JARINGAN KOMPUTER II LAPORAN BAB 4 SETTI

JARINGAN KOMPUTER II
LAPORAN BAB 4
“SETTING ROUTING”

Oleh :
Meyla Yan Sari
IK-2B
3. 34. 13. 1. 10

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015

SETTING ROUTING
I.

Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menjelaskan praktek ini, mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan konsep routting sederhana
b. Mengatur routing statis pada mesin linux


II.

Dasar Teori
Routing

adalah

hal

mendasar

dalam

perancangan

jaringan,

dan


mampu

meminimalisasi kompleksitas node dan jaringan. Perancangan IP routing dalam
jaringan sederhana tidak serumit perancangan dalam jaringan kompleks. Meski
demikian, konsep dasar IP routing tidak berbeda, yakni bagaimana memilih dan
menetapkan alamat agar dapat mencapai tujuan dengan tepat dan efisien.
1. Tabel Routing
Pengetahuan tentang routing tidak dapat lepas dari tabel routing (routing table).
Pada suatu host yang terkoneksi jaringan, dapat ditemukan banyak tabel routing
terkonfigurasi di dalamnya, misalnya tabel local, main, default, unspec dan
inr.ruhep. Meski demikian, dua tabel utama yang umum digunakan adalah tabel
local dan tabel main.
 Tabel local merupakan tabel routing khusus yang dirawat oleh kernel. User
dapat menghapus entrynya, tetapi beresiko. Kemudian, mereka tidak dapat
menambahkan entri ke dalamnya.
 Tabel main merupakan tabel yang dioperasikan dan dikendalikan oleh program
route dan jika tidak, ditetapkan oleh IP route.
 Tabel default, unspec dan inr.ruhep merupakan tabel routing lainnya dengan
nomor spesifik.
Tabel


routing

memuat

beragam

entry.

Secara

umum,

masing-masing

mendefinisikan :
 Destination Address (alamat tujuan), baik Network Address maupun Host
Address
 TOS (Type of Service)


 Scope
 Output Interface
Linux memiliki beberapa perintah built-in (route, ip route da nip rule) yang dapat
digunakan untuk mengelola dan memanipulasi tabel routing seperti ;ocal dan
main.
2. Tabel Routing_local_
Tabel routing local dirawat oleh kernel. Normalnya, tabel routing local tidak dapat
diganggu, tetapi kita dapat menampilkannya. Tipe rute dalam tabel local adalah
local, nat dan broadcast. Ketiganya tidak hadir dalam tabel routing lainnya, dan
tipe rute lainnya juga tidak dapat digunakan dalam tabel routing local.
Contoh tabel routing local pada mesin Linux yang memiliki interface eth0 dengan
IP address 192.168.1.1/24 adalah sebagai berikut.
[root@Komputer1~] # ip route show dev eth0 table local
broadcast

192.168.1.0

proto kernel scope link src 192.168.1.1

broadcast


192.168.1.255

proto kernel scope link src 192.168.1.1

local

192.168.1.1

proto kernel scope hast src 192.168.1.1

Seperti terlihat pada tabel routing local di atas, Network Address dan Broadcast
Address dimasukkan sebagai tipe rute broadcast dalam interface. Secara konsep,
kedua tipe memang memiliki perbedaan. Namun oleh kernel, keduanya
dianalogikan sama. Setiap IP address yang di-host secara local akan memiliki
entri local dalam tabel local.
Contoh tabel routing local pada mesin Linux yang memiliki interface eth0 dengan
IP address 192.168.1.1/24 adalah sebagai berikut.
[root@Komputer1~] # ip route show dev eth0table local
broadcast


192.168.1.0

proto kernel scope link src 192.168.1.1

broadcast

192.168.1.255

proto kernel scope link src 192.168.1.1

local

192.168.1.1

proto kernel scope host src 192.168.1.1

Seperti terlihat pada tabel routing local di atas, Network Address dan Broadcast
Address dimasukkan sebagai tipe rute broadcast dalam interface. Secara konsep,
kedua tipe memang memiliki perbedaan. Namun oleh kernel, keduanya


dianalogikan sama. Setiap IP Address yang di-host secara local akan memiliki
entri local dalam tabel local.
3. Tabel Routing “main”
Tabel routing main adalah tabel routing utama yang sering dipanggil secara
umum. Ketika disebutkan _tabel routing Linux_, maksudnya adalah tabel
routing_main_. Saat kita memberi perintah ip route tetapi tidak ada tabel tertentu
yang diterapkan, maka kernel mengasumsikan kita memilih tabel routing main.
Sama dengan tabel local, tabel main juga dibuat otomatis oleh kernel saat
interface baru diberi IP address.
Catatan :
Perintah route hanya dapat memanipulasi tabel routing main, bukan untuk tipe
tabel lainnya.
Contoh tabel routing main pada mesin Linux yang memiliki interface eth0 ( IP :
192.168.1.1/24 ) adalah sebagai berikut.
[root@Komputer1~] # route –n
Kernel IP routing table
Destination

