Persepsi Siswa SMA terhadap Peminatan be

PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP PEMINATAN DAN LINTAS MINAT
YANG TERMASUK DALAM KURIKULUM 2013

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
MAULIZA
1106101030025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2014

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi siswa atau peserta didik agar menjadi manusia beriman, dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah merupakan salah satu sistem pendidikan yang berfungsi untuk
membantu meningkatkan sumber daya manusia. Dari pendidikan yang diterima anak
bangsa di bangku sekolah, akan mampu mengubah pola pikir dan daya kreativitas
untuk menciptakan Negara dengan taraf kesejahteraan yang baik dan perekonomian
yang meningkat. Sekolah ada merupakan bagian dari rancangan yang dibuat oleh
pemerintah dibidang pendidikan dengan landasan operasionalnya adalah kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi, dan bahan
pelajaran

yang

dikembangkan

sebagai

pedoman


penyelenggaraan

kegiatan

pembelajaran untuk tujuan pendidikan tertentu. Dari kurikulum inilah tujuan dari
pendidikan bangsa diharapkan dapat tersusun dengan sistematis untuk mencapai
tujuan bangsa dan negara Indonesia.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 Ayat 19 menyebutkan “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Kurikulum penting, karena kurikulum bagian dari program pendidikan, tanpa
kurikulum akan sangat sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Kurikulum tidak hanya memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa
sekarang tetapi juga mengarahkan perhatian ke masa depan.
Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
1


Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini
menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan
kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan
diri dengan perubahan.
Kemendikbud tahun ini melakukan pengembangan kurikulum menjadi
Kurikulum 2013. Salah satu barometer yang dijadikan alasan pentingnya perubahan
kurikulum itu dilakukan adalah survey “Trends in International Math and Science”
oleh Global Institute pada tahun 2007, dimana berdasarkan survey tersebut hanya 5
persen peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal berkategori tinggi yang
memerlukan penalaran. Sedangkan peserta didik Korea sanggup mengerjakannya
mencapai 71 persen. Indikator lain adalah Programme for International Student
Assessment (PISA) pada tahun 2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar
terakhir dari 65 negara peserta PISA. Kriteria penilaiannya adalah kemampuan
kognitif dan keahlian membaca, matematika, dan sains. Penguasaan peserta didik
Indonesia hanya sampai level 3 sementara negara lain sampai level 4, 5 dan 6. Kedua
survey ini menunjukkan prestasi peserta didik Indonesia masih perlu ditingkatkan.
Pengembangan kurikulum 2013 dirancang untuk mempersiapkan insan Indonesia
yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif,
kreatif,


inovatif,

dan

afektif

serta

mampu

berkontribusi

pada

kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
Pengembangan kurikulum pada masa yang akan datang perlu diupayakan
sedemikian rupa sehingga mampu mendukung pemecahan berbagai persoalan bangsa

Indonesia. Oleh karena itu kurikulum harus dirancang mampu membangun peserta
didik untuk:
1) Mengembangkan minat dan bakat siswa atau peserta didik dalam
menghadapi kehidupan,
2) Meningkatkan kesiapan peserta didika untuk bekerja,
3) Mengembangkan kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya,
2

4) Mengembangkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap lingkungan
Pemerintah melalui Kemdikbud, memgembangkan kurikulum 2013 secara
nasional. Pengembangan kurikulum 2013 didesain untuk menyiapkan dan
membangun generasi muda Indonesia masa depan yang tangguh dan madani.
Generasi muda Indonesia yang beradab, bemartabat, berbudaya, berkarakter, beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, demokrasi dan bertanggung jawab dalam mengawal kehidupan
bangsa dan Negara.
Fenomena dalam melanjutkan atau memilih program studi menunjukkan
bahwa peserta didik tamatan SMP/MTs yang memasuki SMA/MA dan SMK, dan
tamatan SMA/MA dan SMK yang memasuki perguruan tinggi belum semuanya
didasarkan atas peminatan peserta didik yang didukung oleh potensi dan kondisi diri

secara memadai sebagai modal pengembangan potensi secara optimal, seperti
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kondisi fisik serta sosial
budaya dan minat karir mereka. Akibatnya perkembangan mereka kurang optimal,
tidak seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, pengarahan lebih awal dalam
peminatan, khususnya dalam penyiapan penempatan dan penyaluran untuk kelanjutan
studi yang sesuai dengan potensi dan kondisi yang ada pada diri peserta didik serta
lingkungannya perlu segera dilakukan.
Kurikulum 2013 lebih sensitif dan respek terhadap perbedaan kemampuan dan
kecepatan belajar peserta didik, dan untuk SMA/MA dan SMK memberikan peluang
yang lebih terbuka kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminati,
mendalami materi mata pelajaran dan mengembangkan berbagai potensi yang
dimilikinya secara fleksibel sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan),
bakat, minat dan karakteristik kepribadian tanpa dibatasi dengan sekat-sekat
penjurusan yang terlalu kaku.
Didalam Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan
kepada siswa atau peserta didik belajar berdasarkan minat mereka yang tertera dalam
“Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 12 ayat (1)
3

