FUNGSI SINAMOT DALAM PERKAWINAN MENURUT ADAT MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SIPEAPEA KECAMATAN SORKAM BARAT KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

(1)

FUNGSI SINAMOT DALAM PERKAWINAN

MENURUT ADAT MASYARAKAT BATAK TOBA

DI DESA SIPEAPEA KECAMATAN SORKAM BARAT

KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Skripsi

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Angelius Pratama Simbolon NIM. 309111003

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

LEMBA,R PERsETUJUAN

pu'nlslvlBtr{c

skripsi yang diajukan oleh Angetius Pratama simbolon, N{M. 309I U003 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegfl raatr

Fakultas IImu Sosial Univen*itas Negeri Medan

Diajukan Untuk Memenuhi Sebaghn Persyanatan

Memperoleh Gslar Sariana Pendidiksn

Mengeuhui

Ketua Jurusan,

Medan,

Juli 2013 Dosen Pembimbing,

-tu

Drs.. Buhe-Simamora" SE. MH

NrP.19501010 1976m r 007

Dr#Ynsna Mcjianti. M.H


(3)

LE,Mts,.dR, PERSBTU"TUA}T I}AN PENGE,SAHAFT

Skripsi ini diajukan oleh Argetrius Pratama Simbolon,

mM'

30911ffiI3 rerah

-'$.#:YJff&ri

$:sr#"T

Pen

gui

i

D rs. Buka Sjra aun qrn' SI{r-n f,

II

Pembimbing

Parl8unsqn G. i$iahsan. SI{- M.Hum

Fenguji Utama

Drc. I,iber Sigsias,.M.Si Penguji Utam*

nra. Boqnah $jresar.

S.II

i

Penguji Bebas

Tinn Fexguji:

Medrn,

Juli 2013

Ketua Jurusar PPKn

Qra. Yusaa Melianti. IVtrII

NrP. 195610$819851 12001

Disetujui dan disahkan pada tanggal t8 Juli 2013 Faritia Ujian

ftt 10719 198703

I

001


(4)

iv

ABSTRAK

Angelius Pratama Simbolon, NIM 309111003. Fungsi Sinamot dalam Perkawinan Menurut Adat Masyarakat Batak Toba di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fungsi sinamot dalam perkawinan menurut adat masyarakat Batak Toba dan untuk mengetahui tindakan yang harus dilakukan jika sinamot tidak mampu di bayar oleh pihak paranak dalam perkawinan di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, penyebaran angket dan wawancara. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik sederhana (persentase). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah dengan jumlah 347 Kepala Keluarga. Maka sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara random sampling (acak sederhana) adalah sebanyak 35 orang. Sinamot merupakan syarat mutak untuk dapat dilangsungkannya, syarat hubungan kekerabatan, terhitung dalam adat, syarat dapat mengunjungi dan meminta bantuan kepada keluarga pihak perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih adanya fungsi sinamot pada Masyarakat Batak Toba di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah. Fungsi sinamot dalam masyarakat adat batak toba adalah untuk menjaga keseimbangan keluarga si perempuan karena anggota keluarganya berkurang, maka untuk mengimbanginya diberikanlah sinamot, dan untuk dapat menjalin kekerabatan antara kedua belah pihak, serta supaya dapat terhitung dalam adat dalihan na tolu. Mengenai jumlah sinamot tidak ada batasnya. Pihak laki-laki memberikan sinamot kepada pihak perempuan atas dasar kesepakatan bersama pada saat marhata sinamot. Oleh karena itu sinamot sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pesta perkawinan masyarakat Batak Toba.


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala pertolongan dan kasih-Nya selalu melimpah yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Skripsi ini diberi judul “Fungsi Sinamot dalam Perkawinan Menurut Masyarakat Adat Batak Toba di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah”

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Drs. Buha Simamora, SH, M.Hum yang terus membimbing Penulis menyelesaikan tugas akhir dengan penuh kesabaran.

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan (UNIMED).

2. Bapak Dr. H. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNIMED. 3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial (FIS) UNIMED.

4. Bapak Drs. Sugiharto, M.Si, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNIMED.

5. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNIMED sekaligus sebagai dosen penguji penulis yang telah


(6)

vi

banyak memberi masukan, petunjuk dan sarannya dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP-Kn).

