Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal merupakan salah satu sarana efektif untuk mempercepat
pembangunan suatu negara dan perkembangan pasar modal memberikan sumber
investasi bagi investor, sekaligus memungkinkan membuka kesempatan
mengoptimalkan perolehan penghasilan dari dana yang dimilikinya. Apabila para
pemodal relatif terbatas menanamkan dananya, maka dengan perkembangan pasar
modal investor dapat melakukan investasi dalam bentuk saham atau instrumeninstrumen keuangan lain yang dapat menambah sumber investasinya dalam
bentuk saham.
Pasar modal merupakan representasi yang tepat untuk menilai kondisikondisi perusahaan di suatu negara, karena hampir semua industri terwakili
didalamnya. Oleh karena itu, perkembangan perekonomian suatu negara
terkadang diukur dari perkembangan pasar modal di negara tersebut. Pasar modal
dapat dikatakan sebagai pintu pertama untuk melihat industri-industri yang ada di
dalam suatu negara.
Menurut Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 dikutip dari
(www.bapepam.go.id), “Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan


Universitas Sumatera Utara

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek tersebut”.
Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan
perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan
jangka panjang. Harga saham didalam perdagangan dan investasi adalah harga
yang mengacu pada harga saham terkini dalam perdagangan saham. Indikator
harga saham menggambarkan banyak hal tentang apa yang sebenarnya pada saat
ini sedang terjadi di antara pembeli dan penjual.
Indikator harga saham bukan hanya bukan hanya menggambarkan harga
pasar, tetapi juga menggambarkan siapa yang saat ini sedang memegang kendali
di pasar modal. Informasi terbaru yang masuk ke pasar modal akan menyebabkan
para investor untuk melakukan investasi atau bahkan menjual saham yang
dimilikinya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pergerakan harga. Dengan
membandingkan harga saham saat ini dengan harga saham masa lalu, dapat dapat
disimpulkan bahwa informasi tersebut memberi dampak positif atau negatif
terhadap harga saham di pasar modal (McDowell, 2008:115).
Pasar modal memiliki beberapa peranan yang sangat penting bagi
penyaluran dana dari pihak yang mempunyai dana kepada pihak yang

membutuhkan dana. Pasar modal memiliki lima aspek peranan dalam suatu
negara, yaitu:
1. Sebagai fasilitas dalam melakukan interaksi antara penjual dan
pembeli unutk menentukan harga saham dan surat berharga yang
diperjualbelikan. Di tinjau dari segi lain, pasar modal memberikan

Universitas Sumatera Utara

kemudahan dalam melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka
(penjual dan pembeli bertemu tidak secara langsung).
2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para investor untuk
memperoleh keuntungan yang diharapkan. Keadaan tersebut akan
mendorong emiten untuk memenuhi keinginan para investor untuk
memperoleh hasil yang diharapkan.
3. Pasar modal memberikan kesempatan kepada pihak investor untuk
menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.
Dengan beroperasinya pasar modal, para investor dapat melikuidasi
surat berharga yang dimiliki setiap saat.
4. Pasar modal menciptakan kesempatan pada masyarakat untuk
berpartisiapasi dalam perkembangan perekonomian. Selain menabung,

dapat melakukan investasi melalui pasar modal, yaitu dengan membeli
saham perusahaan publik.
5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.
Bagi paara investor, keputusan investasi harus didasarkan pada
tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal
dapat menyediakan kebutuhan akan informasi bagi para investor secara
lengkap, yang apabila hal tersebut harus dicari sendiri akan
memerlukan biaya yang sangat besar.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Analisis Fundamental
Analisis fundamental menggunakan data ekonomi dan berita dalam
menganalisis pasar modal. Misalnya, analisis fundamental tentang kurs mata
uang, maka analisi ini akan berfokus hanya pada hal tertentu saja, seperti tingkat
inflasi relatif, tingkat bunga, tingkat pertumbuhan ekonomi dan faktor politik.
Dalam menganalisis suatu saham, analis fundamental akan melihat pada laporan
keuangan, nilai, pendapatan, kewajiban, manajemen, operasional, persaingan dan
data relatif lainnya. Analis Fundamental kerap kali sangat kontras dengan analisis
teknikal. Beberapa menggunakan salah satu diantara keduanya, bahkan ada juga

