Analisis Yuridis Pendirian Lembaga Perbankan di ASEAN Dikaitkan dengan Asas Resiprokal

BAB II
KEBIJAKAN PENDIRIAN LEMBAGA PERBANKAN NASIONAL
DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

A. Penyelenggaraan Usaha Perbankan di Indonesia
Perbankan dalam menyelenggarakan jasa-keuangannya di Indonesia
memiliki pelbagai karakteristik didalam menjalankan usahanya. Di dalam
pembahasan mengenai penyelenggaran usaha perbankan di Indonesia ini, penulis
akan

membahas

mengenai

pengertian,asas,dan

manfaat

lembaga

perbankan.Kemudian mengenai bentuk-bentuk badan hukum usaha perbankan,

dan yang terakhir mengenai jenis-jenis lembaga perbankan.
1. Pengertian,Asas,Tujuan, dan Manfaat Perbankan
a. Pengertian
Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang melaksanakan
fungsi dan melayani setiap kepentingan pembangunan dalam masyarakat dalam
rangka memberikan kredit kepada masyarakat yang membutuhjannya dan juga
mengeluarkan kertas-kertas berharga.
Rumusan tersebut dipengaruhi oleh situasi dan kondisi perbankan pada
saat rumusan tersebut dibuat. Seperti diketahui bahwa bank merupakan suatu
bentuk usaha yang dinamis, sehingga gambaran tentang bank pada masa-masa
yang lalu akan mengalami perubahan juka dibandingkan dengan perbankan pada

27
Universitas Sumatera Utara

28

saat ini. Adapun pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar,
yaitu :
1) Menurut Prof. Dr. Mustafa Siregar

“Bank adalah lembaga moneter yang berhubungan dengan
peredaran uang sebagai pangkal utamanya yang bertolak dari pelaksanaan
anggaran belanja dan pendapatan negara yang membuka pintu keluar
masuknya uang dari dan ke tangan masyarakat yang mempunyai pengaruh
secara langsung kepada nilai tukar uang 49
2) Menurut R.G. Hathway :
“ Bank adalah semua badan yang mengadakan jual-beli kredit” 50
3) Menurut G.M. Verryn Stuart
“Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan kredit bank dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau
dengan uang yang diperoleh dari pihak lain, maupun dengan jalan
memperedarkan alat-alat penukar yang berupa uang giral.” 51
4) Menurut O.P Simorangkir :

49

Mustafa Siregar, Pengantar beberapa Pengertian Hukum Perbankan, (Medan,USUPress, 1987), hlm. 1
50
Ibid
51


Bambang Sunggono Pengantar Hukum Perbankan, (Bandung: Mandar Maju, 2000),

hlm. 10

Universitas Sumatera Utara

29

“Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang
bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa. Pemberian kredit itu dilakukan
baik dalam modal sendiri atau dengan dan-dana yang dipercayakan oleh
baik dalam modal sendiri atau dengan dana-dana yang dipercayakan oleh
pihak ketiga dengan jalan memperedarkan alat-alat pembayaran berupa
giral.” 52
Pada hakekatnya yang dimaksud dengan bank adalah semua badan usaha
yang didirikan unuk menyediakan jasa-jasanya jika terdapat permintaan atau
penawaran akan kredit. Bila merujuk pada definisi bank yang diberikan oleh
undang-undang akan didapati adanya pengertian yang sedikit berbeda, tetapi tidak
meniadakan fungsi bank sebagai bentuk usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali.
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang
selanjutnya disebut dengan Undang-undang Perbankan, menyebutkan pengertian
bank adalah sebagai berikut:
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” 53

52

Ibid
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, LN Nomor 31 , TLN Nomor
3472 (“UU Perbankan 1992”) Pasal 1 angka 2.
53

Universitas Sumatera Utara

30


Sedangkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang selanjutnya
disebut dengan Undang-undang Perbankan memberikan defenisi yang sama
dengan yang ada pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992, hanya saja pada
undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 ada menambahnya bentuk dana yang
disalurkan kepada masyarakat itu yakni berupa bentuk kreditdan/atau bentukbentuk lainnya.
Selain definisi bank, dalam Undang-undang Nomor 10

Tahun 1998

menyertakan juga pengertian dari perbankan itu sendiri. Adapun pengertiannya
adalah sebagai segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. 54
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan
bahwa bank adalah salah satu jenis lembaga keuangan. Dimana didalam
menjalankan usahanya yang salah satunya adalah sebagai penghimpun dana. Dan
lewat dana tersebut digunaka kepada berbagai instrumen penyaluran dana, baik itu
kepada masyarakat, maupun sebagai salah satu sarana penyedia modal dalam
pembangunanan ekonomi.

b. Asas-asas Perbankan
1) Asas Demokrasi Ekonomi

54

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan undang-undang No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan LN. Nomor 182, TLN, Nomor 3790 (“Undang-Undang
Perbankan”) Pasal 1 angka 1.

