ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUN (5)
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CAMEL
(STUDI KASUS PADA BANK PERMATA PERIODE 2006-2011)
Muthmainnah
Pembimbing I : Drs. Rahmat Moeslihat
Pembimbing II : Drs. Faqih Samlawi MA
ABSTRAK
Bank sebagai lembaga keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam
mengembangkan perekonomian nasional. Hal tersebut bisa terwujud manakala
bank yang beroperasi memiliki kinerja yang baik. kondisi kinerja suatu bank
tercermin dari tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Untuk menilai tingkat
kesehatan bank, Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan berupa instrumen
penilaian kesehatan bank melalui penggunaan metode CAMEL sesuai dengan
peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tentang penilaian tingkat kesehatan
bank umum.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kinerja keuangan PT Bank Permata.
Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumentasi dengan teknik alat
analisis berupa data time series. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan
menghitung kinerja bank berdasarkan metode CAMEL.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja Capital
Bank Permata berada pada kondisi sehat atau berkinerja baik. kinerja Assets dan
management juga berada pada kategori baik. sedangkan untuk aspek earning,
ROA tahun 2006, 2008, dan 2009 berada pada kondisi cukup sehat atau berkinerja
cukup baik dan tahun 2010, 2011 dinyatakan sehat atau berkinerja baik. sementara
untuk aspek likuidity tahun.2006,2007, 2008, dan 2011 berada pada kondisi cukup
sehat atau berkinerja cukup baik sedangkan tahun 2009 dan 2010 masuk kategori
sehat atau berkinerja baik. Secara keseluruhan Hasil CAMEL Bank Permata
berada pada kondisi sehat artinya kinerja bank masuk kategori baik.
Kata kunci : Metode CAMEL, Kinerja keuangan, peraturan Bank Indonesia
No.6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank.
1
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CAMEL
(STUDI KASUS PADA BANK PERMATA PERIODE 2006-2011)
Complied by : Muthmainnah
Mentor I
: Drs. Rahmat Moeslihat
Mentor II : Drs. Faqih Samlawi MA
ABSTRACT
Banks as financial institutions have a crucial role in developing the national
economy. This can happen when a bank that operates can perform well. condition
of a bank's performance reflected the soundness of the bank concerned. To assess
the soundness of banks, Bank Indonesia has issued a policy instrument in the form
of bank health assessment through the use of the CAMEL method in accordance
with Bank Indonesia regulations No.6/10/PBI/2004 about the rating of
commercial banks.
The purpose of this study was to measure the financial performance of PT Bank
Permata. The data was collected through review of documentation with technical
analysis tools in the form of time series data. Descriptive data analysis done by
calculating the bank's performance based on the CAMEL method.
The results obtained in this study indicate that the performance of Capital Bank
Permata is in good health or good performers. Assets and management
performance are also in good performers. whereas for aspect earnings, ROA of
Bank Permata in 2006, 2008, and 2009 is in enough healthy condition or are
performing quite well and in 2010, 2011 are healthy or good performers. while for
aspect likuidity in 2006, 2007, 2008, and 2011 is in enough healthy condition or
are performing quite well, while in 2009 and 2010 categorized as healthy or good
performers. Overall CAMEL result of Bank Permata are on a healthy condition
means that the performance of the bank categorized as good performers .
Keywords: Method of CAMEL, financial performance, regulatory
No.6/10/PBI/2004 Bank Indonesia, the soundness of banks.
2
A. Latar Belakang
Terkait fenomena banyaknya bank yang bermasalah yang ada di Indonesia,
dan mengingat pentingnya peranan bank sebagai salah satu penggerak ekonomi
nasional, akhirnya memaksa Pemerintah Republik Indonesia turun tangan
untuk menyelesaikan permasalahan dalam dunia perbankan agar tidak semakin
berlarut-larut. Kala itu pemerintah melikuidasi bank-bank yang mengalami
krisis berat dan mengeluarkan himbauan kepada bank-bank yang mengalami
krisis finansial untuk melakukan merger guna meminimalisir kebangkrutan.
Penggabungan atau merger bank ini merupakan implementasi dari
keputusan Pemerintah mengenai Program Restrukturisasi Lanjutan yang
dikeluarkan pada tanggal 22 November 2001 sebagai upaya penyelamatan
perbankan nasional. Program ini bertujuan untuk membentuk suatu bank yang
memiliki struktur permodalan yang kuat, kondisi keuangan yang sehat dan
berdaya saing tinggi dalam menjalankan fungsi intermediasi, dengan jaringan
layanan yang lebih luas dan produk yang lebih beragam sehingga bisa
memperkuat perekonomian nasional (Sumber: www.tempointeraktif.com).
Salah satu bank yang melakukan merger adalah Bank Permata. Bank
Permata dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah pengawasan
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yakni PT Bank Bali Tbk, PT
Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT
Bank Patriot pada tahun 2002.
Namun, meskipun telah melakukan merger Bank Permata tidak mengalami
kemajuan yang berarti, hal ini dikarenakan masalah finansial yang
membelenggu bank tersebut. Bahkan pada tahun 2002 lalu, bank ini masih
merugi hingga Rp 808 miliar. Kumpulan bank sakit ini tentunya membutuhkan
dana segar agar bisa bertahan, menimbang hal tersebut, pada tahun 2003
pemerintah menjual saham Bank Permata ke publik.
Terkait dengan masalah di atas, penelitian ini berupaya untuk mengetahui
kinerja bank secara mendalam dengan melakukan penelitian lanjutan mengenai
analisis kinerja keuangan terhadap laporan keuangan Bank Permata sehingga
kinerja keuangan Bank Permata sejak tahun 2006-2011 dapat diketahui. Salah
3
satu metode yang umum dipakai untuk menilai kinerja perbankan adalah
metode CAMEL.
CAMEL terdiri atas lima faktor, yakni faktor Capital (permodalan), assets
(aktiva), management (manajemen), Earning (pendapatan), dan likuidity
(likuiditas). Adapun rasio yang dipilih untuk mewakili kelima faktor tersebut
adalah rasio CAR untuk mewakili aspek Capital, rasio kecukupan PPAP untuk
mewakili aspek assets, rasio NPM untuk mewakili aspek management, rasio
ROA dan BOPO untuk mewakili aspek Earning dan rasio LDR untuk
mewakili aspek likuidity.
Oleh karena itu, penelitian ini penulis beri judul “Analisis Kinerja Keuangan
dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus Pada Bank Permata
Periode 2006-2011)”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aspek Capital Bank Permata dilihat dari perhitungan rasio CAR
(Capital Adequancy ratio/ rasio kecukupan modal)?
2. Bagaimana aspek Asset
Bank Permata dilihat dari perhitungan rasio
kecukupan PPAP (kecukupan penyisihan penghapusan aktiva produktif)?
3. Bagaimana aspek Management Bank Permata dilihat dari perhitungan
rasio NPM (Net Profit Margin/ marjin laba bersih)?
4. Bagaimana aspek Earning Bank Permata dilihat dari perhitungan rasio
ROA (return on assets) dan BOPO (perbandingan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional)?
5. Bagaimana aspek Likuidity Bank Permata dilihat dari perhitungan rasio
LDR (Loan Deposit Ratio)?
6. Bagaimana kinerja Bank Permata jika dinilai dengan Metode CAMEL
(Capital, Assets, Management, Earning, Likuidity)?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kinerja aspek Capital Bank Permata dilihat dari
perhitungan rasio CAR (Capital Adequancy ratio/ rasio kecukupan
modal).
4
2. Untuk mengetahui kinerja aspek Assets Bank Permata dilihat dari
perhitungan
rasio
kecukupan
PPAP
(kecukupan
penyisihan
penghapusan aktiva produktif terhadap total aktiva produktif).
3. Untuk mengetahui kinerja aspek Management Bank Permata dilihat
dari perhitungan rasio NPM (Net Profit Margin/ marjin laba bersih).
4. Untuk mengetahui kinerja aspek Earning Bank Permata dilihat dari
perhitungan rasio ROA (return on assets) dan BOPO (perbandingan
biaya operasional terhadap pendapatan operasional).
5. Untuk mengetahui kinerja aspek Likuidity Bank Permata dilihat dari
perhitungan rasio LDR (Loan Deposit Ratio).
6. Untuk mengetahui kinerja Bank Permata secara menyeluruh dengan
menggunakan metode CAMEL (Capital, Assets, Management,
Earning, Likuidity).
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini meliputi :
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dan tambahan referensi untuk pengembangan bagi penelitian selanjutnya,
terutama untuk pengkajian topik-topik yang berkaitan dengan masalah
analisis kinerja keuangan perbankan dengan menggunakan metode
CAMEL.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:
a. Peneliti.
Peneliti dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk melatih
dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam menganalisis fakta,
gejala dan peristiwa yang terjadi sehingga kesimpulan yang
dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan secara objektif dan ilmiah
bagi kehidupan.
b. Objek penelitian.
5
Dalam hal ini sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan
bagi manajemen Bank Permata dalam pengelolaan keuangannya.
c. Pihak lain.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding di
kalangan akademis dalam penelitian selanjutnya.
E. Landasan Teori
1. Pengertian Bank
Definisi Bank menurut UU Negara Republik Indonesia No.10 tahun 1998
tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat
dalam
bentuk
simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
2. Metode CAMEL
Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia yaitu peraturan Bank Indonesia
No.6/10/PBI/2004 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum, tingkat
kesehatan bank umum dapat dinilai dengan menggunakan metode CAMEL.
CAMEL yaitu suatu analisis keuangan bank dan alat pengukuran kinerja
bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui tentang tingkat
kesehatan bank yang bersangkutan dari berbagai aspek yang berpengaruh
terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank dengan menilai faktorfaktor penilaian tingkat kesehatan bank (Kasmir, 2004:52).
