Teknologi Sistem Pakar Konseling Alterna

Rencana Penelitian

Teknologi Sistem Pakar Konseling
Alternatif Treatment Untuk Membantu Mengatasi Masalah Pribadi Sosial Remaja
Studi Pengembangan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Eko Susanto, M.P.d., Kons.
Blog : http://eko13.wordpress.com
Email : ekobkummetro@gmail.com
HP : 0813 6914 9853
Universitas Muhammadiyah Metro
Propinsi Lampung

Latar Belakang
Dalam perkembangannya ilmu bimbingan dan konseling dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang bersifat responsif. Tuntutan tersebut muncul karena adanya
kecenderungan individu untuk bertanya atas masalah yang dialami. Pada era teknologi
saat ini kecenderungan tersebut langsung dapat disalurkan dengan searching di internet
melalui gadget. Sayangnya semua informasi yang disajikan di internet belum tentu benar
dan belum tentu dapat dipertanggungjawabkan. Karena saat ini belum ada lembaga yang
memvalidasi informasi yang tersebar pada situs dan blog di internet. Saat ini konselor

dipandang perlu untuk memperluas eksistensi bantuannya melalui internet. Eksistensi
yang dimaksud adalah eksis memberikan bantuan dan menginspirasi banyak orang.
Bukan konselor yang eksis pada media sosial dengan komentar negatif yang
kontroversial. Kemajuan teknologi komputer disadari atau tidak telah membawa dampak
pada lingkungan kerja konselor (Susanto, 2009). Kondisi ini menuntut konselor untuk
memanfaatkan teknologi dalam menjalankan tugasnya memberikan pelayanan bimbingan
dan konseling.
Pengalaman di lapangan menunjukkan adanya kepercayaan yang tinggi dari
masyarakat terhadap informasi dari internet. Seiring dedngan hal itu muncul
kecenderungan individu lebih senang berkomunikasi via internet, membaca komentar
orang lain, membaca artikel terkait masalahnya dan lain-lain. Ada juga yang mencari
solusi masalahnya di internet baik masalah pribadi, sosial, karir atau pekerjaan dan
masalah akademik. Hal ini dirasa lebih mudah dengan membuka laman-laman di internet
individu bisa mendapatkan informasi sebagai bahan pengambilan keputusan. Fenomena
bertanya pada laman media sosial sudah menjadi hal yang biasa, seolah-olah semua
jawaban yang diberikan adalah pendapat seorang ahli atau pakar, padahal tidak demikian.
Bagi mereka yang tahu dan dapat menyaring informasi dari internet mungkin saja akan
mendapatkan manfaatnya. Akan tetapi bagi remaja sekolah menengah mungkin saja
memiliki keterbatasan menyaring informasi dari internet. Remaja pada usia sekolah
menengah amat rentan dengan masalah baik masalah pribadi, sosial, akademik atau karir.

Hal ini amat mungkin terjadi akibat adanya perubahan fisik dan perkembangan aspek
psikis dan psikososial (Papalia, et al., 2000; Turner & Helms, 1995).

1

Rencana Penelitian

Khusus masalah pribadi sosial yang dialami remaja disekolah secara alami
mungkin tidak semua dapat terdeteksi oleh konselor. Pengalaman di lapangan juga
menunjukkan umumnya mereka akan menceritakan masalahnya dengan teman sebaya.
Bahkan banyak remaja sekolah yang mencari informasi di internet terkait masalah pribadi
sosial yang dialaminya. Masalah yang dialami remaja sekolah seiring dengan adanya
masa transisi dari masa anak-anak menuju tuntutan tugas perkembangan masa dewasa.
Keadaan ini memberikan tekanan sosial tersendiri bagi remaja, karena mereka berada
pada kondisi baru yang pada masa kanak-kanak kurang mempersiapkan diri untuk
menghadapi kondisi tersebut. Tekanan-tekanan dan ketegangan semacam ini biasa terjadi
dalam mencapai kematangan fisik dan sosial (Slavin, 2000; Hurlock, 1999). Berita
negatif terkait masalah pribadi sosial remaja sudah sering ditanyangkan pada media masa
baik cetak atau elektronik. Apalagi pada era digital saat ini, remaja dapat dengan mudah
meluapkan unek-unek atau kegalauan dirinya pada media sosial di internet.