Universitas Sumatera Utara

31

Perbankan Indonesia sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 2
Undang-undang Perbankan didasarkan pada demokrasi ekonomi. Dengan
dasar seperti itu maka mempunyai arti bahwa masyarakat harus memegang
peranan aktif dalam kegiatan perbankan, sedangkan pemerintah dalam hal
ini Bank Indonesia yang telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan ,
bertindak memberikan arahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan dunia
perbankan,


sekaligus

memberikan

iklim

yang

sehat

bagi

perkembangannya. 55
Sebaliknya, demokrasi ekonomi harus menghindarkan ciri-ciri yang
bersifat negatif , seperti:
a) Sistem Free Fight Liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap
manusia dan bangsa lain, yang dalam sejarahnya di Indonesia telah
menimbulkan dan menyebabkan kelemahan struktural posisis Indonesia
didalam ekonomi dunia.

b) Sistem Etatisme, didalam mana negara beserta aparatur ekonomi negara
bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi
unit-unit ekonomi diluar sektor negara.
c) Monopoli yang merugikan masyarakat. 56
2) Asas Kepercayaan
Asas Kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank
dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dengan nasabahnya.Bank
55
56

Muhammad Dhujana ,Op.Cit., hlm.152
Ibid., hlm 153

Universitas Sumatera Utara

32

terutmaa bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan padanya atas dasar
kepercayaan, sehingga setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya dengan tetap
memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat padanya. 57Kemauan

masyarakat untuk menyimpan sebagian uangnya dibank, semata-mata dilandasi
oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperolehnya kembali pada waktu
yang diinginkan atau sesuai dengan yang diperjanjikan dan disertai dengan
imbalan. Sutan Remy Sjahdeni menyatakan bahwa hubungan antara bank dengan
nasabah penyimpan dana adalah hubungan pinjam-meminjam uang antara debitur
(bank) dan kreditur (nasabah). 58
3) Asas Kerahasiaan
Asas kerahasiaan adalah asas yang mengharuskan atau mewajibkan bank
merahasiakan segala sesautu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain
dari

nasabah

bank

yang

menurut

kelaziman


dunia

perbankan

wajib

dirahasiakan. 59Kerahasiaan iniadalah untuk kepentingan bank sendiri karena bank
memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di bank. Dalam
pasal 40 UU Perbankan menyatakan bahwa bank wajib merahasiakan mengenai
nasabah penyimpan dan simpanannya 60
4) Asas Kehati-hatian (Prudential Principle)

57

Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia (Bandung: Gramedia
Pustaka Utama,2003) hlm. 14
58
Ibid., hlm 16
59

Ibid.
60
Ibid .

Universitas Sumatera Utara

33

Asas kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank dalam
menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehatihatian dalam rangka melindungi dan masyarakat yang dipercayakan padanya. 61
Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian diharapkan agar kepercayaan
masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu mrnyimpam dananya di bank. 62
c. Fungsi dan manfaat perbankan
Adapun fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun
dana masyarakat. 63 Secara lebih spesifik fungsi bank adalah sebagai berikut:
1) agent of trust
Dasar utama dari suatu bank adalah kepercayaan atau dengan kata lain
adalah trust. Masyarakat yang menyimpan dana kepada bank berarti
memiliki rasa kepercayaan terhadap bank tersebut. Bank yang dipercaya
oleh masyarakat hendaknya dapat menjaga dan memelihara dana-dana
masyarakat yang dipercayakan kepadanya. Begitu pula antara bank dan para
debitur, dana-dana yang cair menandakan bahwa pihak bank percaya kepada
debitur tersebut.
2) Agent of Development
Berkaitan dengan sektor moneter dan sektor riil. Antara sektor moneter
dan sektor riil yang terdapat dalam masayarakat keduanya tidak dapat

