Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

DAFTAR PUSTAKA BUKU :

Fakhruddin, Hendy M. 2008. Istilah Pasar Modal A-Z.Gramedia. Jakarta.

Fahmi, Irham dan Hadi, Yovi Lavianti.2011. Teori Portofolio dan Analisis

Investasi.Alfabeta. Bandung.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan ke IV. Universitas Diponegoro. Semarang.

Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portopolio dan Analisis Investasi Edisi

Keenam.BPFE.Yogyakarta.

Hin, L, Thian. 2008. Panduan Berinvestasi Saham. Gramedia. Jakarta.

Mc Dowell, Bennet A. 2008. The Art of Trading : Combining The Science of

Technical Analysis with The Art of Reality-Based Trading. Jon Wiley&

sons, Inc. New York.

Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi :

Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Kuswandi, 2004.Cara MudahMemahamiAngka –

AngkaDalamManajemenKeuanganBagi Orang Awam, Jakarta: PT.Elex

Media Komputindo.

Pring, Martin. 2002. Technical Analysis Explained, Fourth Edition. McGraw Hill Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-DasarPembelanjaan Perusahaan.

BPFE.Yogyakarta.

Rusdi, 2006.Pasar Modal. Bandung: Alfabeta

Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Gelora Aksara Pratama. Surabaya.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Situmorang, SyafrizalHelmi, Doli M.Jafar Dalimunte, Iskandar Muda, Muslich

Lufti dan Syahyunan. 2008. Analisis Data

UntukRisetManajemendanBisnis, EdisiKedua, TerbitanPertama, Medan:


(2)

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi. Kanisius, Yogyakarta.

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika : Pengantar dan Aplikasi. Ekonisia.Yogyakarta.

Widiatmodjo, Sawidji. 2004. Cara CepatMemulaiInvestasiSaham, PT. Elex Media Komputindo.

JURNAL :

Jungsen. 2008. “PengaruhFaktorTeknikalPergerakanHargaSahamSektorProperti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

Purba, Ahmad Rifai. 2009. “Pengaruh FaktorTeknikal TerhadapHargaSaham SektorPerbankandan Manufaktur yang Terdaftardi bursa Efek Indonesia”.

Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

Ayuningtyas, Laksmita. 2008. “ Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI.

JurnalEkonomidanBisnis.Universitas Stiku bank.

Chang, Yung Ho. 2012. “Technical Analysis of The Taiwanese Stock Market”,

International Journal of Economics and Finance, Vol. 4 No. 1.

Mills, Terence C.1997. “Technical Analysis and The London Stock Exchange : Testing Trading Rules Using The FT30” International Journal Finance

Economics, Department of Financial Management, Vol. 2, pp. 319-331.

Astuti, Eva Dwi, Surachman dan Atim Djazuli.The Effect Of Fundamental and Technical Variables on Stock Price (Study on Manufacturing Companies Listed in Indeonesia Stock Exchange). Journal of Economics, Business

and Accountancy, Vol. 17, No. 3, pp. 345-352. SITUS :

http://www.idx.co.id/

http://www.sahamok.com/


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data berbentuk angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari situs Bursa Efek Indonesia, buku-buku referensi, majalah, internet dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Penilaian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan mengakses situs www.yahoofinance.com.

2. Waktu Penelitian

Penilitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016 sampai dengan selesai.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini hanya melihat pengaruh dalam hal ini membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ada dua, yaitu: a) Variabel dependen (variabel terikat) adalah harga saham.

b) Variabel independen (variabel bebas) adalah harga saham masa lalu, volume perdagangandankapitalisasipasar.

2. Objek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014.


(4)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Harga Saham Masa Lalu (X1) adalah harga saham tahunan yang diperoleh

dari rata-rata harga penutupan saham (closing price) sbulanan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

2. Volume perdagangan (X2) adalah volume perdagangan tahunan yang diperoleh dari rata-rata volume perdagangan bulanan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. 3. Kapitalisasi pasar (X3) adalah harga saham dikalikan dengan jumlah saham

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

4. Harga saham (Y) adalah harga saham tahunan yang diperoleh dari rata-rata harga penutupan saham bulanan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

3.5 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2014:148) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2011 hingga 2014. Perusahaan makanan dan minuman yang


(5)

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2011 hingga 2014 berjumlah 16 perusahaan.

Sampel penelitian menurut Sugiyono (2014:149) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik populasi sasaran, yakni metode penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Adapun sampel penelitian diambil setelah memenuhi beberapa kriteria berikut:

1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014.

2. Perusahaan makanan dan minuman yang memiliki data harga saham yang lengkap periode 2011-2014.

Adapun jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan

1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2014 16

2 Perusahaan yang tidak memiliki data harga saham yang lengkap selama periode 2011-2014

(3)

Jumlah Sampel Penelitian 13

Sumber:

Berdasarkan kriteria penarikan sampel di atas, maka diperoleh sampel penelitian untuk perusahaan makanan dan minuman sebanyak 13 perusahaan. Adapun perusahaan yang menjadi sampel penelitian tersebut adalah:


(6)

Tabel 3.2

Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

No Kode Emiten Nama Emiten

1 ADES PT Akasha Wira Internasional, Tbk

2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

3 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk

4 DLTA PT Delta Djakarta, Tbk

5 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

6 INDF PT Indofood Sukses Makmur, Tbk

7 MLBI PT Multi Bintang Indonesia, Tbk

8 MYOR PT Mayora Indah, Tbk

9 PSDN PT Prashida Aneka Niaga, Tbk

10 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo, Tbk

11 SKLT PT Sekar Laut, Tbk

12 STTP PT Siantar Top, Tbk

13 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading, Tbk

Sumber : www.idx.co.id (Februari, 2016)

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter). Data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Dalam penelitian, data diperoleh dengan cara meneliti dokumen-dokumen serta mengumpulkan data pendukung berupa literatur, jurnal, peneliti terdahulu, dan laporan historis perusahaan makanan dan minuman yang dapat dipergunakan sebagai landasan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Berkaitan dengan data-data yang digunakan dalam penelitian ini, data-data yang dibutuhkan yaitu data sekunder berupa laporan laporan historis saham yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.


(7)

3.8 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari model analisis data yang digunakan.Uji asumsi klasik adalah pernyataan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda (Situmorang dan Lufti, 2014: 114).Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.Uji Normalitas dilakukan dengan pendekatan grafik Jarque-Bera, dan QQ Plot, Uji Heteroskedastisitas delakukan dengan pendekatan Uji Glejser, Uji Multikolonearitas dengan pendekatan nilai Variance Inflation Factor (VIF) serta Uji Autokorelasi dengan pendekatan nilai Durbin Watson (DW).

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif statistik dan analisis statistik data panel dengan eviews.

3.9.1 Analisis Deskriptif Statistik

Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

3.9.2 Analisis Data Panel

Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel independen (Capital

Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Biaya Operasional Terhadap

Pendapatan Operasional) terhadap Return on Assets, penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi data panel.

Di dalam ekonometrika, data panel adalah hasil gabungan dari data deret waktu (time series) dan data silang (cross section) dengan model sebagai berikut:


(8)

Yit = α + b1X1it + b2X2it + b3X3it + eit

Dimana:

Y = Harga Saham

a = Konstanta

i =1, 2, …, N (simbol perusahaan) dan t = 1, 2, …, T (simbol tahun)

N = banyaknya perusahaan

t = banyaknya tahun

b1, b2, b3 = koefisien regresi parsial untuk X1, X2, dan X3

X1 = Harga Saham Masa Lalu

X2 = Volume Perdagangan Masa Lalu

X3 = Kapitalisasi Pasar

e = disturbance error(faktor pengganggu/residual)

Karena merupakan hasil gabungan dari data deret waktu dan data silang maka panel data ini memiliki beberapa keunggulan menurut Gujarati (2006:637), yaitu:

1. Mampu mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross section murni atau data time series murni.

2. Mampu mengontrol heterogenitas individu atau unit cross section.

3. Memberikan data yang informatif, mengurangi kolinearitas antar peubah serta meningkatkan derajat kebebasan sehingga data menjadi lebih efisien.

4. Data panel lebih baik digunakan untuk studi dynamics of adjusment karena terkait dengan observasi pada cross section yang sama secara berulang.


(9)

5. Mampu menguji dan mengembangkan model perilaku yang lebih kompleks. Estimasi model dengan menggunakan data panel dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode kuadrat terkecil (pooled least square), metode efek tetap (fixed effect), dan metode efek random (random effect).

3.10 Metode Analisis Data Panel

3.10.1 Metode Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square / Common Effect Model)

Metode kuadrat terkecil yaitu mengestimasi data panel dengan Metode Pooled least square (PLS). Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dalam pengolahan data panel yaitu dengan menggabungkan seluruh data time series dan data silang. Dengan N sebagai jumlah unit cross section (individu) dan T adalah jumlah periode waktunya. Dengan mengansumsi komponen error dalam pengolahan kuadrat terkecil biasa, kita dapat melakukan proses estimasi secara terpisah untuk setiap unit cross section.