butir b, menyatakan bahwa peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan

sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya”. Agar bakat, minat, dan kemampuan
siswa atau peserta didik dapat terlayani maka salah satu kebijakan penting dalam
kurikulum 2013 adalah memberikan kesempatan kepada siswa atau peserta didik
untuk memilih kelompok mata pelajaran( peminatan) yang diminati. Struktur
kurikulum 2013 memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk
pilihan kelompok peminatan dan pilihan mata pelajaran antar kelompok peminatan
atau disebut dengan lintas minat.
Kelompok

mata

pelajaran

peminatan

bertujuan;

Untuk

memberikan


kesempatan kepada siswa atau peserta didik mengembangkan minatnya dalam
sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuan diperguruan tinggi,dan
untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu ilmu atau ketrampilan tertentu.
Untuk lintas minat, siswa atau peserta didik memilih mata pelajaran diluar dari mata
pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan dipilihnya.
Keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak bisa dilaksanakan hanya oleh
satu pihak saja melainkan harus didukung oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah,
pendidik, tenaga kependidikan,peserta didik dan pihak- pihak lainnya yang terkait.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian masalah ini
dengan alasan persepsi siswa terhadap peminatan dan lintas minat merupakan modal
penting dalam suksesnya penerapan kurikulum 2013 ini dan akan melahirkan lulusan
yang kompeten . Mengacu dari latar belakang diatas, penulis tertarik mengadakan
penelitian tentang “PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP PEMINATAN DAN
LINTAS MINAT YANG TERMASUK DALAM KURIKULUM 2013”

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi siswa terhadap peminatan dan lintas minat
yang termasuk dalam kurikulum 2013?”

4

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Persepsi siswa terhadap peminatan dan lintas minat yang termasuk dalam
kurikulum 2013
Manfaat penelitian ini secara umum penulis bagi menjadi 2, yaitu manfaat
internal dan eksternal adalah sebagai berikut:
1. Manfaat internal bagi penulis sendiri, yaitu :
a. Melalui penelitian ini penulis dapat mengetahui persepsi siswa SMA
terhadap peminatan dan lintas minat yang termasuk dalam kurikulum 2013
b. Dapat mengetahui tujuan kurikulum yang baru diterapkan yaitu kurikulum
2013.
2. Manfaat eksternal antara lain sebagai berikut:
a. Memberikan masukan pada guru dalam penerapan kurikulum 2013
mengenai peminatan dan lintas minat.
b. Memberikan masukan kepada siswa agar lebih memahami mata pelajaran
dalam peminatan dan lintas minat

D. Anggapan Dasar


5

Anggapan dasar sangat penting karena merupakan landasan awal untuk
melakukan penelitian, menurut (Arikunto 2002:64) “ Anggapan dasar adalah sebuah
titik tolak yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi anggapan dasar dalam
penelitian adalah” Peminatan dan lintas minat dipilih berdasarkan bakat, minat dan
kemampuan siswa”

E. Tinjauan pustaka / kajian teoritik

1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Kata “Persepsi” sering digunakan dikehidupan sehari- hari. Menurut
pengertian dari beberapa para ahli dapat disimpulkan secara sederhana yaitu setiap
individu dalam kehidupan sehari-hari akan menerima stimulus atau rangsangan
berupa informasi, peristiwa, objek dan lainnya yang berasal dari lingkungan sekitar,
stimulus atau rangsang tersebut akan diberi makna atau arti oleh individu yaitu
persepsi. Untuk memberikan gambaran lebih jelas lagi mengenai pengertian persepsi,

berikut pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
Menurut Desiderato( 1976:129); persepsi adalah pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan. Pesan dapat dikatakan sebagai pemberian makna pada stimulu
indrawi(sensory stimuli).
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1983:89); persepsi adalah kemampuan
seseorang untuk mengorganisir,suatu pengamatan, kemampuan tersebut antara lain:
kemampuan untuk membedakan, kemampuan untuk mengelompokkan, dan
6

kemampuan untuk memfokuskan. Oleh karena itu seseorang bisa saja memiliki
persepsi yang berbeda walaupun objeknya sama. Hal tersebut dimungkinkan karena
adanya perbedaan dalam hal system nilaida ciri kepribadian individu yang
bersangkutan.
Menurut Bimo Walgito(1990:53);