Penilaian kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL ini
meliputi lima aspek berikut:
1. Capital atau permodalan
2. Assets atau Aktiva
3. Management atau manajemen
4. Earning atau Pendapatan
5. Likuidity atau likuiditas
6
F. Kerangka Pemikiran
Kinerja keuangan bank merupakan hal utama yang menjadi dasar
pertimbangan para investor untuk menanamkan investasinya di suatu bank.
Kinerja keuangan juga menjadi acuan kemajuan perusahaan. Perkembangan
kinerja keuangan yang terus meningkat menunjukkan bahwa manajemen
telah menggunakan strategi yang tepat dalam kegiatan operasional
perusahaan.
Seiring dengan persaingan dalam dunia perbankan yang semakin
kompetitif. Maka setiap bank dituntut untuk senantiasa memperbaiki kinerja
keuangannya agar mendapat kepercayaan dari masyarakat. Mengingat
perbaikan kinerja keuangan ini merupakan tanggung jawab pihak manajemen.
Pihak manajemen akan selalu berusaha untuk memberikan kinerja terbaik
mereka.
Kinerja tersebut tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan yang baik menunjukkan kinerja yang baik demikian pula
sebaliknya. Penilaian atas baik tidaknya laporan keuangan ini sekilas bisa
terlihat dari laba yang diperoleh oleh perusahaan. Namun, untuk mendapatkan
hasil yang menyeluruh mengenai kinerja bank dapat diteliti dengan
menggunakan metode CAMEL.
CAMEL terdiri atas lima kriteria yaitu Capital (Modal), Asets (Aktiva),
Management (manajemen), Earnings (pendapatan) dan Likuidity (likuiditas).
Dalam penelitian CAMEL ini rasio yang akan diukur adalah CAR untuk
mewakili aspek Capital, rasio Kecukupan PPAP mewakili aspek Assets, rasio
NPM mewakili aspek management, rasio ROA dan BOPO untuk mewakili
aspek Earning serta rasio LDR untuk mewakili aspek Likuidity. Indikator
rasio keuangan tersebut dihitung berdasarkan angka keuangan yang terdapat
pada laporan keuangan.
7
BANK
LAPORAN KEUANGAN
RASIO KEUANGAN
Kecukupan
PPAP
CAR
NPM
BOPO
ROA
LDR
METODE CAMEL
KINERJA KEUANGAN
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Dilihat dari jenis penelitiannya, penelitian ini dapat dikategorikan sebagai
penelitian deskriptif. Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono
(2007:21) adalah sebagai berikut:
“Metode
deskriptif
adalah
metode
yang
digunakan
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
untuk
tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
meliputi laporan keuangan, profil perusahaan dan data-data lain yang
berkaitan dengan penelitian ini.
8
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah telaah
dokumentasi yaitu melalui penelaahan dokumen dan catatan penting lainnya
yang berhubungan dengan masalah kinerja keuangan bank. Sedangkan
berdasarkan dimensi waktu, data dalam penelitian ini menggunakan data
runtut waktu (time series), yaitu data yang secara kronologis disusun menurut
waktu pada suatu variabel tertentu.
3. Definisi Variabel dan Operasionalisasi
Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu atau hal yang dapat dijadikan
objek penelitian atau sebagai factor-faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang akan diteliti.
Variabel dalam penelitian ini adalah analisis kinerja keuangan dengan
menggunakan metode CAMEL,yang mana ada lima komponen didalamnya.
Yakni Capital (Permodalan), Assets (Aktiva), Management (Manajemen),
Earning (Pendapatan) dan Likuidity (Likuiditas). Berikut operasionalisasi
variabelnya:
Variabel
Kinerja
Keuangan
Tabel 3.1
Operasionalisasi variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Capital(Per
modalan)
Hasil perhitungan CAR (Capital
Adequacy
Ratio)yang
dihitung
Rasio
dengan rumus
Modal Sendiri
Total ATMR
Assets
Hasil perhitungan Kecukupan PPAP(
(Aktiva)
Kecukupan Penyisihan penghapusan
Rasio
aktiva produktif) yang dihitung
dengan rumus
PPAP yang dibentuk
PPAP yang wajib dibentuk
Management Hasil perhitungan NPM (Net Profit Rasio
(Manajemen) Margin) yang dihitung dengan rumus
Laba bersih
Pendapatan operasional
Earning
(Pendapatan)
Hasil perhitungan ROA (Return On Rasio
Asset) yang dihitung dengan rumus
Laba sebelum pajak
Total Aktiva
9
Likuidity
(Likuiditas)
Rasio
Hasil perhitungan BOPO (Biaya
operasional terhadap pendapatan
operasional) yang dihitung dengan
rumus
Beban Operasional
PendapatanOperasional
Hasil perhitungan LDR (Loan to Rasio
deposit ratio) yang dihitung dengan
rumus
Total kredit
Total dana
4. Teknik Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengukur setiap komponen CAMEL untuk memperoleh data setiap
periode (data komponen CAMEL per tahun) selama 6 tahun sejak 2006
sampai 2011.
a. Mengukur komponen Capital (Permodalan) dalam hal ini diwakili
oleh rasio CAR.
b. Mengukur komponen Assets (Aktiva) dalam hal ini diwakili oleh
rasio Kecukupan PPAP.
c. Mengukur komponen Management (Manajemen) dalam hal ini
diwakili oleh rasio NPM.
d. Mengukur komponen Earning (Pendapatan) dalam hal ini diwakili
oleh rasio ROA dan BOPO.
e. Mengukur komponen Likuidity (Likuiditas) dalam hal ini diwakili
oleh rasio LDR.
2. Setelah nilai masing-masing komponen CAMEL (nilai CAR, Kecukupan
PPAP, NPM, ROA, BOPO dan LDR) diperoleh langkah selanjutnya
adalah menghitung
nilai kredit (Credit Point) dari masing-masing
komponen CAMEL tersebut setiap tahun (per periode) caranya dengan
mentransformasikan nilai CAR, Kecukupan PPAP, NPM, ROA, BOPO
dan LDR yang didapat sesuai ketentuan yang berlaku. Dimana ketentuan
10
untuk CAR, CAR dengan nilai = 0% atau negatif, nilai kredit poinnya =0,
sedangkan untuk CAR dengan setiap kenaikan 0,1 % nilai kredit ditambah
1 dengan nilai maksimum 100. Sedangkan untuk rasio Kecukupan PPAP,
jika nilai rasio Kecukupan PPAP= 0 (tidak memiliki cadangan
atau
penyisihan), nilai kredit poin yang didapat= 0 dan Untuk setiap kenaikan
nilai Kecukupan PPAP sebesar 1%, nilai kredit ditambah 1 dengan nilai
maksimum 100. Lalu penilaian kredit poin untuk NPM adalah dengan
mengalikan nilai rasio NPM yang didapat dengan angka 1 ( nilai NPM x
1). Sementara penilaian kredit poin untuk ROA adalah jika nilai ROA
yang didapat sebesar 100% atau lebih, maka nilai kredit =0 dan untuk
setiap kenaikan 0,015 % nilai kredit ditambah 1 dengan nilai maksimum
100. Berikutnya untuk perhitungan nilai kredit poin BOPO adalah jika
rasio BOPO yang didapat sebesar 100% atau lebih, maka nilai kredit= 0
dan untuk setiap penurunan nilai BOPO sebesar 0,08 % nilai kredit
ditambah 1 dengan nilai maksimum 100. Terakhir untuk rasio LDR
perhitungan kredit poinnya adalah dengan cara
jika rasio LDR yang
diperoleh sebesar 100% atau lebih, nilai kredit yang didapat =0 dan untuk
setiap penurunan 1%, nilai kredit ditambah 1 dengan nilai maksimum 100
3. Setelah nilai kredit poin masing-masing komponen CAMEL (CAR,
Kecukupan PPAP, NPM, ROA, BOPO dan LDR) di atas didapat. Langkah
selanjutnya adalah mengalikan nilai kredit (Credit point) yang didapat
masing-masing komponen CAMEL setiap tahun dengan bobot masingmasing komponen CAMEL sesuai aturan yang berlaku. Yang mana bobot
untuk aspek Capital adalah 25%, Asset 30%, Management 25%, Earning
10% dan Likuidity 10 %. Sehingga nilai kredit poin CAR yang telah
diperoleh di langkah nomer 2 tadi dikalikan dengan 25% karena CAR
mewakili aspek Capital, sedangkan Kecukupan PPAP dikalikan dengan
bobot aspek Assets yakni 30%, NPM dikalikan dengan bobot aspek
Management yakni 25% , ROA dan BOPO dikalikan dengan bobot aspek
Earning yakni 10% dan kredit poin LDR dikalikandengan bobot aspek
Likuidity sebesar 10%
11
4. Langkah selanjutnya setelah nilai kredit poin dikali dengan bobot CAMEL
terhadap setiap aspek CAMEL diketahui adalah menjumlahkan seluruh
nilai komponen CAMEL dan menetapkan kategori kesehatan bank serta
kinerja bank berdasarkan jumlah nilai CAMEL yang diperoleh oleh suatu
bank selama setahun.
5. Setelah nilai CAMEL per tahun diketahui melalui langkah nomer 1-4 di
atas, kita bisa menganalisis kecenderungan hasil CAMEL dari kinerja
keuangan guna mengetahui kecenderungan kinerja keuangan dan kondisi
kesehatan bank secara rata-rata selama 6 tahun sejak tahun 2006-2011
dengan cara melakukan perhitungan pada langkah 1-4 diatas selama 6
tahun. Lalu setelah nilai CAMEL selama 6 tahun diperoleh nilai tersebut
dibagi 6 sesuai jumlah tahun yang diteliti. Nilai itulah yang merupakan
rata-rata nilai CAMEL selama 6 tahun.
