PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN A (1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO
VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLAVOLI
Yulingga Nanda Hanief, M. Anis Zawawi
Penjaskesrek – Universitas Nusantara PGRI Kediri
ynh90@unpkediri.ac.id
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
pembelajaran audio visual terhadap peningkatan hasil belajar passing atas pada permainan
bolavoli. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas MIN Termas Baron Tahun Ajaran 2014 –
2015 yaitu siswa kelas IV sebanyak 37 siswa sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas
V sebanyak 39 siswa sebagai kelompok kontrol. Metode dalam analisa ini menggunakan
metode statistik kuantitatif desikriptif dan komparatif.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Hasil dari angket FCE dapat disimpulkan
bahwa: guru yang bagus mampu memberikan sesuatu yang mengesankan pada siswa dan
memberikan pengalaman gerak baru. (2) Hasil dari lembar observasi kelas dikjasor dapat
disimpulkan bahwa: hasil pengamatan sikap dari guru dan siswa selama tiga kali pertemuan
menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada saat penelitian sudah berjalan dengan cukup
baik. Hal itu terbukti dari ketiga tatap muka tersebut diperoleh presentase dengan kategori
cukup. (3) Hasil belajar passing atas dapat disimpulkan bahwa: penerapan pembelajaran
menggunakan media audio visual dalam permainan bolavoli ternyata memberikan rata-rata
peningkatan yang positif pada siswa kelompok eksperimen sebesar 15,9% dan siswa

kelompok kontrol sebesar 2,4% terhadap hasil belajar passing atas. Hasil uji beda antar
kelompok menunjukan bahwa nilai thitung 3,222 > nilai ttabel 2,0. Dengan kata lain bahwa
penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada kelompok
eksperimen memberikan pengaruh yang lebih baik dan signifikan dari pada kelompok kontrol
terhadap peningkatan hasil belajar passing atas, siswa pada permainan bolavoli.
Kata Kunci : Media Pembelajaran Audio Visual, Hasil Belajar Bolavoli.
Abstract
The purpose of this research is to know the effect of the use of audio-visual learning
media to improve learning results of over hand pass in the volleyball game. Subyek of this
research is the students of class MIN Termas Baron Academic Year 2014-2015 are students of
class IV as many as 37 students as an experimental group and a class V of 39 students as a

control group. The method in this analysis using desikriptif quantitative statistical methods
and comparative.
The results of the research are as follows: (1) The results of the questionnaire FCE
can be concluded that: a good teacher is able to give something memorable to the students
and provide a new motion experience. (2) The results of the observation dikjasor class can be
concluded that: observations of the attitude of the teachers and students during the three
meetings showed that the process of learning at the time of research has been running well
enough. It was evident from the third-to-face with the percentage obtained enough category.

(3) The learning result of over hand pass it can be concluded that: the application of audiovisual learning media in a volleyball game turned out giving an average of positive
improvement in students the experimental group was 15.9% and the control group students
by 2.4% learning results of over hand pass. The test results showed that the difference
between groups tcount 3.222> 2.0 ttabel value. In other words, the application of audio-visual
learning media in the experimental group influence and significantly better than the control
group to increase learning result of over hand pass in volleyball game.
Key Words : audio-visual learning media, learning results of over hand pass in the volleyball
game.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah proses yang cukup kompleks dalam diri seseorang dalam merubah
tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. Berbagai persoalan, kondisi, dan situasi
sekitarnya merupakan faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar. Interaksi antara
individu yang satu dan individu yang lain ataupun individu dengan lingkungannya akan
memberikan dampak tersendiri bagi perubahan tingkah laku yang hendak dicapai dalam
proses belajar. Lebih jauh, belajar yang terstruktur atau formal dituntut untuk mencapai
tujuan belajar lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini, antara guru dan siswa mesti terjalin
hubungan komunikasi dan interaksi yang baik. Dalam arti guru dalam mentransformasi
ilmu pengetahuan kepada siswanya harus jeli dan tepat membangun hubungan
komunikasi dan interaksi agar tercapai hasil yang maksimal.