investor yang menggunakan kombinasi dari keduanya.
Analisis fundamental adalah salah satu analisis saham yang menggunakan
data fundamental dan data faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan.
Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus
bisnis dan lain-lain. Sedangkan data faktor eksternal yang dimaksud adalah
kebijakan pemerintah, tingkat bunga, inflasi dan lain-lain. Analisis fundamental
merupakan analisis penilaian perusahaan, dengan kesimpulan apakah saham
perusahaan tersebut layak dibeli atau tidak.
Analisis fundamental memiliki horizon jangka panjang. Analisis
fundamental selain menggunakan data historis, juga menggunakan data masa
depan yang terdiri dari estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi pertumbuhan
ekonomi di masa depan, estimasi resiko dan berbagai estimasi lainnya, yang
dianggap dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan perusahaan. Analisis
fundamental menggunakan banyak variabel yang ditentukan berdasarkan

Universitas Sumatera Utara

judgementwalaupun juga menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses
analisisnya. Akibatnya, meskipun beberapa analis fundamental menggunakan
metode analisis fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bisa saja berbeda.

Selain itu, tidak semua investor mendapatkan informasi yang lengkap, sehingga
jika hanya mengandalkan analisis fundamental saja dapat terjadi kesalahan
investasi akibat kurangnya informasi yang diperoleh.

2.1.3 Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah metode peramalan pergerakan harga saham
berdasarkan pada studi terhadap harga saham historis dan volume perdagangan.
Analisis teknikal tidak mencoba untuk menjelaskan mengapa harga mengalami
pergerakan seperti yang akan terjadi. Tujuan dari analisis teknikal adalah untuk
memperhitungkan supply dan demand dari sebuah saham sehingga dapat
diprediksi. Analisis teknikal berusaha untuk mendeteksi perilaku pasar yang dapat
diidentifikasikan karena pernah terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indikator
teknis yang digunakan untuk memprediksi harga yang akan datang (Fakhruddin,
et al, 2008:21).
Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor untuk menganalisis
keadaan pasar, dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik
atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui
bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas atau future komoditas yang akan
dipilih oleh para investor untuk berinvestasi. Meskipun biasanya analisis ini
dipakai untuk analisis jangka pendek dan jangka menengah, tetapi sering juga


Universitas Sumatera Utara

digunakan untuk menganalisis jangka panjang, dan juga didukung dengan datadata lain. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan.
Menurut Hin (2008), analisis teknikal didasarkan pada tiga prinsip utama,
yaitu :
1. Market Discount Everything
Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa berpengaruh
terhadap harga saham. Peristiwa tersebut akan tercermin pada harga
sahamnya. Hal ini terjadi karena harga pasar saham tersebut secara alami
ditentukan oleh permintaan dan penawaran investor. Jika mayoritas
investor memiliki persepsi yang buruk terhadap suatu saham dalam suatu
waktu, maka harga saham akan turun, begitu pula sebaliknya. Sebagai
konsekuensinya, analis teknikal tidak akan memperhatikan alasan
mengapa harga mengalami kenaikan dan penurunanm tetapi hanya
mempelajari perubahan harga pada pasar saja.
2. Price Move In Trends
Harga bergerak dalam suatu tren. Prinsip dasar dalam penggunaan
analisis teknikal adalah jangan pernah mengambil keputusan transaksi

yang melawan tren harga. Pengguna analisis teknikal percaya bahwa
semua informasi tercermin pada harga pasar saham, sehigga tren tersebut
menunjukkan sikap para investor pasar atas suatu saham. Harga saham
suatu perusahaan akan bergerak ke satu arah, naik atau turun, dan
membentuk suatu tren. Tren ini akan berlanjut sampai pergerakan harga