G. Pembahasan
1. Kinerja Keuangan PT Bank Permata
1.1 Kinerja Faktor Permodalan Bank Permata
1) perhitungan CAR
Tabel 4.4
Perhitungan CAR PT. Bank Permata Tbk
Tahun 2006,2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(dalam jutaan)
(1)
(2)
(3)
(2) : (3) x 100%
Tahun
Modal
ATMR
CAR
2006
3.743.546
27.800.592
13,47 %
2007
3.985.554
30.031.740
13,27 %
2008
4.326.456
40.221.250
10,76 %
2009
5.387.711
44.289.303
12,16 %
2010
8.748.844
57.934.246
15,10 %
2011
11.419.858
76.394.336
14,95 %
Dari tabel CAR Bank Permata di atas diketahui bahwa dari tahun 2006
ke tahun 2007 terjadi penurunan nilai CAR sebesar 0,20% dari nilai semula
sebesar 13,47 menjadi 13,27. Pada tahun 2008 nilai CAR kembali
mengalami penurunan sebesar 2,51% menjadi 10,76% sebelum akhirnya
mengalami peningkatan sebesar 1,4% ditahun 2009 menjadi 12,16 % dan
kembali mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 2,94% ditahun
12
2010. Sayangnya ditahun 2011 nilai CAR Bank Permata kembali
mengalami penurunan dari 15,10 % di tahun 2010 menjadi 14,95 % di tahun
2011. Adapun rata-rata CAR dari tahun 2006-2011 adalah sebesar 13,285%.
2) Perhitungan kredit poin CAR Bank Permata
Tabel 4.6
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas CAR
Tahun 2006,2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Tahun
CAR
Kredit poin Bobot faktor Nilai kredit
CAR
Capital
CAMEL
2006
13,47 %
100
25%
25
2007
13,27 %
100
25%
25
2008
10,76 %
100
25%
25
2009
12,16 %
100
25%
25
2010
15,10 %
100
25%
25
2011
14,95 %
100
25%
25
Berdasarkan tabel di atas nilai kredit poin CAR Bank Permata selama 6
tahun berturut-turut sejak tahun 2006-2011 berada pada nilai maksimum kredit
poin CAR yakni sebesar 100 poin. Lalu setelah dikalikan dengan bobot faktor
Capital terhadap keseluruhan nilai CAMEL sebesar 25% didapat nilai kredit
CAMEL atas faktor Capital adalah sebesar 25 poin. Hal ini menunjukkan
bahwa kinerja faktor Capital Bank Permata berada pada posisi sehat karena
mampu menghasilkan nilai maksimum kredit poin CAMEL untuk faktor
Capital sebesar 25 poin, sehingga kinerja faktor permodalan Bank Permata
masuk kategori baik.
1.2 Kinerja Faktor Assets
Tabel 4.8
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas
Kecukupan PPAP
Tahun 2006,2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Tahun Kecukupan Kredit poin Bobot faktor Nilai kredit
PPAP
kecukupan
Asset
CAMEL
PPAP
2006
131,9 %
100
30%
30
2007
117,8 %
100
30%
30
2008
142,4 %
100
30%
30
2009
137,7 %
100
30%
30
2010
107,2 %
100
30%
30
13
2011
103,2%
Sumber : Data olahan
100
30%
30
Dari tabel diatas diketahui bahwa selama 6 tahun berturut-turut Bank
Permata memperoleh nilai kredit poin sebesar 100 untuk komponen
kecukupan PPAP artinya pengelolaan aset Bank Permata berada pada
kondisi “sehat”. Setelah dikalikan dengan bobot aset dalam CAMEL
sebesar 30% maka kredit CAMEL faktor aset didapat sebesar 30 poin.
1.3 Kinerja Faktor Management
Tabel 4.10
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas NPM
Tahun 2006,2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
Tahun
(2)
NPM
2006
59,82 %
2007
64,56 %
2008
72,86 %
2009
64,92 %
2010
92,55 %
2011
80,38%
Sumber : Data olahan
(3)
Kredit poin
NPM
59,82
64,56
72,86
64,92
92,55
80,38
(4)
Bobot faktor
25%
25%
25%
25%
25%
25%
(5)
Nilai kredit
CAMEL
14,95
16,14
18,22
16,23
23,14
20,1
Berdasarkan tabel di atas diperoleh NPM tertinggi Bank Permata didapat pada
tahun 2010 sebesar 92,55% naik sebesar 27,63 % dari tahun sebelumnya yang
hanya mencapai 64,92%. Sebelum akhirnya turun sebesar 12,17% menjadi
80,38% pada tahun 2011. Sementara nilai NPM terendah didapat pada tahun 2006
yakni 59,82%. Keseluruhan nilai NPM dari tahun 2006-2011 berada diatas 50%.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja faktor manajemen Bank Permata berada pada
posisi “sehat” artinya kinerja manajemen sudah baik karena mampu menghasilkan
nilai kredit poin mendekati nilai maksimum kredit poin CAMEL untuk faktor
manajemen sebesar 25 poin
14
1.4 Kinerja Faktor Earning
Tabel 4.13
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas ROA
Tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
Tahun
(2)
ROA
(3)
Kredit poin
ROA
(4)
Bobot faktor
(5)
Nilai kredit
CAMEL
2006
1,2 %
80
5%
4
2007
1,9 %
100
5%
5
2008
1,4 %
93,3
5%
4,66
2009
1,4 %
93,3
5%
4,66
2010
1,7 %
100
5%
5
2011
1,5%
100
5%
5
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja faktor Earning Bank Permata
berdasarka ROA berada pada posisi sehat karena mampu menghasilkan
nilai kredit poin mendekati nilai maksimum kredit poin komponen ROA.
Sehingga setelah dikalikan dengan bobot faktor Earning sebesar 5%
didapat nilai kredit CAMEL untuk faktor Earning berdasarkan ROA
sebesar 5 poin pada tahun 2007, 2010 dan 2011. Serta nilai kredit
CAMEL sebesar 4 poin pada tahun 2006 dan nilai kredit CAMEL
sebesar 4,66 poin pada tahun 2008 dan 2009.
Tabel 4.16
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas BOPO
Tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
Tahun
(2)
BOPO
2006
89,88 %
2007
84,78 %
2008
88,58 %
2009 89,2 %
2010
84,13 %
2011
69,86%
Sumber : Data olahan
(3)
Kredit poin
BOPO
100
100
100
100
100
100
(4)
Bobot faktor
5%
5%
5%
5%
5%
5%
(5)
Nilai kredit
CAMEL
5
5
5
5
5
5
Selama periode 2006 – 2010 nilai BOPO berada dikisaran 80-an
sebelum akhirnya menguat menjadi 69,86 % pada tahun 2011. Karena
15
kinerja faktor earning Bank Permata berdasarkan BOPO periode 2006 –
2011 < 94% Maka kinerja faktor earning Bank Permata dinyatakan
berada pada posisi “Sehat” sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
menyaratkan nilai BOPO kurang dari 94%.
1.5 Kinerja Faktor Likuidity
Tabel 4.21
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas LDR
Tahun 2006,2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
Tahun
(2)
LDR
2006
2007
2008
2009
2010
2011
79,65%
84,1 %
78,37%
86,58%
88,97%
82,43%
(3)
Kredit
poin LDR
100
100
100
100
100
100
(4)
Bobot faktor
10%
10%
10%
10%
10%
10%
(5)
Nilai kredit
CAMEL
10
10
10
10
10
10
Berdasarkan tabel di atas nilai kredit poin LDR Bank Permata selama
6 tahun sejak tahun 2006-2011 adalah 100 poin. Artinya selama 6 tahun
kredit poin LDR Bank Permata telah mencapai nilai maksimum sebesar
100. Hal ini menandakan bahwa tingkat likuiditas Bank Permata sudah
baik.
1.6 Penilaian akhir CAMEL PT Bank Permata
Tabel 4.22
Penilaian akhir CAMEL dan Predikat CAMEL Bank Permata
Tahun 2006-2011
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Nilai kredit
25
25
25
25
25
25
30
30
30
30
30
30
14,95
16,14
18,22
16,23
23,14
20,1
CAMEL CAR
Nilai kredit
CAMEL
Kecukupan PPAP
Nilai kredit
16
CAMEL NPM
Nilai kredit
4
5
4,66
4,66
5
5
5
5
5
5
5
5
10
10
10
10
10
10
88,95
91,14
92,87
90,89
98,14
95,1
81
81
81
81
81
81
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
CAMEL ROA
Nilai kredit
CAMEL BOPO
Nilai kredit
CAMEL LDR
Total nilai kredit
CAMEL
Standar CAMEL
Menurut BI
Predikat CAMEL
Bank berdasarkan
standar BI
Sumber : data olahan
Berdasarkan penilaian akhir CAMEL diatas kinerja keuangan
Berdasarkan penilaian akhir CAMEL diatas kinerja keuangan Bank Permata
selama periode 2006-2011 berada pada kondisi sehat artinya kinerja Bank
Pemata sudah menunjukkan kinerja yang baik. pada tahun 2006 bank permata
mendapat nilai akhir CAMEL sebesar 88, 95 poin dan masuk kategori sehat
karena berada diatas ketentuan Bank Indonesia sebesar 81 poin. Dimana nilai
kredit poin CAMEL atas CAR, PPAP, BOPO dan LDR memberikan kontribusi
besar dengan mendapat nilai maksimum bagi komponen tersebut selama 6
tahun berturut-turut. Pada indikator Capital yakni CAR, tahun 2006 diperoleh
nilai CAR sebesar 13,47% sehingga kinerja faktor Capital mendapat kredit
poin 25. Hal ini menandakan bahwa memiliki modal yang cukup sehingga pada
saat-saat kritis, bank tetap dalam posisi aman karena memiliki cadangan modal
di Bank Indonesia.