Gateway


Genmask

Flags Metric Ref

Use

Iface

192.168.1.0

0.0.0.0

255.255.255.0 U

0

0

0


eth0

127.0.0.0

0.0.0.0

255.0.0.0

U

0

0

0

lo

0.0.0.0


192.168.1.1

0.0.0.0

UG

0

0

0

eth0

Dalam tabel routing di atas, terdapat tiga jenis rute.
Satu rute (umumnya dimiliki oleh semua komputer) adalah rute untuk interface
looback. Interface ini merupakan sebuah IP interfaceyang digunakan secara local
untuk host bersangkutan. Umumnya loopback dikonfigurasi sebagai IP address
tunggal dalam jaringan kelas A, dengan alamat 127.0l0.1/8 dan nama device lo.

Dua jenis rute lainnya menunjukkan cara bagi komputer untuk mencapai setiap IP
address di Internet. Kedua jenis tersebut membagi jaringan ke dalam dua kategori,
yaitu jaringan yang dapat dicapai secara local (192.168.1.0/24) dan jaringan
lainnya di luar itu. “Jika sebuah address ditunjukkan dalam range 192.168.1.0/24,
maka Komputer1 mengetahui bahwa ia dapat mencapai range IP tersebut secara
langsung, sehingga setiap paket dalam range akan dilepas ke media local.

“Sebaliknya, jika paket ditunjukkan ke address di luar range, Komputer1 akan
membaca tabel routingnya. Pada kasus ini, rute default berfungsi sebagai terminal
pemilihan. Jika tidak ada rute lain yang cocok, paket akan diforward ke address
tujuan sebagai default gateway.
4. Manipulasi Tabel Routing
IP Routing merupakan bagian mendasar tugas administrator jaringan. Pada
prakteknya kita tidak cukup hanya memberikan address ke setiap mesin dan
membiarkan mereka bekerja dengan sendirinya, melainkan kita perlu pula
meyakinkan bahwa mesin memiliki rute tepat ke setiap jaringan yang perlu
melakukan pertukaran IP.
Beberapa tool yang berperan untuk memanipulasi tabel routing adalah:
 route
 ip route
 ip rule
Tool yang dipraktikan pada jobsheet ini adalah perintah route. Perintah route
digunakan untuk menampilkan rute, menambahkan rute (terutama rute default),
menghapus rute dan memeriksa routing cache. Perintah ini hanya menampilkan
informasi dalam tabel routing utama (main). Beberapa manipulasi yang dapat
dilakukan dengan perintah ini adalah :
 Menampilkan tabel routing main
Perintah : # route -n
 Menampilkan Routing Cache
Perintah : # route -Cen
 Membuat Static Route
Perintah : # route add target ip_terget netmask ip_netmask gw ip_gateway
Contoh :
Target suatu jaringan :
# route add_net 192.168.2.0 netmask 255.255.255.0 gw 192.168.2.1
Target suatu host :
# route add_host 192.168.2.254 netmask 255.255.255.0 gw 192.168.2.1
 Membuat Rute Default

Perintah : # route add gefault gw ip_gateway
 Menghapus Rute
Perintah : # route del target ip_target netmask ip_netmask gw ip_gateway
III.

IV.

Peralatan yang Digunakan
1) Switch + PowerSupply

1 unit

2) Kabel UTP Straight

3 unit

3) Kabel UTP Cross

1 unit

4) PC Server SO Linux

1 unit

5) PC Client SO Windows

2 unit

Langkah / Lembar Kerja
1. Hidupkan komputer anda, login sebagai root, masukkan password root
2. Atur komputer sehingga membentuk jaringan sebagai berikut

V.

Tugas
Latihan 1 : Konfigurasi IP Address
Address

192.168.1.125

Netmask

255.255.255.192

Broadcast

192.168.1.64

Network

192.168.1.64

Gateway

192.168.100.125

Misalkan untuk konfigurasi komputer 1 (PC Router) :

Buka terminal, ketikkan : gedit /etc/network/interfaces

Jika sudah, simpan dengan menekan tombol Ctrl+S
Untuk mengecek, ketikkan # ifconfig eth0

Latihan 2 : Edit dan Setting Konfigurasi DHCP
-

Edit file interfaces

-

Edit file seperti pada gambar berikut :

-

Restart DHCP # /etc/init.d/ isc-dhcp-server restart

Setelah selesai setting DHCP, perlu juga untuk setting DNS
Latihan 3 : Uji Koneksi antar PC, Server – Client, dan Client – Server
Konfigurasi Router bagi Komputer lain
DNS server