Universitas Sumatera Utara

melambat dan memberikan peringatan sebelum berbalik dan bergerak ke
arah yang berlawanan. Tren turun menunjukkan mayoritas investor pasar
mengharapkan saham tersebut turun, begitu pula sebaliknya. Semakin
banyak pelaku pasar yang menginginkan saham tertentu dimana keinginan
ini dipicu oleh berbagai informasi, baik informasi finansial maupun nonfinansial, permintaan akan naik dan mengakibatkan harga saham yang juga
akan naik. Tren merupakan pencerminan dari keinginan pasar, jadi pahami
tren yang ada dan ikuti ke arah mana tren tersebut bergerak. Harga saham
suatu perusahaan akan bergerak ke satu arah, naik atau turun, dan
membentuk suatu tren. Tren ini akan berlanjut sampai pergerakan harga
melambat dan memberikan peringatan sebelum berbalik dan bergerak ke
arah yang berlawanan.
3. History Repeat Itself

Data historis dapat digunakan untuk memprediksi harga saham
dimasa mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis teknikal
mengingat adanya faktor psikologis para investor yang secara umum
bersifat konstan. Dalam bursa saham, hal ini bisa dilihat ketika terjadi
peledakan bom di suatu tempat yang strategis dan penting, misalnya di
gedung World Trade Centre di Amerika Serikat, maka harga saham akan
turun secara drastis. Penurunan ini sebenarnya terjadi karena adanya
kepanikan investor yang berlebihan, sehingga para investor menjual
menjual saham mereka tanpa banyak pertimbangan. Namun setelah
beberapa waktu, para investor sadar bahwa harga sudah turun terlalu

Universitas Sumatera Utara

rendah, maka para investor mulai membeli saham kembali dan harga akan
kembali ke kondisi normal.

2.1.4 Teknik Analisis Teknikal
Menurut Tandelin (2010), pengguna analisis teknikal disebut juga sebagai
chartist karena aktifitasnya dalam merekam data atau membuat grafik (chart)
pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Kemudian mencari pola

pergerakan saham maupun volume perdagangan dan mencari celah keuntungan
dari pola tersebut. Ada beberapa teknik penggunaan grafik (charting) yang biasa
digunakan oleh para investorsebagai dasar untuk pengambilan keputusan
investasinya, yaitu :
1. The Dow Theory
The Dow Theory dikemukakan oleh Charles H. Dow pada tahun 1880-an.
Teori ini bertujuan untuk mengidentifikasi tren harga pasar saham dalam
jangka panjang dengan berdasarkan pada data-data historis harga pasar
saham dimasa lalu.teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pergerakan
harga saham bisa dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a. Primary Trend yaitu harga saham dalam jangka waktu yang lama
(beberapa tahun).
b. Secondary (Intermediate Trend), yaitu pergerakan harga saham yang
terjadi selama pergerakan harga dalam primary trend. Pergerakan
sekunder ini muncul sebagai pergerakan yang bersifat sebagai

Universitas Sumatera Utara

penyimpangan dari pergerakan primer dan biasanya terjadi dalam
beberapa minggu atau beberapa bulan.

c. Minor Trend atau day-to-day move, yaitu merupakan fluktuasi harga
saham yang terjadi setiap hari.
2. Analisis Rata-Rata Bergerak
Menurut Tandelilin (2010:400) teknik rata-rata bergerak (moving average)
adalah salah satu teknik yang dipakai dalam analisis teknikal utuk
mendeteksi dan menganalisis pergerakan saham, baik saham individual
maupun seluruh saham di pasar modal.
Tujuan dari teknik ini adalah untuk mendeteksi arah pergerakan saham dan
besarnya tingkat pergerakan tersebut. Teknik rata-rata bergerak dilakukan
dengan cara menghitung nilai rata-rata bergerak dari harga penutupan
saham harian selama beberapa periode pengamatan. Perhitungan tersebut
akan menghasilkan garis tren rata-rata bergerak yang menunjukkan tren
pergerakan harga saham yang kemudian dapat dipakai untuk memprediksi
pergerakan harga saham di masa depan.
3. Relative Strengh
Menurut Tandelilin (2010), teknik ini menggambarkan rasio antara harga
saham dengan indeks pasar atau industri tertentu. Hasil perbandingan
teknik ini digambarkan dalam plot-plot yang menunjukkan perbandingan
harga relatif saham selama jangka waktu tertentu.
Dalam teknik ini, jika terjadi tren pergerakan yang meningkat, maka hal

tersebut akan menjadi sinyal terjadinya peningkatan rasioharga saham

Universitas Sumatera Utara

dibandingkan dengan indeks pasar. Hal ini juga mengindikasikan bahwa
saham tersebut akan memberikan return yang melebihi return pasar dan
akan menarik investor untuk menjadikan saham tersebut sebagai alternatif
investasi yang baik.