Selanjutnya tahun 2007 Bank Permata mendapat nilai akhir CAMEL
sebesar 91,14 poin dan mendapat predikat “sehat”. Nilai ini lebih besar dari
tahun sebelumnya sebab terdapat peningkatan nilai kredit poin pada faktor
17
manajemen yang sebelumnya 14,95 menjadi 16,14 pada tahun 2007.
Peningkatan kredit poin faktor manajemen ini dikarenakan oleh adanya
peningkatan nilai NPM menjadi 64,56% dari nilai sebelumnya sebesar 59,82%.
Hal ini menandakan laba bersih yang didapat dari pendapatan operasional
bersih semakin besar.
Selain itu, terjadi peningkatan kredit poin dari faktor Earning yakni dari
rasio ROA yang pada tahun 2007 memberikan nilai kredit poin maksimum
sebesar 5 poin naik 1 poin dibanding tahun sebelumnya yang hanya
menghasilkan 4 poin. Artinya pada tahun 2007 selain terdapat peningkatan
pada faktor manajemen juga terdapat peningkatan pada faktor Earning.
Peningkatan faktor Earning ini dimungkinkan oleh adanya peningkatan pada
faktor manajemen. Karena manajemen yang baik menghasilkan Earning yang
baik pula.
Tahun 2008 Bank Permata mendapat nilai akhir CAMEL sebesar 92,87
poin, hal ini dipicu oleh adanya peningkatan faktor NPM yang mengalami
kenaikan sebesar 2,08 poin dari 16,14 poin menjadi 18,22 poin.
Pada tahun 2009 Bank Permata mendapat nilai akhir CAMEL sebesar
90,89. Nilai CAMEL tahun ini mengalami penurunan sebesar 1,98 poin dari
tahun sebelumnya. Penurunan nilai CAMEL ini disebabkan oleh turunnya nilai
kredit poin NPM sebesar 1,99 poin dari 18,22 poin menjadi 16,23 poin.
Pada tahun 2010 Bank Permata mendapat nilai akhir CAMEL sebesar
98,14% poin. hal ini dipicu oleh adanya peningkatan faktor NPM yang
mengalami kenaikan sebesar 6,91 poin dari 16,23 poin menjadi 23,14 poin.
Selain itu, peningkatan nilai kredit CAMEL juga dipengaruhi oleh adanya
peningkatan kredit poin ROA dari 4,66 poin pada tahun sebelumnya menjadi 5
poin. artinya pada tahun 2010 selain tetap mempertahankan kondisi perusahaan
pada kategori “Sehat” atau berkinerja “baik” perusahaan juga berhasil
meningkatkan kinerja faktor earning ROA mencapai kinerja maksimum serta
meningkatkan kinerja manajemen.
Tahun 2011 Bank Permata mendapat nilai akhir CAMEL sebesar 95,1 poin
turun sebesar 3,04 poin dari tahun sebelumnya akibat adanya penurunan nilai
18
kredit poin NPM sebesar 3,04 poin. Dilihat secara keseluruhan dari tahun
2006-2011 kinerja Bank Permata berdasarkan CAMEL kesemuanya berada
pada posisi “sehat” hanya nilai kredit poin CAMELnya bervariasi meskipun
tetap diatas 81 poin.
H. Kesimpulan
1. Kinerja keuangan pada indikator aspek Capital Bank Permata
berada pada kondisi sehat artinya kinerja pengelolaan modal Bank
Permata berada pada kategori baik.
2. Kinerja keuangan faktor assets Bank Permata berdasarkan kecukupan
PPAP(Penyisihan penghapusan aktiva produktif) masih di atas
ketentuan Bank Indonesia, artinya kinerja pengelolaan aset Bank
Permata sudah baik.
3. Kinerja
faktor
manajemen Bank Permata tergolong sehat atau
berada pada kategori Baik.
4. Kinerja faktor Earning Bank Permata dilihat dari rasio ROA(Return
on assets) dan BOPO (Beban operasional terhadap pendapatan
operasional) rata-rata berada pada posisi sehat, artinya kinerja
Earning Bank Permata sudah baik.
5. Kinerja faktor liquidity Bank Permata rata-rata berada pada kondisi
cukup sehat, artinya kinerja faktor likuidity berada pada kondisi
cukup baik.
6. Penilaian akhir kinerja Bank Permata secara menyeluruh dengan
menggunakan metode CAMEL berada pada kondisi sehat artinya
kinerja keuangan Bank Permata masuk kategori baik.
I. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa saran mengenai penelitian ini,
yakni:
1. Diharapkan Bank Permata dapat mempertahankan kekuatan aspek
permodalannya dengan cara meningkatkan modal perusahaan serta
mengurangi resiko kredit dan resiko operasional.
19
2. Perusahaan diharapkan dapat mempertahankan kinerja faktor assets
dengan
cara
memperhatikan
besarnya
kecukupan
PPAP
dan
mengalokasikan dana khusus agar persentase jumlah kecukupan PPAP
tidak mengalami penurunan serta mengurangi munculnya aktiva
produktif yang beresiko.
3. Perusahaan diharapkan lebih memperhatikan kinerja faktor Earning
dengan cara meningkatkan pengelolaan terhadap assets yang dimiliki dan
mempertahankan kualitas aktiva yang dimiliki.
4. Perusahaan diharapkan lebih memperhatikan kinerja faktor Likuidity
dengan cara menerapkan prioritas pemenuhan utang jangka pendek yang
dimiliki perusahaan serta menekan tingkat utang jangka pendek
perusahaan.
J. Referensi
Abdulkadir Muhammad. (2004). Lembaga Keuangan dan Pembiayaan.
Bandung : Citra Aditya Bakti.
Alex Marzuki. (2006). LKS Ekonomi SMA Kelas XI. Solo : CV. Haka MJ
Amir Suhadimanto. (2005). Akuntansi Kelas 2 SMA. Jakarta : Yudhistira
Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004. perihal Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum.
Compton, Eric N. (1991). Principle of Banking. (Terjemahan Alexander Oey).
Jakarta : Akademika Pressindo.
Drebin, Allan R. (1991). Advanced Accounting. (Terjemahan Freddy Saragih
dkk). Jakarta : Erlangga.
Harahap, Sofyan. (2004). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Iqbal Hasan. (2006). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Irham Fahmi. (2012). Analisis Kinerja Keuangan.Bandung : Alfabeta.
Kasmir. (1999). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya . Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
20
Komaruddin Sastradipoera. (1994). Strategi manajemen bisnis perbankan.
Bandung : Kappa- Sugma.
Lukman Dendawijaya. (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Martono dan Harjito. (2003). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Muhammad Djumhana. (2000). Hukum Perbankan di Indonesia . Bandung :
Citra Aditya Bakti.
Munawir. (2007). Analisa Laporan keuangan, edisi keempat. Yogyakarta :
Liberty.
N. Lapoliwa dan Daniel Kuswandi. (2007). Akuntansi Perbankan. Jakarta :
Institut Bankir Indonesia.
Nasution. (2009). Metode Research. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Neni Sri imaniaty. (2010). Pengantar Hukum Perbankan Indonesia. Bandung :
Refika Aditama.
Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2007). Pedoman Operasional
Penulisan Skripsi. Bandung: Prodi Pendidikan Akuntansi.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. (2004). Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Yogyakarta :AMP YKPN.
Subana Drs. M.Pd, Moersetyo Rahadi Drs., Sudrajat S.Pd. (2005). Statistik
Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Sudjana. (2001). Statistika untuk Ekonomi dan Tata Niaga . Bandung : Tarsito.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis .Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikuto.(2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan dan praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
Teguh Pudjo Muljono. (1999). Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktik
Perbankan, Edisi 3, Yogyakarta : BPFE.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI.
Y. Sri Susilo, dkk. (2008). Bank & Lembaga keuangan Lainnya. Jakarta :
Salemba 4.
21
Jurnal, internet dan sumber lainnya
Wisnu, Mawardi.2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum
Dengan Total Assets Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Dan Strategi.
Vol.14. No.1. Juli 2005.
Kalvin Sihol dan Daniel Pangaribuan. 2007. Penilaian kesehatan Bank Dengan
Metode CAMEL : Studi Kasus pada PT BPR ABC. Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan. Vol.1. No.2. Agustus 2007.
Sri Pujianti, Susi Suhendra MS, Dr. Analisis Kinerja Keuangan Mengenai
Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel ”(Studi
Kasus Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Dan PT. Bank
Bukopin Tbk Periode 2006- 2008). [Online]. Tersedia: http:/library
.gunadarma.ac.id. [20 Maret 2012]
Sapto Jumono ( ). Bank Sehat. [Online]. Tersedia :http://www.esaunggul.
ac.id/index.
php?mib=prodi&sid=4&nav=artikel.detail&id=92&title=Bank%20Sehat.
[24Februari 2012].
Noermanto( ). Definisi dalam istilah statistik. [Online]. Tersedia : http: //
nurmanto.com/definisi-dalam-istilah-statistik/. [24 Februari 2012].
Ika Samsumantri ( ). Kasus-kasus bank kolaps beserta alasan. [Online].
Tersedia : http://ikasamsumantri.wordpress.com/2011/10/13/kasus-kasusbank-kolaps-beserta-alasan/ [24 Februari 2012]
Putra (2009). Definisi fungsi dan peranan bank dalam perekonomian. [Online].
http:// putracenter.net/ 2009/09/23/definisi-fungsi-dan-peranan-bankumum-dalam-perekonomian/ [20 Maret 2012].