61

Ibid.
Ibid.
63
Undang-undang Perbankan 1992, Op. Cit., Pasal 3
62

Universitas Sumatera Utara

34

dipisahkan, sektor-sektor tersebut saling berinteraksi. Sektor riil tidak akan
berjalan dengan baik apabila sektor moneternya tidak berjalan dengan baik.
Dalam hal ini tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat
dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor rill.
3) Agent of Serices
Selain melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana,
bank juga memberikan penawaran jasa-jasa yang ditawarkan bank, ini erat
kaitannya dengan kegiatan pengiriman uang, pemberian jaminan bank, jasa
penitipan barang berharga, dan lain-lain.
Adapun bank tentunya memberikan manfaat bagi banyak pihak, manfaat
tersebut antara lain:
1) Sebagai model investasi yaitu transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai
salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan
jenis investasi jangka pendek (yield enhacment).
2) Sebagai cara melindungi nilai yaitu transaksi derivatif dapat berfungsi
sebagai salah satu cara untuk ,enghilangkan risiko dengan jalan lindung
nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk management.
3) Informasi harga yaitu transaksi derivaif dapat berfungsi sebagai saran
mencari atau ,memberikan informasi tentang harga barang komoditi
tertentu dikemudian hari (price discovery).

Universitas Sumatera Utara

35

4) Fungsi spekulaif yaitu transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan
spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari
transaksi derivatif itu sendiri.
5) Fungsi manajemen produksi berjalan denghan baik dan efiien yaitu
transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen
produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan
kebutuhan pasar dimasa mendatang.

B. Tujuan Perbankan
Adapun tujuan perbankan adalah menunjang pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional
kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. 64 Sementara itu, tujuan dari
pengaturan dan pengawasan terhadap bank diarahkan untuk mengoptimalkan
fungsi perbankan Indonesia agar tercipta sistem perbankan yang sehat dan
menyeluruh maupun individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat
dengn baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian
nasional. Disisi lain tujuan Bank Indonesia dalam kapasitasnya sebagai bank
sentral mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan
nilai mata uang terhadapmbarang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang
negara lain. 65

64
65

Ibid,Pasal 4
Booklet Perbankan Indonesia 2014 hal. 47.

Universitas Sumatera Utara

36

C. Bentuk-bentuk Hukum Bank
Bentuk-bentuk hukum bank di Indonesia mengacu pada jenis bank itu
sendiri, maksudnya bentuk hukum jenis bank umum bentuknya bisa saja berbeda
dengan bentuk hukum pada bank perkreditan rakyat. Pasal 21 Undang-undang
Perbankan mengatur bahwa:
Bentuk Hukum suatu bank umum dapat berupa:
a. perseroan Terbatas;
b. koperasi; atau
c. perusahaan daerah.
Pada Undang-undang Perbankan Tahun 1992, bank yang berbentuk
persero masih ada, tidak dijumpai lagi bentuk hukum perbankan persero.
Tetapi dalam Undang-undang Perbankan Tahun 1998 bentuk “persero” tidak
disertakan lagi. Meskipun banyak dari Bank Milik Negara sekarang ini masih
menyebutkan namanya sebagai PT. Persero akibat dari perubahan Pasal 21
Undang-undang Perbankan tahun 1992 (dari yang semula bentuk hukumnya
Perusahaan negara yang masing-masing masing berdasarkan undang-undang
khusus dan bilamana diubah lagi akan memerlukan dana dan proses yang
panjang) 66
b. Bentuk hukum suatu bank perkreditan rakyat dapat berupa perusahan
daerah, koperasi, perseroan terbatas, atau “bentuk lain” yang ditetapkan
dengan peraturan pemerintah. Bentuk lain yang dimaksud adalah bentuk
66

Gunarto Suhardi, Op. Cit., hlm. 29.

Universitas Sumatera Utara

37

yang ”bukan badan hukum”, seperti yang tertera dalam Pasal 58
Undang-undang Perbankan, antara lain, bank desa, bank pasar, bank
kredit desa, bank karya produksi desa, dan lumbung desa. 67

D. Jenis Bank
a. Jenis Bank menurut fungsinya
Bank menurut fungsinya ada tiga jenis, yaitu Bank Sentral, Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat.
Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya dimulai ketika keluar sebuah undang-undang baru yaitu
Undang-undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia selanjutnya
disebut

Undang-undang

Bank

Indonesia,

memberikan status dan kedudukan sebagai

Pada

undang-undang

ini

suatu lembaga negara yang

independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur
tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara
tegas diatur undang-undang ini.
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah dalam kegiatanya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 68Kegiatan dari usaha Bank