2.1.5 Harga Saham Masa Lalu
Harga saham yang terjadi ditentukan oleh permintaan dan penawaran atas
saham. Perubahan pola permintaan dan penawaran saham akan mempengaruhi
arah pembentukan harga. Pola pergerakan permintaan dan penawaran saham akan
mempengaruhi arah pembentukan harga. Pola pergerakan permintaan dan
penawaran yang terjadi di waktu yang lampau akan terulang lagi dimasa yang
akan datang.
Berdasarkan pada mekanisme pembentukan harga, bila terjadi suatu
keadaan dimana permintaan lebih besar dari penawaran maka hargda saham akan
meningkat. Sebaliknya, bila penawaran lebih besar dari permintaan maka harga
saham akan mengalami penurunan. Disisi lain para analis teknikal percaya bahwa
gerakan harga saham akan mengikuti tren, baik menurun, meningkat ataupun
mendatar.
Pada saat pergerakan harga saham mencapai titik terendah dan mulai
meningkat bagi para analis teknikal merupakan indikator untuk melakukan
tindakan membeli saham. Tren berikutnya, pada saat pergerakan harga saham
mendatar, para analis teknikal bisa saja menjual sahamnya, tetapi disatu sisi

Universitas Sumatera Utara

mereka juga berharap akan terjadi tren peningkatan sehingga mereka lebih
memilih untuk menahan sahamnya dan tidak segera menjual sahamnya.
Tetapi jika tren yang mendatar diikuti dengan tren penurunan harga
saham, maka situasi ini bagi para analis teknikal akan merupakan sinyal bahwa
inilah waktu yang tepat untuk menjual sahamnya. Untuk menghindari keraguan
yang lebih besar akibat harga saham yang terus mengalami penurunan. Para analis
teknikal juga percaya bahwa data harga saham masa lalu sebagai indikator
pergerakan harga saham masa yang akan datang.
Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Selembar
saham memiliki nilai atau harga, saham merupakan salah satu alternatif investasi
yang dapat menghasilkan keuntungan dalam bentuk deviden atau capital gain.
Harga saham menunjukkan gambaran nilai perusahaan dan kekayaan para
pemegang saham. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan akan
memberikan suatu kepuasan bagi para investor. Dalam aktifitas perdagangan
saham sehari-hari, harga saham memiliki mengalami fluktuasi naik maupun turun
dalam waktu yang sangat cepat. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya
permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Hal ini terjadi karen berbagai
faktor, baik yang sifatnya spesifik terhadap saham (kinerja perusahaan dan
industri dimana perusahaan tersebut bergerak), maupun faktor yang sifatnya
makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial politik, maupun rumorrumor yang berkembang.

Universitas Sumatera Utara

Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi
secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga
saham tersebut cenderung mengalami kenaikan. Sebaliknya, semakin banyak
orang yang ingin menjual, maka harga saham tersebut akan cenderung mengalami
penurunan. Selembar saham memiliki nilai atau harga, dimana suatu harga saham
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten
untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga
nominal akan memberikan arti penting saham, karena deviden minimal
biasa ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
2. Harga Perdana
Harga perdana merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat
di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh
penjamin emisi dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga
saham emiten itu akan dijual pada masyarakat biasanya untuk menentukan
harga perdana.
3. Harga Pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.
Dalam perdagangan saham, dikenal beberapa istilah yang berkaitan
dengan harga saham. Istilah-istilah tersebut antara lain:

Universitas Sumatera Utara

1. Previous Price : menunjukkan harga pada saat penutupan pada hari
sebelumnya.
2. Opening Price (pembukaan): menunjukkan harga saham saat
pembukaan sesi I perdagangan pada jam 09.30 WIB.
3. Highest Price (tertinggi) : menunjukkan harga tertinggi atas suatu
saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
4. Lowest Price (Terendah) : menunjukkan harga terendah atas suatu
saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
5. Last Price : menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.
6. Change : menunjukkan selisih antara harga saham pembukaan dengan
harga saham terakhir yang terjadi.
7. Closing Price (Penutupan) : menunjukkan harga saham pada saat
penutupan sesi II perdagangan jam 16.00 WIB.