Persepsi merupakan suatu proses yang

didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun proses itu tidak terhenti
sampai disitu saja, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat syaraf yaitu otak, dan
terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari yang ia lihat apa yang ia
dengar.
Menurut Robins ( 1999:124); persepsi adalah suatu proses dimana individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indra mereka untuk memberikan
makanan terhadap lingkungannya. Sedangkan menurut Thoha( 1999:123-124);
persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam
memahami setiap informasi tentang lingkungannya baik melalui penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman.
Menurut Sunaryo( 2004:94); persepsi merupakan proses diterimanya rangsang
melalui panca indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu
mengetahui, mengartikan dan meghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada
diluar maupun dalam diri individu.
Dalam Wikipedia Indonesia disebutkan bahwa persepsi adalah proses
pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus
sendiri didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa atau hubunganhubungan antar gejala yang selanjutnya diproses ke otak.

b. Latar belakang terjadinya persepsi
Manusia sejak dilahirkan telah menerima stimulus atau rangsangan dari luar
disamping dari dirinya sendiri. Ia dipengaruhi lingkungan dan manusia juga
7

mempengaruhi lingkungannya. Terjadinya tingkah laku merupakan hasil interaksi
dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, karena individu
merupakan bagian dari alam sekitarnya yang tidak dapat lepas dari lingkungannya.
Sebagaimana dijelaskan Ngalim Purwanto (1996:36) bahwa, menusai sebagai
individu hidup dalam dunia yang bukan dirinya sendiri tetapi mutlak untuk hidupnya,
tanpa dunia luar itu ia pasti mati.
Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa betapa sangat pentingnya alam sekitar
terhadap individu untuk dapat mengembangkan kelangsungan hidupnya. Untuk
mengenali dunia luar individu akan menggunakan alat inderanya. Ia akan selalu
menerima rangsangan dari luar atau lingkungannya, individu akan menerima berbagai
macam rangsangan demikian manusia bersifat selektif terhadap rangsangan yang
diterimanya. Ini berarti bahwa tidak terhadap semua rangsangana akan diberi respon,
tetapi rangsangan tertentu yang akan diterima dan diberi sambutan oleh individu yang
bersangkutan. Tindakan selektif ini disebabkan oleh adanya proses penanggapan
dalam diri individu yang berbeda-beda terhadap macam-macam rangsangan.
Agar dapat megadakan suatu persepsi ada beberapa syarat yang ahrus
terpenuhi, sebagaimana dijelaskan oleh Bimo (1990:54):
a)

Adanya objek yang dipersepsi, Objek menimbulkan stimulus yang
mengenai alat indera atau reseptor stimulus dapat datang dari luar
langsung mengenai alat indera (reseptor), dapat datang dari daladm
yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) yang bekerja
sebagai reseptor.

b)

Alat indera atau reseptor, yaitu merupakan alatu untuk stimulus.
Disamping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf
yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

c)

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu
diperlukan adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama

8

suatu perseiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak
akan ada persepsi.
Dari penjelasan tersebut hal yang melatar belakangi terjadinya suatu persepsi
diantaranya adallah adanya rangsangan. Adapun yang dimaksudkan denga terjadinya
suatu stimulus atau rangsang adalah “Segala sesuatu yang mengenai reseptor dan
menyebabkan aktifnya organism”(Bimo Walgito,1990:52). Sebab lain adalah adanya
alat indera pada diri individu dan terakhir adanya rangsangan yang diterima.
Disamping itu harus terpenuhi pula syarat-syarat untuk timbulnya suatu persepsi
yakni; adanya objek yang dipersepsikan, alat indera atau reseptor, dan perhatian.
c. Macam –macam persepsi
Ada dua macam persepsi, yaitu:
1. External Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang
yang datang dari luar individu.
2. Seft Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang
berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah
dirinya sendiri.(Sunaryo, 2004:94)

d. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Walgito( 1995:22) terdapat 2
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan
dengan kebutuhan psikologis, latar belakang pendidikan, alat indera, syarat
atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan diri
serta keadaan individu pada waktu tertentu.

9

2. Faktor eksternal
Faktor ini digunakan untuk objek yang dipersepsikan atas orang dan
keadaan, intensitas rangsangan lingkungan kekuatan rangsangan akan turut
menentukan didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.
Menurut Stephen P. Robins, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persepsi
seseorang, yaitu :
1) Individu yang bersangkutan
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan
interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia akan dipengaruhi oleh
karakteristik individual yang dimilikinya seperti sikap, motif,
kepentingan, minat, pengalaman, pengetahuan dan harapan.
2) Sasaran dari persepsi
Sasaran dari persepsi dapat berupa orang, benda ataupun peristiwa.
Sifat-sifat itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang
melihatnya. Persepsi terhadap sasaran bukan merupakan sesuatu yang
dilihat secara teori melainkan dalam kaitannya dengan orang lain yang
terlibat. Hal tersebut yang menyebabkan seseorang cenderung
mengelompokkan orang, benda ataupun peristiwa yang sejenis dan
memisahkannya dari kelompok lainnya yang tidak serupa.
3) Situasi
Persepsi harus dilihat secara kontestual yang berarti situasi dimana
persepsi tersebut timbul, harus mendapat perhatian. Situasi merupakan
faktor yang turut berperan dalam proses
seseorang.