(2002). Program restrukturasi perbankan. [Online]. Tersedia :www.
tempo interaktif.com
Permata annual report [Online]. Tersedia : www.permatabank.com
Universitas Kristen Petra, Jakarta (2005). Hasil Camel Bank Permata tahun
2005. [Online]. Tersedia: www.digilib.petra.ac.id
22
CAMEL
(STUDI KASUS PADA BANK PERMATA PERIODE 2006-2011)
Muthmainnah
Pembimbing I : Drs. Rahmat Moeslihat
Pembimbing II : Drs. Faqih Samlawi MA
ABSTRAK
Bank sebagai lembaga keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam
mengembangkan perekonomian nasional. Hal tersebut bisa terwujud manakala
bank yang beroperasi memiliki kinerja yang baik. kondisi kinerja suatu bank
tercermin dari tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Untuk menilai tingkat
kesehatan bank, Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan berupa instrumen
penilaian kesehatan bank melalui penggunaan metode CAMEL sesuai dengan
peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tentang penilaian tingkat kesehatan
bank umum.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kinerja keuangan PT Bank Permata.
Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumentasi dengan teknik alat
analisis berupa data time series. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan
menghitung kinerja bank berdasarkan metode CAMEL.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja Capital
Bank Permata berada pada kondisi sehat atau berkinerja baik. kinerja Assets dan
management juga berada pada kategori baik. sedangkan untuk aspek earning,
ROA tahun 2006, 2008, dan 2009 berada pada kondisi cukup sehat atau berkinerja
cukup baik dan tahun 2010, 2011 dinyatakan sehat atau berkinerja baik. sementara
untuk aspek likuidity tahun.2006,2007, 2008, dan 2011 berada pada kondisi cukup
sehat atau berkinerja cukup baik sedangkan tahun 2009 dan 2010 masuk kategori
sehat atau berkinerja baik. Secara keseluruhan Hasil CAMEL Bank Permata
berada pada kondisi sehat artinya kinerja bank masuk kategori baik.
Kata kunci : Metode CAMEL, Kinerja keuangan, peraturan Bank Indonesia
No.6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank.
1
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CAMEL
(STUDI KASUS PADA BANK PERMATA PERIODE 2006-2011)
Complied by : Muthmainnah
Mentor I
: Drs. Rahmat Moeslihat
Mentor II : Drs. Faqih Samlawi MA
ABSTRACT
Banks as financial institutions have a crucial role in developing the national
economy. This can happen when a bank that operates can perform well. condition
of a bank's performance reflected the soundness of the bank concerned. To assess
the soundness of banks, Bank Indonesia has issued a policy instrument in the form
of bank health assessment through the use of the CAMEL method in accordance
with Bank Indonesia regulations No.6/10/PBI/2004 about the rating of
commercial banks.
The purpose of this study was to measure the financial performance of PT Bank
Permata. The data was collected through review of documentation with technical
analysis tools in the form of time series data. Descriptive data analysis done by
calculating the bank's performance based on the CAMEL method.
The results obtained in this study indicate that the performance of Capital Bank
Permata is in good health or good performers. Assets and management
performance are also in good performers. whereas for aspect earnings, ROA of
Bank Permata in 2006, 2008, and 2009 is in enough healthy condition or are
performing quite well and in 2010, 2011 are healthy or good performers. while for
aspect likuidity in 2006, 2007, 2008, and 2011 is in enough healthy condition or
are performing quite well, while in 2009 and 2010 categorized as healthy or good
performers. Overall CAMEL result of Bank Permata are on a healthy condition
means that the performance of the bank categorized as good performers .
Keywords: Method of CAMEL, financial performance, regulatory
No.6/10/PBI/2004 Bank Indonesia, the soundness of banks.
2
A. Latar Belakang
Terkait fenomena banyaknya bank yang bermasalah yang ada di Indonesia,
dan mengingat pentingnya peranan bank sebagai salah satu penggerak ekonomi
nasional, akhirnya memaksa Pemerintah Republik Indonesia turun tangan
untuk menyelesaikan permasalahan dalam dunia perbankan agar tidak semakin
berlarut-larut. Kala itu pemerintah melikuidasi bank-bank yang mengalami
krisis berat dan mengeluarkan himbauan kepada bank-bank yang mengalami
krisis finansial untuk melakukan merger guna meminimalisir kebangkrutan.
Penggabungan atau merger bank ini merupakan implementasi dari
keputusan Pemerintah mengenai Program Restrukturisasi Lanjutan yang
dikeluarkan pada tanggal 22 November 2001 sebagai upaya penyelamatan
perbankan nasional. Program ini bertujuan untuk membentuk suatu bank yang
memiliki struktur permodalan yang kuat, kondisi keuangan yang sehat dan
berdaya saing tinggi dalam menjalankan fungsi intermediasi, dengan jaringan
layanan yang lebih luas dan produk yang lebih beragam sehingga bisa
memperkuat perekonomian nasional (Sumber: www.tempointeraktif.com).
Salah satu bank yang melakukan merger adalah Bank Permata. Bank
Permata dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah pengawasan
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yakni PT Bank Bali Tbk, PT
Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT
Bank Patriot pada tahun 2002.
Namun, meskipun telah melakukan merger Bank Permata tidak mengalami
kemajuan yang berarti, hal ini dikarenakan masalah finansial yang
membelenggu bank tersebut. Bahkan pada tahun 2002 lalu, bank ini masih
merugi hingga Rp 808 miliar. Kumpulan bank sakit ini tentunya membutuhkan
dana segar agar bisa bertahan, menimbang hal tersebut, pada tahun 2003
pemerintah menjual saham Bank Permata ke publik.
Terkait dengan masalah di atas, penelitian ini berupaya untuk mengetahui
kinerja bank secara mendalam dengan melakukan penelitian lanjutan mengenai
analisis kinerja keuangan terhadap laporan keuangan Bank Permata sehingga
kinerja keuangan Bank Permata sejak tahun 2006-2011 dapat diketahui. Salah
3
satu metode yang umum dipakai untuk menilai kinerja perbankan adalah
metode CAMEL.
CAMEL terdiri atas lima faktor, yakni faktor Capital (permodalan), assets
(aktiva), management (manajemen), Earning (pendapatan), dan likuidity
(likuiditas). Adapun rasio yang dipilih untuk mewakili kelima faktor tersebut
adalah rasio CAR untuk mewakili aspek Capital, rasio kecukupan PPAP untuk
mewakili aspek assets, rasio NPM untuk mewakili aspek management, rasio
ROA dan BOPO untuk mewakili aspek Earning dan rasio LDR untuk
mewakili aspek likuidity.
Oleh karena itu, penelitian ini penulis beri judul “Analisis Kinerja Keuangan
dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus Pada Bank Permata
Periode 2006-2011)”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aspek Capital Bank Permata dilihat dari perhitungan rasio CAR
(Capital Adequancy ratio/ rasio kecukupan modal)?
2. Bagaimana aspek Asset
Bank Permata dilihat dari perhitungan rasio
kecukupan PPAP (kecukupan penyisihan penghapusan aktiva produktif)?
3. Bagaimana aspek Management Bank Permata dilihat dari perhitungan
rasio NPM (Net Profit Margin/ marjin laba bersih)?
4. Bagaimana aspek Earning Bank Permata dilihat dari perhitungan rasio
ROA (return on assets) dan BOPO (perbandingan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional)?
5. Bagaimana aspek Likuidity Bank Permata dilihat dari perhitungan rasio
LDR (Loan Deposit Ratio)?
6. Bagaimana kinerja Bank Permata jika dinilai dengan Metode CAMEL
(Capital, Assets, Management, Earning, Likuidity)?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kinerja aspek Capital Bank Permata dilihat dari
perhitungan rasio CAR (Capital Adequancy ratio/ rasio kecukupan
modal).
4
2. Untuk mengetahui kinerja aspek Assets Bank Permata dilihat dari
perhitungan
rasio
kecukupan
PPAP
(kecukupan
penyisihan
penghapusan aktiva produktif terhadap total aktiva produktif).
3. Untuk mengetahui kinerja aspek Management Bank Permata dilihat
dari perhitungan rasio NPM (Net Profit Margin/ marjin laba bersih).
4. Untuk mengetahui kinerja aspek Earning Bank Permata dilihat dari
perhitungan rasio ROA (return on assets) dan BOPO (perbandingan
biaya operasional terhadap pendapatan operasional).
5. Untuk mengetahui kinerja aspek Likuidity Bank Permata dilihat dari
perhitungan rasio LDR (Loan Deposit Ratio).
6. Untuk mengetahui kinerja Bank Permata secara menyeluruh dengan
menggunakan metode CAMEL (Capital, Assets, Management,
Earning, Likuidity).
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini meliputi :
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dan tambahan referensi untuk pengembangan bagi penelitian selanjutnya,
terutama untuk pengkajian topik-topik yang berkaitan dengan masalah
analisis kinerja keuangan perbankan dengan menggunakan metode
CAMEL.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:
a. Peneliti.
Peneliti dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk melatih
dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam menganalisis fakta,
gejala dan peristiwa yang terjadi sehingga kesimpulan yang
dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan secara objektif dan ilmiah
bagi kehidupan.
b. Objek penelitian.
5
Dalam hal ini sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan
bagi manajemen Bank Permata dalam pengelolaan keuangannya.
c. Pihak lain.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding di
kalangan akademis dalam penelitian selanjutnya.
E. Landasan Teori
1. Pengertian Bank
Definisi Bank menurut UU Negara Republik Indonesia No.10 tahun 1998
tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat
dalam
bentuk
simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
2. Metode CAMEL
Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia yaitu peraturan Bank Indonesia
No.6/10/PBI/2004 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum, tingkat
kesehatan bank umum dapat dinilai dengan menggunakan metode CAMEL.
CAMEL yaitu suatu analisis keuangan bank dan alat pengukuran kinerja
bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui tentang tingkat
kesehatan bank yang bersangkutan dari berbagai aspek yang berpengaruh
terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank dengan menilai faktorfaktor penilaian tingkat kesehatan bank (Kasmir, 2004:52).