2.1.6 Volume Perdagangan
Menurut McDowell (2008 : 119), volume perdagangan adalah jumlah
saham atau surat berharga yang diperdagangkan pada pasar modal selama periode
yang ditentukan. Volume perdagangan merupakan salah satu variabel dari harga,
karena volume perdagangan menggambarkan jumlah aktifitas perdagangan.
Menggunakan volume perdagangan bersama dengan harga memungkinkan
investor mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi di pasar modal.
Terdapat beberapa prinsip dalam penafsiran volume perdagangan, yaitu
(Pring, 2014 : 40) :

Universitas Sumatera Utara

1. Prinsip yang paling utama adalah bahwa volume perdagangan sejalan
dengan tren. Aktifitas perdagangan akan meningkat pada saat pasar
sedang uptrend dan aktifitas perdagangan akan menurun pada saat
pasar sedang downtrend. Hal ini berarti bahwa volume perdagangan
dapat digunakan untuk memprediksi tren pasar saat ini.
2. Aktifitas pembeli dan penjual di pasar modal sangat mempengaruhi
harga saham. Misalnya jika seorang penjual bereaksi terhadap suatu
berita buruk kemudian menjual sahamnya, maka hal ini akan
mendorong harga saham turun.
3. Harga yang meningkat dan volume perdagangan yang menurun adalah
kondisi tidak normal dan mengindikasikan bahwa tren yang terjadi
tidak kuat dan akan mengalami perubahan. Aktifitas seperti ini
biasanya merupakan tren menurun ( bearish) dan merupakan salah satu
hal yang haru diperhitungkan. Hal yang harus diperhitungkan adalah
bahwa volume perdagangan mengukur antusiasme pembeli dan
penjual. Pasar yang sedang uptrend dengan volume perdagangan yang
rendah dapat disebabkan oleh kurangnya para penjual dibandingkan
dengan antusiasme pembeli. Cepat atau lambat hal ini akan mendorong
pasar mencapai harga yang membuat penjual bersedia menjual saham.
4. Volume perdagangan merupakan cerminan intensitas minat beli dan
tekanan dibalik pergerakan nilai harga yang terjadi. Volume saham
juga dapat memprediksi keadaan pasar yang terjadi. Berikut ini tabel

Universitas Sumatera Utara

hubungan volume dalam analisis teknikal terhadap harga saham dan
interpretasi pasar saham.
Tabel 2.1
Hubungan Analisis Teknikal dengan Volume dan Interpretasinya
Harga
Volume
Interpretasi
Naik

Naik

Market sangat kuat

Naik

Jatuh

Market mulai lemah

Jatuh

Naik

Market sangat lemat

Jatuh

Jatuh

Market mulai menguat

2.1.7 KapitalisasiPasar
Perubahankapitalisasisaham yang terjadi di bursa dariwaktukewaktu
lebihbanyakdisebabkanolehnaikturunnyahargapasarsaham

di

bursa.Semakinbesarkapitalisasiperusahaan,
semakinbesarlikuiditasuntukinvestasitersebut.Kapitalisasisaham

yang

besarmengindikasikanbahwasahamtersebutseringditransaksikanoleh para investor,
dengan

kata

lain

likuiditassahamtersebuttinggi.

Nilaipasarsuatuekuitastercerminpadaseberapabesarkapitalisasisahamperusahaanter
sebut.
Kapitalisasipasaradalahhargakeseluruhandarisebuahsahamperusahaanyaitu
sebuahharga

yang

harusdibayarseseoranguntukmembeliseluruhperusahaan.Besardanpertumbuhandar
isuatukapitalisasipasarperusahaanseringkaliadalahpengukuranpentingdarikeberhas
ilanataukegagalanperusahaanterbuka.Kapitalisasipasardihitungdenganmengalikanj
umlahsahamperusahaantersebutdenganhargasekarangdarihargasahamtersebut.Istil
ahkapitalisasikadangkaladigunakansebagaisinonimdarikapitalisasipasar.
Penurunanhargasahamakanmengakibatkanmenurunnyakapitalisasipasar
bursa

efek.

