Strategi Kinerja Pramuwisata pada PT. Narasindo Tour and Travel Medan Dalam Meningkatkan Kualitas Pemanduan

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA

2.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan

Pengertian pariwisata adalah kegiatan wisata (tour) yaitu suatu aktifitas perjalanan dari daerah asal ke daerah destinasi dengan alasan bersenang-senang, tidak menghasilkan upah atau biaya, waktunya tidak lama, dan selama di daerah destinasi mendapatkan jasa pelayanan dan kembali lagi ke daerah asal. Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau berpergian yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling. Secara etimologi, pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata “pari” yang berarti halus maksudnya mempuyai tata krama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Jadi pariwisata berarti menyuguhkan suatu kunjungan secara bertatakrama dan berbudi. Pengertian tentang pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir abad ke-17. Tahun 1972 Maurice Menerbitkan buku petunjuk “The True Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learn the language and take exercise“. Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil (Grand Tour dan Perit Tour). Pada tanggal 12-14 Juni 1985, kata


(2)

pariwisata lebih dikenal dengan istilah tourisme. Kemudian diselenggarakan Munas (Musyawarah Nasional) di Teretes (Jatim), yang di dalam musyawarah itu dihasilkan sebuah istilah baru yakni tourisme diganti dengan kata pariwisata. Kata pariwisata ini diusulkan oleh Bapak Prof. Prijono yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan atas himbauan Bapak Presiden Indonesia Ir. Soekarno. Dan selanjutnya pada tahun 1960 istilah Dewan Tourisme Indonesia diganti menjadi Dewan Pariwisata Nasional.

Defenisi pariwisata menurut beberapa ahli, yaitu :

a. Menurut Prof. Salah Wahab (dalam Yoeti, 1982:107) “A proposeful human activity thatserve as a link between people either within one somecountry or beyond the geographical limits or state. It involves the temporary displacement of people to other region, country, for the satisfaction of varied needs other than exciting a renumareted function”.

“ Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri (meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain) untuk mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap ”.

b. Menurut Mr. Herman V. Schulard (dalam Yoeti, 1996:114) Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian secara


(3)

langsung berhubungan dengan masuknya orang-orang asing melalui lalu lintas disuatu negara tertentu, kota dan daerah.

c. Menurut Prof.K. Krapt dan Prof. Hunziker (dalam Yoeti, 1996:112) Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan dari perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan orang asing itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara.

d. Pariwisata menurut E. Guyer Fleuler, mengemukakan Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena dari zaman sekarang yang pada umumnya didasarkan atas kebutuhan, kesehatan dan pergantian hawa. Sedangkan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan.

e. Menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.


(4)

Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk berlibur, berobat, berbisnis, berolahraga serta menuntut ilmu dan mengunjungi tempat-tempat yang indah atau sebuah negara tertentu. Organisasi Wisata Dunia (WTO), menyebut wisatawan sebagai pelancong yang melakukan perjalanan pendek. Menurut organisasi ini, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan ke sebuah daerah atau negara asing dan menginap minimal 24 jam atau maksimal enam bulan di tempat tersebut. Menurut pandangan psikologi, wisata adalah sebuah sarana memanfaatkan waktu luang untuk menghilangkan tekanan kejiwaan akibat pekerjaan yang melelahkan dan kejenuhan. Adapun ilmu sosiologi menilai pariwisata sebagai rangkaian hubungan yang dijalin oleh pelancong yang bermukim sementara di suatu tempat dengan penduduk lokal. Krapf Hunziker, seorang pakar pariwisata meyakini bahwa wisata adalah munculnya serangkaian hubungan dari sebuah perjalanan temporal yang dijalin oleh seorang yang bukan penduduk asli. Pariwisata berdasarkan seluruh definisinya, adalah fenomena yang terus berkembang. Lebih dari itu, industri ini telah menyelamatkan sejumlah negara dari krisis, dan memarakkan pertumbuhan ekonominya.

