Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR TEKNIKAL TERHADAP HARGA

SAHAM SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

GADIESYA MAHALANIE 070502114

PROGRAM STUDI STRATA I EKONOMI MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel analisis teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume perdagangan masa lalu terhadap harga saham perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga 2009. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder.

Penelitian dilakukan terhadap sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia yang terdiri atas 5 subsektor. Yaitu subsektor perbankan dengan jumlah sampel penelitian 16 perusahaan, subsektor institusi finansial dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 5 perusahaan, subsektor perusahaan sekuritas dengan jumlah sampel 5 perusahaan, subsektor asuransi dengan jumlah sampel sebanyak 7 perusahaan dan subsektor lainnya dengan jumlah sampel 5 perusahaan.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda dengan uji signifikansi simultan (uji F) dan uji signifikansi parsial (uji t). Hasil penelitian dari uji signifikansi simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume perdagangan masa lalu mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau harga saham.

Hasil penelitian dari uji signifikansi parsial (uji t) menunjukkan variabel harga saham masa lalu mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen atau harga saham. Uji signifikansi parsial (uji t) volume saham masa lalu menunjukkan bahwa variabel volume saham masa lalu berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap variabel dependen atau harga saham.

Kata kunci: faktor teknikal, harga saham, harga saham masa lalu, volume saham masa lalu


(3)

ABSTRACT

The aim of this research is to examine the variable of technical analyze that consist of historical stock price and historical trading volume against stock prices on financial sector in Indonesia Stock Exchange within 2007 until 2009. This research use secondary data.

This research examined on financial sector in Indonesia Stock Exchange that consist of 5 subsector. They are subsector of banking with 16 companies as the samples, financial institution subsector with 5 companies as the samples, securities company subsector with 5 companies as the samples, insurance subsector with 7 companies as the samples and other subsector with 5 companies as the samples.

The analyze method is using multiple regression analysis method with simultaneous signification test (F test) and partial signification test (t test). The findings of the simultaneous signification test (F test) reveal that the independence variables that consist of historical stock price and historical trading volume simultaneously significant to the dependent variable or the stock price.

The findings of the partial signification test (t test) reveal that historical stock price variable positively and significant to dependent variable or the stock price. Partial signification test (t test) of historical trading volume reveal that historical trading volume variable negatively and not significant to the dependent variable or the stock price.

Keywords: technical factor, stock price, historical stock price, historical volume


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,

Puji dan syukur tidak hentinya penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada nabi junjungan, Rasulullah Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti.

Judul skripsi ini adalah: “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari do’a, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta, H. Ir. Eddy Yanto dan Hj. Dra. Syafrida Siregar atas segala cinta, dukungan, do’a dan bantuannya. Allahumagh firlanaa dzunubanaa wa liwalidina warhamhumaa kamaa rabbayana shoghiiro.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Ibu DR. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Ibu DR. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

6. Ibu DR. Khaira Amalia F, SE.AK, MBA, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.


(5)

7. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

8. Ibu DR. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan.

9. Seluruh Dosen, Civitas Akademik, Seluruh Staf dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya pegawai Departemen Manajemen.

10. Seluruh Manajer dan Staf Bank Muamalat Indonesia cabang Medan Kantor Cabang Balai Kota, Kantor Cabang Gajah Mada, Kantor Kas Serdang, Kantor Kas Krakatau dan Kantor Kas SM Raja.

11. Seluruh Keluarga Besar Papa dan Mama, Seluruh teman-teman Papa dan Mama yang telah turut membantu mendoakan dan memberikan dukungan. 12. Seluruh teman-teman manajemen 2007, khususnya Ninda, Ruri, Piet, Nurul,

Mida, Tika, Imey, Nisya, Iin, Ayu dan Ayoe. Thanks for those beautiful memories.

13. Kepada Kakak dan Saudara Seperguruan, Kak Arin, Kak Laili, Rizka dan Rekha, terima kasih untuk motivasi, bantuan dan dukungannya.

14. Seluruh Jamaah Haji Kloter 8 khususnya dari KBIH Multazam Medan, terima kasih telah ikut membantu mendoakan.

15. Kepada Bang Pai, Tya, Siti, Dinda, Anas, terima kasih atas bantuannya. 16. Kepada seluruh Keluarga, Rekan dan Teman di Multiply, khususnya Mbak

Vieny, Mbak Vita, Mbak Wina, Mbak Ema, Mas Yayan, Mas Arie, Mas Naga, Mas Syamsul, Niezha, Eko, trims buat dukungannya.

17. Untuk semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu, terima kasih.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa depan.

Medan, Desember 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat ... 8

1.3.1 Tujuan... 8

1.3.2 Manfaat ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Uraian Teoritis ... 10

2.2 Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Kerangka Konseptual ... 18

2.4 Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.3 Batasan Operasional ... 21

3.4 Defenisi Operasional ... 22

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 22

3.6 Populasi dan Sampel ... 22

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 25


(7)

BAB 1V PEMBAHASAN ... 29

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 29

4.2 Hasil SPSS ... 30

4.3 Pembahasan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 41


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 : Nilai Kapitalisasi Pasar Seluruh Sektor BEI

Tahun 2007-2009………..…...4

Tabel 1.2 : Persentase Perdagangan Saham Sektor Keuangan Tahun 2008-2009……..……...……….………...……….5

Tabel 1.3 : Fenomena Harga Saham dan Volume Saham Sektor Keuangan Tahun 2007-2009………..6

Tabel 2.1 : Hubungan Analisa Teknikal Saham dengan Volume dan Interpretasinya………..13

Tabel 3.1 : Jumlah Sampel Berdasarkan Seleksi Kriteria Sampel………..…...…23

Tabel 3.2 : Sampel Penelitian Subsektor Perbankan……….…....…….…....23

Tabel 3.3 : Sampel Penelitian Subsektor Institusi Finansial...…...……….24

Tabel 3.4 : Sampel Penelitian Subsektor Perusahaan Sekuritas………....24

Tabel 3.5 : Sampel Penelitian Subsektor Asuransi…... ..……….….24

Tabel 3.6 : Sampel Penelitian Subsektor Lainnya………..……...25

Tabel 3.7 : Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test……….………….27

Tabel 4.1 : Harga Saham dan Volume Saham Subsektor Perbankan………30

Tabel 4.2 : Harga Saham dan Volume Saham Subsektor Institusi Keuangan...…31

Tabel 4.3 : Harga Saham dan Volume Saham Subsektor Perusahaan Sekuritas...31

Tabel 4.4 : Harga Saham dan Volume Saham Subsektor Asuransi………...32

Tabel 4.5 : Harga Saham dan Volume Saham Subsektor Lainnya………32

Tabel 4.6 : Hasil Uji Normalitas………33

Tabel 4.7 : Hasil Uji Autokorelasi……….35

Tabel 4.8 : Hasil Uji Multikolinieritas………...35

Tabel 4.9 : Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)………...36


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual ………20 Gambar 4.1 : Hasil Uji Heteroskedastisitas………..34


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1: Hasil SPSS Deskriptif ………...43

Lampiran 2: Hasil SPSS Asumsi Klasik Normalitas ………44

Lampiran 3: Hasil SPSS Asumsi Klasik Heteroskedastisitas ………...45

Lampiran 4: Hasil SPSS Asumsi Klasik Autokorelasi ……….46

Lampiran 5: Hasil SPSS Asumsi Klasik Multikolinieritas ………...47


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel analisis teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume perdagangan masa lalu terhadap harga saham perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga 2009. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder.

Penelitian dilakukan terhadap sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia yang terdiri atas 5 subsektor. Yaitu subsektor perbankan dengan jumlah sampel penelitian 16 perusahaan, subsektor institusi finansial dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 5 perusahaan, subsektor perusahaan sekuritas dengan jumlah sampel 5 perusahaan, subsektor asuransi dengan jumlah sampel sebanyak 7 perusahaan dan subsektor lainnya dengan jumlah sampel 5 perusahaan.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda dengan uji signifikansi simultan (uji F) dan uji signifikansi parsial (uji t). Hasil penelitian dari uji signifikansi simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume perdagangan masa lalu mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau harga saham.