Sebaliknya,

penambahanjumlahsahamdankenaikanjumlahsaham,

Universitas Sumatera Utara

akanmemicukenaikankapitalisasipasar.

Jadi,

semakintinggihargasahamsuatuperusahaan di pasarmakaakansemakintinggi pula
kapitalisasipasarperusahaantersebut.

2.1.7 Peneliti Terdahulu
Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian
ini antara lain :
1. Jungsen (2008)
Penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap
Pergerakan Harga Saham Sektor Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Dari 32 perusahaan properti, hanya diambil 17 perusahaan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor teknikal yang terdiri
dari indeks harga saham individu dan volume perdagangan secara serentak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham sektor properti.
2. Ayuningtyas (2008)
Penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor-Faktor Teknikal
Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”.
Penelitian dilakukaan terhadap 60 perusahaan sektor manufaktur yang
terdaftar di BEI dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor inflasi, jumlah uang beredar, nilai
tukar US Dollar Terhadap rupiah, volume perdagangan masa lalu dan
harga saham masa lalu berpengaruh positif terhadap harga saham.

Universitas Sumatera Utara

3. Purba (2009)
Penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap
Harga Saham Sektor Perbankan dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham,
sedangkan variabel independennya adalah volume perdagangan dan indeks
harga saham individu. Dari 28 perusahaan sektor perbankan di ambil 8
perusahaan dan dari 135 perusahaan sektor manufaktur, di ambil 25
perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor teknikal
yang terdiri atas volume perdagangan dan indeks harga saham individu
secara serentak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.
4. Mahalanie (2011)
Penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap
Harga Saham Sektor Keuangan yaang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan
variabel independennya adalah harga saham masa lalu dan volume saham
masa lalu.Penelitian dilakukan terhadap sektor keuangan di Bursa Efek
Indonesia yang terdiri atas 5 subsektor yaitu subsektor perbankan dengan
jumlah 16 perusahaan, subsektor institusi finansial dengan jumlah 5
perusahaan, subsektor perusahaan sekuritas dengan jumlah 5 perusahaan,
subsektor asuransi dengan jumlah 7 perusahaan dan subsektor lainnya
dengan jumlah 5 perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

Universitas Sumatera Utara

bahwa faktor teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume
saham masa lalu mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.
5. Azis (2012)
Penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap
Return Saham Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”. Variabel dependen yang digunakan adalah return saham,
sedangkan variabel independennya adalah volume perdagangan dan
kapitalisasi pasar. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang masuk ke
dalam indeks LQ 45 yang menyediakan laporan keuangan lengkap dan
rutin dari tahun 2002 sampai tahun 2011 yaitu sebanyak 16 perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume perdagangan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham dan kapitalisasi pasar
berpengaruh terhadap return saham.
6. Shafana (2012)
Penelitiandenganjudul “Macroeconomic Variables Effect On
Financial Sector Performance in Emerging Sri Lankan Stock Market”.
Variabeldependen yang digunakanadalahHargasahamsektoral, sedangkan
variable
independennyaadalahtingkatinflasidannilaitukarmatauang.Penelitianinidila
kukanpadaperusahaansektoralpadatahun

2008-

2012.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwatingkatinflasidannilaitukarmataua
ngmempunyaipengaruhterhadaphargasahamsektoral.
7. Astutik (2014)

Universitas Sumatera Utara

Penelitianinidenganjudul

“The

Effect

of

Fundamental

and

Technical Variables on Stock Price (Study on Manufacturing Companies
Listed

in

Indonesia

Stock

digunakanadalahhargasaham,

Exchange).Variabeldependen

sedangkan

variable

yang

independen

yang

digunakanadalahDebt Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Price
Earning

Ratio

(PER),

Interest

Rate,

dan

Exchange

Rate.