67
68

Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 260.
Ibid Pasal 1 ayat 3

Universitas Sumatera Utara

38

umum sendiri secara eksplisit dapat dilihat dalam Pasal 6 Undang-undang
Perbankan. 69
Secara

garis

besar

adapun

kegatan

Bank

Umum

meliputi:

menghimpun dana, memberikan kredit,menerbitkan surat pengakuan utang,
membeli dan atau menjual atau menjamin atas resiko sendiri dan untuk
kepentingan nasabah terkait surat-surat berharga yang dikeluarkan. Seperti
wesel, surat pengakuan utang, obligasi, dan Sertifikat Bank Indonesia,
memindahkan uang, menepatkan dana, menerima pembayaran, menyediakan
tempat untuk penyimpanan surat berharga, membeli melalui pelelangan
agunan, melakukan kegiatan piutang, dan juga dapat melakukan kegiatan
usaha secara syariah dan melakukan kegiatan lain yang lazimnya dilakukan
oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan. 70
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melakukan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Adapun usaha bank
perkreditan rakyat secara garis besar yakni

menghimpun dana dari

masyarakat dalam benuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, kemudian yang kedua
adalah memberikan kredit. 71

69

Ibid., Pasal 6
Loc.Cit.
71
Abdulkadir Muhammad, Ibid.,hlm. 261

70

Universitas Sumatera Utara

39

Terakhir adalah menyediakan pembiayaan dan penempetan dana
berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia. Didalam melaksanakan kegiatan usahanya yang berdasarkan
prinsip syariah, BPR tidak diperkenankan melakukan kegiatan secara
konvensional, dan begitu juga sebaliknya. 72
b. Berdasarkan kepemilikan
Berdasarkan kepemilikannya, bank dapat dibedakan menjadi: Bank
Pemerintah, bank swasta nasional, bank asing, dan bank campuran.Bank
milik pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya
dimiliki oleh pemerintah

melalui penyertaan modal, sehingga seluruh

keuntungan Bank dimiliki oleh pemerintah, kecuali apabila bank tersebut
berbentuk sudah sebagian porsi sahamnya dimiliki publik atau perusahaan
terbuka. 73Bank Pemerintah daeerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I dan
tingkat II masing-masing provinsi. 74 Tugas utama Bank Pembangunan
Daerah adalah mengusahakan pembiayaan proyek-proyek pembangunan
semesta dengan jalan menghimpun dan mengerahkan dana-dana pemerintah
dan masyarakat daerah. 75
Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh
atausebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta aktependiriannya

72

Ibid., hlm. 262
Taswan, Manajemen Perbankan,(Bandung:Upp Stim Ykpm, 2010), hlm. 9
74
Ibid., hlm 10.
75
Dewi Nur Sa’dah,Skripsi, Analisis rasio camel terhadap ekspansi kredit bank umum
swasta nasional devisa dan bank umum swasta nasional non devisa ,( Surakarta: Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret, 2009), hlm. 27
73

Universitas Sumatera Utara

40

didirikan oleh swasta dan pembagian keuntungandiambil oleh swasta. Dalam
bank swasta milik nasional termasuk pulabank-bank yang dimiliki oleh badan
usaha yang berbentuk koperasi. 76
Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di -luar
negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.77
Beberapa manfaat masuknya bank asing terutama ke negara berkembang
antara lain dapat berupa meningkatkan kesehatan bank, meningkatkan tingkat
persaingan disektor perbankan, akses yang lebih mudah,transfer keterampilan
yang lebih mudah dan beberapa manfaat lainnya. 78