Hasil penelitian dari uji signifikansi parsial (uji t) menunjukkan variabel harga saham masa lalu mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen atau harga saham. Uji signifikansi parsial (uji t) volume saham masa lalu menunjukkan bahwa variabel volume saham masa lalu berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap variabel dependen atau harga saham.

Kata kunci: faktor teknikal, harga saham, harga saham masa lalu, volume saham masa lalu


(12)

ABSTRACT

The aim of this research is to examine the variable of technical analyze that consist of historical stock price and historical trading volume against stock prices on financial sector in Indonesia Stock Exchange within 2007 until 2009. This research use secondary data.

This research examined on financial sector in Indonesia Stock Exchange that consist of 5 subsector. They are subsector of banking with 16 companies as the samples, financial institution subsector with 5 companies as the samples, securities company subsector with 5 companies as the samples, insurance subsector with 7 companies as the samples and other subsector with 5 companies as the samples.

The analyze method is using multiple regression analysis method with simultaneous signification test (F test) and partial signification test (t test). The findings of the simultaneous signification test (F test) reveal that the independence variables that consist of historical stock price and historical trading volume simultaneously significant to the dependent variable or the stock price.

The findings of the partial signification test (t test) reveal that historical stock price variable positively and significant to dependent variable or the stock price. Partial signification test (t test) of historical trading volume reveal that historical trading volume variable negatively and not significant to the dependent variable or the stock price.

Keywords: technical factor, stock price, historical stock price, historical volume


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pasar modal adalah tempat bertemunya pihak-pihak yang memiliki dana

lebih dan pihak-pihak yang membutuhkan tambahan dana dengan cara

memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal di Indonesia dikenal dengan Bursa

Efek Indonesia (BEI) yang merupakan gabungan dari Bursa Efek Jakarta

(BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) sejak November 2007. Diantara

berbagai macam pilihan sekuritas yang ditawarkan, umumnya yang sering

diperjualbelikan adalah saham dan obligasi.

Pilihan investasi yang sering dipakai masyarakat dalam pasar modal

adalah saham. Hal ini menyebabkan investor menjadi lebih aktif dalam

mencari informasi mengenai saham perusahaan mana yang memberikan

keuntungan (capital gain) yang maksimal. Berbagai analisis pun dilakukan

agar investor bisa mendapatkan dividen dan capital gain yang maksimal.

Pihak yang menganalisis saham biasa disebut dengan analyst. Para analyst

menganalisis saham dengan berbagai cara, baik melalui analisis fundamental,

analisis teknikal atau bahkan dengan membaca pola pergerakan saham.

Dalam menganalisis harga saham, umumnya para analyst menggunakan

analisis fundamental yang berdasarkan pada kinerja keuangan suatu

perusahaan. Analyst dengan metode analisis fundamental ini akan

membandingkan rasio-rasio keuangan dari beberapa perusahaan dalam sektor


(14)

Sementara analisis teknikal adalah metode yang melihat pergerakan

saham melalui permintaan dan penawaran saham tersebut. Analisis teknikal

adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham berdasarkan

pada data pasar historis seperti informasi harga saham, volume penjualan

saham, dan indeks harga saham. Analisis teknikal menggunakan dasar-dasar

kombinasi harga saham, baik harga pembukaan, harga tertinggi, dan harga

terendah, karena harga saham mencerminkan pergerakan pada semua

informasi yang diketahui, baik berupa konfirmasi, dan penyimpangan.

Volume penjualan saham dalam analisis teknikal mencerminkan perubahan

harga, dan dukungan, terhadap nilai harga yang terjadi dipasar. Volume juga

dapat dijadikan sebagai interpretasi terhadap harga suatu saham dan situasi

pasar yang terjadi.

Saat ini banyak analyst yang mulai menggunakan metode teknikal untuk

mengetahui pergerakan harga saham karena analisis teknikal memberikan

kemudahan dibandingkan dengan menggunakan analisis fundamental, yaitu

tidak tergantung pada data laporan keuangan yang memerlukan ketepatan dan

waktu analisis yang lebih lama untuk membuat keputusan investasi.

Kelebihan dari analisis teknikal adalah analisa yang relatif cepat dan

mudah, tidak melibatkan angka keuangan yang rumit, dan memberikan sinyal

pada saat yang tepat untuk melakukan investasi. Indikasi secara teknikal yang

menunjukkan sinyal beli yang kuat akan memungkinkan investor untuk

memperoleh keuntungan (gain). Melalui analisis teknikal, investor dapat


(15)

mengetahui pergerakan pola kecenderungan naik (uptrend) atau pola

kecenderungan menurun (downtrend).

Kemudahan dalam memperkirakan harga saham dengan menggunakan

analisis teknikal mengakibatkan banyaknya investor memutuskan untuk

berinvestasi di pasar modal sebagai alternatif penyaluran dana investasi

sehingga kegiatan pasar modal semakin meningkat. Situasi ekonomi dunia

yang sempat memburuk pada tahun 2008 tidak membuat kegiatan BEI

menjadi terkendala. Beberapa perusahaan mampu melewati masa krisis

sehingga tidak sampai gulung tikar. Bahkan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) meningkat hingga menembus 3.000 (Fortune Indonesia, 2010:17).

Pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat meningkat

sebanyak 5,3 persen, sedangkan pada periode yang sama, sejumlah negara

besar seperti Amerika Serikat dan Jepang mencatat pertumbuhan yang

negatif. Ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu bertahan ditengah krisis

dunia. Kokohnya perekonomian Indonesia juga membuat nilai rupiah

menguat terhadap dollar Amerika Serikat. Akhir tahun 2008 nilai rupiah

dihargai Rp 11.120 per dollar Amerika Serikat. Namun pada tahun 2009 nilai

rupiah menguat menjadi Rp 9.408 per dollar Amerika Serikat atau menguat

hingga 15,4 persen, sehingga beberapa perusahaan mengalami keuntungan

kurs.

Dari penjabaran diatas dapat dilihat bahwa krisis ekonomi dunia pada

tahun 2008 tidak mampu menghentikan kegiatan pasar modal di Indonesia.

Sebagian besar perusahaan dari berbagai sektor di pasar modal dapat


(16)

Tahun 2009, berbagai perusahaan di sektor keuangan Indonesia tidak

hanya mampu bertahan dari krisis global, tetapi juga mampu mencatat

peningkatan pertumbuhan pendapatan. Seperti yang terjadi pada PT Bank

Rakyat Indonesia Tbk. yang berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan

sebesar 26,96 persen, PT Bank Mandiri Tbk. yang mengalami peningkatan

pertumbuhan pendapatan sebesar 19,77 persen dan PT Bank Central Asia

Tbk. yang mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 17,7 persen (Fortune

Indonesia, 2010:66). Sementara berbagai perusahaan dinegara lain masih

harus terus berusaha melewati krisis ekonomi dunia tersebut dengan

meningkatkan pendapatannya.

Tabel 1.1

Nilai Kapitalisasi Pasar Seluruh Sektor BEI tahun 2007-2009

No. Sektor BEI Kapitalisasi Pasar (Jutaan Rupiah)

2007 2008 2009

1. Pertanian 109.211.910 37.511 75.630

2. Pertambangan 366.629.304 116.457 284.225

3. Industri Dasar dan Kimia 123.286.836 81.587 163.625

4. Aneka Industri 135.728.420 60.952 169.518

5. Industri Barang Konsumsi 193.809.272 133.414 245.554

6. Properti dan Real Estate 111.576.418 46.454 67.693

7. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 394.064.039 248.453 378.405

8. Keuangan 433.230.585 287.215 509.188

9. Perdagangan, Jasa, dan Investasi 117.823.632 64.447 125.537 Sumber: www.idx.co.id (diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan nilai kapitalisasi pasar seluruh sektor saham yang

terdapat di BEI selama tahun 2007 sampa dengan tahun 2009. Nilai

kapitalisasi pasar (market capitalization) adalah nilai seluruh saham yang

dihitung berdasarkan harga terakhir yang terjadi. Nilai kapitalisasi pasar yang

besar menjadi salah satu daya tarik investor dalam memilih saham. Saham


(17)

pasar dan termasuk kedalam saham unggulan karena memiliki kelebihan

dalam hal likuiditas perdagangan.

Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa dari sembilan sektor saham yang terdapat

di BEI, sektor keuangan memiliki nilai kapitalisasi pasar yang paling besar

dari sektor-sektor lainnya selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Hal

ini menunjukkan bahwa sektor keuangan menjadi sektor yang paling

berpengaruh dalam perdagangan saham di BEI.

Tabel 1.2

Persentase Perdagangan Saham Sektor Keuangan Tahun 2007-2009 No. Subsektor

Keuangan

2007 2008 2009

Freq. % Freq. % Freq. %

1. Bank 1.247.615 73,11 1.209.864 89,26 1.540.207 83,15

2. Institusi

Keuangan 43.570 2,55 23.903 1,76 115.226 6,22

3. Perusahaan

Sekuritas 59.762 3,50 20.282 1,50 36.456 1,97

4. Asuransi 109.100 6.39 70.041 5,17 138.262 7,46

5. Lainnya 246.434 14,44 31.288 2,31 22.236 1,20

Total 1.706.481 100 1.355.378 100 1.852.387 100

Sumber: www.idx.co.id (diolah)

Dari tabel 1.2 diketahui bahwa selama tahun 2007 sampai 2009 subsektor

perbankan mendominasi kegiatan perdagangan saham di sektor keuangan.

Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 menurunkan persentase frekuensi

perdagangan saham subsektor institusi keuangan, subsektor perusahaan

sekuritas, subsektor asuransi, dan subsektor lainnya. Tahun 2009 subsektor

institusi keuangan, subsektor perusahaan sekuritas dan subsektor asuransi

mengalami peningkatan frekuensi perdagangan saham.

Berdasarkan Tabel 1.2, dapat disimpulkan bahwa peningkatan frekuensi


(18)

disebabkan oleh para investor yang tertarik untuk menginvestasikan dana

mereka pada sektor ini.

Tabel 1.3

Fenomena Harga Saham dan Volume Saham Sektor Keuangan Tahun 2007 - 2009

Subsektor

2007 2008 2009

Harga (Rp) Volume (lembar) Harga (Rp) Volume (lembar) Harga (Rp) Volume (lembar)

Bank 32.615,17 436.286.133 26.150,42 364.542.050 26.973,08 145.210.751 Institusi

Keuangan 5.003,75 5.203.917 4.068,25 1.413.258 5.822,42 3.592.517 Perusahaan

Sekuritas 1.164,56 5.381.167 1.211,17 2.041.783 1.012,17 9.814.767 Asuransi 1.873,26 1.180.717 1.402,73 328.359 1.907,08 453.359 Lainnya 1.716,83 40.840.783 1.326,83 501.778 2.107,08 4.644.975 Sumber: Yahoo Finance (Mei) (diolah)

Tabel 1.3 menunjukkan fenomena total harga saham dan total volume

saham sektor keuangan pada tahun 2007 sampai tahun 2009. Tahun 2008,

subsektor bank mengalami penurunan harga dan volume saham dari tahun

2007. Pada tahun 2009 harga saham bank meningkat dari tahun 2008

sementara volume saham subsektor bank yang diperdagangkan pada tahun

2009 menurun dari tahun 2008.

Harga saham dan volume saham subsektor institusi keuangan tahun 2008

menurun dari tahun 2007. Tahun 2009, harga dan volume saham subsektor

institusi keuangan meningkat dari tahun 2008. Tahun 2008, subsektor

perusahaan sekuritas mengalami peningkatan harga saham dari tahun 2007,

sementara volume sahamnya mengalami penurunan. tahun 2009, harga

saham subsektor perusahaan sekuritas mengalami penurunan dari tahun


(19)

Harga dan volume saham subsektor asuransi tahun 2008 menurun dari

tahun 2007. Tahun 2009, harga dan volume saham subsektor asuransi

meningkat dari tahun 2008. Subsektor lainnya mengalami penurunan harga

dan volume saham pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007. Pada

tahun 2009, subsektor lainnya mengalami peningkatan harga dan volume

saham dibandingkan pada tahun 2008.

Peningkatan harga saham dari tahun ke tahun mencerminkan kondisi

perekonomian dan keadaan pasar yang baik. Investor yang melihat

perkembangan harga saham suatu perusahaan yang baik akan berinvestasi

pada perusahaan tersebut sehingga akan mempengaruhi harga saham

perusahaan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa harga saham masa lalu dapat

mempengaruhi harga saham pada saat ini.

Volume saham berhubungan dengan perilaku investor dalam

bertransaksi. Investor yang melihat volume masa lalu dan harga saham masa

lalu yang meningkat beranggapan bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi

yang menguntungkan. Jika volume masa lalu menurun dan harga saham

masa lalu menurun, investor dapat beranggapan bahwa perusahaan dalam

kondisi yang kurang menguntungkan. Karena itu, volume saham sering

mencerminkan perubahan harga yang terjadi pada pasar.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis mengambil judul penelitian

“Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(20)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah variabel analisis teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan

volume perdagangan masa lalu berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh variabel

analisis teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume

perdagangan masa lalu terhadap harga saham perusahaan sektor

keuangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga 2009.

1.3.2 Manfaat Penelitian

a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian

ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam teknik analisis

surat berharga selain analisis fundamental yang telah banyak di

lakukan di pasar modal Indonesia.

b. Bagi penulis, sebagai sarana penulis untuk menerapkan teori

dan literatur yang penulis peroleh selama perkuliahan, dan juga

menambah wawasan penulis tentang dunia investasi dan pasar

modal.


(21)

mengenai analisis teknikal, diharapkan penelitian ini dapat


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Uraian Teoritis

2.1.1 Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah

pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya

berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan

volume. Analisis ini menggambarkan perilaku pasar melalui

grafik untuk memprediksi harga saham di masa mendatang.

Analisis teknikal menggunakan data-data historis dan

mengidentifikasi bagaimana pergerakan harga saham dan untuk

menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual

saham, dan untuk memanfaatkan waktu penyesuaian harga saham

sehingga bisa memperoleh keuntungan.

Menurut Hin (2008) analisis teknikal didasarkan pada tiga

prinsip utama, yaitu:

a. Market Discount Everything

Harga pasar yang terlihat adalah harga yang

sebenarnya. Analisis teknikal didasarkan pada keyakinan

bahwa semua hal (kondisi ekonomi, politik, fundamental,

dan lain-lain) telah tercermin pada harga pasar.

Pergerakan harga yang terjadi merupakan pengaruh dari


(23)

b. Prices Moves in Trends

Harga bergerak dalam suatu tren. Harga saham suatu

perusahaan akan bergerak ke satu arah, naik atau turun,

dan membentuk suatu tren. Tren ini akan berkelanjutan

sampai pergerakan harga melambat dan memberikan

peringatan sebelum berbalik dan bergerak ke arah yang

berlawanan.

c. History Repeat Itself

Pola tindakan pasar berulang. Pola-pola tertentu akan

terlihat dari waktu ke waktu dalam suatu grafik. Pola-pola ini

mempunyai makna yang dapat diinterpretasikan untuk

memprediksi pergerakan harga saham.

