Analisis Yuridis Pendirian Lembaga Perbankan di ASEAN Dikaitkan dengan Asas Resiprokal

ABSTRAK
ANALISIS YURIDIS PENDIRIAN LEMBAGA PERBANKAN INDONESIA
DI KAWASAN ASEAN DIKAITKAN DENGAN ASAS RESIPROKAL
Ritcat Hamonangan Sitorus 1)
Mahmul Siregar**)
Detania Sukarja***)
Lembaga perbankan sebagai salah satu subjek hukum perdagangan
internasional mempunyai nilai strategis dalam perekonomian suatu negara.
Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai
kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana
(lack of funds)dalam tataran nasional bahkan multinasional. Proses pelaksanaan
fungsi strategis tersebut pada kawasan ASEAN terganggu dengan berbagai
tantangan maupun hambatan regulasi yang dialami negara home country seperti
Indonesia. Perbandingan jumlah perbankan asing di Indonesia dengan bank
nasional di luar negeri terutama di ASEAN jauh perbandingannnya. Oleh karena
itu, perlu diatur mengenai kesamaan perlakuan terhadap seluruh bank yang
berada di ASEAN. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah
bagaimana kebijakan hukum positif dalam pendirian lembaga perbankan,
bagaimana pelaksanaan asas resiprokal dalam lembaga perbankan di ASEAN, dan
bagaimana pelaksanaan pendirian perbankan Indonesia di ASEAN berdasarkan
QABs dibawah pengaturan ABIF.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
metode penelitian hukum normatif dengan melakukan penelitian kepustakaan
guna memperoleh data-data sekunder yang dibutuhkan, meliputi bahan hukum
primer, sekunder, tersier yang terkait dengan permasalahan. Keseluruhan data
tersebut dikumpulkan menggunakan metode pengumpulan data studi kepustakaan
(literature research) dan juga studi lapangan (field research) yang mengumpulkan
data dari hasil wawancara.
Hasil penelitian menyatakan bahwa pendirian perbankan Indonesia di
ASEAN mengalami kesulitan, karena bank nasional tidak mampu memenuhi
regulasi ketat,dari negara-negara di ASEAN. Sebaliknya, kemudahan regulasi
justru didapat oleh bank asing dalam membuka usahanya di Indonesia. Mengatasi
hal tersebut, telah disepakati pengintegrasian perbankan terkhususnya pelaksanaan
asas resiprokal dan reducing the gap yang terdapat dalam (ABIF) dan diatur lebih
lanjut dalam Qualified ASEAN Bank (QAB), oleh negara-negara yang
menyepakati dan berada di ASEAN. Pelaksanaan pendirian perbankan di aSEAN
berdasarkan ABIF yaitu: meratifikasi ABIF, pelaksanaan kerjasama dan
menyepakati QAB secara bilateral, dan negara-negara tersebut mengajuan bank
yang memenuhi persyaratan yang ada dalam QAB tersebut.
Kata Kunci: Pendirian Perbankan, ASEAN, Asas Resiprokal, ABIF
*


Mahasiswa Fakultas Hukum USU
** Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
vii
Universitas Sumatera Utara