Salah satu yang bisa ditempuh oleh seorang guru untuk membangun komunikasi dan
interaksi yang baik, adalah memanfaatkan media. Dengan kata lain, materi atau bahan
ajar yang disampaikan hendaknya bisa diterima dan dipahami siswa secara menyeluruh

dan utuh. Dalam hal ini, media memiliki peranan yang penting untuk menjembatani
komunikasi dan interaksi yang hendak dibangun.
Dengan media yang menghasilkan interaksi transformasi ilmu pengetahuan yang
nyata, akan membantu guru dan siswa menjalin hubungan komunikasi dan interaksi.
Dalam proses pembelajaran, seorang guru dapat menggunakan media sebagai sarana yang
baik untuk menyampaikan informasi atau bahan ajar sehingga materi dapat diterima atau
diserap dengan baik oleh siswa.
Menurut Hamalik dalam Arsyad, ”Pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan kata lain,
media pembelajaran di samping menjadi perantara guru dan siswa dalam
memahami materi ajar, juga merangsang pola pikir siswa”.1
Gaya mengajar seorang guru merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam
mengolah bahan pengajaran dan merubah situasi lingkungan mengajar sedemikian rupa
dalam rangka tercapainya tujuan tertentu, yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran di

sekolah. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, di MIN Termas Baron
Nganjuk ini proses pembelajaran belum menggunakan media audio visual. Oleh sebab
itu, peneliti hendak menerapkan inovasi pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran audio visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa S MIN Termas Baron
Nganjuk.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru
dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan di sekolah, dan tidak
tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
zaman. Penggunaan media audio visual dirasa penting dalam memfasilitasi siswa supaya
dapat menerima pelajaran yang disampaikan. Hal ini dibutuhkan mengingat guru tidak
selalu berperan sebagai pemateri. Jikalau penyajian materi sudah dapat digantikan oleh
media, maka peran guru beralih menjadi fasilitator yaitu memberikan kemudahan bagi
siswa untuk belajar (Prihantono).2 Sebagai contoh, seorang guru menyampaikan materi
tentang teknik dasar passing atas bolavoli dengan menggunakan media audio visual
kepada siswa, selanjutnya pasca pemberian materi tersebut guru memberikan praktek di
1

Arsyad, Azhar, 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Halaman 15
Prihantono, Hariadi, 2006. Pengaruh Penggunaan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Sepak Bola (studi siswa

kelas VII SMPN I Tanggulangin Sidoarjo). Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FIK UNESA. Halaman 4
2

lapangan agar nantinya siswa dapat berpartisipasi aktif serta mampu dengan mudah dalam
menyerap materi yang disampaikan oleh guru.
Dengan demikian, penggunaan bantuan media audio visual diharapkan dapat
memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami teknik dasar passing atas bolavoli
yang selanjutnya dapat dipraktekkan di lapangan sehingga respon siswa terhadap
gerakan-gerakan yang diajarkan pada materi ini dapat terealisasi dengan baik dan benar.
Kegiatan belajar mengajar merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan yang
melibatkan berbagai aspek. Berbagai aspek tersebut semisal tenaga pendidik dan
lingkungan tempat berlangsungnya proses pembelajaran tersebut memiliki peranan
penting dalam mendorong dan menciptakan motivasi belajar siswa. Dengan adanya
motivasi yang kuat, kondisi belajar yang kondusif, maka diharapkan adanya semangat
aktivitas dan kreativitas siswa.
Lebih jauh, Majid menegaskan bahwa ada tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu
ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, penerangan, suhu
pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari dan bina suasana dalam
pembelajaran.3
Dengan kata lain, pengelolaan kelas yang fleksibel dan mudah disesuaikan dengan

siswa, merupakan cerminan dari suasana belajar yang efektif dan efisien. Pengelolaan
kelas sebagai upaya menciptakan lingkungan yang kondusif, menurut E. Mulyasa (dalam
Majid dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut:
1. Memberikan pilihan bagi siswa yang lambat maupun yang cepat dalam
melakukan tugas pembelajaran.
2. Memberikan pelajaran remedial bagi siswa yang kurang berprestasi atau
berprestasi rendah.
3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman
bagi perkembangan potensi seluruh siswa secara optimal.
4. Menciptakan suasana kerjasama saling menghargai baik antar siswa maupun
antara siswa dengan guru dan pengelolaan pembelajaran yang lain.
5. Melibatkan siswa dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara
siswa dengan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan
sebagai sumber belajar.