Jenis-Jenis & Karakteristik Wisatawan

1. Wisatawan lokal (local tourist) yaitu wistawan yang melakukan perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata yang berasal dari dalam negeri.


(5)

2. Wisatawan mancanegara (international tourist) yaitu, wisatawan yang mengadakan perjalanan ke daerah tujuan wisata yang bersal dari luar negeri.

3. Holiday tourist adalah wisatawan yang melakukan perjalanan ke daerah tujuan wisata dengan tujuan untuk bersenang-senang atau untuk berlibur.

4. Business tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan tujuan untuk urusan dagang atau urusan profesi.

5. Common interest tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan tujuan khusus seperti, studi ilmu pengetahuan, mengunjungi sanak keluarga atau untuk berobat dan lain-lain.

6. Individual tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata secara sendiri-sendiri.

7. Group tourist adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata secara bersama-sama atau berkelompok


(6)

2.2 Pengertian Prasarana dan Sarana Pariwisata

Komponen-komponen yang termasuk ke dalam prasarana dan sarana pariwisata yaitu: 1. Produk yang nyata (Tangible Product) terdiri dari :

Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk dapat memenuhi kebutuhan selama dalam perjalanan. Misalnya jaringan jalan, sarana pelabuhan (udara, laut, darat), telekomunikasi, jaringan listrik, air bersih, rumah sakit dan lain sebagainya. Sarana pokok kepariwisataan yaitu semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan. Misalnya :

a. Di bidang usaha jasa pariwisata, seperti : Biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi pariwisata.

b. Di bidang usaha sarana pariwisata, yang terdiri dari : Akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya.

2. Intangible Product (produk yang tidak nyata)

Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah sumber daya manusia yang bergelut dalam industri pariwisata dan pengetahuan teknik tentang pelayanan terhadap wisatawan, Sapta pesona yang terdiri dari 7 K (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, Kesejukan, Keramahtamahan, Kenangan) yang semuanya dilaksanakan secara total.


(7)

2.3 Sejarah dan Pengertian Pramuwisata

Pekerjaan pemandu / guide sebenarnya telah ada sejak peradaban manusia. Namun demikian profesi sebagai pramuwisata baru dikenal dunia internasional sejak Thomas Cook di Inggris mengatur perjalanan excurtion / darmawisata dari Leicester ke Lougborough di Inggris pada tanggal 5 Juli 1841 yang kemudian dilanjutkan pada tahun 1857 untuk melihat World Exposition di London serta selanjutnya dia mengatur perjalanan ke Eropa.

Di Indonesia sendiri biro perjalanan yang mempunyai pramuwisata di mulai pada tahun 1910, ditandai dengan berdirinya VTV (Verenigde Touristen Verkeer) didirikan di Batavia / Jakarta oleh pemerintah Belanda. Tujuan pemerintah Belanda untuk mengampung hasrat barwisata bagi para pegawai pemerintahan Belanda di Indonesia sehingga tidak perlu pulang ke negeri Belanda yang memakan waktu berbulan-bulan dengan kapal laut.

Pada tahun 1960 Guide Course pertama di buka di Hotel DES INDES di Jakarta, dan sejak itulah profesi tour guide di kelola secara modern di Indonesia. Perkembangan selanjutnya berkenaan dengan fungsi dan tugas tour guide menjadi perhatian khusus para pakar dan pokok masyarakat yang masing-masing pula memberi pendapat sebagai berikut:


(8)

1. Sri Sultan Hamengkubuwono IX, berpendapat bahwa setiap tour guide harus memiliki sense of diplomancy. Maksudnya adalah seorang pramuwisata memiliki perasaan dan pemikiran seperti seorang diplomat.

2. N. S. Pendit, seorang pakar dalam dunia kepariwisataan di Indonesia mengatakan bahwa fungsi seorang tour guide seperti seorang komandan dalam ketentaraan. Maksudnya adalah orang yang memimpin pasukan tempur dan harus memenangkan perang.