Menilik pada kondisi yang demikian maka perlu ada upaya preventif dan kuratif
yang diinisiasi oleh konselor untuk memberikan pelayanan responsif. Sebagai manusia
konselor tentu memiliki keterbatasan untuk memberikan bantuan stand by dalam waktu
24 jam. Namun demikian ini dapat diwujudkan dengan membangun sebuah sistem yang
dapat membantu individu layaknya seorang konselor. Sistem yang demikian disebut
dengan Sistem Pakar. Sistem pakar dapat didefinisikan sebagai upaya mengadopsi
pengetahuan manusia ke dalam komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah
seperti yang biasa dilakukan oleh seorang pakar (Oktaviana dkk, 2012). Dalam ilmu
komputer telah banyak upaya yang dilakukan untuk menuangkan ilmu pengetahuan
seorang pakar kedalam sebuah sistem komputer. Pengembangan sistem semacam ini
bertujuan untuk membantu masyarakat umum menemukan solusi masalah yang dialami
layaknya seorang pakar. Berdasarkan latar belakang diatas rencana penelitian yang akan
dilakukan adalah Pengembangan Sistem Pakar Bimbingan dan Konseling Berbasis Web
Untuk Penanganan Masalah Pribadi Sosial Remaja.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah rumusan masalah pribadi sosial remaja sekolah menengah dan cara
mengatasinya?
2. Bagaimanakah penyajian informasi dalam rancangan sistem pakar yang dapat
digunakan sebagai referensi pengambilan keputusan terkait masalah pribadi sosial
remaja?

Ruang Lingkup
1. Rumusan masalah pribadi sosial remaja dan kategori masalah pribadi sosial remaja.
2. Solusi dan saran terhadap masalah pribadi sosial remaja yang diperoleh dari
pendapat ahli dibidang bimbingan dan konseling.
3. Pengembangan sistem pakar yang mengintegrasikan pengetahuan ahli terkait
masalah pribadi sosial remaja kedalam aplikasi komputer berbasis web.
4. Output hasil analisa sistem pakar adalah solusi atau saran untuk mengatasi masalah
pribadi sosial remaja.

2

Rencana Penelitian

Tujuan
Tujuan rencana penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat rumusan masalah pribadi sosial remaja sekolah menengah dan
mengintegrasikannya kedalam sistem pakar berbasis web yang dapat digunakan
untuk membantu menyelesaikan masalah pribadi sosial remaja.
2. Memberikan informasi terkait masalah pribadi sosial remaja sebagai referensi untuk
pengambilan keputusan.

Manfaat
1. Pengguna (Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dan Siswa) dapat
menggunakan sistem pakar ini untuk mengetahui masalah pribadi sosial yang
dialami oleh remaja sekolah menengah.
2. Pengguna (Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor) dapat menggunakan
sistem pakar ini untuk membantu orang lain dalam mengatasi masalah pribadi sosial
remaja sekolah menengah.
3. Pengguna (Siswa) dapat menggunakan sistem pakar ini untuk menyelesaikan
masalah pribadi sosial yang dialami.
Metode dan Pendekatan
Dalam rencana penelitian ini akan menggunakan dua pendekatan. Pertama
pendekatan kuantitatif untuk menganalisis dan menemukan distribusi masalah pribadi
sosial remaja diusia sekolah menengah. Kedua pendekatan kualitatif yakni merumuskan
interpretasi, solusi dan atau rekomendasi dari setiap masalah pribadi sosial remaja diusia
sekolah menengah. Kemudian solusi dari masalah pribadi sosial remaja yang telah
terkumpul dimasukkan kedalam aplikasi sistem pakar. Sistem pakar ini dirancang dengan
basis web sehingga dapat diakses oleh semua orang. Sistem pakar akan dibuat kompatibel
dengan perangkat mobile, sehingga mempermudah akses melalui perangkat mobile
seperti smartphone atau tablet. Sistem pakar akan dibuat mengikuti langkah-langkah
pengembangan aplikasi sistem pakar yang umum digunakan pada bidang ilmu komputer