Penelitianinidilakukanpadaperusahaanmanufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2007-2011.Hasilpenelitianinimenunjukkanbahwa
variable Return on Equity, Price Earning Ratio dan Exchange Rate
berpengaruhpositifterhadaphargasaham, sedangkan Debt Equity Ratio dan
Interest

Rate

tidakmempunyaipengaruhterhadapharga

saham

sektor

manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).
8. Rabiatul (2014)
Penelitianinidenganjudul analysis effect of fundamental and
Technical Variables on Stock Price Bank Industry at Indonesian Stock
Exchange.Variabeldependen

yang

digunakanadalahhargasaham,

sedangkan variable independennyaadalah Return on Investment, Tingkat
Inflasi, Tingkat Sukubunga, Current Ratio, Volume perdagangan,
Hargasahammasalalu.

Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa

Return

on

Investment, Tingkat Inflasi, Tingkat SukuBunga, Current Ratio, Volume
Perdagangan,

HargaSahamMasaLalumempunyaipengaruh

yang

positifterhadapharga saham sektor perbankan yang ada di Bursa Efek
Indonesia (BEI).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti/

Variabel

No

Tahun

Judul

1

Jungsen

Pengaruh Faktor

(2008)

Teknikal Terhadap
Harga Saham Sektor

Teknik
Analisis

Dependen

Independen

Harga Saham

- Indeks Harga

Regresi

Indeks Harga Saham

Saham

Linier

Individu dan Volume

Individu,

Berganda

Perdagangan

- Volume

Properti Yang

Berpengaruh

Perdagangan.

Terdaftar di Bursa

Signifikan Terhadap

Efek Indonesia.
2

Ayuningtyas

Pengaruh Faktor-

(2008)

Faktor Teknikal

Keterangan

Harga Saham.
Harga Saham

Terhadap Harga

- Faktor Inflasi,

Regresi

Faktor Inflasi, Jumlah

- Jumlah uang

Linier

Uang Beredar, Nilai

Berganda

Tukar US Dollar

Beredar,

Saham Perusahaan

Terhadap Rupiah,

- Nilai Tukar

Pada Perusahaan
Manufaktur di BEI.

uang,

Volume Perdagangan

- Volume

Masa Lalu dan Harga

Perdagangan

Saham Masa Lalu

Masa Lalu

Berpengaruh

dan

Signifikan Terhadap
Harga Saham.

- Harga Saham
Masa Lalu
3

Purba

Pengaruh Faktor

(2009)

Teknikal Terhadap
Harga Saham Sektor

Harga Saham

- Indeks Harga

Regresi

Indeks Harga Saham

Saham

Linier

Individu dan Volume

Individu dan

Berganda

Perdagangan

- Volume

Perbankan Dan

Berpengaruh Positif

Perdagangan

Manufaktur Yang

Terhadap Harga

Terdaftar Di Bursa

Saham.

Efek Indonesia.
4

Mahalanie
(2011)

Pengaruh Faktor

Harga Saham

Azis
(2012)

Regresi

Harga Saham Masa

Teknikal Terhadap

Masa Lalu

Linier

Lalu dan Volume

Harga Saham Sektor

dan

Berganda

Perdagangan

- Volume

Keuangan Yang

5

- Harga Saham

Berpengaruh Positif

Terdaftar Di Bursa

Perdagangan

Terhadap Harga

Efek Indonesia.

Masa Lalu

Saham.

Pengaruh Faktor

Return

Teknikal Terhadap

Saham

- Volume
Perdagangan

Regresi

Volume Perdagangan

Linier

Tidak Berpengaruh

Universitas Sumatera Utara

Return Saham

dan

Perusahaan LQ 45

Berganda

- Kapitalisasi

yang Terdaftar Di

Terhadap Return
Saham tetapi

Pasar

Kapitalisasi Pasar

Bursa Efek Indonesia.

berpengaruh Positif
Terhadap Return
Saham.

6

Shafana

Macroeconomic

HargaSaham

-Tingkat Inflasi

Regresi

Tingkat

(2012)

Variables Effect on

Sektoral.

-

Linier

inflasidannilaitukarmat

Berganda

auangmempunyaripeng

Financial Sector

NilaiTukarUa

Performance in

ng

aruhterhadaphargasaha

Emerging Sri Lankan

msektoral.