3. Joop Ave, mantan menteri parpostel mengatakan seorang tour guide merupakan duta bangsanya dihadapan wisatawan karena dari seorang pramuwisata, wisatawan mendapat informasi mengenai negara yang dikunjunginya.

Pengertian guide secara etimologi adalah pemandu atau penunjuk jalan kepada orang-orang yang baru pertama kali datang ke suatu daerah atau negara. Di Indonesia, secara nasional telah dibentuk organisasi yang mewadahi profesi ini, yaitu Himpunan Pramuwisata Indonesia atau HPI. Organisasi ini telah memiliki jaringan ke seluruh provinsi di Indonesia. Di beberapa daerah juga terbentuk sejumlah organisasi serupa yang bersifat lokal.

Pramuwisata memiliki beberapa defenisi dari dalam maupun dari luar negeri, karena pentingnya peran seorang pramuwisata, maka banyak para ahli memberikan batasan terhadap defenisi-defenisi tersebut:


(9)

a. Drs. Oka A. Yoeti dalam bukunya Guiding System mengatakan bahwa: Pramuwisata adalah orang yang memberikan penerangan, penjelasan serta penunjuk jalan kepada wisatawan dan travellers lainnya tentang segala sesuatu yang hendak dilihat, disaksikan oleh wisatawan yang

bersangkutan bilaman mereka berkunjung pada suatu objek, tempat atau daerah tertentu.

b. D. Samadi dalam bukunya Guiding Technique mengatakan bahwa: “A guide is a person who shows the way, as specially a person who is employed by travellers or tourist for example in a strange a country or to point out explain the sights”.

c. International Dictionary (published by the Academic International Tourism of Montecarlo Pricipaly of Monaco) menyatakan bahwa: “From the Tourist Point of View, The Tour guide is a Person employed either directly by the travellers and official private the tourist organizations travel agent to inform directly and advice the tourist before and during his journey”.

d. Menurut SK. MENHUB No.234/K/1970 tentang persyaratan pramuwisata dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan pramuwisata adalah seseorang yang mempunyai kartu pramuwisata untuk menyelenggarakan bimbingan perjalanan serta pemberian penerangan tentang kebudayaan, kekayaan


(10)

alam, dan aspirasi kehidupan bangsa Indonesia atau penduduk di suatu wilayah dan atau mengenai suatu objek khusus terhadap para wisatawan baik secara perorangan ataupun dalam suatu kelompok, dengan

menggunakan satu atau beberapa bahasa tertentu.

e. Menurut Sk. Menparpostel No. KM 82 / PW. 102 / MPPT -1998 tentang pramuwisata, mengatakan bahwa seseorang yang memberi bimbingan, penerangan, dan petunjuk, tentang objek wisata serta membantu segala sesuatu yang dibutuhkan oleh wisatawan.

Dari semua defenisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pramuwisata adalah orang yang bekerja pada biro perjalanan dimana dalam tugasnya dapat memberikan informasi mengenai objek daerah tujuan wisata secara baik dan besar dengan pengetahuan yang luas, serta memberikan rasa aman kepada wisatawan secara langsung sebelum dan selama perjalanan wisata berlangsung.


(11)

2.3.1 Penggolongan dan Persyaratan Pramuwisata.

Dalam pasal 2 bab II keputusan Menparpostel tersebut diatas sesuai dengan penggolongan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata, pramuwisata dapat digolongkan sebagai berikut:

- Pramuwisata Muda / Pemula, ialah pramuwisata yang bertugas didaerah Tk II dalam wilayah daerah Tk I tempat sertifikat keahliannya diberikan.

- Pramuwisata Madya, ialah pramuwisata yang bertugas dalam wilayah daerah Tk I, tempat sertifikat keahliannya di keluarkan.

Seorang Pramuwisata Muda atau pemula dapat menjadi Pramuwisata Madya setelah selama lima tahun aktif menjadi pramuwisata. Tetapi hal ini tidak menjamin akan bertambah dan berkembangnya pengetahuan dari pramuwisata tersebut, inilah yang menjadi kelemahan dari pramuwisata.

Ada beberapa istilah dari Pemerintah / Dirjen Pariwisata yang menyebutkan penggolongan pramuwisata di antaranya:

a. Local Tour Guide / Pramuwisata setempat, bertugas didalam ruangan maupun diluar ruangan.

b. Tour Guide umum, bertugas diluar ruangan, antar kota, dan dapat berubah fungsi menjadi Tour Leader apabila dia menggunakan Local Tour Guide dalam perjalanannya.


(12)

c. Expert Tour Guide, Pramuwisata yang ahli dalam suatu bidang

pengetahuan, umpamanya seperti bidang kesenian, kebudayaan, pertanian, serta flora dan fauna.

d. Tour Leader (TL), ialah pramuwisata yang memimpin perjalanan, yang dalam perjalanan tersebut menggunakan Local Tour Guide serta bertanggungjawab dalam perjalanannya.

e. Transfer Tour Guide, bertugas hanya mentransfer wisatawan dari dan ke hotel, airport, sea port, railway station.

Sedangkan dalam prakteknya kita mengenal adanya macam-macam pramuwisata yang dibedakan dari keahliannya, tempat dan objek tempat ia bertugas.

Berdasarkan ini kita mengenal:

a. Pramuwisata Umum (General Tour Guide), ialah pramuwisata yang mempunyai pengetahuan tentang keadaan ekonomi, politik, agama, kebudayaan, kehidupan masyarakat serta kepariwisataan secara umum. b. Pramuwisata Khusus (Special Tour Guide) ialah, pramuwisata yang

mempunyai pengetahuan dan memberi penjelasan tentang objek atraksi wisata secara khusus tentang suatu museum, candi, arsitektur, adat-istiadat, kehidupan masyarakat tertentu, serta peristiwa-peristiwa tertentu.

c. Pramuwisata Pengemudi (Driver Guide) ialah pramuwisata yang tugas sehari-harinya sebagai pengemudi. Namun disamping itu ia juga


(13)

memberikan pelayanan informasi kepada wisatawan bila diminta. Jadi, sama saja dengan pramuwisata yang lainnya.

Dalam perusahaan biro perjalanan, status seorang pramuwisata juga dapat dibedakan menjadi dua golongan, diantaranya:

a. Freelance Tour Guide, ialah pramuwisata yang tidak mempunyai ikatan apapun dengan perusahaan, bisa dikatakan sebagai pramuwisata lepas.

b. Payroll Tour Guide, ialah pramuwisata yang memang bekerja pada suatu biro perjalanan wisata.

Secara formal untuk menjadi seorang pramuwisata sesuai dengan surat keputusan Menparpostel No. KM 82 / P.102 / MPPT – 88 tanggal 17 September 1988, khususnya dalam pasal 8 bab III syarat-syarat untuk jadi pramuwisata ditentukan sebagai berikut:

1. Untuk menjadi pramuwisata dan pengatur wisata diharuskan memiliki sertifikat sebagai hasil mengikuti kursus dan ujian, serta diberikan tanda pengenal sebagai izin operasional.

2. Materi ujian, bentuk sertifikat, dan tanda pengenal pramuwisata ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pariwisata.

3. Sertifikat dan tanda pengenal pramuwisata dikeluarkan oleh gubernur kepala daerah tingkat I atau pejabat yang ditunjuk.


(14)

4. Sertifikat dan tanda pengenal pengatur wisata dikeluarkan oleh direktur jenderal pariwisata atau pejabat yang ditunjuk.

Syarat-syarat menjadi Pramuwisata :

a. Warga negara Indonesia

b. Umur serendah-rendahnya 25 tahun

c. Menguasai Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar

d. Menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam memimpin dan mengatur perjalanan wisata.

e. Memiliki sertifikat dan tanda pengenal pramuwisata (izin operasional)

f. Mampu menjelaskan dengan baik kepada wisatawan mengenai DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang dikunjungi.

g. Berkelakuan baik, sehat fisik dan mental

Syarat-syarat menjadi Pramuwisata Muda :

a. Warga negara Indonesia

b. Umur serendah-rendahnya 18 tahun

c. Menguasai Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar


(15)

d. Menguasai pengetahuan dan mampu menjelaskan secara baik ilmu bumi pariwisata, penduduk, pemerintah, sejarah dan kebudayaan daerah tingkat II tempat pramuwisata muda berdomisili secara mendalam dan daerah tingkat I secara umum

e. Pendidikan serendah-rendah nya setaraf dengan sekolah menengah tingkat atas.

f. Lulus dalam ujian pramuwisata muda yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat.

Syarat-syarat untuk menjadi Pramuwisata Madya :

a. Warga negara Indonesia

b. Umur serendah-rendah nya 22 tahun

c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar

d. Mempunyai keterampilan dalam memimpin rombongan e. Menguasai keterampilan dan mampu menjelaskan secara baik

mengenai ilmu bumi kepariwisataan, kependudukan, kepemerintahan, sejarah dan kebudayaan tingkat I tempat pramuwisata berdomisili secara mendalam dan secara umum mengenai Indonesia.


(16)

f. Memiliki sertifikat pramuwisata muda dan telah berpengalaman selama 3 tahun

g. Pendidikan serendah-rendahnya sederajat sekolah menengah tingkat atas

h. Lulus ujian pramuwisata madya yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah tingkat I setempat.

Syarat menjadi Tour Leader (TL)

a. Warga negara Indonesia

b. Umur serendah-rendah nya 25 tahun

c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar

d. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam memimpin dan mengatur perjalanan wisata

e. Memiliki sertifikat pramuwisata madya atau telah berpengalaman di bidang pramuwisata selama 5 (lima) tahun

f. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas g. Memiliki pengetahuan dan mampu menjelaskan secara baik

mengenai ilmu bumi kepariwisataan, kependudukan,

kepemerintahan, sejarah dan kebudayaan serta atraksi pariwisata di seluruh Indonesia.


(17)

Itulah persyaratan yang harus dipenuhi bila seseorang ingin menjadi pramuwisata. Oleh karena itu seseorang yang berkeinginan untuk menjadi pramuwisata sudah seharusnya melalui prosedur diatas. Hal ini dianggap perlu karena pemerintah saat ini sedang menertibkan pramuwisata liar yang tidak terdaftar demi menjaga nama baik pramuwisata dari pramuwisata yang tidak bertanggung jawab serta sering merusak citra pariwisata Indonesia.

2.3.2 Fungsi dan Tugas Pramuwisata

Yang dimaksud dengan fungsi adalah, suatu pemikiran teoritis tentang suatu tugas yang dilakukan seorang pramuwisata meliputi :

1. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh wisatawan selama dalam perjalanan, tetapi dalam memberikan informasi, seorang pramuwisata harus tetap memiliki “Sense of Diplomacy” sebagai duta bangsa dan negaranya, bertindak sebagai salesman bagi perusahaan / instansinya yang tengah mempromosikan dagangannya kepada tourist yang sedang melakukan kunjungan ke suatu tempat atau negara.

2. Sebagai teman dalam perjalanan bagi wisatawan maka pramuwisata harus mengerti kebutuhan pribadi wisatawan, sebagai manusia yang mengadakan perjalanan dan bersedia membantu dimana saja dan kapan saja diperlukan. Dalam fungsi ini pada pramuwisata muncul sifat-sifat asih, asah, dan asuh


(18)

yang wujudnya juga harus pandai “ngomong”, dalam pengertian terbatas dalam Itenerary.

3. Sebagai pelindung (protector) bagi wisatawan dan barang bawaannya dari berbagai bentuk gangguan. Pramuwisata harus tampil kedepan menghadapi bahaya dalam bentuk apapun untuk melakukan tindak pencegahan

(prevention)

4. Sebagai wakil dari Biro Perjalanan Wisata tempat dia bekerja, pramuwisata juga harus memiliki “Sense Of Humor” sebagai penjual jasa yang baik. 5. Pramuwisata sebagai penjual jasanya kepada Biro Perjalananan Wisata dan

Instansi dimana dia bekerja, oleh karenanya dia harus bertindak pada garis-garis “Policy” perusahaannya dan harus mempunyai loyalitas yang tinggi serta disiplin yang kuat.

Sesuai dengan SK. MENPARPOSTEL No.82/PW. 82/PW. 102 MPPT 1988 tanggal 17 September, tugas pramuwisata adalah :

a. Mengatur wisatawan baik rombongan maupun perorangan yang mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia

b. Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan dan objek wisata, serta memberi penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi, dan fasilitas wisatawan lainnya


(19)

d. Membantu mengurus barang bawaan wisatawan

e. Memberi pertolongan kepada wisatawan yang sakit dan yang membutuhkan pertolongan

Kemudian dalam surat keputusan tersebut diatur pula tugas seorang pengatur wisata (Tour Leader) sebagai berikut:

1. Mengatur dan memimpin perjalanan rombongan wisatawan

2. Memberi petunjuk dan penjelasan yang perlu diketahui oleh pramuwisata 3. Membantu kelancaran tugas pramuwisata

4. Membantu menyusun paket wisata yang diminta oleh anggota rombongan diluar acara perjalanan

Menurut UU RI No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dalam pasal 26 disebutkan, tugas pramuwisata adalah:

a. Memberikan informasi yang akurat dan bertanggungjawab b. Memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif

c. Memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan, keamanan dan keselamatan wisatawan.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya itu, seorang pramuwisata harus menaati kode etik profesi, memakai tanda pengenal, dan mematuhi acara perjalanan yang telah ditetapkan.


(20)

Tanpa membedakan ikatan kerjanya, pramuwisata dapat melakukan tugasnya baik untuk perorangan maupun rombongan yang pokoknya sebagai berikut :

a. Menghimpun semua dokumen yang diperlukan dari pengawas perjalanan wisata

b. Meneliti keadaan yang akan dipergunakan apakah benda di tempat sesuai dengan waktu yang dikehendaki, dan memeriksa kesiapannya c. Memeriksa dan mempersiapkan tanda khusus maupun

tanda-tanda lain yang akan dipergunakan

d. Jika diperlukan, membantu wisatawan menyelesaikan urusan keimigrasian dan kepabeanan

e. Memeriksa kota P3K

f. Membimbing dan membantu wisatawan selama dalam perjalanan g. Melaporkan dan jika perlu segera mengambil tindakan terhadap segala

sesuatu yang terjadi dalam perjalanan

h. Membayar semua pengeluaran seperti persenan, sumbangan-sumbangan, dan karcis tanda masuk (Entrance Fee) yang telah direncakan.


(21)

2.4 Kode Etik Pramuwisata

Dalam melaksanakan kegiatannya pramuwisata harus senantiasa berpegang pada kode etik yang merupakan aturan moral dan tata kerja pramuwisata dalam rangka mewujudkan pelayanan yang profesional dan berkualitas

Kode Etik Pramuwisata ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah Nasional I Himpunan Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan Nomor 07/MUNAS.I/X/ 1998, meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas daerah, negara, bangsa, dan kebudayaan.

2. Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri, senang, segar, rapi, bersih serta berpenampilan yang simpatik (menghindari bau badan, perhiasan, dan parfum yang berlebihan).

3. Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut kepribadian Indonesia.

4. Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang sama kepada wisatawan dengan tidak meminta tip, tidak menjajakan barang dan tidak meminta komisi.

5. Pramuwisata mampu memahami latar belakang asal-usul wisatawan serta mengupayakan untuk meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat kebiasaan yang berlaku dan ikut melestarikan objek (mencegah vandalisme)


(22)

6. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat yang mengundang perdebatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras, dan sistem politik sosial negara asal wisatawan.

7. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila ada hal-hal yang belum dapat dijelaskan maka pramuwisata harus berusaha mencari keterangan mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan kepada wisatawan dalam kesempatan berikutnya.

8. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi, dan unsur-unsur pramuwisata lainnya.

9. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang bertujuan untuk menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan

10. Pramuwisata pada saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar wisatawan ingin berkunjung kembali.

2.5 Dasar Hukum Pramuwisata

Pramuwisata mempunyai landasan hukum dalam bekerja di Indonesia, hal ini sangat penting demi ketertiban dan dapat perlindungan hukum dalam pekerjaan ini.

Dasar hukum yang dimaksudkan bersumber pada :

1. Surat Keputusan MENHUB No. SK. 73 / KP. 103 / PHB. 80 tanggal 01 April 1980, yang membagi pramuwisata.


(23)

2. Surat Keputusan Menparpostel No. KM 82 / PW.102/ MPPT tanggal 17 September 1982, Surat Keputusan ini memperjelas Surat Keputusan MENHUB dan sebagai petunjuk pelaksanaannya.

3. Surat Keputusan Kep. 17 / U / IV / 89 mengenai pariwisata dan surat keputusan Dirjen Par. No. KM. 82 / PW / 102 / MPPT – 1998.

4. Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. KP 2 / IV / 1980. Surat Keputusan ini merupakan pelaksanaan dari surat keputusan MENHUB berkenaan dengan masalah persyaratan untuk menjadi pramuwisata dan pemimpin perjalanan wisata yang dimuat dalam bab I pasal I

5. Surat Keputusan Gub. KDG. TK I SUMUT tahun 1988 tentang pelaksanaan:

a. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 1985 tentang pengaturan pramuwisata di provinsi Sumatera Utara

b. Dalam peraturan tersebut izin operasi pariwisata dan peningkatan pengetahuan di atur oleh KADIPARDA TK I.


(1)

yang wujudnya juga harus pandai “ngomong”, dalam pengertian terbatas dalam Itenerary.

3. Sebagai pelindung (protector) bagi wisatawan dan barang bawaannya dari berbagai bentuk gangguan. Pramuwisata harus tampil kedepan menghadapi bahaya dalam bentuk apapun untuk melakukan tindak pencegahan

(prevention)

4. Sebagai wakil dari Biro Perjalanan Wisata tempat dia bekerja, pramuwisata juga harus memiliki “Sense Of Humor” sebagai penjual jasa yang baik. 5. Pramuwisata sebagai penjual jasanya kepada Biro Perjalananan Wisata dan

Instansi dimana dia bekerja, oleh karenanya dia harus bertindak pada garis-garis “Policy” perusahaannya dan harus mempunyai loyalitas yang tinggi serta disiplin yang kuat.

Sesuai dengan SK. MENPARPOSTEL No.82/PW. 82/PW. 102 MPPT 1988 tanggal 17 September, tugas pramuwisata adalah :

a. Mengatur wisatawan baik rombongan maupun perorangan yang mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia

b. Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan dan objek wisata, serta memberi penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi, dan fasilitas wisatawan lainnya


(2)

d. Membantu mengurus barang bawaan wisatawan

e. Memberi pertolongan kepada wisatawan yang sakit dan yang membutuhkan pertolongan

Kemudian dalam surat keputusan tersebut diatur pula tugas seorang pengatur wisata (Tour Leader) sebagai berikut:

1. Mengatur dan memimpin perjalanan rombongan wisatawan

2. Memberi petunjuk dan penjelasan yang perlu diketahui oleh pramuwisata 3. Membantu kelancaran tugas pramuwisata

4. Membantu menyusun paket wisata yang diminta oleh anggota rombongan diluar acara perjalanan

Menurut UU RI No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dalam pasal 26 disebutkan, tugas pramuwisata adalah:

a. Memberikan informasi yang akurat dan bertanggungjawab b. Memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif

c. Memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan, keamanan dan keselamatan wisatawan.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya itu, seorang pramuwisata harus menaati kode etik profesi, memakai tanda pengenal, dan mematuhi acara perjalanan yang telah ditetapkan.


