MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
R. Akhmad Mukhlis TanuAndhikaNata (1505161)
Teknologi Pendidikan, Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
radenakhmadm@gmail.com
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat
kemampuan yang berbeda. Jadi, dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berkemampuan
rendah, sedang, dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama dan
membantu untuk memahami bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu siswa
belum menguasai bahan pembelajaran.
Rusman (2014, h. 201) juga menyatakan bahwa teori yang melandasi pembelajaran
kooperatif adalah teori konstruktivisme. Dalam teori kontruktivisme ini lebih mengutamakan
pada pembelajaran siswa yang dihadapkan pada masalah-masalah kompleks untuk dicari
solusinya. Selanjutnya menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana atau keterampilam
yang diharapkan.Kauchak dan Eggen (1998) juga menjelaskan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif
dalam mencapai tujuan.
Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang
dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi, dalam setiap kelompok
terdapat siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas,

anggota saling bekerja sama dan membantu sama lain untuk memahami bahan pembelajaran.
Tipe GI (Group Investigation) merupakan salah satu metode kompleks dalam
pembelajaran kooperatif yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill berpikir level
tinggi serta menekankan pada heterogenitas dan kerja sama antarsiswa, sementara guru hanya
berperan sebagai fasilitator saja. Metode GI (Group Investigation) yang pertama kali
dikembangkan oleh Sharan dan Sharan (1976) ini merupakan salah satu metode kompleks
dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill berpikir
level tinggi. Pada prinsipnya, metode GI (Group Investigation) sudah banyak diadopsi oleh
berbagai bidang pengetahuan, baik humaniora maupun saintifik. Akan tetapi, dalam konteks
pembelajaran kooperatif, metode GI (Group Investigation) tetap menekankan pada
heterogenitas dan kerja sama antarsiswa.

Menurut Rusman (2014, h. 22) mengemukakan beberpa kelebihan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation adalah sebagai berikut:
1. Dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa
mengikuti pembelajaran.
2. Berorientasi menuju pembentukan siswa menjadi manusia sosial.
3. Dapat mengembangkan kreativitas siswa, baik secara individu ataupun kelompok.
4. Memberikan kesempatan berkolaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi
kelompok untuk memecahkan suatu masalah.

5. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran yang diberikan guru sehingga dapat
membangun pengetahuan siswa.
Dari penjelasan diatas bahwa kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe group
investigation adalah siswa dapat memiliki rasa tanggug jawab baik secara individu maupun
berkelompok, siswa juga dapat berkolaborasi dengan teman sebaya dalam berdiskusi untuk
memecahkan masalahnya.
Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
sebagai berikut :
1. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal
3. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran koperatif tipe group
investigation.
4. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
5. Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat
menggunakan model ini.
Adapun manfaat model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah sebagai
berikut:
1. Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif tipe group investigation
memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman

satu tim untuk mencerna materi pembelajaran.
3. Meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar kooperatif tipe group
investigation dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa,
serta mempunyai andil terhadap keberhasilan tim.

4. Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir, belajar
kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang
rumit, pelaksanaan kaijian proyek, dan latihan memecahkan masalah.
5. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan bersama kelompoknya
dalam mencari materi hingga mengloh materi bersama kelompokya.
6. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
7. Meningkatkan perilaku karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya
Dari pemaparan di atas dijelaskan bahwa manfaat model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa apabila dijalankan sesuai dengan
aturan yang ada. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe group
investigation ini juga dapat meningkatkan hubungan sosial siswa di dalam kelas, mampu
melatih kerjasama
yang baik dengan kelompoknya, meningkatkan rasa percaya diri, menumbuhkan relasi
kebutuhan peserta didik dalam berfikir hingga dapat memadukan dan menerapkan
pengetahuan dan keterampilan bersama kelompoknya dalam mencari materi hingga

mengolah materi bersama kelompoknya.

DAFTAR PUSTAKA
Santyasa, Wayan, I. (2007). Model-model pembelajaran inovatif. Diperoleh 18 Februari
2017.

Diakses

dari

http://scholar.google.co.id/scholar_url?

url=http://www.academia.edu/download/41170972/MODEL_MODEL_PEMBELAJARAN.p
df&hl=en&sa=X&scisig=AAGBfm2QPYWK6N2w8FF0PfF0Rkxp2qqAVw&nossl=1&oi=sc
holarr&ved=0ahUKEwjz_veh15jSAhVGQY8KHWwVBHkQgAMIGCgAMAA
Fitriana, Laila. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation
(GI) dan STAD Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kemandirian Belajar
Siswa. Diperoleh 18 Februari 2017. Diakses dari http://scholar.google.co.id/scholar_url?
url=https://eprints.uns.ac.id/8621/1/162642708201003351.pdf&hl=en&sa=X&scisig=AAGB
fm3F47jDApM7OHGIBX-HzeWzi3F6g&nossl=1&oi=scholarr&ved=0ahUKEwjz_veh15jSAhVGQY8KHWwVBHkQgAMIGSgB

MAA
Astuti, Mulya, A. (2014). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Group

Investigation Terhadap Peningkatan Kemampuan Investigasi Matematika Siswa.Diperoleh
18

Februari

2017.

Diakses

dari

https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjRrOfj3pnS
AhXJKY8KHSN2D3oQFggeMAA&url=http%3A%2F%2Fejurnal.iainmataram.ac.id

%2Findex.php%2Fbeta%2Farticle%2Fdownload
%2F666%2F865&usg=AFQjCNEBceBNHdLeJSjnNvGN8tnYvNC1pQ&sig2=i33dsE2fGuR76WAv173bg&bvm=bv.147448319,d.c2I
Anggraeni, W. (2016). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Diperoleh
18 Februari 2017. Diakses dari repository.unpas.ac.id/12653/5/BAB%202%20Welini.pdf