dan teknologi informasi. Pada rencana penelitian ini akan menggunakan Metode Rational
Unified Process (RUP). Widodo dkk (2012) menerangkan dalam metode RUP terdapat
empat tahapan pengembangan sebagai berikut: 1) Inception atau Tahap Analisis, 2)
Elaboration atau Tahap Desain, 3) Construction atau Tahap Implementasi dan Pengujian,
4) Transition atau tahap Pengembangan.
Sistem pakar bimbingan dan konseling yang akan dikembangkan dikhususkan
untuk menangani masalah pribadi sosial remaja. Sistem pakar ini akan mengajikan
berbagai masalah pribadi sosial remaja pada usia sekolah menengah. Setiap masalah yang
ditampilkan akan disertai deskripsi cara penangannanya, solusi dan atau tindakan yang
harus dilakukan oleh pengguna sistem pakar. Tahap pengembangannya secara sederhana
pertama mengumpulkan pengetahuan pakar bimbingan dan konseling terkait masalah
pribadi sosial. Kedua dilanjutkan dengan analisis, menghimpun dan mengkategorikan
pengetahuan tersebut. Ketiga mengintegrasikan pengetahuan yang terhimpun ke dalam
sistem pakar secara offline. Keempat diseminasi sistem pakar yang dikembangkan secara
online pada server hosting di internet. Mengingat sasaran pengguna adalah masyarakat
umum maka desain sistem pakar dibuat minimalis dengan alur navigasi yang simpel.
Sehingga sistem pakar ini dapat diakses dan digunakan dengan mudah oleh remaja usia

3


Rencana Penelitian

sekolah menengah dan masyarakat umum lainnya. Sistem pakar ini juga dapat digunakan
oleh konselor sekolah dimanapun mereka berada. Setiap pengguna diminta mendaftarkan
diri secara online sebelum menggunakan fasilitas sistem pakar.

Daftar Pustaka
Oktaviana, Suci dkk. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal Menggunakan Metode Hill
Climbing. Jurnal Teknik informatika, Vol 1 September 2012.
Susanto, Eko. 2009. Pengolahan Sosiometri dengan Aplikasi Komputer. Makalah
disampaikan dalam Seminar Internasional dalam rangka Kongres XI dan
Konvensi Nasional XVI Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)
dengan Tema: Revitalisasi Bimbingan dan Konseling untuk Mewujudkan Tujuan
Pendidikan Nasional, di Surabaya, tanggal 14 – 17 Nopember 2009.
Widodo, Arsani dkk. 2012. Penerapan Metode Forward Chaining pada Aplikasi Sistem
Pakar Berbasis Web Untuk Diagnosa Gangguan Ketidakseimbangan Asam/Basa
pada Manusia. (Online)
http://eprints.mdp.ac.id/775/1/JURNAL%20%202007250106%20%20ARSANI
%20WIDODO%20DAN%202007250108%20ADIL%20AL%20AMIN.pdf.
Diakses 3 Maret 2015.

Papalia,D.E et al., 2000. Human Development (8th ed). Boston : McGraw Hill.
Turner, J. S & Helms, D. B. 1995. Life Span Development (8th ed). Forth-Worth :
Harcout Brace College Publisher.
Slavin. R E. 2000. Educational Psychology, Theory and Practice. Allyn & Bacon United
State of America.
Hurlock, B.E. 1999. Personality Development. New Delhi: McGraw Hill Book co. Inc.

4