10

pembentukan persepsi

e. Tahap- tahap dalam proses persepsi
Menurut

Parcek ( walgito. 1995:20) proses tersebut terdiri dari proses

menerima, menyeleksi, mengorganisasi, mengartikan, menyajikan, dan memberikan
reaksi kepada rangsang panca indra.
1. Proses menerima
Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsang atau data
dari berbagai sumber. Kebanyakan diterima melalui panca indra,
sehingga proses ini sering disebut sensasi. Menurut Desiderado
( Walgito,1995:20) merupakan pengalaman elementer yang segera,
yang tidak memerlukan penguraian secara verbal,simbolis, atau
konseptual, dan terutama selalu berhubungan dengan panca indra.
Schereee ( Walgito,1995:21) mengemukakan bahwa rangsangan itu
terdiri dari tiga macam sesuai dengan elemen dari proses penginderaan.
Pertama rangsang merupakan objek, ialah objek dalam bentuk fisiknya
atau rangsang distal. Kedua rangsang sebagai keseluruhan yang
terbesar dalam lapangan progsimal, ini belum menyangkut proses
system syaraf. Ketiga rangsang sebagai representasi fenomena atau
gejala yang dikesankan dari objek yang ada diluar

2. Proses menyeleksi Rangsang
Michell (Walgito, 1995: 18) menyatakan persepsi adalah suatu proses
yang didalamnya mengandung proses seleksi ataupun sebuah
mekanisme. Setelah menerima rangsang atau data diseleksi. Anderson
(Walgito, 1995: 22) mengemukakan bahwa perhatian adalah proses
mental, ketika rangsang atau rangkaian rangsang menjadi menonjol
dalam keadaan pada saat yang lainnya melemah.
11

3. Proses Pengorganisasi
Data atau rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam
suatu bentuk. Pengorganisasian sebagai proses seleksi atau screening
berarti beberapa informasi akan diproses dan yang lain tidak.
Sebagaimana mekanisme pengorganisasian, berarti bahwa informasiinformasi yang diproses akan digolong-golongkan dan dikategorikan
dengan beberapa cara. Hal ini akan memberikan arah untuk
mengartikan sesuatu stimulus. Kategorisasi tersebut mungkin terjadi
secara terperinci, yang terpenting adalah mengkategorikan informasi
yang kompleks ke dalam bentuk yang sederhana

4. Proses pengambilan Keputusan dan pengecekan
Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan menurut Burner (Walgito,
1995: 22) adalah sebagai berikut :
a) Kategori primitif, dimana obyek atau peristiwa yang
diamati, diseleksi dan ditandai berdasarkan ciri-ciri
tersebut.
b) Mencari tanda (Cue Search), pengamatan secara cepat
memeriksa (scanning) lingkungan untuk mencari tambahan
informasi untuk mengadakan kategorisasi yang tepat.
c) Konfirmasi,

ini

terjadi

setelah

obyek

mendapat

penggolongan sementara. Pada tahap ini pengamatan tidak
lagi terbuka untuk sembarang memasukan melainkan hanya
menerima

informasi

mengkonfirmasiakan

keputusannya,

yang tidak relevan dihindari.
12

yang

memperkuat

atau

masukan-masukan

f. Proses terjadinya persepsi
Proses terjadinya persepsi menurut Widayatun (1999: 111) karena adanya
obyek atau stimulus yang merangsang untuk ditangkap panca indera kemudian
stimulus tadi dibawa ke otak. Dari otak terjadi adanya “ pesan “ atau jawaban ( respon
) adanya stimulus, berupa pesan atau respon yang dibalikan ke indera kembali berupa
“ tanggapan “ atau persepsi atau hasil kerja indera berupa pengalaman hasil
pengelolaaan otak.
Proses terjadinya persepsi ini perlu fenomena, dan yang terpenting fenomena
dari persepsi ini adalah “perhatian” atau “attention”. Pengertian perhatian itu sendiri
adalah suatu konsep yang diberikan pada proses persepsi menyeleksi input-input
tertentu untuk diikutsertakan dalam suatu pengalaman yang kita sadari/kenal dalam
suatu waktu tertentu. Perhatian sendiri mempunyai ciri khusus yaitu terfokus dan
margin serta berubah-ubah.
Proses persepsi lainnya dikemukakan oleh Walgito (2004, 90-91) yang
menjelaskan terjadinya proses persepsi yaitu objek menimbulkan stimulus, dan
stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman
(fisik). Stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke
otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis. Kemudian terjadilah suatu proses di
otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu,
sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak
atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologis. Dengan demikian taraf
terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang diterima
melalui alat indera atau reseptor. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi
dan merupakan persepsi yang sebenarnya. Respons sebagai akibat dari persepsi dapat
diambil oleh individu dalam berbagai-bagai macam bentuk.