3.10.2 Metode Efek Tetap (Fixed Effect Model)

Kesulitan terbesar dalam pendekatan metode kuadrat terkeciladalah adanya asumsi intersep dan slope dari persamaan regresi yang dianggap konstan, baik antar daerah maupun antar waktu yang kurang sesuai dengan tujuan penggunaan data panel. Untuk mengatasi hal ini dapat digunakan pendekatan model efek tetap (fixed effect) yaitu dengan menambahkan model dummy pada data panel, sehingga model efek tetap disebut juga dengan Least Square Dummy


(10)

menghadapi masalah omitted variables, yang mungkin membawa perubahan pada

intercept time series atau cross-section .

Pada metode efek tetap estimasi dapat dilakukan dengan tanpapembobot (no weighted) atau Least Square Dummy (LSDV) dan dengan pembobot (crosssection weight) atau General Least Square (GLS). Tujuan dilakukan pembobotan ini adalah untuk mengurangi heterogenitas antar unit cross section Gujarati (2006:639).

3.10.3 Metode Efek Acak (Random Effect Model)

Pendekatan Metode efek acak memperbaiki efisiensi proses leastsquare dengan memperhitungkan error dan cross-section dan time series. Model efek acak adalah variasi dari estimasi generalized least square (GLS). Model efek acak disebut juga sebagai error component model karena dalam model ini, parameter yang berbeda antar individu maupun antar waktu dimasukkan ke dalam error.

Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah error secara individual tidak saling berkorelasi, begitu pula dengan error kombinasinya. Penggunaan model efek acak dapat menghemat derajat kebebasan dan tidak mengurangi jumlahnya seperti pada model fixed effect. Hal ini berimplikasi kepada parameter hasil estimasi akan menjadi efisien. Semakin efisien maka model yang akan didapat semakin baik. Dengan demikian adanya gangguan asumsi klasik dalam model ini telah terdistribusi secara normal sehingga tidak diperlukan lagi treatmen terhadap model bagi pelanggaran asumsi klasik yaitu asumsi adanya autokorelasi, multikoliniearitas dan heterokedastisitas.


(11)

3.10.4 Pemilihan Model Data Panel

Model mana yang akan dipilih dari 3 pendekatan model yang ada maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu agar diperoleh pendekatan model yang paling sesuai terhadap hasil penelitian ini. Pengujian statistik yang digunakan dalam data panel yaitu:

1. Uji Chow (Chow test)

Uji Chow merupakan pengujian statistik yang digunakan untuk memilih apakah lebih baik menggunakan model kuadrat terkecil (Pooled Least Square /

Common Effect Model) atau model efek tetap(Fixed Effect). Uji Chow digunakan

untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan model efek tetap(Fixed

Effect) lebih baik dari teknik regresi data panel tanpa variabel dummy dengan

melihat residual sum of squares (RSS). Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis berikut :

H0 : Model Kuadrat Terkecil

Ha: Model Efek Tetap

Dasar penolakan terhadap hipotesis nol adalah dengan menggunakan F statistik atau Uji Chow yang dirumuskan dalam bentuk persamaan berikut ini: F = (RSS 1−RSS 2)/(�−1)

���2/(��−�−�)

Dimana:

RSS1 = residual sum square hasil pendugaan model Efek Tetap RSS2 = residual sum square hasil pendugaan model PLS N = jumlah data cross section


(12)

K = jumlah variabel bebas

Jika nilai chow statistics (F-stat) hasil pengujian lebih besar dari F-tabel, maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H0 sehingga model yang

digunakan adalah Model Efek Tetap dan sebaliknya. 2. Uji Hausman

Uji Hausman adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan dalam memilih apakah menggunakan model efek tetap (Fixed Effect)atau menggunakan model efek random(Random Effect). Jika nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α = 5% maka Ho ditolak dan model yang dipilih adalah Fixed Effectdan sebaliknya.

3.11 Pengujian Hipotesis

Setelah mendapatkan paramater estimasi yang dianggap sesuai maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap parameter estimasi tersebut.Pengujian dilakukan untuk menentukan baik tidaknya sebuah model yang telah dipilih.

3.11.1 Uji Serempak (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya adalah:

a. H0:b1= b2= b3= 0, artinya secara serempakHarga

Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa Laludan Kapitalisasi Pasar berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham pada


(13)

perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

b. Ha: minimal satu bi≠ 0, artinya secara

serempak Harga Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa Laludan Kapitalisasi Pasar berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dan nilai Ftabel. Dimana kriterianya,

yaitu:

a. H0 diterima jika Fhitung <Ftabel pada α = 5%

b. Ha diterima jika Fhitung> Ftabel pada α = 5%

3.11.2 Uji-t ( Uji Signifikansi Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:


(14)

H0 :b1 = 0, artinya Harga Saham Masa Laluberpengaruh tidak signifikan

terhadap Harga Sahampada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

Ha :b1 ≠ 0, artinya Harga Saham Masa Laluberpengaruhsignifikan terhadap

Harga Sahampada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

b. Volume Pedagangan Masa Lalu(X2)

H0 :b2 = 0, artinya Volume Perdagangan Masa Laluberpengaruh tidak

signifikan terhadap Harga Sahampada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

Ha :b2 ≠ 0, artinya Volume Perdagangan Masa Laluberpengaruh signifikan

terhadap Harga Sahampada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

c. Kapitalisasi Pasar (X3)

H0 :b3 = 0, artinya Kapitalisasi Pasar berpengaruh tidak signifikan terhadap

Harga Saham pada perusahaan makanan dan minumandi Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

Ha :b3≠ 0, artinya Kapitalisasi Pasar berpengaruh signifikan terhadap

Harga Saham pada perusahaan makanan dan minumandi Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

Dengan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05 H0 diterima,

artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t < 0,05 Ha diterima, artinya ada pengaruh yang


(15)

signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga dapat

dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

1. H0 diterima jika –thitung > -ttabel atau thitung < ttabel pada α = 5%.

2. Ha diterima jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel pada α = 5%.

3.11.3 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian Koefisien determinasi (R2) atau adjusted R2digunakan untukmengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1, semakin dekat nilainya ke angka 1 semakin kuat kemampuan model dalam menjelaskan variabel terikat.


(16)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Profil Singkat Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI

1. PT. Akasha Wira International, Tbk

PT. Akasha Wira International, Tbk didirikan pada 6 Maret 1985 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 13Juni 1994. Komposisi kepemilikan saham sebanyak 91,94% dimiliki oleh Water Partners Bottling, SA dan sisanya sebesar 8,06% dimiliki publik.

2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk didirikan pada 26 Januari 1990 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 11Juni 1997. Komposisi kepemilikan saham sebanyak 14,77% dimiliki oleh Tiga Pilar Corpora, 9,33% dimiliki JP Morgan Chase Bank Na Re Non-Treaty Clien, 9,22% dimiliki oleh PT Permata Handrawina Sakti, 10% dimiliki oleh Trophy 2014 Investor Limited, 6,59% dimiliki oleh Primanex Pte. Ltd., 6,59% dimiliki oleh Primanex Pte. Ltd., 6,52% oleh Morgan Stanley and Co. LLC-Client Account, dan sebesar 36,98% dimiliki publik

3. PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk

PT. Akasha Wira International, Tbk didirikan pada 9 Desember 1980 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 9Juli 1996. Komposisi kepemilikan


(17)

saham sebanyak 87,02% dimiliki oleh Tradesound Investments Limiteddan sisanya sebesar 12,98% dimiliki publik.

4. PT. Delta Djakarta, Tbk

PT. Delta Djakarta, Tbk didirikan pada 15 Juni 1970 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 27 Februari 1984. Kepemilikan saham sebanyak 58% dimiliki oleh San Miguel Malaysia Pte.Ltd, 23% dimiliki Pemerintah Daerah DKI Jakarta, dan 19% dimiliki publik.

5. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk didirikan pada 2 September 2009 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 7 Oktober 2010. Kepemilikan saham sebanyak 80% dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, dan 20% dimiliki publik.

6. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk didirikan pada 14 Agustus 1990 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 14 Juli 1994. Kepemilikan saham sebanyak 50,05% dimiliki oleh CAB Holdings Limited dan publik sebanyak 49,95%.

7. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk didirikan pada 3 Juni 1929 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 15 Desember 1981. Kepemilikan saham sebanyak 76% dimiliki Heineken International BV, dan 7% dimiliki Hollandsch Administratiekantoo, serta dimiliki publik sebanyak 17%.


(18)

8. PT. Mayora Indah, Tbk

PT. Mayora Indah, Tbk, didirikan pada 17Februari 1977 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 4 Juli 1990. Kepemilikan saham sebanyak 32,93% dimiliki Unita Branindo dan dimiliki publik sebanyak 67,07%.

9. PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk

PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk, didirikan pada 16April 1974 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 18Oktober 1984. Kepemilikan saham sebanyak 46,93% dimiliki Innovest Offshore Ventures Ltd, 18,92% dimiliki Igianto Joe, 9,48% dimiliki oleh Aneka Bumi Prasidha, 7,92% dimiliki oleh Aneka Agroprasidha, 7,77% dimiliki oleh Lion Best Holdings Limited, serta dimiliki publik sebanyak 8,99%.

10. PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk

Nippon Indosari Corpindo, Tbk didirikan pada 8 Maret 1995 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 28 Juni 2010. Kepemilikan saham sebanyak 31,50% dimiliki oleh PT. Indoritel Makmur International, Tbk, 26,53% dimiliki Bonlight Investment Limited, 8,50% dimiliki oleh Pasco Shikhisima Corporation, dan 33,47 dimiliki oleh publik.

11. PT. Sekar Laut, Tbk

PT. Sekar Laut, Tbk didirikan pada 19 Juli 1976 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 8 September 1993. Komposisi kepemilikan saham sebanyak 26,78% dimiliki oleh Omnistar Investment Holdings Limited, 26,16% dimiliki oleh Alamiah Sari, 17,22% dimiliki oleh Malvina Investment Limited, 13,39% dimiliki oleh Shadforth Agents Limited, 12,54% dimiliki


(19)

oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, dan 3,91% dimiliki oleh publik.

12. PT. Siantar Top, Tbk

PT. Siantar Top, Tbk didirikan pada 12Mei 1987 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 6Desember 1996. Komposisi kepemilikan saham sebanyak 56,76% dimiliki oleh PT Shindo Tiara Tunggaldan 43,24% dimiliki oleh publik.

13. PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading, Tbk

PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading, Tbk didirikan pada 2 Nopember 1971 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2Juli 1990. Komposisi kepemilikan saham sebanyak 21,40% dimiliki oleh PT Prawirawidjaja Prakarsa, 9,50% dimiliki UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus Account, 8,02% dimiliki PT Indolife Pensiontama, 7,68% dimiliki PT AJ Central Asia Raya, 6,57% dimiliki oleh Sabana Prawira Widjaja, dan 46,84% dimiliki publik.

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif statistik digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data masing-masing variabel penelitian meliputi Harga Saham, Harga Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa LaludanKapitalisasi Pasarpada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 yang menjadi sampel penelitian.


(20)

Pada Tabel 4.1 berikut dapat dilihat nilai minimum, nilai maksimum,

mean, dan nilai standar deviasi dari setiap variabel penelitian. Tabel 4.1

Deskriptif Statistik Variabel Penelitian HARGA_

SAHAM

HARGA_SAHAM_ MASA_LALU

VOLUME_ PERDAGANGAN_ML

KAPITALISASI_ PASAR Mean 62841.18 39788.40 4084010. 12599210377153.07 Median 2991.667 1804.167 563566.7 3398662820000 Maximum 1045417. 620841.7 28461371 63253703079166.66 Minimum 140.0000 106.6667 1425.000 96703670000 Std. Dev. 183327.5 111086.8 6649633. 18624221081178.78

Observations 51 51 51 51

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa harga saham tertinggi sebesar Rp. 1.045.417 dan harga saham terendah sebesar Rp. 140 dengan nilai rata-rata sebesar Rp. 62.841,18 dan standar deviasi sebesar 183.327,5. Harga saham masa lalu tertinggi sebesar Rp. 620841,7 dan terendah sebesar Rp. Rp. 106 dengan nilai rata-rata sebesar Rp. 39.788 dan nilai standar deviasi sebesar 111086,8.

Volume perdagangan tertinggi sebesar 28.461.371 lembar saham, dan terendah sebesar 1.425 lembar saham, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 4.084.010 dengan nilai standar deviasi sebesar 6.649.633. selanjutnya, kapitalisasi pasar tertinggi sebesar Rp. 63.253.703.079.167 dan nilai terendah sebesar Rp. 96. 703.670.000 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. 12.599.210.377.153 dan nilai standar deviasi sebesar 18.624.221.081.178,78

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang mendasari model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah terpenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi normalitas data, heteroskedastisitas, multikolonearitas, dan


(21)

autokorelasi agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, non-multikolinearitas, non-autokorelasi dan non-heteroskedasitas.

Pada pengujian awal asumsi klasik ditemukan bahwa data tidak terdistribusi secara normal serta terdeteksi adanya heteroskedastisitas.Oleh karena itu, agar asumsi klasik dapat dipenuhi, maka dilakukan transformasi data ke bentuk Log (Logaritma) serta melakukan screening data outlier.

Menurut Ghozali (2005:123)Deteksi terhadap unvariat outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data

outlier yaitu dengan cara mengkonversikan nilai data kedalam skor standardized

atau Z-Score. Untuk sampel besar standar skor yang dinyatakan outlier jika nilainya pada kisaran 3 sampai 4 atau lebih sedangakan untuk sampel kecil (<80 data) Zscore sebesar ≥ 2,5sehingga data yang memiliki nilai Z-Score pada kisaran angka tersebut dikeluarkan dari model.

Hasil screening outlier, ditemukan data Zscore ≥2,5 pada PT. Multibintang Indonesia, Tbk tahun 2014 sehingga pengamatan pada PT. Multi Bintang, Tbk ditahun 2014 dikeluarkan dari model.

Hasil uji asumsi klasik setelah transformasi data dan screening outlier disajikan sebagai berikut:

4.2.2.1 Uji Normalitas

a. Uji Normalitas Histogram Jarque-Bera

Uji normalias dengan pendekatan Histogram Jarque-Bera dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut:


(22)

-.8 -.6 -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Quantiles of RESID

Q u a n ti le s o f N o rm a l 0 2 4 6 8 10

-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8

Series: Residuals Sample 1 51 Observations 51 Mean -5.30e-16 Median -0.029225 Maximum 0.789384 Minimum -0.616038 Std. Dev. 0.298519 Skewness 0.188585 Kurtosis 2.779548 Jarque-Bera 0.405569 Probability 0.816454

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Gambar 4.1 Histogram Jarque-Bera

Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa nilai Jarque-Bera sebesar 0,405569< nilai kritis chi-kuadrat (7,814278), sedangkan dari tingkat signifikansi terlihat bahwa nilai probability sebesar 0,816454>0,05. Dengan demikian sesuai kriteria pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa data telah berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Grafik QQ-Plot

Uji normalitas dengan pendekatan Grafik QQ-Plot dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Gambar 1.2 QQ-Plot


(23)

Berdasarkan Gambar 4.2 QQ Plot terlihat bahwa titik-titik penyebaran data berada disekitar sumbu diagonal dari grafik.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data telah berdistribusi secara normal.

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji Heteroskedastisitas dengan uji Glejser dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Uji Glejser Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 0.366804 Prob. F(3,47) 0.7773

Obs*R-squared 1.166747 Prob. Chi-Square(3) 0.7610 Scaled explained SS 0.960319 Prob. Chi-Square(3) 0.8109

Test Equation:

Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Sample: 1 51

Included observations: 51

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.312737 0.495965 0.630562 0.5314

LOG(HARGA_SAHAM_MASA_LALU) -0.011990 0.014981 -0.800346 0.4275 LOG(VOLUME_PERDAGANGAN_ML) -0.001047 0.012697 -0.082468 0.9346 LOG(KAPITALISASI_PASAR) 0.001375 0.023258 0.059099 0.9531

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa tingkat signifikansi variabelHarga Saham Masa Lalu sebesar 0,5314>0,05, tingkat signifikansi Volume Perdagangan sebesar 0,4275>0,05, tingkat signifikansi Kapitalisasi Pasar sebesar 0,9346>0,05. Dengan demikian terlihat bahwa tidak satupun variabel independen yang berpengaruh signifikan secara statistik terhadap variabel ARESID (Absolut

Residul).Maka berdasarkan kriteria pengujian dapat disimpulkan bahwa tidak


(24)

4.2.2.3 Uji Multikolonearitas

Asumsi selanjutnya yang harus dipenuhi adalah asumsi non multikolonearitas. Hasil Uji Multikolonearitas dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Uji Multikolonearitas Variance Inflation Factors

Date: 06/02/16 Time: 19:48 Sample: 1 51

Included observations: 51

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF

LOG(HARGA_SAHAM_MASA_LALU) 0.000708 26.11105 1.823080 LOG(VOLUME_PERDAGANGAN_ML) 0.000508 48.59145 2.098409 LOG(KAPITALISASI_PASAR) 0.001706 765.0986 3.234673

C 0.775678 417.2869 NA

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas <10 sehingga berdasarkan kriteria pengujian maka dapat disimpulan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi gejala multikolonearitas.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, digunakan nilai Durbin-Watson. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Uji Autokorelasi Durbin-Watson

R-squared 0.982739 Mean dependent var 8.275770 Adjusted R-squared 0.981637 S.D. dependent var 2.272157 S.E. of regression 0.307899 Akaike info criterion 0.557095 Sum squared resid 4.455685 Schwarz criterion 0.708611 Log likelihood -10.20592 Hannan-Quinn criter. 0.614994 F-statistic 891.9632 Durbin-Watson stat 2.000575 Prob(F-statistic) 0.000000


(25)

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai Durbin-Watson Statistik sebesar 2,000575. Sedangkan nilai dl pada Tabel Durbin-Watson sebesar 1,4273dan nilai du sebesar 1,6754. Dengan demikian nilai dl<dw<4-du maka 1,4273<2,000575<2,3246. Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi sehingga asumsi non-autokorelasi telah terpenuhi.