76

Ibid
Ibid

77

78

Dony Abdul Chalid, Disertasi, Ownership, Multiple Blockholders and Performance:
A study of the Indonesian Banking Industry,(Bologna:: Fakultas Manajemen Bisnis
Universita di Bologna, 2012) hlm. 20. menurut (Claessens, Demirgüç-Kunt, & Huizinga, Micco,
Panizza, & Yañez,Unite &Huizinga) adapun manfaat kehadiran bank asing adalah :
a. Meningkatkan kesehatan bank, karena biasanya
bank induk bank asing memiliki sistem keuangan yang diatur dengan baik.
b. Meningkatkan tingkat persaingan di sektor perbankan yang dapat menyebabkan
efisiensi yang lebih tinggi.
c. Memberikan akses yang lebih besar modal dan likuiditas yang guling kekuatan
neraca bank dan jumlah rata-rata pinjaman
d. Transfer keterampilan dan teknologi ke bank lokal yang meningkatkan manajemen
risiko melindungi sistem keuangan pasar dengan mendorong standar yang lebih
tinggi dalam audit, akuntansi dan risiko kredit, dan pengawasan.
e. Alokasi kredit ke sektor swasta dapat ditingkatkan karena diharapkan bahwa evaluasi
terhadap harga risiko kredit akan lebih mutakhir
f. Diharapkan bank asing akan memberikan sumber kredit yang lebih stabil, karena
mereka dapat merujuk kepada induk perusahaan untuk dana tambahan dan memiliki
akses yang lebih mudah untuk pasar internasional.
g. Dengan demikian pasar keuangan domestik akan kurang rentan terhadap guncangan
dalam negeri
h. Bank asing dapat mengurangi biaya yang berkaitan dengan rekapitalisasi dan
restrukturisasi bank-bank di periode pasca krisis

Universitas Sumatera Utara

41

Bank Campuranmerupakan cabang dari bank yang ada di luarnegeri,
baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatunegara. 79 Sementara
itu, dalam Undang-undang Perbankan Bank campuran adalah :
“Bank Umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih Bank
Umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga
negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia yang dimiliki
sepenuhnya oleh warga negara Indonesia, dengan satu atau lebih
bank yang berkedudukan di luar negeri”
Pada prinsipnya tidak berbeda dengan apa yang dilakukan oleh bank
umum swasta nasional,bank umum pemerintah. Kegiatan utama dari bank
campuran biasanya memberikan pembiayaan usaha pembiayaan perdagangan
internasional (international financing), dan kredit bagi sektor-sektor industri
dan produksi. Contoh dari bank campuran adalah PT.ANZ Bank, PT. Bank
Commonwealth, PT QNB Bank, PT. Bank BNP Paribas, PT. Rabobank
International Indonesia, dan lain-lain 80

E. Pengaturan Pendirian Perbankan di Indonesia
1. Bank umum
a. Perizinan
Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin
usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan

79

Dewi Nur Sa’dah Op.Cit., hlm. 28.
Direktori Perbankan Indonesia, http://www.bi.go.id/id/publikasi/dpi/bankcampuran/Default.aspx , diakses pada tanggal 19 Maret 2016.
80

Universitas Sumatera Utara

42

Gubernur Bank Indonesia. 81 Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat
oleh siapapun pada dasarnya merupakan kegiatan yang perlu diawasi,
mengingat dalam kegiatan itu terkait kepentingan masyarakat yang dananya
disimpan pada pihak yang menghimpun dana tersebut. 82
Pendirian Bank umum diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.: 2/27/PBI/2000, yang telah dirubah menjadi Peraturan Bank Indonesia
No.: 11/ 1 /PBI/2009.
Pendirian Bank di Indonesia hanya dapat dilakukan dengan izin dari
Ketua OJK. Adapun izin yang dimaksud dilakukan dengan dua tahap yakni :
1) persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan
pendirian Bank;
2) izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan
usaha Bank setelah persiapan persetujuan prinsip

selesai

dilakukan. 83
Bank umum hanya dapat didirikan oleh warga negara Indonesia
dan/atau badan hukum Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan
warga negara asing dan/atau badam hukum asing secara kemitraan.

81

Soedjono Dirdjosisworo, Op.Cit., hlm. 20.
Ibid..
83
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan undang-undang No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan LN. Nomor 182, TLN, Nomor 3790 (“Undang-Undang Perbankan”)
Pasal 16
82

Universitas Sumatera Utara

43

Adapun ketentuan mengenai persyaratan pendirian pendirian yang wajib
dipenuhi pihak-pihak ditetapkan oleh Bank Indonesia. 84
Dalam ketentuan Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun
1998 tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1992
Tentang Bank Umum

yang selanjutnya disebutkan dengan Peraturan

Pemerintah tentang Bank Umum disebutkan bahwa:
”Untuk Mendirikan bank umum dan juga bank campuran,modal
disetor ditetapkan sekurang-kurangnya tiga triliun rupiah” 85
Modal disetor sebesar Rp 3.000.000.000.000,00 (tiga triliun rupiah)
pada penjelasan diatas adalah setoran yang dilakukan dalam bentuk
setoran tunai, diluar setoran dalam bentuk lain yang dimungkinkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 86
Dalam penjelasan umum Peraturan pemerintah tentang Perbankan
dikatakan bahwa:
“Dalam penjelasan ulang tentang persyaratan permohonan bank
dimaksud,diharapkan usaha perbankan dapat lebih mendukung