2. Kurikulum 2013 SMA/MA
13

Kurikulum 2013 untuk SMA/MA dijelaskan secara terperinci oleh
Kemendikbud (2012), dengan urutan sebagai berikut:
1)

Organisasi Kompetensi

Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar. Untuk
kurikulum SMA/MA, organisasi Kompetensi Dasar dilakukan dengan cara
mempertimbangkan kesinambungan antarkelas dan keharmonisan antar mata
pelajaran yang diikat dengan Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SMA/MA
diorganisasikan atas dasar pengelompokan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh
seluruh peserta didik dan mata pelajaran yang sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik (peminatan).
Substansi muatan lokal termasuk bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Seni Budaya. Substansi muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta
permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Sedangkan Prakarya dan Kewirausahaan merupakan mata
pelajaran yang berdiri sendiri.
2)

Tujuan Satuan Pendidikan

Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang
dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan

Penyelenggaraan

Pendidikan

bertujuan

membangun

landasan

bagi

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
dan berkepribadian luhur;
b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
d. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

14

3) Struktur Kurikulum dan Beban Belajar
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata
pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum
adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem
belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan adalah
sistem

semester

sedangkan

pengorganisasian

beban

belajar

dalam

sistem

pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum

juga

gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa
dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan.
Lebih lanjut, struktur kurikulum menggambarkan posisi belajar seorang siswa yaitu
apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam
struktur

ataukah

kurikulum

memberi

kesempatan

kepada

siswa

untuk

menentukan berbagai pilihan.
Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata
pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
-

Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan
pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.

-

Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
pilihan mereka.

Mata pelajaran wajib merupakan mata pelajaran yang harus diambil oleh
setiap peserta didik di SMA/MA dan SMK/MAK. Sedangkan mata pelajaran
pilihan untuk SMA/MA berbeda dengan untuk SMK/MAK. Untuk SMA/MA
mata pelajaran pilihan bersifat akademik, sedangkan SMK/MAK mata pelajaran
pilihan bersifat akademik dan vokasi.
15

Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas:
-

Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B.
Kelompok A adalah
kompetensi

lebih

mata

pelajaran

kepada

yang

aspek kognitif

memberikan
dan

afektif

orientasi
sedangkan

kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada
aspek afektif dan psikomotor.
-

Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu
Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan
Bahasa.

-

Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat
diambil

oleh peserta

didik

di

luar

Kelompok

Mata

Pelajaran

Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam Kelompok Peminatan
lainnya. Misalnya bagi peserta didik yang memilih Kelompok Peminatan
Bahasa dapat memilih mata pelajaran dari Kelompok Peminatan
Sosial dan/atau Kelompok Peminatan Matematika dan Sains.
-

Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah
satu

mata pelajaran dalam kelompok Peminatan untuk persiapan ke

perguruan tinggi.
-

Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman
bersifat opsional, dapat dipilih keduanya atau salah satu.

Kelompok Mata Pelajaran Wajib
Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari kurikulum
pendidikan menengah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
16

bangsa,

bahasa,

sikap

sebagai bangsa,

dan

kemampuan

penting

untuk

mengembangkan logika dan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan
bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran jasmani, serta seni budaya
daerah dan nasional.
Kelompok Mata Pelajaran Peminatan
Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada
peserta

didik belajar

memperkenankan

peserta

berdasarkan

minat

didik melakukan

mereka.
pilihan

Struktur
dalam

kurikulum

bentuk

pilihan

Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat, dan/atau pilihan Pendalaman Minat.
Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan
Sosial, dan Peminatan Bahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih
kelompok peminatan yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan nilai
rapor di SMP/MTs dan/atau nilai UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK
di SMP/MTs dan/atau hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di
SMA/MA dan/atau tes bakat minat oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di
SMA/MA.
Pada akhir minggu ketiga semester pertama peserta didik masih mungkin
mengubah

pilihan

peminatannya

berdasarkan rekomendasi

para

guru

dan

ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampu menyediakan layanan
khusus maka setelah akhir semester pertama peserta didik masih mungkin
mengubah pilihan peminatannya. Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu
Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik harus diikuti.
Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan
masing-masing mata pelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X, dan 4 jam
pelajaran untuk kelas XI dan XII. Setiap peserta didik memiliki beban belajar per
semester selama 42 jam pelajaran untuk kelas X dan 44 jam pelajaran untuk
kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiri atas Kelompok Mata Pelajaran Wajib
A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata Pelajaran Peminatan
dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16 jam pelajaran untuk kelas
XI dan XII.