3

Majid, Abdul, 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Halaman 165


7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan
pada evaluasi diri.4
Uraian di atas menegaskan bahwa kelas efektif

adalah kelas yang memiliki

suasana yang kondusif, dimana di dalam proses pembelajaran terjadi interaksi dan
komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Guru memegang kendali dalam kelas, baik
dalam penataan ruang kelas saat pembelajaran berlangsung ataupun menciptakan inovasi
pembelajaran yang baru sehingga suasana di dalam kelas tidak vakum.
Media sering juga disebut sebagai perangkat lunak yang bukan saja memuat pesan
atau bahan ajar untuk disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga dapat merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada dirinya. Dalam hal ini Soepartono menegaskan:
“Media harus digunakan secara kreatif dalam arti guru harus menyiapkan dan
merancang dengan tepat agar memungkinkan peserta didik belajar lebih
banyak, mencamkan lebih baik apa yang dipelajari dan meningkatkan
performa mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Disinilah guru
dituntut untuk lebih hati-hati dalam memilih dan menetapkan media yang
tepat.” (Soepartono).5

Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi
dengan menggunakan mesin-mesin dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio
dan visual. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras
selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, ataupun tayangan dengan
menggunakan Video Compact Disk (VCD). Jadi, pengajaran melalui media audio visual
adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan
pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol
yang serupa. Dale dalam Arsyad, memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar
melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra dengar sekitar 13%, dan melalui indra
lainnya sekitar 12%.6
Dari beberapa pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
informasi atau pengetahuan yang diterima secara visual lebih mudah diserap dan
dipahami dalam ingatan seseorang, sehingga bila hal itu dikombinasikan dengan audio
(melalui indra pendengaran), maka hasil proses pembelajaran yang berlangsung akan
lebih maksimal. Oleh karena itu sebaiknya penyampaian bahan ajar diberikan dengan
4

Majid, Abdul, 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Halaman 165
Soepartono, 2000. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 10
6

Arsyad, Azhar, 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Halaman 10
5

kombinasi diantara keduanya yaitu audio visual, bahkan bila memungkinkan dan
diperlukan juga dapat diberikan rangsangan melalui indra yang lain.
Dale dalam Arsyad, mengemukakan bahwa bahan-bahan audio visual dapat
memberikan banyak manfaat asalkan guru dapat berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Lebih jauh, dalam memanfaatkan media dalam menyajikan materi, guru
dituntut untuk dapat berinteraksi langsung secara intens.7 Hal ini, Menurut Arsyad
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas
2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa
3. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa
4. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa
5. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan
melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya
hasil belajar
6. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa
menemukan seberapa banyak yang telah mereka pelajari.8
Uraian di atas menegaskan bahwa tujuan dari penggunaan media audio visual

adalah terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal ini dapat diukur
dengan kondusifnya suasana ruang belajar. Selain itu, yang dapat dijadikan tolak ukur
lainnya adalah keaktifan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik,
kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mentalemosional-spritual-dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Pendidikan jasmani
memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan
sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan
jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan
secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Menurut SK Menpora Nomor 055 A / MENPORA / 1994 menerangkan bahwa :
“Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara
sadar dan sistematis melelui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka
7
8

Arsyad, Azhar, 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Halaman 23
Arsyad, Azhar, 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Halaman 23


memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik,
kecerdasan dan pembentukan watak”. (Nurhasan, dkk.)9
Bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang
dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda tentang jumlah pemain,
jenis/ukuran lapangan, angka kemenangan yang digunakan, untuk keperluan tertentu.
Namun, pada hakikatnya permainan bolavoli bermaksud menyebarluaskan kemahiran
bermain kepada setiap orang yang meminatinya (PBVSI).10
Tujuan dari permainan adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh
menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan.
Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (diluar perkenaan
blok).
Menurut Irsyada,”Permainan bolavoli adalah olahraga beregu dimana setiap
regu berada pada petak / daerah permainan masing-masing yang dibatasi oleh
net, bola dimainkan dengan satu atau kedua tangan secara hilir mudik atau
bolak-balik melalui atas net secara teratur sampai bola menyentuh lantai (mati)
dipetak / daerah lawan dan mempertahankan bola agar tidak mati di daerah
permainan sendiri”.11
Dalam permainan bolavoli bukan teknik saja, tetapi fisik, taktik serta mental juga
mempunyai pengaruh yang sangat besar. Teknik dasar merupakan suatu hal yang sangat
penting dan harus dikuasai oleh siswa dalam bermain bolavoli.
Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efisien yang sesuai dengan peraturan-peraturan permainan yang
berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Menurut Yunus teknik dasar bermain
bolavoli meliputi:
(1) Passing (mengoper)
(2) Service (menyajikan)
(3) Set up (mengumpan)
(4) Block (bendungan)
(5) Spike / Smash 12
Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani. Surabaya : Unesa University
Press. Halaman 2
10
PBVSI, 2005. Peraturan Permainan Bolavoli. Jakarta : FIVB. Halaman 1
9