2.1.2 Harga Saham Masa Lalu

Harga saham yang terjadi ditentukan oleh pola permintaan dan

penawaran saham, perubahan pola permintaan dan penawaran saham

akan mempengaruhi arah pembentukan harga. Pola pergerakan

permintaan dan penawaran yang terjadi diwaktu yang lampau akan

terulang lagi di masa yang akan datang.

Berdasarkan pada mekanisme pembentukan harga, bila

penawaran lebih besar dari permintaan, maka umumnya harga saham

akan turun. Sebaliknya, bila permintaan lebih besar dari penawaran,

maka harga saham akan meningkat. Disisi lain analis teknikal

percaya bahwa gerakan saham akan mengikuti tren, baik menurun,


(24)

Pada saat pergerakan harga saham mencapai titik terendah dan

mulai meningkat bagi para analis teknikal merupakan indikator

untuk melakukan tindakan membeli saham. Tren berikutnya pada

saat pergerakan harga saham mendatar, para analis teknikal bisa saja

menjual sahamnya, tetapi disatu sisi mereka mungkin berharap akan

terjadi tren peningkatan sehingga mereka lebih memilih untuk

menahan sahamnya dan tidak segera menjual.

Tetapi jika pada tren mendatar ternyata diikuti tren penurunan

harga saham, maka situasi ini bagi para analis teknikal akan

merupakan sinyal untuk menjual sahamnya, untuk menghindari

keraguan yang lebih besar akibat harga terus turun. Analis

teknikal juga mempercayai data harga saham masa lalu sebagai

indikator pergerakan harga saham masa yang akan datang.

2.1.3 Volume Perdagangan Saham

Menurut Vibby (2010) volume perdagangan mencerminkan

perubahan harga, dan dukungan, terhadap nilai harga yang terjadi

dipasar. Karena itu, besarnya jumlah penawaran (supply) dan

permintaan (demand) sangat mempengaruhi pergerakan bursa.

Volume perdagangan merupakan cerminan intensitas minat beli

dan tekanan dibalik pergerakan nilai harga yang terjadi. Volume

saham juga dapat memprediksikan keadaaan pasar yang terjadi.

Berikut ini tabel hubungan volume dalam analisa teknikal terhadap


(25)

Tabel 2.1

Hubungan Analisa Teknikal dengan Volume dan Interpretasinya

Harga Volume Interpretasi

Naik Naik Market sangat kuat

Naik Jatuh Market mulai melemah

Jatuh Naik Market sangat lemah

Jatuh Jatuh Market mulai menguat

Sumber: Vibby (2010)

Menurut Charles Dow dalam Purba (2009) terdapat beberapa

prinsip dalam penafsiran volume:

a. Prinsip yang paling utama adalah bahwa volume sejalan dengan

tren. Volume dapat menjadi variabel untuk memprediksi situasi

pasar. Hal ini disebabkan karena pada saat pasar mengalami up

-trend maka aktivitas perdagangan akan meningkat. Sedangkan

pada saat downtrend, aktivitas perdagangan akan menurun.

b. Aktivitas pembeli dan penjual dalam pasar sangat berpengaruh

terhadap harga saham. Seorang investor yang menjual saham

yang dimilikinya dapat mengakibatkan harga saham turun.

c. Harga yang meningkat dan volume yang menurun adalah tidak

normal dan mengindikasikan bahwa tren yang terjadi tidak kuat

dan akan mengalami perubahan. Aktifitas seperti ini biasanya

merupakan tren bearish (menurun) dan dapat digunakan sebagai

indikator yang patut diperhitungkan. Hal yang perlu diperhati-

kan adalah bahwa volume dapat mengukur antusiasme pembeli


(26)

rendah dapat disebabkan oleh kurangnya penjual dibandingkan

dengan antusiasme pembeli. Cepat atau lambat, hal ini akan

mendorong pasar mencapai harga saham yang membuat penjual

bersedia menjual.

2.1.4 Teknik Analisis Teknikal

Menurut Tandelilin (2010), pengguna analisis teknikal disebut

juga sebagai chartist karena aktivitasnya dalam merekam data atau

membuat grafik (chart) pergerakan harga saham dan volume

perdagangan. Kemudian mencari pola pergerakan saham maupun

volume perdagangan dan mencari celah keuntungan dari pola

tersebut.

Menurut Joni (2010) pada prinsipnya analisis teknikal dapat

dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Price Action Behavior

Price action behavior adalah analisis terhadap pasar

yang didasarkan pada pola pergerakan harga di pasar.

Analisis ini dijelaskan oleh The Dow Theory, Elliot Wave

Principles, Fractal, dan lainnya.

b. Lagging Indicator

Analisis dengan indikator lagging ini umumnya berakibat

masuk posisi menjadi terlambat; karena hasil yang didapat

berasal dari data-data yang sudah berjalan sehingga

menghasilkan sinyal untuk masuk ke pasar yang terlambat.


(27)

(moving average cross), MACD (moving average convergence

divergence), bollinger bands, parabolic SAR, dan lain-lain.

c. Lead Indicator

Indikator yang masuk kategori lead ini umumnya

memiliki karakteristik “self fulfilling prophecy”; maksudnya,

apabila harga mencapai level tertentu, maka dia akan breakout

atau reversal, karena banyaknya trader yang menaruh pending

order maupun stop loss order di area tersebut. Contoh dari

lead indicator ini adalah Pivot Point, Visual Support &

Resistence, Candlestick Reading, Chart Pattern Recognation, Murrey Math, Convergence & Divergence, dan lainnya.

Teknik-teknik umum yang menggunakan grafik (charting) yang

biasa digunakan investor untuk mengambil keputusan melalui analisis

teknikal antara lain:

a. The Dow Theory

The Dow Theory dikemukakan oleh Charles H. Dow pada

tahun 1880-an. Teori ini bertujuan untuk mengidentifikasi trend

harga pasar saham dalam jangka panjang dengan berdasar pada

data-data historis harga pasar saham di masa lalu. Dalam

Tandelilin (2010:399) teori ini menjelaskan bahwa pergerakan

harga saham bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

Primary trend, yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang lama (beberapa tahun).


(28)

saham yang terjadi selama pergerakan harga dalam primary

trend. Pergerakan sekunder ini muncul sebagai pergerakan

yang bersifat sebagai penyimpangan dari pergerakan primer

dan biasanya terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa

bulan.

Mino r trend atau day-to-day move, merupakan fluktuasi harga saham yang terjadi setiap hari.

b. Analisis Rata-rata Bergerak

Menurut Tandelilin (2010:400) teknik rata-rata bergerak

(moving average) adalah salah satu teknik yang dipakai dalam

analisis teknikal untuk mendeteksi dan menganalisis pergerakan

saham baik saham individual maupun seluruh saham di pasar

modal.

Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mendeteksi arah

pergerakan harga saham dan besarnya tingkat pergerakan

tersebut. Teknik rata-rata bergerak dilakukan dengan menghitung

nilai rata-rata bergerak dari data harga penutupan saham harian

selama beberapa periode pengamatan. Perhitungan tersebut akan

menghasilkan garis trend rata-rata bergerak yang menunjukkan

trend pergerakan harga saham yang kemudian dapat dipakai untuk

memprediksi pergerakan harga saham di masa depan.

c. Relative Strength

Menurut Tandelilin (2010), teknik relative strength


(29)

atau industri tertentu. Hasil perbandingan teknik ini digambarkan

dalam plot-plot yang menunjukkan perbandingan harga relatif

saham selama jangka waktu tertentu.

Dalam teknik ini, jika terjadi trend pergerakan yang

meningkat, maka hal tersebut merupakan sinyal akan terjadinya

peningkatan rasio harga saham dibanding indeks pasar. Hal ini

juga mengindikasikan bahwa saham tersebut akan memberikan

return yang melebihi return pasar dan akan menarik investor

untuk menjadikan saham tersebut sebagai alternatif investasi yang

baik.