17

Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas
X, jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang
dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:
-

Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya
tetapi masih dalam Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau

-

Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.

Sedangkan pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas
Minat dan/atau Pendalaman Minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan per
minggu berdurasi 4 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan sebagai
berikut:
-

Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya
tetapi masih dalam Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau

-

Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.

Beban Belajar
Dalam struktur kurikulum SMA/MA ada penambahan jam belajar per minggu
sebesar 4-6 jam sehingga untuk kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam
belajar, dan untuk kelas XI dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar.
Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar adalah 45 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah
Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan
proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa
aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian
informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan mengamati, menanya,
mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan guru
menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta didik karena mereka
belum

terbiasa.

Selain

itu

bertambahnya

melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
18

jam

belajar memungkinkan guru

3. Peminatan dan Lintas minat
a. Pengertian peminatan
Peminatan adalah suatu keputusan yang dilakukan peserta didik untuk
memilih kelompok matapelajaran sesuai minat, bakat, dan kemampuan selama
mengikuti pembelajaran di SMA. Pemilihan peminatan dilakukan atas dasar
kebutuhan untuk melanjutkan keperguruan tinggi.
Struktur kurikulum merupakan sekelompok mata pelajaran yang dapat diikuti
dan diambil selama peserta didik menempuh pendidikan seperti tertuang dalam PP
No.

32

tahun

2013,Pasal

77B

ayat(1)

Struktur

Kurikulum

merupakan

pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran,
matapelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program
pendidikan, dalam ayat (4) Struktur Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pengorganisasian matapelajaran untuk setiap satuan pendidikan dan/atau
program pendidikan, serta ayat (7) Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan
menengah terdiri atas: a. muatan umum; b. muatan peminatan akademik; c. muatan
akademik kejuruan; dan d. muatan pilihan lintas minat/peminatan.
Demikian juga struktur kurikulum SMA sebagaimana tercantum dalam
Permendikbud nomor 69 tahun 2013 mata pelajaran yang dapat diikuti dan diambil
terdiri atas Kelompok Mata pelajaran Wajib dan Matapelajaran Pilihan. Mata
pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk Sekolah Menengah Atas. Mata
pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya
terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Struktur ini menerapkan prinsip
bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk
memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya.

19

Tabel Mata Pelajaran SMA

MATAPELAJARAN

Kelompok A (Wajib)
Pendidikan dan Budi Pekerti
1.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2.
Bahasa Indonesia
3.
Matematika
4.
Sejarah Indonesia
5.
Bahasa Inggris
6.
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya
8.
9.

ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
X

XI

XII

3

3

3

2

2

2

4

4

4

4

4

4

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

3

2

2

2

24

24

24

18

20

20

42

44

44

48

48

48

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
Prakarya dan Kewirausahaan

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per
minggu
Kelompok C (Peminatan)
Matapelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA)
Matapelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi
(SMK/MAK)
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS
DITEMPUH PER MINGGU (SMA/MA)
JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS
DITEMPUH PER MINGGU (SMK/MA)

20

Struktur Kurikulum SMA/ MA terdiri atas :
1. Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan B
Kelompok pelajaran wajib merupakan bagian dari pendidikan
umum yaitu pendidikan bagi semua warga Negara bertujuan
memberikan pengertahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa,
dan kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi
peserta didik, masyarakat dan bangsa.

2. Kelompok mata pelajaran peminatan yaitu kelompok C terdiri atas
Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu social dan ilmu bahasa dan
budaya,
Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan:
1) Untuk memberikan kesempatan kepada siswa atau
peserta didik mengembangkan minatnya dalam
sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat
keilmuan diperguruan tinggi,.
2) Untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu
ilmu atau ketrampilan tertentu.
3. Khusus untuk MA, selain pilihan ketiga kelompok peminatan
tersebut, dapat ditambah dengan peminatan lainnya yang diatur
lebih lanjut oleh kementrian Agama

b. Pengertian Lintas minat
Dalam Kurikulum 2013, peserta didik selain memilih kelompok matapelajaran
(peminatan), mereka diberi kesempatan untuk mengambil matapelajaran dari
21

kelompok peminatan lain. Hal ini memberi peluang kepada peserta didik untuk
mempelajari matapelajaran yang diminati namun tidak terdapat pada kelompok mata
pelajaran peminatan.
Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat diambil
oleh peserta didik di luar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan yang dipilihnya tetapi
masih dalam Kelompok Peminatan lainnya. Misalnya bagi peserta didik yang memilih
Kelompok Peminatan Bahasa dapat memilih mata pelajaran dari Kelompok
Peminatan Sosial dan/atau Kelompok Peminatan Matematika dan Sains.
F. Metode Penelitian

1.

Pendekatan dan Jenis Penelitian( harusnya pendekatan kualitatif)
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini melalui pendekatan penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang lebih menekankan pada
indeks-indeks dan pengukuran empiris, penelitian kuantitatif merasa “ mengetahui apa
yang tidak diketahui” sehingga desain yang dikembangkan selalu merupakan rencana
kegiatan yang bersifat apriori dan defenitif. ( Margono, 2005:35)
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan
gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat
mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif
cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji
hipotesis.(Nurul Zuriah,2006:47)
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan karakter suatu
variabel, kelompok atau gejala social yang terjadi di masyarakat. ( Nanang Martono,
2011:17)
Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkkan data yang berkenaan
dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan pandangan yang
22

menggejala saat sekarang, hubungan antara variable, pertentangan dua kondisi atau
lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan antar fakta, dan lain-lain.( Sibana
dan Sudrajat, 2005: 26-27)
Berdasarkan pada keterangan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
penelitian deskriptif adalah suatu jenis penelitian yang berusaha menggambarkan
gejala,situasi atau kejadian yang terjadi di masyarakat dan dialami sekarang.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah di SMA Negeri 3 Banda
Aceh karena menurut informasi yang penulis dapat di internet diketahui bahwa ada 5
SMA/SMK yang telah menerapkan Kurikulum 2013 salah satunya SMA Negeri 3
Banda Aceh. Berdasarkan penelitian yang penulis ingin lakukan yaitu menyangkut
kurikulum 2013 maka dari itu menulis menunjuk lokasi penelitian di SMA Negeri 3
Banda Aceh.
Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan bulan Juli atau Agustus 2014.
Adapun waktu tersebut penulis lakukan untuk penyebaran kuesioner kepada siswa
SMA Negeri 3 Banda Aceh.
3. Populasi dan sampel
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian,
atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti( Nanang
martono,2011:74). Dengan demikian, maka yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas 1 SMA Negeri 3 Banda Aceh,
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti. Atau, sampel dapat didefinisikan sebagian anggota
populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan
dapat mewakili populasi.( Nanang Martono, 2011:74). Untuk menentukan sampel
23

yang akan digunakan dalam penelitian, penulis menggunakan teknik sampling
proportionate stratified random sampling karena teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota / unsur yang tidak homogen atau sama. Dengan demikian, maka
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 SMA Negeri 3 Banda
Aceh yang memilih Mata pelajaran Peminatan IPA dan Mata pelajaran Peminatan
IPS.
4. Teknik pengumpulan data
Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam
sebuah penelitian. Adapun teknik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut S. Margono(1997:158) observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa. Metode observasi sebagai alat pengumpul data, dapat
dikatakan berfungsi ganda, sederhana dan dapat dilakukan tanpa menghabiskan
banyak biaya.

2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Dalam kegiatan
wawancara terjadi hubungan antara dua orang atau lebih, dimana keduanya
berperilaku sesuai dengan status dan peranan mereka masing-masing.
Wawancara ialah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara
adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan
sumber informasi.
Berikut adalah Daftar Pertanyaan wawancara kepada siswa:
24

1. Bagaimana pendapat anda mengenai peminatan?
2. Apakah adanya peminatan ini bakat, minat dan kemampuan anda dapat
berkembang?
3. Apakah kelompok mata pelajaran ini sesuai dengan minat anda?
4. Bagamana pendapat anda mengenai lintas minat itu?
5. Apakah mata pelajaran lintas minat sesuai dengan minat anda?
6. Apakah waktu yang diberikan untuk mata pelajaran lintas minat sudah efektif?

3. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu alat pengumpulan data informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh
responden. Kuesioner seperti halnya wawancara.
Berikut adalah gambaran kuesioner yang akan dibagikan kepada siswa:
Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara
memberi tanda () pada kolom yang tersedia.
Dengan alternative jawaban :

No

SS

= Sangat Setuju

ST

= Setuju

RG

= Ragu-ragu

TS

= Tidak setuju

STS

= Sangat tidak setuju
Pertanyaan

Altenatif jawaban
SS

1

Pemilihan peminatan dilakukan
atas dasar kebutuhan untuk
melanjutkan keperguruan tinggi.

2

Pemilihan kelompok mata
25

ST

RG

TS

STS

pelajaran dipilih semenjak
masuk ke SMA atau kelas X
semester pertama.

3

5

Peserta didik di kelas X
mengikuti dua mata pelajaran
lintas minat sebanyak 6 jam
pelajaran, dan di kelas XI dan
kelas XII mengikuti satu mata
pelajaran lintas minat sebanyak 4
jam pelajaran.
Peminatan dan lintas minat dapat
dilaksanakan sebelum atau
sesudah
peserta didik diterima di SMA.

6

Siswa dapat memilih secara
tepat tentang peminatannya
apabila memperoleh informasi
yang memadai atau relevan

7

Program lintas minat
dialokasikan enam jam pelajaran
setiap minggunya. Siswa dapat
memilih setidaknya dua mata
pelajaran lintas minat.

8

Kurikulum 2013 memberi
peluang yang lebih terbuka
kepada siswa untuk memilih
mata pelajaran yang diminati

9

Dengan adanya kurikulum 2013
siswa dapat mengembangkan
bakat dan minat dalam
menghadapi kehidupan

10

Dengan adanya kurikulum ini
siswa dapat kecerdasan sesuai
bakat atau minatnya

11

Mata pelajaran yang diambil
26

siswa dalam program lintas
minat tetap akan diujikan dalam
ujian-ujian sekolah, misalnya
ujian tengah semester (UTS)
maupun ujian akhir semester
(UAS).
12

Adanya Pemilihan peminatan
berdasarkan nilai rapor di
SMP/MTs dan/atau nilai UN
SMP/MTs atau hasil tes
penempatan (placement test)
ketika mendaftar di SMA/MA
dan/atau tes bakat minat oleh
psikolog.

5. Teknik pengolahan data dan analisis data
Setelah data terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan kuesioner penulis
melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara
dan keusioner tentang “Persepsi siswa SMA terhadap peminatan dan lintas minat yang
termasuk dalam kurikulum 2013”.
Untuk mengetahui persepsi siswa SMA terhadap peminatan dan lintas minat
yang termasuk dalam kurikulum 2013 itu, maka :

1. Pengolahan data
Data wawancara dilakukan dengan cara menarasikan( deskriptif data).
Data ini disajikan secara komplementer dengan data siswa mengenai
peminatan dan lintas minat.
Mengenai data kuesionar setelah terkumpul diseleksi entri data dengan
cara mengelompokkan, memberi skor, menarasikan dan menguji data.
27

2. Analisis data
Dalam mendeskripsikan persepsi siswa SMA terhadap peminatan dan
lintas minat dilakukan beberapa langkah, antara lain:
1) Analisis data statistic distribusi frekuensi dengan menggunakan
rumus:
P=

F ×100
N
Dimana :
F = Frekuensi yang sedang dicari
N= Number of case
P=Angka Persentase
Adapun ketentuan skala persentase yang digunakan adalah:
100%

= Seluruhnya

82%-99%

= Hampir Selurunya

67%-81%

= Sebagian besar

51%-66%

= Lebih dari setengah

50%

= Setengah

34%-49%

= Hampir setengah

18%-33%

= Sebagian kecil

1%-17%

= Sedikit Sekali

0%

= Tidak ada
28

2) Adapun untuk mengetahuai kualitas persepsi dilakukan alternatif
jawaban yaitu:
No

Alternatif Jawaban

Skor

1

Sangat setuju

5

2

Setuju

4

3

Ragu-ragu

3

4

tidak setuju

2

5

Sangat Tidak Setuju

1

G. Sistematis Penulisan
Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematik sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian
29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Persepsi
2. Kurikulum SMA/MA
3. Peminatan dan lintas minat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan dan jenis penelitian
2. Lokasi dan waktu
3. Populasi dan sampel
4. Teknik pengumpulan data
5. Teknik pengolahan dan analisis data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Martono, Nanang. 2011. Metode penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

30

Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi penelitian kualitatif – kuantitatif. Malang : UINMaliki Press.
Materi diklat peminatan : Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Sugiyono. 2012. Metode penelitian pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif,kualitatif,
dan R&D). Bandung : ALFABET
http://bahasa.kompasiana.com/2013/10/20/persepsi-pengertian-definisi-dan-factoryang mempengaruhi-600802.html
http://otnamharfira.wordpress.com/2010/02/18/persepsi/
http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/skripsi-penjas_15.html
http://sman1kendari.sch.id/index.php/sistem-informasi/berita-sekolah/44-peminatandalam-kurikulum-2013
http://budikurniawan77.wordpress.com/2013/12/20/peminatan-lintas-minatpendalaman-kurikulum-2013/
http://iindahwati.blogspot.com/

31