11

Irsyada, Machfud, 2000. Bola Voli. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah. Halaman 13-14
12
Yunus, M. 1992. Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Halaman 68

Passing atas merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bolavoli dimana
bola dimainkan dengan dua tangan di atas kepala, tepatnya dengan jari-jari kedua telapak
tangan. Bagian dalam jari-jari digunakan untuk memainkan bola. Cara melakukan teknik
passing atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk
hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan
berada di muka setinggi hidung. Sudut antara sikut dan badan 45 0 . Bola disentuhkan
dengan cara meluruskan kedua kaki dan lengan.sikap pergelangan tangan dan jari-jari
tidak berubah.
METODE PENELITIAN
Variabel menurut Maksum adalah suatu konsep yang memiliki variabilitas atau
keragaman. Sedangkan konsep itu sendiri adalah abstraksi atau penggambaran dari suatu
fenomena atau gejala tertentu.13 Variabel penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (X): Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual
2. Variabel terikat(Y): Hasil Belajar Passing Atas dalam Permainan Bolavoli
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik penelitian eksperimen,
Selanjutnya peneliti menggunakan desain penelitian Randomized Control PretestPosttest Design dengan bentuk sebagai berikut:
R

T1

X

T2

R

T1

---

T2

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
T1

= Pretest

T2

= Posttest

X

= Perlakuan

__

= Kontrol

R

= Random
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan statistik kuantitatif deskriptif

pada angket Formative Class Evaluation (FCE) dan lembar evaluasi kelas dikjasor,
dan statistik kuantitatif komparatif pada hasil belajar passing atas dalam permainan
bolavoli, dimana adanya perlakuan terhadap subyek
13

Maksum, Ali, 2006. Diktat Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa. Halaman 23

Dalam penelitian ini dilaksanakan di MIN Termas Baron Kabupaten Nganjuk,
mengingat letak geografis yang sangat strategis dalam hal biaya.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Agustus
KEGIATAN

1 2 3 4

September
1

2

3

Oktober
4 1 2 3 4

1. Persiapan
2. Penelitian
3. Analisa Data
4. Penyajian data
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V MIN Termas Baron
Kabupaten Nganjuk tahun ajaran 2014 - 2015 yang mengikuti mata pelajaran pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan. Sedangkan jumlah anggota populasi adalah seluruh
subyek kelas siswa kelas IV dan V MIN Termas Baron tahun ajaran 2014 – 2015 yang
terbagi dalam 6 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 76 siswa. Keseluruhan populasi
dijadikan sebagai samel.
Sarana yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Tembok atau dinding

2.

Peluit

3.

Stop Watch

4.

Bola Voli

5.

Paper pencatat skor

6.

Kertas asturo sebagai garis

7.

Televisi

8.

Video Compact Disk

9.

Laboratorium Bahasa
Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mendapatkan data yang

diinginkan. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah FCE, lembar observasi
kelas dikjasor yang dilakukan setiap tatap muka pembelajaran dan American Alliance for
Health, Physical Education and Recreation (AAHPER) face wall volley test (Azlan).14
Sebagai usaha mengumpulkan data yang relevan dalam penelitian ini, maka
peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
14