4.2.3 Analisis Statistik Data Panel

4.2.3.1 Analisis Regresi Common Efek Model (CEM)

Hasil analisis statistik data panel dengan Common Effect Model (CEM) dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Common Effect Model (CEM) Dependent Variable: LOG(HARGA_SAHAM?)

Method: Pooled Least Squares Date: 06/02/16 Time: 19:50 Sample: 2011 2014

Included observations: 4 Cross-sections included: 13

Total pool (unbalanced) observations: 51

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(HSML?) 0.990106 0.026604 37.21709 0.0000 LOG(VPML?) -0.043124 0.022547 -1.912596 0.0619 LOG(KAPITALISASI_PASAR?) 0.079418 0.041301 1.922910 0.0606 C -1.358210 0.880726 -1.542149 0.1297

R-squared 0.982739 Mean dependent var 8.275770 Adjusted R-squared 0.981637 S.D. dependent var 2.272157 S.E. of regression 0.307899 Akaike info criterion 0.557095 Sum squared resid 4.455685 Schwarz criterion 0.708611 Log likelihood -10.20592 Hannan-Quinn criter. 0.614994 F-statistic 891.9632 Durbin-Watson stat 2.071241 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan hasil Uji data panel dengan metode Common Effect Model (CEM) terlihat bahwa secara simultan (Uji F) Harga Saham Masa Lalu, Volume


(26)

Perdagangan Masa Lalu dan Kapitalisasi Pasarberpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05. Secara parsial (Uji t) Harga Saham Masa Lalu memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05, Volume Perdagangan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,0619 dan Kapitalisasi Pasar memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,0606.

Dengan demikian, secara parsial hanya Harga Saham Masa Lalu yang berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, sedangkan volume perdagangandan kalitalisasi pasar tidak berpengaruh signifikan terhadapharga saham.

4.2.3.2 Analisis Regresi Fixed Efek Model (FEM)

Hasil uji regresi data panel dengan metode Fixed Effects Model (FEM) dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Fixed Effect Model (FEM) Dependent Variable: LOG(HARGA_SAHAM?)

Method: Pooled Least Squares Date: 06/02/16 Time: 19:51 Sample: 2011 2014

Included observations: 4 Cross-sections included: 13

Total pool (unbalanced) observations: 51

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(HSML?) 1.009525 0.030655 32.93130 0.0000 LOG(VPML?) -0.064415 0.028893 -2.229420 0.0323 LOG(KAPITALISASI_PASAR?) 0.120146 0.051547 2.330803 0.0257 C -2.409228 1.109891 -2.170688 0.0368 Fixed Effects (Cross)

_ADES--C -0.038492 _AISA--C -0.038137

_CEKA--C 0.193837

_DLTA--C 0.147022

_ICBP--C -0.112356

_INDF--C 0.007729

_MLBI--C 0.332789

_MYOR--C -0.071304 _PSDN--C -0.171905


(27)

_ROTI--C 0.094508 _SKLT--C -0.127242 _STTP--C -0.297760

_ULTJ--C 0.108415

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.986539 Mean dependent var 8.275770 Adjusted R-squared 0.980770 S.D. dependent var 2.272157 S.E. of regression 0.315082 Akaike info criterion 0.779003 Sum squared resid 3.474673 Schwarz criterion 1.385066 Log likelihood -3.864570 Hannan-Quinn criter. 1.010597 F-statistic 171.0109 Durbin-Watson stat 2.237475 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan hasil Uji data panel dengan metode Fixed Effect Model (FEM) terlihat bahwa secara simultan (Uji F) Harga Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa Lalu, dan Kapitalisasi Pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05.

Secara parsial (Uji t) Harga Saham Masalalu berpengaruh positif dan signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000<0,05, dan Volume Perdagangan Masa Lalu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0323<0,05, dan kapitalisasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0257<0,05.

4.2.4 Pemilihan Model Data Panel

4.2.4.1 Redundant Fixed Effect Test (Chow Test)

Redundant Fixed Effects Test digunakan untuk membandingkan antara

model CEM dengan FEM. Jika pada Cross-section F memiliki nilai Fhitung>Fkritis


(28)

demikian sebaliknya. Hasil Redundant Fixed Effect Test dapat dilihat pada Tabel

4.7 berikut: Tabel 4.7

Redundant Fixed Effect (Chow Test) Redundant Fixed Effects Tests

Pool: RINTO

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 0.823469 (12,35) 0.6260

Cross-section Chi-square 12.682702 12 0.3925

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Pada Tabel 4.7 Hasil Uji Redundant Fixed EffectTest(Chow Test) terlihat bahwa nilai FhitungCross-section F sebesar 0,823469< Fkritis (2,01728) dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,6260>0,05 Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian maka model Common Effect Model(CEM) lebih baik dibanding model

Fixed Effect Model (FEM). Berdasarkan hasil tersebut, maka pengujian dengan

model Random Effect Model (REM) tidak diperlukan, serta pengujian hipotesis menggunakan Common Effect Model (CEM).

4.2.5 Pengujian Hipotesis 4.2.5.1 Uji Serempak (Uji F)

Hasil pengujian secara simultan (Uji F) dengan menggunakan Metode


(29)

Tabel 4.8 Uji Serempak (Uji F) Dependent Variable: LOG(HARGA_SAHAM?)

Method: Pooled Least Squares Date: 06/02/16 Time: 19:52 Sample: 2011 2014

Included observations: 4 Cross-sections included: 13

Total pool (unbalanced) observations: 51

R-squared 0.982739 Mean dependent var 8.275770 Adjusted R-squared 0.981637 S.D. dependent var 2.272157 S.E. of regression 0.307899 Akaike info criterion 0.557095 Sum squared resid 4.455685 Schwarz criterion 0.708611 Log likelihood -10.20592 Hannan-Quinn criter. 0.614994 F-statistic 891.9632 Durbin-Watson stat 2.071241 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Pada Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) terlihat bahwa nilai F-statistik

sebesar 891,9632> Ftabel (2,01728) dengan tingkat signifikansi sebesar

0,000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan Harga Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa Lalu, dan Kapitalisasi Pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

4.2.5.2 Uji Parsial (Uji t)

Hasil pengujian secara parsial (Uji t) dengan menggunakan Metode


(30)

Tabel 4.9 Uji Parsial (Uji t) Dependent Variable: LOG(HARGA_SAHAM?)

Method: Pooled Least Squares Date: 06/02/16 Time: 19:52 Sample: 2011 2014

Included observations: 4 Cross-sections included: 13

Total pool (unbalanced) observations: 51

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOG(HSML?) 0.990106 0.026604 37.21709 0.0000 LOG(VPML?) -0.043124 0.022547 -1.912596 0.0619 LOG(KAPITALISASI_PASAR?) 0.079418 0.041301 1.922910 0.0606 C -1.358210 0.880726 -1.542149 0.1297

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.9 hasil uji parsial (Uji t) dengan metode Common

Effects Model (CEM) diperoleh persamaan sebagai berikut: Yit = α + b1X1it - b2X2it + eit

Harga Saham= -1,358210 + 0,990106HSML - 0,043124VPML+ 0,079418KP Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta (C) sebesar -1,358210 hal ini menunjukkan bahwa jika variabel independen (Harga Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa Lalu dan Kapitalisasi Pasar) = 0 maka Harga Saham sebesar -1,358210.

2. Harga Saham Masa Lalu memiliki nilai koefisien yang bernilai sebesar 0,990106 dengan nilai thitung sebesar 37,21709> ttabel (2,007584) dan tingkat

signifikansi sebesar 0,0000<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Harga Saham Masa Lalu (HSML) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Jika Harga Saham Masa Lalu (HSML) meningkat sebesar 1%, maka Harga Saham akan meningkat sebesar 0,990106.


(31)

3. Volume Perdagangan (VPML) memiliki nilai koefisien sebesar -0,043124dengan nilai -thitung sebesar -1,912596 >-ttabel (-2,007584) dan tingkat

signifikansi sebesar 0,0619>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Volume Perdagangan Masa Lalu (VPML) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaansektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

4. Kapitalisasi Pasar (KP) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,079418 dengan milai thitungsebesar 1,922910 <ttabel(2,007584) dan tingkat signifikansi

sebesar 0,0606>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Kapitalisasi Pasar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaansektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

4.2.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Hasil Uji Koefien Determinasi (R2) dengan menggunakan Common Effect

Model (CEM) dapat dilihat pada Tabel 4.10 Tabel 4.10

Uji Koefisien Determinasi (R2) Dependent Variable: LOG(HARGA_SAHAM?)