84

Ibid, Pasal 22
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 70 Tahun 1992 Tentang Bank Umum LN.Nomor 163 TLN 3782 (“Peraturan Pemerintah
Bank Umum”)
86
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. : 11/PBI/1/2009tentang Bank Umum, Penjelasan Pasal
5
85

Universitas Sumatera Utara

44

kehidupan perekonomian dalam menghadapi tantangan di masa yang
akan datang” 87
Sementara itu, modal disetor untuk bank umum yang berbentuk
koperasi adalah simpanan pokok, wajib, dan hibah sebagaimana diatur
dalam Undang-undang Perkoperasian. Pengaturan permodalan untuk bank
umum yang berbentuk perusahaan daerah tetap mengacu pada Undangundang Perbankan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8
Tahun 1992 Pasal 6 Permendagri tersebut menentukan bahwa:
1) Modal dasar bank umum ditetapkan sesuai dengan kondisi dan
kemampuan daerah masing-masing yang perubahan dan besarnya
ditetapkan dalam peraturan daerah.
2) Sebagian besar/mayoritas modal bank merupakan penyertaan dari
pemerintah daerah.
3) Penyertaan saham tersebut merupakan kekayaan pemda yang
dipisahkan. Penyertaan modal untuk pihak ketiga pada bank
dimungkinkan dengan memperhatikan ketentuan mayoritas saham
bagi pemda dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 88
Bank umum selalu berbentuk perseroan terbatas, bank umum yang
berbentuk perusahaan daerah hampir tidak ada, yang ada hanya bank milik
daerah. Bank umum yang berbentuk koperasi juga jarang ditemukan,
bahkan hampir tidak ada. Hal ini dikarenakan koperasi masih sulit
mengembangkan diri menjadi badan usaha dengan modal jumlah besar
(kuat) dan dikelola secara profesional. 89
2. Bank Campuran
87

Ibid., Bagian Penjelasan umum
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1992 Tentang Penyesuaian Peraturan
Pendirian Bank Pembangunan Daerah Pasal 6.
89
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia (Bandung; Citra Aditya Bakti,
2010), hlm. 256
88

Universitas Sumatera Utara

45

Pada Pasal 22 Undang-undang Perbankan,dinyatakan bahwa Bank Umum
hanya dapat didirikan oleh WNI dan atau badan hukum Indonesia dengan WNA
dan atau badan hukum asing secara kemitraan. Kemitraan sering diartikan dalam
berbagai langkah konkrit baik itu seperti akuisisi saham perusahaan perbankan,
merger, bahkan berupa joint venture untuk menciptakan sebuah perusahaan
perbankan baru. 90Pengaturan mengenai pendirian perbankan campuran secara
mekanisme diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.2/27/PBI/2000
tanggal 15 Desember 2000 tentang Bank Umum yang selanjutnya disebut dengan
PBI tentang Bank Umum, dipertegas pada klausul pada pasal 5 yang menegaskan
bahwa:
“Bank hanya dapat didirikan oleh:
a. warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia; atau
b. warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan
warga negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.”

Selain ketentuan mengenai subjek yang dapat mendirikan bank tersebut
diatas, tidak ada lagi hal spesifik yang membedakan antara bank umum dan bank
campuran didalam proses pendiriannya. Ketentuan-ketentuan yang ada pada pada
bank umum juga berlaku sama dengan bank campuran seperti yang diatur dalam
PBI tentang Bank Umum, dimana terbukti ketentuan yang samalah dipakai untuk
pengaturan untuk bank umum dan bank campuran.

90

Yunus Husein, Op.Cit., hlm. 6.

Universitas Sumatera Utara

46

Terkait perbankan berbentuk kemitraan terkhususnya mengenai modal
disetor, kemudian diatur dalam dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
No.32/33/Kep/Dir tahun 1999 Tentang Bank Umum yang selanjutnya disebut
sebagai SK Direksi BI. Dalam Pasal 4 SK Direksi BI tersebut ditetapkan bahwa:
“Modal disetor untuk mendirikan bank umum minimum tiga triliun rupiah.
Dalam hal modal disetor untuk bank yang didirikan melalui kemitraan
dengan pihak asing yang berasal dari warga negara asing dan/atau badan
hukumm asing ditetapkan maksimum 99% dari modal disetor bank yang
bersangkutan” 91