2.2Penelitian Terdahulu

Nasution (2006) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor

Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Properti yang Terdaftar di

Bursa Efek Jakarta”. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling method. Dari 32 perusahaan properti, hanya diambil 16 perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa secara serempak, faktor fundamental

yang terdiri dari leverage ratio, fixed asset turnover, quick ratio, operating

profit margin, return on investment, price book value dan faktor teknikal

yang terdiri dari volume perdagangan dan indeks harga saham individu

memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham pada alpha 5%.

Ayuningtyas (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Faktor-Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Perusahaan

Manufaktur di BEI”. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling


(30)

dari tahun 2003 sampai tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

faktor inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah,

volume perdagangan masa lalu dan harga saham masa lalu berpengaruh

positif terhadap harga saham. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa suku

bunga SBI berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Purba (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor

Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan dan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Metode pengambilan sampel

menggunakan purposive sampling method. Dari 28 perusahaan sektor

perbankan, diambil 8 perusahaan dan dari 135 perusahaan sektor manufaktur,

diambil 25 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan faktor teknikal yang

terdiri dari volume perdagangan dan indeks harga saham individu secara

serentak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham pada alpha 5%.

2.3Kerangka Konseptual

Analisis teknikal adalah salah satu analisis yang mengevaluasi pergerakan

suatu harga saham, kontrak berjangka, indeks dan beberapa instrumen

keuangan lainnya (Wijaya, 2002:64). Menurut Stuart Frost dalam Wijaya

berdasarkan buku Technical Analysis for Financial Markets, analisis teknikal

adalah suatu studi utama mengenai harga, termasuk besarnya volume

(jumlah) dan posisi terbuka (open interest). Menurut Wijaya, dalam analisis

teknikal memprediksikan pergerakan harga saham sama seperti memprediksi

pergerakan harga komoditi karena para analis teknikal hanya menlihat faktor


(31)

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham

dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu, volume

perdagangan, dan indeks harga saham gabungan (Kodrat, 2010:2).

Menurut Vibby (2010), analisis teknikal merupakan analisis studi nilai

harga yang terjadi untuk memprediksi harga saham dan menitikberatkan

pembentukan harga saham oleh penawaran (supply) dan permintaan

(demand).

Menurut Kodrat (2010:3), harga saham mencerminkan segala sesuatu

yang dapat diketahui tentang saham tersebut. Kondisi ekonomi, sosial,

budaya, dan lainnya yang terjadi di pasar telah tercermin pada harga saham

yang terbentuk dari transaksi antara permintaan dan penawaran. Harga saham

selalu bergerak pada suatu arah tertentu (membentuk tren) baik itu naik atau

turun dan selalu berulang dari waktu ke waktu.

Melakukan analisis teknikal dengan menggunakan grafik historis

mengenai nilai harga masa lalu dan volume transaksi historis untuk

memperkirakan arah dan nilai harga saham berikutnya akan membantu

investor untuk dapat membaca tren atau pola kecenderungan untuk bisa

memaksimalkan keuntungan dengan mengikuti pola tren tersebut sehingga

harga saham yang diikuti mencapai pola kecenderungan pembalikan arah atau

reversal (Vibby, 2010).

Menurut Kodrat (2010:13), volume adalah jumlah saham yang

diperdagangkan untuk suatu periode. Volume penjualan saham mewakili

jumlah total transaksi yang terjadi pada suatu pasar dalam hitungan waktu


(32)

intensitas, minat beli dan tekanan dibalik sebuah pergerakan nilai harga yang

sedang terjadi (Vibby, 2010:132). Volume dapat memacu kenaikan atau

penurunan nilai harga saham pada saat saham tersebut akan mulai bergerak.

Volume juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi situasi pasar yang tidak

menentu.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, maka kerangka

konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1: Kerangka Konseptual

Sumber: Kodrat (2010), Wijaya (2002) dan Vibby (2010), diolah

2.4Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, maka hipotesis penelitian ini

adalah: Variabel teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume

perdagangan saham masa lalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham

perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga

2009.

Harga Saham Masa Lalu

Volume Perdagangan Saham Masa Lalu


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang

menggunakan data berbentuk angka. Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder yang berasal dari situs Bursa Efek Indonesia,

buku-buku referensi, majalah, internet dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan

dengan penelitian. Data sekunder yang digunakan adalah data berkala (time

series).

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs

www.idx.co.id. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2011.

3.3Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ada dua, yaitu:

a). Variabel dependen (variabel terikat) adalah harga saham.

b). Variabel independen (variabel bebas) adalah harga saham

masa lalu dan volume perdagangan masa lalu.

2. Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di sektor keuan

gan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga 2009.

3.4Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai


(34)

1. Harga Saham Masa Lalu (X1) adalah harga saham tahunan yang diperoleh

dari rata-rata harga penutupan saham (close price) bulanan perusahaan

sektor keuangan di masa lalu dari periode 2007 hingga 2008.

2. Volume perdagangan (X2) adalah volume perdagangan tahunan yang

diperoleh dari volume perdagangan tahunan perusahaan sektor keuangan

di masa lalu dari periode 2007 hingga 2009.

3. Harga saham (Y) adalah harga saham tahunan yang diperoleh dari rata-rata

harga penutupan saham (closeprice) bulanan perusahaan sektor

keuang-an di Bursa Efek Indonesia periode 2008 hingga 2009.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala nominal. Skala nominal diwakili oleh angka yang tidak merefleksikan

kedudukan suatu kategori terhadap kategori lainnya sehingga dapat dibagi

dalam suatu kelompok tertentu untuk tujuan identifikasi.

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan di

sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007

hingga 2009. Sektor keuangan memiliki 5 subsektor yang terdiri dari

perbankan, institusi finansial, perusahaan sekuritas, asuransi dan lainnya.

Penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan

kriteria perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki

data-data yang diperlukan dalam penelitian.

Adapun jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian


(35)

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Seleksi Kriteria Sampel

No. Kriteria Sampel

Jumlah Perbankan Institusi

Finansial

Perusahaan

Sekuritas Asuransi Lainnya

1 Terdaftar di BEI pada

tahun 2007-2009 30 12 9 11 8

2 Memiliki data historis 16 5 5 7 5

Jumlah Sampel Penelitian 16 5 5 7 5

Sumber: www.idx.co.id (Mei, 2011) (diolah)

Dari kriteria penarikan sampel diatas, perusahaan tersebut adalah:

Tabel 3.2

Sampel Penelitian Subsektor Perbankan

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 BABP Bank Bumiputera Indonesia Tbk

2 BBCA Bank Central Asia Tbk

3 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

4 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

5 BEKS Bank Eksekutif Internasional Tbk

6 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk

7 BKSW Bank Kesawan Tbk

8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

9 MAYA Bank Mayapada Tbk

10 MEGA Bank Mega Tbk

11 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

12 NISP Bank OCBC NISP Tbk

13 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk

14 BNLI Bank Permata Tbk

15 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk

16 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk

Sumber: www.idx.co.id (Mei, 2011) (diolah)

Tabel 3.3

Sampel Penelitian Subsektor Institusi Finansial

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk

2 BFIN BFI Finance Tbk

3 BBLD Buana Finance Tbk


(36)

5 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tbk

Sumber: www.idx.co.id (Mei, 2011) (diolah) Tabel 3.4

Sampel Penelitian Subsektor Perusahaan Sekuritas

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 HADE HD Capital Tbk

2 KREN Kresna Graha Sekurindo Tbk

3 PANS Panin Sekuritas Tbk

4 TRIM Trimegah Securities Tbk

5 YULE Yulie Sekurindo Tbk

Sumber: www.idx.co.id (Mei, 2011) (diolah)

Tabel 3.5

Sampel Penelitian Subsektor Asuransi

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk

2 ASBI Asuransi Bintang Tbk

3 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk

4 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

5 ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk

6 LPGI Lippo General Insurance Tbk

7 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk

Sumber: www.idx.co.id (Mei, 2011) (diolah)

Tabel 3.6

Sampel Penelitian Subsektor Lainnya

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 MTFN Capitalinc Investment

2 GSMF Equity Development Investama Tbk

3 LPPS Lippo Securities Tbk

4 APIC Pan Pasific International Tbk

5 SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk

Sumber: www.idx.co.id (Mei, 2011) (diolah)

Dari tabel-tabel diatas, jumlah sampel perusahaan yang diteliti dalam


(37)

3.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi. Peneliti

mengumpulkan berbagai data yang relevan dengan penelitian melalui

buku-buku, jurnal, dan internet untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti.

