga dengan adanya ERP ini, semua aliran informasi dapat terintegrasi mulai dari modul
Finance Accounting (FI), modul Controlling (CO), modul Plant Maintanance (PM), modul
Material Management (MM) dan modul Human Resources (HR). ERP tersebut memerlukan

biaya yang sangat mahal karena selain membeli ERP, juga dibeli hardware, database,
jaringan komunikasi data dan biaya konsultan (IT) dalam melakukan implementasi sistem.
Hal ini menyebabkan tidak semua perusahaan berani melakukan pembelian ERP, hanya
perusahaan besar

saja yang melakukan hal tersebut. Jadi, disini IT memegang peranan

penting dalam penerapan ERP tersebut. Berbagai macam ERP terus bemunculan di pasaran
yang menawarkan berbagai alternatif bagi perusahaan dalam mengelola bisnis yang
berkembang misalnya SAP, BAAN, Oracle,PeopleSoft, dll. Salah satu produk ERP yang laris
di pasaran dan digunakan oleh perusahaan besar adalah SAP. Sebagai salah satu perusahaan
terbesar yang melayani jutaan pelanggan dan memiliki kompleksitas bisnis yang tinggi maka
diperlukan suatu teknologi informasi yang canggih dalam menyelesaikan kegiatan
operasional perusahaan. Untuk mempermudah hal tersebut, PT.Indosat Medan, Tbk saat ini
menggunakan produk SAP yaitu SAP R/3 menggantikan produk software akuntansi
sebelumnya yaitu Oracle Finance (1967-2003). Dengan telah diimplementasikanya software

SAP, maka proses pencatatan beban, pendapatan, kewajiban, dan verifikasi dapat dilakukan
secara multi user dan kapan saja sehingga dapat menghasilkan informasi yang cepat, akurat,
dan tepat yang berguna untuk mengambil tindakan-tindakan yang perlu berkaitan dengan
kinerja perusahaan sehingga dengan adanya penggunaan SAP R/3, kualitas sistem, kualitas
informasi dan kualitas pelayanan yang terdapat di dalam program SAP R/3 dapat berjalan
dengan baik sehingga dampak yang dirasakan oleh para karyawan meningkat, yang pada
akhirnya tingkat kepuasan user SAP R/3 juga meningkat. Dengan adanya sistem yang saling
terintegrasi maka memudahkan para karyawan untuk menerima dan mengolah informasi dari

berbagai sumber dimana SAP R/3 hanya dijalankan 30 orang karyawan yang diberi otorisasi
khusus (Selengkapnya bisa dilihat pada karakteristik responden).
Dari penjelasan di atas, dengan kecanggihan sistem yang dimiliki oleh SAP R/3
memudahkan para karyawan dalam melakukan transaksi bisnis. Namun, semakin tinggi
kecanggihan suatu teknologi maka semakin tinggi juga masalah yang mungkin timbul akibat
dari adanya teknologi tersebut. Menurut Irwansyah (2003) menyatakan tidak jarang
ditemukan bahwa teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi sering tidak tepat atau
tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh individu pemakai sistem informasi sehingga sistem
informasi kurang memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja individual dan pada
akhirnya menimbulkan frustasi bagi user tersebut. Oleh karena itu, jika sistem informasi tidak
dimanfaatkan secara maksimal atau sistem informasi kurang mampu memberikan hasil yang

diharapkan maka akan berdampak pada organisasi perusahaan secara keseluruhan. Untuk itu,
penerapan

teknologi

informasi

yang

digunakan

oleh

perusahaan

hendaknya

mempertimbangkan pemakai sistem sehingga teknologi yang diterapkan dapat bermanfaat
sesuai dengan tugas dan kemampuan pegawai agar tidak menimbulkan masalah bagi user
tersebut. Masalah yang biasanya terjadi dalam pemakaian SAP R/3 di PT.Indosat Medan