7. Bapak Parlaungan Gabriel Siahaan, S.H., M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP-Kn) sekaligus juga sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan Penguji Utama yang telah banyak memberi masukan, petunjuk dan sarannya dalam penyusunan skripsi ini. 8. Ibu Dra. Rosnah Siregar, SH, M.Si sebagai Dosen penguji yang juga telah

banyak memberi masukan, petunjuk dan sarannya dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Jhon selaku Staf Jurusan PKn yang telah ikut membantu dalam penyiapan berkas untuk ujian mempertahankan Skripsi.

10.Terkhusus kepada keluaga besar Ayahanda Tartitus Simbolon, S.Pd dan Ibunda (Alm) Kristina Sipayung, kedua orang tua yang banyak memberikan bantuan moril dan materil kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

11.Kepada Kakanda Bistok MT Simbolon, ST, Yelvie Listrawati, Am.Keb, Riris Parsaulian, S.Ag, Isabella Betty Simbolon, S.Pd, Maria Dora E. Simbolon, S.Kep, serta adinda Petra L Simbolon, Agnes S Simbolon, dan Eva L Simbolon yang selalu memberi semangat dan bantuan dalam perkuliahan. 12.Kepada Teman-Temanku si keluarga minus Adi Syahputra Munthe, Radius P


(7)

vii

Sembiring, Gentina Pardosi, yang selalu berbagi suka dan duka, yang menggoreskan kenangan penuh warna selama kuliah di Universitas Negeri Medan.

13.Kepada teman-teman Base Camp Rihold Simanjuntak S.Pd, Omri G Simanjuntak, Amin Johanes Simanjuntak, Dodi Indra Situmeang, Panen Nababan, Ewin Sitanggang yang telah selalu bersama dalam susah maupun duka.

14.Kepada Teman-teman stambuk 2009 yang telah banyak membantu penulis selama kuliah di Universitas Negeri Medan.

15.Kepada semua kerabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas dukungan, doa, dan semangat yang telah diberikan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang ada, penulis menyadari bahwa dalam penyususunan skripsi ini masih belum sempurna, baik dari segi isi maupun tata bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk melengkapi skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat membantu dan memberi manfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2013 Penulis,

Angelius P Simbolon NIM. 309111003


(8)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 3

C.Pembatasan Masalah ... 4

D.Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kerangka Teoritis ... 6

1. Sinamot ... 6

2. Perkawinan Menurut Masyarakat Adat Batak Toba ... 9

3. Adat ... 16

4. Tahap Perkawinan Adat Batak Toba ... 17

5. Struktur dan Sistem Sosial ... 22

B. Kerangka Berfikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 28

A. Lokasi Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 30


(9)

ix

A. Analisis Data Penelitian ... 31

B. Hasil Penelitian ... 32

C. Pembahasan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN


(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Bentuk Perkawinan Responden ... 32

Tabel 2 Pentingnya Sinamot dalam Upacara Perkawinan ... 34

Tabel 3 Dasar Pemberian Sinamot untuk Mencari Keuntungan ... 36

Tabel 4 Marhata Sinamot harus Dilaksanakan oleh Dalihan Na Tolu ... 38

Tabel 5 Bentuk Sinamot adalah Uang ... 39

Tabel 6 Manfaat Adat Bagi Responden ... 40

Tabel 7 Upacara Adat Merupakan Kewajiban bagi Responden ... 41

Tabel 8 Pelaksanaan Adat Perkawinan Dilaksanakan di Tempat Pihak Laki-laki ... 42

Tabel 9 Perubahan Pelaksanaan Adat dalam Perkawinan dalam Masyarakat Adat Batak Toba ... 44

Tabel 10 Memaksakan Kehendak Mengenai Sinamot Kepada Pihak Laki-laki ... 45

Tabel 11 Pembayaran Sinamot dalam Perkawinan ... 47

Tabel 12 Kedudukan dalam Adat ... 48

Tabel 13 Dengan Disahkannya di Gereja, Mereka Sudah Dianggap Sah Kawin. Apakah Sinamot Masih Perlu di Bayar ... 49

Tabel 14 Perkawinan dengan Kawin Lari ... 50

Tabel 15 Kunjungan ke Rumah Mertua ... 52

Tabel 16 Menurut Adat Bolehkah Responden Memberi Bantuan Kepada Anak Responden Perempuan atau Saudara Perempuan yang Sudah Kawin Tapi Belum Membayar Sinamot ... 53