3.8Teknik Analisis Data

3.8.1 Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode dimana data-data yang

dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis secara statistik

dan diinterpretasikan secara objektif.

3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik

Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi

berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu

distribusi data dalam bentuk lonceng (bell shaped).

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan

Kolmogrov Smirnov, dengan tingkat signifikan 5%. Maka jika

nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas signifikan 5% artinya variabel

residual berdistribusi normal.


(38)

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah

varians residual absolute sama atau tidak sama untuk semua

observasi data.

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji

Glejser dimana model regresi dinyatakan bebas

heteroskedastisitas dengan probabilitas signifikan diatas tingkat

kepercayaan 5%.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(periode sebelumnya).

Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan metode

Durbin-Watson (DW) dengan kriteria keputusan yang dapat

dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl

Tidak ada autokorelasi postif No Decision dl≤du≤d Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl<d<4

Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4-du≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi positif atau

negatif

Tidak Ditolak du<d<4-du


(39)

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah ada

hubungan linier antara variabel independen dalam regresi.

Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat besarnya nilai

Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Nilai umum yang

biasanya dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5.

3.8.3 Regresi Linier Berganda

Metode ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Dalam hal ini pengaruh harga saham masa

lalu dan volume perdagangan saham masa lalu terhadap harga saham

perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia, dengan

menggunakan rumus:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana:

Y = Harga Saham

a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi Variabel Independen

X1 = Harga Saham Masa Lalu

X2 = Volume Perdagangan Saham Masa Lalu

e = Standard Error


(40)

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik

tersebut akan digunakan untuk menganalisis data melalui pengujian

hipotesis sebagai berikut:

a). Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F menunjukkan apakah semua variabel yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat.

H0 : b1,b2 = 0 artinya serentak tidak ada pengaruh positif

dan signifikan dari variabel bebas (harga saham masa lalu,

volume perdagangan saham masa lalu) terhadap variabel

terikat (harga saham perusahaan sektor keuangan).

H0 : bi,b2 ≠ 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh

positif dan signifikan dari variabel bebas (harga saham masa

lalu, volume perdagangan saham masa lalu) terhadap variabel

terikat (harga saham perusahaan sektor keuangan).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 tidak ditolak jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

b). Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

H0 : bi = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh


(41)

volume perdagangan saham masa lalu) terhadap variabel

terikat (harga saham perusahaan sektor keuangan).

H0 : bi ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas (harga saham masa lalu, volume

perdagangan saham masa lalu) terhadap variabel terikat (harga

saham perusahaan sektor keuangan).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 tidak ditolak jika thitung < ttabel pada α = 5%


(42)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasar modal

(capital market) adalah kegiatan yang berkenaan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Menurut Keputusan Presiden No.60/1998, pasar modal adalah bursa yang

merupakan sarana untuk menemukan penawar dan peminta dana jangka panjang

dalam bentuk efek.

Pasar modal di Indonesia sering disebut dengan bursa efek (stock

exchange). Bursa efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan dan

menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan

beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di anatara pelaku

pasar.

Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia pada tanggal 14

Desember 1912 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Tanggal 10 Agustus 1977,

Bursa Efek Jakarta (BEJ) diresmikan oleh Presiden Soeharto dan dijalankan

dibawah Badan Pelaksan Pasar Modal (BAPEPAM). Pada tanggal 16 Juni 1989


(43)

Pengawas Pasar Modal pada tanggal 13 Juli 1992. November 2007 terjadi

penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES) yang

kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

4.2 Hasil SPSS

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif

Tabel 4.1

Harga Saham dan Volume Saham Subsektor Perbankan Periode 2007-2009

No. Kode

Emiten Harga Saham (Rp) 2007 Harga Saham (Rp) 2008 Harga Saham (Rp) 2009 Volume Saham (lembar) 2007 Volume Saham (lembar) 2008 Volume Saham (lembar) 2009 1 BABP 104.333 88.833 73.833 72.5 143.908 5891.667 2 BBCA 5939.583 3052.083 3777.083 4389.583 135.311 18879817 3 BNGA 855 731.25 625.833 657.917 129.956 53787908 4 BDMN 7370.833 5168.75 3977.083 5070.833 145.357 4209183 5 BEKS 65.083 64.333 78.583 58.75 110.780 81041.67 6 BNII 217.917 382.5 371.25 188.333 115.708 207563700 7 BKSW 477.083 575 694.167 389.583 122.460 18950 8 BMRI 3164.583 2637.5 3455 2087.917 151.567 68447383 9 MAYA 594.167 1540 1344.167 197.083 301.48 31633.33 10 MEGA 2968.75 2920.833 2562.5 2108.333 140.810 8558.333 11 BBNI 2060.833 1158.333 1545 1544.167 133.459 32840958 12 NISP 895.833 752.5 762.5 743.333 120.516 397258.3 13 PNBN 647.5 679.583 664.167 477.917 135.484 18824542 14 BNLI 914.167 784.167 645.833 754.167 121.216 1253133 15 BBRI 6191.67 5510.417 6281.25 4352.083 142.269 26468933 16 BVIC 147.833 104.333 114.833 83.75 176.517 3467242

Sumber: Data Sekunder (diolah)

Tabel 4.1 menunjukkan pencatatan harga saham dan volume saham subsektor

perbankan selama periode 2007-2009. Tahun 2007, rata-rata harga saham terbesar


(44)

saham terbesar dicatat oleh BBRI sebesar Rp 5.510,417, sedangkan pada tahun

2009 rata-rata harga saham terbesar dicatat oleh BDMN sebesar Rp 3.977,083..

Tahun 2007, perdagangan volume terbesar di subsektor perbankan dicatat

oleh BDMN, pada tahun 2008 volume terbesar dicatat oleh BVIC, dan pada tahun

2009 volume terbesar dicatat oleh BNII.

Tabel 4.2

Harga Saham dan Volume Saham Subsektor Institusi Keuangan Periode 2007-2009

No. Kode

Emiten Harga Saham (Rp) 2007 Harga Saham (Rp) 2008 Harga Saham (Rp) 2009 Volume Saham (lembar) 2007 Volume Saham (lembar) 2008 Volume Saham (lembar) 2009

1 ADMF 2343.75 2075.417 4045.417 66250 79116.67 108925

2 BFIN 1240 1139.167 1159.167 327050 126033.3 94525

3 BBLD 582.5 386.667 312.083 15600 3175 223850

4 CFIN 353.333 278.25 186.583 3486767 557383.3 3001725

5 WOMF 484.167 188.75 119.167 1308250 647550 163491.7

Sumber: data sekunder (diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan pencatatan harga saham dan volume saham subsektor

institusi keuangan periode 2007-2009. Selama tahun 2007-2009, rata-rata harga

saham terbesar dicatat oleh ADMF dengan rata-rata harga saham Rp 2.821,528.

Tahun 2007, perdagangan volume terbesar di subsektor institusi keuangan dicatat

oleh CFIN, pada tahun 2008 volume terbesar dicatat oleh WOMF, dan pada tahun

2009 volume terbesar dicatat oleh CFIN.