Penilaian kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL ini
meliputi lima aspek berikut:
1. Capital atau permodalan
2. Assets atau Aktiva
3. Management atau manajemen
4. Earning atau Pendapatan
5. Likuidity atau likuiditas
6
F. Kerangka Pemikiran
Kinerja keuangan bank merupakan hal utama yang menjadi dasar
pertimbangan para investor untuk menanamkan investasinya di suatu bank.
Kinerja keuangan juga menjadi acuan kemajuan perusahaan. Perkembangan
kinerja keuangan yang terus meningkat menunjukkan bahwa manajemen
telah menggunakan strategi yang tepat dalam kegiatan operasional
perusahaan.
Seiring dengan persaingan dalam dunia perbankan yang semakin
kompetitif. Maka setiap bank dituntut untuk senantiasa memperbaiki kinerja
keuangannya agar mendapat kepercayaan dari masyarakat. Mengingat
perbaikan kinerja keuangan ini merupakan tanggung jawab pihak manajemen.
Pihak manajemen akan selalu berusaha untuk memberikan kinerja terbaik
mereka.
Kinerja tersebut tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan yang baik menunjukkan kinerja yang baik demikian pula
sebaliknya. Penilaian atas baik tidaknya laporan keuangan ini sekilas bisa
terlihat dari laba yang diperoleh oleh perusahaan. Namun, untuk mendapatkan
hasil yang menyeluruh mengenai kinerja bank dapat diteliti dengan
menggunakan metode CAMEL.
CAMEL terdiri atas lima kriteria yaitu Capital (Modal), Asets (Aktiva),
Management (manajemen), Earnings (pendapatan) dan Likuidity (likuiditas).
Dalam penelitian CAMEL ini rasio yang akan diukur adalah CAR untuk
mewakili aspek Capital, rasio Kecukupan PPAP mewakili aspek Assets, rasio
NPM mewakili aspek management, rasio ROA dan BOPO untuk mewakili
aspek Earning serta rasio LDR untuk mewakili aspek Likuidity. Indikator
rasio keuangan tersebut dihitung berdasarkan angka keuangan yang terdapat
pada laporan keuangan.
7
BANK
LAPORAN KEUANGAN
RASIO KEUANGAN
Kecukupan
PPAP
CAR
NPM
BOPO
ROA
LDR
METODE CAMEL
KINERJA KEUANGAN
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Dilihat dari jenis penelitiannya, penelitian ini dapat dikategorikan sebagai
penelitian deskriptif. Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono
(2007:21) adalah sebagai berikut:
“Metode
deskriptif
adalah
metode
yang
digunakan
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
untuk
tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
meliputi laporan keuangan, profil perusahaan dan data-data lain yang
berkaitan dengan penelitian ini.
8
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah telaah
dokumentasi yaitu melalui penelaahan dokumen dan catatan penting lainnya
yang berhubungan dengan masalah kinerja keuangan bank. Sedangkan
berdasarkan dimensi waktu, data dalam penelitian ini menggunakan data
runtut waktu (time series), yaitu data yang secara kronologis disusun menurut
waktu pada suatu variabel tertentu.
3. Definisi Variabel dan Operasionalisasi
Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu atau hal yang dapat dijadikan
objek penelitian atau sebagai factor-faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang akan diteliti.
Variabel dalam penelitian ini adalah analisis kinerja keuangan dengan
menggunakan metode CAMEL,yang mana ada lima komponen didalamnya.
Yakni Capital (Permodalan), Assets (Aktiva), Management (Manajemen),
Earning (Pendapatan) dan Likuidity (Likuiditas). Berikut operasionalisasi
variabelnya:
Variabel
Kinerja
Keuangan
Tabel 3.1
Operasionalisasi variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Capital(Per
modalan)
Hasil perhitungan CAR (Capital
Adequacy
Ratio)yang
dihitung
Rasio
dengan rumus
Modal Sendiri
Total ATMR
Assets
Hasil perhitungan Kecukupan PPAP(
(Aktiva)
Kecukupan Penyisihan penghapusan
Rasio
aktiva produktif) yang dihitung
dengan rumus
PPAP yang dibentuk
PPAP yang wajib dibentuk
Management Hasil perhitungan NPM (Net Profit Rasio
(Manajemen) Margin) yang dihitung dengan rumus
Laba bersih
Pendapatan operasional
Earning
(Pendapatan)
Hasil perhitungan ROA (Return On Rasio
Asset) yang dihitung dengan rumus
Laba sebelum pajak
Total Aktiva
9
Likuidity
(Likuiditas)
Rasio
Hasil perhitungan BOPO (Biaya
operasional terhadap pendapatan
operasional) yang dihitung dengan
rumus
Beban Operasional
PendapatanOperasional
Hasil perhitungan LDR (Loan to Rasio
deposit ratio) yang dihitung dengan
rumus
Total kredit
Total dana
4. Teknik Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengukur setiap komponen CAMEL untuk memperoleh data setiap
periode (data komponen CAMEL per tahun) selama 6 tahun sejak 2006
sampai 2011.
a. Mengukur komponen Capital (Permodalan) dalam hal ini diwakili
oleh rasio CAR.
b. Mengukur komponen Assets (Aktiva) dalam hal ini diwakili oleh
rasio Kecukupan PPAP.
c. Mengukur komponen Management (Manajemen) dalam hal ini
diwakili oleh rasio NPM.
d. Mengukur komponen Earning (Pendapatan) dalam hal ini diwakili
oleh rasio ROA dan BOPO.
e. Mengukur komponen Likuidity (Likuiditas) dalam hal ini diwakili
oleh rasio LDR.
2. Setelah nilai masing-masing komponen CAMEL (nilai CAR, Kecukupan
PPAP, NPM, ROA, BOPO dan LDR) diperoleh langkah selanjutnya
adalah menghitung
nilai kredit (Credit Point) dari masing-masing
komponen CAMEL tersebut setiap tahun (per periode) caranya dengan
mentransformasikan nilai CAR, Kecukupan PPAP, NPM, ROA, BOPO
dan LDR yang didapat sesuai ketentuan yang berlaku. Dimana ketentuan
10
untuk CAR, CAR dengan nilai = 0% atau negatif, nilai kredit poinnya =0,
sedangkan untuk CAR dengan setiap kenaikan 0,1 % nilai kredit ditambah
1 dengan nilai maksimum 100. Sedangkan untuk rasio Kecukupan PPAP,
jika nilai rasio Kecukupan PPAP= 0 (tidak memiliki cadangan
atau
penyisihan), nilai kredit poin yang didapat= 0 dan Untuk setiap kenaikan
nilai Kecukupan PPAP sebesar 1%, nilai kredit ditambah 1 dengan nilai
maksimum 100. Lalu penilaian kredit poin untuk NPM adalah dengan
mengalikan nilai rasio NPM yang didapat dengan angka 1 ( nilai NPM x
1). Sementara penilaian kredit poin untuk ROA adalah jika nilai ROA
yang didapat sebesar 100% atau lebih, maka nilai kredit =0 dan untuk
setiap kenaikan 0,015 % nilai kredit ditambah 1 dengan nilai maksimum
100. Berikutnya untuk perhitungan nilai kredit poin BOPO adalah jika
rasio BOPO yang didapat sebesar 100% atau lebih, maka nilai kredit= 0
dan untuk setiap penurunan nilai BOPO sebesar 0,08 % nilai kredit
ditambah 1 dengan nilai maksimum 100. Terakhir untuk rasio LDR
perhitungan kredit poinnya adalah dengan cara
jika rasio LDR yang
diperoleh sebesar 100% atau lebih, nilai kredit yang didapat =0 dan untuk
setiap penurunan 1%, nilai kredit ditambah 1 dengan nilai maksimum 100
3. Setelah nilai kredit poin masing-masing komponen CAMEL (CAR,
Kecukupan PPAP, NPM, ROA, BOPO dan LDR) di atas didapat. Langkah
selanjutnya adalah mengalikan nilai kredit (Credit point) yang didapat
masing-masing komponen CAMEL setiap tahun dengan bobot masingmasing komponen CAMEL sesuai aturan yang berlaku. Yang mana bobot
untuk aspek Capital adalah 25%, Asset 30%, Management 25%, Earning
10% dan Likuidity 10 %. Sehingga nilai kredit poin CAR yang telah
diperoleh di langkah nomer 2 tadi dikalikan dengan 25% karena CAR
mewakili aspek Capital, sedangkan Kecukupan PPAP dikalikan dengan
bobot aspek Assets yakni 30%, NPM dikalikan dengan bobot aspek
Management yakni 25% , ROA dan BOPO dikalikan dengan bobot aspek
Earning yakni 10% dan kredit poin LDR dikalikandengan bobot aspek
Likuidity sebesar 10%
11
4. Langkah selanjutnya setelah nilai kredit poin dikali dengan bobot CAMEL
terhadap setiap aspek CAMEL diketahui adalah menjumlahkan seluruh
nilai komponen CAMEL dan menetapkan kategori kesehatan bank serta
kinerja bank berdasarkan jumlah nilai CAMEL yang diperoleh oleh suatu
bank selama setahun.
5. Setelah nilai CAMEL per tahun diketahui melalui langkah nomer 1-4 di
atas, kita bisa menganalisis kecenderungan hasil CAMEL dari kinerja
keuangan guna mengetahui kecenderungan kinerja keuangan dan kondisi
kesehatan bank secara rata-rata selama 6 tahun sejak tahun 2006-2011
dengan cara melakukan perhitungan pada langkah 1-4 diatas selama 6
tahun. Lalu setelah nilai CAMEL selama 6 tahun diperoleh nilai tersebut
dibagi 6 sesuai jumlah tahun yang diteliti. Nilai itulah yang merupakan
rata-rata nilai CAMEL selama 6 tahun.
G. Pembahasan
1. Kinerja Keuangan PT Bank Permata
1.1 Kinerja Faktor Permodalan Bank Permata
1) perhitungan CAR
Tabel 4.4
Perhitungan CAR PT. Bank Permata Tbk
Tahun 2006,2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(dalam jutaan)
(1)
(2)
(3)
(2) : (3) x 100%
Tahun
Modal
ATMR
CAR
2006
3.743.546
27.800.592
13,47 %
2007
3.985.554
30.031.740
13,27 %
2008
4.326.456
40.221.250
10,76 %
2009
5.387.711
44.289.303
12,16 %
2010
8.748.844
57.934.246
15,10 %
2011
11.419.858
76.394.336
14,95 %
Dari tabel CAR Bank Permata di atas diketahui bahwa dari tahun 2006
ke tahun 2007 terjadi penurunan nilai CAR sebesar 0,20% dari nilai semula
sebesar 13,47 menjadi 13,27. Pada tahun 2008 nilai CAR kembali
mengalami penurunan sebesar 2,51% menjadi 10,76% sebelum akhirnya
mengalami peningkatan sebesar 1,4% ditahun 2009 menjadi 12,16 % dan
kembali mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 2,94% ditahun
12
2010. Sayangnya ditahun 2011 nilai CAR Bank Permata kembali
mengalami penurunan dari 15,10 % di tahun 2010 menjadi 14,95 % di tahun
2011. Adapun rata-rata CAR dari tahun 2006-2011 adalah sebesar 13,285%.
2) Perhitungan kredit poin CAR Bank Permata
Tabel 4.6
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas CAR
Tahun 2006,2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Tahun
CAR
Kredit poin Bobot faktor Nilai kredit
CAR
Capital
CAMEL
2006
13,47 %
100
25%
25
2007
13,27 %
100
25%
25
2008
10,76 %
100
25%
25
2009
12,16 %
100
25%
25
2010
15,10 %
100
25%
25
2011
14,95 %
100
25%
25
Berdasarkan tabel di atas nilai kredit poin CAR Bank Permata selama 6
tahun berturut-turut sejak tahun 2006-2011 berada pada nilai maksimum kredit
poin CAR yakni sebesar 100 poin. Lalu setelah dikalikan dengan bobot faktor
Capital terhadap keseluruhan nilai CAMEL sebesar 25% didapat nilai kredit
CAMEL atas faktor Capital adalah sebesar 25 poin. Hal ini menunjukkan
bahwa kinerja faktor Capital Bank Permata berada pada posisi sehat karena
mampu menghasilkan nilai maksimum kredit poin CAMEL untuk faktor
Capital sebesar 25 poin, sehingga kinerja faktor permodalan Bank Permata
masuk kategori baik.
1.2 Kinerja Faktor Assets
Tabel 4.8
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas
Kecukupan PPAP
Tahun 2006,2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Tahun Kecukupan Kredit poin Bobot faktor Nilai kredit
PPAP
kecukupan
Asset
CAMEL
PPAP
2006
131,9 %
100
30%
30
2007
117,8 %
100
30%
30
2008
142,4 %
100
30%
30
2009
137,7 %
100
30%
30
2010
107,2 %
100
30%
30
13
2011
103,2%
Sumber : Data olahan
100
30%
30
Dari tabel diatas diketahui bahwa selama 6 tahun berturut-turut Bank
Permata memperoleh nilai kredit poin sebesar 100 untuk komponen
kecukupan PPAP artinya pengelolaan aset Bank Permata berada pada
kondisi “sehat”. Setelah dikalikan dengan bobot aset dalam CAMEL
sebesar 30% maka kredit CAMEL faktor aset didapat sebesar 30 poin.
1.3 Kinerja Faktor Management
Tabel 4.10
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas NPM
Tahun 2006,2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
Tahun
(2)
NPM
2006
59,82 %
2007
64,56 %
2008
72,86 %
2009
64,92 %
2010
92,55 %
2011
80,38%
Sumber : Data olahan
(3)
Kredit poin
NPM
59,82
64,56
72,86
64,92
92,55
80,38
(4)
Bobot faktor
25%
25%
25%
25%
25%
25%
(5)
Nilai kredit
CAMEL
14,95
16,14
18,22
16,23
23,14
20,1
Berdasarkan tabel di atas diperoleh NPM tertinggi Bank Permata didapat pada
tahun 2010 sebesar 92,55% naik sebesar 27,63 % dari tahun sebelumnya yang
hanya mencapai 64,92%. Sebelum akhirnya turun sebesar 12,17% menjadi
80,38% pada tahun 2011. Sementara nilai NPM terendah didapat pada tahun 2006
yakni 59,82%. Keseluruhan nilai NPM dari tahun 2006-2011 berada diatas 50%.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja faktor manajemen Bank Permata berada pada
posisi “sehat” artinya kinerja manajemen sudah baik karena mampu menghasilkan
nilai kredit poin mendekati nilai maksimum kredit poin CAMEL untuk faktor
manajemen sebesar 25 poin
14
1.4 Kinerja Faktor Earning
Tabel 4.13
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas ROA
Tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
Tahun
(2)
ROA
(3)
Kredit poin
ROA
(4)
Bobot faktor
(5)
Nilai kredit
CAMEL
2006
1,2 %
80
5%
4
2007
1,9 %
100
5%
5
2008
1,4 %
93,3
5%
4,66
2009
1,4 %
93,3
5%
4,66
2010
1,7 %
100
5%
5
2011
1,5%
100
5%
5
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja faktor Earning Bank Permata
berdasarka ROA berada pada posisi sehat karena mampu menghasilkan
nilai kredit poin mendekati nilai maksimum kredit poin komponen ROA.
Sehingga setelah dikalikan dengan bobot faktor Earning sebesar 5%
didapat nilai kredit CAMEL untuk faktor Earning berdasarkan ROA
sebesar 5 poin pada tahun 2007, 2010 dan 2011. Serta nilai kredit
CAMEL sebesar 4 poin pada tahun 2006 dan nilai kredit CAMEL
sebesar 4,66 poin pada tahun 2008 dan 2009.
Tabel 4.16
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas BOPO
Tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
Tahun
(2)
BOPO
2006
89,88 %
2007
84,78 %
2008
88,58 %
2009 89,2 %
2010
84,13 %
2011
69,86%
Sumber : Data olahan
(3)
Kredit poin
BOPO
100
100
100
100
100
100
(4)
Bobot faktor
5%
5%
5%
5%
5%
5%
(5)
Nilai kredit
CAMEL
5
5
5
5
5
5
Selama periode 2006 – 2010 nilai BOPO berada dikisaran 80-an
sebelum akhirnya menguat menjadi 69,86 % pada tahun 2011. Karena
15
kinerja faktor earning Bank Permata berdasarkan BOPO periode 2006 –
2011 < 94% Maka kinerja faktor earning Bank Permata dinyatakan
berada pada posisi “Sehat” sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
menyaratkan nilai BOPO kurang dari 94%.
1.5 Kinerja Faktor Likuidity
Tabel 4.21
Penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Permata Tbk atas LDR
Tahun 2006,2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011
(1)
Tahun
(2)
LDR
2006
2007
2008
2009
2010
2011
79,65%
84,1 %
78,37%
86,58%
88,97%
82,43%
(3)
Kredit
poin LDR
100
100
100
100
100
100
(4)
Bobot faktor
10%
10%
10%
10%
10%
10%
(5)
Nilai kredit
CAMEL
10
10
10
10
10
10
Berdasarkan tabel di atas nilai kredit poin LDR Bank Permata selama
6 tahun sejak tahun 2006-2011 adalah 100 poin. Artinya selama 6 tahun
kredit poin LDR Bank Permata telah mencapai nilai maksimum sebesar
100. Hal ini menandakan bahwa tingkat likuiditas Bank Permata sudah
baik.
1.6 Penilaian akhir CAMEL PT Bank Permata
Tabel 4.22
Penilaian akhir CAMEL dan Predikat CAMEL Bank Permata
Tahun 2006-2011
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Nilai kredit
25
25
25
25
25
25
30
30
30
30
30
30
14,95
16,14
18,22
16,23
23,14
20,1
CAMEL CAR
Nilai kredit
CAMEL
Kecukupan PPAP
Nilai kredit
16
CAMEL NPM
Nilai kredit
4
5
4,66
4,66
5
5
5
5
5
5
5
5
10
10
10
10
10
10
88,95
91,14
92,87
90,89
98,14
95,1
81
81
81
81
81
81
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
CAMEL ROA
Nilai kredit
CAMEL BOPO
Nilai kredit
CAMEL LDR
Total nilai kredit
CAMEL
Standar CAMEL
Menurut BI
Predikat CAMEL
Bank berdasarkan
standar BI
Sumber : data olahan
Berdasarkan penilaian akhir CAMEL diatas kinerja keuangan
Berdasarkan penilaian akhir CAMEL diatas kinerja keuangan Bank Permata
selama periode 2006-2011 berada pada kondisi sehat artinya kinerja Bank
Pemata sudah menunjukkan kinerja yang baik. pada tahun 2006 bank permata
mendapat nilai akhir CAMEL sebesar 88, 95 poin dan masuk kategori sehat
karena berada diatas ketentuan Bank Indonesia sebesar 81 poin. Dimana nilai
kredit poin CAMEL atas CAR, PPAP, BOPO dan LDR memberikan kontribusi
besar dengan mendapat nilai maksimum bagi komponen tersebut selama 6
tahun berturut-turut. Pada indikator Capital yakni CAR, tahun 2006 diperoleh
nilai CAR sebesar 13,47% sehingga kinerja faktor Capital mendapat kredit
poin 25. Hal ini menandakan bahwa memiliki modal yang cukup sehingga pada
saat-saat kritis, bank tetap dalam posisi aman karena memiliki cadangan modal
di Bank Indonesia.