(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Bentuk Perkawinan Responden ... 32

Tabel 2 Pentingnya Sinamot dalam Upacara Perkawinan ... 34

Tabel 3 Dasar Pemberian Sinamot untuk Mencari Keuntungan ... 36

Tabel 4 Marhata Sinamot harus Dilaksanakan oleh Dalihan Na Tolu ... 38

Tabel 5 Bentuk Sinamot adalah Uang ... 39

Tabel 6 Manfaat Adat Bagi Responden ... 40

Tabel 7 Upacara Adat Merupakan Kewajiban bagi Responden ... 41

Tabel 8 Pelaksanaan Adat Perkawinan Dilaksanakan di Tempat Pihak Laki-laki ... 42

Tabel 9 Perubahan Pelaksanaan Adat dalam Perkawinan dalam Masyarakat Adat Batak Toba ... 44

Tabel 10 Memaksakan Kehendak Mengenai Sinamot Kepada Pihak Laki-laki ... 45

Tabel 11 Pembayaran Sinamot dalam Perkawinan ... 47

Tabel 12 Kedudukan dalam Adat ... 48

Tabel 13 Dengan Disahkannya di Gereja, Mereka Sudah Dianggap Sah Kawin. Apakah Sinamot Masih Perlu di Bayar ... 49

Tabel 14 Perkawinan dengan Kawin Lari ... 50

Tabel 15 Kunjungan ke Rumah Mertua ... 52

Tabel 16 Menurut Adat Bolehkah Responden Memberi Bantuan Kepada Anak Responden Perempuan atau Saudara Perempuan yang Sudah Kawin Tapi Belum Membayar Sinamot ... 53


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket 2. Nota Tugas

3. Surat Ijin penelitian Dari Jurusan

4. Surat Keterangan Ijin Mengadakan Penelitian Dari Fakultas

5. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian Dari Kepala Desa Sipeapea 6. Surat Keterangan Bebas Pustaka Dari Perpustakaan UNIMED

7. Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

8. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian 9. Surat Keterangan Dari Laboratorium PP-Kn

10.Surat Keterangan Penyerahan Buku dan Tidak Ada Masalah Dengan Perpustakaan Fakultas

11.Pernyataan Keaslian Tulisan 12.Daftar Riwayat Hidup


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam adat Batak Toba, penyatuan dua orang dari anggota masyarakat melalui perkawinan tidak bisa dilepaskan dari kepentingan kelompok masyarakat bersangkutan. Perkawinan bagi masyarakat Batak Toba adalah sebuah pranata yang tidak hanya mengikat seorang laki-laki dan seorang perempuan tetapi juga mengikat suatu keluarga besar yakni keluarga pihak laki-laki yang disebut paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah pihak tersebut dalam suatu ikatan kekerabatan yang baru, yang juga berarti membentuk satu dalihan na tolu yang baru. Dalihan na tolu muncul karena perkawinan yang menghubungkan dua keluarga besar, dimana akan terbentuk sistem kekerabatan baru.

Kelompok kekerabatan merupakan sekelompok orang yang memiliki hubungan darah atau perkawinan. Masyarakat Batak Toba memiliki kelompok kekerabatan yang kuat yaitu didasari dengan keturunan garis patrilineal (garis keturunan Bapak). Suatu hal yang sering dibahas dalam suatu sistem patrilineal yang sangat ketat seperti halnya dengan sistem kekerabatan masyarakat Batak Toba adalah posisi perempuan. Perempuan merupakan bagian dari kelompok ayahnya sebelum dia nikah. Karena setelah pernikahan, perempuan itu akan meninggalkan lingkungan ayahnya dan dimasukkan dalam satuan kekerabatan suaminya.


(14)

2

Perkawinan masyarakat Batak Toba tidak luput dari sinamot. Sebab sahnya suatu perkawinan dalam kehidupan masyarakat Batak Toba didahului dengan pemberian sinamot. Sinamot merupakan pemberian dari pihak laki-laki kepada kepada pihak perempuan yang berupa uang atau benda berharga lainnya. Pada zaman dahulu, sinamot bisa berupa hewan atau barang, tetapi seiring berkembangnya zaman pada saat sekarang sinamot dapat diuangkan. Kata sinamot sama dengan tuhor.