Method: Pooled Least Squares Date: 06/02/16 Time: 19:52 Sample: 2011 2014

Included observations: 4 Cross-sections included: 13

Total pool (unbalanced) observations: 51

R-squared 0.982739 Mean dependent var 8.275770 Adjusted R-squared 0.981637 S.D. dependent var 2.272157 S.E. of regression 0.307899 Akaike info criterion 0.557095 Sum squared resid 4.455685 Schwarz criterion 0.708611 Log likelihood -10.20592 Hannan-Quinn criter. 0.614994 F-statistic 891.9632 Durbin-Watson stat 2.071241 Prob(F-statistic) 0.000000


(32)

Pada Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (R2) diketahui bahwa nilai

Adjusted R-square sebesar 0,981637 atau sebesar 98,16%. Hal ini menunjukkan

bahwa Harga Saham pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 sebesar 98,16% dapat dijelaskan oleh Harga Saham Masa Lalu, Volume Perdagangan Masa Lalu, dan Kapitalisasi Pasar sedangkan sisanya sebesar 1,84% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan pada penelitian ini.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham

Pada penelitian ini analisis teknikal dilakukan dengan menganalisis harga saham masa lalu, volume perdagangan, dan kapitalisasi pasar terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Hasil pengujian secara simultan (Uji F) menunjukkan bahwa harga saham masa lalu, volume perdagangan masa lalu, dan kapitalisasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan yang terjadi pada harga saham masa lalu, volume perdagangan masa lalu dan kapitalisasi pasar secara bersama sama atau serempak searah dengan meningkatkan harga saham.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahalanie (2011) yang berjudul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara serempak Harga Saham Masa Lalu dan Volume Perdagangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham.


(33)

Selanjutnya hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa variabel harga saham masa lalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0,05.

Harga saham yang terjadi ditentukan oleh permintaan dan penawaran atas saham. Perubahan pola permintaan dan penawaran saham akan mempengaruhi arah pembentukan harga. Pola pergerakan permintaan dan penawaran saham dimasa lalu akan mempengaruhi arah pembentukan harga. Pola pergerakan permintaan dan penawaran yang terjadi di waktu yang lampau akan terulang lagi dimasa yang akan datang.

Berdasarkan pada mekanisme pembentukan harga, bila terjadi suatu keadaan dimana permintaan lebih besar dari penawaran maka harga saham akan meningkat. Sebaliknya, bila penawaran lebih besar dari permintaan maka harga saham akan mengalami penurunan. Disisi lain para analis teknikal percaya bahwa gerakan harga saham akan mengikuti tren, baik menurun, meningkat ataupun mendatar.

Berdasarkan hal tersebut, harga saham masa lalu secara umum pada perusahaan sektor makanan dan minuman dinilai mengalami trend peningkatan sehingga berdasarkan analisis teknikal, peningkatan tersebut akan berulang pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini tercermin dari rata-rata harga saham masa lalu yang mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Berdasarkan trend peningkatan tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham masa lalu berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan


(34)

penelitian yang dilakukan oleh Mahalaeni (2011). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa harga saham masa lalu berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Hasil pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa volume perdagangan masa lalu berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0619>0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa volume perdagangan masa lalu tidak menyebabkan peningkatan maupun penurunan yang signifikan terhadap harga saham. Menurut Vibby (2010) Volume perdagangan merupakan cerminan intensitas minat beli dan tekanan dibalik pergerakan nilai harga yang terjadi. Volume saham juga dapat memprediksi keadaan pasar yang terjadi

Volume perdagangan masa lalu menunjukkan aktivitas perdagangan saham yang cenderung mengalami penurunan berturut-turut selama periode 2013 sebaliknya rata-rata harga saham relatif meningkat selama periode 2010-2013. Hal ini mencerminkan bahwa volume perdagangan masa lalu tidak searah dengan pergerakan harga saham karena kondisi pasar yang sedang uptrend dengan volume perdagangan yang rendah karena jumlah penjual lebih sedikit dibanding pembeli. Hal ini menyebabkan penurunan volume perdagangan masa lalu bernilai negatif namun tidak signifikan terhadap harga saham.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pring (2014: 40) Menyatakan bahwa terdapat beberapa prinsip dalam penafsiran volume perdagangan, salah satunya adalah harga yang meningkat dan volume


(35)

perdagangan yang menurun adalah kondisi tidak normal dan mengindikasikan bahwa tren yang terjadi tidak kuat dan akan mengalami perubahan. Aktifitas seperti ini biasanya merupakan tren menurun ( bearish) dan merupakan salah satu hal yang haru diperhitungkan.

Hal yang harus diperhitungkan adalah bahwa volume perdagangan mengukur antusiasme pembeli dan penjual. Pasar yang sedang uptrend dengan volume perdagangan yang rendah dapat disebabkan oleh kurangnya para penjual dibandingkan dengan antusiasme pembeli. Cepat atau lambat hal ini akan mendorong pasar mencapai harga yang membuat penjual bersedia menjual saham. saat harga saham meningkat dan volume perdagangan menurun menunjukkan bahwa kondisi pasar mulai melemah. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa volume perdagangan pasa masa lalu secara umum berada pada saat kondisi pasar mulai melemah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Barus dan Christiana (2014). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa volume perdagangan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

Selanjutnya pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0606>0,05. Kapitalisasi pasar yang terjadi di bursa dari waktu kewaktu lebih banyak disebabkan oleh naik turunnya harga saham di bursa. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar saham saham


(36)

perusahaan makanan dan minuman secara umum cenderung mengalami peningkatan selama periode 2011-2014 meskipun kapitalisasi pasar di tahun 2014 sedikit menurun dibanding kapitalisasi pasar di tahun 2013.

Meningkatnya kapitalisasi pasar mencerminkan meningkatkan harga saham perusahaan makanan dan minuman secara umum di Bursa Efek Indonesia. Meskipun kapitalisasi pasar secara umum cenderung meningkat, namun peningkatan tersebut tidak memberikan efek yang signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Hal ini karena peningkatan kapitalisasi pasar tidak menjadi perhatian utama para investor maupun calon investor untuk berinvestasi di perusahaan sektor makanan dan minuman selama periode 2011-2014 namun lebih memperhatikan faktor fundamental suatu perusahaan sehingga kapitalisasi pasar meskipun memiliki koefisien yang bernilai positif tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2012). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Kapitalisasi Pasar berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diambil kesimpulan berikut:

1. Hasil pengujian secara serempak (Uji F) dengan metode Common Effects

Model (CEM) menunjukkan bahwa Harga Saham Masa Lalu, Volume

Perdagangan Masa Lalu, dan Kapitalisasi Pasar secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan manufkatur sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. 2. Hasil pengujian secara parsial (Uji t) dengan metode Candom Effects Model

(CEM) menunjukkan bahwa Harga Saham Masa Lalu (HSML) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga SahamVolume Perdagangan Masa Lalu berpengaruh negatif tidak signifikan dan Kapitalisasi Pasar berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham peusahaan makan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

5.2 Saran

1. Bagi Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman

Bagi perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia diharapkan agar menjaga berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga saham baik faktor internal serta meprediksi atau mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi di eksternal perusahaan agar harga saham dapat lebih stabil dan meningkat sehingga diminati investor.


(38)

2. Bagi Investor

Bagi investor diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi khususnya investasi pada perusahaan-perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia sehingga investor dapat memilih perusahaan yang tepat untuk berinvestasi.

3. Bagi Peneliti Lanjutan

Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan pengembangan penelitian, khususnya penelitian yang berkaitan dengan analisis teknikal.


(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal

Pasar modal merupakan salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara dan perkembangan pasar modal memberikan sumber investasi bagi investor, sekaligus memungkinkan membuka kesempatan mengoptimalkan perolehan penghasilan dari dana yang dimilikinya. Apabila para pemodal relatif terbatas menanamkan dananya, maka dengan perkembangan pasar modal investor dapat melakukan investasi dalam bentuk saham atau instrumen-instrumen keuangan lain yang dapat menambah sumber investasinya dalam bentuk saham.

Pasar modal merupakan representasi yang tepat untuk menilai kondisi-kondisi perusahaan di suatu negara, karena hampir semua industri terwakili didalamnya. Oleh karena itu, perkembangan perekonomian suatu negara terkadang diukur dari perkembangan pasar modal di negara tersebut. Pasar modal dapat dikatakan sebagai pintu pertama untuk melihat industri-industri yang ada di dalam suatu negara.

Menurut Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 dikutip dari penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan


(40)

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek tersebut”.

Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Harga saham didalam perdagangan dan investasi adalah harga yang mengacu pada harga saham terkini dalam perdagangan saham. Indikator harga saham menggambarkan banyak hal tentang apa yang sebenarnya pada saat ini sedang terjadi di antara pembeli dan penjual.

Indikator harga saham bukan hanya bukan hanya menggambarkan harga pasar, tetapi juga menggambarkan siapa yang saat ini sedang memegang kendali di pasar modal. Informasi terbaru yang masuk ke pasar modal akan menyebabkan para investor untuk melakukan investasi atau bahkan menjual saham yang dimilikinya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pergerakan harga. Dengan membandingkan harga saham saat ini dengan harga saham masa lalu, dapat dapat disimpulkan bahwa informasi tersebut memberi dampak positif atau negatif terhadap harga saham di pasar modal (McDowell, 2008:115).

Pasar modal memiliki beberapa peranan yang sangat penting bagi penyaluran dana dari pihak yang mempunyai dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Pasar modal memiliki lima aspek peranan dalam suatu negara, yaitu:

1. Sebagai fasilitas dalam melakukan interaksi antara penjual dan pembeli unutk menentukan harga saham dan surat berharga yang diperjualbelikan. Di tinjau dari segi lain, pasar modal memberikan


(41)

kemudahan dalam melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka (penjual dan pembeli bertemu tidak secara langsung).