3. Kantor Cabang Bank Asing
Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) merupakan kantor dari bank yang
berkedudukan di luar negeri yang didirikan berdasarkan hukum asing dan
berkantor pusat di luar negeri dimana pertanggung jawaban bank tersebut adalah
kepada Bank pusat. Pembukaan KCBA ini setidak-tidaknya wajib memenuhi
beberapa persyaratan awal berupa mendapatkan izin dari Direksi Bank Indoesia.
Selain ijin pembukaan, Bank yang akan membuka kantor cabang wajib: 92
a. Memiliki peringkat dan reputasi baik (peringkat dan reputasi baik adalaha
peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional
terkemuka, seperti Moodys’s, Standard & Poor’s, atau lembaga
pemeringkat interbasional lainnya yang setingkat, dengan predikat
menimal A atau setara
b. Memiliki aset yang termasuk dalam 200 (dua ratus) besar dunia

91

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/33/Kep/Dir tahun 1999 Pasal 4

92

Booklet Perbankan Indonesia 2016 edisi Maret

Universitas Sumatera Utara

47

c. Menempatkan Dana usaha dalam valuta rupiah atau dalam valuta asing
sekurang-kurangnya setara dengan Rp 3.000.000.000.000,00 (tiga triliun
rupiah). 93
4. Perwakilan Bank Asing
Kantor Perwakilan Bank Asing adalah kantor dari bank yang berkedudukan
diluar negeri yang bertindak semata-mata sebagai penghubung antara bank yang
berkedudukan di luar negeri dengan nasabahnya 94
Pembukaan Kantor Perwakilan Bank asing dapat dilakukan apabila bank
yang akan membuka Kantor Perwakilan memiliki total aset yang termasuk dalam
300 besar dunia 95
Kantor Perwakilan Bank Asing hanya diperkenankan untuk melakukan
kegiatan antara lain:
a. Memberikan keterangan kepada pihak ketiga mengenai syarat dan tata cara
dalam melakukan hubungan dengan Kantor Pusat/Kantor Cabangnya di
luar negeri;
b. Membantu Kantor Pusat atau Kantor Cabangnya di luar negeri dalam
mengawasi agunan kredit yang berada di Indonesia; dan
c. Bertindak sebagai pemegang kuasa dalam menghubungi instansi/lembaga
guna keperluan Kantor Pusat atau Kantor Cabangnya di luar negeri;

93

Peraturan Bank Indonesia No.32/37/KEP/DIR 1999 Pasal 2 dan 3
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1999 tentang ketentuan dan tata cara
pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor perwakilan dari bank yang
berkedududukan di luar negeri LN. Nomor 51 TLN. Nomor 3830 Pasal 1 ayat 5
95
Yunus Husein, Op.Cit., hlm. 9-10
94

Universitas Sumatera Utara

48

d. Bertindak sebagai pengawas terhadap proyek-proyek yang sebagian atau
seluruhnya dibiayai oleh Kantor Pusat atau Kantor Cabangnya di luar
negeri;
e. Melakukan kegiatan promosi dalam rangka memperkenalkan bank;
f. Memberikan informasi mengenai perdagangan ekonomi dan keuangan
Indonesia kepada pihak luar negeri atau sebaliknya;
g. Membantu para eksportir Indonesia guna memperoleh akses pasar di luar
negeri melalui jaringan internasional yang dimiliki Kantor Perwakilan atau
sebaliknya. 96
5. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
a. Pendirian BPR
Bank Perkreditan Rakyat hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh
warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya
adalah warga negara Indonesia,pemerintah daerah, atau dapat dimiliki
bersama oleh ketiganya. 97
Berbeda dengan bank umum, bentuk hukum BPR dapat berupa badan
hukum dan bukan badan hukum. Pasal 21 ayat (1) Undang-undang Perbankan
menentukan bahwa bentuk hukum suatu BPR dapat berupa perusahaan
daerah,koperasi, perseroan terbatas, atau “bentuk lain” yang ditetapkan dalam
peraturan pemerintah. Bentuk lain yang dimaksud adalah bentuk yang “bukan
badan hukum”, seperti tertera dalam Pasal 58 Undang-undang Perbankan,