Sebelum upacara perkawinan dilaksanakan selalu didahului dengan beberapa tahapan acara, salah satunya marhata sinamot yaitu adat yang harus dilaksanakan sebelum perkawinan dilangsungkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar biaya yang ditanggung oleh kedua belah pihak agar perkawinan itu dapat dilaksanakan.

Perkawinan Batak Toba adalah perkawinan eksogami marga, karena per-kawinan satu marga dilarang keras. Perper-kawinan yang ideal bagi masyarakat Batak Toba adalah perkawinan antara seorang laki-laki dengan anak perempuan saudara laki-laki dari ibunya atau boru ni tulangna (pariban). Orangtua pada masyarakat Batak Toba selalu menganjurkan perkawinan ideal tersebut, tetapi bila anjuran ini tidak berhasil pihak orangtua sudah mengalah demi kebahagiaan anak-anaknya.

Marhata sinamot adalah bahagian acara dari acara perkawinan (pesta pamasumasuon) dalam adat Batak Toba, dimana dalam acara ini pihak lelaki (paranak) dan pihak perempuan (parboru) bertemu di tempat yang telah dipersiapkan oleh pihak perempuan (parboru). Tempat diadakan acara ini biasanya di rumah pihak perempuan (parboru.) Topik pembicaraan dalam acara ini adalah lebih dominan ke sinamot atau sering disebut tuhor ni boru.


(15)

3

Sebenarnya marhata sinamot merupakan tahap penentuan dalam pernikahan. Disinilah pihak lelaki (paranak) dan perempuan (parboru) menjalin kesepakatan tentang tata cara pernikahan yang akan dilaksanakan serta wujud hak dan kewajiban masing-masing.

Sinamot menjadi dasar yang harus dipenuhi dan tidak dapat dihilangkan dalam rangkaian perkawinan adat Batak Toba karena merupakan awal tata cara dari suatu perkawinan adat Batak Toba. Sahnya suatu perkawinan dalam kehidupan masyarakat Batak Toba didahului dengan pemberian sinamot.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin meneliti bagaimana sebenarnya fungsi sinamot pada masyarakat Batak Toba, khususnya mereka yang tinggal di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah.

Melihat dari latar belakang diatas maka penulis menetapkan judul “Fungsi

Sinamot Dalam Perkawinan Menurut Adat Masyarakat Batak Toba di Desa

Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah.”

B. Identifikasi Masalah

Adat merupakan peninggalan nenek moyang. Dengan adanya adat ini maka dapat mempererat dan memperbanyak keluarga dalam masyarakat Batak Toba. Jika seseorang sering menghadiri upacara adat maka dia akan sangat dihargai di daerah tersebut.

Dengan adanya masalah yang menunjukkan perkawinan yang batal karena kurangnya sinamot atau tidak sanggupnya pihak lelaki membayar sejumlah sinamot kepada pihak perempuan maka penulis mengidentifikasi masalah yang nyata terjadi


(16)

4

1. Pengertian sinamot dalam perkawinan 2. Fungsi sinamot dalam perkawinan 3. Bentuk sinamot dalam perkawinan 4. Ketidakmampuan membayar sinamot

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi isi dari penelitian ini, dimana Penulis hanya mengkaji pokok permasalahan mengenai

1. Fungsi sinamot dalam perkawinan 2. Ketidakmampuan membayar sinamot

D. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana fungsi sinamot dalam perkawinan menurut masyarakat Batak Toba di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah?

2. Apa yang harus dilakukan jika paranak tidak mampu membayar sinamot menurut adat masyarakat Batak Toba?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah

1. Mengetahui fungsi sinamot dalam perkawinan menurut masyarakat Batak Toba di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah


(17)

5

2. Mengetahui tindakan yang harus dilakukan jika sinamot tidak mampu di bayar oleh pihak paranak

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

1. Sebagai langkah awal bagi penulis untuk lebih mengenal budaya Batak Toba, khususnya tentang fungsi sinamot dalam upacara perkawinan.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat agar lebih menghargai adat istiadat dalam lingkungan masyarakat terkhusus adat perkawinan.

