Analisis Kualitas Pohon di Beberapa Jalur Hijau Kota Pematangsiantar

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota adalah suatu pusat pemukiman penduduk yang besar dan luas.Dalam
kota terdapat berbagai ragam kegiatan ekonomi dan budaya. Adakalanya kota
didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada
kenyataaannya kota merupakan tempat kegiatan sosial dari banyak dimensi.
Manusia dapat mencatat dan menganalisanya dari berbagai perspektif seperti
moral, sejarah manusia, hubungan timbal balik antara manusia dengan habitatnya,
pusat kegiatan ekonomi, pusat kegiatan politik, dan berbagai kenyataan dari
kehidupan manusia (Zoer’aini, 2007)
Dampak dari pembangunan kota yang tidak berwawasan lingkungan pada
umumnya mengakibatkan kerusakan lingkungan dan penurunan daya dukung
lingkungan. Kegiatan pembangunan seharusnya berkelanjutan dan mengacu pada
kondisi alam.Tumbuh-tumbuhan dapat menyerap hasil pencemaran udara berupa
karbon dioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan
menghisap dan mengurangi polutan, dengan melepaskan gas oksigen maka akan
mengurangi jumlah polutan di udara. Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam
-sebagai paru-paru kota- maka kualitas udara akan semakin sehat sehingga akan
mendukung program penghijauan (Sunu, 2001).
Menurut


Dahlan

(1992)Pembangunan

kota

sering

lebih

banyak

dicerminkan oleh adanya perkembangan fisik kota yang lebih banyak ditentukan
oleh sarana dan prasarana yang ada. Gejala pembangunan kota pada saat ini
mempunyai kecenderungan untuk meminimalkan ruang terbuka hijau dan juga

1

menghilangkan wajah alam. Lahan-lahan banyak dialihfungsikan menjadi
pertokoan, pemukiman, tempat rekreasi, industri dan lain-lain.

Ruang terbuka hijau (1) adalah suatu lapang yang ditumbuhi berbagai
tumbuh-tumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu
dan pohon (tanaman tinggi berkayu); (2) Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan
yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status
penguasaan apapun, yang didalamnya terdapat tumbuhan hijau berkayu dan
tahunan, dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan
lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan

penutup tanah lainnya),

sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap
dan

penunjang

fungsi

ruang

terbuka


hijau

yang

bersangkutan

(Purnomohadi, 1995).
Soriaatmaja (1991) dalam Hakim (2002) menyatakan bahwa peranan dan
posisi tumbuhan di perkotaan tidak hanya bertahan pada fungsi produktifnya
dipandang dari nilai ekonomis, fungsi estetis dan segi arsitektural, melainkan juga
meluas pada fungsi ekologisnya seperti : perubahan iklim makro, pencemaran
udara, variasi naik turunnya suhu, penyilauan sinar, pengikisan tanah, penahan
angin dan penghalang pandangan kumuh.
Pada umumnya ruang terbuka hijau didominasi oleh tanaman dan
tumbuhan, dimana unsur ini banyak berpengaruh terhadap kualitas udara
perkotaan. Tanaman dapat menciptakan iklim makro yaitu adanya penurunan suhu
sekitar, kelembaban yang cukup dan kadar O2 yang bertambah. Hal ini karena ada
proses asimilasi dan evapotranspirasi dari tanaman disamping itu, tanaman juga


