T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul Bimbingan Kelompok untuk Mencegah Perilaku Seks Bebas pada Peserta Didik di SMA Theresiana T1 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil pengembangan modul bimbingan kelompok
untuk mencegah adanya perilaku seks bebas pada peserta didik. Hasil
pengembangan tersebut meliputi : 1) Potensi Masalah; 2) Mengumpulkan
informasi; 3) Desain produk; 4) Validasi desain; 5) Perbaikan desain; 6) Uji Coba
produk; 7) Revisi produk.
4.1 Potensi Masalah
Penelitian ini dilakukan dengan adanya potensi dan masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah
adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi dilapangan.
Sama halnya dengan permasalahan mengenai kurangnya pemahaman peserta
didik di tingkat Sekolah Menengah Atas tentang perilaku seks bebas. Kurangnya
pemahaman peserta didik tentang perilaku seks bebas dapat mengakibatkan
peserta didik terjerat dalam pergaulan yang tidak bertanggung jawab dan akan
merusak masa depannya kelak. Dari permasalahan tersebut menjadi potensi untuk
terciptanya sebuah produk bahan ajar mandiri/modul agar peserta didik lebih
memahami dampak dari perilaku seks bebas.
4.2 Hasil Melakukan Pengumpulan Informasi
Kegiatan pra pengembangan mencakup dua hal yaitu need assesment.Need
assesment bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang perlu tidaknya


pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya perilaku seks

38

bebas pada peserta didik. Hasil wawancara dengan salah satu guru di SMA
Theresiana Salatiga dan penyebaran angket dengan peserta didik menyatakan
bahwa pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya
perilaku seks bebas sangat bermanfaat bagi peserta didik, selain itu
pengembangan modul ini sangat diperlukan bagi peserta didik khususnya di SMA
Theresiana Salatiga, karena sekolah tersebut hanya memberikan pemahaman
mengenai perilaku seks bebas melalui mata pelajaran Agama dan Biologi yang
menyangkut norma agama maupun nilai moral yang berlaku di masyarakat serta
mengenai organ-organ reproduksi.
4.3 Desain Produk Awal
Desain produk yang dirancang berupa kerangka dan isi modul yang
didasarkan pada teori. Dalam penyusunan kerangka modul didasarkan pada teori
dari Daryanto (2013) yang memuat kerangka modul sebagai berikut :
Halaman Sampul
Kata Pengantar

Daftar Isi
Peta Kedudukan Modul
I. PENDAHULUAN
1. Standar Kompetensi

39

Berisi tentang hal yang ingin dicapai dari pengembangan modul ini adalah
agar peserta didik memiliki tingkat pemahaman yang lebih mengenai perilaku
seks bebas di kalangan remaja.
2. Deskripsi
Berisi tentang pedoman bagi guru untuk memfasilitasi peserta didik dalam
aspek pemahaman dan nilai-nilai kehidupan yang berhubungan dengan perilaku
seks bebas dikalangan remaja..

40

3. Waktu
Berisi tentang waktu yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan pelaksanaan
bimbingan kelompok.

4. Prasyarat
Berisi tentang alur pembelajaran yang telah disusun sesuai dengan kerangka
modul yang telah dibuat.
5. Petunjuk Penggunaan Modul
Berisi tentang petunjuk penggunaan modul untuk mencegah perilaku seks
bebas pada peserta didik, yang dimana modul ini disusun untuk guru SMA dalam
memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan pengembangan.
6. Tujuan Akhir
Modul ini disusun dengan tujuan membantu guru untuk memfasilitasi
peserta didik dalam mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik di SMA.
7. Cek Penguasaan Standar Kompetensi
Berisi tentang bagian dari panduan operasional penyelenggaraan bimbingan
konseling Sekolah Menengah Atas (SMA)
II. KEGIATAN
Kegiatan 1 : Proses Bimbingan Kelompok
a. Pengenalan bimbingan kelompok
b. Pengenalan pemimpin dan anggota kelompok
c. Proses bimbingan kelompok
Kegiatan 2 : Problematika Remaja


41

a. Tujuan
b. Proses bimbingan kelompok
c. Uraian materi
d. Rangkuman
e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Problematika Remaja)
f. Tes
Kegiatan 3 : Peran Lingkungan Sosial
a. Tujuan
b. Proses bimbingan kelompok
c. Uraian materi
d. Rangkuman
e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Peran Lingkungan Sosial)
f. Tes
Kegiatan 4 : Seks Bebas Remaja
a. Tujuan
b. Proses bimbingan kelompok
c. Uraian materi


42

d. Rangkuman
e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Seks Bebas Remaja)
f. Tes
Kegiatan 5 : Pola Asuh Terhadap Seks Bebas
a. Tujuan
b. Proses bimbingan kelompok
c. Uraian materi
d. Rangkuman
e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Pola Asuh Terhadap Seks Bebas)
f. Tes
DAFTAR PUSTAKA
4.4 Validasi Desain
Subjek ahli dalam penelitian ini terdiri dari dua orang ahli yaitu sebagai ahli I
Setyorini, M.Pd (Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas
Kristen Satya Wacana), ahli bimbingan dan konseling Chr. Edhi Triyono, S.Pd
(Guru Bimbingan dan Konseling, SMA Kristen Satya Wacana Salatiga).
Tabel 4.4.1
Hasil Uji Ahli 1 ( Dosen Bimbingan Hasil Uji Ahli 2 (Guru Bimbingan dan

dan Konseling- Setyorini, M.Pd)

Konseling- Chr. Edhi Triyono, S.Pd)

43

1. Perlu menambahkan teori dalam 1.
kegiatan mengenai seks bebas.

Perlu

ditambahkan

penjelasan

mengenai dampak dari perbuatan seks
bebas.