3. Melatih penulis dalam penyusunan karya ilmiah.

4. Sebagai bahan penelitian bagi orang yang ingin meneliti terhadap permasalahan yang sama atau yang berhubungan dengan judul ini.


(18)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil temuan di lapangan dan pembahasan dalam penelitian ini adalah:

1. Sinamot merupakan syarat sah suatu perkawinan. Sinamot masih

mempunyai fungsi pada perkawinan menurut adat masyarakat batak toba khusunya di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat. Hal itu terlihat dari sinamot yang harus dibayar walau sudah meninggal sekalipun, jika mereka belum membayar sebelumnya.

2. Masyarakat di Desa Sipeapea sangat mementingkan sinamot dalam perkawinan menurut adat masyarakat batak toba karena syarat sahnya suatu perkawinan adalah dengan adanya pemberian sinamot.

3. Mengenai jumlah sinamot tidak ada batasnya. Sebenarnya sinamot harus tinggi supaya kedua belah pihak saling puas atau setidaknya pihak perempuan tidak dirugikan. Sebab bagaimanapun suatu yang berharga dan sulit didapat tentu saja akan sangat dihargai.

4. Suatu perkawinan menurut adat harus terlebih dahulu membayar sinamot tetapi belakangan ini sinamot boleh dibayar jika mereka sudah mempunyai penghasilan yang cukup.

5. Pemberian sinamot tidak untuk mencari keuntungan. Hal ini dikarenakan fungsi dari sinamot untuk membeli ulos, ikan, biaya ongkos jika tempat


(19)

59

pesta yang diadakan jauh dari keluarga perempuan, dibagi-bagikan kepada kerabat serta disumbangkan kepada puteri mereka untuk membeli pakaian dan perhiasan si perempuan. Bahkan tidak sedikit pihak perempuan mengalami kerugian sebab sinamot yang diberikan tidak sebanding dengan pengeluaran pada saat acara perkawinan tersebut. Yang mendapat keuntungan bahkan pihak laki-laki karena mendapat tumpak, beras dari pihak ale-ale, dongan tubu, dongan huta serta kerabat.

6. Upacara adat merupakan sebuah kewajiban bagi masyarakat. Karena adat merupakan warisan dari nenek moyang yang harus dilestarikan oleh generasi penerusnya. Apa yang sudah dibuat atau dilaksanakan oleh nenek moyang dulu harus diteruskan oleh generasi selanjutnya (na pinukka ni na parjolo sihuttonon ni na parpudi). Adat merupakan sarana untuk mempererat kekeluargaan, itulah sebabnya orang batak tidak pernah lepas dari adat

7. Dalam masyarakat adat batak toba, kawin lari merupakan jenis perkawinan menyimpang dan merupakan perkawinan tidak sah, tetapi pada hari kedepannya dapat dianggap sah apabila mereka telah membayar sinamot serta dapat melaksanakan adat na gok.

8. Menurut adat bahwa orang yang belum membayar sinamot tidak diperbolehkan mengunjungi mertua atau saudara laki-laki, tetapi karena manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang memiliki hati nurani dan perasaan sehingga mereka tidak akan tega mengusir orang yang datang kerumahnya apalagi anaknya sendiri.


(20)

60

B. Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi yang belum membayar sinamot hendaknya mereka membayar sinamot setelah melakukan kawin lari tidak dipersoalkan masalah waktu dan besarnya sinamot yang penting harus tetap di bayar karena merupakan syarat sah suatu perkawinan.

2. Seharusnya perkawinan haruslah dilaksanakan dengan menggunakan adat na gok. Supaya terjalin ikatan kekeluargaan yang baik serta dapat ikut dalam upacara adat dan berhak atas jambar.

3. Orangtua tidak mungkin menolak kedatangan anaknya untuk berkunjung kerumah dengan alasan bahwa mereka merindukan orang tua mereka. Jangan karena adat kita mengorbankan manusia dan jangan karena manusia kita mengorbankan adat. Kiranya antara adat dan manusia harus sesuai dengan tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman.

4. Para generasi muda handaknya menghayati hukum adatnya karena penting untuk mereka di kemudian hari sehingga tidak menghilangkan nilai-nilai luhur budayanya. Bagaimanapun orang yang hidup tanpa didasari nilai luhurnya tentu tidak akan mengenal jati dirinya.