Tabel 4.3

Harga Saham dan Volume Saham Subsektor Perusahaan Sekuritas Periode 2007-2009

No. Kode

Emiten Harga Saham (Rp) 2007 Harga Saham (Rp) 2008 Harga Saham (Rp) 2009 Volume Saham (lembar) 2007 Volume Saham (lembar) 2008 Volume Saham (lembar) 2009

1 HADE 263.229 130.75 60.333 1189767 515475 8848933

2 KREN 257.333 320 335 1051933 1045075 840100

3 PANS 512.917 472.917 393.75 393775 40441.67 102525

4 TRIM 38.25 213 167.333 2704142 438958.3 16208.33


(45)

Sumber: data sekunder (diolah)

Tabel 4.3 menunjukkan pencatatan harga saham dan volume saham subsektor

perusahaan sekuritas periode 2007-2009. Selama tahun 2007-2009, rata-rata harga

saham terbesar dicatat oleh PANS dengan rata-rata harga saham Rp 459,861.

Tahun 2007, perdagangan volume terbesar di subsektor perusahaan sekuritas

dicatat oleh TRIM, tahun 2008 volume terbesar dicatat oleh KREN, dan pada

tahun 2009 volume terbesar dicatat oleh HADE.

Tabel 4.4

Harga Saham dan Volume Saham Subsektor Asuransi Periode 2007-2009

No. Kode

Emiten Harga Saham (Rp) 2007 Harga Saham (Rp) 2008 Harga Saham (Rp) 2009 Volume Saham (lembar) 2007 Volume Saham (lembar) 2008 Volume Saham (lembar) 2009

1 ABDA 183.67 186.58 215.83 2100 8942 63925

2 ASBI 337.5 234.58 367.5 992 117 592

3 ASDM 214.67 170.08 197 222050 8800 67183

4 AHAP 228 110.83 74.67 794100 76175 19342

5 ASJT 164.17 108.33 380 8 0 0

6 LPGI 558.75 395.83 418.33 30750 3592 277875

7 MREI 186.5 196.5 253.75 130717 230733 24442

Sumber: data sekunder (diolah)

Tabel 4.4 menunjukkan pencatatan harga saham dan volume saham subsektor

asuransi periode 2007-2009. Selama tahun 2007-2009, rata-rata harga saham

terbesar dicatat oleh LPGI dengan rata-rata harga saham sebesar Rp 457,636.

Tahun 2007, perdagangan volume terbesar di subsektor asuransi dicatat oleh

AHAP, pada tahun 2008 volume terbesar dicatat oleh MREI, dan pada tahun 2009

volume terbesar dicatat oleh LPGI.

Tabel 4.5

Harga Saham dan Volume Saham Subsektor Lainnya Periode 2007-2009

No. Kode

Emiten Harga Saham (Rp) 2007 Harga Saham (Rp) 2008 Harga Saham (Rp) 2009 Volume Saham (lembar) 2007 Volume Saham (lembar) 2008 Volume Saham (lembar) 2009


(46)

1 MTFN 627.917 505.417 805 1041.667 1558.333 2141.667

2 GSMF 87.5 60.9167 78.833 30583.33 3375 245175

3 LPPS 92.75 68.4167 51.583 34403150 4014275 4061167

4 APIC 224.5 227.5 115 3147117 605583.3 84408.33

5 SMMA 684.167 464.583 1056.667 3258892 392991.7 252083.3

Sumber: data sekunder (diolah)

Tabel 4.5 menunjukkan pencatatan harga saham dan volume saham subsektor

lainnya periode 2007-2009. Tahun 2007, rata-rata harga saham terbesar dicatat

oleh SMMA sebesar Rp 684,167, pada tahun 2008 rata-rata harga saham terbesar

dicatat oleh MTFN sebesar Rp 505,417, sedangkan pada tahun 2009 rata-rata

harga saham terbesar dicatat oleh SMMA sebesar Rp 1056,667.

Selama tahun 2007-2009, perdagangan volume terbesar di subsektor lainnya

dicatat oleh LPPS.

4.2.2 Hasil Analisis Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data yang

mendekati distribusi normal yang berbentuk lonceng. Untuk

memastikan data yang berdistribusi normal, dilakukan uji

Kolmogorov-Smirnov (1 sample KS).

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .39821554 Most Extreme Differences Absolute .119

Positive .119

Negative -.076

Kolmogorov-Smirnov Z 1.029

Asymp. Sig. (2-tailed) .240


(47)

Sumber: SPSS 16

Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari uji

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.240 yang lebih besar dari tingkat

signifikansi sebesar 5% atau 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa

distribusi data pada variabel dependen dan independen berdistribusi

normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians

residual absolute sama atau tidak sama untuk semua observasi data.

Cara menguji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

menggunakan metode grafk dengan melihat penyebaran titik-titik

data yang tidak mencerminkan pola sistemastis atau random.

Gambar grafik untuk uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada


(48)

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Metode Grafik) Sumber: SPSS

Dari grafik diatas, terlihat titik-titik data menyebar secara acak dan

tidak membentuk suatu pola tertentu. Titik-titik data pada grafik

menyebar di atas dan di bawah angka 0. Hal ini menunjukkan bahwa

tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi terdapat korelasi kesalahan pengganggu. Uji autokorelasi

dilakukan dengan menggunakan metode Durbin-Watson (DW).

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the


(49)

Sumber: SPSS 16

Tabel 4.7 menunjukkan nilai DW 1.745. Dengan k=2, du=1.586, dan dl=1.368. Maka uji autokorelasi menggunakan rumus du<d<4-du sehingga menunjukkan hasil 1.586< 1.745<2.414 dan menghasilkan keputusan tidak ada autokorelasi positif atau negatif.

d. Uji Multikolinieritas

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .343 .287 1.194 .236

LnX1 .962 .038 .936 25.284 .000 .937 1.067

LnX2 -.021 .013 -.061 -1.635 .106 .937 1.067

a. Dependent Variable: LnY Sumber: SPSS 16

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan linier

antara variabel independen dalam regresi. Pengujian ini dilakukan

dengan melihat nilai Tolerance>0.1 dan Variance Inflation Factor

atau VIF <5.

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Tolerance variabel 0.937>0.1

dan nilai VIF dari data 1.067>5. Sehingga dapat disimpulkan tidak

terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model

1 .953a .908 .905 .40371 1.745

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY


(50)

4.2.3 Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.9

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 115.199 2 57.599 353.413 .000a

Residual 11.735 72 .163

Total 126.933 74

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY

Sumber: SPSS 16

Tabel 4.9 menunjukkan nilai Fhitung sebesar 353.413 dengan nilai

signifikansi 0.000.

Hasil Fhitung diatas lebih besar dari Ftabelα = 5% = 3.12 dan tingkat

signifikansinya lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel independen yang terdiri dari harga saham masa lalu dan

volume saham berpengaruh secara serempak dan signifikan terhadap

variabel dependen atau harga saham.

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikan variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Tabel 4.10

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta


(51)

LnX1 .962 .038 .936 25.284 .000

LnX2 -.021 .013 -.061 -1.635 .106

a. Dependent Variable: LnY Sumber: SPSS 16

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel X1 atau harga saham masa

lalu memiliki tingkat signifikansi yang lebih kecil dari nilai

probabilitas atau 0.000<0.05. Dan nilai thitung X1 lebih besar dari nilai

ttabel atau 25.284>1.67. Hal ini menunjukkan bahwa harga saham

masa lalu berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga

saham.

Tingkat signifikansi variabel X2 atau volume saham lebih besar

dari nilai probabilitas atau 0.106>0.05 dengan nilai thitung lebih kecil

dari nilai ttabel atau -1.635<1.67. Hal ini menunjukkan bahwa volume

saham berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap harga

saham, sehingga walaupun nilai dari variabel volume saham

ditingkatkan, nilai dari variabel harga saham tidak akan meningkat.

4.3 Pembahasan

Hasil dari pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa

seluruh variabel independen atau harga saham masa lalu dan volume saham

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen atau harga

saham perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.