Azlan.
http://72.14.235.132/search?
q=cache:IGbrRk9CPO4J:www.fp.utm.my/ePusatSumber/pdffail/ptkghdfwP/KHAIRILAZLANAP040529D200
8TTP.pdf+kepanjangan+AAHPER&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Metode angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan untuk diisi atau
dijawab oleh responden di bawah pengawasan peneliti. Dalam hal ini angket yang
digunakan oleh peneliti berjumlah 9 item pertanyaan yang diberikan kepada 37 siswa
kelas IV sebagai kelompok eksperimen, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
siswa setelah mendapat materi teknik dasar passing atas bolavoli melalui media audio
visual.
Dalam hal ini angket yang akan diberikan dan diisi oleh siswa yaitu lembar
kuisioner FCE untuk mengetahui proses pembelajaran dilihat dari sisi pendapat siswa
(Suroto).15 Sedangkan bagi pengamat proses pembelajaran dikjasor diberikan lembar
observasi kelas dikjasor (Wijaya, Agus dan Astono) untuk mengetahui kegiatan guru dan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.16
Lembar kuisioner FCE diisi dan dikumpulkan sesaat setelah pembelajaran
dikjasor selesai. Siswa yang mengikuti pembelajaran diberikan selembar kuesioner FCE
dan diminta untuk melingkari pilihan jawaban sesuai dengan butir pertanyaan dalam
kuesioner tersebut. Lembar kuisioner FCE terdiri dari 9 pertanyaan yang terdiri dari 4
komponen pokok yaitu hasil, kemauan, metode, dan kerjasama. Hasil dijabarkan dalam
pertanyaan 1, 2 dan 3; kemauan dijabarkan dalam pertanyaan nomor 4 dan 5; metode
dijabarkan dalam pertanyaan nomor 6 dan 7; dan kerjasama dijabarkan dalam pertanyaan
nomor 8 dan 9. Kuesioner ini dirancang untuk siswa, sesaat setelah guru selesai
memberikan materi pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
Berdasarkan rumusan masalah, maka untuk menganalisis data yang telah
terkumpul peneliti menggunakan langkah-langkah menurutn Sudjana sebagai berikut :
1. Menghitung skor angket yang telah diberikan pada tiap pertemuan pada kelompok
eksperimen
2. Menghitung Mean, untuk mencari rata-rata dari perhitungan pretest dan posttest dan
perhitungan angket yang telah diisi siswa pada tiap pertemuan
3. Menghitung Standar Deviasi, untuk mencari penyimpangan suatu nilai dari mean
4. Menghitung Varian, untuk mencari ukuran variabilitas yang dihitung dengan cara
mengkuadratkan Standart Deviasi

15

Suroto, 2005. Examining the Relationship Among Students’ Physical Activity Level, Students’ Learning
Behaviors, and Students’ Formative Class Evaluation During Elementary School Physical Education Classes.
“Dissertation” Doctoral Program of Health and Sport Sciences University of Tsukuba: Japan. Halaman 23
16
Wijaya, Agus dan Astono, 2006. Uji Coba Instrumen Baku Evaluasi Pembelajaran Dikjasor di SLTP Negeri
se – Kota Surabaya. Laporan Akhir Penelitian. Asisten Deputi Olahraga Pendidikan, Kemenegpora; Jakarta.
Lampiran 3

5. Menghitung Uji-t, untuk mencari perbedaan atau selisih antara pretest dan posttest
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu dengan rumus Uji-t sebagai
berikut :
X X2

t

1
1

n1 n 2

S

dimana

S

 n1 1 S12   n 2 1 S 22
n 1 n 2  2

Keterangan :
t : Nilai statistik t untuk perbandingan
S : Simpangan baku
X1 : Mean dari kelompok eksperimen
X2 : Mean dari kelompok kontrol
N1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2 : Jumlah sampel kelompok kontrol
S1 : Varian dari kelompok eksperimen
S2 : Varian dari kelompok kontrol17
6. Untuk menghitung seberapa besar prosentase peningkatan rata-rata hasil belajar
passing atas antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol digunakan rumus sebagai berikut:
M

D
x 100
Peningkatan = M
pre

Keterangan :
MD

: Rata-rata selisih pretest dan posttest

Mpre : Rata-rata pretest
(Maksum)18
7. Untuk mempermudah penafsiran terhadap hasil analisis persentase yang digunakan
dalam penilaian lembar observasi kelas dikjasor, maka digunakan klasifikasi
persentase berupa penafsiran sebagai berikut:
17
18