(21)

61

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Gultom, Raja Marpodang.1992. Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku Batak Toba. Medan: CV. Kirana

Iskandar. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta : GP Press

Koentjaranigrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.Jakarta: Djambatan Siahaan, Binsar Muller. 2010. Parrambuan Adat Batak Dalihan Natolu.Medan:

Percetakan Trabulan

Siahaan, Nalom. 1982. Adat Dalihan Na Tolu dan Pelaksanaannya. Jakarta: Tulus Jaya

Sihombing, T.M. 1989. Jambar Hata. Jakarta: Tulus Jaya.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2012. Konsepku Membangun Bangso Batak. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

___________________. 2011. Pemikiran Orang Batak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

___________________. 2006. Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945: Suatu pendekatan Antropologi Budaya dan Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sitanggang, Jan Pieter. 2010. Raja Napogos. Jakarta: Jala Permata Aksara.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R dan D). Bandung: Alfabeta

Tambunan. E.H. 1982. Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan Kebudayaannya Sebagai Sarana Pembangunan. Bandung: Tarsito.

Tampubolon, Raja Patik. 2002. Pustaha Tumbaga Holing. Jakarta: Dian Utama Vergouwen, Jacob Cornelis. 2004. Masyarakat dan Hukum Adat Batak


(22)

62

Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974. 1986. Surabaya: Pustaka Tintia

http://luciusosc.blogspot.com/2009/12/tahapan-perkawinan-adat-batak-toba.html. Tanggal 8 Maret 2013. Online

http://media.kompasiana.com/buku/2011/06/17/perkawinan-adat-batak-toba/. Tanggal 8 Maret 2013. Online

Revida. Fungsi Uang jujur.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15677/3/pkm-mei-agt2006-%20%287%29.pdf.txt. Tanggal 8 Maret 2013. Online

http://sosbud.kompasiana.com/2012/04/09/dalihan-na-tolu-dalam-upacara-adat-batak-448469.html. Tanggal 8 Maret 2013. Online


(1)

2. Mengetahui tindakan yang harus dilakukan jika sinamot tidak mampu di bayar oleh pihak paranak

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

1. Sebagai langkah awal bagi penulis untuk lebih mengenal budaya Batak Toba, khususnya tentang fungsi sinamot dalam upacara perkawinan.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat agar lebih menghargai adat istiadat dalam lingkungan masyarakat terkhusus adat perkawinan.

3. Melatih penulis dalam penyusunan karya ilmiah.

4. Sebagai bahan penelitian bagi orang yang ingin meneliti terhadap permasalahan yang sama atau yang berhubungan dengan judul ini.


(2)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil temuan di lapangan dan pembahasan dalam penelitian ini adalah:

1. Sinamot merupakan syarat sah suatu perkawinan. Sinamot masih

mempunyai fungsi pada perkawinan menurut adat masyarakat batak toba khusunya di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat. Hal itu terlihat dari sinamot yang harus dibayar walau sudah meninggal sekalipun, jika mereka belum membayar sebelumnya.

2. Masyarakat di Desa Sipeapea sangat mementingkan sinamot dalam perkawinan menurut adat masyarakat batak toba karena syarat sahnya suatu perkawinan adalah dengan adanya pemberian sinamot.

3. Mengenai jumlah sinamot tidak ada batasnya. Sebenarnya sinamot harus tinggi supaya kedua belah pihak saling puas atau setidaknya pihak perempuan tidak dirugikan. Sebab bagaimanapun suatu yang berharga dan sulit didapat tentu saja akan sangat dihargai.

4. Suatu perkawinan menurut adat harus terlebih dahulu membayar sinamot tetapi belakangan ini sinamot boleh dibayar jika mereka sudah mempunyai penghasilan yang cukup.

5. Pemberian sinamot tidak untuk mencari keuntungan. Hal ini dikarenakan fungsi dari sinamot untuk membeli ulos, ikan, biaya ongkos jika tempat


(3)

pesta yang diadakan jauh dari keluarga perempuan, dibagi-bagikan kepada kerabat serta disumbangkan kepada puteri mereka untuk membeli pakaian dan perhiasan si perempuan. Bahkan tidak sedikit pihak perempuan mengalami kerugian sebab sinamot yang diberikan tidak sebanding dengan pengeluaran pada saat acara perkawinan tersebut. Yang mendapat keuntungan bahkan pihak laki-laki karena mendapat tumpak, beras dari pihak ale-ale, dongan tubu, dongan huta serta kerabat.