Hasil dari pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa variabel

harga saham masa lalu berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap harga

saham perusahaan di sektor keuangan Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini


(52)

mengemukakan bahwa harga saham masa lalu berpengaruh positif terhadap harga

saham.

Hasil penelitian dari variabel volume saham menunjukkan bahwa volume

saham berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham

sektor keuangan Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Ayuningtyas (2008) yang mengemukakan bahwa

volume saham berpengaruh secara positif terhadap harga saham.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

a. Hasil dari pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa

variabel independen yang terdiri atas harga saham masa lalu dan

volume saham mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel

dependen atau harga saham perusahaan sektor keuangan di Bursa


(53)

b. Hasil dari pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa

variabel harga saham masa lalu mempunyai pengaruh secara positif

dan signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor keuangan

di Bursa Efek Indonesia.

c. Hasil dari pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa

variabel volume saham mempunyai pengaruh secara negatif dan

tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor keuangan

di Bursa Efek Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan maka penulis memberikan

saran:

a. Penelitian ini hanya menggunakan dua faktor dari analisis teknikal yaitu

harga saham masa lalu dan volume, sedangkan faktor lain seperti indeks

harga saham dan faktor-faktor lainnya tidak diikutkan dalam penelitian.

b. Kepada para peneliti lain yang ingin meneliti analisis teknikal hendaknya

menggunakan faktor-faktor lain selain harga saham masa lalu dan volume

perdagangan saham masa lalau.

c. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya investor tidak hanya

menggunakan analisis teknikal tetapi mengkombinasikan dengan analisis


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ali, Masyhud. 2006. Manajemen Risiko, Strategi Perbankan dan Dunia Usaha

Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: Rajagrafindo

Persada.

Bagus W., Putut Susetyo. 2008. The Science of True Options Trading. Jakarta:

Gramedia.


(55)

Hin, L. Thian. 2008. Panduan Berinvestasi Saham Edisi Terkini. Jakarta:

Gramedia.

Joni, Hendri dan Andy Nahil Gultom. 2010. Celah-celah Profit di Forex Trading.

Jakarta: Gramedia.

Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi:

Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pring, Martin. 2002. Technical Analysis Explained, Fourth Edition. McGraw Hill.

Situmorang, Syafrizal H., Iskandar Muda, Doli M. J. Dalimunthe, Fadli, Fauzi

Syarif. 2010. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis. USU

Press.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Kanisius.

Triandaru, Sigit, Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.

Yogyakarta: Salemba Empat.

Tryfino. 2009. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta: Transmedia.

Vibby, Santo. 2010. Jual Saham Anda Lebih Mahal. Jakarta: Vibby Publishing.

Wijaya, Johanes Arifin. 2002. Bursa Berjangka. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Jurnal:

Ayuningtyas, Laksmita. 2008. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Teknikal

Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank.


(56)

Nasution, Annio Indah Lestari. 2006. Pengaruh Faktor Fundamental dan

Teknikal Terhadap Harga Saham Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Medan: Fakultas Ekonomi USU.

Purba, Ahmad Ripai. 2009. Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham

Sektor Perbankan dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi USU.

Website:

http://www.docstoc.com/docs/70120041/Panduan-Bursa-METODOLOGI-PENGHITUNGAN-INDEKS

www.idx.co.id

http://www.investopedia.com/terms/v/volume.asp

www.wikipedia.com

LAMPIRAN 1

HASIL SPSS DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

x1 76 38.25 7370.83 1.0070E3 1559.89713

x2 76 .00 3.44E7 8.0833E5 3.99685E6

y 76 51.58 6281.25 9.4712E2 1378.38243


(57)

LAMPIRAN 2

HASIL SPSS ASUMSI KLASIK NORMALITAS

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .953a .908 .905 .40371

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY


(58)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 3.5371 8.7321 6.0141 1.24769 75

Residual -.75454 1.82415 .00000 .39822 75

Std. Predicted Value -1.985 2.178 .000 1.000 75

Std. Residual -1.869 4.518 .000 .986 75

a. Dependent Variable: LnY

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .39821554 Most Extreme Differences Absolute .119

Positive .119

Negative -.076

Kolmogorov-Smirnov Z 1.029

Asymp. Sig. (2-tailed) .240

a. Test distribution is Normal.

LAMPIRAN 3

HASIL SPSS ASUMSI KLASIK HETEROSKEDASTISITAS

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .953a .908 .905 .40371

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY


(59)

LAMPIRAN 4

HASIL SPSS ASUMSI KLASIK AUTOKORELASI

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LnX2, LnX1a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LnY


(60)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .953a .908 .905 .40371 1.745

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 115.199 2 57.599 353.413 .000a

Residual 11.735 72 .163

Total 126.933 74

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .343 .287 1.194 .236

LnX1 .962 .038 .936 25.284 .000

LnX2 -.021 .013 -.061 -1.635 .106

a. Dependent Variable: LnY

LAMPIRAN 5

HASIL SPSS ASUMSI KLASIK MULTIKOLINIERITAS

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LnX2, LnX1a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LnY


(61)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .953a .908 .905 .40371

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 115.199 2 57.599 353.413 .000a

Residual 11.735 72 .163

Total 126.933 74

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .343 .287 1.194 .236

LnX1 .962 .038 .936 25.284 .000 .937 1.067

LnX2 -.021 .013 -.061 -1.635 .106 .937 1.067

a. Dependent Variable: LnY

LAMPIRAN 6

HASIL SPSS UJI HIPOTESIS Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .953a .908 .905 .40371

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1


(62)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 115.199 2 57.599 353.413 .000a

Residual 11.735 72 .163

Total 126.933 74

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .343 .287 1.194 .236

LnX1 .962 .038 .936 25.284 .000

LnX2 -.021 .013 -.061 -1.635 .106


(1)

LAMPIRAN 2

HASIL SPSS ASUMSI KLASIK

NORMALITAS

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .953a .908 .905 .40371

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY


(2)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 3.5371 8.7321 6.0141 1.24769 75

Residual -.75454 1.82415 .00000 .39822 75

Std. Predicted Value -1.985 2.178 .000 1.000 75

Std. Residual -1.869 4.518 .000 .986 75

a. Dependent Variable: LnY

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .39821554

Most Extreme Differences Absolute .119

Positive .119

Negative -.076

Kolmogorov-Smirnov Z 1.029

Asymp. Sig. (2-tailed) .240

a. Test distribution is Normal.

LAMPIRAN 3

HASIL SPSS ASUMSI KLASIK

HETEROSKEDASTISITAS

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .953a .908 .905 .40371

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY


(3)

LAMPIRAN 4

HASIL SPSS ASUMSI KLASIK

AUTOKORELASI

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LnX2, LnX1a . Enter


(4)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .953a .908 .905 .40371 1.745

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 115.199 2 57.599 353.413 .000a

Residual 11.735 72 .163

Total 126.933 74

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .343 .287 1.194 .236

LnX1 .962 .038 .936 25.284 .000

LnX2 -.021 .013 -.061 -1.635 .106

a. Dependent Variable: LnY

LAMPIRAN 5

HASIL SPSS ASUMSI KLASIK

MULTIKOLINIERITAS

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LnX2, LnX1a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LnY


(5)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .953a .908 .905 .40371

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 115.199 2 57.599 353.413 .000a

Residual 11.735 72 .163

Total 126.933 74

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .343 .287 1.194 .236

LnX1 .962 .038 .936 25.284 .000 .937 1.067

LnX2 -.021 .013 -.061 -1.635 .106 .937 1.067

a. Dependent Variable: LnY

LAMPIRAN 6

HASIL SPSS UJI HIPOTESIS

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .953a .908 .905 .40371


(6)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 115.199 2 57.599 353.413 .000a

Residual 11.735 72 .163

Total 126.933 74

a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .343 .287 1.194 .236

LnX1 .962 .038 .936 25.284 .000

LnX2 -.021 .013 -.061 -1.635 .106