Selanjutnya tahun 2007 Bank Permata mendapat nilai akhir CAMEL
sebesar 91,14 poin dan mendapat predikat “sehat”. Nilai ini lebih besar dari
tahun sebelumnya sebab terdapat peningkatan nilai kredit poin pada faktor
17
manajemen yang sebelumnya 14,95 menjadi 16,14 pada tahun 2007.
Peningkatan kredit poin faktor manajemen ini dikarenakan oleh adanya
peningkatan nilai NPM menjadi 64,56% dari nilai sebelumnya sebesar 59,82%.
Hal ini menandakan laba bersih yang didapat dari pendapatan operasional
bersih semakin besar.
Selain itu, terjadi peningkatan kredit poin dari faktor Earning yakni dari
rasio ROA yang pada tahun 2007 memberikan nilai kredit poin maksimum
sebesar 5 poin naik 1 poin dibanding tahun sebelumnya yang hanya
menghasilkan 4 poin. Artinya pada tahun 2007 selain terdapat peningkatan
pada faktor manajemen juga terdapat peningkatan pada faktor Earning.
Peningkatan faktor Earning ini dimungkinkan oleh adanya peningkatan pada
faktor manajemen. Karena manajemen yang baik menghasilkan Earning yang
baik pula.
Tahun 2008 Bank Permata mendapat nilai akhir CAMEL sebesar 92,87
poin, hal ini dipicu oleh adanya peningkatan faktor NPM yang mengalami
kenaikan sebesar 2,08 poin dari 16,14 poin menjadi 18,22 poin.
Pada tahun 2009 Bank Permata mendapat nilai akhir CAMEL sebesar
90,89. Nilai CAMEL tahun ini mengalami penurunan sebesar 1,98 poin dari
tahun sebelumnya. Penurunan nilai CAMEL ini disebabkan oleh turunnya nilai
kredit poin NPM sebesar 1,99 poin dari 18,22 poin menjadi 16,23 poin.
Pada tahun 2010 Bank Permata mendapat nilai akhir CAMEL sebesar
98,14% poin. hal ini dipicu oleh adanya peningkatan faktor NPM yang
mengalami kenaikan sebesar 6,91 poin dari 16,23 poin menjadi 23,14 poin.
Selain itu, peningkatan nilai kredit CAMEL juga dipengaruhi oleh adanya
peningkatan kredit poin ROA dari 4,66 poin pada tahun sebelumnya menjadi 5
poin. artinya pada tahun 2010 selain tetap mempertahankan kondisi perusahaan
pada kategori “Sehat” atau berkinerja “baik” perusahaan juga berhasil
meningkatkan kinerja faktor earning ROA mencapai kinerja maksimum serta
meningkatkan kinerja manajemen.
Tahun 2011 Bank Permata mendapat nilai akhir CAMEL sebesar 95,1 poin
turun sebesar 3,04 poin dari tahun sebelumnya akibat adanya penurunan nilai
18
kredit poin NPM sebesar 3,04 poin. Dilihat secara keseluruhan dari tahun
2006-2011 kinerja Bank Permata berdasarkan CAMEL kesemuanya berada
pada posisi “sehat” hanya nilai kredit poin CAMELnya bervariasi meskipun
tetap diatas 81 poin.
H. Kesimpulan
1. Kinerja keuangan pada indikator aspek Capital Bank Permata
berada pada kondisi sehat artinya kinerja pengelolaan modal Bank
Permata berada pada kategori baik.
2. Kinerja keuangan faktor assets Bank Permata berdasarkan kecukupan
PPAP(Penyisihan penghapusan aktiva produktif) masih di atas
ketentuan Bank Indonesia, artinya kinerja pengelolaan aset Bank
Permata sudah baik.
3. Kinerja
faktor
manajemen Bank Permata tergolong sehat atau
berada pada kategori Baik.
4. Kinerja faktor Earning Bank Permata dilihat dari rasio ROA(Return
on assets) dan BOPO (Beban operasional terhadap pendapatan
operasional) rata-rata berada pada posisi sehat, artinya kinerja
Earning Bank Permata sudah baik.
5. Kinerja faktor liquidity Bank Permata rata-rata berada pada kondisi
cukup sehat, artinya kinerja faktor likuidity berada pada kondisi
cukup baik.
6. Penilaian akhir kinerja Bank Permata secara menyeluruh dengan
menggunakan metode CAMEL berada pada kondisi sehat artinya
kinerja keuangan Bank Permata masuk kategori baik.
I. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa saran mengenai penelitian ini,
yakni:
1. Diharapkan Bank Permata dapat mempertahankan kekuatan aspek
permodalannya dengan cara meningkatkan modal perusahaan serta
mengurangi resiko kredit dan resiko operasional.
19
2. Perusahaan diharapkan dapat mempertahankan kinerja faktor assets
dengan
cara
memperhatikan
besarnya
kecukupan
PPAP
dan
mengalokasikan dana khusus agar persentase jumlah kecukupan PPAP
tidak mengalami penurunan serta mengurangi munculnya aktiva
produktif yang beresiko.
3. Perusahaan diharapkan lebih memperhatikan kinerja faktor Earning
dengan cara meningkatkan pengelolaan terhadap assets yang dimiliki dan
mempertahankan kualitas aktiva yang dimiliki.
4. Perusahaan diharapkan lebih memperhatikan kinerja faktor Likuidity
dengan cara menerapkan prioritas pemenuhan utang jangka pendek yang
dimiliki perusahaan serta menekan tingkat utang jangka pendek
perusahaan.
J. Referensi
Abdulkadir Muhammad. (2004). Lembaga Keuangan dan Pembiayaan.
Bandung : Citra Aditya Bakti.
Alex Marzuki. (2006). LKS Ekonomi SMA Kelas XI. Solo : CV. Haka MJ
Amir Suhadimanto. (2005). Akuntansi Kelas 2 SMA. Jakarta : Yudhistira
Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004. perihal Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum.
Compton, Eric N. (1991). Principle of Banking. (Terjemahan Alexander Oey).
Jakarta : Akademika Pressindo.
Drebin, Allan R. (1991). Advanced Accounting. (Terjemahan Freddy Saragih
dkk). Jakarta : Erlangga.
Harahap, Sofyan. (2004). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Iqbal Hasan. (2006). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Irham Fahmi. (2012). Analisis Kinerja Keuangan.Bandung : Alfabeta.
Kasmir. (1999). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya . Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
20
Komaruddin Sastradipoera. (1994). Strategi manajemen bisnis perbankan.
Bandung : Kappa- Sugma.
Lukman Dendawijaya. (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Martono dan Harjito. (2003). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Muhammad Djumhana. (2000). Hukum Perbankan di Indonesia . Bandung :
Citra Aditya Bakti.
Munawir. (2007). Analisa Laporan keuangan, edisi keempat. Yogyakarta :
Liberty.
N. Lapoliwa dan Daniel Kuswandi. (2007). Akuntansi Perbankan. Jakarta :
Institut Bankir Indonesia.
Nasution. (2009). Metode Research. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Neni Sri imaniaty. (2010). Pengantar Hukum Perbankan Indonesia. Bandung :
Refika Aditama.
Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2007). Pedoman Operasional
Penulisan Skripsi. Bandung: Prodi Pendidikan Akuntansi.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. (2004). Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Yogyakarta :AMP YKPN.
Subana Drs. M.Pd, Moersetyo Rahadi Drs., Sudrajat S.Pd. (2005). Statistik
Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Sudjana. (2001). Statistika untuk Ekonomi dan Tata Niaga . Bandung : Tarsito.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis .Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikuto.(2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan dan praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
Teguh Pudjo Muljono. (1999). Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktik
Perbankan, Edisi 3, Yogyakarta : BPFE.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI.
Y. Sri Susilo, dkk. (2008). Bank & Lembaga keuangan Lainnya. Jakarta :
Salemba 4.
21
Jurnal, internet dan sumber lainnya
Wisnu, Mawardi.2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum
Dengan Total Assets Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Dan Strategi.
Vol.14. No.1. Juli 2005.
Kalvin Sihol dan Daniel Pangaribuan. 2007. Penilaian kesehatan Bank Dengan
Metode CAMEL : Studi Kasus pada PT BPR ABC. Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan. Vol.1. No.2. Agustus 2007.
Sri Pujianti, Susi Suhendra MS, Dr. Analisis Kinerja Keuangan Mengenai
Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel ”(Studi
Kasus Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Dan PT. Bank
Bukopin Tbk Periode 2006- 2008). [Online]. Tersedia: http:/library
.gunadarma.ac.id. [20 Maret 2012]
Sapto Jumono ( ). Bank Sehat. [Online]. Tersedia :http://www.esaunggul.
ac.id/index.
php?mib=prodi&sid=4&nav=artikel.detail&id=92&title=Bank%20Sehat.
[24Februari 2012].
Noermanto( ). Definisi dalam istilah statistik. [Online]. Tersedia : http: //
nurmanto.com/definisi-dalam-istilah-statistik/. [24 Februari 2012].
Ika Samsumantri ( ). Kasus-kasus bank kolaps beserta alasan. [Online].
Tersedia : http://ikasamsumantri.wordpress.com/2011/10/13/kasus-kasusbank-kolaps-beserta-alasan/ [24 Februari 2012]
Putra (2009). Definisi fungsi dan peranan bank dalam perekonomian. [Online].
http:// putracenter.net/ 2009/09/23/definisi-fungsi-dan-peranan-bankumum-dalam-perekonomian/ [20 Maret 2012].
(2002). Program restrukturasi perbankan. [Online]. Tersedia :www.
tempo interaktif.com
Permata annual report [Online]. Tersedia : www.permatabank.com
Universitas Kristen Petra, Jakarta (2005). Hasil Camel Bank Permata tahun
2005. [Online]. Tersedia: www.digilib.petra.ac.id
22