96
97

Ibid
Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 23

Universitas Sumatera Utara

49

antara lain, bank desa, bank pasar, bank kredit desa, bank karya produksi desa,
dan lumbung desa 98.
Selain itu mengenai permodalan yang diatur dalam Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia ditetapkan besaran-besaran setiap daerah untuk
permodalan yang berbeda-beda. Untuk daerah DKI Jakarta dan sekitarnya
minimal harus memiliki modal dua milyar rupiah. Untuk provinsi diluar DKI
Jakarta dan beberapa kabupaten disekitar Jakarta sekurang-kurangnya satu
miliar rupiah. Untuk daerah yang berada di ibukota propinsi diluar DKI
Jakarta sekurang-kurangnya lima ratus juta rupiah. 99
Pengaturan izin usaha BPR sama dengan pengaturan izin usaha bank
umum, Oleh karena itu, kegiatan menghimpun harus mendapat izin baik bank
umum maupun berbentuk BPR. 100
F. Pengaturan Pendirian Lembaga Perbankan Indonesia di Luar Negeri

98

Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 260
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/35/Kep/Dir tentang BPR pasal 4
ditetapkan :
a. Modal disetor untuk mendirikan BPR yang didirikan diwilayah DKI Jakarta Raya
dan Kabupaten/Kota Tangerang, Bogor, dan Bekasi, Karawang, sekurangkurangnya sebesar dua milyar rupiah.
b. Modal disetor untuk mendirikan BPR yang didirikan di wilayah ibukota propinsi
diluar wilayah DKI Jakarta Raya dan Kabupaten/kota Tangerang, Bogor,Bekasi,
dan Karawang, sekurang-kurangnya satu milyar rupiah.
c. Modal disetor untuk mendirikan BPR yang didirikan di wilayah ibukota provinsi di
luarwilayah DKI Jakarta Raya, dan Kabupaten/kota Tangerang, Bogor,Bekasi, dan
Karawang, sekurang-kurangnya sebesar lima ratus juta rupiah
100
Op.Cit.,Undang-undang PerbankanPasal 16 ayat 1
“Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulumemperoleh izin usaha sebagai Bank Umu
atau BPR dari pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana
dari masyarakat dimaksud diatur dengan undang-undang tersendiri”
99

Universitas Sumatera Utara

50

Pendirian perbankan yang dimaksud disini adalah pendirian berupa
pembukaan kantor cabang, kantor perwakilan, dan jenis-jenis kantor lainnya baik
yang memperoleh izin pimpinan Bank Indonesia. Kegiatan yang dapat dilakukan
oleh kantor cabang setidaknya

mencakup penghimpunan dana dan sistem

pembayaran. Sementara itu kegiatan yang dapat dilakukan oleh kantor perwakilan
yaitu hanya mencakup kegiatan pemasaran. 101
1. Perizinan
Izin dalam pembukaan/ pendirian bank haruslah dilaksanakan dalam
waktu satu tahun terhitung sejak izin dari Pimpinan Bank Indonesia
diterbitkan, dan dapat diperpanjang paling lama satu tahun berdasarkan alasan
yang dapat dipertanggung jawabkan. 102
Adapun pemberian izin hanya dapat dilakukan apabila:
a. Telah menjadi Bank devisa paling kurang 24 (dua puluh empat) bulan.
b. Telah

mencantumkan

rencana

pembukaan

kantor

cabang,

kantor

perwakilan, dan jenis-jenis kantor lainnya di luarn negei dalam rencana
bisnis bank.
c. Memenuhi persyaratan tingkat kesehatan, kecukupan modal dan profil
resiko, dan

`101 Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/27/PBI/2011 Pasal 42 ayat (1) dan (2)
102
Ibid., Pasal 42 ayat (4)

Universitas Sumatera Utara

51

d. Mempunyai alamat atau tempat kedudukan kantor operasional yang
jelas. 103
Atas permohonan tersebut diatas apakah ditolak ataupun disetujui atas
pembukaan Kantor Cabang, kantor perwakilan, dan jenis-jenis kantor lainnya,
maka Bank Indonesia melakukan:
a. Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen; dan
b. Analisis yang mencakup antara lain kemampuan bank termasuk tingkat
kesehatan dan hasil studi kelayakan. 104
Pembukaan kantor diluar negeri haruslah mendapat izin dari otoritas negara
setempat, dan pelaksanaan pembukaan kantor tersebut wajib dilaporkan oleh bank
kepada Bank Indonesia melalui mekanisme pelaporan sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan kantor pusat bank umum. 105

103

Ibid., Pasal 42 ayat (5)
Ibid., Pasal 42 ayat (8)
105
Ibid., Pasal 43

104

Universitas Sumatera Utara