adalah : tidak user friendly (rumit), perlu effort yang tinggi dalam memahami work flow yang
ada di dalam modul SAP R/3, dan memerlukan high cost untuk enchancement/modification
yang pada akhirnya menyebabkan tingkat kepuasan user terhadap penggunaan SAP R/3
menurun dan untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan metode End User Computing
Satisfaction (EUCS) yang dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh (1988) dalam menilai

seberapa besar tingkat kepuasan pemakai dalam menggunakan sistem informasi. Oleh karena
itu, dengan adanya metode EUCS ini, peneliti dapat mengetahui seberapa besar tingkat
kepuasan para karyawan PT.Indosat Medan, Tbk dalam menggunakan SAP R/3.

1.2. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah System Quality, Information Quality, dan Service Quality berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap User Satisfaction SAP R/3 di PT.Indosat Medan?
2. Apakah Perceived Usefulness sebagai variabel moderating dapat memoderasi
hubungan antara System Quality, Information Quality, Service Quality dan User
Satisfaction SAP R/3 di PT.Indosat Medan?

1.3. Tujuan Penelitian.

Dalam hal ini,tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1.

Untuk menganalisis pengaruh System Quality, Information Quality, dan

Service

Quality

berpengaruh

secara

simultan

dan

parsial

terhadap


User

Satisfaction SAP R/3 di PT.Indosat Medan.

2.Untuk menganalisis apakah Perceived Usefulness sebagai variabel moderating dapat
memoderasi hubungan antara System Quality, Information Quality, Service Quality
dan User Satisfaction SAP R/3 di

PT.Indosat Medan.

1.4. Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang SAP R/3.

2. Bagi perusahaan (objek yang diteliti) , dengan adanya penggunaan SAP R/3
diharapkan dapat mampu meningkatkan kinerja sekaligus kepuasan bagi karyawan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
satu sumber referensi dalam mengembangkan sistem informasi di bidang lain.

1.5. Originalitas Penelitian.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Tona, dkk (2012) yang meneliti
tentang “An Empirical Test of DeLone And McLean’s Information System Success Model in
A Public Organization”. Dalam penelitian tersebut, variabel independen yang digunakan

adalah System Quality, Information Quality, Use, dan User Satisfaction sedangkan variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Individual Impact.
Beliau dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa System Quality secara signifikan
mempengaruhi Use dan User Satisfaction. Information Quality secara signifikan
mempengaruhi User Satisfaction, tapi tidak mempengaruhi Use,User Satisfaction tidak dapat
mempengaruhi Use dan juga sebaliknya, Individual Impact secara signifikan mempengaruhi
Use dan User Satisfaction.

Selanjutnya dalam penelitian ini terdapat berapa perbedaan. Dalam peneliti terdahulu,
ada variabel intervening yaitu Use dan User Satisfaction sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan variabel moderating yaitu Perceived Usefulness. Alasan peneliti menggunakan
Perceived Usefulness adalah menguji penelitian Zviran (2005) yang menemukan bahwa ada

hubungan signifikan antara Perceived Usefulness yang dengan User Satisfaction


ERP

(Dalam hal ini SAP R/3 merupakan bagian dari ERP). Semakin tinggi Perceived Usefulness
maka juga semakin tinggi User Satisfaction. Selain itu ada tambahan variabel yaitu Service
Quality serta lokasi penelitian dilakukan di PT.Indosat Medan. Alasan peneliti menambah

variabel independen karena dalam penelitian empiris sebelumnya, penelitian terhadap