2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para investor untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong emiten untuk memenuhi keinginan para investor untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

3. Pasar modal memberikan kesempatan kepada pihak investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya pasar modal, para investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki setiap saat.

4. Pasar modal menciptakan kesempatan pada masyarakat untuk berpartisiapasi dalam perkembangan perekonomian. Selain menabung, dapat melakukan investasi melalui pasar modal, yaitu dengan membeli saham perusahaan publik.

5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Bagi paara investor, keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal dapat menyediakan kebutuhan akan informasi bagi para investor secara lengkap, yang apabila hal tersebut harus dicari sendiri akan memerlukan biaya yang sangat besar.


(42)

2.1.2 Analisis Fundamental

Analisis fundamental menggunakan data ekonomi dan berita dalam menganalisis pasar modal. Misalnya, analisis fundamental tentang kurs mata uang, maka analisi ini akan berfokus hanya pada hal tertentu saja, seperti tingkat inflasi relatif, tingkat bunga, tingkat pertumbuhan ekonomi dan faktor politik. Dalam menganalisis suatu saham, analis fundamental akan melihat pada laporan keuangan, nilai, pendapatan, kewajiban, manajemen, operasional, persaingan dan data relatif lainnya. Analis Fundamental kerap kali sangat kontras dengan analisis teknikal. Beberapa menggunakan salah satu diantara keduanya, bahkan ada juga investor yang menggunakan kombinasi dari keduanya.

Analisis fundamental adalah salah satu analisis saham yang menggunakan data fundamental dan data faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis dan lain-lain. Sedangkan data faktor eksternal yang dimaksud adalah kebijakan pemerintah, tingkat bunga, inflasi dan lain-lain. Analisis fundamental merupakan analisis penilaian perusahaan, dengan kesimpulan apakah saham perusahaan tersebut layak dibeli atau tidak.

Analisis fundamental memiliki horizon jangka panjang. Analisis fundamental selain menggunakan data historis, juga menggunakan data masa depan yang terdiri dari estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi pertumbuhan ekonomi di masa depan, estimasi resiko dan berbagai estimasi lainnya, yang dianggap dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan perusahaan. Analisis fundamental menggunakan banyak variabel yang ditentukan berdasarkan


(43)

judgementwalaupun juga menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses

analisisnya. Akibatnya, meskipun beberapa analis fundamental menggunakan metode analisis fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bisa saja berbeda. Selain itu, tidak semua investor mendapatkan informasi yang lengkap, sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental saja dapat terjadi kesalahan investasi akibat kurangnya informasi yang diperoleh.

2.1.3 Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah metode peramalan pergerakan harga saham berdasarkan pada studi terhadap harga saham historis dan volume perdagangan. Analisis teknikal tidak mencoba untuk menjelaskan mengapa harga mengalami pergerakan seperti yang akan terjadi. Tujuan dari analisis teknikal adalah untuk memperhitungkan supply dan demand dari sebuah saham sehingga dapat diprediksi. Analisis teknikal berusaha untuk mendeteksi perilaku pasar yang dapat diidentifikasikan karena pernah terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indikator teknis yang digunakan untuk memprediksi harga yang akan datang (Fakhruddin,

et al, 2008:21).

Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor untuk menganalisis keadaan pasar, dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas atau future komoditas yang akan dipilih oleh para investor untuk berinvestasi. Meskipun biasanya analisis ini dipakai untuk analisis jangka pendek dan jangka menengah, tetapi sering juga


(44)

digunakan untuk menganalisis jangka panjang, dan juga didukung dengan data-data lain. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

Menurut Hin (2008), analisis teknikal didasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu :

1. Market Discount Everything

Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa berpengaruh terhadap harga saham. Peristiwa tersebut akan tercermin pada harga sahamnya. Hal ini terjadi karena harga pasar saham tersebut secara alami ditentukan oleh permintaan dan penawaran investor. Jika mayoritas investor memiliki persepsi yang buruk terhadap suatu saham dalam suatu waktu, maka harga saham akan turun, begitu pula sebaliknya. Sebagai konsekuensinya, analis teknikal tidak akan memperhatikan alasan mengapa harga mengalami kenaikan dan penurunanm tetapi hanya mempelajari perubahan harga pada pasar saja.

2. Price Move In Trends

Harga bergerak dalam suatu tren. Prinsip dasar dalam penggunaan analisis teknikal adalah jangan pernah mengambil keputusan transaksi yang melawan tren harga. Pengguna analisis teknikal percaya bahwa semua informasi tercermin pada harga pasar saham, sehigga tren tersebut menunjukkan sikap para investor pasar atas suatu saham. Harga saham suatu perusahaan akan bergerak ke satu arah, naik atau turun, dan membentuk suatu tren. Tren ini akan berlanjut sampai pergerakan harga


(45)

melambat dan memberikan peringatan sebelum berbalik dan bergerak ke arah yang berlawanan. Tren turun menunjukkan mayoritas investor pasar mengharapkan saham tersebut turun, begitu pula sebaliknya. Semakin banyak pelaku pasar yang menginginkan saham tertentu dimana keinginan ini dipicu oleh berbagai informasi, baik informasi finansial maupun non-finansial, permintaan akan naik dan mengakibatkan harga saham yang juga akan naik. Tren merupakan pencerminan dari keinginan pasar, jadi pahami tren yang ada dan ikuti ke arah mana tren tersebut bergerak. Harga saham suatu perusahaan akan bergerak ke satu arah, naik atau turun, dan membentuk suatu tren. Tren ini akan berlanjut sampai pergerakan harga melambat dan memberikan peringatan sebelum berbalik dan bergerak ke arah yang berlawanan.

3. History Repeat Itself

Data historis dapat digunakan untuk memprediksi harga saham dimasa mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis teknikal mengingat adanya faktor psikologis para investor yang secara umum bersifat konstan. Dalam bursa saham, hal ini bisa dilihat ketika terjadi peledakan bom di suatu tempat yang strategis dan penting, misalnya di gedung World Trade Centre di Amerika Serikat, maka harga saham akan turun secara drastis. Penurunan ini sebenarnya terjadi karena adanya kepanikan investor yang berlebihan, sehingga para investor menjual menjual saham mereka tanpa banyak pertimbangan. Namun setelah beberapa waktu, para investor sadar bahwa harga sudah turun terlalu


(46)

rendah, maka para investor mulai membeli saham kembali dan harga akan kembali ke kondisi normal.

2.1.4 Teknik Analisis Teknikal

Menurut Tandelin (2010), pengguna analisis teknikal disebut juga sebagai

chartist karena aktifitasnya dalam merekam data atau membuat grafik (chart)

pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Kemudian mencari pola pergerakan saham maupun volume perdagangan dan mencari celah keuntungan dari pola tersebut. Ada beberapa teknik penggunaan grafik (charting) yang biasa digunakan oleh para investorsebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasinya, yaitu :

1. The Dow Theory

The Dow Theory dikemukakan oleh Charles H. Dow pada tahun 1880-an.

Teori ini bertujuan untuk mengidentifikasi tren harga pasar saham dalam jangka panjang dengan berdasarkan pada data-data historis harga pasar saham dimasa lalu.teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pergerakan harga saham bisa dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

a. Primary Trend yaitu harga saham dalam jangka waktu yang lama

(beberapa tahun).

b. Secondary (Intermediate Trend), yaitu pergerakan harga saham yang

terjadi selama pergerakan harga dalam primary trend. Pergerakan sekunder ini muncul sebagai pergerakan yang bersifat sebagai


(47)

penyimpangan dari pergerakan primer dan biasanya terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.

c. Minor Trend atau day-to-day move, yaitu merupakan fluktuasi harga

saham yang terjadi setiap hari. 2. Analisis Rata-Rata Bergerak

Menurut Tandelilin (2010:400) teknik rata-rata bergerak (moving average) adalah salah satu teknik yang dipakai dalam analisis teknikal utuk mendeteksi dan menganalisis pergerakan saham, baik saham individual maupun seluruh saham di pasar modal.

Tujuan dari teknik ini adalah untuk mendeteksi arah pergerakan saham dan besarnya tingkat pergerakan tersebut. Teknik rata-rata bergerak dilakukan dengan cara menghitung nilai rata-rata bergerak dari harga penutupan saham harian selama beberapa periode pengamatan. Perhitungan tersebut akan menghasilkan garis tren rata-rata bergerak yang menunjukkan tren pergerakan harga saham yang kemudian dapat dipakai untuk memprediksi pergerakan harga saham di masa depan.

3. Relative Strengh

Menurut Tandelilin (2010), teknik ini menggambarkan rasio antara harga saham dengan indeks pasar atau industri tertentu. Hasil perbandingan teknik ini digambarkan dalam plot-plot yang menunjukkan perbandingan harga relatif saham selama jangka waktu tertentu.

Dalam teknik ini, jika terjadi tren pergerakan yang meningkat, maka hal tersebut akan menjadi sinyal terjadinya peningkatan rasioharga saham


(48)

dibandingkan dengan indeks pasar. Hal ini juga mengindikasikan bahwa saham tersebut akan memberikan return yang melebihi return pasar dan akan menarik investor untuk menjadikan saham tersebut sebagai alternatif investasi yang baik.