2. Disetiap kegiatan belum muncul 2.
pelaksanaan sosiodrama.


Perlu

ditambahkan

penjelasan

mengenai dampak dari perbuatan seks
bebas.

3. Dalam setiap kegiatan, materi harus 3. Memberikan siapa yang dirugikan
sesuai

dengan

tujuan

yang

ingin dalam melakukan seks bebas.


dicapai.
4. Perlu ditambahkan format dari isi
modul.
5.

Tampilan

gambar

cover

perlu

diperbaiki agar terkesan lebi menarik.

4.5 Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui kuisioner dan para ahli, maka akan
dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut dapat dicoba untuk dikurangi
dengan cara memperbaiki desain. Berikut perbaiakan desain yang sudah dilakukan

oleh peneliti :
Tabel 4.5.1
Hasil Uji Ahli 1 ( Dosen Bimbingan dan Konseling- Setyorini, M.Pd)
1. Perlu menambahkan teori dalam 1.

44

Ditambahkan

teori

mengenai

kegiatan mengenai seks bebas.

dampak dari seks bebas.

2. Di setiap kegiatan belum muncul 2. Ditambahkan melakukan bimbingan
pelaksanaan sosiodrama.


kelompok teknik sosiodrama dalam
proses kegiatan.

3. Dalam setiap kegiatan, materi harus 3. Materi yang terdapat dalam modul
sesuai

dengan

tujuan

yang

ingin sudah sesuai dengan tujuan yang sudah

dicapai.

ditetapkan.

4. Perlu ditambahkan format dari isi 4. Format isi modul sudah terstruktur.
modul.

5.

Tampilan

gambar

cover

perlu 5. Cover modul sudah diperbaiki agar

diperbaiki agar terkesan lebih menarik.

terkesan lebih menarik

Tabel 4.5.2
Hasil Uji Ahli 2 (Guru Bimbingan dan Konseling- Chr. Edhi Triyono, S.Pd)
1.

Perlu

ditambahkan

penjelasan 1.

Ditambahkan

teori

mengenai

mengenai dampak dari perbuatan seks dampak dari seks bebas.
bebas.
2.

Penjelasan

sebelumnya

bisa 2.

Gambar

yang

terdapat

dalam

ditayangkan film atau gambar di kegiatan seks bebas sudah dilengkapi.
kegiatan seks bebas.
3. Memberikan siapa yang dirugikan 3. Sudah ditambahkan yang dirugikan
dalam melakukan seks bebas.

akibat melakukan seks bebas, terutama

45

dikalangan remaja.

4.6 Uji Coba Produk
Dalam uji coba kelompok kecil dilakukan oleh peneliti, hasil uji lapangan
dilaksanakan dengan peserta didik kelas X di sekolah SMA Theresiana Salatiga.
Berikut hasil observasi selama bimbingan kelompok berlangsung.
Antusias dari peserta didik sangat baik, dilihat dari partisipasi aktif peserta
didik dalam menjawab, menanggapi maupun mengutarakan pendapatnya dalam
pelaksanaan bimbingan kelompok. Secara sistematis, bimbingan kelompok
berjalan sesuai dengan pedoman atau prosedur dari bimbingan kelompok. Materi
yang dibahas dalam modul sangat mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga
peserta didik mudah memahami dan menanggapi setiap kegiatan yang ada
didalam modul. Ketika sosiodrama dilaksanakan oleh peserta didik kurangnya
pendalaman peran, sehingga pesan dari setiap kegiatan sosiodramanya kurang
tersampaikan dengan baik, namun perlu diketahui juga masalah atau problem
yang terdapat dalam sosiodrama terlalu singkat sehingga perlu penambahan
skenario didalamnya. Tahap evaluasi sudah dilaksanakan dengan baik karena
peserta didik sudah ditanyakan satu per satu mengenai seberapa jauh
pemahamannya disetiap kegiatan yang ada didalam modul.
Hasil wawancara dengan beberapa peserta didik menyatakan bahwa
sebagian besarnya merasa sangat senang ketika mengikuti bimbingan kelompok,
kegiatan tersebut merupakan kali pertama untuk peserta didik itu sendiri,karena