(3)

Tanpa membedakan ikatan kerjanya, pramuwisata dapat melakukan tugasnya baik untuk perorangan maupun rombongan yang pokoknya sebagai berikut :

a. Menghimpun semua dokumen yang diperlukan dari pengawas perjalanan wisata

b. Meneliti keadaan yang akan dipergunakan apakah benda di tempat sesuai dengan waktu yang dikehendaki, dan memeriksa kesiapannya c. Memeriksa dan mempersiapkan tanda khusus maupun

tanda-tanda lain yang akan dipergunakan

d. Jika diperlukan, membantu wisatawan menyelesaikan urusan keimigrasian dan kepabeanan

e. Memeriksa kota P3K

f. Membimbing dan membantu wisatawan selama dalam perjalanan g. Melaporkan dan jika perlu segera mengambil tindakan terhadap segala

sesuatu yang terjadi dalam perjalanan

h. Membayar semua pengeluaran seperti persenan, sumbangan-sumbangan, dan karcis tanda masuk (Entrance Fee) yang telah direncakan.


(4)

2.4 Kode Etik Pramuwisata

Dalam melaksanakan kegiatannya pramuwisata harus senantiasa berpegang pada kode etik yang merupakan aturan moral dan tata kerja pramuwisata dalam rangka mewujudkan pelayanan yang profesional dan berkualitas

Kode Etik Pramuwisata ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah Nasional I Himpunan Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan Nomor 07/MUNAS.I/X/ 1998, meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas daerah, negara, bangsa, dan kebudayaan.

2. Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri, senang, segar, rapi, bersih serta berpenampilan yang simpatik (menghindari bau badan, perhiasan, dan parfum yang berlebihan).

3. Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut kepribadian Indonesia.

4. Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang sama kepada wisatawan dengan tidak meminta tip, tidak menjajakan barang dan tidak meminta komisi.

5. Pramuwisata mampu memahami latar belakang asal-usul wisatawan serta mengupayakan untuk meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat kebiasaan yang berlaku dan ikut melestarikan objek (mencegah vandalisme)


(5)

6. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat yang mengundang perdebatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras, dan sistem politik sosial negara asal wisatawan.

7. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila ada hal-hal yang belum dapat dijelaskan maka pramuwisata harus berusaha mencari keterangan mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan kepada wisatawan dalam kesempatan berikutnya.

8. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi, dan unsur-unsur pramuwisata lainnya.

9. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang bertujuan untuk menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan

10. Pramuwisata pada saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar wisatawan ingin berkunjung kembali.

2.5 Dasar Hukum Pramuwisata

Pramuwisata mempunyai landasan hukum dalam bekerja di Indonesia, hal ini sangat penting demi ketertiban dan dapat perlindungan hukum dalam pekerjaan ini.

Dasar hukum yang dimaksudkan bersumber pada :

1. Surat Keputusan MENHUB No. SK. 73 / KP. 103 / PHB. 80 tanggal 01 April 1980, yang membagi pramuwisata.


(6)

2. Surat Keputusan Menparpostel No. KM 82 / PW.102/ MPPT tanggal 17 September 1982, Surat Keputusan ini memperjelas Surat Keputusan MENHUB dan sebagai petunjuk pelaksanaannya.

3. Surat Keputusan Kep. 17 / U / IV / 89 mengenai pariwisata dan surat keputusan Dirjen Par. No. KM. 82 / PW / 102 / MPPT – 1998.

4. Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. KP 2 / IV / 1980. Surat Keputusan ini merupakan pelaksanaan dari surat keputusan MENHUB berkenaan dengan masalah persyaratan untuk menjadi pramuwisata dan pemimpin perjalanan wisata yang dimuat dalam bab I pasal I

5. Surat Keputusan Gub. KDG. TK I SUMUT tahun 1988 tentang pelaksanaan:

a. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 1985 tentang pengaturan pramuwisata di provinsi Sumatera Utara

b. Dalam peraturan tersebut izin operasi pariwisata dan peningkatan pengetahuan di atur oleh KADIPARDA TK I.