Hostname

meyla.net

Device eth0
IP Address

Netmask

Komputer 1

192.168.1.125

255.255.255.192

dwiwuri.net

Komputer 2

192.168.1.126

255.255.255. 192

fiska.net

Komputer 3

192.168.100.3

255.255.255. 192

maharani.net

Komputer 4

192.168.100.33

255.255.255. 192

Komputer 1 (saya) sebagai client
-

Komputer 2 sebagai server, komputer 1 sebagai client :
DNS

: dwiwuri.net

IP

: 192.168.1.66

Melakukan ping ke server

Hasil :

-

Komputer 4 sebagai server, komputer 1 sebagai client
DNS

: maharani.net

IP

: 192.168.1.67

Hasil :

-

Komputer 3 sebagai server, komputer 1 sebagai client
DNS

: Fiska.net

IP

: 192.168.1.65

Hasil :

Komputer 1 (saya) sebagai server
-

Komputer 2 sebagai client, komputer 1 sebagai server
DNS

: meyla.net

IP

: 192.168.1.66

-

Komputer 3 sebagai client, komputer 1 sebagai server
DNS

: meyla.net

IP

: 192.168.1.67

-

Komputer 4 sebagai client, komputer 1 sebagai server
Server : meyla.net
IP

: 192.168.1.65

Melakukan ping ke server (komputer 1)

Hasil :

VI.

Pertanyaan
1.

Jelaskan mengapa perlu melakukan konfigurasi routing?
Jawab :
Beberapa jaringan tidak mempunyai akses ke jaringan TCP/IP lain, dan oleh
karena itu perlu melakukan konfigurasi routing, sehingga paket-paket jaringan
dapat diteruskan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah
internet work.

2. Dapatkah sebuah terminal koneksi pada terminal lainnya dengan menambahkan
nomor route dalam subnettingnya?
Jawab :
Dapat.
3. Dalam pembuatan subnetting, mengapa nomor route tidak dapat digunakan
sebagai nomor terminal, baik sebagai server local maupun client?
Jawab :
Nomor root dan broadcast tidak dapat digunakan, karena nomor root digunakan
sebagai identitas suatu jaringan sehingga tidak bisa digunakan sebagi ip server/

client. Atau juga karena karena nomor route akan digunakan untuk berkomunikasi
antar jaringan dengan melakukan konfigurasi routing.
4. Terangkan manfaat apa yang diperoleh dengan konfigurasi routing?
Jawab :
Dengan melakukan konfigurasi routing, kita dapat menghubungkan dua jaringan.
Sebagai contoh, kita membuat jaringan pada kelas C, jaringan A mempunyai
alamat IP 192.168.1.- dan jaringan B mempunyai alamat IP 192.168.11.-, tanpa
konfigurasi routing kita tidak dapat melakukan koneksi antar jaringan tersebut,
tetapi setelah kita melakukan konfigurasi routing maka kedua jaringan tersebut
akan saling dapat berhubungan.
5.

Rancangkan sebuah jaringan dengan kelas C, jumlah terminalnya 15
menggunakan nomor route yang ketiga dan tetapkan nomor validnya pada setiap
terminal!
Jawab :
Jaringan kelas C :
192.168.10.50 / 27
/27 = 11111111.11111111.11111111.11100000
a. Netmask : 255.255.255.224
b. ∑ subnet : 2x = 23 =8
c. ∑ host/subnet : 2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30
d. ∑ blok/subnet : 256 – 224 = 32
e. IP Valid untuk 15 Terminal, dengan nomor route yang ke 3
- Terminal 1 : 192.168.10.65
- Terminal 2 : 192.168.10.66
- Terminal 3 : 192.168.10.67
- Terminal 4 : 192.168.10.68
- Terminal 5 : 192.168.10.69
- Terminal 6 : 192.168.10.70
- Terminal 7 : 192.168.10.71
- Terminal 8 : 192.168.10.72
- Terminal 9 : 192.168.10.73

- Terminal 10 : 192.168.10.74
- Terminal 11 : 192.168.10.75
- Terminal 1 2 : 192.168.10.76
- Terminal 13 : 192.168.10.77
- Terminal 14 : 192.168.10.78
- Terminal 15 : 192.168.10.79
Route 192.168.10.64
Broadcast 192.168.10.95
VII.

Kesimpulan
1. Routing merupakan hal mendasar dalam perancangan jaringan, dan mampu
meminimalisasi kompleksitas node dan jaringan.
2. Perancangan IP routing dalam jaringan sederhana tidak serumit perancangan
dalam jaringan kompleks.
3. IP Routing memiliki konsep memilih dan menetapkan alamat agar dapat
mencapai tujuan dengan tepat dan efisien.