46

tidak adanya Bimbingan Konseling di sekolah tersebut. Selain itu materi yang
dibahas sangat mudah dipahami, kegiatan dalam setiap materi sangat penting
untuk dibahas karena sangat melekat dengan aktivitas-aktivitas di masa remaja
mereka, sehingga timbal balik dalam setiap kegiatannya dapat berjalan dengan
baik, bahkan sebagian dari peserta didik meminta untuk dilakukan Bimbingan
Kelompok kembali.
4.7 Revisi Produk
Hasil evaluasi dari wawancara dan observasi melalui pelaksanaan uji
produk dapat diketahui bahwa terdapat beberapa masukan yang dinyatakan
sebagai berikut:
Ketika sosiodrama dilaksanakan oleh peserta didik kurangnya pendalaman
peran, sehingga pesan dari kegiatan sosiodramanya kurang tersampaikan dengan
baik. Solusinya adalah dengan menerapkan situasi dan masalah yang dimainkan
dan perlu adanya penjelasan mengenai jalannya peristiwa dan latar belakang dari
cerita yang akan dimainkan, selain itu kesiapan mental dari pemain dapat
dilakukan sedemikian rupa sehingga sosiodrama yang dilakukan memiliki
interaksi yang lebih menarik dan pesan dari sosiodrama yang telah dimainkan
dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu perlunya penambahan skenario yang
terdapat dalam sosiodrama tersebut agar tidak terlalu singkat untuk direalisasikan
kepada peserta didik. Solusinya adalah dengan penambahan skenario melalui
perbaikan dalam modul, guna menambah pemahaman dari pemain maupun
penonton dari kegiatan sosiodrama.

47

4.8 Pembahasan
Bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok yang dilakukan
oleh sekelompok orang atau individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok
yaitu adanya interaksi saling memberikan pendapat, memberikan tanggapan
ataupun berbentuk saran.
Dengan adanya modul pengembangan bimbingan kelompok untuk
mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik, diharapkan dapat membantu
guru dalam memberikan informasi yang tepat mengenai perilaku seks bebas serta
dampak yang akan diterima peserta didik, selain itu diharapkan peserta didik
dapat memilih lingkungan serta pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam
perilaku-perilaku yang merugikan dirinya sendiri, orang tua, maupun pihak
sekolah. Dengan modul yang sangat mudah dipahami oleh peserta didik ini
diharapkan akan membantu yang menggunakannya untuk lebih memahami
dampak-dampak dari pergaulan bebas.
Didalam modul pengembangan bimbingan kelompok ini, terdapat sebuah
teknik yaitu teknik sosiodrama. Sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam
bimbingan kelompok yang menggunakan metode roll playing atau teknik bermain
peran dengan cara mendramatisirkan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial.
Titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke
dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi oleh peserta didik.
Dengan adanya keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu
situasi masalah yang secara nyata dihadapi, diharapkan mampu meningkatkan

48

minat belajar peserta didik terhadap permasalahan yang telah dibahas bersama
sehingga tujuan dari proses dapat tercapai dengan baik.
Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sangat efektif digunakan untuk
peserta didik, karena teknik sosiodrama sangat cocok untuk menangani suatu
masalah sosial. Teknik sosiodrama memiliki dampak yang positif bagi peserta
didik karena dapat melatih mental dari peserta didik untuk tampil didepan umum,
selain itu dapat meningkatkan kreativitas dan berinisiatif dari peserta didik itu
sendiri. Proses berjalannya sosiodrama pun tidak monoton karena didalamnya
membahas masalah-masalah yang sangat erat dengan masa remaja, sehingga
pesan yang terkandung dalam setiap kegiatannya dapat tersampaikan dengan baik.
Bila layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat direalisasikan
dengan baik, maka manfaat yang didapatkan oleh peserta didik dapat terserap
dengan baik. Melalui adegan-adegan yang terdapat dalam sosiodrama membuat
peserta didik juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain, seperti halnya
para pemain maupun penonton yang tanpa disadari ikut terhanyut dalam suasana
sosiodrama

tersebut.

Perlunya

adegan-adengan

yang

dimainkan

dapat

meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai dampak dari seks bebas.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan bimbingan
kelompok teknik sosiodrama dapat terlaksana dengan baik untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik mengenai seks bebas, karena layanan yang diberikan
dapat menunjang perkembangan pribadi dan sosial peserta didik, selain itu teknik
yang digunakan pun dengan mudah diperankan atau direalisasikan untuk peserta
didik. Bimbingan kelompok teknik sosiodarama merupakan wadah yang tepat

49

untuk meningkatkan pemahaman peserta didik, sehingga peserta didik pun
memperoleh informasi yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan, serta dapat
mencegah adanya seks bebas dikalangan remaja.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahuluyaitu penelitian
Sherly (2014) dan Putri (2013). Penelitian yang dilakukan oleh Sherly Diansari
Ayuning Sasmito (2014) di SMA Negeri 1 Nganjuk bahwa bimbingan kelompok
topik tugas dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap dampak seks bebas
yang ditunjukan adanya perbedaan skor pemahaman yang signifikan. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Ghea Gendys Renjana Putri (2013) menyatakan
bahwa hasil dari penelitian dan pembahasan dalam penerapan bimbingan
kelompok teknik home room dapat meningkatkan pemahaman bahaya seks bebas
terhadap peserta didik.

50