6. Upacara adat merupakan sebuah kewajiban bagi masyarakat. Karena adat merupakan warisan dari nenek moyang yang harus dilestarikan oleh generasi penerusnya. Apa yang sudah dibuat atau dilaksanakan oleh nenek moyang dulu harus diteruskan oleh generasi selanjutnya (na pinukka ni na parjolo sihuttonon ni na parpudi). Adat merupakan sarana untuk mempererat kekeluargaan, itulah sebabnya orang batak tidak pernah lepas dari adat

7. Dalam masyarakat adat batak toba, kawin lari merupakan jenis perkawinan menyimpang dan merupakan perkawinan tidak sah, tetapi pada hari kedepannya dapat dianggap sah apabila mereka telah membayar sinamot serta dapat melaksanakan adat na gok.

8. Menurut adat bahwa orang yang belum membayar sinamot tidak diperbolehkan mengunjungi mertua atau saudara laki-laki, tetapi karena manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang memiliki hati nurani dan perasaan sehingga mereka tidak akan tega mengusir orang yang datang kerumahnya apalagi anaknya sendiri.


(4)

60

B. Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi yang belum membayar sinamot hendaknya mereka membayar sinamot setelah melakukan kawin lari tidak dipersoalkan masalah waktu dan besarnya sinamot yang penting harus tetap di bayar karena merupakan syarat sah suatu perkawinan.

2. Seharusnya perkawinan haruslah dilaksanakan dengan menggunakan adat na gok. Supaya terjalin ikatan kekeluargaan yang baik serta dapat ikut dalam upacara adat dan berhak atas jambar.

3. Orangtua tidak mungkin menolak kedatangan anaknya untuk berkunjung kerumah dengan alasan bahwa mereka merindukan orang tua mereka. Jangan karena adat kita mengorbankan manusia dan jangan karena manusia kita mengorbankan adat. Kiranya antara adat dan manusia harus sesuai dengan tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman.

4. Para generasi muda handaknya menghayati hukum adatnya karena penting untuk mereka di kemudian hari sehingga tidak menghilangkan nilai-nilai luhur budayanya. Bagaimanapun orang yang hidup tanpa didasari nilai luhurnya tentu tidak akan mengenal jati dirinya.


(5)

61

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Gultom, Raja Marpodang.1992. Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku Batak Toba. Medan: CV. Kirana

Iskandar. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta : GP Press

Koentjaranigrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.Jakarta: Djambatan Siahaan, Binsar Muller. 2010. Parrambuan Adat Batak Dalihan Natolu.Medan:

Percetakan Trabulan

Siahaan, Nalom. 1982. Adat Dalihan Na Tolu dan Pelaksanaannya. Jakarta: Tulus Jaya

Sihombing, T.M. 1989. Jambar Hata. Jakarta: Tulus Jaya.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2012. Konsepku Membangun Bangso Batak. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

___________________. 2011. Pemikiran Orang Batak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

___________________. 2006. Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945: Suatu pendekatan Antropologi Budaya dan Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sitanggang, Jan Pieter. 2010. Raja Napogos. Jakarta: Jala Permata Aksara.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R dan D). Bandung: Alfabeta

Tambunan. E.H. 1982. Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan Kebudayaannya Sebagai Sarana Pembangunan. Bandung: Tarsito.

Tampubolon, Raja Patik. 2002. Pustaha Tumbaga Holing. Jakarta: Dian Utama Vergouwen, Jacob Cornelis. 2004. Masyarakat dan Hukum Adat Batak


(6)

62

Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974. 1986. Surabaya: Pustaka Tintia

http://luciusosc.blogspot.com/2009/12/tahapan-perkawinan-adat-batak-toba.html. Tanggal 8 Maret 2013. Online

http://media.kompasiana.com/buku/2011/06/17/perkawinan-adat-batak-toba/. Tanggal 8 Maret 2013. Online

Revida. Fungsi Uang jujur.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15677/3/pkm-mei-agt2006-%20%287%29.pdf.txt. Tanggal 8 Maret 2013. Online

http://sosbud.kompasiana.com/2012/04/09/dalihan-na-tolu-dalam-upacara-adat-batak-448469.html. Tanggal 8 Maret 2013. Online