Sudjana. 1989. Statistik. Bandung : Tarsito. Halaman 239
Maksum, Ali, 2007. Diktat Statistik dalam Olahraga. Surabaya: Unesa. Halaman 239

(75%-100%) = baik
(60%-74%)

= cukup

(  60%)

= kurang baik

(Arikunto)19
PEMBAHASAN
Pembahasan ini akan menguraikan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan
media pembelajaran audio visual dalam meningkatkan hasil belajar passing atas dalam
permainan bolavoli. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan di sekolah secara umum peran guru masih sangat dominan sehingga siswa
hanya menerima pelajaran dan mereka tidak dapat belajar sesuai dengan tahap
perkembanganya. Oleh karena itu maka perlu diberikan suatu model pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai subyek belajar yang mana siswa berperan aktif dalam setiap
proses pembelajaran.
Penerapan pembelajaran penggunaan media audio visual adalah model
pembelajaran yang penyerapannya dilakukan melalui pandangan dan pendengaran serta
tidak seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.
Informasi atau pengetahuan yang diterima secara visual lebih mudah diserap dan
dipahami dalam ingatan seseorang, sehingga bila hal itu dikombinasikan dengan audio
(melalui indra pendengaran), maka hasil proses pembelajaran yang berlangsung akan
lebih maksimal.
Pada penelitian ini akan diungkapkan bagaimana pengaruh penggunaan media
pembelajaran audio visual terhadap penyerapan siswa pada pembelajaran passing atas
dalam permainan bolavoli. Dalam hal ini yang diukur adalah proses pembelajaran dilihat
dari sisi pendapat siswa dengan menggunakan angket FCE, proses pembelajaran yang
dilihat dari sikap guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan
menggunakan lembar evaluasi kelas dikjasor, dan hasil belajar passing atas dalam
permainan bolavoli.
Pembelajaran permainan bolavoli merupakan salah satu kompetensi dasar yang
masuk dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah, oleh
karena itu dalam rangka menumbuhkan peningkatan kualitas siswa pada pembelajaran
19

Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Halaman 344

bolavoli diperlukan bentuk-bentuk model pengajaran yang bervariasi dan menarik bagi
siswa agar menimbulkan rasa senang dan gembira sehingga kemampuan siswa dalam
permainan bolavoli menjadi meningkat. Salah satu bentuk teknik dasar dalam olahraga
bolavoli adalah passing atas. Passing atas merupakan salah satu teknik dasar dalam
permainan bolavoli dimana bola dimainkan dengan dua tangan di atas kepala, tepatnya
dengan jari-jari kedua telapak tangan.
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hasil penelitian tentang
pengaruh penggunaan pembelajaran media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar
passing atas permainan bolavoli, diketahui bahwa:
1. Hasil analisa deskriptif dilihat dari sisi pendapat siswa dengan menggunakan angket
FCE dapat disimpulkan bahwa: guru yang bagus mampu memberikan sesuatu yang
mengesankan pada siswa dan memberikan pengalaman gerak baru. Selain dua hal
tersebut, guru juga harus mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga tercipta
suasana yang kondusif dilihat dari siswa melakukan tugas gerak dengan sungguhsungguh, senang, tidak merasa terpaksa, dan siswa belajar dengan giat untuk berhasil
melakukan tugas gerak tersebut.
2. Hasil analisa deskriptif dilihat dari sikap guru dan siswa dengan menggunakan lembar
observasi kelas dikjasor dapat disimpulkan bahwa: hasil pengamatan sikap dari guru
dan siswa selama tiga kali pertemuan menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada
saat penelitian sudah berjalan dengan cukup baik. Hal itu terbukti dari ketiga tatap
muka tersebut diperoleh presentase dengan kategori cukup.
3. Hasil analisa penerapan penggunaan media audio visual dalam peningkatan hasil
belajar passing atas dalam permainan bolavoli dapat disimpulkan bahwa: penerapan
pembelajaran menggunakan media audio visual dalam permainan bolavoli ternyata
memberikan rata-rata peningkatan yang positif pada siswa kelompok eksperimen
sebesar 15,9% dan siswa kelompok kontrol sebesar 2,4% terhadap hasil belajar
passing atas. Hasil analisa uji t Paired Sample t-test (uji beda untuk sampel
berpasangan) dan uji Independent Sample t–test (uji beda antar kelompok) didapatkan:
(a) Kelompok eksperimen nilai nilai thitung 6,683 > nilai ttabel 2,02. Dengan kata lain
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar passing atas siswa
sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual dalam permainan bolavoli. Hal ini dapat dikatakan bahwa penerapan
pembelajaran penggunaan media audio visual memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan hasil belajar passing atas pada permainan
bolavoli.
(b) Kelompok kontrol nilai thitung 0,77 < nilai ttabel 2,02. Dengan kata lain bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar passing atas siswa
kelompok kontrol sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dalam permainan
bolavoli. Hal ini dapat dikatakan, bahwa penerapan pembelajaran passing atas
pada kelompok kontrol tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada permainan bolavoli.
(c) Hasil uji beda antar kelompok menunjukan bahwa nilai t hitung 3,222 > nilai ttabel 2,0.
Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar passing
atas siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam permainan bolavoli. Hal ini
dapat dikatakan, bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh yang lebih baik dan signifikan dari
pada kelompok kontrol terhadap peningkatan hasil belajar passing atas, siswa pada
permainan bolavoli.
KESIMPULAN
Hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual
dalam meningkatkan hasil belajar passing atas dalam permainan bolavoli, dapat
disimpulkan yaitu ada pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual dalam
meningkatkan hasil belajar passing atas dalam permainan bolavoli. Hal ini dapat dilihat
dari perhitungan uji t yaitu t hitung 3,222 > t tabel 2,0 dapat dikatakan bahwa penerapan
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada kelompok eksperimen
memberikan pengaruh yang lebih baik dan signifikan dari pada kelompok kontrol terhadap
peningkatan hasil belajar passing atas, siswa pada permainan bolavoli.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Nuril, 2007. Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama.
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar, 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Azlan, Mohd Khairil. 2007. Kajian Awal tentang Ujian Kemahiran Asas Motor dan
Kecergasan
Fizikal,
(On
Line),
(http://72.14.235.132/search?
q=cache:IGbrRk9CPO4J:www.fp.utm.my/ePusatSumber/pdffail/ptkghdfwP/KH
AIRILAZLANAP040529D2008TTP.pdf+kepanjangan+AAHPER&cd=1&hl=id
&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a, diakses 11 Mei 2009).
Cahyono,

Budi.
2007.
Pass
Atas
Bola
Voli,
(On
Line),
(http://pathflife.blogspot.com/2007/12/pass-atas-bola-voli.html, diakses 1 Mei
2009).

Irsyada, Machfud, 2000. Bola Voli. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Majid, Abdul, 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Maksum, Ali, 2006. Diktat Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa.
Maksum, Ali, 2007. Diktat Statistik dalam Olahraga. Surabaya: Unesa.
Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani. Surabaya : Unesa University
Press.
Patria,

Bhina. 2007. Jenis-Jenis Data: Seri Tutorial SPSS 01, (On Line),
(http://inparametric.com/bhinablog/statistics/jenis-jenis-data-seri-tutorial-spss-01,
diakses 11 Mei 2014).

PBVSI, 2005. Peraturan Permainan Bolavoli. Jakarta : FIVB.
Prihantono, Hariadi, 2006. Pengaruh Penggunaan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Sepak
Bola (studi siswa kelas VII SMPN I Tanggulangin Sidoarjo). Skripsi tidak
diterbitkan. Surabaya: FIK UNESA
Soepartono, 2000. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana. 1989. Statistik. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Supandi, 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.
Suroto, 2005. Examining the Relationship Among Students’ Physical Activity Level, Students’
Learning Behaviors, and Students’ Formative Class Evaluation During
Elementary School Physical Education Classes. “Dissertation” Doctoral Program
of Health and Sport Sciences University of Tsukuba: Japan.

Tim Penyusun. 2000. Panduan Penulisan dan Penilaian skripsi. Universitas Negeri
Surabaya.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Universitas Negeri
Surabaya.
Wijaya, Agus dan Astono, 2006. Uji Coba Instrumen Baku Evaluasi Pembelajaran Dikjasor
di SLTP Negeri se – Kota Surabaya. Laporan Akhir Penelitian. Asisten Deputi
Olahraga Pendidikan, Kemenegpora; Jakarta.
Yunus, M. 1992. Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.