variabel Service Quality dalam mengukur IS Success sangat sedikit. Jadi, peneliti ingin
menambah variabel Service Quality dalam penelitian ini sekaligus menguji penelitian Halawi
(2007) yang menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Service Quality
terhadap User Satisfaction. Dengan kata lain, makin tinggi Service Quality yang diberikan
oleh IS Departement maka semakin tinggi pula terhadap User Satisfaction. Selain itu, dalam
penelitian ini variabel Use dan Individual Impact dihilangkan dalam model yang direplikasi
ini. Alasan peneliti menghilangkan Use karena jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian kausal (causal model) bertujuan untuk mengetahui sebab dan akibat antar variabel.
Hal ini sejalan dengan penelitian Seddon (1994: 91-92) yang menyatakan bahwa model
DeLone dan McLean (1992) sebaiknya dibuat model kausal bukan proses dimana Use
merupakan perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan dalam model tersebut. Jadi,
Seddon menganggap seharusnya Use dimasukkan sebagai model proses (proses model) dan

diganti dengan Usefulness. Sedangkan alasan peneliti menghilangkan variabel Individual
Impact di dalam model yang direplikasi ini adalah Perceived Usefulness dan Individual
Impact dari segi definisi dan indikator sama. Hal ini diperjelas dalam penelitian Livari (2005:

14) menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Davis (1989). Untuk lebih jelas, dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1. Originalitas Penelitian
Penelitian saat ini (2013)

Penelitian sebelumnya (2012)

Variabel Dependen: System Quality, Variabel Dependen: System Quality dan
Information Quality, dan Service Information Quality
Quality
Variabel Independen: User Satisfaction

Variabel Independen: Individual Impact

Variabel
Usefulness

Variabel Intervening: Use dan User
Satisfaction

Moderating:

Perceived

Populasi: Seluruh karyawan PT.Indosat Populasi: Seluruh anggota kepolisian
Medan sebanyak 309 orang (120

karyawan tetap dan 189 OS/Operating berjumlah 3240 orang
System)
Lokasi Penelitian: PT.Indosat Medan

Lokasi
Penelitian:
Organization,Skane, Swedia

Alat uji statistik : SPSS

Alat uji statistik : PLS

Police

Dokumen yang terkait

Kontribusi teknologi informasi terhadap kepuasan dan kinerja pengguna studi kasus : sistem informasi akademik (sia) Universitas Mercu Buana

0 4 13

Analisis Pengaruh Service Quality dan Perceived Usefulness Terhadap Brand Image Serta Dampaknya Pada Brand Trust (Studi Kasus GO-JEK di DKI Jakarta)

3 29 177

Pengaruh Perceived Service Quality dan Perceived Value pada Trust: Satisfaction sebagai Variabel Mediasi.

0 0 20

Pengaruh System Quality, Information Quality Dan Service Quality Terhadap User Satisfaction Sap R 3 Dengan Perceived Usefulness Sebagai Variabel Moderating Di PT.Indosat Medan

0 1 16

Pengaruh System Quality, Information Quality Dan Service Quality Terhadap User Satisfaction Sap R 3 Dengan Perceived Usefulness Sebagai Variabel Moderating Di PT.Indosat Medan

0 0 2

Pengaruh System Quality, Information Quality Dan Service Quality Terhadap User Satisfaction Sap R 3 Dengan Perceived Usefulness Sebagai Variabel Moderating Di PT.Indosat Medan

0 0 31

Pengaruh System Quality, Information Quality Dan Service Quality Terhadap User Satisfaction Sap R 3 Dengan Perceived Usefulness Sebagai Variabel Moderating Di PT.Indosat Medan

0 0 6

Pengaruh System Quality, Information Quality Dan Service Quality Terhadap User Satisfaction Sap R 3 Dengan Perceived Usefulness Sebagai Variabel Moderating Di PT.Indosat Medan

0 0 50

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH PERCEIVED SERVICE QUALITY , PERCEIVED VALUE, SATISFACTION 1 SM

0 0 10

PENGARUH SYSTEM QUALITY, INFORMATION QUALITY DAN SERVICE QUALITY TERHADAP E-COMMERCE END-USER COMPUTING SATISFACTION (EUCS) - Perbanas Institutional Repository

0 1 24