Stock Market.
7

Astutik

The Effect of

(2014)

Fundamental and

HargaSaham

- Debt Equity
Ratio (DER)
- Return on

Technical Variables

Regresi

Return on Equity,

Linier

Price Earning Ratio,

Berganda

Exchange Rate

Equity (ROE)

on Stock Price (Study

berpengaruhpositifterh

- Price Earning

on Manufacturing
Companies Listed in

adaphargasaham,

Ratio (PER)

Indonesia Stock

sedangkan Debt to

- Interest Rates

Exchange)

Equity Ratio dan

(IR)

Interest Rate

- Exchange

tidakmempunyaipenga

Rates (ER)

ruhterhadaphargasaha
m.

8

Rabiatul
(2014)

Analysis The Effect of

HargaSaham

- Return on

Fundamental and

Investment

Technical Variables

- Tingkat inflasi

on Stock Price Bank

- Tingkat

Stock Exchange.

Return on investment,

Linier

tingkatinflasi,

Berganda

tingkatsukubunga,
volume perdagangan

sukubunga

Industry At Indonesian

Regresi

current ratio

- Volume

danhargasahammasalal

Perdagangan.
- Current Ratio

umempunyaipengaruht
erhadaphargasaham.

Hargasaham
masalalu

Universitas Sumatera Utara

2.2 Kerangka Konseptual
Analisis teknikal adalah sebuah metode peramalan gerak harga saham,
indeks atau instrumen keuangan lainnya dengan menggunakan grafik berdasarkan
data historis. Analisis teknikal berusaha mendeteksi perilaku pasar yang dapat
diidentifikasi karena pernah terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indikator teknis
yang digunakan untuk memprediksi harga yang akan datang. Keputusan analis
teknikal dalam menjual atau membeli saham didasari oleh data-data harga dan
volume perdagangan saham di masa lalu. Informasi data masa lalu tersebut akan
mendasari prediksi mereka ataspola perilaku harga saham di masa datang
(Fakhruddin et al, 2008 : 21).
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham
dengan mengamati perubahan harga saham tersebut pada waktu lalu, volume
perdagangan dan indeks saham gabungan (Kodrat 2010 : 2).
Menurut Kodrat (2010 : 3), harga saham mencerminkan segala sesuatu
yang dapat diketahui tentang saham tersebut. Kondisi ekonomi, sosial, budaya dan
lainnya yang telah terjadi di pasar telah tercermin pada harga saham yang
terbentuk dari transaksi antara penawaran dan permintaan. Harga saham selalu
bergerak pada suatu arah tertentu membentuk tren, baik itu naik atau turun dan
selalu berulang dari waktu ke waktu.
Menurut Pring (2002 : 397), volume perdagangan tidak hanya mengukur
antusiasme pembeli dan penjual tetapi juga merupakan variabel bebas dari harga.
Studi tentang pola volume perdagangan dapat memberikan sinyal yang lebih awal

Universitas Sumatera Utara

terhadap perubahan tren. Dengan mengamati indikator baik harga maupun
volume, dapat diketahui apakah harga dan volume berkesesuaian.
Kapitalisasipasaradalahhargakeseluruhandarisebuahsahamperusahaanyaitu
sebuahharga

yang

harusdibayarseseoranguntukmembeliseluruhperusahaan.Besardanpertumbuhandar
isuatukapitalisasipasarperusahaanseringkaliadalahpengukuranpentingdarikeberhas
ilanataukegagalanperusahaanterbuka.Kapitalisasipasardihitungdenganmengalikanj
umlahsahamperusahaantersebutdenganhargasekarangdarihargasahamtersebut.Istil
ahkapitalisasikadangkaladigunakansebagaisinonimdarikapitalisasipasar
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas, maka kerangka
konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 2.1 di bawah ini.

Harga Saham Masa Lalu

Volume Perdagangan Masa Lalu

Harga Saham

Kapitalisasi Pasar

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual
Sumber : Fakhruddin, et al (2008), Kodrat (2010) dan Pring (2014), diolah

Universitas Sumatera Utara

2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, maka hipotesis penelitian ini
adalah: faktor teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume
perdagangan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan
dan minuman di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 hingga 2014.

Universitas Sumatera Utara