2.1.5 Harga Saham Masa Lalu

Harga saham yang terjadi ditentukan oleh permintaan dan penawaran atas saham. Perubahan pola permintaan dan penawaran saham akan mempengaruhi arah pembentukan harga. Pola pergerakan permintaan dan penawaran saham akan mempengaruhi arah pembentukan harga. Pola pergerakan permintaan dan penawaran yang terjadi di waktu yang lampau akan terulang lagi dimasa yang akan datang.

Berdasarkan pada mekanisme pembentukan harga, bila terjadi suatu keadaan dimana permintaan lebih besar dari penawaran maka hargda saham akan meningkat. Sebaliknya, bila penawaran lebih besar dari permintaan maka harga saham akan mengalami penurunan. Disisi lain para analis teknikal percaya bahwa gerakan harga saham akan mengikuti tren, baik menurun, meningkat ataupun mendatar.

Pada saat pergerakan harga saham mencapai titik terendah dan mulai meningkat bagi para analis teknikal merupakan indikator untuk melakukan tindakan membeli saham. Tren berikutnya, pada saat pergerakan harga saham mendatar, para analis teknikal bisa saja menjual sahamnya, tetapi disatu sisi


(49)

mereka juga berharap akan terjadi tren peningkatan sehingga mereka lebih memilih untuk menahan sahamnya dan tidak segera menjual sahamnya.

Tetapi jika tren yang mendatar diikuti dengan tren penurunan harga saham, maka situasi ini bagi para analis teknikal akan merupakan sinyal bahwa inilah waktu yang tepat untuk menjual sahamnya. Untuk menghindari keraguan yang lebih besar akibat harga saham yang terus mengalami penurunan. Para analis teknikal juga percaya bahwa data harga saham masa lalu sebagai indikator pergerakan harga saham masa yang akan datang.

Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Selembar saham memiliki nilai atau harga, saham merupakan salah satu alternatif investasi yang dapat menghasilkan keuntungan dalam bentuk deviden atau capital gain. Harga saham menunjukkan gambaran nilai perusahaan dan kekayaan para pemegang saham. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan bagi para investor. Dalam aktifitas perdagangan saham sehari-hari, harga saham memiliki mengalami fluktuasi naik maupun turun dalam waktu yang sangat cepat. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Hal ini terjadi karen berbagai faktor, baik yang sifatnya spesifik terhadap saham (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak), maupun faktor yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial politik, maupun rumor-rumor yang berkembang.


(50)

Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung mengalami kenaikan. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual, maka harga saham tersebut akan cenderung mengalami penurunan. Selembar saham memiliki nilai atau harga, dimana suatu harga saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal akan memberikan arti penting saham, karena deviden minimal biasa ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual pada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

3. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.

Dalam perdagangan saham, dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham. Istilah-istilah tersebut antara lain:


(51)

1. Previous Price : menunjukkan harga pada saat penutupan pada hari

sebelumnya.

2. Opening Price (pembukaan): menunjukkan harga saham saat

pembukaan sesi I perdagangan pada jam 09.30 WIB.

3. Highest Price (tertinggi) : menunjukkan harga tertinggi atas suatu

saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

4. Lowest Price (Terendah) : menunjukkan harga terendah atas suatu

saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

5. Last Price : menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.

6. Change : menunjukkan selisih antara harga saham pembukaan dengan

harga saham terakhir yang terjadi.

7. Closing Price (Penutupan) : menunjukkan harga saham pada saat

penutupan sesi II perdagangan jam 16.00 WIB.

2.1.6 Volume Perdagangan

Menurut McDowell (2008 : 119), volume perdagangan adalah jumlah saham atau surat berharga yang diperdagangkan pada pasar modal selama periode yang ditentukan. Volume perdagangan merupakan salah satu variabel dari harga, karena volume perdagangan menggambarkan jumlah aktifitas perdagangan. Menggunakan volume perdagangan bersama dengan harga memungkinkan investor mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi di pasar modal.

Terdapat beberapa prinsip dalam penafsiran volume perdagangan, yaitu (Pring, 2014 : 40) :


(52)

1. Prinsip yang paling utama adalah bahwa volume perdagangan sejalan dengan tren. Aktifitas perdagangan akan meningkat pada saat pasar sedang uptrend dan aktifitas perdagangan akan menurun pada saat pasar sedang downtrend. Hal ini berarti bahwa volume perdagangan dapat digunakan untuk memprediksi tren pasar saat ini.

2. Aktifitas pembeli dan penjual di pasar modal sangat mempengaruhi harga saham. Misalnya jika seorang penjual bereaksi terhadap suatu berita buruk kemudian menjual sahamnya, maka hal ini akan mendorong harga saham turun.

3. Harga yang meningkat dan volume perdagangan yang menurun adalah kondisi tidak normal dan mengindikasikan bahwa tren yang terjadi tidak kuat dan akan mengalami perubahan. Aktifitas seperti ini biasanya merupakan tren menurun ( bearish) dan merupakan salah satu hal yang haru diperhitungkan. Hal yang harus diperhitungkan adalah bahwa volume perdagangan mengukur antusiasme pembeli dan penjual. Pasar yang sedang uptrend dengan volume perdagangan yang rendah dapat disebabkan oleh kurangnya para penjual dibandingkan dengan antusiasme pembeli. Cepat atau lambat hal ini akan mendorong pasar mencapai harga yang membuat penjual bersedia menjual saham. 4. Volume perdagangan merupakan cerminan intensitas minat beli dan

tekanan dibalik pergerakan nilai harga yang terjadi. Volume saham juga dapat memprediksi keadaan pasar yang terjadi. Berikut ini tabel


(53)

hubungan volume dalam analisis teknikal terhadap harga saham dan interpretasi pasar saham.

Tabel 2.1

Hubungan Analisis Teknikal dengan Volume dan Interpretasinya

Harga Volume Interpretasi

Naik Naik Market sangat kuat

Naik Jatuh Market mulai lemah

Jatuh Naik Market sangat lemat

Jatuh Jatuh Market mulai menguat

2.1.7 KapitalisasiPasar

Perubahankapitalisasisaham yang terjadi di bursa dariwaktukewaktu

lebihbanyakdisebabkanolehnaikturunnyahargapasarsaham di bursa.Semakinbesarkapitalisasiperusahaan,

semakinbesarlikuiditasuntukinvestasitersebut.Kapitalisasisaham yang besarmengindikasikanbahwasahamtersebutseringditransaksikanoleh para investor,

dengan kata lain likuiditassahamtersebuttinggi. Nilaipasarsuatuekuitastercerminpadaseberapabesarkapitalisasisahamperusahaanter

sebut.

Kapitalisasipasaradalahhargakeseluruhandarisebuahsahamperusahaanyaitu

sebuahharga yang harusdibayarseseoranguntukmembeliseluruhperusahaan.Besardanpertumbuhandar

isuatukapitalisasipasarperusahaanseringkaliadalahpengukuranpentingdarikeberhas ilanataukegagalanperusahaanterbuka.Kapitalisasipasardihitungdenganmengalikanj umlahsahamperusahaantersebutdenganhargasekarangdarihargasahamtersebut.Istil ahkapitalisasikadangkaladigunakansebagaisinonimdarikapitalisasipasar.

Penurunanhargasahamakanmengakibatkanmenurunnyakapitalisasipasar bursa efek. Sebaliknya, penambahanjumlahsahamdankenaikanjumlahsaham,


(54)

akanmemicukenaikankapitalisasipasar. Jadi, semakintinggihargasahamsuatuperusahaan di pasarmakaakansemakintinggi pula

kapitalisasipasarperusahaantersebut.

2.1.7 Peneliti Terdahulu

Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain :

1. Jungsen (2008)

Penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Sektor Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari 32 perusahaan properti, hanya diambil 17 perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor teknikal yang terdiri dari indeks harga saham individu dan volume perdagangan secara serentak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sektor properti.

2. Ayuningtyas (2008)

Penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor-Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”. Penelitian dilakukaan terhadap 60 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar US Dollar Terhadap rupiah, volume perdagangan masa lalu dan harga saham masa lalu berpengaruh positif terhadap harga saham.


(55)

3. Purba (2009)

Penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independennya adalah volume perdagangan dan indeks harga saham individu. Dari 28 perusahaan sektor perbankan di ambil 8 perusahaan dan dari 135 perusahaan sektor manufaktur, di ambil 25 perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor teknikal yang terdiri atas volume perdagangan dan indeks harga saham individu secara serentak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

4. Mahalanie (2011)

Penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan yaang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independennya adalah harga saham masa lalu dan volume saham masa lalu.Penelitian dilakukan terhadap sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia yang terdiri atas 5 subsektor yaitu subsektor perbankan dengan jumlah 16 perusahaan, subsektor institusi finansial dengan jumlah 5 perusahaan, subsektor perusahaan sekuritas dengan jumlah 5 perusahaan, subsektor asuransi dengan jumlah 7 perusahaan dan subsektor lainnya dengan jumlah 5 perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan


(56)

bahwa faktor teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume saham masa lalu mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. 5. Azis (2012)

Penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap

Return Saham Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia”. Variabel dependen yang digunakan adalah return saham, sedangkan variabel independennya adalah volume perdagangan dan kapitalisasi pasar. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ 45 yang menyediakan laporan keuangan lengkap dan rutin dari tahun 2002 sampai tahun 2011 yaitu sebanyak 16 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham dan kapitalisasi pasar berpengaruh terhadap return saham.