2

menyerap/ mengurangi CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor, industri dan
sebagainya (Hakim, 2002).
Adanya peranan pohon dalam mengarbsorbsi berbagai jenis pohon hutan,
maka di wilayah perkotaan telah dikembangkan Ruang Terbuka Hijau. Namun,
perlu dilakukan penelitian mengenai kualitas pohon yang ada di ruang terbuka
hijau tersebut, sehingga pemeliharaan dan perawatan ruang terbuka hijau dapat
dilakukan untuk mencegah kerugian yang ditimbulkan. Menurut Dahlan (2002),
bahwa kualitas tegakan pohon perlu diteliti secara berkala agar dapat diketahui
perlakuan apa yang perlu diberikan, supaya pohon dalam keadaan yang selalu
baik.
Pembangunan yang lebih mengarah pada pembangunan fisik telah
meminimalkan keberadaan ruang terbuka hijau, khususnya jalur hijau jalan.Hal
ini sangat mempengaruhi kualitas pada pohon-pohon tersebut, yang dapat kita
lihat melalui berbagai gejala kerusakan pohon seperti batang dan tajuk yang tidak
sehat serta keberadaan pohon yang menjadi ancaman di lingkungan tempat
tumbuhnya.
Kesehatan pohon-pohon tersebut perlu dijaga karena jika terjadi kerusakan
pada pohon seperti kerusakan pada batang dan tajuk, maka dapat menyebabkan

penurunan kemampuan pohon dalam menyerap karbon dan jenis polusi lainnya
yang akan berdampak pada kualitas lingkungan. Manfaat pohon sebagai peneduh,
pemecah angin maupun penahan silau juga akan terganggu apabila kualitas pohon
tersebut rendah.Oleh karena itu pengelolaan dan pemeliharaan di areal jalur hijau
harus di tangani dengan serius terutama pada lingkungan perkotaan.

3

Penghijauan merupakan salah satu upaya yang saat ini perlu dilakukan
untuk

mengimbangi

pembangunan

yang

berlebihan

di


wilayah

perkotaan.Penghijauan yang banyak dijumpai biasanya dalam bentuk jalur hijau,
yaitu penanaman pohon di ruas jalan baik itu di sebelah kiri jalan, sebelah kanan
jalan maupun bagian tengah jalan.Penghijauan di jalur hijau dengan pepohonan
harus memberi dampak yang positif dan tidak mengganggu pengguna
jalan.Kondisi pepohonan harus dalam keadaan baik dan sehat agar memberi
kenyamanan bagi pengguna jalan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis
kualitas pohon di kawasan jalur hijau tersebut.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi jenis pohon yang berada di jalur hijau sepanjang Jalan
Asahan, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Rakutta Sembiring, Jalan
Medan, Jalan D.I Panjaitan yang berada di kota Pematangsiantar.
2. Menilai kualitas pohon yang berada di jalur hijau sepanjang Jalan
Asahan, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Rakutta Sembiring, Jalan
Medan, Jalan D.I Panjaitan yang berada di kota Pematangsiantar,
Sumatera Utara.
3. Menentukan pohon yang harus dipertahankan dan yang ditebang

berdasarkan penilaian kualitas pohon-pohon di jalur hijau.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :

4

1. Memberikan informasi mengenai jenis pohon di jalur hijau sepanjang
Jalan Asahan, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Rakutta Sembiring, Jalan
Medan, Jalan D.I Panjaitan yang berada di kota Pematangsiantar.
2. Menganalisis kualitas pohon dari segi kesehatan pohon di jalur hijau
sepanjang Jalan Asahan, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Rakutta
Sembiring, Jalan Medan, Jalan D.I Panjaitan yang berada di kota
Pematangsiantar.
3. Menganalisis kualitas pohon dari segi teknis di jalur hijau sepanjang
Jalan Asahan, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Rakutta Sembiring, Jalan
Medan, Jalan D.I Panjaitan yang berada di kota Pematangsiantar.
4. Memberikan masukan bagi pihak pengelolaan Pertamanan kota
Pematangsiantar tentang kualitas pohon yang berada di jalur hijau yaitu
pohon mana yang layak untuk dipertahankan dan pohon mana yang
akan dilakukan penebangan di sepanjang Jalan Asahan, Jalan

Sisingamangaraja, Jalan Rakutta Sembiring, Jalan Medan, Jalan D.I
Panjaitan yang berada di kota Pematangsiantar.

5