6. Shafana (2012)

Penelitiandenganjudul “Macroeconomic Variables Effect On Financial Sector Performance in Emerging Sri Lankan Stock Market”. Variabeldependen yang digunakanadalahHargasahamsektoral, sedangkan variable

independennyaadalahtingkatinflasidannilaitukarmatauang.Penelitianinidila kukanpadaperusahaansektoralpadatahun 2008-2012.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwatingkatinflasidannilaitukarmataua ngmempunyaipengaruhterhadaphargasahamsektoral.


(57)

Penelitianinidenganjudul “The Effect of Fundamental and Technical Variables on Stock Price (Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange).Variabeldependen yang digunakanadalahhargasaham, sedangkan variable independen yang digunakanadalahDebt Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Price

Earning Ratio (PER), Interest Rate, dan Exchange Rate.

Penelitianinidilakukanpadaperusahaanmanufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.Hasilpenelitianinimenunjukkanbahwa variable Return on Equity, Price Earning Ratio dan Exchange Rate berpengaruhpositifterhadaphargasaham, sedangkan Debt Equity Ratio dan Interest Rate tidakmempunyaipengaruhterhadapharga saham sektor manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).

8. Rabiatul (2014)

Penelitianinidenganjudul analysis effect of fundamental and Technical Variables on Stock Price Bank Industry at Indonesian Stock Exchange.Variabeldependen yang digunakanadalahhargasaham, sedangkan variable independennyaadalah Return on Investment, Tingkat Inflasi, Tingkat Sukubunga, Current Ratio, Volume perdagangan, Hargasahammasalalu. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa Return on Investment, Tingkat Inflasi, Tingkat SukuBunga, Current Ratio, Volume Perdagangan, HargaSahamMasaLalumempunyaipengaruh yang positifterhadapharga saham sektor perbankan yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(58)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No

Peneliti/

Tahun Judul

Variabel Teknik

Analisis Keterangan Dependen Independen

1 Jungsen

(2008)

Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Harga Saham - Indeks Harga Saham Individu, - Volume Perdagangan. Regresi Linier Berganda

Indeks Harga Saham Individu dan Volume Perdagangan

Berpengaruh Signifikan Terhadap Harga Saham. 2 Ayuningtyas

(2008) Pengaruh Faktor-Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI.

Harga Saham - Faktor Inflasi, - Jumlah uang

Beredar, - Nilai Tukar

uang, - Volume

Perdagangan Masa Lalu dan

- Harga Saham Masa Lalu

Regresi Linier Berganda

Faktor Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar US Dollar Terhadap Rupiah, Volume Perdagangan Masa Lalu dan Harga Saham Masa Lalu Berpengaruh Signifikan Terhadap Harga Saham.

3 Purba

(2009)

Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Harga Saham - Indeks Harga Saham Individu dan - Volume Perdagangan Regresi Linier Berganda

Indeks Harga Saham Individu dan Volume Perdagangan

Berpengaruh Positif Terhadap Harga Saham.

4 Mahalanie (2011)

Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Harga Saham - Harga Saham Masa Lalu dan - Volume Perdagangan Masa Lalu Regresi Linier Berganda

Harga Saham Masa Lalu dan Volume Perdagangan Berpengaruh Positif Terhadap Harga Saham.

5 Azis

(2012) Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Return Saham - Volume Perdagangan Regresi Linier Volume Perdagangan Tidak Berpengaruh


(59)

Return Saham Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

dan - Kapitalisasi

Pasar

Berganda Terhadap Return Saham tetapi Kapitalisasi Pasar berpengaruh Positif Terhadap Return Saham.

6 Shafana

(2012)

Macroeconomic Variables Effect on Financial Sector Performance in Emerging Sri Lankan Stock Market. HargaSaham Sektoral. -Tingkat Inflasi - NilaiTukarUa ng Regresi Linier Berganda Tingkat inflasidannilaitukarmat auangmempunyaripeng aruhterhadaphargasaha msektoral.

7 Astutik

(2014)

The Effect of Fundamental and Technical Variables on Stock Price (Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange)

HargaSaham - Debt Equity Ratio (DER) - Return on

Equity (ROE) - Price Earning

Ratio (PER) - Interest Rates

(IR) - Exchange Rates (ER) Regresi Linier Berganda

Return on Equity, Price Earning Ratio, Exchange Rate berpengaruhpositifterh adaphargasaham, sedangkan Debt to Equity Ratio dan Interest Rate

tidakmempunyaipenga ruhterhadaphargasaha m.

8 Rabiatul

(2014)

Analysis The Effect of Fundamental and Technical Variables on Stock Price Bank Industry At Indonesian Stock Exchange.

HargaSaham - Return on

Investment

- Tingkat inflasi - Tingkat

sukubunga - Volume

Perdagangan. - Current Ratio -Hargasaham masalalu Regresi Linier Berganda

Return on investment, tingkatinflasi, tingkatsukubunga, volume perdagangan current ratio danhargasahammasalal umempunyaipengaruht erhadaphargasaham.


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNYA Peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.Skripsi ini berjudul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang di Bursa Efek Indonesia”.

Dalam penyusunan skripsi ini, Peneliti telah banyak menerima bantuan, bimbingan, saran, motivasi dan do’a dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Peneliti menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, khususnya kepada :

Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Kurisman Simbolondan IbundaSamsina Habeahan dua figur yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dengan penuh kesabaran, terima kasih atas do’a, motivasi dan dukungan baik moril maupun materil sehingga Peneliti dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik. Selanjutnya Peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara..

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME. dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(2)

4. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan, bimbingan, arahan, dan motivasi kepada Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Khaira Amalia, SE, Ak., MBA sekalu Dosen Pembaca Penilai terima kasih atas koreksi dan saran yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam menyelesaikan kegiatan akademik.

7. Kakak sayaErlinda Friska Simbolon yang telah memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

8. Kepada seluruh teman dan sahabat Peneliti khususnya Berry Prima Hutasoit, Daniel Silaban, Dodi Fresnell Rajagukguk, Frawira Natal Nababan, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat dituliskan satu persatu terima kasih atas segala dukungannya.

Semoga Skiripsi ini bermanfaat bagi Penulis serta para pembaca sekalian.

Medan, Agustus 2016 Peneliti,

NIM.:120521138 Rinto Simbolon


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

2.1 Uraian Teoritis... 9

2.1.1 Pasar Modal... 9

2.1.2 Analisis Fundamental…... 12

2.1.3 Analisis Teknikal…... 14

2.1.4 Harga Saham Masa Lalu... 16

2.1.5 Volume Perdagangan... 18

2.1.6 Teknik Analisis Teknikal... 21

2.1.7 Efficient Market Hypothesis Theory... 23

2.2 Penelitian Terdahulu... 24

2.3 Kerangka Konseptual... 29

2.4 Hipotesis... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 31

3.1 Jenis Penelitian... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 31

3.3 Batasan Operasional... 31

3.4 Defenisi Operasional Variabel... 32

3.5 Populasi dan Sampel... 32

3.6 Jenis Data... 33

3.7 Metode Pengumpulan Data... 33

3.8 Teknik Analisis Data... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 48

4.1 GambaranUmumObjekPenelitian………. 48

4.1.1 Profil Singkat Perusahaan……… 48

4.2 HasilPenelitian……… 51

4.2.1 Analisis Deskripstif……… 51


(4)

4.2.3.1 Analisis Common Efek Model……. 57

4.2.3.2 Analisis Fixed Efek Model………… 59

4.2.4 Pemilihan Model Data Panel……….. 60

4.2.4.1 Chow Test……….. 60

4.2.5 PengujianHipotesis………. 61

4.2.5.1 UjiSerempak (Uji-F)……….. 61

4.2.5.2 UjiParsial (Uji-t)……… 62

4.2.5.3 UjiKoefisienDeterminasi (�2)……. 63

4.3 Pembahasan………. 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….…. 69

5.1 Kesimpulan………. 69

5.2 Saran……… 70


(5)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1.1 Volume Perdagangan dan Harga Saham... 5

Tabel 2.1 Hubungan analisis teknikal dengan volume... 21

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu... 27

Tabel 3.1 Jumlah Sampel……….. 33

Tabel 3.2 Sampel Penelitian……….. 34

Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Variabel……….. 52

Tabel 4.2 Uji Heteroskedastisitas………. 55

Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas……….. 56

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi……… 57

Tabel 4.5 Common Efek Model (CEM)……… 58

Tabel 4.6 Fixed Efek Model……….. 59

Tabel 4.7 Chow Test……….. 60

Tabel 4.8 Uji Serempak (Uji-F)………. 61

Tabel 4.9 Uji Parsial (Uji t)……….. 62


(6)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman